0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan11 halaman

MAKALAH K11

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 11

MAKALAH

TEORI PEMBELAJARAN ALBERT BANDURA

Dosen Pengampu : Ely Zetina, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Siti Parlina (2022102025)

Kelas:
SM.4 GMI-1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
DARUL HUDA MUARADUA
TA. 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga kami
dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah yang berjudul “Teori Perkembangan Albert Bandura” Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh
Masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin dalam


pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Muaradua, Juni 2024

Kelompok 1
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan masalah.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Pengertian................................................................................................................2
B. .................................................................................................................................2
C. .................................................................................................................................2

BAB III PENUTUP...........................................................................................................4


A. Kesimpulan...............................................................................................................4
B. Saran.........................................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Albert Bandura lahir di Alberta, Kanada, pada 1925. Dia memperoleh gelar
doktornya dalam bidan psikologi klinis dari University of Lowa di mana arah
pemikirannya di pengaruhi oleh tulisan Miller dan Dollard (1941) yang berjudul social
learning and imitation. Setelah sampai di Stanford University pada 1950-an Bandura
memulai sebuah program penelitian yang mengeksplorasi pengaruh-pengaruh terhadap
prilaku social. Dia yakin bahwa teori-teori pengkondisian yang popular pada saat itu
menawarkan penjelasanpenjelasan yang tidak lengkap mengenai diperolehnya dan
dijalankannya prilaku-prilaku yang pro social dan yang menyimpang. 1 Penelitian
Bandura mencakup banyak masalah yang bersifat sentral untuk teori belajar sosial, dan
lewat penelitian-penelitian itu teorinya dipertajam dan diperluas. Penelitian ini meliputi
studi tentang imitasi dan identifikasi, Perkuatan Sosial, Perkuatan Diri dan Pemonitoran,
serta Perubahan Tingkah Laku melalui pemodelan.

B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian?
2. Apa?
3. Apa?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian
2. Untuk mengetahui
3. Untuk mengetahui

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Kognitif Sosial
Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) merupakan penamaan baru dari
Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) yang dikembangkan oleh Albert
Bandura. Albert Bandura lahir di kanada pada tahun 1925. Ia memperoleh gelar
doktornya dalam bidang psikologi klinis dari University of lowa di mana arah
pemikirannya di pengaruhi oleh tulisan Miller dan Dollard (1941) yang berjudul
Social Learning And Imitation. Penamaan baru dengan nama Teori Kognitif Sosial
ini dilakukan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Ide pokok dari pemikiran Bandura
juga merupakan pengembangan dari ide Miller dan Dollard tentang belajar
meniru (imitative learning).2 Pada beberapa publikasinya, Bandura telah
mengelaborasi proses belajar sosial dengan faktor-faktor kognitif dan behavioral
yang memengaruhi seseorang dalam proses belajar sosial.
Teori kognitif sosial adalah teori yang menonjolkan gagasan bahwa sebagian besar
pembelajaran manusia terjadi dalam sebuah lingkungan sosial. Dengan mengamati orang lain,
manusia memperoleh pengetahuan, aturan-aturan, keterampilan-keterampilan, strategistrategi,
keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap. Individu-individu juga melihat modelmodel atau contoh-
contoh untuk mempelajari kegunaan dan kesesuaian prilaku-prilaku akibat dari prilaku yang di
modelkan, kemudian mereka bertindak sesuai dengan keyakinan tentang kemampuan mereka
dan hasil yang diharapkan dari tindakan mereka.2
Bandura mengembangkan teorinya untuk mebahas cara-cara orang memiliki
kendali atas peristiwa dalam hidup mereka melalui pengaturan diri atas pikiran-pikiran
dan tindakan mereka. Proses dasarnya meliputi menentukan tujuan, menilai kemungkinan
hasil dari tindakan-tindakan, mengevaluasi kemajuan pencapaian tujuan, dan pengaturan
diri atas pikiran, emosi, dan tindakan. Bandura menjelaskan bahwa karakteristik khas
lainnya dari teori kognitif sosial adalah peran utama yang di berikannya pada fungsi-
fungsi pengaturan diri. Orang berprilaku bukan sekedar untuk menyesuaikan diri denagn
kecendrungankecendrungan orang lain. Kebanyakan perilaku mereka dimotivasi dan diatur oleh
standard internal dan reaksi-reaksi terhadap tindakan meraka sendiri yang terkait dengan
penilaian diri

2
B. Teori Bandura Tentang Belajar
Bandura3 menghipotesiskan bahwa baik tingkah laku, lingkungan dan kejadian-kejadian
internal pada pembelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan
yang saling berpengaruh (interlocking), Harapan dan nilai mempengaruhi tingkah laku.
Tingkah laku sering dievaluasi, bebas dari umpan balik lingkungan sehingga mengubah
kesan-kesan personal. Tingkah laku mengaktifkan kontingensi lingkungan. Karakteristik
fisik seperti ukuran, ukuran jenis kelamin dan atribut sosial menumbuhkan reaksi lingkungan
yang berbeda. Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.
Kontingensi yang aktif dapat merubah intensitas atau arah aktivitas.
Tingkah laku dihadirkan oleh model. Model diperhatikan oleh pelajar (ada
penguatan oleh model) Tingkah laku (kemampuan dikode dan disimpan oleh
pembelajar). Pemrosesan kode-kode simbolik. Skema hubungan segitiga antara
lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku, (Bandura, 1976).
Selain itu proses perhatian (atention) sangat penting dalam pembelajaran karena
tingkah laku yang baru (kompetensi) tidak akan diperoleh tanpa adanya perhatian
pembelajar. Proses retensi sangat penting agar pengkodean simbolik tingkah laku
ke dalam visual atau kode verbal dan penyimpanan dalam memori dapat berjalan
dengan baik. Dalam hal ini rehearsal (ulangan) memegang peranan penting.
Proses motivasi yang penting adalah penguatan dari luar, penguatan dari dirinya
sendiri dan Vicarius Reinforcement (penguatan karena imajinasi).
Karena melibatkan atensi, ingatan dan motifasi, teori Bandura dilihat dalam kerangka
Teori Behaviour Kognitif. Teori belajar sosial membantu memahami terjadinya
perilaku agresi dan penyimpangan psikologi dan bagaimana memodifikasi perilaku.
Teori Bandura menjadi dasar dari perilaku pemodelan yang digunakan dalam
berbagai pendidikan secara massal. Lebih lanjut menurut Bandura (1982) penguasaan
skill dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses perhatian,
retensi, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur
yang berasal dari diri pembelajar sendiri yakni “sense of self Efficacy” dan “self – regulatory
system”. Sense of self efficacy adalah keyakinan pembelajar bahwa ia dapat menguasai
pengetahuan dan keterampilan sesuai standar yang berlaku. Self regulatory adalah
menunjuk kepada 1) struktur kognitif yang memberi referensi tingkah laku dan hasil belajar,
2) sub proses kognitif yang merasakan, mengevaluasi, dan pengatur tingkah laku kita
(Bandura, 1978). Dalam pembelajaran selregulatory akan menentukan “goal setting” dan
“self evaluation” pembelajar dan merupakan dorongan untuk meraih prestasi belajar yang
tinggi dan sebaliknya. Menurut Bandura agar pembelajar sukses instruktur/guru/dosen
harus dapat menghadirkan model yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap

3 Bandura, A. a. Self-Efficacy: Toward a unifying theory of behavior change. (Psychological Review, 84, 1977) hlm.
191-215
pembelajar, mengembangkan “self of mastery”, self efficacy4, dan reinforcement bagi
pembelajar.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori belajar sosial adalah ciri-ciri kuat yang
mendasarinya yaitu:

1. Mementingkan pengaruh lingkungan.


2. Mementingkan bagian-bagian.
3. Mementingkan peranan reaksi.
4. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon.
5. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya.
6. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan.
7. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

C.Motivasi Belajar dan Teori Perilaku (Bandura)


Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh
penguatan (reinforcement) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan
dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau perilaku yang terkena hukuman
(punishment). Dalam kenyataannya, daripada membahas konsep motivasi belajar, penganut teori
perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswa telah belajar untuk mengerjakan
pekerjaan sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang diinginkan8.
Mengapa sejumlah siswa tetap bertahan dalam menghadapi kegagalan sedang yang lain
menyerah? Mengapa ada sejumlah siswa yang bekerja untuk menyenangkan guru, yang lain
berupaya mendapatkan nilai yang baik, dan sementara itu ada yang tidak berminat terhadap
bahan pelajaran yang seharusnya mereka pelajari? Mengapa ada sejumlah siswa mencapai hasil
belajar jauh lebih baik dari yang diperkirakan berdasarkan kemampuan mereka dan sementara
itu ada sejumlah siswa mencapai hasil belajar jauh lebih jelek jika dilihat potensi kemampuan
mereka? Mengkaji penguatan yang telah diterima dan kapan penguatan itu diperoleh dapat
memberikan jawaban atas pertanyaan di atas, namun pada umumnya akan lebih mudah
meninjaunya dari sudut motivasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan9.

D. Faktor-faktor Penting dalam Belajar Melalui Observasi


Tentu saja, mengamati orang lain melakukan sesuatu tidak mesti berakibat belajar, karena belajar
melalui observasi memerlukan beberapa factor atau prakondisi. Menurut Bandura, ada empat proses
yang penting agar belajar melalui obsevasi dapat terjadi, yakni:

4 Dengan diterbitkannya self efficacy: the exercise of control (1977), Bandura mengembangkan teorinya untuk
membahas cara-cara orang memilikikendali atas peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka melalui pengaturan diri atas

Vol. 01. No. 02. Oktober 2019


1. Perhatian (attention process): Sebelum meniru orang lain, perhatian harus dicurahkan ke orang
itu. Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan modelnya, sifat model yang
atraktif, dan arti penting tingkah laku yang diamati bagi si pengamat.
2. Representasi (representation process): Tingkah laku yang akan ditiru, harus disimbolisasikan
dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk gambaran/imajinasi.
Representasi verbal memungkinkan orang mengevaluasi secara verbal tingkah laku yang
diamati, dan menentukan mana yang dibuang dan mana yang akan dicoba dilakukan.
Representasi imajinasi memungkinkan dapat dilakukannya latihan simbolik dalam pikiran, tanpa
benar – benar melakukannya secara fisik.
3. Peniruan tingkah laku model (behavior production process): sesudah mengamati dengan penuh
perhatian, dan memasukkannya ke dalam ingatan, orang lalu bertingkah laku. Mengubah dari
gambaran pikiran menjadi tingkah laku menimbulkan kebutuhan evaluasi; “Bagaimana
melakukannya?” “Apa yang harus dikerjakan?” “Apakah sudah benar?” Berkaitan dengan
kebenaran, hasil belajar melalui observasi tidak dinilai berdasarkan kemiripan respons dengan
tingkah laku yang ditiru, tetapi lebih pada tujuan belajar dan efikasi dari pembelajaran.
4. Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement process): Belajar melalui pengamatan
menjadi efektif kalau pembelajaran memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat melakukan
tingkah laku modelnya. Observasi mungkin memudahkan orang untuk menguasai tingkah laku
tertentu, tetapi kalau motivasi untuk itu tidak ada, tidak bakal terjadi proses daripada tingkah
laku yang dihukum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori kognitif sosial adalah teori yang menonjolkan gagasan bahwa sebagian
besar pembelajaran manusia terjadi dalam sebuah lingkungan sosial. Dengan
mengamati orang lain, manusia memperoleh pengetahuan, aturan-aturan,
keterampilan-keterampilan, strategistrategi, keyakinan-keyakinan, dan sikap-
sikap. Individu-individu juga melihat modelmodel atau contoh-contoh untuk
mempelajari kegunaan dan kesesuaian prilaku-prilaku akibat dari prilaku yang di
modelkan, kemudian mereka bertindak sesuai dengan keyakinan tentang
kemampuan mereka dan hasil yang diharapkan dari tindakan mereka
Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang psikolog pendidikan
dari Stanford University, USA. Teori belajar ini dikembangkan untuk
menjelaskan bagaimana orang belajar dalam seting yang alami atau lingkungan
sebenarnya. Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa baik tingkah laku,
lingkungan, dan kejadiankejadian internal pada pembelajar yang mempengaruhi
persepsi dan aksi, adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh
(interlocking). Harapan dan nilai mempengaruhi tingkah laku. Tingkah laku
sering dievaluasi, bebas dari umpan balik lingkungan sehingga mengubah kesan-
kesan personal. Tingkah laku mengaktifkan kontingensi lingkungan.
Karakteristik fisik seperti ukuran, ukuran jenis kelamin dan atribut sosial
menumbuhkan reaksi lingkungan yang berbeda.
Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.
Kontingensi yang aktif dapat merubah intensitas atau arah aktivitas. Tingkah
laku dihadirkan oleh model. Model diperhatikan oleh pelajar (ada penguatan oleh
model). Tingkah laku (kemampuan dikode dan disimpan oleh pembelajar).
Pemrosesan kode-kode simbolik Skema hubungan segitiga antara lingkungan,
faktor-faktor personal dan tingkah laku.
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, 2018, Psikologi Kepribadian (Edisi Revisi), Malang: UMM Press

Bandura, A & Walters, R.H. (1963). Social learning and personality development. New York:
Rinehart & Wntson,

Bandura, A. 1986, Social foundation of thougt and action: A Social Cognitive Theory.
Englewood Cliffes, NJ: Prentice Hall

Bandura, A. 1962. Social learning through imitation. Dalam M.R. Jones (Ed), Nebraska
symposium on motivation.Vol 10. Lincoln: University of Nebraska Press.

Bandura, A. 1977. a. Self-Efficacy: Toward a unifying theory of behavior change. Psychological


Review, 84

Eunike R. Rustiana. 2011. Efek Psikologis dari Pendidikan Jasmani ditinjau dari Teori
Neurosains dan Teori Kognitif Sosial. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume
1. Edisi 2. Desember.

Lee, A.M., Landin, D.K., & Carrter, J.A. 1992. Students’ Thoughts During Tennis Instruction.
Journal in Teaching Physical Education11.

Rachmah, L.A. 2009. Pendidikan Jasmani dan Prestasi Akademik: Tinjauan Neurosains. Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia.6 (1).

Rahayu, Iin Tri dkk (Fakultas Psikologi UIN Malang). Hubungan Pola Pikir Positif Dengan
Kecemasan Berbicara di Depan Umum. Jurnal Psikologi UNDIP, V0l.1, No.2, Desember
2004.

Schunk, Dale H, 2012, Teori Teori Pembelajaran Perspektif Pendidikan (terjemahan dari
Learning Theoris An Educational Perspektif ), Yoyakarta: Pustaka Pelajar, Edisi Keenam

Setianti, Fetiara dan Alfi Purnamasari, Efefektifitas Mendengarkan Pembacaan Cerita Untuk
Meningkatkan Minat Baca Anak Sekolah Dasar. Jurnal Humanistik Fakultas Psikologi
Ahmad Dahlan, Vol 5, No.1 Januari 2008.

Anda mungkin juga menyukai