Laporan Ta Wulan PDF
Laporan Ta Wulan PDF
Laporan Ta Wulan PDF
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan salam serta shalawat kepada
Tugas akhir ini merupakan salah satu tahapan dari apa yang telah kami
lakukan serta merupakan salah satu manfaat dari sekian banyak manfaat yang dapat
Penulis menyadari bahwa dalam proses awal hingga detik ini, banyak sekali
pihak yang terlibat dan berperan serta dalam mewujudkan selesainya tugas akhir
ini. Terkhusus kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta kami (Bapak Legiman dan Ibu
Endang Soekapti) atas segala do’a dan usahanya hingga saat ini. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Ir. Muhammmad Anshar, M.Si., Ph.D. selaku direktur Politeknik
2. Bapak Drs. Herman Bangngalino, M.T. selaku ketua jurusan Teknik Kimia
3. Bapak Ir. Barlian HS., M.T selaku Ketua Program Studi PDD Bone.
4. Ibu Vilia Darma Paramita, STP., M.Sc., PhD. Selaku pembimbing I yang telah
5. Ibu Dr. Nurbaeti, S.Ag., M.Pd.I, selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, tenaga serta pikiran dan memberikan bimbingan serta arahan kepada
penulis.
iii
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... v
v
4.1 Perubahan pH Terhadap Konsentrasi Saccharomyces cerevisiae ........................... 21
LAMPIRAN...................................................................................................................... 31
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
pertanian. Bioetanol menjadi salah satu sumber energi alternatif yang memiliki
beberapa kelebihan, seperti sifat etanol yang dapat diperbarui dan ramah
lingkungan karena memiliki emisi CO2 yang rendah, selain itu etanol dapat
gasohol serta dapat pula digunakan secara langsung sebagai bahan bakar. Produksi
bioetanol sebagian besar berasal dari gula yang bersumber dari bahan pangan.
Namun pemanfaatan bahan pangan sebagai sumber bahan baku untuk produksi
pangan dunia yang dapat menimbulkan persaingan pada sektor pangan dan energi.
Air cucian beras atau sering disebut air leri merupakan air yang diperoleh
dalam proses pencucian beras. Air cucian beras tergolong mudah didapatkan karena
yang mengandung karbohidrat tinggi berupa pati 30%, lemak, protein glutein,
selulosa, hemiselulosa, gula dan vitamin yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan
energi. Selama ini air cucian beras belum banyak dimanfaatkan dan biasanya hanya
dibuang begitu saja. Namun sebenarnya air cucian tersebut masih mengandung
1
karbohidrat, protein dan vitamin B serta kandungan amilum dalam air cucian beras
unsur Karbon (C), Nitrogen (N), Fosfor (P) dan mineral-mineral (Arsyad, 2007).
pertumbuhan sempurna pada suhu 25-33°C, pH antara 4-5 dan lama fermentasi
pula kadar bioetanol yang dihasilkan. Kadar bioetanol yang dihasilkan dari
penelitian Eni dkk dengan variasi konsentrasi ragi 1, 2 dan 3% dan variasi waktu
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktavia dkk (2017), memiliki kadar
bioetanol yang cukup tinggi sebesar 43-77% dengan variasi jumlah ragi 25, 35 dan
45 gram dan variasi waktu fermentasi 3, 6, 9 dan 12 hari. Sedangkan hasil penelitian
2
dengan variasi konsentrasi ragi 0,5; 1,5 dan 3% dan variasi waktu fermentasi 3, 4,
5, 6 dan 7 hari.
limbah air cucian beras dengan metode fermentasi sebagai salah satu alternatif
bioetanol.
Penelitian ini akan menggunakan limbah air cucian beras dari salah satu jenis
3
1.5 Manfaat Penelitian
bioetanol.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pertanian. Bioetanol adalah etanol yang berasal dari biomassa, seperti pati, selulosa
dan gula sederhana. Penggunaan bioetanol salah satu diantaranya sebagai substitusi
energi pada saat ini. Bahkan penggunaan bioetanol selain dapat mengurangi tingkat
polusi, juga dapat menghemat bahan bakar fosil yang jumlahnya terbatas, tidak
Etanol atau etil alcohol (C2H5OH) merupakan cairan yang tidak berwarna,
jika tumpah.
1) Sifat Fisik
- Nama : Etanol
5
- Tekanan uap : 57,26 Pa pada 19,6°C
2) Sifat Kimia
- Mudah menguap.
- Mudah terbakar.
sebagainya.
3) Bahan bakar.
6
selulosa harus dihidrolisa terlebih dahulu menjadi gula, kemudian dilakukan
(glukosa) larut dalam air, dilakukan penambahan air dan enzim kemudian dilakukan
proses peragian atau fermentasi gula menjadi etanol dengan menambahkan yeast
1. Hidrolisis
Hidrolisis merupakan proses pemecahan suatu senyawa dengan air. Ada 4 jenis
Hidrolisis tanpa katalis merupakan proses hidrolisis yang dilakukan pada suhu
yang lebih tinggi pada kondisi normal tanpa adanya zat lain.
b. Hidrolisis asam
senyawa dari berbagai bahan baku seperti gula, ester dan amida. Pada umumnya
asam yang digunakan adalah asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl).
c. Hidrolisis basa
d. Hidrolisis enzim
Adanya enzim pada proses hidrolisis akan menurunkan energi aktivasi sehingga
7
2. Fermentasi
mikroba baik secara aerob maupun anaerob, sehingga dapat menghasilkan senyawa
berupa alkohol, gas dan asam organik. Dalam proses fermentasi tersebut, bahan
baku energi yang paling banyak digunakan oleh mikroorganisme adalah glukosa.
Reaksi ini merupakan dasar dari pembuatan tape, brem, anggur minuman
lain-lain (Fessenden and Fessenden, 1982). Pada proses ini glukosa difermentasikan
dengan enzim zimase dan enzim invertase yang dihasilkan oleh Saccharomyces
cerevisiae. Fungsi enzim zimase yaitu untuk memecah polisakarida (pati) yang
menjadi alkohol dengan proses fermentasi. Pada awal fermentasi masih diperlukan
pada saat proses tidak dibutuhkan lagi sebab kondisi proses yang diperlukan adalah
anaerob.
yang baik adalah mikroba yang dapat tumbuh dengan cepat dan menghasilkan
8
b) pH (Derajat Keasaman)
misalnya asam sitrat, tartarat atau malat dan bisa juga dengan menambah basa,
c) Suhu
d) Oksigen
oksigen, yaitu proses aerob dan anaerob. Proses aerob yaitu proses dimana
mati jika tidak ada oksigen. Contoh mikroorganisme yang tumbuh dan
(Zaenuddin, 2021).
9
e) Nutrisi
hasil fermentasi yang baik. Nutrisi utama adalah Nitrogen (N) yang diperoleh
dari penambahan NH3, garam ammonium, pepton, asam amino dan urea
(Arlianti, 2018).
2.3 Distilasi
berdasarkan perbedaan titik didih. Titik didih etanol murni adalah 78°C. Proses
distilasi akan meningkatkan kandungan etanol hingga 95% (Arlianti, 2018). Berikut
a. Distilasi Sederhana
untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik
didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan distilasi biasa ini
yang mempunyai perbedaan titik didih yang tidak terlalu jauh yaitu sekitar 30°C
10
c. Distilasi Azeotrop
dalam proses menggunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop
Saccharomyces cerevisiae atau yang dikenal dengan khamir adalah ragi atau
yeast sel tunggal eukariotik berbentuk bulat dengan ukuran 5-10 µm yang memiliki
mempunyai pertumbuhan sempurna pada suhu 25-33°C, pH antara 4,5 dan lama
dipengaruhi oleh adanya penambahan nutrisi yaitu unsur Karbon (C), Nitrogen (N),
Fosfor (P) dan mineral-mineral seperti Magnesium (Mg) dan Klor (Cl).
digunakan dalam industri pembuatan bir, roti atau anggur (Shintawaty, 2010).
peran dalam fermentasi, biasanya produk utamanya adalah etanol. Mikroba ini
digunakan dalam bidang fermentasi tradisional seperti tempe, tape, tuak, bahan-
11
Secara umum, pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae dapat dilihat pada
kurva berikut
adaptasi, fase log, fase stasioner dan fase kematian (Ali, 2016; Azizah, 2012). Fase
adaptasi digambarkan dengan garis kurva dari keadaan nol kemudian sedikit ada
media tumbuh dan belum ada pertumbuhan. Fase log digambarkan dengan garis
kurva yang mulai menunjukkan adanya peningkatan. Pada fase ini, Saccharomyces
sehingga terjadi pemecahan gula menjadi etanol. Pada fase ini pula dihasilkan
etanol yang tinggi. Fase stasioner digambarkan dengan garis kurva mendatar yang
selain menghasilkan etanol, juga menghasilkan senyawa lain seperti asam organik.
12
Fase kematian digambarkan dengan penurunan garis kurva. Pada fase ini,
2012).
a. Suhu
Sebagian besar Saccharomyces cerevisiae tumbuh baik pada kisaran suhu 25-
33°C.
c. pH
Air cucian beras merupakan air yang diperoleh dalam proses pencucian beras.
Pencucian beras menyebabkan sebagian kandungan buah beras larut dalam air
tersebut. Air cucian beras tergolong mudah didapatkan karena sebagian besar
mengandung karbohidrat tinggi untuk memenuhi kebutuhan energi. Selama ini air
13
cucian beras belum banyak dimanfaatkan dan biasanya hanya dibuang begitu saja.
Sebenarnya didalam air cucian beras masih mengandung senyawa organik seperti
Saat ini mulai berkembang penelitian tentang pemanfaatan air cucian beras
sebagai bahan baku penelitian, seperti pemanfaatan air cucian beras sebagai bahan
baku pembuatan nata de coco, sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Bahkan
saat ini air cucian beras telah dimanfaatkan juga sebagai sumber isolat untuk
memperoleh Bakteri Asam Laktat (BAL). Oleh karena itu, saat ini air cucian beras
(Chethana et al, 2011; Hidayatullah, 2012; Istiqomah, 2012; Kalsum et al, 2011).
Limbah air cucian beras yang banyak terdapat di seluruh rumah penduduk
berupa pati 85%, lemak, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula dan vitamin
yang tinggi. Air cucian beras mengandung vitamin seperti niacin, riboflavin,
piridoksin dan thiamin serta mineral seperti Ca, Mg dan Fe (Wardiah, 2014).
Menurut Bahar (2016), air cucian beras mengandung banyak nutrisi yang
terlarut didalamnya yaitu 80% vitamin B1, 70% vitamin B3, 90% vitamin B6, 50%
Mangan (Mn), 50% Fosfor (P) dan 60% zat besi. Kandungan air cucian beras putih
adalah Nitrogen (N) 0,015%, Fosfor (P) 16,306%, Kalium (K) 0,02%, Kalsium (Ca)
2,944%, Magnesium (Mg) 14,252%, Sulfur (S) 0,027%, Besi (Fe) 0,0427% dan B1
14
Komponen beberapa unsur kimia air limbah cucian beras secara umum dapat
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Alat
- GC (Gas Chromatography)
- Botol Fermentor
- Erlenmeyer 250 ml
- Pipet ukur
- Bola Hisap
- Labu takar 50 ml
b. Bahan
- Aquades
- Na2S2O3
16
- KI
- H2SO4 4 N
- Kanji
- K2Cr2O7
- HCl
- Aluminium Foil
Air cucian beras sebanyak 500 ml dimasukkan ke dalam gelas kimia 500 ml
b. Fermentasi
1) Sampel yang telah diatur pHnya kemudian dipanaskan pada suhu 100°C
selama 15 menit.
2) Sampel didinginkan pada suhu 25-30°C agar mikroba dapat hidup dan
17
5) Sampel dimasukkan ke dalam botol fermentasi dan ditutup rapat,
Chromatography.
sampel.
kanji hingga berubah warna menjadi warna kuning. Dicatat volume peniter
yang digunakan.
18
2) Dipipet 25 mL ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 25 mL
(rekaman hasil analisis) yang memuat data waktu retensi (RT) untuk etanol
diinjeksikan pada kromatograf lalu diuapkan ke fase gas. Gas pembawa inert
juga mengalir melalui kromatograf. Gas tersebut tidak boleh bereaksi dengan
komponen campuran apa pun. Gas pembawa tersebut termasuk argon, helium
dan hidrogen. Sampel dan gas pembawa dipanaskan dan memasuki tabung
detektor diujung tabung yang mencatat jumlah sampel. Sinyal dari detektor
data waktu retensi untuk sampel. Jika nilainya sama, berarti sampel dan standar
19
2) Analisa kuantitatif
Kromatogram yang berisi data dan waktu retensi dan area (luas puncak) etanol
juga diinjeksikan sehingga diperoleh data waktu retensi dan area masing-
terhadap area etanol standar maka kemurnian etanol produk dapat ditentukan.
Keterangan:
Ax = Area sampel
3.5 Variasi
20
BAB IV
Pada penelitian ini menggunakan air cucian beras sebagai bahan baku
gula (5 gram). Lalu diukur pH awalnya menggunakan alat pH meter dan didapatkan
secara optimum pada pH 4,5. Setelah itu sampel dipanaskan pada suhu 100°C
selama 15 menit. Sampel lalu didinginkan pada suhu 25-30°C dan ditutup
ditambahkan inokulum dengan variasi 2,3,4 dan 5 %. Lalu dipipet terlebih dahulu
7 dan 8 hari. Hasil fermentasi kemudian didistilasi pada suhu 80°C. Etanol yang
dihasilkan dari proses distilasi, dianalisa ph akhir, kadar gula akhir dan kadar etanol
kenaikan. Hal ini disebabkan belum adanya penambahan mikroba dan belum
21
Perubahan pH setelah fermentasi dapat dilihat pada kurva dibawah:
4.9
4.8
4.7
4.6
4.5 Hari ke-5
pH
4.4
4.3 Hari ke-6
4.2 Hari ke-7
4.1
Hari ke-8
4
3.9
2 3 4 5
Konsentrasi mikroorganisme (%)
senyawa lain yang dihasilkan dalam proses fermentasi selain etanol. Menurut
Palmqvist (1998), proses fermentasi tidak hanya menghasilkan etanol, tetapi juga
cerevisiae itu sendiri. Berdasarkan kurva hasil penelitian diatas, pH sampel pada
2% termasuk dalam fase log (fase eksponensial), dimana dalam fase tersebut
dimasukkan ke dalam botol fermentasi. Analisa kadar gula awal dilakukan dengan
22
metode kuantitatif yaitu metode Luff Schoorl. Setelah melalui proses fermentasi
maka bioetanol yang diperoleh dianalisa kadar gula akhirnya dengan metode
Berdasarkan hasil kadar gula awal dan akhir, maka dibuat persen penurunan
gula untuk mengetahui berapa banyak gula yang dikonsumsi oleh Saccharomyces
cerevisiae. Hasil persen penurunan gula dapat dilihat dari grafik berikut:
100
90
80
Penurunan gula (%)
70
60
Hari ke-5
50
Hari ke-6
40
30 Hari ke-7
20 Hari ke-8
10
0
2 3 4 5
Konsentrasi mikroorganisme (%)
Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara konsentrasi mokroorganisme dengan persen penurunan gula
energi untuk melakukan metabolisme yang akan berpengaruh terhadap etanol yang
oleh Saccharomyces cerevisiae maka semakin tinggi kadar etanol yang dihasilkan.
Berdasarkan kurva diatas, terjadi peningkatan persen penurunan gula yaitu pada
23
4.3 Analisa Kadar Etanol Menggunakan Gas Chromatography (GC)
untuk mengetahui kadar bioetanol yang dihasilkan setelah distilasi. Hasil analisa
16,000
14,000
Kadar etanol (%)
12,000
10,000
8,000
6,000 Hari ke-5
4,000 Hari ke-7
2,000
Hari ke-8
0
2
3
4
5
Konsentrasi mikroorganisme (%)
Gambar 4.3 Grafik Hubungan antara waktu fermentasi terhadap kadar etanol
dihasilkan. Semakin lama waktu fermentasi maka semakin banyak pula kadar
bioetanol yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh semakin lama waktu maka
mikroba yang tumbuh semakin banyak sehingga jumlah glukosa yang diuraikan
menjadi etanol semakin besar (Adlin 2019; Kusniawati,2015; Visca et al, 2020).
mempengaruhi kadar bioetanol yang dihasilkan. Semakin besar kadar gula maka
semakin besar pula kadar bioetanol yang dihasilkan. Meisela (2016) mengatakan
24
merombak gula menjadi etanol sehingga kadar etanol mengalami peningkatan. Jika
kadar gula meningkat, maka kadar etanol yang dihasilkan akan meningkat pula.
Sedangkan semakin rendah pH maka rendah pula kadar etanol yang dihasilkan.
Pada penelitian ini, hasil kadar etanol yang dihasilkan tergolong kecil.
Kadar etanol yang kecil diakibatkan oleh jumlah kadar gula yang hanya sedikit dan
tersebut belum cukup banyak tumbuh dan berkembang selama proses fermentasi.
Kadar etanol tertinggi yaitu sebesar 15,37% pada waktu fermentasi 5 hari dan pada
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Cucian Beras (Air Leri) dengan Metode Fermentasi maka dapat disimpulkan:
2. Waktu fermentasi yang maksimal adalah 5 hari dengan jumlah etanol sebesar
15%.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan metode preparasi dan pengambilan sampel yang seragam yaitu
harus sama.
2. Perlu dilakukan variasi waktu fermentasi etanol yang panjang dan dalam skala
26
DAFTAR PUSTAKA
Adlin, Ansari, Irman dkk. 2019. Pengaruh Konsentrat Asam Klorida, Komposisi
Yeast dan Waktu Fermentasi Dalam Pembuatan Bioetanol dari Air
Leri. Jurnal Ilmiah Teknik Kimia, Vol. 3, No. 2.
Arlianti, Lily. 2018. Bioetanol Sebagai Sumber Green Energy Altrenatif yang
Potensial di Indonesia. Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknik, Vol. 5,
No. 1.
Arsyad, Sari Husna. 2007. “Produksi Bioetanol dari Batang Sorgum Secara
Fermentasi dengan Menggunakan Saccharomyces cerevisiae”.
Laporan Tugas Akhir. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang
Jurusan Teknik Kimia.
27
Fatimah, Siti Nur. 2008. Efektivitas Air Kelapa dan Leri terhadap Pertumbuhan
Tanaman Hias Bromelia (Neoregelia carolinae) pada Media yang
Berbeda. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah: Surakarta.
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1992, Kimia Organik, Jilid 2, Edisi ke-3, 353,
Erlangga, Jakarta.
Kalsum, Ummu, Siti Fatimah dan Catur Wasonowati. 2011. Efektivitas Pemberian
Air Leri terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus
ostreatus). Jurnal Agrovigor 4(2): 86-92.
28
Kusniawati, Euis. 2015. Pengaruh Konsentrasi H2SO4 Pada Perlakuan Awal dan
Waktu Fermentasi terhadap Kadar Bioetanol yang Dihasilkan. Jurnal
Teknik Patra Akademika, Vol. 6, No. 2.
Meisela, E. 2016. Produksi Bioetanol Dari Air Kelapa Kental dengan Penambahan
Tween80tm sebagai Penurun Tegangan Permukaan. Skripsi. Fakultas
Pertanian, Universitas Riau: Pekanbaru.
Novitasari, Daty, Candra dkk. 2012. Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu (Bagasse)
Untuk Produksi Bioetanol Melalui Proses Sakarifikasi dan Fermentasi
Serentak. Jurnal PELITA, Vol. VIII, No. 2.
Moehyi, Sjahmien. 1992. Makanan Institusi dan Jasa Boga. Bhratara : Jakarta.
Oktavia, Tri, Hervina dkk. 2015. Pemanfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai
Bahan Baku Pembuatan Bioetanol Padat Secara Fermentasi oleh
Saccharomyces cerevisiae. Skripsi. Jurusan Teknik Lingkungan,
Universitas Diponegoro: Semarang.
Visca et al. 2020. Optimasi Dosis Enzim Glukoamilase dan Waktu Fermentasi
dalam Produksi Bioetanol dari Air Cucian Beras. Jurnal Sumberdaya
Alam dan Lingkungan, Vol. 7, No. 3.
Walangare. K.B.A dkk. 2013, “Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air
Minum Dengan Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik”,
Jurusan Teknik Elektro-FT. UNSRAT, Manado. e-Jurnal Teknik Elektro
dan Komputer 2013 : 1-3.
29
Wardiah dkk. 2014. Potensi Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair
Pada Pertumbuhan Pakchoy (Brassica rapa L.). Jurnal Biologi Edukasi,
Vol. 6, No. 1 (12): 34-38.
Widyanti, Emmanuela M dkk. 2016. Proses Pembuatan Etanol Dari Gula
Menggunakan Saccharomyces cerevisiae Amobil. Jurnal METANA
12(2): 31-38.
Wulandari, Muhartini dan Trisnowati. 2011. Pengaruh Air Cucian Beras Merah
dan Beras Putih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca
sativa L). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Zaenuddin. 2021. Pengertian Bakteri Aerob dan Bakteri Anaerob Serta
Perbedaannya, (Online), (Pengertian Bakteri Aerob & Anaerob Serta
Perbedaannya (artikelsiana.com), diakses 18 September 2021).
30
LAMPIRAN
Atur pH
Fermentasi
(5, 6, 7, 8 hari)
Etanol
Analisa:
1. Kadar etanol GC
2. pH awal dan pH akhir
3. Kadar gula
sebelum/sesudah
31
LAMPIRAN 2. PERHITUNGAN
A. Kenormalan Larutan Tiosulfat
Kenormalan Larutan Natrium Tioslfat
Berat K2Cr2O 7 = 5,0131 gr = 5013,1 mg
Volume peniter = 27,2 ml
Bst. K2Cr2O7 = 49 g/eq
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 K2Cr2O7
N = 𝑓𝑝 ×𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 ×𝑏𝑠𝑡 K2Cr2O7
5013,1
= 100
×27,2 × 49
25
= 0,9403 N
1. Perc. Pertama (Hari ke-5 / 3%)
a. Kadar Gula Awal
(𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 −𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) × Konsentrasi Tio
ml Tio = 0,1 𝑁
(16,2−15,9) × 0,9403
= 0,1 𝑁
= 2,8209 ml
2,8209 ml = ….. mg
2 ml = 4,8 ml
2,8209 × Δ = x mg
= (4,8 + x mg)
32
b. Kadar Gula Akhir
(16,2−16,0) × 0,9403
= 0,1 𝑁
= 1,8806 ml
1,8806 ml = ….. mg
1 ml = 2,4 ml
1,8806 × Δ = x mg
= (2,4 + x mg)
11,57016−6,53732
= × 100%
6,53732
= 43,49%
Perhitungan untuk hari berikutnya dilakukan hal yang sama pada perhitungan
diatas.
33
Persen penurunan gula dapat dilihat pada tabel berikut:
Kadar
gula Kadar gula Penurunan
Sampel
awal akhir (mg) gula (%)
(mg)
Hari Konsentrasi
ke- (%)
2 80,62 26,30 67,37
3 11,57 6,53 43,49
5
4 80,62 21,45 73,39
5 80,62 6,53 91,89
2 63,30 6,53 89,67
3 31,15 26,30 15,56
6
4 75,19 36,75 51,11
5 58,06 36,75 36,69
2 109,23 21,45 80,36
3 83,25 51,89 37,67
7
4 68,54 16,60 75,77
5 36,75 11,57 68,52
2 36,75 4,46 87,84
3 123,04 83,25 32,33
8
4 96,01 36,75 61,71
5 109,23 96,01 12,10
34
2. pH Awal dan pH Akhir
2 4,51 4,57
3 4,52 4,56
5
4 4,53 4,54
5 4,53 4,52
2 4,51 4,67
3 4,51 4,58
6
4 4,52 4,48
5 4,52 4,45
2 4,51 4,79
3 4,52 4,74
7
4 4,52 4,63
5 4,52 4,60
2 4,52 4,80
3 4,52 4,65
8
4 4,52 4,43
5 4,52 4,24
35
pH Akhir
4.9
4.8
4.7
4.6
4.5 Hari ke-5
pH
4.4
4.3 Hari ke-6
4.2 Hari ke-7
4.1
4 Hari ke-8
3.9
2 3 4 5
Konsentrasi mikroorganisme (%)
1 1.000 573694
2 3.000 1116399
3 5.000 1377715
36
Berikut adalah tabel kadar etanol menggunakan kromatografi gas
Ret.
Sampel Area Conc.
Time
Hari Konsentrasi
ke- (%)
37
Berikut gambar hasil analisa bioetanol menggunakan alat Gas Kromatografi
Chromatogram
Intensity
500000
250000
0 1 2 3 4 5 6
min
38
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 11:37:29 AM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Kedua, 5 hari (3%)
Chromatogram
Intensity
500000
250000
0 1 2 3 4 5 6
min
39
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 10:22:35 AM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Ketiga, 5 hari (4%)
Chromatogram
Intensity
300000
200000
100000
0 1 2 3 4 5
min
40
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 10:30:39 AM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Keempat, 5 hari (5%)
Chromatogram
Intensity
150000
100000
50000
0 1 2 3 4 5
min
41
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 11:13:04 AM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Kelima, 6 hari (2%)
Chromatogram
Intensity
100000
50000
0 1 2 3 4 5 6
min
42
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 10:41:13 AM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Keenam, 6 hari (3%)
Chromatogram
Intensity
75000
50000
25000
0 1 2 3 4 5
min
43
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 11:22:13 AM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Ketujuh, 6 Hari (4%)
Chromatogram
Intensity
100000
50000
0 1 2 3 4 5
min
44
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 1:37:51 PM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Kedelapan, 6 hari (5%)
Chromatogram
Intensity
400000
300000
200000
100000
0 1 2 3 4 5
min
45
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 11:48:34 AM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Kesembilan, 7 hari (2%)
Chromatogram
Intensity
400000
300000
200000
100000
0 1 2 3 4 5
min
46
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 9:43:21 AM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Kesepuluh, 7 hari (3%)
Chromatogram
Intensity
300000
200000
100000
0 1 2 3 4 5
min
47
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 10:14:23 AM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Kesebelas, 7 hari (4%)
Chromatogram
Intensity
200000
100000
0 1 2 3 4 5 6
min
48
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 9:56:33 AM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Keduabelas, 7 hari (5%)
Chromatogram
Intensity
300000
200000
100000
0 1 2 3 4 5
min
49
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 10:50:08 AM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Ketigabelas, 8 hari (2%)
Chromatogram
Intensity
50000
25000
0 1 2 3 4 5
min
50
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 2:03:16 PM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Keempatbelas, 8 Hari (3%)
Chromatogram
Intensity
500000
250000
0 1 2 3 4 5
min
51
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 11:04:59 AM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Kelimabelas, 8 Hari (4%)
Chromatogram
Intensity
300000
200000
100000
0 1 2 3 4 5 6
min
52
DATA REPORT GAS CHROMATOGRAPHY
Analysis Date & Time : 9/10/2021 2:11:26 PM
User Name : Admin
Sample Name : Percobaan Keenambelas, 8 hari (5%)
Chromatogram
Intensity
100000
75000
50000
25000
0 1 2 3 4 5
min
53
LAMPIRAN 3. DOKUMENTASI
54
Titrasi (analisa gula akhir) Proses distilasi cairan Beer
55