Teori Belajar Kognitif Sosial - Kelompok 5
Teori Belajar Kognitif Sosial - Kelompok 5
Teori Belajar Kognitif Sosial - Kelompok 5
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Matakuliah Belajar dan Pembelajaran
Yang diampu oleh Ibu Rosyidamayani T. Maningtyas, S.Psi, M.Pd.
Oleh
Aprillia Risky Maharani - 200251612411
Nabillah Alfiy Abiyyah - 200153603677
Pasha Atifaturrahman Yogaswara - 200251612456
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Teori Belajar Kognitif Sosial” ini tepat pada waktunya
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Selain itu makalah ini juga
untuk menambah wawasan tentang konsep Belajar dan Pembelajaran di Indonesia
bagi para pembaca dan juga bagi penulis
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
terlibat dan telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Teori Kognitif Sosial....................................................................3
2.2 Cara Belajar Dalam Teori Kognitif Sosial.....................................................4
2.3 Motivasi Belajar Dan Teori Perilaku..............................................................6
2.4 Dampak Dari Teori Belajar Kognitif Sosial...................................................7
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Kognitif Sosial Terhadap Proses Belajar
dan Pembelajaran.................................................................................................7
2.5.1 Kelebihan.................................................................................................7
2.5.2 Kekurangan..............................................................................................8
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
3.2 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Masa pandemi seperti saat ini merupakan suatu tantangan baru untuk kita
dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda, sehingga mau tidak mau kita
harus mengikuti arus yang terjadi. Oleh karena itu kita selaku makhluk sosial
berperan penting untuk menciptakan lingkungan sosial yang baik dan sehat untuk
membentuk diri kita dan orang-orang disekitar kita supaya menjadi lebih baik lagi
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,
makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu asumsi paling awal yang mendasari teori pembelajaran sosial
Bandura adalah manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari bagaimana
kecakapan bersikap maupun berperilaku. Titik pembelajaran dari semua ini adalah
pengalaman- penglaman tak terduga (vicarious experiences). Meskipun manusia
dapat dan sudah banyak belajar dari pengalaman langsung, namun lebih banyak
yang mereka pelajari dari aktivitas mengamati perilaku orang lain
3
perilaku orang lain. Vicarious learning adalah pembelajaran dengan
mengobservasi orang lain. Fakta ini menantang ide behavioris bahwa faktor-faktor
kognitif tidak dibutuhkan dalam penjelasan tentang pembelajaran. Bila orang
dapat belajar dengan mengamati, maka mereka pasti memfokuskan perhatiannya,
mengkonstruksikan gambaran, mengingat, menganalisis, dan membuat keputusan-
keputusan yang mempengaruhi pelajaran. Bandura percaya penguatan bukan
esensi pembelajaran. Meski penguatan memfasilitasi pembelajaran, namun bukan
syarat utama. Pembelajaran manusia yang utama adalah mengamati model-model,
dan pengamatan inilah yang terus menerus diperkuat
Tentu saja, mengamati orang lain melakukan sesuatu tidak mesti berakibat
belajar, karena belajar melalui observasi memerlukan beberapa factor atau
prakondisi. Menurut Bandura, ada empat proses yang penting agar belajar melalui
obsevasi dapat terjadi, yakni:
4
1. Proses memperhatikan (Attention Process)
Belajar melalui modelling, pengamat perlu memperhatikan dan
mempersepsi perilaku model secara tepat. Tingkat keberhasilan belajar itu
ditentukan oleh karakteristik model maupun karakteristik pengamat itu
sendiri. Karakteristik model yang merupakan variabel penentu tingkat
perhatian, mencakup frekuensi kehadirannya, kejelasannya, daya tarik
personalnya, dan nilai fungsional perilaku model itu. Karakteristik
pengamat yang penting untuk proses perhatian adalah kapasitas
sensorisnya, tingkat ketertarikannya, kebiasaan persepsinya, dan
reinforcement masa lalunya.
2. Proses Retensi (Retention Process)
Informasi yang diperoleh pengamat harus disimpan dalam ingatan.
Retensi ini dapat dilakukan dengan cara menyimpan informasi secara
imaginal atau mengkodekan peristiwa model ke dalam simbol-simbol
verbal yang mudah dipergunakan. Materi yang bermakna bagi pengamat
dan menambah pengalaman sebelumnya akan lebih mudah diingat. Cara
lain untuk mengingat adalah dengan membayangkan perilaku model atau
dengan mempraktekkannya. Ketrampilan dan struktur kognitif pengamat
dapat memperkuat retensi.
3. Proses Produksi (Behaviour Production Process)
Pada tahap tertentu, gambaran simbolik tentang perilaku model
mungkin perlu diterjemahkan ke dalam tindakan yang efektif. Pengamat
memerlukan gambaran kognitif yang akurat tentang perilaku model untuk
dibandingkan dengan umpan balik sensoris dari perbuatannya.
4. Proses Motivasi
Apakah orang mempraktekkan apa yang sudah dipelajarinya atau
tidak, tergantung pada motivasinya. Pengamat akan cenderung
mengadopsi perilaku model jika perilaku tersebut: (a) secara internal
pengamat memberikan penilaian yang positif; (b) pengamat melihat bahwa
perilaku tersebut bermanfaat bagi model itu sendiri, dan (c) menghasilkan
5
imbalan eksternal. Antisipasi terhadap akibat yang positif dan negatif
menentukan aspek-aspek yang mana dari perilaku model itu yang diamati
atau diabaikan oleh pengamat
6
yang telah dialami orang lain dan yang terpenting, tanpa langsung menjalani
sendiri pengalaman itu
Setiap kali respons dibuat, akan diikuti dengan berbagai konsekuensi; ada
yang konsekuensinya menyenangkan, ada yang tidak menyenangkan, ada yang
tidak masuk kekesadaran sehingga dampaknya sangat kecil. Penguatan baik
positif maupun negatif nampaknya tidak otomatis sejalan dengan konsekuensi
respons. Konsekuensi dari suatu respons mempunyai tiga fungsi:
2.5.1 Kelebihan
7
belajar dan pembelajaran dapat menguraikan bagaimana modeling,
instruksi serta motivasi yang terbentuk. Seolah mengalami sendiri
tentang timbal balik dan penguatan dari pengalaman modeling. Banyak
informasi baru yang datang dari yang lainnya dibanding dari trial and
error yang langsung dialami oleh dunia fisik. Bahkan gaya pengolahan
informasi, seperti pengambilan keputusan yang mengikuti kata hati
dapat ditiru.Teori ini mempengaruhi pemahaman peristiwa sosial anak-
anak dengan cara ketika anak didik menjadi semakin terampil dalam
mengambil keputusan, mewakili peristiwa secara simbolis,
menggunakan strategi memori dan menyusun kembali pengetahuan
yang lalu, hal ini menjadi lebih efisien pada pemahaman perilaku yang
mereka amati.
3. Memberikan pengertian tentang gejala-gejala perkembangan anak.
4. Memberikan pengertian mengenai peranan interaksi antara lingkungan.
2.5.2 Kekurangan
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
apabila mampu menunjukkan perubahan dalam sikap serta perilakunya kedalam
kehidupan nyata. Oleh karena itu peran lingkungan sangatlah besar bagi
terbentuknya sikap dan perilaku dalam diri kita. Lingkungan yang baik adalah
lingkungan yang mampu memberikan efek positif terhadap individu-individu
yang berada didalam lingkup tersebut sehingga mampu menciptakan seseorang
dengan kepribadian dan tingkah laku yang baik dan dapat dicontoh oleh orang
lain. Penulis berharap agar kita sebagai makhluk sosial dapat memberikan
pengaruh yang baik terhadap lingkungan kita supaya dapat menciptakan suatu
lingkungan yang sehat. Selain itu penulis juga berharap bahwa kita sebagai
individu mampu memilih mana lingkungan yang baik untuk membentuk karakter
kita dan menjadikan kita sebagai pribadi yang kuat dan berintelektual
10
DAFTAR RUJUKAN
11