File Konten Tugas 12-07-2023 64aead889ae9f
File Konten Tugas 12-07-2023 64aead889ae9f
File Konten Tugas 12-07-2023 64aead889ae9f
Oleh:
DESIYANTI
NIM. 2324010082
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulilah saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-nya sehingga Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul:
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI DAN BUDI
PEKERTI PADA SISWA KELAS VII A UPT SMP NEGERI 3 PARDASUKA”
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Kegiatan Penlitian ini
bertujuan untuk memberikan meningkatkan atau memperbaiki praktik pembelajaran
serta untuk peningkatan mutu hasil belajar peserta didik.
Proses penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini tidak lepas dari
hambatan dan rintangan. Namun berkat bimbingan, bantuan,dan saran-saran dari
berbagai pihak, khususnya Kepala sekolah dan Pembimbing , hambatan dan rintangan
tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Desi Nayanti, S. Pd. kepala sekolah UPT SMPN 3 Pardasuka.
2. Seluruh panitia yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan PPG
3. Segenap dewan guru dan staf di UPT SMPN 3 Pardasuka.
4. Teman-teman peserta PPG Angkatan I Tahun 2023 yang selalu memberikan
semangat dan motivasi serta saling membantu demi kelancaran kegiatan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kelemahan
dan kekurangan serta jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan yang
diinginkan. Sehingga dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan Penilitian Tindakan
Kelas dan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
DESIYANTI
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses membawa yang diinginkan
dalam perilaku manusia. Pendidikan dapat juga didefinisikan
sebagai proses perolehan pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan
melalui pembelajaran atau studi. Jika pendidikan menjadi efektif
hendaknya menghasilkan perubahan- perubahan dalam seluruh
komponen perilaku (pengetahuan dan gagasan, norma dan keterampilan
nilai dan sikap, serta pemahaman dan perwujudan).
Menurut Rulam Ahmad (2016: 25) Perubahan tingkah laku ini
merupakan hasil dari proses pendidikan yang diarahkan pada tujuan yang
hendak dicapai oleh masing-masing individu atau masyarakat. Perubahan-
perubahan ini hendaklah dapat diterima secara sosial, kultural, ekonomis,
dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap,
serta pemahaman.
Menurut Sardiman (2012:21) Pendidikan tindakan berjalan baik jika
tidak diimbangi dengan belajar. Karena belajar merupakan rangkaian
kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan priadi
manusia seutuhnya. Yang berarti yang mengandung unsur cipta, rasa dan
karsa, ranah dan kognitif, efektif dan psikomotorik
Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku
berikutadanya pengalaman. Pembentukan tingkah laku ini meliput i
perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman dan
apresiasi. Oleh sebab itu, belajar adalah proses aktif yaitu proses reaksi
terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah suatu
proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami
1
suatu yang dipelajari. Apabila berbicara mengenai belajar. Maka kita
bercerita mengenai tingkah laku seseorang atau individu melalui berbagai
pengalaman yang ditempuh.
Menurut M. Thobrani (2016:16) Belajar adalah tahapan perubahan
perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi individu dengan lingkungan. Ada beberapa teori yang
berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya bertumpuh pada stuktur
kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip- prinsip, sehingga
membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik.
Wina Sanjaya (2016:95) Komponen yang mempengaruhi yang
dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru.
Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang
berhubugan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar.
Bagaimana bagus idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkap
sarana dan prsarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru
dalam mengimplementasikan, maka semuanya akan kurang bermakna.
Apalagi dalam era Globalisasi sekarang ini harusnya terjadi perubahan
peranan guru. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber
belajar (learning resources), akan tetapi lebih berperan sebagai
pengola pembelajaran (manager of intruction).
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, pastinya dibutuhkan suatu
pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan materi sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan. Pengalaman ini dapat membantu peserta
didik dalam mengkontruksi pengetahuan tentang konsep. Sehingga model
Discovery ini cocok untuk diterapkan pada materi yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari. Salah satunya materi PAI dan Budi Pekerti
di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari.
2
Dari hasil observasi penulis menggambarkan bahwa siswa kelas VII
A UPT SMPN 3 Pardasuka, bahwasannya model pembelajaran discovery
Learning sudah terlaksana hanya saja belum maksimal. Masih banyak
siswa yang mendapatkan nilai yang rendah dilihat dari hasil belajar
siswa. Nilai KKM mata pelajaran PAI kelas VII A UPT SMPN 3
Pardasuka yaitu 75. Untuk mengatasi hasil belajar siswa yang rendah maka
peneliti memaksimalkan penggunaan model pembelajaran Discovery
Learning dalam proses pembelajaran. Jika penggunaan model
pembelajaran tersebut tepat penggunaanya, maka pembelajaran apa
yang ditargetkan dalam pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas penelit i
tertarik mengadakan judul penelitian yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar PAI Dan Budi Pekerti Pada Siswa Kelas VII A UPT SMP
Negeri 3 Pardasuka”.
b. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian adalah bagaimana Penerapan
Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar PAI Dan Budi Pekerti Pada Siswa Kelas VII A UPT
SMPN 3 Pardasuka?
3
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VII A UPT SMPN
3 Pardasuka, setelah diterapkannya model pembelajaran Discovery
Learning dalam proses pembelajaran.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat
berguna sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan
guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan
pemahaman siswa belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti
2. Sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Agama Islam
dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar
Pendidikan Agama Islam dan budi Pekerti.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model
pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
4. Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti
5. Menerapkan model yang tepat sesuai dengan materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
4
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
a. Proses Belajar Mengajar
Proses dalam pengertian di sini merupakan interaksi semua komponen
atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling
berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman,
2000:5). Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini
sesuai dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami
proses akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya,
keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa,
dari tidak mengerti menjadi mengerti. (Usman, 2000:5).
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab
moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam
kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan
anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Proses
belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar merupakan
suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman,
2000:4).
Sedangkan menurut buku Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam,
proses belajar mengajar dapat mengandung dua pengertian, yaitu rentetan
kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi program
5
tindak lanjut (dalam Suryabrata, 1997:18). Dari kedua pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa proses belajar mengajar PAI meliputi kegiatan yang
dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi
dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran PAI.
6
proses mental, yakni observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, dan
penentuan.(Agus N Cahyo :2013:101)
7
3. Kelebihan dan kekurangan Model Discovery Learning
a. Beberapa kelebihan Model Discovery yaitu:
1) Dalam penyampain bahan Discovery, digunakan kegiatan dan
pengalaman langsung. Kegiatan dan pengalaman tersebut akan lebih
menarik perhatian anak didik dan memungkinkan pembentukan
konsep-konsep abstrak yang mempunyai makna.
2) Model Discovery, lebih realistis yang mempunyai makna. Sebab,
para anak didik dapat bekerja langsung dengan contoh-contoh
nyata.
3) Model Discovery, merupakan suatu model pemecahan masalah.
Para anak didik langsung menerapkan prinsip dan langkah awal
dalam pemecahan masalah.
4) Dengan sejumlah transfer secara langsung, maka kegiatan model
Discovery akan lebih mudah oleh anak didik dalam memahami
kondisi tertentu yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran.
5) Model Discovery, banyak memberikan kesempatan bagi para anak
didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar. (M.Takdir
Illahi: 2012:7)
b. Kelemahan Model Discovery Learning
1) Belajar mengajar menggunakan model Discovery membutuhkan
waktu yang lebih lama.
2) Bagi anak didik yang berusia muda, kemampuan berpikir rasional
mereka masih terbatas.
3) Kesukaran dalam menggunakan faktor subjektifitas ini
menimbulkan kesukaran dalam memahami suatu persoalan yang
berkenaan dengan pengajaran Discovery Strategi.
8
4) Faktor kebudayaan dan kebiasaan. Tuntunan
Discovery membutuhkan kebiasaan yang sesuai dengan kondisi
anak didik. 16
4. Fase Model Discovery Learning
antara lain :
1. Pemberian rangsangan (Stimulation);
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3. Pengumpulan data (Data Collection);
4. Pembuktian (Data processing dan Verification), dan
5. Menarik kesimpulan/generalisasi (Generalization).
d. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar Abdurrahman, belajar itu sendiri merupakan suatu
proses dari seorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk.
perubahan tingkah laku yang relatif menetap. (Asep Jihad:2013:14).
Menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. (M.Thobrani:2016:20)
Pengertian hasil belajar sebagaimana diuraikan oleh Nawawi dalam
K. Brahim yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperolah dari hasil tes mengenal sejumlah
materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Untuk mengetahui hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan
yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana
9
dikemukakan oleh Sunal bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan
informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah
memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukan evaluasi atau
penilaian ini dapat dijadiakan feeback atau tindak lanjut atau bahkan cara
mengukur tingkat penguasaan siswa. (Ahmad d Susanto:2014:5)
10
B. Penelitian Terdahulu
Selama saya mengajar di UPT SMPN 3 PARDASUKA ini belum banyak
yang melakukan penelitian tindakan kelas, dan belum ada yang pernah meneliti
dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning, meskipun saya
menanyakan kepada salah satu guru senior yang ada di sekolah tersebut, namun
sebelum saya mendefinisikan tentang metode Discovery Learning, ada baiknya
terlebih dahulu mengetahui tentang metode mengajar.
Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid
menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk
memberitahukan atau membangkitkan. Dengan metode pembelajaran yang tepat
diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa, dengan kata lain terciptalah
interaksi pembelajaran yang baik antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini
guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan
sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan
baik jika siswa lebih aktif dibandingkan dengan gurunya.
Oleh karena itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat
menumbuhkan kegiatan belajar siswa serta keaktifan siswa dan sesuai dengan
materi pembelajaran.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka hipotesis tindakan
penelitian ini adalah: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Dan Budi Pekerti Pada Siswa Kelas
VII UPT SMP Negeri 3 Pardasuka.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang
fokus utamanya adalah meningkatkan hasil belajar dilihat dari keaktifan siswa dan
dengan penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran
PAI dan Budi Pekerti. Sumber data penelitian adalah siswa kelas VII A UPT SMP
Negeri 3 Pardasuka sebanyak 27 siswa, terdiri dari 13 laki-laki dan 14 perempuan.
B. Desain Penelitian
Pengamatan Pengamatan
12
Dari gambar diatas penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi dua siklus.Tiap
siklusnya terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,dan
refleksi.
Dalam siklus I ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa terhadap
pembelajaran PAI dan Budi Pekerti melalui penggunaan model pembelajaran
Discovery Learning. Setelah dilakukan refleksi terhadap proses tindakan siklus I
maka akan mendapat permasalahan yang muncul dalam kelas tersebut Sehingga
untuk memecahkan masalah tersebut perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan
ulang, pengamatan ulang, dan refleksi ulang pada siklus II. Sedangkan siklus II
bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pembelajaran tajwid melalui
penggunaan model pembelajaran Discovery Learning setelah dilakukan perbaikan
pada siklus II.
1. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I
dan II. Setiap siklus meliputi empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi.
2. Tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan ;
Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa kegiatan yang akan dipersiapkan
pada siklus I (pertama), sebagai berikut:
1. Mempersiapkan materi bahan ajar, dengan materi pokok yaitu Sujud sahwi
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pendidikan Agama
Islam dengan menerapkan pembelajaran pendekatan saintifik dan TPACK
dengan model Discovery Learning
3. Menyiapkan lembar kerja peserta didik
13
4. Menyiapkan daftar nama-nama kelompok
5. Menyusun instrumen penelitian:
6. Lembar observasi aktiviatas peserta didik dengan tujuan melihat
keadaan peserta didik pada saat proses pembelajaran dilaksanakan
7. Menyiapkan perangkat soal untuk evaluasi hasil belajar peserta didik
b. Pelaksanan Kegitan
2x40 menit yang dibagi dalam tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir atau penutup.
Pada tahap awal ini peneliti masuk kelas, dengan Guru melakukan pembukaan
belajar dengan memberi salam, melakukan doa bersama, menanyakan kabar
dan mengecek kehadiran peserta didik.
Peserta didik diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap saat
dan manfaatnya bagi tercapainya cita-cita.
Guru memberikan penguatan bernyanyi Garuda pancasila dan
menanamkan tentang pentingnya semangat Nasionalisme.
Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman
peserta didik dengan bertanya jawab.
Peserta didik mendapat informasi dari guru mengenai kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung melalui tayangan slide powerpoint.
14
2). Kegiatan Inti (60 menit)
Fase 1 :
Peserta didik menulis kesimpulan dari hasil diskusi kelompok di buku tugas.
Verification (Pembuktian)
15
Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Peserta didik yang lain memberikan komentar dan masukan atas penampilan
temannya.
Generalization (Menarik simpulan/generalisas)
16
2. Mendiskusikan hasil pengamatan untuk perbaikan pada
pelaksanaan siklus berikutnya, demikian seterusnya penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan sampai pada siklus II.
1. Siklus II
Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada siklus II sama
dengan siklus I. Kegiatan pada siklus II memperbaiki semua kekurangan
pada siklus I dengan melihat refleksi siklus I. Materi pada siklus II Materi
sujud sahwi.
a. Perencanaan ;
Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa kegiatan yang akan dipersiapkan
pada siklus I (pertama), sebagai berikut:
17
pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pelaksanaan tindakan
dilakukan selama dua jam pelajaran yaitu
2x40 menit yang dibagi dalam tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir atau penutup.
Pada tahap awal ini peneliti masuk kelas, dengan Guru melakukan pembukaan
belajar dengan memberi salam, melakukan doa bersama, menanyakan kabar
dan mengecek kehadiran peserta didik.
Peserta didik diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap saat
dan manfaatnya bagi tercapainya cita-cita.
Guru memberikan penguatan bernyanyi Berkibarlah Benderaku dan
menanamkan tentang pentingnya semangat Nasionalisme.
Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman
peserta didik dengan bertanya jawab.
Peserta didik mendapat informasi dari guru mengenai tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang berlangsung melalui tayangan slide powerpoint.
2). Kegiatan Inti (60 menit)
Fase 1 :
18
Peserta didik mengidentifikasi masalah/ hal-hal yang perlu diketahui dari
tayangan video pembelajaran
Peserta menerima LKPD
Data Collection (Pengumpulan data)
Peserta didik menulis kesimpulan dari hasil diskusi kelompok di buku tugas.
Verification (Pembuktian)
19
Kegiatan guru.
c. Pengamatan
1. Pengamatan dilakukan oleh guru dan teman sejawat yaitu mengamati
proses pembelajaran.
2. Pengamatan hasil tes pada akhir siklus ini.
d. Refleksi
Guru dan pengamat teman sejawat mendiskusikan hasi pengamatan
selama kegiatan dan hasil tes yang telah diberikan, setelah berakhir
seluruh siklus. Tindakan guru memberikan tes akhir adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan seluruh tindakan yang telah
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A
UPT SMPN 3 Pardasuka dalam menyelesaikan soal-soal pada sujud sahwi.
3. Observasi atau Pengamatan
Pengamatan pada siklus II bertujuan untuk mengamati perubahan
tindakan dan sikap siswa pada kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan
cara membuat catatan yang dipakai sebagai data. Pengamatan dilakukan pada
27 siswa ketika diskusi berlangsung dengan benar dan yang tidak benar,
yaitu pengamatan melalui observasi langsung saat itu juga dengan tujuan
agar kelemahan atau hambatan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi lagi
pada siklus II.
20
Pengamatan dapat dilakukan dengan cara observasi langsung, Dalam
observasi pengambilan data dilakukan terhadap semua tindakan dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada siklus II. Data diambil dari sejauh
manakah perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran melalui
penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dengan data tes dan
non tes.
21
siswa mampu memahami materi yang diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran Discovery Learning.
Instrumen pada penelitian ini adalah tes dan nontes. Instrument tes
berisi soal 10 soal pilihan ganda sedangkan non tes adalah observasi siswa
pada saat pembelajaran berlangsung dan dokumentasi Dalam instrumen tes
terdapat soal yang harus dikerjakan oleh siswa setelah pembelajaran
selesai. Soal tes terdiri dari soal pilihan ganda sebanyak 10 soal. tiap
soal pilihan ganda mempunyai skor nilai 1,
Lembar Observasi
22
Kelompok 3 12 25%
2
1
Keterangan :
Sangat Baik :4
Baik :3
Cukup :2
Kurang :1
C. Variabel Penelitian
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Discovery Learning adalah : memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat,
terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa
konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi,
pengukuran, predeksi, penentuan dan mengambil kesimpulan. Proses tersebut
disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental
process of assimilatingconcepts and principles in the mind.
2. Peningkatan Hasil Belajar
Pengertian peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti (lapis dari
sesuatu yang bersusun), sedangkat kata peningkatan atau meningkat artinya
selalu meningkat (naik, bertambah dsb) (Poerwodarminto 1976 :1078),
sedangkan belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa
kapabilitas dan setelah belajar orang memiliki pengetahuan, sikap dan
23
nilai (Dimyati, 2006: 10). Dalam penegertian ini secara implisit dalam
pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,
meliputi buku-buku yang relevan peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto
serta data yang relevan dengan penelitian.
24
F. Teknik Analisis
Untuk mengetahui keefektifan suatu model dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa
setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini
dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan
nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa
yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat
dirumuskan:
∑𝑋
𝑥=
∑𝑁
Dengan :
X : Nilai rata-rata
ΣX : Jumlah semua nilai siswa
ΣN : Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara
klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum merdeka,
yang dimana untuk pencapaian ketuntasan belajar (KKTP) ditentukan dari masing
masing satuan pendidikan dan dari masing-masing kebijakan guru mapel yang
telah dirapatkan melalui musyawarah guru mata pelajaran ( MGMP ) sekolah,
khusus untuk mata pelajaran PAI dan budi Pekerti yang ada di UPT SMP Negeri 3
Pardasuka pencapaian nilai minimal siswa yaitu skor 75 % atau nilai 75, dan kelas
25
disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 75% yang telah mencapai
daya serap lebih dari sama dengan 75%.
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑃= 𝑥 100%
∑𝑁
Dengan :
P : Nilai Persentase
ΣN : Jumlah siswa
Tehnik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
1. Tehnik Kuantitatif.
Tehnik kuantitatif dipakai untuk menganalisis data kuantitatif yang diperoleh
dari hasil tes pembelajaran Tajwid pada siklus I dan siklus II. Hasil tes ditulis secara
persentase dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. merekap nilai yang diperoleh siswa.
b. menghitung nilai rata-rata.
c. menghitung persentase.
Persentase ditulis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐾
𝑃= 𝑥 100%
NxS
Keterangan:
P : Nilai Persentase
K : Nilai Kumulatif satu kelas
N : Nilai Maksimal soal tes
S : Jumlah Responden
Hasil perhitungan dari masing-masing siklus kemudian dibandingkan yaitu
antara hasil siklus I dengan hasil siklus II. Hasil ini akan memberikan gambaran
mengenai persentase peningkatan hasil belajar dengan Menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning.
26
3. Tehnik Kualitatif.
Tehnik kualitatif dipakai untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh
dari hasil non tes. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui siswa yang mengalami
kesulitan dalam proses pembelajaran. Hasil ini sebagai dasar untuk menentukan
pembelajaran PAI dan Budi Pekerti dengan Menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning. untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dengan
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Hasil analisis tersebut
dipakai sebagai dasar untuk mengetahui peningkatan pembelajaran PAI dan Budi
Pekerti di kelas VII A UPT SMP Negeri 3 Pardasuka.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Muslih. 2004. Pengembangan Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Surabaya:
Usaha Nasional
29
LK-11b: Penyusunan Instrumen PTK
Lampiran 1
INSTRUMEN PENELITIAN
Lembar Observasi Siswa
Skor
NO Aspek Yang Diamati 1 2 3 4 5
1 Kesiapan siswa menyiapkan alat belajar
2 Siswa mengetahui tujuan pembelajaran
Siswa mendengar dan memperhatikan
dengan sungguh sungguh penjelasan yang
3
diberikan oleh guru
4 Sikap siswa dalam pembelajaran
5 Siswa aktif dalam memberikan pertanyaan
6 Siswa aktif dalam memberikan tanggapan
7 Keaktifan siswa dalam pelajaran
8 Siswa mengerjakan soal latihan dengan baik
9 Kerjasama siswa dalam kelompok
10 Kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas
kelompok
Jumlah Skor
Hasil Rata-rata
Kategori
Lampiran 2
Lembar Observasi Guru
Skor
NO Aspek Yang Diamati
1 2 3 4 5
I Pra Pembelajaran
1 Menyiapkan ruangan sebagai tempat untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar
2 Mengkondisikan kelas dan memeriksa
kesiapan siswa
3 Menyiapkan materi pembelajaran
4 Pengelolaan kelas
II Membuaka Pelajaran
1 Membuka pelajaran dengan salama
2 Mengecek kehadiran siswa dengan
menggunakan daftar hadir
3 Mengadakan pre test
4 Mengadakan kegiatan appersepsi yang
memberi motivasi
5 Menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai
6 Memberi penjelasan dan arahan yang
berkaitan dengan model pembelajaran
III Kegiatan Inti
1 Membagi siswa beberapa kelompok
2 Memberikan penjelasan yang berkaitan
dengan materi pembelajaran
3 Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
individual, klasikal dan kelompok
4 Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model Discovery
5 Menggunakan media pembelajaran sesuai
dengan tujuan dan materi pembelajaran
IV Kegiatan Penutup
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
1 bertanya tentang materi yang dipahami dan
memberikan respon terhadap pertanyaansiswa
2 Menyimpulkan materi pembelajaran
Mengevaluasi tingkat penguasaan materi setelah
3 menyampaikan materi pembelajaran
dengan mengunakan model Discovery
4 Menutup pembelajaran
Mencatat tingkat keberhasilan siswa sebelum
5 dan sesudah menggunakan model Discovery
Jumlah Skor
Hasil Rata-rata
Kategori
Lampiran 3
Oleh :
DESIYANTI, S. Pd. I
2. Target Peserta Perangkat ajar ini digunakan untuk siswa regular (28 sd 32 orang).
didik Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar ditangani dengan teknik
bimbingan individu atau menggunakan tutor sebaya untuk membimbing
peserta didik sehingga dapat mencapai capaian pembelajaran.
Komponen Inti
1. Fase Capaian D
Pembelajaran
2. Domain Capaian FIKIH
peserta didik memahami internalisasi nilai-
Pembelajaran
nilai dalam sujud dan ibadah salat
Kegiatan Pembelajaran
Melalui Motivasi, peserta didik mengajukan pertanyaan tentang hal yang belum jelas
difahami serta permasalahan dasi hasil pengamatan video diatas.
Guru mengarahkan peserta didik untuk mencermati, mencari informasi ( buku ataugawai
smartphone) tentang perintah agama utuk sujud sahwi.
Langkah 2. Mengorganisasi peserta didik
Tiap kelompok dalam tim diberi bagian materi yang berbeda terkait dengan
perintah agama untuk melaksanakan sujud sahwi
Anggota materi yang berbeda yang telah mampelajari bagian/subbab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab
tersebut.
Setelah selesai berdiskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka kuasai
Alternatif Metode:
mind mapping, saintifik, Pembelajaran Produk penyusunan Quote, dan
Penugasan kelompok membuat video praktek tentang sujud sahwi
Penanganan untuk peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
yaitu menerapkan teknik bimbingan individu atau menggunakan tutor
sebaya untuk membimbing peserta didik sehingga dapat mencapai
capaian pembelajaran.
Asesmen
Asesmen non kognitif berupa instrumen sikap terlampir
Materi pengayaan:
Kata sujud sering disebutkan dalam Al-Qur’an. Cari 3 kata sujud pada al-
Qur’an, tulis ayatnya, beri ciri kata sujud yang dimaksud, dan jelaskan arti
serta penjelasannya. Kalian dapat mencarinya pada buku atau sumber lain.
Jawaban ditulis pada buku tugas kemudian disajikan di depan kelas
2. Glosarium
a. Sujud sahwi
b. Praktik Sujud sahwi
c. Hikmah Sujud sahwi
3. Daftar Pustaka
LKPD
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
Dari Buku :
(Tulis Rujukannya……………………………………………………………………………)
2. Asesmen Formatif
Mencari data atau informasi dari berbagai sumber mengenai pengertian, tatacara, hikmah Sahwi
Berdasarkan Pencarian kalian di beberapa leteratur atau refrensi atau dari rujukan lain
Petunjuk penskoran:
Nilai= (skor perolehan/ skor maksimum)x100
Keterangan:
0-10 : Kurang Baik
11-20 : Sedang
21-30 : Baik
31-40 : Sangat Baik
INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI DISKUSIS KELOMPOK
Melaksanakan Menghargai
Menjawab Berpartisipasi
Nama Siswa Tugas Pendapat Jumlah
No Kelompok Pertanyaan Aktif Prosentase Kategori
(kelompok) Teman Total
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
𝑷 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥 (𝟏𝟔) 𝒙 𝟏𝟎𝟎
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK
Petunjuk:
kolom 4 (Jika tata cara sujud sahwi gerakan dan bacaan sangat bagus),
kolom 3 (Jika tata cara sujud sahwi gerakan dan bacaan bagus),
kolom 2 (Jika tata cara sujud sahwi gerakan dan bacaan cukup),
kolom 1 (Jika tata cara sujud sahwi gerakan dan bacaan kurang bagus),
kolom 0 (Jika tata cara sujud sahwi gerakan dan bacaan sangat kurang bagus) sesuaidengan
keadaan sebenarnya.
4. Ahmad sedang mengerjakan salat asar, tiba-tiba ia teringat bahwa bilangan rakaat yang
dikerjakannya lebih, maka sebaiknya Ahmad melaksanakan sujud sahwi....
A. Sebelum salam
B. Setelah salam
C. Sebelum takbir
D. Setelah takbir
5. Jumlah sujud yang dilakukan dalam sujud sahwi sebanyak ... kali.
A. 1 C. 2
B. 3 D. 4
A. 1, 2 dan 3
B. 2, 3 dan 4
C. 1, 4 dan 5
D. 4, 5 dan 6
2. Rosyid melaksanakan salat zuhur. Namun ia lupa tidak melakukan tasyahud awal. Sebelum
salam ia melakukan sujud sahwi.
Ilustrasi tersebut menunjukkan hikmah melakukan sujud sahwi adalah ….
A. agar terhindar dari dosa
B. terkesan shalatnya khusyuk
C. salatnya tampak lama.
D. menyadari manusia tempat salah dan lupa
3. Perhatikan Ilustrasi berikut ! Ketika
salat asar, Toni ragu-ragu tentang jumlah rakaat yang telah dilakukan, oleh karena itu ia
menambah rakaatnya dan sebelum salam melakukan sujud sahwi. Dengan kejadian tersebut,
hikmah dari sujud sahwi adalah.…
A. menghindarkan dosa
B. melengkapi jumlah rakaat
C. memperbanyak sujud
D. menghindarkan keraguan
4. Ketika sedang melakukan salat salat magrib Annisa ragu terhadap jumlah rakaatnya, sehingga
sebelum salam ia melakukan sujud...
A. tilawah.
B. syukur.
C. Sujud rukun
D. sahwi.
5. Rukun sujud sahwi yaitu..kecuali
A. Takbir
B. Sujud dua kali
C. Diakhiri salam
D. Berdiri
No. Kunci Jawaban Skor Penilaian
1. A 1
2. B 1
3 B 1
4. A 1
5. C 1
6. C 1
7.
7. D 1
8. D 1
9. D 1
10. D 1
Jumlah skor 10
8. Refleksi Sikap
Belum
No Karakter yang Diharapkan Mamp
Mampu
u
1 Mengakui kesalahan yang telah diperbuat.
No Pertanyaan Ya Tidak
Jika menjawab centang (✓) “tidak” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali
materi tersebut dalam buku teks pelajaran (btp) dan pelajari ulang kegiatan belajar 1 dan 2 yang
sekiranya perlu anda ulang dengan bimbingan guru atau teman sejawat. Jangan putus asa untuk
mengulang lagi!