0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
91 tayangan15 halaman

Teori Belajar Kognitif Sosial - Kelompok 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 15

TEORI BELAJAR KOGNITIF SOSIAL

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Matakuliah Belajar dan Pembelajaran
Yang diampu oleh Ibu Rosyidamayani T. Maningtyas, S.Psi, M.Pd.

Oleh
Aprillia Risky Maharani - 200251612411
Nabillah Alfiy Abiyyah - 200153603677
Pasha Atifaturrahman Yogaswara - 200251612456

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Teori Belajar Kognitif Sosial” ini tepat pada waktunya

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Selain itu makalah ini juga
untuk menambah wawasan tentang konsep Belajar dan Pembelajaran di Indonesia
bagi para pembaca dan juga bagi penulis

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rosyidamayani T.


Maningtyas, S.Psi, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidan studi yang kami tekuni

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
terlibat dan telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 4 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Teori Kognitif Sosial....................................................................3
2.2 Cara Belajar Dalam Teori Kognitif Sosial.....................................................4
2.3 Motivasi Belajar Dan Teori Perilaku..............................................................6
2.4 Dampak Dari Teori Belajar Kognitif Sosial...................................................7
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Kognitif Sosial Terhadap Proses Belajar
dan Pembelajaran.................................................................................................7
2.5.1 Kelebihan.................................................................................................7
2.5.2 Kekurangan..............................................................................................8
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
3.2 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman yang begitu dinamis membuat lingkungan dimana


kita tinggal juga ikut berubah, banyak hal-hal baru yang diimplementasikan
kedalam kehidupan membuat kita sebagai makhluk sosial dituntut untuk terus
beradaptasi. Dalam proses adaptasi inilah yang secara tidak langsung
mengarahkan diri individu untuk belajar dari apa yang ia lihat dan apa yang ia
alami ketika menjalani kehidupan sehari-hari, proses belajar yang menggunakan
lingkungan sosial sebagai sumbernya sering disebut dengan Social Learning.
Sebagai mana yang telah dikemukakan oleh Albert Bandura melalui gagasannya
mengenai Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) yang menonjolkan
bahwa Sebagian besar pembelajaran manusia berasal dari lingkungan sosial

Proses Social Learning ini memungkinkan kita sebagai individu untuk


terus aktif dalam menemukan, memproses, dan mengembangkan ilmu
pengetahuan serta keterampilan baru yang diperoleh dari proses mengamati
peristiwa yang terjadi disekitar kita (direct experience) maupun peristiwa yang
terjadi pada diri kita (in-direct experience). Dengan begitu daya serap kita
terhadap ilmu pengetahuan dan keterampilan yang baru dapat semakin tinggi
sehingga kita lebih siap untuk menerima segala konsekuensi yang terjadi

Masa pandemi seperti saat ini merupakan suatu tantangan baru untuk kita
dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda, sehingga mau tidak mau kita
harus mengikuti arus yang terjadi. Oleh karena itu kita selaku makhluk sosial
berperan penting untuk menciptakan lingkungan sosial yang baik dan sehat untuk
membentuk diri kita dan orang-orang disekitar kita supaya menjadi lebih baik lagi

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis diatas, penulis mengidentifikasi


masalah yang ada dalam makalah ini :

1. Apa pengertian dari teori kognitif sosial?


2. Bagaimana cara belajar dalam teori kognitif sosial?
3. Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar dan teori perilaku?
4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari teori belajar kognitif sosial?
5. Apa kelebihan dan kekurangan teori kognitif sosial terhadap proses
belajar dan pembelajaran ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,
makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Untuk menjelaskan pengertian teori kognitif sosial


2. Untuk mengetahui cara belajar dalam teori kognitif sosial
3. Untuk menjelaskan motivasi belajar dan teori perilaku
4. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari teori belajar kognitif
sosial
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori kognitif sosial terhadap
proses belajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Kognitif Sosial

Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) merupakan penamaan


baru dari Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) yang dikembangkan oleh
Albert Bandura. Albert Bandura lahir di kanada pada tahun 1925. Ia memperoleh
gelar doktornya dalam bidang psikologi klinis dari University of Lowa di mana
arah pemikirannya dipengaruhi oleh tulisan Miller dan Dollard (1941) yang
berjudul Social Learning And Imitation. Penamaan baru dengan nama Teori
Kognitif Sosial ini dilakukan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Ide pokok dari
pemikiran Bandura juga merupakan pengembangan dari ide Miller dan Dollard
tentang belajar meniru (imitative learning)

Teori kognitif sosial adalah teori yang menonjolkan gagasan bahwa


sebagian besar pembelajaran manusia terjadi dalam sebuah lingkungan sosial.
Dengan mengamati orang lain, manusia memperoleh pengetahuan, aturan-aturan,
keterampilan-keterampilan, strategistrategi, keyakinan-keyakinan, dan sikap-
sikap. Individu-individu juga melihat model model atau contoh-contoh untuk
mempelajari kegunaan dan kesesuaian prilaku-prilaku akibat dari prilaku yang di
modelkan, kemudian mereka bertindak sesuai dengan keyakinan tentang
kemampuan mereka dan hasil yang diharapkan dari tindakan mereka

Salah satu asumsi paling awal yang mendasari teori pembelajaran sosial
Bandura adalah manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari bagaimana
kecakapan bersikap maupun berperilaku. Titik pembelajaran dari semua ini adalah
pengalaman- penglaman tak terduga (vicarious experiences). Meskipun manusia
dapat dan sudah banyak belajar dari pengalaman langsung, namun lebih banyak
yang mereka pelajari dari aktivitas mengamati perilaku orang lain

Bandura yakin bahwa tindakan mengamati memberikan ruang bagi


manusia untuk belajar tanpa berbuat apapun. Manusia belajar dengan mengamati

3
perilaku orang lain. Vicarious learning adalah pembelajaran dengan
mengobservasi orang lain. Fakta ini menantang ide behavioris bahwa faktor-faktor
kognitif tidak dibutuhkan dalam penjelasan tentang pembelajaran. Bila orang
dapat belajar dengan mengamati, maka mereka pasti memfokuskan perhatiannya,
mengkonstruksikan gambaran, mengingat, menganalisis, dan membuat keputusan-
keputusan yang mempengaruhi pelajaran. Bandura percaya penguatan bukan
esensi pembelajaran. Meski penguatan memfasilitasi pembelajaran, namun bukan
syarat utama. Pembelajaran manusia yang utama adalah mengamati model-model,
dan pengamatan inilah yang terus menerus diperkuat

2.2 Cara Belajar Dalam Teori Kognitif Sosial

Terdapat dua cara belajar, yaitu belajar melalui pengamatan (observational


learning) dan belajar melalui perbuatan (enactive learning). Sebagian besar
perilaku manusia dan keterampilan kognitifnya dipelajari melalui pengamatan
terhadap model. Fungsi observational learning adalah sebagai berikut:

1. Modelling dapat mengajari observer keterampilan dan aturan-aturan


berperilaku.
2. Modelling dapat menghambat ataupun memperlancar perilaku yang sudah
dimiliki orang.
3. Perilaku model dapat berfungsi sebagai stimulus dan isyarat bagi orang
untuk melaksanakan perilaku yang sudah dimilikinya.
4. Modeling dapat merangsang timbulnya emosi. Orang dapat berpersepsi
dan berperilaku secara berbeda dalam keadaan emosi tinggi.
5. Symbolik modelling dapat membentuk citra orang tentang realitas sosial
karena menggambarkan hubungan manusia dengan aktivitas yang
dilakukannya.

Tentu saja, mengamati orang lain melakukan sesuatu tidak mesti berakibat
belajar, karena belajar melalui observasi memerlukan beberapa factor atau
prakondisi. Menurut Bandura, ada empat proses yang penting agar belajar melalui
obsevasi dapat terjadi, yakni:

4
1. Proses memperhatikan (Attention Process)
Belajar melalui modelling, pengamat perlu memperhatikan dan
mempersepsi perilaku model secara tepat. Tingkat keberhasilan belajar itu
ditentukan oleh karakteristik model maupun karakteristik pengamat itu
sendiri. Karakteristik model yang merupakan variabel penentu tingkat
perhatian, mencakup frekuensi kehadirannya, kejelasannya, daya tarik
personalnya, dan nilai fungsional perilaku model itu. Karakteristik
pengamat yang penting untuk proses perhatian adalah kapasitas
sensorisnya, tingkat ketertarikannya, kebiasaan persepsinya, dan
reinforcement masa lalunya.
2. Proses Retensi (Retention Process)
Informasi yang diperoleh pengamat harus disimpan dalam ingatan.
Retensi ini dapat dilakukan dengan cara menyimpan informasi secara
imaginal atau mengkodekan peristiwa model ke dalam simbol-simbol
verbal yang mudah dipergunakan. Materi yang bermakna bagi pengamat
dan menambah pengalaman sebelumnya akan lebih mudah diingat. Cara
lain untuk mengingat adalah dengan membayangkan perilaku model atau
dengan mempraktekkannya. Ketrampilan dan struktur kognitif pengamat
dapat memperkuat retensi.
3. Proses Produksi (Behaviour Production Process)
Pada tahap tertentu, gambaran simbolik tentang perilaku model
mungkin perlu diterjemahkan ke dalam tindakan yang efektif. Pengamat
memerlukan gambaran kognitif yang akurat tentang perilaku model untuk
dibandingkan dengan umpan balik sensoris dari perbuatannya.
4. Proses Motivasi
Apakah orang mempraktekkan apa yang sudah dipelajarinya atau
tidak, tergantung pada motivasinya. Pengamat akan cenderung
mengadopsi perilaku model jika perilaku tersebut: (a) secara internal
pengamat memberikan penilaian yang positif; (b) pengamat melihat bahwa
perilaku tersebut bermanfaat bagi model itu sendiri, dan (c) menghasilkan

5
imbalan eksternal. Antisipasi terhadap akibat yang positif dan negatif
menentukan aspek-aspek yang mana dari perilaku model itu yang diamati
atau diabaikan oleh pengamat

Belajar melalui perbuatan (Enactive Learning) Terdapat perbedaan antara


pengetahuan dan keterampilan. Dalam banyak domain, orang perlu melampaui
struktur pengetahuannya untuk mengembangkan tindakan yang terampil.
Pengembangan keterampilan menuntut orang untuk memiliki konsepsi yang tepat
mengenai keterampilan yang ditargetkannya, yang cocok dengan upayanya untuk
melaksanakan keterampilannya tersebut. Pengalaman merupakan kendaraan untuk
menerjemahkan pengetahuan menjadi keterampilan. Orang menerapkan informasi
yang diperolehnya dari pengalaman itu untuk melakukan penyesuaian dengan
kinerjanya, hingga apa yang dikerjakannya itu mendekati kecocokan dengan
konsepsi kognitifnya mengenai kinerja terampil

2.3 Motivasi Belajar Dan Teori Perilaku

Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku


yang memperoleh penguatan (reinforcement) di masa lalu lebih memiliki
kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh
penguatan atau perilaku yang terkena hukuman (punishment). Dalam
kenyataannya, daripada membahas konsep motivasi belajar, penganut teori
perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswa telah belajar untuk
mengerjakan pekerjaan sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang diinginkan

Penguat dalam teori pembelajaran sosial dipahami sebagai hal yang


memiliki kualitas motivasi. Maksudnya, manusia belajar melakukan antisipasi
terhadap penguat yang akan muncul dalam situasi tertentu, dan perilaku antisipasi
awal ini menjadi langkah awal dalam banyak tahapan perkembangan. Orang tidak
memiliki kemampuan untuk melihat masa depan, tetapi mereka bisa
mengantisipasi konsekuensi-konsekuensi apa yang akan muncul dari perilaku
tertentu berdasarkan apa yang mereka pelajari dari pengalaman baik dan buruk

6
yang telah dialami orang lain dan yang terpenting, tanpa langsung menjalani
sendiri pengalaman itu

2.4 Dampak Dari Teori Belajar Kognitif Sosial

Setiap kali respons dibuat, akan diikuti dengan berbagai konsekuensi; ada
yang konsekuensinya menyenangkan, ada yang tidak menyenangkan, ada yang
tidak masuk kekesadaran sehingga dampaknya sangat kecil. Penguatan baik
positif maupun negatif nampaknya tidak otomatis sejalan dengan konsekuensi
respons. Konsekuensi dari suatu respons mempunyai tiga fungsi:

1. Pemberi informasi : memberi informasi mengenai dampak dari tingkah


laku informasi ini dapat disimpan untuk dipakai membimbing tingkah laku
pada masa yang akan datang.
2. Memotivasi tingkah laku yang akan datang: Menyajikan data sehingga
orang dapat membayangkan secara simbolik hasil tingkah laku yang akan
dilakukannya, dan bertingkah laku sesuai dengan peramalan-peramalan
yang dilakukannya
3. Penguat tingkah laku: Keberhasilan akan menjadi penguat sehingga
tingkah laku menjadi diulangi, sebaliknya kegagalan akan membuat
tingkah laku cenderung tidak diulang

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Kognitif Sosial Terhadap Proses


Belajar dan Pembelajaran

2.5.1 Kelebihan

1. Berfokus pada situasi yang mempengaruhi perilaku


Satu karakteristik dari struktural, trait, dan teori organisme adalah
bahwa mereka menempatkan penyebab perilaku utama di dalam diri
seseorang dan oleh karena itu teori ini meramalkan bahwa seseorang
akan bertindak sama pada situasi yang berbeda.
2. Fokusnya pada alat pengamatan, perilaku sosial emosional dan
motivasi. Hal ini menjelaskan bahwa teori kognitif sosial terhadap

7
belajar dan pembelajaran dapat menguraikan bagaimana modeling,
instruksi serta motivasi yang terbentuk. Seolah mengalami sendiri
tentang timbal balik dan penguatan dari pengalaman modeling. Banyak
informasi baru yang datang dari yang lainnya dibanding dari trial and
error yang langsung dialami oleh dunia fisik. Bahkan gaya pengolahan
informasi, seperti pengambilan keputusan yang mengikuti kata hati
dapat ditiru.Teori ini mempengaruhi pemahaman peristiwa sosial anak-
anak dengan cara ketika anak didik menjadi semakin terampil dalam
mengambil keputusan, mewakili peristiwa secara simbolis,
menggunakan strategi memori dan menyusun kembali pengetahuan
yang lalu, hal ini menjadi lebih efisien pada pemahaman perilaku yang
mereka amati.
3. Memberikan pengertian tentang gejala-gejala perkembangan anak.
4. Memberikan pengertian mengenai peranan interaksi antara lingkungan.
2.5.2 Kekurangan

Meskipun teori kognitif lebih lengkap dibandingkan teori belajar


sebelumnya karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku
seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif orang tersebut. teknik
modelling yang diterapkan adalah mengenai peniruan tingkah laku model
belajar dan pembelajaran adakalanya modeling tersebut memerlukan
pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru dan jika manusia
belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan
(modeling), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan
teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negatif.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori kognitif sosial sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori


behavioristik. Ini karena, teknik modeling adalah mengenai peniruan tingkah laku
dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam
mendalami sesuatu yang ditiru. Teori kognitif sosial lebih lengkap dibandingkan
teori belajar lainnya, karena menekankan bahwa lingkungan dan perilaku
seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura
memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus (S-R
bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara
lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.

Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya


conditioning (pembiasan merespon) dan imitation (peniruan). Teori ini mengakui
bahwa adanya kontriusi sosial dalam belajar dan mengajar terhadap cara manusia
berfikir dan bertindak,maupun pentingnya proses kognitif terhadap
motivasi,emosi serta tindakan yang ditiru dan dilakukan. Teori kognitif juga
berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social
dan kognitif. Meskipun teori kognitif sosial lebih lengkap dibandingkan teori
belajar lainnya namun dalam imoplikasinya juga memiliki kelemahan dalam
proses modeling yang diterapakn. Karena peniruan tingkah laku model belajar dan
pembelajaran adakalanya hal negative dari model juga ikut ditiru oleh anak didik.

3.2 Saran

Kognitif sosial merupakan suatu teori yang mengamati proses belajar


seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan. Seseorang dikatakan tela belajar

9
apabila mampu menunjukkan perubahan dalam sikap serta perilakunya kedalam
kehidupan nyata. Oleh karena itu peran lingkungan sangatlah besar bagi
terbentuknya sikap dan perilaku dalam diri kita. Lingkungan yang baik adalah
lingkungan yang mampu memberikan efek positif terhadap individu-individu
yang berada didalam lingkup tersebut sehingga mampu menciptakan seseorang
dengan kepribadian dan tingkah laku yang baik dan dapat dicontoh oleh orang
lain. Penulis berharap agar kita sebagai makhluk sosial dapat memberikan
pengaruh yang baik terhadap lingkungan kita supaya dapat menciptakan suatu
lingkungan yang sehat. Selain itu penulis juga berharap bahwa kita sebagai
individu mampu memilih mana lingkungan yang baik untuk membentuk karakter
kita dan menjadikan kita sebagai pribadi yang kuat dan berintelektual

10
DAFTAR RUJUKAN

Yanuardianto, Elga. 2019. TEORI KOGNITIF SOSIAL ALBERT BANDURA


(Studi Kritis dalam Menjawab Problem Pembelajaran di MI)

Tarsidi, D. 2010. TEORI KOGNITIF SOSIAL ALBERT BANDURA

Lesilolo Herly, Janet. 2018. PENERAPAN TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT


BANDURA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH

Abdullah Muriati, Sri. 2019. Social Cognitive Theory : A Bandura Thought


Review published in 1982-2012

11

Anda mungkin juga menyukai