Pertemuan Ke-4
Pertemuan Ke-4
Pertemuan Ke-4
Akad Tabarru’
Lending $ Lending
Certainty Uncertainty Giving 1. Perjanjian atas suatu transaksi yang tidak
(Asset) Self
ditujukan untuk memperoleh laba (nonprofit
oriented).
Qardh, Hibah,
Jual Beli Bagi Hasil Wakalah, 2. Tujuan dari transaksi ini adalah tolong menolong
Hawalah, Wadiah, Wakaf,
Rahn Kafalah Sedekah, dalam rangka berbuat kebaikan.
(Gadai) Hadiah 3. Pihak yang berbuat kebaikan tidak berhak
Murabahah, Mudarabah,
mensyaratkan imbalan apapun kepada pihak
Salam, Istisna, Musyarakah Natural Uncertainty Contract lainnya karena ia hanya mengharapkan imbalan
Ijarah & IMBT Pihak yang bertransaksi saling dari Allah Swt.
memberikan kontribusi assetnya 4. Diperbolehkan jika pihak yang berbuat kebaikan
menjadi satu. Menanggung risiko meminta untuk sekadar menutupi biaya yang
Akad Tijarah
bersama-sama untuk mendapatkan ditanggung untuk melakukan akad tabarru’
Akad yang ditujukan untuk tersebut, sepanjang tidak mengambil
memperoleh keuntungan (profit keuntungan. Tidak memberikan
keuntungan dari akad tersebut.
oriented). Dari sisi kepastian hasil imbal hasil yang pasti, baik nilai imbal
yang diperoleh, akad tijarah dapat hasil maupun waktu.
dibagi menjadi dua yaitu Natural
Uncertainty Contract dan Natural Natural Certainty Contract
Certainty Contract. Pihak yang bertransaksi saling mempertukarkan asset yang dimiliki. Objek pertukarannya harus
ditetapkan di awal akad dengan pasti tentang jumlah, mutu, harga dan waktu penyerahan. Memberikan
imbal hasil yang tetap dan pasti karena sudah diketahui sejak terjadi akad
Jenis-Jenis Akad Tijarah
Akad Salam
1. Salam adalah akad jual beli barang pesanan
(muslam fiih) dengan pengiriman
dikemudian hari oleh penjual (muslam
‘illaih) dan pelunasannya dilakukan oleh
pembeli (al muslam) pada saat akad
disepakati sesuai dengan syarat-syarat
tertentu.
2. Salam tidak sama dengan transaksi ijon,
dan karena itu transaksi salam
diperbolehkan oleh syariah karena tidak ada
gharar, walaupun barang baru diserahkan
dikemudian hari, harga, spesifikasi,
karakteristik, kualitas, kuantitas dan waktu
penyerahannya sudah ditentukan dan
disepakati ketika akad terjadi.
Jenis-Jenis Akad Tijarah
Akad Salam Pararel
1. Salam parallel artinya melaksanakan dua
transaksi salam yaitu antara pemesanan pembeli
dan penjual serta antara penjual dengan
pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya.
2. Hal ini terjadi ketika penjual tidak memiliki
barang pesanan dan memesan kepada pihak lain
untuk menyediakan barang pesanan tersebut.
3. Salam paralel dibolehkan asalkan akad salam
kedua tidak tergantung pada akad yang pertama
yaitu akad antara penjual dan pemasok tidak
tergantung pada akad antar pembeli dan
penjual, jika saling tergantung atau menjadi
syarat tidak diperbolehkan.
Sumber Hukum Akad Salam
1. Al-Qur’an
“Hai orang-orang yang beriman! Jika kamu melakukan transaksi utang
piutang untuk jangka waktu yang ditentukan, tuliskanlah…” (QS. Al-
Baqarah: 282)
“Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu…” (QS. Al-
Ma’idah: 1)
2. Hadis
“Barang siapa melakukan salam, hendaknya ia melakukannya dengan
takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu
yang diketahui.” (HR. Bukhari Muslim)
“Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh
muqaradhah (mudarabah) dan mencampur gandum dengan tepung untuk
keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)
Rukun Akad Salam
Apabila barang yang dikirim tidak sesuai kualitasnya dan pembeli memilih untuk
membatalkan akad, maka pembeli berhak atas pengembalian modal salam yang
sudah diserahkannya. Pembatalan dimungkinkan untuk keseluruhan barang
pesanan, yang mengakibatkan pengembalian semua modal salam yang telah
dibayarkan. Dapat juga berupa pembatalan sebagian penyerahan barang pesanan
dengan pengembalian sebagian modal salam.
Pengenalan Akun-Akun di Neraca
1. Piutang Salam
Rekening ini digunakan untuk mencatat pembayaran harga barang
kepada penjual sebesar jumlah yang disepakati dalam akad. Pada
prinsipnya piutang salam ini merupakan piutang atas barang sebesar
jumlah yang disepakati dalam akad, bukan merupakan piutang uang
sebesar harga barang.
Pedoman pendebetan dan pengkreditan Rekening Piutang Salam
adalah:
a. Rekening Piutang Salam didebit pada saat dilakukan pembayaran
harga barang oleh pembeli;
b. Rekening Piutang Salam dikredit pada saat penyerahan barang dari
penjual kepada pembeli
Pengenalan Akun-Akun di Neraca
2. Persediaan Salam
Rekening ini digunakan untuk mencatat barang dalam transaksi
salam. Pedoman pendebetan dan pengkreditan rekening
persediaan salam adalah:
a. Rekening persediaan salam didebit pada saat penerimaan
barang;
b. Rekening persediaan salam dikredit pada saat penyerahan
barang kepada pembeli (pemesan).
Pengenalan Akun-Akun di Neraca
3. Utang Salam
Rekening ini digunakan untuk mencatat pembayaran harga barang yang
disepakati oleh pembeli (pengusaha). Prinsipnya utang salam merupakan
utang atas barang yang telah dipesan (bukan utang-utang sebesar harga
barang), sehingga segala perubahan harga atas barang menjadi
tanggungjawab penjual.
Pedoman pendebetan dan pengkreditan rekening utang salam adalah:
a. Rekening utang salam dikredit pada saat penerimaan pembayaran harga
barang sebesar seluruh harga barang yang diterima.
b. Rekening utang salam didebit pada saat pembayaran barang yang dipesan
kepada pembeli atau pada saat jatuh tempo pembuat tidak mampu untuk
menyerahkan barangnya kepada pembeli. Dalam kondisi pembuat tidak
mampu menyerahkan barangnya, rekening utang salam dipindahkan ke
rekening utang pemesan.
Pengenalan Akun-Akun di Laba Rugi
1. Keuntungan Salam
Rekening ini digunakan untuk mencatat keuntungan yang terjadi
saat penyerahan aset nonkas (barang), dimana nilai barang yang
tercantum dalam akad (nilai wajar) lebih tinggi daripada nilai
tercatat saat penyerahan.
Pedoman pendebetan dan pengkreditan rekening keuntungan
salam adalah:
a. Rekening keuntungan salam dikredit pada saat terjadi
penyerahan modal aset nonkas apabila nilai wajar aset nonkas
lebih tinggi dari nilai tercatat;
b. Rekening keuntungan salam didebit pada saat penutupan buku
ke rekening pendapatan usaha.
Pengenalan Akun-Akun di Laba Rugi
2. Kerugian Salam
Rekening ini digunakan untuk mencatat kerugian yang terjadi
saat penyerahan aset nonkas (barang), dimana nilai barang yang
tercantum dalam akad (nilai wajar) lebih kecil daripada nilai
tercatat saat penyerahan.
Pedoman pendebetan dan pengkreditan rekening kerugian salam
adalah:
a. Rekening kerugian salam dikredit pada saat terjadi
penyerahan modal aset nonkas apabila nilai wajar aset nonkas
lebih tinggi dari nilai tercatat;
b. Rekening kerugian salam dikredit pada saat penutupan buku
ke rekening pendapatan usaha.
Perlakuan Akuntansi Salam (PSAK 103)
Akuntansi untuk Pembeli
Hal-hal yang harus dicatat oleh pembeli dalam transaksi secaa
akuntansi:
1. Pengakuan piutang salam, piutang salam diakui pada saat modal
usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada penjual. Modal
usaha salam disajikan sebagai piutang salam.
2. Pengukuran modal usaha salam
a. Modal salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang
dibayarkan
Perlakuan Akuntansi Salam (PSAK 103)
Akuntansi untuk Pembeli
2. Pengukuran modal usaha salam
a. Modal salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang
dibayarkan
Contoh 1. Penyerahan Modal berupa Kas
Pembeli menyepakati dan melakukan penyerahan modal saham
untuk beras tipe IR 54 dengan kadar air 15% sebanyak 200 ton secara
tunai. Nilai modal salam tersebut yaitu Rp500.000.000. Jurnal yang
dibuat:
Tanggal Keterangan Ref. Debit (Rp) Kredit (Rp)
Piutang salam 500.000.000
Kas 500.000.000
Perlakuan Akuntansi Salam (PSAK 103)
Akuntansi untuk Pembeli
2. Pengukuran modal usaha salam
b. Modal usaha salam dalam bentuk asset nonkas diukur sebesar
nilai wajar, selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat modal
usaha nonkas yang diserahkan diakui sebagai keuntungan atau
kerugian pada saat penyerahan modal usaha tersebut.
Contoh 2. Penyerahan Modal berupa Aset Nonkas
Pembeli menyepakati dan melakukan penyerahan modal
saham untuk beras tipe IR 54 sebanyak 200 ton secara tunai.
Modal salam yang diserahkan pembeli adalah satu unit mobil
Mitsubishi pick up dengan nilai wajar Rp500.000.000.
Perlakuan Akuntansi Salam (PSAK 103)