Makalah Intelegensi Dan Kepribadian

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

INTELEGENSI DAN KEPRIBADIAN


Mata Kuliah : Psikologi
Dosen Pengampu: DR. Hj. CAROLINA NITIMIHARDJO, MS.

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Muhammad Irsyad Ramadhan (212020035)
Sharla Ayu Revani (212020058)
Naufal Ridhwan Pramaditya (212020067)
Muhamad Fallah (212020069)

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat tersusun sampai dengan selesai makalah yang berjudul “ Intelegensi dan
Kepribadian ” ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Psikologi yang diampu oleh ibu DR. Hj. Carolina .N, MS. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Intelegensi dan Kepribadian bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Carolina, selaku dosen pengampu mata
kuliah Psikologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam proses
penulisan makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat, materi dan
juga tata bahasanya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bandung, 14 Novemver 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….... i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Abstrak ……………….……………………………………………. 1


1.2 Latar Belakang …………………………………………………….. 1
1.3 Rumusan Masalah …………………………………………………. 2

BAB II LANDASAN TEORI

A. Intelegensi
2.1 Pengertian Intelegensi …………………………………………….. 3
2.2 Pengertian Intelegensi Menurut Para Ahli …………………...….... 4

B. Kepribadian
2.3 Pengertian Kepribadian …………………………………………… 6
2.4 Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli …………………......... 6

BAB III PEMBAHASAN

A. Intelegensi
3.1 Macam – Macam Intelegensi ………………………….…….…….. 7
3.2 Ciri – Ciri Perbuatan Intelegensi …………………...…................... 9
3.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi ………………… 10
B. Kepribadian
3.4 Tipe – Tipe Kepribadian …………………………………………… 11
3.5 Ciri – Ciri Perbuatan Kepribadian …………………………………. 12
3.6 Fungsi Teori Kepribadian ………………………………………….. 15

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 16

4.2 Saran ……………………………………………………………….. 16

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Abstrak
Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat
kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik
ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya
pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. 
Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh
proses sosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk
melakukan tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan
berkehendak maupun perbuatan.
Kepribadian merupakan sesuatu yang menggambarkan ciri khas keunikan seseorang
yang membedakan orang tersebut dengan orang lain. Dengan mengetahui kepribadian
seseorang maka akan dapat meramalkan perilaku yang akan ditampilkan orang tersebut
dalam menghadapi suatu situasi tertentu.

Kata kunci : Intelegensi, Kepribadian

1.2 Latar Belakang


Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti
sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Salah satu
jalan yang ditempuh adalah dengan menyelenggarakan pendidikan formal. Dengan
belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif agar pada tahap akhir
tujuan pendidikan dapat tercapai seperti halnya keterampilan, kecakapan, dan
pengetahuan baru Kemampuan seseorang untuk menyesuikan diri dengan
lingkungannya. Kepribadian bukan sebagai kodrat namun dapat dibentuk oleh proses
sosialisasi, kepribadian adalah segala macam tingkah laku yang variatif yang dilakukan
oleh individu yang diatur oleh tata tertib dan keharmonisan. Kepribadian merupakan
usaha dari individu-individu untuk menyesuaikan diri yang beanekaragam namun
memiliki keunikan sendiri dari masing-masing individu. Sehingga kepribadian dapat
menunjukan hal-hal khusus dari individu dan bisa membedakannya dari orang lain.
Setiap individu memiliki sifat yang unik. Satu orang dengan orang yang lain
memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian menunjuk pada pengaturan sikap-
sikap seseorang untuk bertindak, berpikir, merasakan, cara berhubungan dengan orang
lain, dan cara seseorang menghadapi masalah. Kepribadian sendiri terbentuk melalui
proses sosialisasi yang panjang sejak kita dilahirkan. Kepribadian mencakup kebiasaan,
sikap, dan sifat seseorang yang bisa berubah dan berkembang seiring proses sosialisasi
yang dilakukan individu tersebut.

1.3 Rumusan Masalah


a. Apa itu pengertian intelegensi ?

b. Macam-macam intelegensi seperti apa ?

c. Bagaimana ciri – ciri perbuatan intelegensi ?

d. Faktor – faktor yang mempengaruhi intelegensi ?

e. Apa itu kepribadian ?

f. Adakah tipe – tipe kepribadian ?

g. Gunanya Fungsi Teori Kepribadian ?


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Intelegensi

2.1 Pengertian Intelegensi

Intelegensi atau kecerdasan berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga
berasal dari bahasa Latin yaitu “Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere”. Teori
tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada
tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu
kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan
sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan
penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”. Intelegensi berasal dari kata Latin,yang
berarti memahami. Jadi pengertian intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang
merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.

Intelegensi bisa juga disebut dengan kecerdasaan secara umum dapat juga diartikan
sebagai suatu tingkat kemampuan dan kecepatan otak mengolah suatu bentuk tugas atau
keterampilan tertentu. Kemampuan dan kecepatan kerja otak ini disebut juga dengan
efektifitas kerja otak.

Menurut KBBI, pengertian Intelegensi adalah daya reaksi atau penyesuaian yang


cepat dan tepat, baik secara fisik maupun mental, terhadap pengalaman baru, membuat
pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan
pada fakta atau kondisi baru atau bisa juga dikatakan dengan  kecerdasan
2.2 Pengertian Intelegensi Menurut Para Ahli

a. Menurut K. Buhler

Intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman dan pengertian.

b. Menurut David Wechsler

Mengatakan bahwa intelegensi adalah kapasitas untuk mengerti lingkungan dan


kemampuan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Kemudian pada
kesempatan lain, David mengatakan bahwa kemampuan untuk bertindak secara
terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

c. Menurut P. Guilford

Menjelaskan bahwa tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir
yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau
kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Sedangkan kreativitas
adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk
memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Lebih
jauh, Guilford menyatakan bahwa inteligensi merupakan perpaduan dari banyak
faktor khusus.

d. Howard Gardner

Mengemukakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah,


atau menciptakan suatu produk dalam berbagai macam setting dan dalam situasi
nyata.
e. William Stern

Berpendapat bahwa inteligensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan,
pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada inteligensi seseorang
(Anne Anastasi, 1997). Mengemukakan inteligensi ialah kesanggupan untuk
menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir
yang sesuai dengan tujuannya.

f. Alfred Binet (dalam Kaplan, 2009)

Seorang tokoh utama perintis pengukuran inteligensi bersama Theodore Simon


mendefinisikan inteligensi sebagai sisi tunggal dari karakteristik seseorang yang
terdiri atas tiga komponen, yaitu:

 Kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan.


 Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah
dilaksanakan.
 Kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocriticism.

Berdasarkan pendapat para pakar di atas dapat di jelaskan bahwa inteligensi adalah
suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.
Inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari
berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional.
B. Kepribadian

2.3 Pengertian Kepribadian

Menurut Psikologi Modern kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem
psikofisisi individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya
secara unik. Kepribadian adalah metode berfikir manusia terhadap realita. Kepribadian
juga merupakan kecenderungan-kecenderungan terhadap realita. Dan dengan arti yang
lain, kepribadian manusia adalah pola pikir. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kepribadian
adalah suatu perpaduan yang utuh antara sikap, sifat, pola pikir, emosi, serta juga nilai-
nilai yang mempengaruhi individu tersebut agar berbuat sesuatu yang benar sesuai
dengan lingkungannya.

2.4 Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli

a. Roucek dan Warren

mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis, psikologis,


serta juga sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor biologis
tersebut meliputi keadaan fisik, watak, seksual, sistem saraf, proses pendewasaan
individu yang bersangkutan dan juga kelainan-kelainan biologis lainnya. Adapun
faktor psikologis tersebut meliputi unsur tempramen, perasaan, kemampuan belajar,
keinginan, keterampilan dan lain sebagainya. Faktor sosiologis yang mempengaruhi
kepribadian seseorang individu tersebut dapat berupa proses dari sosialisasi yang
diperoleh sejak kecil.

b. Koentjaraningrat

mengungkapkan bahwa kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang
menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu itu. Istilah
kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang
memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Intelegensi

3.1 Macam – Macam Intelegensi

Intelegensi menjadi bahasa umum yang digunakan oleh masyarakat, akan tetapi
sebagian lain lebih mengenal istilah kecerdasan, Intelegensi atau kecerdasan menurut
Howard Gardner terpecah menjadi 8 macam. Pembagian tersebut dikenal dengan istilah
“Multiple Intelligences” atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Kecerdasan
Majemuk.

Kecerdasan majemuk merupakan teori kecerdasan yang menegaskan bahwa tidak


ada anak yang bodoh atau nakal di dunia ini. Teori ini memandang kecerdasan tidak
hanya pada kecerdasan intelektual saja. Akan tetapi, ada kecerdasan-kecerdasan lain
yang berpotensi dimiliki oleh setiap individu. Adapun yang tergolong ke dalam
kecerdasan majemuk yaitu, kecerdasan bahasa, logika matematika, musikal, kinestetik,
spasial, naturalis, interpersonal, dan intrapersonal. Berikut penjelasan mengenai masing-
masing kecerdasan.

 Kecerdasan linguistik, merupakan bentuk kecerdasan yang berkaitan dengan


kepekaan pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa. Ruang lingkup
kecerdasan ini meliputi kemampuan dalam membaca, menyimak, menulis,
berdiskusi, berargumentasi, dan berdebat.

 Kecerdasan logika matematika, kecerdasan ini berkaitan dengan anga dan logika.
Seperti seseorang yang mempunyai kepekaan dalam memahami berbagai pola
logis dan numeris, serta kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang.
Kemampuan yang umumnya dimiliki seseorang dengan kecerdasan ini, seputar
berhitung, menalar, berpikir logis, dan memecahkan masalah.
 Kecerdasan visual-spasial, kecerdasan ini berkaitan dengan ruang dan bentuk
gambar. Maknanya kecerdasan ini mengarah kepada kemampuan
memvisualisasikan gambar atau benda tertentu ke dalam pikiran seseorang.
Seseorang dengan kecerdasan ini, akan lebih peka dalam membayangkan dunia
gambar atau ruang secara akurat. Selain itu adapun kemampuan yang sering
ditunjukkan, yaitu menggambar, memotret, membuat patung, dan mendesain.

 Kecerdasan musikal, melibatkan pada kemampuan seseorang dalam mengenali


dan menggunakan nada dan ritme, serta kepekaan terhadap bunyi atau suara.
Kemampuan musikal biasanya ditunjukkan degan pendai menyanyikan atau
melantunkan lagu-lagu dengan berbagai kreasi nada. Kecerdasan ini sangat
berhubungan dengan kemapuan mendengar nada dari sumber bunyi atau
berbagai alat musik, hingga kemampuan dalam menciptakan lagu.

 Kecerdasan kinestetis, berhubungan dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh


dan kemahiran dalam respon, refleks, dan mengolah objek. Maknanya,
kecerdasan ini cenderung pada kemampuan motorik atau gerak tubuh.
Contohnya, seperti menari, berlari, dan bermain bola.

 Kecerdasan naturalis, berkaitan dengan keahlian dalam membedakan anggota-


anggota spesies, mengenali eksistensi spesies lain dan memetakan hubungan
antara beberapa spesies, secara formal maupun non-formal. Pengertian lain, yaitu
kecerdasan dalam memahami lingkungan alam di sekitarnya, seperti meneliti
berbagai gejala alam, mengklasifikasi, serta mengidentifikasi berbagai kejadian
alam.

 Kecerdasan interpersonal, yaitu berkaitan dengan kemampuan bekerja sama dan


berkomunikasi dengan orang lain. Dapat pula artikan dengan kepekaan mencerna
dan merespons secara tepat sesuai hati, temperamen, motivasi, dan keinginan
orang lain. Misal, kemampuan bergaul dengan orang lain, menjadi pemimpin,
kepekaan sosial yang tinggi, negosiasi, bekerja sama, dan memiliki empati yang
tinggi.

 Kecerdasan interapersonal, yaitu bentuk kecerdasan dengan kemampuan


memahami perasaan diri sendiri, membedakan emosi, dan pengetahuan
mengenai kelemahan dan kekuatan yang dimilki. Kecerdasan ini ditandai dengan
kemampuan dalam mengendalikan pemahaman terhadap aspek internal, seperti
perasaan, proses berpikir, refleksi diri, intuisi, dan spiritual. Secara garis besar,
yakni kemampuan seseorang dalam mengenali diri sendiri secara mendalam dan
sensitif terhadap nilai diri dan tujuan hidup.

3.2 Ciri – Ciri Perbuatan Intelegensi

Inteligensi tidak dapat diamati secara langsung melainkan harus disimpulkan dari
berbagai tindakan nyata sebagai perwujudan dari proses berpikir yang dilakukan secara
rasional. Sejarah inteligensi dalam psikologi dapat dilihat dari ciri – cirinya berikut ini:

 Inteligensi berupa kemampuan mental yang dilakukan oleh seseorang secara


rasional
 Inteligensi akan terlihat dari tindakan yang mengarah kepada penyesuaian diri
terhadap lingkungan dan juga kemampuan untuk memecahkan masalah yang
timbul daripada penyesuaian tersebut.
 Masalah yang dihadapi sedikit banyak berupa masalah baru bagi orang tersebut.
 Perbuatan yang mengandung aspek inteligensi sifatnya mempunyai tujuan
dengan mencari jalan keluar yang paling praktis.
 Masalah yang dihadapi mengandung satu tingkat kesulitan bagi orang yang
bersangkutan.
 Cara pemecahan masalah haruslah dapat diterima oleh masyarakat.
 Menyingkirkan tanggapan dan ingatan yang tidak perlu.
 Melakukan pemecahan masalah secara cepat.
 Menggunakan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang
mengganggu pemecahan masalah tersebut.

3.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi

Seperti telah diketahui, tingkat inteligensi seseorang tidak akan sama dengan orang
lainnya. Perbedaan inteligensi tiap orang dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu yaitu:

 Pembawaan, Hal yang menentukan pembawaan seseorang adalah sifat – sifat


atau ciri – ciri yang dibawa oleh orang tersebut sejak lahir. Batas kemampuan
seseorang dalam mengerjakan suatu hal ditentukan oleh pembawaan masing –
masing. Perbedaan akan tetap ada walaupun setiap orang menerima informasi,
pelajaran dan latihan yang sama.

 Kematangan, Manusia dikatakan mencapai tingkat kematangan apabila tiap


organ tubuhnya telah dapat menjalankan fungsi masing – masing dengan optimal.
Misalnya, jika ada anak yang belum dapat memecahkan suatu masalah tertentu
maka itu artinya organ tubuh serta fungsi tubuh anak belum mencapai tingkat
kematangan yang sesuai. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa kematangan
berhubungan erat dengan umur atau usia seseorang.

 Pembentukan, Arti pembentukan adalah semua keadaan diluar diri seseorang


yang akan memberi pengaruh terhadap perkembangan inteligensi. Ada
pembentukan tidak sengaja yang terjadi secara alami dan juga ada pembentukan
secara sengaja terhadap perkembangan inteligensi dan kepribadian seperti
pengajaran yang dilakukan di sekolah.
 Minat, Adanya minat yang khas akan mengarahkan perbuatan seseorang kepada
cara untuk mencapai tujuannya. Motif merupakan dorongan untuk suatu
perbuatan yang dilakukan. Manusia terdorong untuk melakukan interaksi dengan
dunia luar dengan mengeksplorasi, dan lama kelamaan akan timbul minatnya
untuk sesuatu hal.

 Kebebasan, Sejarah inteligensi dalam psikologi mencatat bahwa manusia


mampunyai kebebasan dalam inteligensinya. Arti kebebasan disini bahwa
manusia dapat memilih metode tertentu dalam upayanya untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya. Kebebasan ini berarti bahwa minat tidak selalu akan
menjadi syarat dalam perbuatan yang mengandung inteligensi.

Semua faktor tersebut berhubungan satu dengan lainnya, karena kita tidak dapat hanya
menghubungkan inteligensi seseorang dengan satu faktor tertentu saja. Semua faktor
merupakan satu keseluruhan yang menentukan dalam mengukur inteligensi seseorang.

3.4 Tipe – Tipe Kepribadian

Tipe Kepribadian Menurut Hippocrates dan Galenus

Menurut kedua ahli di atas, tipe kepribadian manusia dibagi menjadi empat macam,
antara lain:

 Sanguinis, Tipe kepribadian yang satu ini ditandai dengan adanya sifat yang
hangat, bersemangat, lincah, meluap-lupa, dan individu yang menyenangkan.
Seseorang yang memiliki kepribadian ini lebih mudah terpengaruh dan mudah
dimasuki oleh pikiran serta perasaan yang meledak-ledak. Tipe kepribadian
sanguinis adalah orang yang sangat ramah terhadap orang lain. Sehingga mereka
akan dianggap sebagai orang yang cukup ekstrovert.

 Koleris, Tipe kepribadian selanjutnya adalah koleris. Orang yang memiliki


kepribadian ini biasanya akan tampil lebih hangat, aktif, pasif, serba cepat,
berkeinginan keras, dan cukup independen. Mereka akan cenderung lebih tegas
dan memiliki pendirian yang keras. Selain itu, mereka juga mudah dalam
membuat sebuah keputusan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mereka tidak
memerlukan gerakan dari luar. Malahan, orang yang memiliki kepribadian
koleris akan mempengaruhi lingkungannya dengan pendapat dan gagasannya,
tujuan, rencana, dan juga ambisinya yang tidak pernah habis.

 Melankolis, Orang yang memiliki kepribadian melankolis akan cenderung lebih


suka berkorban, tipe perfeksionis, analisis, dan memiliki sifat emosi yang cukup
sensitif. Seorang melankolis akan sangat menikmati keindahan karya seni dan tak
ada seorang pun yang bisa menandingi mereka. Akan tetapi, jika mereka sedang
murung, maka akan menjadi seseorang yang sangat antagonis.

 Phlegmatis, Tipe kepribadian berikutnya adalah phlegmatis, yaitu seseorang yang


hidupnya terlihat cukup tenang, gampangan, dan tidak pernah merasa terganggu
dengan orang lain. Oleh karena itu, mereka hampir tidak pernah marah. Mereka
adalah orang-orang yang memiliki sifat mudah bergaul dan paling
menyenangkan. Bagi mereka yang memiliki kepribadian ini, hidup adalah sebuah
kegembiraan dan mereka akan cenderung menjauh dari hal-hal yang tidak
menyenangkan. Mereka tampak begitu tenang dan cukup pendiam. Jadi, mereka
jarang terhasut dengan apapun yang ada di sekitarnya.

3.5 Ciri – Ciri Perbuatan Kepribadian

kepribadian itu bagaikan sesuatu proses seseorang yang sifatnya behavioral untuk
mengatasi semua kebutuhan, ketegangan, serta konflik sosial.

Dari beragamnya kepribadian manusia ini, menjadi ciri khas dan keunikan dari diri
seseorang tersebut. Keunikannya itu berdasarkan bagaimana dia bertingkah, fisiknya,
pola pikirnya, dll. Elizabeth menyatakan ciri-ciri kepribadian sebagai berikut ini:
Kepribadian yang sehat :

1. Dapat menilai dirinya sendiri secara realistik; mampu menilai diri sendiri apa
adanya dan jujur tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan,
bahkan keterampilan dan sebagainya.

2. Mampu menilai situasi dan kondisi secara realistik dan baik; mampu menghadapi
situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya dengan realistik dan mampu
menerima secara wajar, dan tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai
sesuatu yang sempurna di mata orang lain.

3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai


keberhasilan yang diperolehnya dan reaksinya secara rasional, tidak menjadi
sombong, dan tidak angkuh, apabila memperoleh prestasi yang cukup tinggi atau
kesuksesan hidup yang baik. Jika mengalami kegagalan, dia tidak akan mengalami
frustasi yang berlebihan, tetapi dengan sikap optimistik dan lebih tenang.

4. Memiliki kepribadian bertanggung jawab; yakin dengan kemampuan dirinya


sendiri bahwa ia dapat mengatasi masalah kehidupannya sendiri tentunya dengan
usaha dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemandirian; mempunyai sifat
mandiri dari dalam dirinya sendiri, baik dari pola pikir, cara bertindak, cara ia
mengambil keputusan, mengambangkan dan mengarahkan diri dan dapat
menyasuaikan sirinya sendiri sesuai dengan norma yang berlaku di dalam
lingkungannya.

5. Dapat mengendalikan emosinya sendiri; merasa nyaman dan tenang dengan


emosinya, bisa mengontrol diri dalam menghadapi situasi diri sedang frustasi,
depresi, maupun stress dengan kegiatan yang positif, dan tidak merusak.

6. Berorientasi tujuan; dapat menentukan tujuan dalam aktivitas yang dilakukan


sehari-harinya berdasarkan pertimbangan dari dalam dirinya yang sudah dipikir
ulang dengan matang, tidak ada paksaan dalam apapun dari luar, dan berupaya
mencapai tujuannya sendiri dengan cara mengembangkan wawasan, pengetahuan
dan keterampilan yang dimilikinya.
7. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek atau peduli, memiliki sikap
empati terhadap orang lain, mempunyai sikap peduli terhadap situasi, maupun
masalah yang ada di lingkungan, bersifat fleksibel dalam pola pemikirannya,
menghargai sesama, dapat memberikan rasa nyaman terhadap orang lain, dan tidak
membiarkan dirinya sendiri dimanfaatkan oleh orang lain.

8. Penerimaan sosial; mau ikut serta dalam partisipasi dalam kegiatan yang berbau
sosial atau membantu, dan memiliki sikap bersahabat dalam hubungan dengan
orang yang ada di sekitarnya.

9. Memiliki filsafat hidup; dapat mengarahkan hidupnya berdasarkan dengan filsafat


hidupnya sendiri yang bersumber dari keyakinan agama yang dianutnya.

10. Berbahagia; hidup dalam situasi atau suasana yang berbahagia, yang didukung
oleh beberapa faktor yaitu antara lain seperti prestasi, diterima keberadaannya
dengan baik, dan kasih sayang yang didapatkan.

Kepribadian yang tidak sehat :

1. Mudah marah (tersinggung)


2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
3. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
4. Memiliki sikap yang kejam serta suka mengganggu orang lain yang mempunyai
usi lebih muda atau juga kepada binatang
5. Tidak mampu untuk menghindar dari perilaku yang tergolong menyimpang meski
telah dihukum atau diperingati
6. Kebiasaan berbohong
7. Hiperaktif
8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
9. Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
10. Sulit tidur
11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
12. Lebih sering merasa sakit kepala (walau penyebabnya tidak dari faktor yang
bersifat organis)
13. Memiliki rasa kesadaran yang sangat kurang untuk mentaati ajaran agama atau
juga norma-norma agama
14. Pesimis dalam menghadapi kehidupan
15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

3.6 Fungsi Teori Kepribadian

Pada dasarnya teori kepribadian yang didasarkan pada teori ilmiah ini mempunyai dua
fungsi yaitu deskriptif dan prediktif, begitu juga dengan teori kepribadian. Berikut
penjelasan lengkapnya mengenai fungsi deskriptif dan prediktif dari teori kepribadian.

1. Fungsi Deskriptif : Fungsi deskriptif ( dapat menjelaskan dan menggambarkan).


merupakan teori kepribadian yang secara lengkap menjelaskan atau
menggambarkan sebuah perilaku kepribadian manusia secara terperinci, lengkap,
dan sistematis. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan mengenai apa saja,
mengapa, dan bagaimana seputar perilaku manusia ini dan dijawab dengan fungsi
deskriptif.

2. Fungsi Prediktif : Selain menjelaskan mengenai apa,mengapa, dan bagaimana


tingkah laku manusia yang dialami dalam kehidupan sehari-hari,teori kepribadian
juga harus bisa memperkirakan dan menentukan apa, mengapa, dan bagaimana
tingkah laku manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, teori kepribadian
ini harus mempunyai fungsi yang prediktif.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Jadi Intelegensi adalah Kecerdasan kemampuan untuk menyesuaikan diri secara


mental terhadap situasi atau kondisi baru, sedangkan peran intelegensi itu sendiri yaitu
kecerdasan seorang yang dapat mempengaruhi kreativitas, bakat dan prestasi belajar.
Dengan belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif agar pada tahap
akhir tujuan pendidikan dapat tercapai seperti halnya keterampilan, kecakapan, dan
pengetahuan baru Kemampuan seseorang untuk menyesuikan diri dengan
lingkungannya. Sedangkan kepribadian itu bukan sebagai kodrat namun dapat dibentuk
oleh proses sosialisasi, kepribadian adalah segala macam tingkah laku yang variatif yang
dilakukan oleh individu yang diatur oleh tata tertib dan keharmonisan. Kepribadian
merupakan usaha dari individu-individu untuk menyesuaikan diri yang beanekaragam
namun memiliki keunikan sendiri dari masing-masing individu.

4.2 Saran

Demikianlah makalah ini penulis buat, berkat usaha dan juga bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung penulis menyadari dalam penulisan
makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat, materi dan juga tata
bahasanya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati kami menerima segala bentuk masukan, saran dan kritik
yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani. dkk. (2021, 14 November). [Online Tersedia]. Diakses dari :


https://www.academia.edu/28859344/MAKALAH_INTELEGENSI

Anonim. (2021, 14 November). [Online Tersedia]. Diakses dari :


http://etheses.iainkediri.ac.id/1595/3/931317614_bab%202.pdf
Anonim. (2021, 15 November). [Online Tersedia]. Diakses dari :
https://www.kompasiana.com/afafadil0828/607470948ede481290332d32/pengetahu
an-dasar-mahasiswa-paud-macam-macam-intelegensi-dan-cara-pengukurannya?
page=2&page_images=1
Retno. D. (2021, 16 November). [Online Tersedia]. Diakses dari :
https://dosenpsikologi.com/sejarah-intelegensi-dalam-psikologi
Azizah. A. (2021, 16 November). [Online Tersedia]. Diakses dari :
https://www.gramedia.com/best-seller/tipe-kepribadian-manusia/

Anda mungkin juga menyukai