LAPORAN AKHIR VITAMIN B1 Rizky Amaliyah Putri
LAPORAN AKHIR VITAMIN B1 Rizky Amaliyah Putri
LAPORAN AKHIR VITAMIN B1 Rizky Amaliyah Putri
Oleh
209717
2C
Dosen Pengampu:
HAIRUNNISA,M.Farm,Apt
B. DASAR TEORI
Vitamin B1 merupakan salah satu sumber vitamin dan berkhasiat sebagai
antineuritikum yang mudah larut dalam air.vitamin B1 sendiri stabil dalam air serta
tahan panas dengan titik lebur kurang lebih 248 C ( depkes RI,1995 : 780 )vitamin B1
dapat dibuta dalam bentuk sediaan tablet dengan metode granulasi dan kempa
langsung ( buhler, 1998 ; 498 ).
Vitamin b1 merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting
dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi
energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari hari disamping itu vitamin B1
juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. Vitamin B1 dalam tubuh akan
diubah menjadi thiamin pirofosfat. Thiamin pirofosfat adalah bentuk aktif thiamin
yang berfungsi sebagai koenzim dalam karboksilasi asam pruvat dan asam
ketoglutarat. Bila terjadi defisiensi vitamin B1 , kulit akan mengalami berbagai
gangguan seperti kulit kering dan bersisik,tubuh juga mengalami beri-beri, gangguan
saluran pencernaan, jantung dan sistem syaraf(anonim,2021).
Vitamin B1 atau thiamin HCL dapat fitetapkan kadarnya dengam berbagai
metode yang pemilihannya tergantung pada bentuk sediaan dan efektifitasnya.
Metode yang sering digunakan ada 6 metode yaitu;
Metode fluorometri dari tiokrom
Tiamin yang ditambah dengan kalium heksasionoferat(lll) akan teroksidasi
menghasilkan tiokrom yaitu senyawa yang berfluoresensi biru. Kadar tiamin
akan sebanding dengan intesitas fluoresensi yang dapat diukur dengan
flurometer.
Metode kolorimetri
Dasar metode ini adalah reaksi antara tiamin yang telah didiazotasi dengan 6
aminotimol yang akan memperpanjang kromofor sehingga menimbulkan
warna. Intensitas warna ini diukur dengan melihat serapannya pada λ
tertentu.intensitas sarapan ini aksan sebanding denan kadar tiamin.
Metode asidi alkalimetri
Hidroklorida pada tiamin HCL dapat dititrasi dengan NaOH 0,1N dengan
menggunakan indikator brom timol biru.
Metode titrasi bebas air
Tiamin HCL dalam asam asetat glasial dapat dititrasi dengan asam peklorat
jika sebelumnya ditambahkan Hg asetat berlebihan. Kedua atom nitrogen
tertitrasi maaka berat ekivalennya setara dengan setengah Bmnya.
Metode argentometri
Klorida pada tiamin HCL dapat ditetapkan secara argentometri. Dengan
penambahan AgNO3 maka ion klorida akan mengendap sebagai
AgCI2.jumlah AgNO3 akan setaraa dengan jumlah CL dengan demikian
setara juga dengan jumlah tiamin HCL.
Metode gravimetri
Tiamin dalam tablet dan dalam injeksi dapat ditetapkan secaraa gravimetri
dengan mengendapkan larutan tiamin dengan asam
silikowolframat(subdaji,dan rohman,2004;Hashmi,1979).
Dalam penetapan kadar vitamin B1 ini digunakan metode titrasi asam
basa(alkalimetri) karena senyawa thiamin HCL merupakan senyawa yang
bersifat asam. Jadi thiamin dapat dititrasi oleh larutan standar yang bersifat
basa. Selain itu adanya hidroklorida pada tiaamin hidroklorida dapat dititrasi
denganNaOH(sudjai,2008).
Manfaat atau keuntungan mengkonsumsi thiamin dalam tubuh kita
adalah mendorong pertumbuhan, melindungi otot jantung, dan
mengoptimalkan fungsi kerja otak. Selain itu fungsinya dalam pencernaan
juga baik, mengkonversi karbohidrat serta meningkatkan pembentukan urine.
Selain itu bermanfaat sebagai pencegah sembelit pada pencernaan dalam
darah pun vitamin B1 sangat bermanfaat yaitu menjaga jumlah sel darah
merah, menjaga sirkulasinya dan juga membantu kulit tetap sehat.
Mengurangi kelelahan, mencegah Terjadinya gagal jantung, hingga
mencegah penuaan dini dan kepikunan. Sehingga manfaat thiamin ini sangat
banyak sekali bagi manusia.
Indikasi : defisiensi vitamin B1, gangguan urat syaraf, nyeri urat syaraf,
rematikl sendi dan otot, nyeri otot, skiatika, kurang nafsu makan, berat badan
menurun, beri beri, gangguan fungsi jantung
Kontraindikasi: reaksi hipersentifitas dan alergi
Efek samping ; reaksi anafilatik (pasien sensitive)
Farmakokinetik : tiamin yang diserap dari saluran pencernaa dan
dimetabolisme oleh hati. Eliminasi adalah ginjal,mayoritass yang metabolit
dan didistribusikan secara luas ke sebagian besar tubuh.
Interaksi dengan obat lain :
-sodium sulfat,pottasium metabisulfit dan sodium hidrosulfat : menurunkan
kestabilan tiamin HCL dalam larutan
- antasida ; penyerapan vitamin berkurang.
MONOGRAFI
THIAMINI HYDROCHLORIDUMM
VITAMIN B1
Pemerian : Hablur kecil atau serbuk hablur, putih; bau khas lemah
mirip ragi rasa agak pahit.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol
(95%) P praktis tidak larut dalam eter P, dan benzen P;
larut dalam glisero P.
NATRIUM KLORIDA
Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan
dalam lebih kurang 10 bagian gliserol, sukar larut dalam
etanol 95%
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Penggunaan : sumber ion klorida dan natrium
Farmakope indonesia edisi III halaman 403
TONISITAS
Vitamin B1
Metode Penurunan Titik Beku
Dik : PTB Thiamin HCL 1,0% ( 0,13°) (Farmakope indonesia Ed IV Hal : 2322 )
PTB NaCl 1,0% ( 0,576 °)
Dit : Tonisitas Thiamin HCL dan berapa NaCl yang ditambahkan
W = 0,52 – b1 . c1 / B
W = 0,52 – 0,13 . 1 / 0,576
W= 0.39 < 0,52 Hipotonis
NaCl yang ditambah agar isotonis
0,39 / 0,576 = 0,67 g / 100ml
= 0.067 g / 10ml ~ 67 mg NaCl yang ditambah
Bahan
Thiamin HCI
E. CARA KERJA
1. Uji bahan partikulat
Vial vitamin B1
2. Uji kejernihan
Vial vitamin B1
Vial vitamin B1
Vial vitamin B1
Rata rata tidak kurang dari 100% dan tidak satupun kurang dari 95%
5. Uji kebocoran
Vial vitamin B1
- Disterilkan
- Dimasukkan kedalam metile n blue
- Diamati perubahan didalam kemasan jika ada yang bocor mak sampel
dalam kemasan berwarna biru
Vial vitamin B1
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mempraktekkan mengenai sampel Vitamin B1 atau thiamin
merupakan salah satu vitamin yang larut air. Thiamin terdiri atas cincin pirimidina
dan cincin thiazola ( mengandung sulfur dan nitrogen ) yang dihubungkan oleh
jembatan metilen. Pada praktikum kali ini ada 3 perlakuan uji. yang pertama yaitu
uji pH, yang kedua uji kejernihan,dan yang ke ketiga uji bahan partikulat.
Pada evaluasi yang pertama yaitu uji ph sampel dipindahkan kedalam
beaker glass,kemudian ambil kertas ph indicator strip, setelah itu dicelupkan kedalam
sampel yang akan digunakan dan amati perubahan warna yang terjadi pada kertas ph
kemudian sesuaikan dengan hasil percobaan menggunakan kertas indicator ph
universal, dan setelah kita lihat bahwa memiliki kesamaan pada ph no 3 yang artinya
larutan tersebut bersifat asam.
Pada evaluasi yang kedua yaitu uji kejernihan, diamati sediaan yang
berlatar kan hitam dan putih dengan menggunakan sensor cahaya ( senter), dengan
memposisikan sediaan yang akan di amati dengan pas agar mendapatkan hasil yang
baik, setelah sediaan diamati maka terdapatlah hasil sediaan yang jernih.
Pada evaluasi ketiga yaitu uji bahan partikulat, dilakukan dengan cara botol
diposisikan didepan latar berwarna hitam dan berlatar putih menggunakan sensor
cahaya ( senter ) , jika telah diamati maka hasil yang diperoleh yaitu bebas partikulat
karena tidak terdapat partikel asing didalam larutan.
I . KESIMPULAN
1.Kesimpulan dari percobaan ini ialah kita dapat mengetahui fungsi dan manfaat
manfaat dari thiamin( vitamin B1),sehingga kita bisa memperhatikan pentingnya dari
manfaat vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh, agar tidak terjadinya berbagai
penyakit maka hendaknya kita menjaga keseimbangan vitamin dengan cara menjaga
pola makan yang terdiri dari 4 sehat 5 sempurna.
2. Evaluasi yang diamati yaitu uji pH , uji kejernihan, uji bahan partikulat
3. Hasil evaluasi uji PH yaitu didapat PH sediaan sebesar 3
4. Hasil evaluasi uji kejernihan yaitu tidak terdapat kotoran yang ada didalam
sediaan
5. Hasil evaluasi uji partikulat yaitu tidak terdapat partikel asing yang ada
didalam sediaan
6.Tujuan evaluasi ialah untuk mengetahui apakah suatu sediaan telah memenuhi
standar mutu yang telah ditetapkan oleh farmakope.
DAFTAR PUSTAKA
2. Uji partikulat
3. Uji pH