0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
293 tayangan79 halaman

Proposal Baru

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 79

PENGARUH DESAIN KEMASAN, HARGA DAN PROMOSI

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN ISOTONIK


POCARISWEAT
DI HOLLA SWALAYAN

PROPOSAL
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

RISKA ARDIYANTI
NPM: 161061201195

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SAKTI ALAM KERINCI


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN
SUNGAI PENUH
2020
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v


.
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian .................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 6

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 6

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

2.1. Kajian Teoritis …………………………………………….. 7

2.1.1. Pengertian Pemasaran ....................................................... 7

2.1.2. Pengertian Manajemen Pemasaran ……………………. 8

2.1.3. Keputusan Pembelian ………………………………….. 9

2.1.4. Kemasan ……………………………………………....... 10

2.1.4.1. Pengertian Kemasan .......................................... 10

2.1.4.2. Peran Kemasan .................................................... 10

2.1.4.3. Elemen Kemasan ............................................. 11

2.1.4.4. Bentuk Kemasan ............................................... 12

2.1.4.5. Desain Kemasan …………………..................... 13

2.1.4.6. Pengaruh Kemasan Pada Keputusan Pembelian.. 16

2.1.5. Harga …………………………..….………………….… 17

i
Peran Harga 18

Dimensi Harga 18

Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian. .18

Promosi 19

Pengertian Promosi 19

Promosi Penjualan 20

Tujuan Promosi Penjualan 22

Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap

Keputusan Pembelian.............................................22

2.2. Penelitian Terdahulu ........................................................... 23

2.3. Kerangka Konseptual ........................................................... 27

2.4. Hipotesis ………………………………………………… 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 32

3.2. Populasi dan Sampel ………………………………………. 32

3.2.1. Populasi ……………………………………………. 32

3.2.2. Sampel ……………………………………………… 33

3.3. Jenis Data ………………………………………………… 33

3.4. Sumber Data ……………………………………………….. 34

3.5. Teknik Pengumpulan Data ………………………………… 34

3.6. Definisi Operasional Variabel……………………………….. 35

3.7. Uji Instrumen …………………………………………… 38

ii
Uji Validitas 38

Uji Reliabilitas 38

Metode dan Alat Analis Data................................................................................39

Alat Analisis Data

Uji Asumsi Klasik 40

1. Uji Normalitas...........................................................40

2. Uji Homogenitas.......................................................40

Analisis Regresi Linier Berganda....................................................................................41

Uji-t (Uji Parsial) 42

Uji-F (Simultlan) 42

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Top Brand Index (Kategori Minuman Isotonik) ........................ 3

Tabel 2.1 Mapping Penelitian...........................................................................37

Tabel 3.1 Koefisiensi Validitas Pernyataan......................................................38

Tabel 3.2 Klasifikasi Nilai Reliabilitas Pernyataan..........................................39

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual.......................................................................30

v
1
1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Industri makanan dan minuman di Indonesia terus mengalami

perkembangan dari tahun ketahun salah satu nya adalah minuman isotonik.

Industri minuman ringan isotonik diproyeksikan akan mencapai Rp 1,72

triliun Rp 1,8 triliun atau tumbuh 15% - 20% dari tahun sebelumnya (Berita

Bisnis, 2019), sebaliknya industri minuman ringan berkarbonasi mengalami

stagnasi(Monalisa dan Hadisaksono, 2019:4).

Pada umumnya konsumen membeli barang atau jasa untuk memenuhi

kebutuhannya sehari-hari dan lebih mengedepankan kepada pembelian

barang-barang kebutuhan primer seperti sandang, pangan, dan papan. Ketiga

kebutuhan primer itu yang paling utama adalah kebutuhan pangan.

Banyaknya kebutuhan akan pangan ini mendorong masyarakat untuk

mengambil peluang bisnis dibidang tersebut. Semakin besar peluang yang ada

di industri makanan dan minuman, maka persaingannya juga akan semakin

ketat (Kusdyah, 2012:22).

Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat perusahaan melakukan

berbagai cara untuk menarik minat konsumen terhadap produk mereka. Iklan

merupakan salah satu cara yang paling banyak digunakan perusahaan untuk

menarik minat konsumen. Iklan adalah suatu bentuk komunikasi tidak

langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk,

yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan

1
2

yang akan mengubah pikiran seseorang sehingga menimbulkan rasa

menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan

pembelian, sehingga kebutuhan akan produk tumbuh ( Tjiptono, 1997:23).

Pertumbuhan pasar yang tinggi ini tentunya menarik banyak pemain

dan berdampak pada meningkatnya persaingan dan persaingan tidak lagi

hanya menekankan keunggulan produk, tetapi pada hal lain yang dapat

meningkatkan nilai yang dirasakan manfaatnya baik secara rasional maupun

emosional, antara lain dengan mendesain kemasan yang unik (Mudra, 2010:

20).

Pada dasarnya, fungsi utama kemasan adalah untuk melindungi produk

dari kerusakan saat menjalani proses transportasi, penyimpanan, dan

penjualan produk (Gonzalez, dkk., 2007:3). Selain itu, kemasan berfungsi

pula sebagai alat yang dapat mendorong penjualan, karena kemasan langsung

berhadapan dengan konsumen, sehingga kemasan dapat memengaruhi

konsumen untuk memberikan respon positif (Wirya, 1999:2). Hal ini juga

didukung oleh Rund (2005:1) yaitu kemasan menarik perhatian konsumen,

meningkatkan kesan, dan memengaruhi persepsi konsumen terhadap sebuah

produk. Kemasan juga memberikan keunikan pada sebuah produk

(Underwood dkk, 2001:7), dan sebagai alat pembeda sehingga membantu

konsumen untuk memilih suatu produk diantara banyak produk lainnya

(Wells dkk., 2007:12).

Peran kemasan dalam pemasaran semakin penting, karena kemasan

harus dapat menjalankan fungsinya sebagai alat untuk menarik perhatian


konsumen dan mengirimkan nilai yang sesuai keinginan konsumen

dalamwaktu yang singkat saat konsumen berada di tempat penjualan

(Kuvykaite, 2009:34). Oleh karena itu, adanya penelitian yang ditujukan

untuk mengeksplorasi kemasan dan elemen-elemen kemasan secara lebih

rinci, serta untuk mengetahui elemen paling penting yang memengaruhi

keputusan pembelian konsumen sangatlah dibutuhkan (Kuvykaite et al.,

2009:3).

Selain kemasan, kebijakan harga yang tepat juga sangat penting

dilakukan untuk meningkatkan daya saing produk (Purnama, 2011).

Perusahaan harus memperhatikan harga produk, ketika persaingan semakin

ketat, karena besar kecilnya harga yang ditetapkan akan sangat memengaruhi

konsumen untuk membeli produk. Perusahaan perlu mempertimbangkan

harga pesaing sebagai pedoman dalam menentukan harga jual produknya agar

produknya tetap kompetitif. Ada tiga jenis produk minuman isotonik yang

termasuk dalam top brand dengan harga produk kompetitif yang termasuk

disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1.1
Kategori Minuman Isotonik

Merk TBI TOP Harga Perdus


(Rp)
Pocari Sweat 500 63,4% TOP 40.000
ml
Mizone 26,2% TOP 135.000
Fatigon – Hydro 1,9% TOP 110.000
Sumber: Top Brand Index 2019

Berdasarkan hasil survei diatas, maka dapat dilihat bahwa saat ini di

pasar minuman isotonik masih dipimpin oleh Pocari Sweat dengan (63,4%).
Hasil survey diatas juga menunjukan bahwa minuman isotonic Pocarisweat

memiliki harga yang dibawah harga pesaingnya. Shoham dan Dalakas

(2005:1) mengemukakan 7 faktor utama yang memengaruhi keputusan

pembelian, termasuk didalamnya adalah daya tarik harga. Harga sebuah

produk dan jasa merupakan faktor penentu utama permintaan pasar.

Penetapan harga merupakan hal yang paling krusial dan sulit diantara unsur-

unsur dalam bauran pemasaran, karena harga adalah satu-satunya unsur

dalam berbagai unsur bauran pemasaran yang akan mendatangkan laba,

sementara perusahaan harus menjaga agar harga produknya tetap bisa

bersaing dengan kompetitor (Keller, 2007:31).

Selain dari harga promosi juga ikut mempengaruhi konsumen dalam

menetapkan pilihan pembelian produk. Promosi ialah salah satu kegiatan

untuk melakukan rangsangan kepada konsumen untuk melakukan pembelian.

Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran yang berperan penting

dalam keberhasilan sebuah perusahaan dalam memasarkan produknya karena

promosi dapat meningkatkan volume penjualan sebuah perusahaan. Menurut

Kotler (2000:22) promosi didefinisikan sebagai komunikasi dari para

pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan calon

pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau

memperoleh suatu respon. Pada penelitian yang relevan yang dilakukan oleh

Marzolina dan Marnis (2010:7) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

promosi secara signifikan mempengaruhi citra merek Lucky. Produk

minuman isotonik Pocarisweat gencar melakukan promosi iklan di TV,

selain itu distribusi


penjualannya telah sampai di Provinsi Jambi, bahkan pemasaran dan

promosinya sudah sampai di wilayah Kota Sungai Penuh, minuman

Pocarisweat bisa ditemukan di mini market-mini market dan swalayan-

swalayan yang ada di Kota Sungai Penuh. Salah satu swalayan yang menjual

dan mempromosikan produk minuman Pocarisweat adalah Holla Swalayan

yang berada di Desa Kaya Bakti Kecamatan Pondok Tinggi Kota Sungai

Penuh. Holla swalayan menjual produk minuman isotonic Pocarisweat

dengan harga Rp. 7000 dengan desain kemasan yang bertulis Pocarisweat

dengan latar warna biru. Pocarisweat sesekali melakukan promosi dengan

diskon harga untuk mendongkrak penjualan minuman Pocarisweat di Holla

Swalayan.

Fenomena yang dapat dilihat berdasarkan latar belakang diatas bahwa

minuman Pocarisweat memiliki harga produk yang dibawah harga

pesaingnya, selain itu penjualan produk Pocarisweat pada tahun 2019 sebesar

64% merupakan nilai penjualan tertinggi dibanding produk sejenis lain nya.

Penjualan Pocarisweat telah masuk ke Provinsi Jambi dan juga telah sampai

ke minimarket-minimarket dan swalayan-swalayan yang ada di kota sungai

penuh yang salah satunya adalah Holla swalayan yang berada Desa Karya

Bakti, Kematan Pondok Tinggi Kota Sungai

Berdasarkan Latar belakang ataupun uraian di atas, maka penulis

tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Desain Kemasan, Harga dan

Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Isotonik Pocarisweat di

Holla Swalayan”
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam

penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh secara parsial desain kemasan, harga dan promosi

terhadap keputusan pembelian minuman isotonik Pocarisweat di holla

swalayan?

2. Bagaimanakah pengaruh secara simultan desain kemasan, harga dan

promosi terhadap keputusan pembelian minuman isotonik Pocarisweat di

holla swalayan?

3. Seberapa besar pengaruh desain kemasan, harga dan promosi terhadap

keputusan pembelian minuman isotonik Pocarisweat di holla swalayan?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini secara rinci dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial desain kemasan, harga dan

promosi terhadap keputusan pembelian minuman isotonik Pocarisweat di

holla swalayan?

2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan desain kemasan, harga dan

promosi terhadap keputusan pembelian minuman isotonik Pocarisweat di

holla swalayan?

3. Untuk mengetahui besar pengaruh desain kemasan, harga dan promosi

terhadap keputusan pembelian minuman isotonik Pocarisweat di holla

swalayan
Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu :

1. Bagi penulis dapat dijadikan tambahan pengetahuan, khususnya mengenai

pengaruh desain kemasan, harga dan promosi terhadap keputusan

pembelian minuman isotonik Pocarisweat di holla swalayan

2. Bagi para pengamat ataupun pemerintahan diharapkan dapat menjadi

semacam kontibusi pemikiran bagi pengusaha yang bergerak di bidang

minuman isotonik khususnya dalam hal pembuatan kemasan, penetapan

harga dan promosi produk minuman isotonik.

3. Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan

pedoman untuk melakukan penelitian yang sama pada tempat yang

berbeda.
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

Kajian Teoritis

Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang perlu dilaksanakan

oleh peusahaan dalam menjalankan usahanya. Dengan fungsi pemasaran yang

baik, perusahaan mempunyai kemampuan untukmenghasilkan kriteria produk

sesuai dengan yang di inginkan oleh konsumen, ke tangan konsumen dengan

memuaskan.

Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) yang dialih

bahasakan oleh Bob Sabran adalah :Pemasaran (marketing) sebagai proses di

mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan

yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan

sebagai imbalannya. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:25),

mendefinisikan pemasaran sebagai berikut “Marketing is an organizational

function and a asset of processes for creating, communicating, and delivering

value to customers and for managing customer relationships in ways that benefit

the organization and its stakeholders”

Dari berbagai definisi mengenai pemasaran di atas, pada dasarnya

mempunyai tujuan dan persepsi yang sama dan dapat disimpulkan bahwa

pemasaran merupakan suatu rangkaian aktifitas atau kegiatan dimana individu

atau suatu kelompok dapat membuat gagasan atau ide yang bernilai, proses

komunikasi, dan menyampaikan nilai, melalui proses pertukaran barang dan jasa 7

7
8

yang bernilai dan membangun hubungan dengan pihak lain yang kuat untuk

kepentingan organisasi dan stakeholder dengan tujuan untuk dapat

mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan sosial dan keinginan

manusia.

Pengertian Manajemen Pemasaran

Dalam menciptakan kepuasan konsumen, perusahaan harus bisa

menganalisa, merencanakan, mengimplementasikan dan mengontrol aktivitas

pemasarannya. Hal ini dilakukan dengan menjalankan manajemen pemasaran.

Untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan pengertian manajemen pemasaran

menurut Kotler dan Keller (2009:6) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran

adalah:

“Manajemen Pemasaran (Marketing Management) sebagai seni dan ilmu

memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai

pelanggan yang unggul.” Sedangkan menurut Kotler danAmstrong (2010:32),

mendefinisikan“Marketing management is the art and science of choosing target

markets and building profitable relationships with them.”Dari uraian diatas dapat

dikatakan bahwa manajemen pemasaran tidak hanya berfungsi untuk menentukan

dan meningkatkan permintaan di pasar, tetapi juga merubah dan mengatur

permintaan tersebut. Jadi manajemen pemasaran berusaha mengatur tingkat,

waktu dan susunan dari permintaan yang ada, agar dapat membantu organisasi

mencapai sasarannya.
Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah pemilihan atas dasar logika atau pertimbangan

diantara beberapa alternatif yang harus dipilih dan keputusan pembelian

mempunyai tujuan tertentu (Stoner, 1987). Astuti dan Cahyadi (2007)

mendefinisikan keputusan pembelian sebagai rasa percaya diri yang kuat pada diri

konsumen yang merupakan keyakinan bahwa keputusan pembelian atas produk

yang diambilnya adalah benar.Yu dan Kincade (2000) merangkum keputusan

pembelian kedalam 3 tahap, yaitu evaluasi produk (evaluation), pembelian

(purchase), dan setelah pembelian (post purchase).

Pada saat pembeli menyadari adanya kebutuhan yang disebabkan oleh

rangsangan internal atau eksternal maka dia akan mencari informasi untuk

mengevaluasi berbagai alternatif produk yang akan dibeli. Kebanyakan model

proses evaluasi sekarang bersifat kognitif yang memandang konsumen sebagai

penilai produk berdasarkan pertimbangan yang sadar dan rasional (Berman dan

Evan, 1998). Tahapan selanjutnya adalah pembelian, terdapat dua faktor yang

dapat memengaruhi tujuan pembelian dan keputusan pembelian, yaitu saat

konsumen merasa sudah memiliki informasi yang cukup kemudian memutuskan

untuk membeli sebuah produk. Tahap yang terakhir adalah perilaku sesudah

pembelian (postpurchase), kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu

produk akan memengaruhi tingkah laku berikutnya.

Hasil penenlitian dari Yu dan Kincade (2000) menunjukkan bahwa citra

produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perceived quality dan

performance expectation pada tahap evaluasi, selanjutnya keinginan untuk


membeli pada tahap pembelian dipengaruhi oleh harga, dan kepuasan setelah

pembelian dipengaruhi oleh citra produk disertai kinerja produk.

Kemasan

Pengertian Kemasan

Pengertian kemasan sangat bervariasi mulai dari pengertian yang sederhana

hingga pengertian yang lebih luas. Kemasan adalah atribut yang berhubungan

dengan produk tetapi tidak merupakan bagian dari fisik produk itu sendiri (Olson

dan Jacoby, 1972). Berbeda dari definisi ini, Arens (1996) menjelaskan bahwa

kemasan adalah wadah produk yang meliputi penampilan fisik wadah tersebut ,

termasuk desain, warna, pelabelan, bentuk, dan bahan yang digunakan.

Peneliti lain menyatakan bahwa kemasan dapat diartikan sebagai suatu

benda yang berfungsi untuk melindungi, mengamankan produk tertentu yang

berada di dalamnya serta dapat memberikan citra tertentu pula untuk membujuk

penggunanya(Mudra, 2010)

Peran Kemasan

Mudra (2010) menjelaskan tentang alasan utama sebuah produk perlu diberi

kemasan, yaitu untuk keamanan produk yang dipasarkan, untuk membedakan dari

produk pesaing dan untuk meningkatkan penjualan sehingga kemasan harus

dibuat menarik dan unik. Ada tiga fungsi sebuah kemasan (Angipora, 2003).

Fungsi pertama dari sebuah kemasan adalah sebagai pelindung produk, kemasan

melindungi produk dalam proses distribusi dari produsen ke konsumen. Fungsi

yang kedua suatu kemasan adalah memberikan kemudahan penggunaan produk,

misalnya membantu konsumen dalam membuka, menutup, atau membawa


produk. Fungsi yang terakhir adalah kemasan sebagai media program pemasaran

perusahaan, melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif, sehingga

produk dapat dibedakan dari produk pesaing.

Beberapa kemasan dapat menjadi daya tarik sendiri dan ciri khas tersendiri

dalam penjualan sehingga sekaligus menjadi media promosi. Dengan semakin

meningkatnya persaingan mendorong perusahaan untuk berlomba mendesain

kemasan produknya. Tanpa desain kemasan yang berbeda maka semua produk

akan tampak sama (Klimchuk dan Krasovec, 2006). Hal ini menyebabkan

semakin meningkatnyan peran desain kemasan dalam pemasaran.

Elemen Kemasan

Ada berbagai macam sudut pandang mengenai penggolongan elemen dari

sebuah kemasan. Menurut Smith dan Taylor (2004), ada 6 kelompok elemen yang

harus diperhatikan oleh produsen dan desainer ketika membuat kemasan, yaitu

bentuk (form), ukuran (size), warna (color), grafis (graphic), material, dan rasa

(flavour). Demikian pula, Kotler dan Keller (2007) membedakan 6 unsur yang

harus dievaluasi saat membuat kemasan, yaitu ukuran (size), bentuk (form),

material, warna (colour), teks (text), dan merek (brand).

Sementara Ampuero dan Vila (2007) mempunyai pandangan yang sama

dengan Underwood (2001) yang membedakan komponen kemasan menjadi 2

elemen, yaitu elemen grafis (warna, tipografi, gambar) dan elemen struktural

(bentuk, ukuran, dan material). Sedikit berbeda dengan pendapat-pendapat yang

sebelumnya, Silayoi dan Speece (2007) membagi kemasan menjadi dua elemen:

elemen visual (grafis, warna, bentuk, dan ukuran) dan elemen informasional
(informasi yang ada di dalam kemasan dan teknologi yang digunakan).

Berdasarkan penggolongan oleh Ampuero dan Vila (2007) dan Underwo od

(2001) penelitian ini ditujukan pada komponen struktural saja, yaitu bentuk

(form), ukuran (size), material, serta tidak ditujukan untuk meneliti

komponengrafis yaitu warna (colour), tipografi (typography), bentuk (shapes) dan

gambar (images).

Bentuk Kemasan

Bentuk sebuah kemasan bisa digunakan sebagai alat untuk

mengomunikasikan citra yang memengaruhi persepsi, menarik hati, dan

membangun keinginan konsumen untuk memiliki produk bahkan sebelum mereka

membaca label atau melihat produk yang sesungguhnya (Meyers dan Lubiner,

1998). Menurut Danger (1987) tidak ada prinsip-prinsip tetap yang mengatur

bentuk fisik kemasan, karena biasanya ditentukan oleh sifat produk, pertimbangan

mekanik, kondisi penjualan, tampilan, dan cara kemasan tersebut digunakan.

Ia mengungkapkan beberapa aturan dasar dalam kemasan, yaitu bentuk

sederhana lebih disukai daripada bentuk yang rumit, bentuk teratur akan memiliki

daya tarik lebih daripada bentuk yang tidak teratur, bentuk yang tidak seimbang

dianggap tidak menyenangkan, bentuk cembung lebih disukai dari pada cekung,

perempuan lebih suka bentuk bulat dan mereka lebih suka lingkaran daripada

segitiga. Bentuk sudut lebih disukai oleh laki-laki dan dianggap lebih maskulin,

laki-laki juga lebih menyukai segitiga daripada lingkaran. Pemanjangan kemasan

memengaruhi penilaian dan keputusan konsumen, hal ini dijelaskan oleh Silayoi
dan Speece (2007), konsumen biasanya menilai bahwa kemasan yang lebih

panjang memiliki volume lebih banyak.

Desain Kemasan

Klimchuk dan Krasovec (2007) mendefinisikan bahwa “Desain kemasan

adalah bisnis kreaftif yang mengaitkan bentuk struktural, material warna, citra,

tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat

dapat dipasarkan dan berlaku untuk pembungkus, melindungi, mengirim,

mengeluarkan, menyimpan, dan membedakan sebuah produk yang pada akhirnya

dapat mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.

Philip Kotler (1992:200) Desain kemasan adalah “Kegiatan merancang dan

memproduksi wadah atau bungkus bagi sebuah produk”. Kemasan yang

didesaindengan baik maupun menciptakan nilai tersendiri bagi konsumen (Kotler,

1994).

Pengembangan desain kemasan yang efektif bagi suatu produk diperlukan

banyak keputusan, yang utama adalah penerapan konsep pengemasan produk.

Konsep pengemasan produk tertentu konsep kemasan seperti : ukuran, bentuk

warna bahan teks dan tanda merek perusahaan akan menggunakan desain

kemasan yang berbeda dengan produk yang lain sehingga produk tersebut dapat

menggambarkan suatu ciri khas.

Fungsi desain terletak antara fungsi-fungsi pemasaran dan operasi (Ashari,

2011: 82). Fungsi ini menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan pasar yang ditentukan

oleh bagian pemasaran, kemudian oleh unit operasi dibuat ke dalam bentuk

sedemikian rupa sehingga memuaskan kebutuhan tersebut. Desain kemasan harus


berfungsi sebagai sarana estetika untuk berkomunikasi dengan semua orang dari

berbagai latar belakang, minat, dan pekerjaan yang berbeda.

Apabila kualitas desain rendah, produk tersebut tidak akan memuaskan

kebutuhan. Segi yang paling penting dari desain, dengan memperhatikan

pencapaian kualitas produk yang diminta, adalah spesifikasi. Spesifikasi

menjelaskan dan mendefinisikan produk tersebut dan haruslah merupakan

rancangan komprehensif dari semua aspeknya yang harus ada untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan. Dari sudut pandang perusahaan, sebuah produk yang

didesain dengan baik kan mudah dibuat dan distribusikan. Dari sudut pandang

konsumen, produk yang didesain dengan baik akan menyenangkan untuk

dipandang, mudah dibuka, dipasang dan dipelajari cara penggunaannya,

digunakan, diperbaiki dan pada akhirnya dibuang (Kotler, 2010: 132).

Menurut Nillson & Ostrom (2005) dalam Cahyorini & Rusfian (2011),

variabel desain kemasan terdiri dari 4 indikator, yaitu: (1) Bahan, Barang-arang

yang terwujud seperti tembakau, kertas, plastik ataupun bahan-bahan lainya yang

diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari pemasok, atau diolah sendiri

oleh perusahaanunruk digunakan perusahaan dalam prosesproduksinya sendiri;

(2) Warna, Spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna

(warna putih) yang merupakan pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi

oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda; (3) Desain, Sebagai proses

perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang dirancang, mempunyai

fungsi atau berguna serta mempunyai nilai keindahan; dan (4) Ukuran, Bilangan

yang menunjukkan besar kecilnya satuan ukuran atau suatu benda.


Dimensi-dimensi dari kemasan memiliki peran masing-masing untuk

menghasilkan kemasan yang baik dan menarik, karena semakin menarik kemasan

tersebut semakin menarik perhatian para konsumen. Klimchuk dan Krasovec

(2007) enyebutkan beberapa tujuan dalam mendesain kemasan, sebagai berikut:

(1) Menampilkan atribut unik sebuah produk; (2) Memperkuat penampilan

estetika dan nilai produk; (3) Mempertahankan keseragaman dalam kesatuan

merek produk; (4) Memperkuat perbedaan antara ragam produk dan lini produk;

(5) Mengembangkan bentuk kemasan berbeda yang sesuai dengan kategori; dan

(6) Menggunakan material baru, dan mengembangkan struktur inovatif untuk

mengurangi biaya, lebih ramah lingkungan, atau meningkatkan fungsionalitas.

Sedangkan (Kertajaya, 1996) dalam (Natadjaja, 2007) menyebutkan

beberapa faktor dalam penampilan desain kemasan, sebagai berikut: (1) Faktor

keamanan adalah kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai

kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang; (2)

Faktor ekonomi adalah perhitungan biaya yang efektif termasuk pemilihan bahan,

sehingga tidak melebihi proporsi manfaatnya; (3) Faktor pendistribusian adalah

kemasan harus mudah didistribusikan hingga ke tangan konsumen, kemudahan

penyimpanan dan pemajangan juga perlu dipertimbangkan dalam peletakkannya

(4) Faktor komunikasi adalah media kemasan yang menerangkan, mencerminkan

dan pertimbangkan produk untuk mudah dilihat, dipahami, dan diingat; (5) Faktor

ergonomi adalah kemasan mudah untuk dibawa, dipegang, dan dijinjing yang

dapat mempengaruhi kenyamanan konsumen; (6) Faktor estetika adalah

penampilan kemasan yang mencakup warna, bentuk, merek, ilustrasi, tata letak,
dan maskot; (7) Faktor identitas adalah keseluruhan kemasan yang berbeda

dengan kemasan produk lain yang mudah untuk dikenali; (8) Faktor promosi

adalah kemasan yang berfungsi sebagai silent sales person; dan (9) Faktor

lingkungan adalah situasi atau kondisi yang berhubungan dengan lingkungan,

kemasan yang digunakan.

Pengaruh Kemasan Pada Keputusan Pembelian

Hasil penelitian Silayoi dan Speece (2007) menjelaskan bahwa elemen

visual kemasan (grafik, warna, bentuk, dan ukuran) adalah faktor penting yang

memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Penelitian lain mengenai pengaruh

kemasan padakeputusan pembelian dilakukan oleh Nirwana (2010). Penelitian ini

meneliti tentang pengaruh kemasan terhadap keputusan pembelian minuman Fruit

Tea pada siswa SMU St. Thomas 2 Medan, variabel yang digunakan adalah

Memorable, Easy to Read, Portability, dan Visual Protection.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu variabel bebas yang

memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu

Memorable dan dua variabel bebas yang memiliki hubungan positif tetapi tidak

signifikan terhadap variabel terikat yaitu variabel Portability dan Easy to Read,

sedangkan variabel Visual Protection mempunyai hubungan yang negatif dan

tidak signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea. Selain itu,

Komalasari (2010), menemukan hal yang sama bahwa kemasan berpengaruh

terhadap minat beli konsumen.

Pengaruh kemasan dalam hal ini adalah warna, bentuk, logo/merek, ilustrasi

gambar, tipografi (teks pada kemasan) dan tata letak pada variabel dependen yaitu
minat beli konsumen produk UKM Putri Bakery. Penelitian lain mengenai

kemasan juga dilakukan oleh Mardiyanti (2011) mengenai warna, tipografi,

bentuk dan gambar terhadap keinginan membeli makanan ringan di Jakarta. Hasil

penelitiannya membuktikan bahwawarna, tipografi, bentuk dan gambar rmemiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan membeli produk makanan

ringan.

Harga

Zeithaml (1988) menyatakan bahwa menurut sudut pandang konsumen,

harga adalah sesuatu yang diberikan atau dikorbankan konsumen untuk

memperoleh suatu produk. Menurut Ferdinand (2000), harga merupakan salah

satu variabel penting dalam pemasaran karena harga dapat memengaruhi

konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena

berbagai alasan.

Alasan ekonomis akan menunjukkan bahwa harga yang rendah atau harga

yang selalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk

meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan

bahwa harga justru merupakan indikator kualitas. Oleh sebab itu, hargadirancang

sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrumen kompetisi

yang menentukan. Akhsay (1989) menyatakan bahwa konsumen mempunyai

anggapan adanya hubungan yang positif antara harga dan kualitas suatu produk,

sehingga mereka akan membandingkan antara produk yang satu dari yang lainnya

dan setelah itu barulah konsumen mengambil keputusan untuk membeli suatu

produk tertentu.
Peran Harga

Tjiptono, (2001) menyatakan bahwa harga memiliki dua peran utama dalam

keputusan pembelian, yaitu peran alokasi dan peran informasi. Peran alokasi dari

sebuah harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk

memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan

berdasarkan daya belinya. Sedangkan maksud dari peran informasi adalah fungsi

harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas.

Presepsi yang sering berlaku adalah harga yang mahal mencerminkan kualitas

yang tinggi.

Dimensi Harga

Zeithmal (1988) menjelaskan ada 3 dimensi tentang harga, yaitu price

acceptance, price evaluation, dan perceived worth. Price acceptance, yaitu harga

yang dianggap layak oleh konsumen. Kotler dan Keller (2009) menjelaskan

bahwa harga yang bersaing bisa meningkatkan kinerja pemasaran. Price

evaluation, harga suatu produk akan dibandingkan harga produk lain yang sejenis

sebelum diputuskan untuk dibeli, selain ituhargadibandingkandengan pengalaman

sebelumnya. Perceived worth, harga yang sesuai kualitasnya cenderung akan

dipilih konsumen.

Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Lembang (2010) menganalisis pengaruh kualitas produk, harga, promosi,

dan cuaca terhadap keputusan pembelian teh siap minum dalam kemasan

bermerek Teh Botol Sosro. Penelitian ini dilakukan pada responden


mahasiswasebanyak 80 orang dengan metode non probability sampling, yaitu

accidental sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga, kualitas, serta promosi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian lain

tentang pengaruh harga pada keputusan pembelian dilakukan oleh Styarini (2001)

yang meneliti pengaruh promosi, harga, dan tingkat sosial ekonomi terhadap

pemilihan merek dan pembelian. Analisis data terhadap 100 responden yang

mengunjungi supermarket yang ada di Semarang dilakukan dengan analisis

structural equation modeling (SEM). Hasil analisis menunjukkan bahwa promosi,

harga, dan tingkat sosial ekonomi memengaruhi pemilihan merek dan pembelian.

Mardiyanti (2011) menyatakan bahwa harga merupakan salah satu faktor yang

memengaruhi keinginan membeli, selain kemasan produk makanan.

Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program

pemasarn. Betapapun baiknya suatu produk atau jasa yang akan ditawarkan

kepada konsumen, namun bila konsumen tersebut belum pernah mendengar

ataupun belum merasakan produk atau jasa tersebut, mereka akan merasa tidak

yakin bahwa produk atau jasa itu bermanfaat, maka akibatnya mereka tidak akan

membeli atau menggunakannya. Promosi pada hakikatnya adalah semua kegiatan

yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk

atau jasa kepada pasar sasaran untuk memberi informasi tentang keistimewaan,

kegunaan dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya, sehingga akan

merubah sikap konsumen ataupun untuk mendorong konsumen untuk membeli.


Pengertian Promosi

Promosi ialah salah satu kegiatan untuk melakukan rangsangan kepada

konsumen untuk melakukan pembelian. Promosi merupakan salah satu bauran

pemasaran yang berperan penting dalam keberhasilan sebuah perusahaan dalam

memasarkan produknya karena promosi dapat meningkatkan volume penjualan

sebuah perusahaan. Menurut Kotler (2000) promosi didefinisikan sebagai

komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan

mengingatkan calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat

mereka atau memperoleh suatu respon. Lebih lanjut menurut Kotler dan

Amstrong (2009:496), Promosi adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam

upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen

langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual.

Sedangkan Graffin dan Ebert (2008:352) Promosi merupakan teknik apapun

yang dirancang untuk menjual suatu produk. Jadi promosi adalah proses untuk

mengenalkan atau mengkomunikasikan produk, baik barang dan jasa yang

dihasilkan produsen melalui saluran distribusinya dengan usaha untuk membujuk

konsumen agar bersedia menerima, membeli, dan memberikan rekomendasi yang

baikatas produk perusahaan yang diterimanya.

Promosi Penjualan

Menurut Buchari Alma (2007:188) menatakan bahwa “Sales promotion is

any activity that offers an incentive or a limited period to induce a desired

response from target customers, company sales people or intermediaries.”

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong yang dikutip kembali oleh Buchari
Alma (2007:188) menyatakan bahwa “sales promotion consists of short term

incentive to encourage purchase or sales of a product or service.” Dari kedua

pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan adalah

keinginan menawarkan insentif dalam periode tertentu untuk mendorong

keinginan calon konsumen, para penjual atau perantara. Kegiatan advertising

biasanya disertai oleh dua kegiatan alat promosi lain, yaitu sales promotion dan

public relation. Tugas advertising ialah member ajakan kepada calon konsumen

untuk mengenal dan membeli produk, sedangkan sales promotion mengajak

mereka agar membeli sekarang (sales promotion offers reasons to buy now).

Promosi penjualan terdiri dari serangkaian teknik yang digunakan untuk

mencapai sasaran-sasaran pemasaran dengan menggunakan biaya yang efisien

dengan memberikan nilai tambah pada produk atau jasa kepada para perantara

maupun pemakai langsung, biasanya tidak dibatasi pada jangka waktu tertentu.

Promosi penjualan digunakan untuk mempengaruhi perhatian konsumen dengan

memberikan suatu informasi yang akan membawa konsumen untuk membeli

produk tersebut. Promosi penjulan merupakan alat yang menawarkan insentif

pada pembeli yang terdiri atas (1) Promosi konsumen yang meliputi: seperti

sample, kupon, penawaran uang kembali, pengurangan harga, hadiah, premi,

kontes, peragaan, stiker; (2) Promosi dagang, seperti jaminan pembelian, hadiah

barang, iklan bersama, kerjasama iklan dan pemajangan, pengembalian uang,

kontes penjualan para penyalur; dan (3) Promosi wiraniaga, seperti memberi

bonus, kontes dan kereta penjualan.


Tujuan Promosi Penjualan

Manajer pemasaran memiliki tugas yang sangat penting dalam memilih jenis

bauran promosi yang tepat bagi produk yang dipasarkan, terlebih jika produk

tersebut sejenis dengan produk dari pesaing. Menurut Kotler dan Keller

(2008:266) Insentif biasanya diberikan dengan tujuan bagi konsumen yaitu, untuk

merangsang konsumen untuk mencoba, sedangkan bagi pengecer, yaitu untuk

mempererat hubungan jangka panjang dengan pengecer.” Tujuan dari promosi

penjualan menurut Buchari Alma (2007:188), yaitu:

1. Menarik para pembeli baru

2. Memberi hadiah/ penghargaan kepada konsumen-konsumen / langganan lama

3. Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama

4. Menghindarkan konsumen lari ke merek lain

5. Mempopulerkan merek/ meningkatkan loyalitas

6. Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas

“market share” jangka panjang

Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

Pada penelitian yang dilakukan oleh Marzolina dan Marnis (2010) yang

berjudul “Pengaruh Dimensi Produk dan Promosi terhadap keputusan pembelian

Rokok Lucky Strike di Kota Pekanbaru” telahmembuktikan bahwa kedua varibel

bebas yaitu produk dan promosi secara signifikan mempengaruhi keputusan

pembelian Lucky Strike baik secara parsial maaupun stimultan. Selain itu

diketahui pula bahwa yang lebih besar pengaruhnya terhadap citra merek adalah

promosi. Kemudian penelitian lainnya yang dilakukan oleh Schultz dan Block
(2014) yang berjudul “Sales Promotion Influencing Consumer Brand Preference”

menyatakan bahwa alat-alat promosi terkemuka menurut konsumen seperti kupon

diskon, sampel yang dibawa ke rumah, sample yang ada di toko, dan kartu

member belanja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap preferensi merek

dalam penjualan, maka dari itu dapat dikatakan pula bahwa promosi

mempengaruhi preferensi merek. Penelitian lain yang dilakukan oleh Julianto

(2006) yang berjudul “Pengaruh Promosi terhadap Brand Image Sabun Mandi

Lifebuoy” juga mendukung dan membuktikan bahwa promosi mempengaruhi

brand image secara signifikan.

Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitan terdahulu yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan

Pengaruh Desain Kemasan, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

antara lain sebagai berikut :

Resmi dan Wismiarsi (2015) meneliti dengan judul Pengaruh Kemasan

Dan Harga Pada Keputusan Pembelian Minuman Isotonik. Hasil Penelitian nya

hasil pengujian hipotesis pada elemen kemasan (bentuk, ukuran, material) dan

harga(price acceptance, price evaluation, perceived price) pada keputusan

pembelian minuman isotonik, diperoleh bahwa kemasan produk dan harga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Harga

berpengaruh lebih besar pada keputusan pembelian, dibandingkan kemasan.

Sebanyak 30,7% keputusan pembelian minuman isotonik dipengaruhi oleh

pertimbangan kemasan dan harga. Sebaliknya sebanyak 69,3% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


Ayunigtiyas (2016), meneliti dengan Judul Analisis Pengaruh Promosi,

Desain Produk, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pemebelian

Dengan Citra Merek Sebagai Variabel Intervening. Hasil peneltian nya

Hasilpenelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel indenpenden memiliki

pengaruh positif terhadap Citra Merek; dan Citra Merek memiliki pengaruh

positif terhadap Keputusan Pembelian. Dari ketiga pengaruh variabel independen

tersebut Kelompok Referensi memiliki pengaruh terbesar terhadap Citra Merek

dan kemudian disusul dengan promosi dan terkecil adalah Desain Produk.

Rosandi dan Sudarwanto (2013), dengan judul penelitian Pengaruh Citra

Merek Dan Desain Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Susu

Ultra (Studi Pada Cafetaria Srikandi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Surabaya). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa citra merek dan desain

kemasan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen, dimana citra

merek merupakan variabel yang dominan mempengaruhi.

Akrom (2013), dengan judul penelitian Pengaruh Kemasan, Harga Dan

Promosi Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Kripik Paru Umkm

Sukorejo Kendal. Hasil Penelitian nya menunjukkan bahwa Kemasan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap proses keputusan pembelian kripik paru UMKM

Sukorejo Kendal sedangkan Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

proses keputusan pembelian kripik paru UMKM Sukorejo Kendal, selanjutnya

Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses keputusan pembelian

kripik paru UMKM Sukorejo Kendal.


Tabel 2.1
Mapping Penelitian Terdahulu

Variabel Variabel Yang


Nama
No Publikasi Judul Penelitian Hasil Penelitian Sama Dengan
Peneliti X Y
Penelitian
1 Resmi dan Jurnal Pengaruh kemasan Kemasan Keputusan Kemasan produk dan Kemasan (X1),
Wismiarsi Manajemen dan harga pada (X1) dan Pembelian harga berpengaruh Harga (X2) dan
(2015) dan Bisnis keputusan Harga (X2) (Y) positif dan signifikan Keputusan
Sriwijaya Pembelian terhadap keputusan Pembelian
Vol.13 No.1 Minuman isotonik pembelian (Y)
Maret 2015

2 Ayunigtiyas Jurnal Analisis Pengaruh Pomosi Keputusan Hasil peneltian nya Pomosi (X1),
(2016) Unisbank Promosi, Desain (X1), Pembelian Hasilpenelitian Keputusan
Semarang, 28 Produk, Dan Desain (Y1) dan Cira menunjukkan bahwa Pembelian (Y1)
Juli 2016 , Kelompok Produk Merk (Y2) ketiga variabel
ISBN: 978 Referensi Terhadap (X2) dan indenpenden
-979-3649-96 Keputusan Kelompok memiliki pengaruh
-2 Pemebelian Referensi positif terhadap Citra
Dengan Citra (X3) Merek;
Merek Sebagai
Variabel
Intervening

25
26

Variabel Variabel Yang


Nama
No Publikasi Judul Penelitian Hasil Penelitian Sama Dengan
Peneliti X Y Penelitian
3 Rosandi dan Jurnal Prodi Pengaruh Citra Citra Merek Minat Beli Hasil penelitiannya Desain Kemasan
Sudarwanto Pendidikan Merek Dan Desain (X1) dan (Y) menunjukkan bahwa (X2)
(2013) Tata Niaga, Kemasan Terhadap Desain citra merek dan
Jurusan Minat Beli Kemasan desain kemasan
Pendidikan Konsumen Pada (X2) berpengaruh
Ekonomi, Produk Susu Ultra signifikan terhadap
Fakultas (Studi Pada minat beli konsumen
Ekonomi, Cafetaria Srikandi
Universitas Fakultas Ekonomi
Negeri Universitas Negeri
Surabaya Surabaya)

4 Akrom Jurnal Pengaruh Desain Keputusan Hasil Penelitian nya Desain Kemasan
(2013) Fakultas Kemasan, Harga Kemasan Pembelian menunjukkan bahwa (X1), Harga (X2)
Ekonomi Dan Promosi (X1), (Y1) Kemasan Promosi (X3),
Jurnal UNS. Terhadap Proses Harga berpengaruh positif Keputusan
Semarang, Keputusan (X2) dan signifikan Pembelian (Y1)
No. 3 Juni Pembelian Promosi terhadap proses
2013 Konsumen Kripik (X3) keputusan pembelian
Paru Umkm kripik paru UMKM
Sukorejo Kendal Sukorejo Kendal

26
27

Kerangka Konseptual

Persaingan dalam industri makana ringan semakin ketat, perusahaan-

perusahaan saling berlomba melakukan inovasi-inovasi untuk menjadi yang

terdepan, terbaik dan tercepat dalam menyajikan pelayanan yang memuaskan

kepada konsumen. Keberhasilan suatu industri makanan ringan dapat dilihat salah

satunya dari proses keputusan pembelian. Proses keputusan pembelian makanan

ringan tidak lepas dari kemasan produk, haraga dan promosi.

Dewasa ini kemasan mempunyai arti yang sangat penting karena kemasan

tidak hanya digunakan sebagai pelindung terhadap isi produk saja tetapi juga

digunakan untuk menyenangkan dan memikat hati konsumen. Oleh karenanya

kemasan termasuk salah satu dalam strategi pemasaran khususnya strategi produk

yang dapat dilakukan dengan cara memperbaiki bentuk luar dari produk seperti

pembungkus, etika, warna, logo, dan lain-lain agar dapat menarik perhatian

konsumen dan dapat memberi kesan bahwa produk tersebut bermutu atau

berkualitas baik. Selain memberikan keuntungan bagi produsen, pengemasan

produk juga memiliki arti bagi konsumen (Buchari Alma, 2007:153). Dengan

adanya pembungkus produk akan tetap bersih dan praktis untuk dibawa kemana

saja, tahan lama, dan mudah disimpan, dengan pembungkus berarti timbangan di

dalamnya benar, pengemasan menunjukan kualitas barang seperti menerangkan

isi yang dibungkus.

Hasil penelitian Dadun Abdul Manaf (2005), menyatakan bahwa kemasan

berpengaruh positif terhadap proses keputusan pembelian, adanya pengaruh yang

positif ini menunjukkan bahwa konsumen setuju bahwa penataan unsur-unsur


grafis pada kemasan memiliki persebaran yang lebih menyenangkan dengan lebih

menonjolkan satu unsur untuk menarik perhatian.

Harga sering kali menjadi pertimbangan dan faktor penentu bagi calon

konsumen untuk melakukan pembelian, di samping faktor-faktor lain. Tjiptono

(2002: 152) menyimpulkan “bahwa harga memiliki peranan utama dalam proses

pengambilan keputusan bagi pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan

informasi”. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk menutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

diharapkan berdasarkan daya belinya adanya harga dapat membantu para pembeli

untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang

dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia,

kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam ’mendidik’

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama

bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai

faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku

adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Tujuan

promosi yang dikemukakan oleh (Tjiptono, 2002:221) yaitu : Menginformasikan

(informing), dapat berupa menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu

produk, memprkenalkan cara pemakian yang baru dari suatu produk,

menyampaikan perubahan harga kepada pasar.

Mebujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk: Membentuk pilihan merek,

mengalhkan pilihan ke merek tertentu, mengubah persepsi pelanggan terhadap


atribut produk, mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga

(salesman). Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas mengingatkan pembeli

bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat dan

mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan.

Akan memuduhakan kosumen dalam mencari suatu produk.

Hasil penelitian Rusydi Abubakar (2005), menyatakan bahwa promosi

berpengaruh positif terhadap proses keputusan pembelian, apabila suatu produk

diperkenalkan kepada masyarakat melalui promosi yang efektif dan kreatif maka

masyarakat akan mendapatkan informasi seputar produk tersebut dan pada

akhirnya produk tersebut akan banyak dibeli oleh masyarakat. Promosi

merupakan salah satu variabel pemasaran yang dapat digunakan oleh konsumen

sebagai acuan dalam memilih barang atau jasa yang diinginkan.

Keterkaitan promosi dan proses keputusan pembelian adalah suatu cara

memperkenalkan, mengkomunikasikan manfaat dari sebuah produk atau jasa dan

mengajak konsumen untuk menggunakan produk yang ditawarkan apabila

konsumen tertarik untuk menggunakan produk atau jasa yang dipromosikan maka

akan menimbulkan permintaan pasar. Berdasarkan teori–teori yang dikemukakan

oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh kemasan, harga dan

promsi dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen. Dari paparan

di atas maka dapat dibuat kerangka berpikir teoritis seperti pada gambar berikut

ini.
Desain Kemasan (X1)
Bahan
Logo
Ukuran
Warna

Harga (X2)
(Y1)
Penetapan Harga Jual
Keputusan Pembelian
Daftar Harga

Promosi (X3)
Iklan
Penjualan Pribadi

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Ket :
Variabel = Pengaruh Secara Parsial

Variabel = Pengaruh Secara Simultan


Hipotesis Penelitian

1. 𝐻1 : Terdapat pengaruh signifikan secara parsial desain kemasan, terhadap

keputusan pembelian minuman isotonik pocarisweat di holla swalayan.

𝐻0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial desain kemasan

terhadap keputusan pembelian minuman isotonik pocarisweat di holla

swalayan.

2. 𝐻2 : Terdapat pengaruh signifikan secara parsial harga terhadap keputusan

pembelian minuman isotonik pocarisweat di holla swalayan.

𝐻0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial harga terhadap

keputusan pembelian minuman isotonik pocarisweat di holla swalayan.

3. 𝐻3 : Terdapat pengaruh signifikan secara parsial promosi terhadap

keputusan pembelian minuman isotonik pocarisweat di holla swalayan.

𝐻0 : Tidak terdapat Terdapat pengaruh signifikan secara promosi terhadap

keputusan pembelian minuman isotonik pocarisweat di holla swalayan.

4. 𝐻4 : Terdapat pengaruh signifikan secara simultan desain kemasan, harga

dan promosi terhadap keputusan pembelian minuman isotonik

pocarisweat di holla swalayan.

𝐻0 : Tidak terdapat Terdapat pengaruh signifikan secara simultan desain

kemasan, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian minuman

isotonik pocarisweat di holla swalayan.


32

BAB III

METODE PENELITIAN

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian

dikategorikan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan di

kancah atau medan terjadinya gejala (Ikbal, 2002:11). Peneliti terjun kelapangan untuk

mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk kebutuhan penelitian. Desain penelitian

ini merupakan desain penelitian kausalitas. Desain kausal dipakai untuk mengukur

kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Kuncoro, 2001:16).

Hubungan tersebut bertujuan untuk melihat Pengaruh Desain Kemasan, Harga

dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Isotonik Pocarisweat di

Holla Swalayan. Seluruh data yang digunakan merupakan data yang diambil

langsung pada responden yang mengunjungi holla swalayan.

Populasi dan Sampel

Populasi

Metode adalah satu teknik atau cara untuk menarik kesimpulan yang akan

digunakan. Populasi adalah wilayah generalisasi subjek atau objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan dalam penelitian dan sampel adalah

sebagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Adapun jumlah populasi, yaitu seluruh konsumen Holla Swalayan Kota Sungai

Penuh yang jumlahnya tidak diketahui.

32
33

Sampel

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non probability

sampling, yaitu metode sampling yang tidak memberi kesempatan atau peluang

yang sama bagi setiap unsur atau populasi untuk dipilih menjadi sampel

(Sugiyono, 2007). Sedangkan jenis non probability sampling yang digunakan

adalah accidental random sampling, yaitu teknik sampling berdasarkan kebetulan,

yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan

sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai

sumber data, dalam penilitian ini rentang waktu yang digunakan adalah 2 minggu.

Dalam penelitian ini pedomen sampel yang digunakan adalah dengan

menggunakan sampel minimal, Menurut Sugiyono (2008:131) rumus:

𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑋 10

Keterangan:

Jumlah Variabel = Jumlah Variabel X + Y

10 = Konstanta

Hasil perhitungan nya adalah 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 4 𝑋 10 = 40, dengan demikian maka

sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang konsumen yang berbelaja di holla

swalayan.

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data

yang diperoleh langsung dari sumber informasi dengan cara memberikan

kuesioner.
Sumber Data

Data dalam penelitin ini bersumber dari konsumen yang kebetulan berbelanja di

hola swalayan kemudian peneliti memberikan kuesioner yang telah divalidasi untuk diisi

oleh konsumen tersebut.

Teknik Pengumpulan Data

Fase terpenting dari penelitian adalah pengumpulan data. Pengumpulan data tidak

lain suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian. Adapun metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Kuesioner

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah

dengan menggunakan kuesioner, kuesioner (questionnaire) atau angket

merupakan metode pengumpulan data untuk memahami individu dengan cara

memberikan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang berbagai aspek

kepribadian individu (Rahardjo, 2016:94). Questioner yang disebarkan oleh

peneliti di dalam penelitian ini adalah questioner yang bertujuan untuk

mengetahui Pengaruh Desain Kemasan, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan

Pembelian Minuman Isotonik Pocarisweat di Holla Swalayan.

Kuesioner (questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua

pernyataan dan pertanyaan yang akan digunakan untuk mendapatkan data, baik

yang dilakukan melalui telepon, surat atau bertatap muka. Daftar pertanyaan

tertulis yang akan diisi oleh responden yang terdiri dari pertanyaan tentang

kemasan produk, harga dan promosi untuk mengetahui sejauh mana kemasan

produk, harga dan promsi tersebut mempengaruhi keputusan pembelian. Metode


pengukuran pada Kuesioner ini menggunakan skala likert. Adapun gradasi nilai

pengukuran dari 1 sampai 5, dengan alternatif jawaban: Sangat tidak Setuju

(STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS) di mana

setiap jawaban diberi skor masing– masing sebagai berikut (Ferdinand,

2011:250), keterangan nilai untuk pernyataan positif sebagai berikut: Jawaban

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1, Jawaban Tidak Setuju (S) diberi skor 2,

Jawaban Netral (N) diberi skor 3, Jawaban Setuju (S) diberi skor 4, Jawaban

Sangat Setuju (SS) diberi skor 5. Untuk pernyataan yang negative nilainya

kebalikan dari nilai yang disajikan diatas.

Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal variable berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebaiknya. (Suharsimi Arikunto,

2010: 274). Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang

berkaitan dengan Pengaruh Desain Kemasan, Harga dan Promosi Terhadap

Keputusan Pembelian Minuman Isotonik Pocarisweat di Holla Swalayan.

Definisi Operasional Variabel

Sebagai pedoman pengukuran variabel penelitian maka definisi operasional

variabel pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Keputusan pembelian (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah proses keputusan

pembelian yaitu “Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian

akhir dari konsumen, baik individual maupun rumah tangga yang membeli

barang-barang dan jasa untuk konsumsi pribadi, secara umum konsumen


mengikuti suatu proses atau tahapan dalam pengambilan keputusan” (Kotler

dan Amstrong, 2008:178). Indikator keputusan pembelian adalah: (1)

Pengenalan masalah adalah tahap dimana konsumen mengenali adanya suatu

masalah atau kebutuhan; (2) Pencarian informasi adalah tahap dimana

konumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi, dilakukan

dengan cara meningkatkan perhatian atau aktif mencari informasi; (3)

Evaluasi berbagai alternatif adalah tahap dimana konsumen menggunakan

informasi yang telah didapat untuk mengevaluasi merek-merek alternatif; (4)

Keputusan pembelian adalah (dalam hal ini keputusan memilih produk)

adalah tahap dimana konsumen benar-benar melakukan pembelian; dan (5)

Perilaku pasca pembelian adalah tindakan lebih lanjut setelah melakukan

pembelian berdasarkan keputusan atau ketidak puasan.

2. Kemasan (X1)

Kemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau

bungkus bagi sebuah produk (Kotler, 1999:227), dengan indikator: (1) Bahan:

Terdapat beberapa macam bahan yang digunakan untuk kemasan,

diantaranya: Kertas, botol, aluminium foil, plastik dan logam; (2) Logo:

Merek dagang atau logo perusahaan memiliki peranan penting dalam

meningkatkan kemasan contohnya komunikatif, identitas simbol; (3) Warna:

Konsumen melihat warna jauh lebih cepat dari pada melihat bentuk atau rupa,

dan warnalah yang pertama kali produk dipajangkan; (4) Ukuran: Ukuran

kemasan tergantung pada jenis produk yang dibungkusnya, baik untuk ukuran

panjang, lebar, maupun tipis dan tebalnya kemasan.


3. Harga (X2).

Harga menurut (Kotler dan Amstrong, 2007:344) adalah sejumlah uang

yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah

sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan

memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa, dengan indikator: (1)

Penetapan harga jual adalah keputusan penetapan bauran pemasran lainnya

harus berorientasi pada pembeli; dan (2) Penyesuian khusus terhadap harga

meurut daftar harga (list price) terdiri atas diskon, allowancedan penyesuaian

geografis. (Tjiptono, 2002:154).

4. Promosi (X3)

Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang

meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi ialah

meperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon

konsumen (Alma, 2007:179), dengan indikator: (1) Iklan adalah Media luar

ruang, yaitu media iklan (biasanya berukuran besar) yang dipasang di tempat-

tempat terbuka seperti di pingir jalan, di pusat keramaian, atau tempat kusus

lainnya (Tjiptono, 2002: 245). Jenisnya-jenisnya media luar ruang meliputi,

baleho, sepanduk, umbul-umbul dan lain-lain; dan (2) Penjualan Pribadi

adalah Dua posisi penjualan menurut McMurry yang dikutip dalam (Kotler

dan Keller, 2008:304), istilah perwakilan penjualan (sales representative).

Contohnya: Menerima jasa pengiriman produknya sendiri dan penerima

pesanan (order taker).


Uji Instrumen

Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah untuk mengetahui sejauh mana alat

ukur bisa mengukur apa yang ingin di ukur (Sofiyan Siregar, 2012:75).

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat kita ketahui sebuah instrument

dikatakan valid jika dapat mengukur dan mengungkap data dari variabel

yang hendak diteliti secara tepat, maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan rumus pearson r-product moment untuk uji validitas dengan

bantuan program SPSS 23.00 dengan kriteria:

Jika t hitung > t tabel data dinyatakan valid

Arikunto (2009:78) koefisiensi validitas butir soal disajikan dalam tabel

3.1 di bawah.

Tabel 3.1
Koefesiensi Validitas Butir Pernyataan

Rentang Keterangan
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto.

Uji Reliabilitas

Menurut Sofiyan Siregar (2012:76), uji reliabilitas bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih. Uji reliabilitas dalam penelitian

ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 23.00 teknik Alpa Cronbach:

dirumuskan sebagai berikut:


𝑘 ∑ 𝑆𝑖2
∝= [ ] [1 − ]
𝑘−1 𝑆𝑥2

Ket:

∝ = Reliabilitas

k = Jumlah Instrument Pernyataan

1 = Bilangan konstanta

∑ Si2 = Jumlah Varian dari setiap instrument

∑ S𝑥2 = Varian dari seluruh instrument

Kriteria reliabilitas soal ditentukan dengan ketentuan yaitu: soal

dikatakan reliabel jika nilai Alpa Cronbach > 0.6.

Tabel 3.2
Klasifikasi Nilai Reliabilitas Pernyataan

Rentang Keterangan
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto (2009:78)

Metode Analisis Data

Dalam menganalisa data peneliti menggunakan metode kuantitatif yakni

dengan melakukan uji statistik parametrik yang meliputi uji regresi linier

berganda untuk mengetahui jenis pengaruh masing-masing variabel, uji-t untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel secara parsial

dan Uji F untuk mengetahui ada atau tidak nya pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikat.


Alat Analisis Data

Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis regresi terlebih dahulu dilakukan uji

prasyarat analisis regresi, karena analisis regresi merupakan statistik

parametrik dengan syarat data harus normal dan homogen, jika data tidak

normal dan homogen maka analisis data dilakukan dengan cara statistic non

parametrik. Berikut langkah-langkah uji prasyarat:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak, bila data berdistribusi normal maka dapat

dilakukan uji statistik paramaterik dan jika data tidak berdistribusi

normal maka dilakukan uji analis data non parametrik. Dalam penelitian

ini untuk menguji normalitas peneliti menggunakan metode

Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 0.05 dengan kriteria:

Jika Sig. 2-tailed > 0.05 = data normal. Persamaan rumus sebagai berikut:

∑𝑥 −𝑥̅)
SD = √ 𝑖 2........................................................................................... (1)
𝑛−1

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah bagian dari uji asumsi klasik dalam analisis

regresi, adapun tujuan dilakukannya uji homogenitas adalah untuk

mengetahui apakah data sama (homogen) atau tidak, dalam penelitian ini

peneliti menggunakan metode uji Spearman, pengambilan keputusan

dilakukan dengan kriteria: Jika Nilai Sig. > 0.05 maka data tidak
homogen dan Jika Nilai Sig < 0.005 maka data homogeny. Persamaan

rumus sebagai berikut:

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖..............................................................................................................................................
F = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ (2)

Analisa Regresi Liner Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai

pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk

membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal

antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat. Dalam

penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah Regresi Linear

Berganda dengan dengan bantuan komputer program SPSS versi 22.00.

Model persamaan untuk analisa regresi berganda (Riduwan, 2002) adalah :

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ e.....................................................................(3)

Dimana:

Y : Keputusan pembelian

b1 b2 b3 : Koefesien regresi masing-masing

variabel. X1 : Desain Kemasan

X2 : Harga

X2 : Promosi

a : Konstanta

e : error
Uji t (Uji Parsial)

Uji t adalah bagian uji statistik yang merupakan uji koefisien korelasi

parsial yang digunakan untuk membuktikan pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen, dimana salah satu variabel independennya

tetap/dikendalikan. Sugiyono (2012) merumuskan uji t statistik sebagai

berikut:

t=
𝑟√𝑛−2 ……………………..…………………………..…….…..(4)
√1−𝑟2

Keterangan:

r = Korelasi Parsial

n = Jumlah anggota sampel

Ujit-t (T-test) untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan jika Sig < 0.05 dan

t hitung > t table = terdapat pengaruh X terhadap Y

Uji F (Simultan)

Menurut Sugiyono (2012) uji F digunakan untuk menguji variabel-

variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat . Selain itu

dengan uji F ini dapat diketahui pula apakah model regresi linier yang

digunakan sudah tepat atau belum. Rumusnya adalah :


2
R/k (5)
𝐹= (1− R2 )/ (n−k−1).......................................................................................................................

Keterangan:

K = Banyaknya variabel bebas

N = Jumlah sampel
R2 = Koefisien Determinasi

F = Fhitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan Ftabel

Untuk menguji signifikan Ftest dengan cara membandingkan besarnya

Ftest dengan Ftabel dengan taraf signifikan 5%.

1. Jika Ftest > Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya terdapat terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel independent terhadap variabel

dependent.

2. Jika Ftest < Ftabel, Maka Ha ditolak dan Ho diterima artinya tidak terdapat

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independent terhadap

variabel dependent.
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Sofiyan. 2012. Stastistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif


Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17,
Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Achmad Rifqi Husni. 2002. “analisis pengaruh brand awareness terhadap brand
attitude handphonemerek nokia”Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi.

Buchari, Alma. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:


Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi .Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:


Universitas Diponegoro.

Kotler, P. & Amstrong, G. 2007a. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi IX. Jakarta: PT.
Indeks.

---------. 2008b. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 11. Manajemen Pemasaran


Jilid II, 12th Ed. Jakarta: PT Indeks.

---------. 2008c. Prinsip-Prinsip Pemasaran 1. Edisi keduabelas. Jakarta: Erlangga

Kotler, P. & Keller, K.L. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1. Alih
Bahasa Benyamin Molan. Penerbit PT Indeks: Jakarta.

Kotler, Philip. 1999a. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,


Implementasi dan Kontrol, Edisi Sembilan. Alih Bahasa, Hendra Teguh.
Penerbit PT. Prenhallindo: Jakarta.

--------. 2002b. Manajemen Pemasaran 1, Edisi Milenium, PT. Prenhallindo,


Jakarta.

Durianto, D., Sugiarto, & Sitinjak, T. 2004 . Strategi Menaklukkan Pasar Melalui
Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta


Kilmchuk, Rosner. Marrianne & Krasovec,A.Sandra. 2007. Desain Kemasan
Perencanaan Merek Produk yang berhasil dari Konsep Sampai Penjualan .
Jakarta: Erlangga

Natadjaja, Listia. Analisa Elemen Grafis Kemasan Indomie Goreng Pasar Lokal
danEkspor. Jurnal Nirmana (online) Vol. 9No. 1, Januari 2007
(http://www.petra.ac.id di akses 22 Oktober2013)

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung


Alfabeta.
PENGARUH DESAIN KEMASAN, HARGA DAN
PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
MINUMAN ISOTONIK POCARISWEAT
DI HOLLA SWALAYAN

RISKA ARDIYANTI
NPM: 161061201195
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SAKTI ALAM KERINCI
BAB I
PENDAHULUAN
Industri makanan dan minuman di Indonesia terus
mengalami perkembangan dari tahun ke tahun,
salahsatunya adalah minuman isotonik.

Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat perusahaan


melakukan berbagai cara untuk menarik minat konsumen
terhadap produk mereka
• kemasan yang unik
• kebijakan harga
• Iklan / promosi
• Minuman Pocarisweat memiliki harga produk
yang dibawah harga pesaingnya, selain itu
penjualan produk Pocarisweat pada tahun
2019 sebesar 64% merupakan nilai penjualan
tertinggi dibanding produk sejenis lain nya.
Penjualan Pocarisweat telah masuk ke Provinsi
Jambi dan juga telah sampai ke minimarket-
minimarket dan swalayan-swalayan yang ada
di kota sungai penuh yang salah satunya
adalah Holla swalayan
• Bagaimanakah pengaruh secara parsial desain
kemasan, harga dan promosi terhadap keputusan
pembelian minuman isotonik Pocarisweat di holla
swalayan?
• Bagaimanakah pengaruh secara simultan desain
kemasan, harga dan promosi terhadap keputusan
pembelian minuman isotonik Pocarisweat di holla
• Seberapa
swalayan?
besar pengaruh desain kemasan, harga dan
promosi terhadap keputusan pembelian minuman
isotonik Pocarisweat di holla swalayan?
• Untuk mengetahui pengaruh secara parsial desain
kemasan, harga dan promosi terhadap keputusan
pembelian minuman isotonik Pocarisweat di holla
swalayan?
• Untuk mengetahui pengaruh secara simultan desain
kemasan, harga dan promosi terhadap keputusan
pembelian minuman isotonik Pocarisweat di holla
• swalayan?
Untuk mengetahui besar pengaruh desain kemasan,
harga dan promosi terhadap keputusan pembelian
minuman isotonik Pocarisweat di holla swalayan
Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis dapat dijadikan tambahan pengetahuan,
khususnya mengenai pengaruh desain kemasan, harga dan
promosi terhadap keputusan pembelian minuman isotonik
Pocarisweat di holla swalayan
2. Bagi para pengamat ataupun pemerintahan diharapkan
dapat menjadi semacam kontibusi pemikiran bagi
pengusaha yang bergerak di bidang minuman isotonik
khususnya dalam hal pembuatan kemasan, penetapan harga
dan promosi produk minuman isotonik.
3. Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi
masukan dan pedoman untuk melakukan penelitian yang
sama pada tempat yang berbeda.
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

• Pemasaran salah satu kegiatan pokok yang perlu


dilaksanakan oleh peusahaan dalam menjalankan usahanya
• Keputusan pembelian  pemilihan atas dasar logika atau
pertimbangan diantara beberapa alternatif yang harus dipilih
dan keputusan pembelian mempunyai tujuan tertentu
• Kemasan  atribut yang berhubungan dengan produk tetapi
tidak merupakan bagian dari fisik produk itu sendiri
• harga  sesuatu yang diberikan atau dikorbankan konsumen
untuk memperoleh suatu produk
• Promosi  salah satu kegiatan untuk melakukan rangsangan
kepada konsumen untuk melakukan pembelian
Penelitian Terdahulu
1. Resmi dan Wismiarsi (2015)  Pengaruh Kemasan Dan
Harga Pada Keputusan Pembelian Minuman Isotonik.
2. Ayunigtiyas (2016)  Analisis Pengaruh Promosi, Desain
Produk, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan
Pemebelian Dengan Citra Merek Sebagai Variabel
Intervening.
3. Rosandi dan Sudarwanto (2013)  Pengaruh Citra Merek
Dan Desain Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen Pada
Produk Susu Ultra (Studi Pada Cafetaria Srikandi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Surabaya).
4. Akrom (2013)  Pengaruh Kemasan, Harga Dan Promosi
Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Kripik Paru
Umkm Sukorejo Kendal.
– Ruang Lingkup Penelitian  penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
dikategorikan penelitian lapangan (field research)
– Populasi dan Sampel
Populasi: seluruh konsumen Holla Swalayan Kota Sungai Penuh
Sampel: non probability sampling yang digunakan adalah accidental
random sampling, yaitu teknik sampling berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel
– Jenis data  data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber
informasi dengan cara memberikan kuesioner.
– Sumber Data
• ini bersumber dari konsumen yang kebetulan berbelanja di hola swalayan
kemudian peneliti memberikan kuesioner
Questioner yang disebarkan oleh peneliti di dalam penelitian ini
adalah questioner yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
Desain Kemasan, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Minuman Isotonik Pocarisweat di Holla Swalayan.
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal variable
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda,
dan sebaiknya. (Suharsimi Arikunto, 2010: 274). Metode
dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan
dengan Pengaruh Desain Kemasan, Harga dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Minuman Isotonik Pocarisweat di Holla
Swalayan.
• Keputusan pembelian (Y)  Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah proses keputusan pembelian yaitu “Perilaku pembelian
konsumen adalah perilaku pembelian akhir dari konsumen, baik
individual maupun rumah tangga yang membeli barang-barang
dan jasa untuk konsumsi pribadi, secara umum konsumen
mengikuti suatu proses atau tahapan dalam pengambilan
keputusan
• Kemasan (X1)  Kemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus bagi sebuah produk
• Harga (X2)  adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk
• Promosi (X3)  Promosi adalah sejenis komunikasi yang
memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang
barang dan jasa.
melakukan uji statistik parametrik yang meliputi
uji regresi linier berganda untuk mengetahui
jenis pengaruh masing-masing variabel, uji-t
untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel secara parsial dan Uji F
untuk mengetahui ada atau tidak nya pengaruh
variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel terikat.
F= ……………………………………...
……………….(2)

Anda mungkin juga menyukai