0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
102 tayangan39 halaman

Standart Imaging Mri Brain Advance Case

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 39

BASIC PARAMETER MRI BRAIN

MUHAIMIN
Pokok Bahasan
1 PENDAHULUAN

2 PROSEDUR PEMERIKSAAN

3 SEQUENCE & PARAMETER

4 IMAGE QUALITY

Catherine Westbrook. Handbook of MRI KESIMPULAN


Technique, Fourth Edition.:Willey-
5
Blackwell;2013
• MRI Brain merupakan
pemeriksaan yang paling
banyak dilakukan pada
modalitas MRI
• MRI dapat memvisualisasikan
struktur anatomi dan patologi
otak dengan sangat baik.
• Prinsip dasar pencitraan MRI
yaitu dengan memanfaatkan
proton atom hidrogen pada
tubuh manusia.

3
Kelebihan MRI dibandingkan dengan CT

• Non invasif, tanpa radiasi pengion


• Soft tissue contrast 70x lebih baik dibandingkan CT, lebih sensitif dan
spesifik dalam memvisualisasikan kelainan pada otak
• Tidak ada artefact tulang
• Mampu menghasilkan karakteristik citra yang beragam (T1, T2, PD)
• Multi imaging plane tanpa merubah posisi pasien (Axial, Sagital, Coronal,
Oblique)

4
Soft tissue contrast 70x lebih baik dari CT & tanpa artefact tulang
Basilar Trombosis

5
6
PROSEDUR
Indikasi

• Multiple Sclerosis (MS)


• Primary Tumor Assessment and / or Metastatic disease.
• AIDS (toxoplasmosis)
• Infarction [ Cerebral Vascular Accident (CVA) vs. transient Ischaemic Attack
(TIA) ]
• Hemorrhage
• Hearing Loss
• Visual Disturbances
• Infection trauma
• Unexplained Neurological Symptoms or deficit
• Mapping of brain function

8
Equipment

• Head Coil (Quadrature atau multi coil array)


• Immobilization pads & straps
• Earplugs/Headphones

9
Persiapan Pasien :
• Anamesa pasien (cek indikasi dan riwayat pasien)
• Lepas benda-benda logam (gunakan metal detector)
• Ganti baju pasien
• Berikan earplugs/headphones
• Berikan penjelasan sebelum pemeriksaan
• Informed consent
• Kontras : periksa GFR
• Pasien harus dipasang surflo

Posisioning Pasien :
• Posisi pasien supine (Head first)
• Letakkan kepala didalam koil
• Atur posisi kepala isocenter dengan medan magnet (upayakan posisi kepala simetris/tanpa rotasi)
• Pasang mirror untuk mengurangi efek claustrophobia

10
SEQUENCE & PARAMETER
SEQUENCE & PARAMETER

BRAIN ROUTINE BRAIN EMERGENCY


Non Contrast Axial T2 FSE/TSE Axial DWI
Axial T1 SE/FSE/TSE Axial T2 SSh/Blade/Prop
Axial T2 FLAIR Axial T2 FLAIR SSh/blade
Axial DWI Axial T1 SSh
Axial GRE/FFE
Coronal T2 FSE/TSE
Sagital T1 SE/TSE
Post Contrast Axial T1W SE/FSE/TSE Axial T1W SE/FSE/TSE
Coronal T1W SE/FSE/TSE Coronal T1W SE/FSE/TSE
Sagital T1W SE/FSE/TSE Sagital T1W SE/FSE/TSE

Advance : Disesuaikan dengan kasus


Conttoh kasus meningioma : MRA TOF & DCE MRA multiphase (TRICKs)
Stroke emboli: DWI + Perfusion Imaging
Meningitis : tidak teknik advance (post kontras T1 +T2 FLAIR)
12
Irisan Axial

• Irisan Axial diplot dari bidang sagital


• Atur sudut irisan sejajar dengan Talairach Line (garis antara
Anterior Comisura (AC) dengan Posterior Comisura (PC)
• Irisan mencakup foramen magnum - vertex

PARAMETER
• FOV : 220-240
• Slice Thicknes : 5 mm
• Slice gap : 1 mm
• Matriks : 320x192

13
Irisan Sagital

PARAMETER
• FOV : 220-240
• Slice Thicknes : 5 mm
• Slice gap : 1 mm
• Matriks : 320x192

• Irisan sagital diplot dari coronal dan axial


• Atur sudut irisan sejajar mid brain

14
Irisan Coronal

PARAMETER
• FOV : 220-240
• Slice Thicknes : 5 mm
• Slice gap : 1 mm
• Matriks : 320x192

• Irisan sagital diplot dari sagital dan axial


• Atur sudut irisan tegak lurus dengan talairach line

15
T2WI FSE

• Parameter dasar pada teknik spin echo menggunakan Long


TR dan Long TE
• T2 Weighted Image menggambarkan Patologi
• Karakteristik citra T2WI :
- Fat tampak hiperintens(efek J-coupling pada teknik
fast/turbo spin echo mengakibatkan fat tampak
hiperintens).
- Gray matter lebih hiperintens daripada white matter
- CSF hyperintens

TR : 4000 ms
TE : 100 ms
16
T1WI SE/FSE

• Parameter dasar pada teknik spin echo


menggunakan Short TR dan Short TE
• T1 Weighted Image menggambarkan struktur
anatomi
• Karakteristik citra T1WI :
- Fat tampak terang/putih
- Gray matter lebih gelap daripada white matter
- CSF gelap/hitam

TR : 600ms
TE : 15ms
17
T2* GRE/FFE

• Sensitif terhadap perdarahan


• karakteristik citra yang didapatkan T2*. Cairan
tampak hiperintens
• Parameter utamanya yaitu FA (Flip Angle), TR, dan
TE.

FA : 18
TR : 425 ms
TE : 13,8 ms
18
T2* GRE/FFE

19
Prinsip dasar Gradient Echo

• Gradient Echo/Fast Field Echo menggunakan pulsa


RF eksitasi bervariasi (umumnya kurang dari 90o)
• Tidak menggunakan RF rephasing 180o , namun
menggunakan perubahan medan gradient untuk
menghasilkan echo/sinyal.
• waktu akuisisi sangat cepat
• 2D & 3D image
• FA merupakan parameter utama yang
mempengaruhi kontras citra (T1, PD, T2*)

20
T2 FLAIR

• Merupakan teknik inversion recovery untuk


menekan cairan shingga tampak hipointens
• Parameter yang mempengaruhi TI (Time Inversion)
• TI = 2000ms cairan berada pada titik null point
sehingga intensitas sinyalnya rendah
• Lemahnya intensitas cairan (CSF) dapat
meningkatkan intensitas patologis
• Lesi preventrikular lebih mudah dibedakan
• Contoh : Multiple sclerosis, Acute sub-arachnoid
hemorrhage, dan meningitis.
• Pada kasus meningitis, T2 FLAIR dibuat pre dan
post gadolinium contrast

21
T2 FLAIR

• Karakteristik citra T2 FLAIR :


- Fat tampak terang/putih
- Gray matter sedikit lebih terang daripada white
matter
- CSF gelap/hitam
• Parameter optimal untuk menekan CSF :
- Long TI : 1700-2500 ms
- Long TR, ≥ 9000 ms ( 4x TI)
- Long TE, ≥ 80 ms

TR : 10000 ms
TE : 100 ms
TI : 2000ms 22
DWI (Difusion Weighted Imaging)
• Sequence ini sangat penting untuk mengevaluasi
stroke akut
• Sequence ini menggambarkan pergerakan molekul
air diruang ekstrasel (brownian motion)
• Pergerakan molekul air diruang ekstrasel dinyatakan
dalam bentuk nilai ADC (Apparent Diffusion
Coefficient)
• Nilai ADC rendah (menurun dari nilai normal)
mengindikasikan pergerakan molekul air terbatas
(restriicted diffusion)
• Nilai ADC tinggi = diffusi normal

b value : 1000
TR : 2500 ms
TE : 70 ms 23
Prinsip Dasar Diffusion

• Prinsipnya, DWI diperoleh dari perbedaan


fase antara mobile proton dan stationary
proton ketika diaktifkan dua gradient yang
identik (gradient diffusion)
• Perbedaan fase dapat menghasilkan intensitas
yang berbeda antara mobile proton dan
stationary proton.
• Diffusi bergantung pada b value.
• b value merupakan parameter untuk
mengontrol amplitudo gradient, durasi, dan Mobile proton
waktu pengaktifan gradient diffusi

Stationary proton

24
• Nilai ADC merupakan kalkulasi dari dua b value
yaitu b=0 dan b= maks 1000 (bisa <1000),
umumnya menggunakan 1000
• Normal ADC (mm2/s)
- Grey matter : 0.9 x 10-3 mm2/s
- White matter : 0.8 x 10-3 mm2/s
- CSF : 2.5 s.d 3 x 10-3 mm2/s

b=0 b = 1000 (DWI) ADC 25


T2 DWI ADC

Restricted diffusion

T2 Shine Through
Artefact

26
MR Angiografi TOF (Time Of Flight)

• Merupakan pencitraan pembuluh darah tanpa


menggunakan obat kontrast
• Digunakan untuk mengevaluasi arteri cerebral
pada kasus stroke, SAH, ICH, AVM, & Aneurisma.
• 3D Image (Hight Resolutions)

FA : 17
TR : 23 ms
TE : 6,9 ms 27
MR Angiografi TOF (Time Of Flight)

• Prinsipnya, teknik TOF mengambil sinyal dari aliran


darah dengan arah tertentu
• Stationary spin (organ statis) tersaturasi sehingga
tampak hipointens.
• Sedangkan flowing spins (inflow effect) mengalami
magnetisasi penuh sehingga menghasilkan
gambaran vaskular yang hiperintens
• Dengan teknik ini dapat diperoleh gambar 2D atau
3D

28
MR Venografi (MRV)

• Sequence ini digunakan untuk mengevaluasi


intracerebral veins & intradural venous
sinuses.
• Menggunakan teknik 3D-PC MRA (Phase
Contrast MRA)
• Tanpa penyuntikan obat kontrast

FA : 10
TR : 15 ms
TE : 6,2 ms 29
Fast Imaging Technique (SS-FSE)

T2 WI FSE T2 WI SS-FSE

Scan time : 2 minute Scan time : 24 second

- Sequence ini dapat digunakan sebagai alternatif sequence FSE ketika pasien tidak kooperatif
(bergerak). Konsekuensi SNR menurun
CONVENTIONAL SPIN ECHO (SE) FAST SPIN ECHO (FSE) SINGLE SHOT FAST SPIN
ECHO (SS-FSE)
180o 180o 180o 180o 180o 180o 180o 180o 180o 180o

90o 90o 90o 90o 90o

- SS-FSE merupakan modifikasi dari FSE


- Prinsipnya, K-Space terisi penuh dalam satu akuisisi TR, sehingga data diperoleh dalam waktu yang sangat
singkat.
- Sangat efektif untuk mengurangi motion artefact akibat pergerakan pasien
RF PULSE K-SPACE RAW DATA MR IMAGE

180o 180o

90o 90o

FSE

180o

90o

SS-FSE
IMAGE QUALITY
SNR

Spatial Resolution Scan Time

CNR

34
Optimalisasi Citra Parameter Konsekuensi
Miningkatkan SNR ↑ NEX ↑ Scan time
↓ matrix ↓ scan time
↓ resolusi

↑ slice thickness ↓ resolusi


↓ receive bandwith ↑ minimum TE
↑ chemical shift
↑ FOV ↓ resolusi
↑ TR ↓ T1 weighting
↑ number of slices

↓ TE ↓ T2 weighting

35
Optimalisasi Citra Parameter Konsekuensi
Miningkatkan Resolusi ↑ matrix ↑ Scan time
↓ SNR
↓ slices thickness ↓ SNR
↓ FOV ↓ SNR
Meminimalkan scan time ↓ TR ↑ T1 Weighting
↓ SNR
↓ number of slices

↓ SNR
↓ phase matrix ↓ resolusi
↑ SNR
↓ NEX ↓ SNR
↑ blurring
↓ TE ↓ T2 weighting

36
OPTIMALISASI CITRA MRI BRAIN

• Artefact problem yang sering terjadi pada MRI brain diakibatkan karena flow motion arteri carotis
dan vertebra.
• Gunakan spatial pre saturation untuk mengurangi artefact tersebut

Slice

Saturasi

• Pasien yang tidak kooperatif memungkinkan terjadi motion artefact. Gunakan teknik
propeler/blade untuk mengurangi motion artefact.
• Alternatif lain, gunakan sequence Single Shot Fast Spin Echo (SS-FSE) untuk mengurangi motion
artefak pada pasien yang tidak kooperatif. Konsekuensi SNR menurun.
• Posisioning pasien sangat mempengaruhi keberhasilan pemeriksaan. Posisikan pasien tepat di
isosenter, pastikan coil terpasang dengan tepat. 37
Kasus A
Pasien wanita umur 50 tahun datang ke unit radiologi dengan membawa formulir permintaan pemeriksaan
MRI brain + MRA dengan kontras, dari keterangan klinis dokter curiga adanya meningioma. Bagaimana
teknik scanning yang harus dilakukan?

Kasus B

Pasien laki-laki umur 55 tahun datang ke unit radiologi dengan membawa formulir permeriksaan MRI brain
fokus pada hipofise, dari keterangan klinis adenoma pituitari

Buat suatu lembar kerja yang isinya :


1. Prosedur pemeriksaan (persiapan dll)
2. Teknik scanning (sequence apa saja beserta fungsinya apa)
3. Post processing (data yang dihasilkan apa saja)
4. Referensi dari jurnal

38
THANK YOU
muhay_min@ymail.com

Anda mungkin juga menyukai