Deodorant Dan Antiperspirant D4 (8 Files Merged)
Deodorant Dan Antiperspirant D4 (8 Files Merged)
Deodorant Dan Antiperspirant D4 (8 Files Merged)
4.Tidak beracun.
Bahan aktif yang digunakan dalam deodorant :
1.Pewangi atau parfum
2.Pembunuh mikroba : berupa antiseptic seperti
heksaklofofen, triklosan, sirih atau berupa
antibiotic topical seperti neomisin
3.Eliminasi bau: senyawa yang dapat mengikat,
menyerap atau merusak struktur bahan kimia
bau menjadi struktur yang tidak bau, misalnya
risinoleat
Bahan aktif yang digunakan dalam antiperspirant :
A. Fasa Minyak
Potrolatum (dan) lanolin alcohol 24,0
Cetyl Alcohol 1,5
B. Fasa Air
Air Deionisasi 54,5
Alumunium klorohidrat 20,0
C. Parfum q.s
Formula 2
Krim
%w/w
%w/w
A. SD Alcohol 40 50.0
B. Propylene glycol 3.5
C. Larutan Alumunium Klorohidrat 50% 40.0
D. Air deionisasi 6.5
E. Parfum q.s.
Formula 4
Stick
%w/w
A.Ethanol 75
B.Sodium stearate 8
C.Deionized water 11,9
D.Sorbitol, 70% 5
E. Triclosan 0,1
F. Parfum q.s.
Fungsi Zat-zat diatas sebagai berikut :
1. Alcohol SD-40 terkadang ditulis dengan SD Alcohol
40 atau SDA-40.
Ini adalah alkohol kadar tinggi untuk kosmetik yang
telah dimurnikan.
Menguap secara cepat, sehingga bisa digunakan
sebagai penyalur bahan-bahan penting yang
dibutuhkan permukaan kulit.
Lebih lembut bagi kulit dibanding ethyl alcohol.
Bisa membantu membunuh bakteri.
SD alkohol-40 biasanya mengacu pada isopropil
alkohol, yang terdapat di banyak produk jerawat
sebagai kontrol basa.
Efek pengeringan diperkirakan mengurangi produksi
minyak yang berkontribusi terhadap jerawat sehingga
alkohol berfungsi untuk mensterilkan kulit
2. Petrolatum adalah mineral oil jelly (petroleum jelly).
Petrolatum digunakan sebagai penjaga kelembaban
kulit dalam berbagai pelembab.
Petrolatum adalah parafin lembut atau campuran lilin
yang digunakan sebagai salep kulit topikal berfungsi
sebagai pelindung over-the-counter kulit yang
digunakan dalam pembuatan kosmetik perawatan
kulit.
Namun efek samping dari petrolatum (termasuk
sampingan minyak bumi) terpacunya tumor payudara,
sesak napas, kulit, penuaan dini dan jerawat parah.
3. Asetatalkohollanolin, kadang-kadang dikenal sebagai
"alkohol domba", lanolinalcohol atau alkoholwol, adalah
senyawa non-organik yang dihasilkan dari pengeringan
lanolin, lemak dari shearingswol, yang telah bereaksi
dengan asam asetat dan sejumlah kecil alkali.
Produk yang berasal dari hewan memiliki
kecenderungan sebagai anti-alergi. Asetat lanolin alkohol
digunakan sebagai emolien, untuk melembutkan kulit,
namun sangat komedogenik.
Untuk alasan ini, mereka yang bermasalah dengan
whitehead atau komedo disarankan untuk menghindari
penggunaan topikal zat ini pada kulit.
4.Cetyl Alkohol berfungsi sebagai komponen pemisah
pada emulsi pada komponen minyak dan komponen
cair.
Bahan-bahan ini juga digunakan untuk mengubah
kekentalan produk cair dan untuk meningkatkan
kapasitas berbusa dan untuk menstabilkan busa.
5. Air deionisasi adalah air yang telah terbebas dari ion-
ion mineral, berfungsi sebagai pengencer sediaan dan
berfungsi sebagai medium yang dapat digunakan
untuk menjaga konsistensi atau bentuk sediaan.
A. Fasa Minyak
Potrolatum (dan) lanolin alcohol 24,0
Cetyl Alcohol 1,5
B. Fasa Air
Air Deionisasi 54,5
Alumunium klorohidrat 20,0
C. Parfum q.s
Formula 2, bentuk Krim
Siapkan bahan dan alat yang di butuhkan.
Campurkan Larutan Alumunium Klorohidrat 50% dan
Air deionisasi, lalu dipanaskan pada suhu 70◦C
Setelah itu, tambahkan gliseril stearat dan PEG-100
stearate,cetyl alcohol dan larutan sorbitol 70 %.
Dinginkan sampai 40◦C.
Tambah parfum kedalamnya.
Homogenkan dan tuangkan ke dalam wadah yang
sesuai.
Formula 2
Krim
%w/w
%w/w
A. SD Alcohol 40 50.0
E. Parfum q.s.
Deodoran aerosol merupakan produk semprot yang
mengandung larutan antimikroba dalam pembawa
etanol dan atau propilenglikol dengan propelan khusus
untuk deodoran aerosol.
Deodoran semprot memberikan rasa kering pada kulit
ketiak karena diformulasikan secara anhidrat.
Propelan yang paling banyak digunakan adalah propana,
butana, dan isobutana.
Propelan tersebut tidak mudah terbakar dengan adanya
udara atau oksigen.
Parameter yang harus dioptimasi dalam merancang
produk deodoran aerosol agar diperoleh produk
deodoran yang kering antara lain :
laju semprot
bentuk seprotan
ukuran partikel
rasio fragrans deodori2er
rasio konsentrat propelan
tekanan kaleng aerosol
Formula 4, bentuk Stick
Masukkan etanol beserta air deionisasi kemudian
panaskan pada suhu 700
Tambahkan sorbitol 70% kemudian aduk selama 5
menit
Kemudian masukkan sodium stearat dan triclosan lalu
aduk hingga homogen.
Setelah itu didinginkan hingga suhunya mencapai 650.
Selanjutnya tambahkan parfum.
Tuangkan campuran tersebut ke dalam wadah
cetakan.
Kemudian dibiarkan mendingin hingga suhunya
mencapai 60OC .
Masukkan dalam wadah kemasan dan deodorant siap
untuk digunakan.
Formula 4
Stick
%w/w
A.Ethanol 75
B.Sodium stearate 8
C.Deionized water 11,9
D.Sorbitol, 70% 5
E. Triclosan 0,1
F. Parfum q.s.
Syarat mutu deodorant batang
No Uraian Satuan Persyaratan
9 Cemaran mikroba
Pengujian Mutu Produk Deodoran
1.Kekuatan Tekstur
Kekuatan gel dan tekstur diukur dengan alat Universal
Penetrometer Humboldt.
Cara kerjanya adalah jarum pengukur ditera pada
angka 0 di piringan skala. Sampel diletakkan tepat di
tengah di bawah jarum Penetrometer, kemudian
jarum tersebut diletakkan tepat pada permukaan
sampel.
Kunci jarum penetrometer ditekan sehingga jarum
jatuh, jarum pengukur diturunkan hingga menyentuh
pangkal jarum penetrometer.
Angka pada piringan skala dibaca, dikali 1/10 dan
menggunakan satuan mm/beban/detik.
2.Nilai pH
Nilai pH diukur dengan alat pH meter pada suhu
25oC.
Cara kerjanya adalah 5 gram sampel deodoran batang
dilarutkan dengan 20 mL aquades dalam erlenmeyer,
kemudian elektroda dicelupkan ke dalam larutan
contoh.
Nilai pH dibaca pada layar.
Elektroda harus dibilas aquades setiap kali akan
dilakukan pengukuran sampel berikutnya.
3.Kadar Air
Penentuan kadar air dilakukan berdasarkan perbedaan
bobot sampel sebelum dan sesudah pengeringan.
Mula-mula cawan kosong dikeringkan dalam oven 100-
105 oC selama 30 menit dan didinginkan dalam
desikator, kemudian ditimbang.
Sampel sebanyak 2-3 gram dipanaskan dalam oven
pada suhu 105 oC selama beberapa jam sampai
beratnya konstan.
Kemudian contoh yang sudah dikeringkan dimasuk
kan ke dalam desikator selama 15 menit lalu ditim
bang. Kadar air dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
4.Warna
Warna diukur dengan menggunakan Chromameter
(tipe R-20, Minolta Camera Co., Japan) dengan ruang
warna (color space), kemudian nilai skala warna X,Y,y
dikonversi menjadi notasi warna Hunter yang terdiri
dari 3 parameter.
5.Uji Organoleptik
Jenis uji organoleptik yang dilakukan yaitu uji mutu
hedonik dan uji hedonik.
Uji mutu hedonik adalah uji hedonik yang lebih
spesifik untuk suatu jenis mutu tertentu, untuk
mengetahui respon terhadap sifat-sifat produk yang
lebih spesifik.
Analisa ini menggunakan skala tingkatan mutu.
Uji hedonik atau uji kesukaan merupakan salah satu
jenis uji penerimaan.
Dalam uji ini panelis diminta mengungkapkan
tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau
sebaliknya.
Tingkat-tingkat kesukaan disebut sebagai skala
hedonik, mislanya sangat suka, suka sampai tidak
suka.
Uji ini dilakukan oleh 25 orang panelis terlatih dan
semi terlatih.
Parameter mutu yang diamati yaitu homogenitas,
kelembutan, tekstur, kecerahan, rasa pada kulit dan
tingkat kesukaan.
JAMINAN MUTU
1 2 3
Mineral oil 62,0 40,0 30,0
Cetiol V - - 24,0
Petrolatum 15,0 41,5 20,0
Paraffin wax prima - - 18,0
Ceresine 18,0 12,0
Spermaceti 5,0 - -
Cethyil alkohol 8,0
Stearic acid - 6,0 -
2). Pembersih kulit tipe emulsi W/O
• Air yang kandungannya sedikit, banyak menghasilkan
konsistensi yang lebih lembut dan dapat
meningkatkan efektivitas preparat dalam
membersihkan kotoran yang larut dalam air.
• Secara visual produk kosmetik ini menyerupai awan
dan bukan seperti kaca seperti halnya lemak atau
minyak. (produk kosmetik ini sedikit berwarna
putih/titan dioxide juga menyerupai awan).
• Jika krim ini hanya mengandung sedikit bahan
pengemulsi dan separasi terjadi ketika dikenakan
pada kulit, penguapan air akan menimbulkan rasa
sejuk pada kulit.
• Preparat bentuk emulsi biasanya mengandung
lebih banyak bahan-bahan yang hidrofilik
daripada yang anhidrous dan menyebabkan
berkurangnya degreasing effect.
• Hal ini terjadi karena ketika melewati bahan-
bahan yang hidrofilik, lapisan minyak di
permukaan kulit setelah proses pembersihan
akan lebih mirip lemak kulit dari
pada petrolatum atau mineral oil.
• Namun demikian, jika bahan-bahan hidrofilik ini
terlalu banyak, akan menempel ke kulit dan
menjebak kotoran.
3).Emulsi pembersih kulit tipe emulsi-ganda (cold
creams)
• Di antara emulsi-emulsi untuk pembersih
kulit, cold cream mempunyai kedudukan yang
penting.
• Jika dibuat dari bahan-bahan baku berkualitas
tinggi, cold cream akan merupakan daya
pembersih yang baik (karena kandungan
lemaknya yang tinggi) dengan konsistensi yang
lembut, penyebaran yang mudah di kulit, dan
warna snow white.
• Cold cream tidak hanya dipakai sebagai
pembersih, tetapi juga sebagai pelembab, krim
pelindung, dan krim tabir surya (dengan
penambahan bahan-bahan anti sinar ultra violet).
• Sering kali produk yang sama digunakan untuk
berbagai tujuan, misalnya sebagai krim pembersih yang
dioleskan dalam jumlah banyak pada kulit lalu cepat-
cepat dibersihkan dengan kapas atau kertas tissue, atau
sebagai pelembab yang dioleskan tipis-tipis pada kulit
dibiarkan lama di kulit, kadang-kadang sampai pagi
berikutnya.
Langkah-langkah :
1. Masukkan Taxafon/Sulfafon dan Natrium Klorida ke
dalam panci sambil diaduk hingga tercampur rata.
2. Masukkan Air masak sedikit demi sedikit ke dalam
campuran Texafon/sulfafon dan Natrium Klorida tadi
sambil terus diaduk hingga merata.
3. Terakhir masukkan pewarna dan bibit minyak wangi
secara bersamaan, aduk terus hingga benar-benar
merata.
4. Setelah semua bahan tercampur dengan merata maka
shampo cair telah siap untuk digunakan.
Bahan :
a) Shampo rambut jernih
1. Emal 30 gr
2. SLS 5 gr
3. NaHCO3 3 gr
4. Nipagin 5 gr
5. Aquades 100 ml
6. Pewarna dan parfum secukupnya
Bahan :
b) Shampo rambut keruh
1. Texapone 30 gr
2. SLS 5 gr
3. NaHCO3 3 gr
4. Nipagin 5 gr
5. Aquades 100 cc
6. Pewarna dan parfum qs
Cara Kerja :
*) Shampo rambut jernih
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
Timbang bahan – bahan yang dibutuhkan
Masukan SLS, NaHCO3, dan nipagin kemudian
larutkan dalam aquades
Masukan larutan tersebut dalam cawan berisi Emal
sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen
Tambahkan parfum dan pewarna secukupnya
Ukur viskositas
Lakukan pengemasan
*) Shampo rambut keruh
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
Timbang bahan – bahan yang dibutuhkan
Masukan SLS, NaHCO3, dan nipagin kemudian dalam
aquades
Pada campuran tersebut tambahkan sedikit demi
sedikit texapone sambil diaduk
Tambahkan pewarna dan parfum
Ukur viskositas
Siap digunakan
Shampo yang dihasilkan mengandung buih yang
banyak kemungkinan terjadi terlalu banyak
menggunakan emal atau pada saat pengadukan terlalu
maksimal
Surfaktan yang digunakan adalah emal yang
merupakan surfaktan golongan anionic yang sering
sekali digunakan dalam pembuatan produk shampo.
Emal berwujud gel padat berwarna bening dan agak
sukar larut dalam air.
Perlu diperhatikan dalam pelarutanya agar tidak
mengaduk terlalu keras, karena akan menyebabkan
larutan berbusa dan mengurangi daya bersih dan daya
tarik juga.
Shampo rambut keruh adalah salah satu jenis shampo
yang memiliki warna keruh atau lebih tepatnya tidak
tembus cahaya. pH shampo rambut keruh 8, (basa).
Paling aman adalah 7 karena kontak dengan kulit
manusia
Sampo krim cair atau lotion
Sampo ini merupakan sediaan yang mudah dituang
yang dibuat dari asam lemak alkohol sulfat atau dari
detergan cair jernih dengan dicampur bersama
stabilator yang sesuai.
Kosentrat sampo ini mudah didapat dari produsen
detergen dan cukup hanya dengan dilarutkan dan
ditambahkan zat pewarna serta parfum.
Contoh formula:
Monoetanolamin lauril sulfat 400,
Etilen glikol monostearat
Air
Dampak Penggunaan Shampo Modern
Shampo-shampo yang banyak dijual di pasaran
mengandung bahan pembersih yang keras yang
disebut sulfat, yang dapat membuat rambut kering
dan rusak seiring dg berjalannya waktu.
Bahkan, menggunakan satu merek shampo terus
menerus, rambut akan kehilangan kemampuan untuk
merespon merek tertentu.
Tidak hanya itu, rambut juga terkena unsur-unsur
lingkungan seperti iklim, cuaca dan polusi.
Shampo yang digunakan di musim panas tidak akan
sesuai untuk musim dingin, karena rambut
membutuhkan lebih banyak uap air dalam cuaca
kering.
Jenis shampo tertentu sangat cocok digunakan saat
rambut akan melalui proses kimiawi agar rambut dan
kulit kepala benar-benar bersih dengan tujuan proses
kimiawi yang digunakan pada pengeritingan atau
pewarnaan dapat diserap dengan baik.
Pada shampo modern sebagian besar bahan baku
tidak merupakan bahan kimia olahan, beberapa
diantaranya ditambahkan bahan nabati.
Karena unsur asam mengurangi minyak maka jenis
shampo ini dapat membuat rambut menjadi kering
jika digunakan terlalu sering dan disarankan untuk
menggunakannya paling banyak dalam jangka waktu
satu kali seminggu.
CONDITIONER
Tujuan penggunaan conditioner :
Kondisioner rambut adalah sediaan kosmetika rambut
yang digunakan segera setelah mencuci, rambut ketika
masih basah, agar rambut menjadi lembut dan mudah
disisir.
Dasar formula yang digunakan adalah suatu detergent
dengan zat-zat berlemak, minyak mineral, lanolin.
Zat-zat berlemak ini dapat berjumlah sampai 20%.
Tujuan penggunaan conditioner :Menurunkan friksi
antar rambut sehingga mudah disisir.Mengembalikan
kondisi rambut yang rusak.Membersihkan sisa sampo
yang masih tertinggal pada kulit kepaladan rambut.
Macam-macam condisioner
Pelembut seketika(Instant Conditioner)
Adalah pelembut yang dipakai setelah pemberian
sampo dan segera dicuci, berisi deterjen kationik,
polivinil pirolidon atau protein hewani.
Pelembut dengan kerja mendalam (Deep Conditioner)
Berisi deterjen yang sama untuk rambut yang sangat
kering, sedang diobati atau dengan aroma terapi.
Blow Dry Lotion /Hair glaze /Hair Rinse
Blow Dry Lotion tanpa lemak digunakan pada rambut
yang berminyak.
Hair glaze untuk menebalkan rambut dengan cara
membuat bungkus batang rambut sehingga rambut
akan kelihatan tebal.
Hair Rinse digunakan segera setelah sampo dan dibilas
sebelum rambut dikeringkan
Hair Spray
Hair spray adalah sediaan kosmetika rambut yang
berguna untuk menjaga supaya rambut tetap pada
susunan yang diinginkan, juga berguna rambut
terlihat kaku dan bercahaya.
Pada umumnya hair spray mengandung resin, pada
pemakaiannya akan meninggalkan lapisan yang keras
pada rambut, hingga rambut akan menjadi kaku dan
rapuh.
Untuk melunakkan lapisan yang terbentuk, dapat
ditambahkan lanolin atau isopropyl miristat 20-50%.
Polivinilpirolidin (PVP) dalam konsentrasi 3%
dilarutkan dalam alkohol.
Pengeriting rambut (Permanent wave)
Pengeriting rambut adalah sediaan kosmetika rambut
yang berguna untuk merubah bentuk dan susunan
dari rambut, umumnya hanya rambut yang sehat yg
dapat dikeriting.
Keriting panas (Heat wave)adalah cara pengeritingan
rambut dengan pemanasan ,seperti pemanasan
dengan listrik, dengan alat-alat yang terlebih dahulu
dipanaskan, atau secara reaksi kimia
Keriting dingin (Cold wave)adalah cara pengeritingan
rambut tanpa menggunakan pemanasan.
Dengan adanya suatu reduktor maka struktur rambut
akan berubah hingga timbul gelombang pada rambut.
Pemelihara bentuk rambut (hair dressing)
Hair dressing merupakan sediaan kosmetika rambut
yang berguna untuk memelihara bentuk yang diingini
dari rambut, digunakan baik pada wanita maupun
pria.
Contoh formula hair dressing wanita :
Tragakan gom 2 %;
Alkolhol 2%;
Gliserin 3 %;
Air 8%
Zat pelindung q.s.
Hair dressing pria Pengkilau padat (solid
brilliantines).
Mengandung petroleum jelly yang telah dikentalkan,
diwarnai dan diberi wangi-wangian.
Sebagai pengental digunakan jelly, parafin wax atau
lilin sintetis lainnya.
Contoh formula :
Petrollum jelly %;
Parafin wax %;
Pewarna, q.s
Parfum q.s.
PENYUBUR RAMBUT (HAIR TONIC)
Penyubur rambut biasanya mengandung vitamin
untuk rambut, dan suatu germisida.
Pada umunya berbentuk larutan jernih atau krim cair,
tidak berbusa, dan mengandung alkohol.
Kandungan dalam penguat rambut
1. Zat-zat rubifacient adalah zat-zat yang dapat
merangsang pembuluh darah yang ada pada
permukaan kulit kepala, dan juga dapat merangsang
kerja kulit kepala. Contoh : capsici tinture 1-5%, dsb.
2. Zat-zat antiseptika, contoh resorsin, beta naftol,
asam salisilat, turunan belerang.
3. Zat-zat keratolitik adalah zat-zat yang dapat
memecahkan keratin, contoh asam salisilat, resorsin,
belerang.
4. Vitamin-vitamin atau senyawa sulfur yang
mengandung asam amino yang berguna untuk
biosintesa dari keratin sebagai contoh asam
pantotenat, asam askorbat, dsb.
Contoh formula :
Quinin HCl 0,01-0,2 %
Alkohol 30 %
Air 69 %
Parfum, pewarna q.s.
SEDIAAN KOSMETIKA PEWARNA RAMBUT (CAT)
Sediaan kosmetika pewarna rambut (cat) adalah
sediaan kosmetika yang berguna untuk merubah atau
memperjelas warna rambut seseorang.
Persyaratan pewarna rambut :
Harus stabil atau tidak berubah pada udara terbuka,
cahaya matahari atau larutan garam.
Tidak berbahaya dan tidak mengiritasi kulit
Dapat membentuk warna yang sesuai dan tahan lama
Harus tersatukan dengan sediaan rambut yang lain,
seperti minyak rambut, obat keriting rambut, shampo
dan sebagainya.
Macam-macam zat warna yang digunakan
1. Hena, berasal dari tanaman Lawsonia alba yang
sudah dikeringkan dan ditumbuk menjadi tepung,
kemudian ditambah air panas dan asam sitrat 1-2 %
akan diperoleh pasta yang mempunyai pH 5,5.
Pasta ini dapat dioleskan pada rambut, dan setelah
itu dicuci dengan shampo dan dikeringkan.
Zat yang memberikan warna Lawsone. Campurannya
dengan daun indigo disebut henna reng dan akan
menghasilkan warna biru hitam
2. Zat warna logam,
Untuk membentuk warna, Dibutuhkan suatu
reduktor yang diberikan secara terpisah dan baru
dicampur, karena sulfur dari keratin rambut dengan
senyawa logam akan membentuk logam sulfida dan
ini yang harus direduksi.
Logam-logam yang sering digunakan adalah Ag, Cu,
Ni, Fe, Co, dan Bi.
Pembentukan warna pada penggunaan zat warna
logam terjadi tidak masuk kedalam batang rambut,
tapai hanya melapisi permukaan rambut saja.
Reduktor yang sering digunakan adalah Natrium
tiosulfat, dan pirogalol
Sediaan penghilang warna cat rambut (Hair Dye
Remover)
Sediaan ini sering digunakan apabila terjadi kesalah
pada pengecatan rambut.
Proses penghilangan warna dari cat rambut juga
berdasarkan suatu reaksi kimia, seperrti cat rambut
dari zat warna oksidasi dapat dihilangkan dengan
pencucian berulang-ulang dengan shampo yang
kadang-kadang perlu ditambahkan NH4OH, reduktor
dan bleaching agent.
Sediaan pengkilat rambut (Hair bleaching) sering
digunakan untuk merubah warna rambut serta untuk
mengkilatkan rambut.
Sebagai bleaching agent dapat digunakan NH4OH
dan H2O2
Untuk mengkilatkan rambut dapat digunakan solutio
H2O2 1-3% disisir secara perlahan.
SHAMPO
(LITERATUR ASING)
DEFENISI
Kosmetika
Menurut FEDERAL FOOD AND COSMETIC ACT (1958) sesuai
dengan definisi dalam Peraturan Menteri Kesehatan R.I.
No.220/Men Kes/Per/IX/76.
Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk
digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau
disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada
badan manusia dengan maksud untuk membersihkan,
memelihara, menambah daya tarik dan mengubah rupa dan
tidak termasuk golongan obat.
Zat tersebut tidak boleh mengganggu faal kulit atau kesehatan
tubuh secara keseluruhan.
Dalam definisi ini jelas dibedakan antara kosmetika dengan
obat yang dapat mempengaruhi struktur dan faal tubuh.
Perawatan kecantikan dapat dilakukan dengan
menggunakan kosmetika tradisional.
Pada hakekatnya perawatan secara tradisional
merupakan salah satu manifestasi kebudayaan kita,
dan sebagai seniperawatan diri yang turun-temurun.
Berikut akan diuraikan pengetahuan tentang tumbuh-
tumbuhan yang banyak digunakan dalam perawatan
kecantikan secara tradisional:
Kosmetika tradisional
Kosmetika tradisional adalah kosmetika yang terdiri dari
bahan-bahan yang berasal dari alam dan diolah secara
tradisional.
Di samping itu, terdapat kosmetika semi-tradisional,
yaitu kosmetika tradisional yang pengolahannya
dilakukan secara modern dengan mencampurkan zat-zat
kimia sintetik ke dalamnya. Seperti bahan pengawet,
pengemulsi dan lain-lain.
Terakhir sekali ada kosmetik tradisisonal yg hanya
namanya saja yang tradisional.
Kegunaan kosmetika ini dalam ilmu kedokteran baik
untuk pemeliharaan kesehatan kulit maupun untuk
pengobatan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
KEGUNAAN / FUNGSI
Pembagian yang dipakai di Bagian Kosmetologi Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin, berdasarkan kegunaan dan
cara bekerjanya kosmetika dibagi dalam kelompok:
1. Kosmetika pemeliharaan dan perawatan kulit terdiri dr :
a. Pembersih (cleansing)
b. Pelembab (moisturizing)
c. Pelindung (protecting)
d. Penipis (thinning)
2. Kosmetika wangi-wangian
3. Kosmetika rambut
4. kosmetika kuku
Bahan – bahan Yang Dapat Digunakan Sebagai
Kosmetik Tradisional Untuk Kesehatan Kulit :
1.RUMPUT LAUT
Rumput laut dikenal pertama kali oleh bangsa Cina kira-
kira 2700 SM, digunakan untuk sayuran dan obat-obatan.
Tahun 65 SM, bangsa Romawi menggunakannya sebagai
bahan baku kosmetik. Rumput laut mengandung
berbagai vitamin dalam konsentrasi tinggi seperti vitamin
D, K, Karotenoid (prekursor vitamin A), vitamin B
kompleks dan tokoferol.
Kandungan polisakarida yang tinggi dan sebanding
dengan glukan (polimer glukosa) dan polisakarida
tersulfasi menunjukkan kerja melembabkan dan kerja
higroskopik.
Begitu kayanya kandungan rumput laut, sehingga
dimanfatkan dalam kosmetik untuk menormalkan
tegangan kulit, epitelisasi kulit, dan memberi nutrisi pada
kulit.
2.BAWANG PUTIH
Selain sebagai pelengkap atau penyedap masakan,
bawang putih memiliki manfaat yang besar bagi
kesehatan.
Dengan mengkonsumsi bawang putih setiap hari, kita
dapat mengurangi resiko kanker dan penyakit jantung.
Khasiat utama yang terkandung dalam bawang putih
dapat melumpuhkan radikal bebas yang mengganggu
sistem kekebalan tubuh.
3.WORTEL
a.Mengatasi luka bakar
Wortel ditumbuk hingga halus dan dioleskan pada
luka bakar. Lakukan sesering mungkin sampai luka
tidak terasa panas.
b.Menghaluskan wajah
Ambil 2 – 3 wortel yang sudah dikupas bersih, lalu
cuci dan parut. Kemudian langsung oleskan pada
wajah sebagai masker. Tunggu sampai kering, lalu
bilas dengan air.
c.Bagi kulit yang berjerawat, gunakanlah masker wortel.
Pilih wortel yang bagus jingganya, parut dan lumatkan
dengan blender. Masker wajah ini dioleskan pada kulit
yang berjerawat selama 20-30 menit, lalu basuh dengan air
hangat.
d.Kita tahu bahwa wortel mengandung beta karoten yang
baik khasiatnya bagi kesehatan. Selain menggunakan
bahan kosmetika alami dari luar, juga dapat memberikan
bahan kosmetika dari dalam, yakni dengan
mengkonsumsi sari buah dan sayuran segar setiap hari. Ini
akan merawat kecantikan kulit Anda.
4.BUNGA-BUNGA
Manfaat yang diperoleh dari pemakaian lulur dari
bahan dasar bunga-bungaan adalah :
Badan menjadi segar, kulit kencang, bersih, halus dan
berseri-seri.
Pemakaian misalnya lulur bali, lulur sekar jagat secara
teratur dapat mencegah keriput, kulit menjadi
kencang, harum dan bersih.
Bunga Kenanga mengandung minyak kenanga yang
memberi wangi pada tubuh.
Minyak kenanga merupakan minyak esensial untuk
keperluan kosmetik yang dapat membantu
mengurangi garis ketuaan, merangsang sel baru,
mengatasi kulit kasar karena terlalu banyak kosmetik,
dan mengatasi kulit berminyak.
Minyak sumber vitamin E yang mampu memberikan
perlindungan dari radiasi sinar ultra violet sebagai
salah satu penyebab penuaan kulit.
Untuk keperluan perawatan kulit wajah, tumbuk halus
5 kuntum bunga kenanga, 5 ruas jari rimpang temu
giring dan satu buah kulit jeruk purut. Saring
kemudian peras. Airnya oleskan pada wajah dan
biarkan beberapa menit.
Daun-daun bunga segar dari beberapa jenis keluarga
rosa disuling, hingga menghasilkan minyak mawar
yang dalam dunia kosmetika tradisional digunakan
sebagai bahan untuk membuat penyegar yaitu minyak
mawar dicampur dengan air menjadi air mawar.
Air mawar juga berguna sebagai bahan untuk
melarutkan bubuk masker menjadi adonan masker
yang siap digunakan.
5.DAUN JEMPIRING
Daun jempiring yang lebat mampu menyejukkan
udara dan mampu menyerap zat beracun dari udara,
sangat tepat untuk kota di daerah tropis yang kadar
polusinya tinggi.
Dengan udara yang segar akan memberi pengaruh
pada kesehatam kulit.
6.KUNIR/KUNYIT
9.TEMUGIRING
Bahan ini banyak dipakai dalam perawatan wajah dan
tubuh untuk membuat kulit halus dan awet muda.
10.JUNGROHAP
Bahan jamu ini pada umumnya dicampurkan pada lulur
agar wajah bersih dan putih.
11.KENIKIR
Bahan ini juga digunakan untuk memutihkan dan
menghaluskan kulit terutama dari bercak-bercak hitam.
12.TEH HIJAU
Bahan ini digunakan untuk menghaluskan kulit agar tetap
segar karena berfungsi sebagai detox sehingga dapat
mengurangi racun-racun dalam kulit.
13. MENTIMUN
1. SABUN SERE
Sabun Sere :terbuat dari bahan-bahan alami seperti
minyak sereh, zaitun, dll. Minyak sere dengan wangi
yang segar, berasal dari tanah Jawa, Indonesia.
Kehangatan dan kesegaran aromanya memiliki manfaat
aromaterapi dan dikenal sebagai deodoran alami.
2.DAUN SIRIH
Daun sirih merupakan kosmetik tradisional yang
dapat digunakan sebagai deodorant alami.
Cara kerjanya, daun sirih direbus, kemudian air
rebusan daun sirih diminum untuk menghilangkan
bau badan.
Juga dipakai untuk cuci/cawik vagina
menghilangkan bau dan lendir.
3. MINYAK CENDANA
Triethanolamine……………. - - 1,5
Borax…………………………….. 0,25 - -
Sodium lauryl sulfat………. - 1,0 -
Allantoin……………………….. - - 0,2
Parfume oil…………………… 0,5 - 0,4
Butyl-p- hydroksi benzoat - - 0,2
Aquadest……………………….. 37,5 19,0 19,9
Kosmetik Pelembab yg berdasarkan pd Gliserol
dan Sejenisnya
Preparat jenis ini akan mengering
dipermukaan kulit, membentuk lapisan yg
bersifat higroskopis, yg akan menyerap air
dari udara dan mempertahankannya
dipermukaan kulit
Preparat ini membuat kulit nampak lebih
halus dan mencegah dehidrasi lap s.corneum
kulit
Preparat tradisional yg berupa campuran 50
:50 gliserol dg air bunga mawar(rose water)
mrp bentuk formula kosmetik yg sederhana,
tetapi tercatat dlm sejarah.
Namun konsentrasi gliserol yg tinggi itu dpt
mengiritasi kulit
Sekarang konsentrasi gliserol yg digunakan
adalah 10 – 20 %
Didlm produk2 jenis ini, gliserol dpt diganti
dg sirop sorbitol atau propilenglikol
Carbitol(diethylene glycol monoethyl ether)
kurang cocok krn akan menghasilkan manik2
perspirasi dikulit.
Mucins atau bhn2 pembentuk gel bisa
digunakan, tapi jangan menggunakan gum
arabica, krn bersifat adhesive
Polyvinyl pyrolidone dan polyvinyl alcohol
juga tdk cocok krn akan membentuk lapisan
yg resisten.
Alkohol dlm jumlah kecil sering ditambahkan,
juga bhn antiseptik seperti asam borat
Madu juga dpt sbg humektan yg baik, stl
gliserol
Pewangi bisa menggunakan air tanaman(floral
water) atau parfum yg larut dlm air
Formula hand lotion and gel
1.riechst 2.rothermann 3.de
navare
Almond oil……………………..- -
0,3
Glyseril mononitrat……….. - - 0,3
Stearic acid……………………. - - 1,2
Ricinoleic acid……………….. - - 0,3
Triethanolamine……………. - - 0,3
Glyserol…………………………. 20,0 20,0 6,0
Madu……………………………… 5,0 - -
Sorbitol liq……………………… 5,0 - -
Gelatin……………………………. 4,0 - -
Quince seed mucilage……… - - 50,0
Sodium alginat………………… - 2,0 -
Calcium citrate………………… - 2,0 -
Alkohol……………………………. 2,5 3,0 -
Nipagin……………………………. 0,2 - -
Parfume oil……………………….0,3 0,1 -
Aquadest…………………………. 65,0 78,5 38,6
Menurut penelitian Blank,dkk (1952),
kandungan air di dlm stratum corneum hanya
10%, tetapi sangat penting.
Kelembutan dan elastisitas s.corneum
sepenuhnya tergantung pd air yg
dikandungnya dan bukan pd kandungan
lemaknya
Blank juga menemukan bahwa s.corneum yg
ditaruh diudara kering menjadi keras, kering
dan bersisik, yg tdk dpt dilunakkan kembali
hanya dg pemberian lemak2 seperti
lanolin,olive oil dan petrolatum, tetapi dpt
menjadi lunak setelah diberi air
Stratum corneum terbuat dari sisik-sisik
keratin dan semen yg mirip lilin dan mengisi
celah2 keratin tsb
Keratin terdiri dari molekul rantai panjang yg
terhubung dg jembatan garam atau hidrogen
Semakin sedikit jumlah air diantara rantai2,
semakin kuat ikatan itu dan semakin rendah
elastisitas jaringan keratin s.corneum tsb
Kulit akan kering dan pecah2, membentuk
retak2 mendalam mirip huruf V
Mikroorganisme, kotoran, sisa sabun dll.,
akan masuk ke dlm celah2 itu dan
menumpuk disitu, dpt menimbulkan berbagai
gangguan kebersihan dan kesehatan pd kulit
Secara garis besar, retak2 pd s.corneum
dibawah kondisi yg kurang baik akan
menimbulkan gangguan kulit yg lebih parah
Disinilah perlunya pemberian kosmetik
pelembab.
Normalnya kulit sehat dilindungi dr kekeringan
oleh kandungan bhn2 yg bisa menyerap air :
asam-asm amino, purin, pentosa, cholin dan
derivat asam fosfat, yg jumlah total seluruhnya
adalah 20% dr berat lapisan s.corneum tsb
Bhn2 yg larut air tsb dpt terangkat dr kulit oleh
pencucian, bila tdk dilindungi oleh lapisan lemak
tipis yg tdk larut air dipermukaan kulit.
Jika lap lemak tipis tsb terbuka/terangkat maka
bhn2 yg larut dlm air akan meninggalkan kulit pd
siraman air berikutnya
Akibatnya kulit kehilangan sifat hidrofilik dan
elastisitasnya hilang
Kosmetik Pelindung
Kosmetik pelindung adalah kosmetik yang
dikenakan pada kulit yang sudah bersih dengan
tujuan untuk mempertahankan kondisi kulit
sebaik-baiknya.
Juga untuk melindungi kulit dari berbagai
pengaruh lingkungan yang dapat merugikan
kulit, terutama melindungi kulit dari radiasi sinar
ultra violet matahari (tabir surya).
Syarat-syarat preparat kosmetik tabir surya
(sunscreen) adalah mudah dipakai, jumlah
preparat yang menempel mencukupi kebutuhan,
bahan dasar dan bahan aktif dalam preparat ini
mudah tercampur serta bahan dasarnya mampu
mempertahankan kelembutan dan kelembaban
kulit.
Bentuk-bentuk preparat tabir surya (sunscreen)
dapat berupa preparat anhidrous, emulsi (non-
greasy O/W, semi greasy dual
emulsion dan fatty W/O), preparat tanpa lemak
(greaseless preparation).
Preparat jenis anhidrous tahan terhadap air
sehingga tidak terganggu oleh perspirasi dan air
kolam renang atau air laut.
Preparat jenis emulsi umumnya kandungan
lemaknya tinggi sehingga tampak mirip minyak,
penampakannya menarik serta konsistensinya
yang menyenangkan hingga memudahkan
pemakaian.
Bahan - bahan tabir surya emulsi O/W larut
dalam air dan emulsi W/O larut dalam minyak.
Krim tangan dan badan adalah sediaan
kosmetika yang digunakan untuk maksud
melindungi kulit supaya tetap halus dan
lembut, tidak kering bersisik dan mudah
pecah.
Berbagai faktor baik dari luar tubuh maupun
dari dalam tubuh dapat mempengaruhi
struktur kulit misalnya udara kering, sinar
matahari, usia lanjut, berbagai penyakit kulit
dsb.
Oleh pengaruh faktor-faktor tersebut kulit
dapat menjadi lebih kering akibat kehilangan
air oleh penguapan.
Sebenarnya secara alamiah kulit dapat
melindungi diri dengan adanya tabir lemak di
atas kulit yang didapat dari kelenjar lemak
dan kelenjar keringat dari kulit serta adanya
lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai
sawar kulit.
Namun dalam kondisi tertentu faktor
perlindungan alamiah tidak mencukupi
karena itu dibutuhkan perlindungan
tambahan dengan memberikan kosmetika
pelembab kulit.
Lapisan sebum pada kulit dapat menjadi
rusak jika kulit dicuci dengan larutan sabun
dan jika sebum hilang lebih cepat dari proses
terbentuknya, kulit akan menjadi kering dan
bersisik.
Lapisan lemak pada kulit berfungsi untuk
mengontrol penguapan air dan keseimbangan
kandungan air perlu diperhatikan agar kulit
lebih sehat dan segar.
Pada umumnya kosmetika pelembab terdiri
dari berbagai minyak nabati, hewan, maupun
sintetis yang dapat membentuk lemak
permukaan kulit buatan untuk melenturkan
lapisan kulit yang kering dan kasar dan
mengurangi penguapan air di kulit.
Dasar pelembaban kulit adalah efek emolient
yaitu mencegah kekeringan dan kerusakan
kulit akibat sinar matahari atau kulit menua,
sekaligus juga membuat kulit terlihat
bersinar.
Kandungan air dalam sel kulit normal lebih
dari 10 % dan kandungan air bisa berkurang
karena terjadi penguapan air yang berlebihan.
Cara mencegah penguapan air dari sel kulit
adalah :
1.Menutup permukaan kulit dengan minyak
(oklusif)
2.Memberikan humektan yaitu zat yang
mengikat air dari udara dalam kulit
3.Membentuk sawar terhadap kehilangan air
dg memberikan zat hidrofilik yang menyerap
air
4.Memberikan tabir surya agar terhindar dari
pengaruhnya yang mengeringkan kulit
Zat oklusif yang dapat diaplikasi ke dalam kosmetika :
◦ Minyak hidrokarbon, wax
◦ Fospolipide : lesitin
6. Emulgator
7. Pengawet
8. Pewangi
9. Pewarna
Emolient
◦ Sterol
◦ Phospholipid
◦ Hydrokarbon
Lanolin alcohol
Lactat ester
◦ Petrolatum
◦ Paraffin
◦ Ozo kerite
◦ Cera
◦ Methyl cellulosa
◦ Na. CMC
◦ Na. alginat
◦ Tragacanth
◦ Veegum
◦ ZnO , Ti02, Zn strearat
3. Healing agent (Bahan berkhasiat)
Retak-retak pada kulit sering menimbulkan
rasa sakit karena itu beberapa produk
menggunakan healing agent yang dapat
merangsang pertumbuhan jaringan
Contoh :
Allantoin 0,01 - 1%
Urea 3 - 5%
4. Humectans (Bahan pelembab)
Gunanya untuk mengatur kelembaban
sediaan baik dalam wadah ataupun
pemakaiannya pada kulit.
Yang banyak digunakan adalah : glycerol,
propylen Glikol, Sorbitol
Perbedaan ke 3 bahan ini :
Pada BM, Viscositas, Derajat penguapan
◦ Propylen Glicol mempunyai BM dan Viscositas
rendah dan mudah menguap
◦ Glycerol mempunyai BM dan Viscositas > dari
Propylen Glicol dan derajat penguapannya lebih
rendah
◦ Sorbitol mempunyai BM dan Viscositas yang tinggi
tetapi tidak menguap
Pengaruhnya terhadap penguapan air dalam
hand cream tipe m/a
Hand cream tipe sabun asam strearat
Sorbitol dengan konsentrasi 2 – 20 %, pada
kelembaban 30, 50, 70 % menahan kelembaban lebih
efektif daripada propylen glikol dan glycerol
◦ Hand cream tipe m/a tipe non ionik
Pada kelembaban 30 % propylen glicol dengan
konsentrasi 2, 5, 10, dan 20 % menahan kelembaban
lebih efektif dari pada sorbitol dan glicerol
Hand Cream tipe m/a ---------> Konsistensi
B. R/ Glycerol 12 %
Metyl paraben 0,15 %
KOH 1 %
Air 68,85 %
C. R/ Pewangi q.s
Zat warna q.s
Pembuatan :
Panaskan bagian A sampai 75o C
Panaskan bagian B sampai 75o C
Tambahkan bagian A ke B secara perlahan
aduk secara konstan
Setelah temperatur 50o C tambahkan
pewangi dan zat warna, aduk terus sampai t
= 40o C
Packing
2. Tipe Non Ionik
A. R/ Iso propyl palmitat 3%
Poly Etylen Glycol 1000 monostearat
5%
Asam stearat 20%
B. R/Metyl paraben0,15 %
Poly Etylen Glycol 300 monostearat 5
%
Sorbitol 3%
Air 63,85 %
C. R/Pewangi q.s
Zat warna q.s
Pembuatan :
Panaskan bagian A sampai 85o C
Panaskan bagian B sampai 85o C
Tambahkan bagian A ke B kocok/aduk
dengan konstan
Setelah temperatur 40o C tambahkan bagian
C, aduk
Biarkan satu malam
Packing
3. Tipe kationik
A. R/ Iso propyl miristat 3 %
Asam stearat 17 %
B. R/ Glycerol
N. Pyridinium chloride 5 %
Metyl paraben 0,1 %
Air 64,9 %
C. R/Pewangi q.s
Zat warna q.s
Pembuatan :
Panaskan bagian A sampai 70o C
Packing
Contoh hand lotion : (Anionik)
◦ R/ Cetyl alcohol 0,5 %
Asam stearat 5 %
◦ R/ Glycerol 2 %
Metyl paraben 0,1 %
Na alginat 0,3 %
TEA 0,5 %
Air 86,6 %
◦ R/ Etyl alcohol 5 %
Pewangi q.s
Zat warna q.s
Pembuatan :
panaskan masing – masing A dan B 75o C lalu campurkan, aduk,
Penyimpanan :
◦ Jika panas/tempat panas :
cream yang putih ------> kuning
cream dengan stearat ------> berwarna mutiara
konsistensi lunak
a.Pelarut
Air adalah bahan utama pada semua mouthwash tipe
siap pakai (langsung) dan tipe konsentrat.
Air yang dimurnikan dengan kualitas tinggi, telah
didestilasi atau telah diionisasi umumnya dipakai untuk
mencegah adanya interaksi dengan bahan lain dan
untuk menyediakan basis netral untuk mouthwash.
Alkohol atau alkohol terdenaturasi digunakan
kebanyakan pada tipe mouthwash siap pakai.
Alkohol membantu untuk mencapai kesegaran mulut
dan bahkan pada level rendah dapat membantu
mengsolubilisasi atau mengemulsifikasi rasa, serta
menurunkan titik beku formulasi.
Alkohol juga membantu mengstabilkan produk
terhadap petumbuhan mikroba.
Contoh yang umum dipakai adalah SD (Specially
Denaturated) alcohol.
b.Perasa
Perasa adalah penentu pemilihan mouthwash oleh
kebanyakan konsumen.
Mereka mengharapkan adanya rasa “menyenangkan”
atau “medisinal/antiseptik” selama penggunaan dan
ada perubahan pada bau mulut setelah penggunaan.
Rasa dominan yang digunakan untuk tipe kosmetik
adalah mint seperti spearmint, peppermint.
Perasa tersebut biasanya tidak langsung mengambil
dari minyak namun merupakan perasa buatan dengan
berbagai modifikasi.
Herbal, floral atau medisinal juga merupakan rasa
yang biasa digunakan dalam mouthwash.
Selain untuk memberikan rasa dalam formulasi, perasa
ini dapat bertindak untuk menutupi atau memodifikasi
persepsi bau mulut.
Dalam kasus ini, penelitian harus dilakukan untuk
menentukan keefektifitas dari kandidat perasa dalam
menutupi atau mengubah persepsi bau tersebut.
Penelitian sebaiknya dilakukan menggunakan
konsumen, bau yang ditutupi sebagai objek yang dinilai,
dan ahli penciuman.
c.Senyawa fenolik
Senyawa fenolik termasuk timol, eucalyptol, metil
salisilat, dan mentol.
Banyak orang menggangap bahan ini untuk menambah
karakteristik “medisinal” arau “antiseptik” pada rasa di
dalam mouthwash.
Metil laktat atau turunan ester dari mentol telah
digunakan dalam beberapa produk untuk menambah
efek sejuk walaupun tidak mempunyai efek perasa yang
kuat seperti menthol tersebut sendiri.
Metil salisilat sama seperti fenil salisilat dan fenolik
lain telah digunakan baik sebagai bahan tunggal
ataupun bagian dari perasa buatan.
Pemanis buatan biasanya ditambahkan pada
mouthwash untuk membuat mouthwash lebih
disukai.
Dua senyawa yang umumnya dipakai adalah sodium
sakarin dan potasium acesulfame.
d.Humektan
Humektan dalam mouthwash digunakan untuk
menambah solubilisasi dari perasa, untuk memodifikasi
rasa mulut, untuk menambahkan tingkat kemanisan,
dan untuk meningkatkan tekanan osmotik dari
mouthwash guna menurunkan resiko pertumbuhan
mikroba.
Humektan yang digunakan pada mouthwash sama
dengan yang digunakan pada pasta gigi.
Humektan umumnya : gliserin, sorbitol, hydrogenated
starch hydrolysate, propilen glikol, dan xylitol.
e.Solubilizers / emulsifiers
Untuk mencapai produk akhir jernih, formulasi
mouthwash menempatkan emulsifier atau solubilizer
untuk menggabungkan rasa dari bahan lain yang tidak
larut air.
Emulsifier ini juga berperan dalam efek pembersih
mulut pada mouthwash.
Kombinasi dari emulsifier yang digunakan juga sering
digunakan untuk mencapai produk akhir yang jernih.
Tipe surfaktan poloxamer telah banyak digunakan dan
penggunaan senyawa tersebut terus bertambah,
termasuk penggunaan poloxamer 407, poloxamer 338,
dan poloxamer 124.
Contoh lain, polysorbat, juga digunakan luas dalam
emulsifier dasar dalam formulasi mouthwash.
PEG-40 terhidrogenasi, minyak jarak juga digunakan
sebagai emulsifier sama seperti bagian tar tobacco.
Emulsifier kationik dahulu digunakan dalam beberapa
produk namun tidak lagi diperbolehkan mengingat
bahan ini menutupi rasa dari mouthwash tersebut.
Emulsifier anionic, seperti contoh sodium lauril sulfat
telah digunakan dalam mouthwash dan biasanya
dikombinasi dengan emulsifier noninik.
Namun emulsifier anionic tidak dikombinasikan
bersama emulsifier kationik karena terkait dengan
masalah inkompabilitas.
f.Antimikroba
Selain untuk membunuh bakteri, fungsi antimikroba
adalah untuk menghilangkan bau mulut, plak dan
gingivitis.
Antimikroba yang biasa dipakai adalah senyawa fenolik
(telah dibahas sebelumnya) dan antibakteri kationik
kuarterner seperti cetilpyridinium chloride (CPC) dan
domiphen bromida.
CPC biasa digunakan sebagai antibakteri tunggal,
sedangkan domiphen bromida biasanya digunakan
dengan kombinasi dengan CPC.
Chlorhexidine dipercaya memiliki aktivitas antimikroba
spektrum luas dan digunakan dalam obat kumur di
Amerika sebagai agen antiplak dan antigingivitis.
Ekstrak Sanguinaria canadensis digunakan dalam
mouthwash karena efeknya sebagai antimikroba,
antiplak dan efeknya sebagai antigingivitis.
Triclosan di Amerika tidak diijinkan untuk dipakai,
namun mouthwash dengan bahan aktif ini telah banyak
diformulasikan dan populer di seluruh dunia.
Tidak mungkin dan juga tidak diinginkan untuk
mencapai tujuan sterilisitas dalam rongga mulut.
Penggunaan antibiotik, sebagai contoh, dapat
menghancurkan flora normal dan mendorong
pertumbuhan organisme opportunistik yang tidak
diinginkan.
Pengurangan dan pengaturan jumlah bakteri dalam
level yang rendah, selalu menggunakan antibakteri.
Antibakteri kationik secara normal mempunyai sifat
ini.
Uji lapisan jaringan buccal dapat dilakukan sebagai
teknik persyaratan standar untuk penilaian ini.
Efek antimikroba total dari formulasi merupakan
kombinasi dari beberapa faktor :
a. efek mekanik dari menggosok derbis dan
mikroorganisme mulut, kemungkinan ditingkatkan
dengan adanya surfaktan;
b. efek agen antimikroba pada flora normal dan
c.efek yang dapat muncul dari komponen perasa dan
alkohol jika terdapat pada jumlah yang banyak.
d. Efek sinergis juga dapat muncul dan harus segera
dievaluasi
g. Bahan aktif
Hidrogen peroksida (1.5%) dapat digunakan sebagai
agen pengoksidasi di mouthwash.
Hidrogen peroksida, cukup reaktif dan dapat
berinteraksi dengan bahan formula lain, dan produk
yang mengandung bahan ini harus dibuat dengan
pengawasan yang ketat.
Klorin dioxida, atau sumbernya, sodium klorit,
digunakan sebagai agen pengoksidasi di mouthwash.
Bahan pengoksidasi ini digunakan untuk menurunkan
bau mulut namun juga dapat memberikan efek
antibakteri jika diformulasi dengan baik.
Garam zinc, seperti zinc klorida dan garam zink lain
yang larut, telah digunakan dalam mouthwash selama
beberapa tahun sebagai astrigen untuk mengatasi
pendarahan gusi.
Garam zinc diketahui bereaksi dengan komponen sulfur
yang mudah menguap dan selanjutnya berperan untuk
menyegarkan nafas.
Ada pula penelitian yang mengindikasikan bahwa
senyawa tersebut mempunyai aktivitas antiplak.
Formulasi yang mengandung zink klorida
mengharuskan pH sekitar 4.5 atau di bawah untuk
menjaga garam dari presiptasi.
h.Buffer
Buffer digunakan dalam beberapa produk untuk
mengatur pH dalam range tertentu untuk membantu
kestabilan dan meningkatkan efektifitas dari beberapa
produk.
Beberapa contoh adalah asam benzoat dan sodium
benzoat, sodium fosfat, dan disodium fosfat.
i.Fluoride
Di Amerika, mouthwash yang mengandung florida
diregulasi di FDA.
Pembatasan fluorida dan perijinan diberikan dalam
peraturan dan harus ditinjau dengan cermat sebelum
pengembangan formulasi.
Sodium florida dengan mudah diformulasi dengan
bahan mouthwash yang lain dan seharusnya tidak
memberikan masalah ketika ditambahkan dalam
kebanyakan mouthwash.
j.Bahan-bahan lain
Masih banyak komponen lain yang dapat ditemui di
mouthwash.
Termasuk macamnya surfaktan, antibakteri lain,
pengawet dan bahkan ekstrak biologis.
Dua bahan yang juga diproduksi dalam pembersih
sebelum menggosok gigi adalah tetrasodium pirofosfat
dan xanthan gum.
Tetrasodium pirofosfat biasanya digunakan karena
mempunyai efek antikalkulus namun pada kasus
mouthwash digunakan sebagai antiplak
Xanthan gum digunakan karena sifat pembentuk film
untuk mengstabilkan busa daripada surfaktan dan
kemungkinan dapat menghilangkan plak pada debris.
Selain itu sodium bikarbonat atau baking soda
digunakan dalam beberapa mouthwash karena sifat
mengurangi bau.
Fungsi Komponen, Efek dan Aktivitas
Air Air yang telah dimurnikan Pengatur kekentalan,
konsistensi, volume, dsb
Pelarut Etanol, dll Melarutkan zat perasa, memberikan
rasa sejuk
Humektan Gliserin, dll Melembabkan mulut,
membantu disolusi dari zat perasa
Solubilizer Natrium lauryl sulfat
Polioksietilen-polioksipropilenglikol Melarutkan zat
perasa, membersihkan mulut bagian dalam.
Perasa Natrium sakarin, Mentol, eugenol, minyak
pepermint, dll Memberikan rasa sejuk
Pengawet Etilparaoksibenzoat, Na-benzoat Mencegah
penurunan kualitas produk.
Pewarna Karamel, dsb Membuat penampilan sediaan
semakin menarik.
Pengatur pH Garam asam fosfor, garam asam nitrat
Mengatur pH.
Pharmaceutical agent membersihkan rongga mulut,
mencegah bau mulut yang tidak segar dan
menyegarkan bau mulut
Pembuatan Mouthwash
Kebanyakan mouthwash dibuat dalam tiga tahap.
Pada tahap pertama, fase air dan bahan yang larut air
disiapkan; dan
Pada tahap selanjutnya bahan yang tidak larut air
ditambahkan dengan emulsifier.
Kedua fase ini kemudian dicampur bersama.
Berdasarkan pengalaman dalam pembuatan
mouthwash, fase non-air lebih baik ditambahkan ke
dalam fase air.
Tahapan terakhir dalam pembuatan adalah filtrasi
dengan beberapa lapis filter, dan lapisan terakhir
yang dipakai adalah filter tipe submikron.
Produk yang jernih dan berkilau dipercaya lebih
dipilih konsumen.
Pengujian Mouthwash
Uji terhadap konsumen
Pengujian penerimaan konsumen biasanya
dimulai di laboratorium dengan mencoba
formulasi tersebut.
Pengujian ini dapat lebih jauh lagi, dengan
meminta pendapat sejumlah konsumen target,
biasanya apabila rasanya enak maka dipilih untuk
diproduksi.
Uji keamanan
Sama seperti produk kesehatan pada umumnya,
toksiksitas akut atau LD50 harus dilakukan untuk
keamanan manusia.
Juga disarankan test iritasi dan sensitifitas terhadap
komponen perasa, surfaktan, dan bahan aktif lain
yang terdapat pada formulasi.
Uji bakteriologi
Semua tipe mouthwash harus diuji apakah mereka
dapat mendorong pertumbuhan mikrobiologi, dan
Produk tipe antibakteri juga harus diperiksa
kejelasannya dalam bagaimana antibakteri tersebut
berkerja (misalnya membunuh bakteri selama x jam).
Uji pengurangan bau mulut
Banyak tersedia prosedur uji dengan alat yang didasarkan
pada kromatografi gas-cair, detektor bau yang didasarkan
pada hal tersebut, dan metode deteksi lain.
Manfaat dengan adanya uji yang dilakukan antara panelis
konsumen dengan ahli bau adalah menetapkan bau
target yang sering menjadi masalah (misalnya nafas
ketika bangun pagi atau bau bawang putih) telah banyak
dilakukan untuk menambah nilai jual, biasanya dalam
iklan televisi semenjak masalah tersebut lebih sering
dihadapi pada situasi nyata
Uji klinik
Tipe uji klinik yang dilakukan belakangan ini terhadap
mouthwash sangat bervariasi karena banyaknya jenis
produk yang ada.
Uji ini berkisar antara uji konvensional antikaries untuk
penghilangan plak dengan larutan pembersih sebelum
menyikat gigi.
Banyak waktu, tenaga, dan dana yang harus dikeluarkan
di uji screening untuk menyelesaikan serangkaian uji
klinik yang diberlakukan pada mouthwash.
Contoh Formulasi Mouthwash
Mouthwash kosmetik bebas alkohol :
Air 86.01 %
Asam benzoat 0.04 %
Sodium benzoat 0.15 %
Poloxamer 407 1.25 %
Gliserin 12 %
Sodium sakarin 0.05 %
FD&C biru no 1 0.0002 %
Flavor 0.25 %
Polysorbat 20 0.25 %
Mouthwash antimikroba mengandung alkohol
Air 76.18 %
Gliserin 8%
Sodium benzoat 0.1 %
Asam benzoat 0.04 %
Sodium sakarin 0.08 %
Setilpiridinum klorida 0.05 %
FD&C biru no 1 0.0002 %
SDA alkohol 38-B 15 %
Perasa 0.25 %
Polysorbat 80 0.3 %
Mouthwash tipe langsung
Etanol 15 %
Gliserin 10 %
Polyoksietilen-hydrogenated castor oil 2 %
Na-sakarin 0.15 %
Na-benzoat 0.05 %
Perasa q.s.
Na-fosfat 0.1 %
Pewarna q.s.
Air murni 72.7 %
Cara pembuatan
Larutkan gliserin dan polyoksietilen-hydrogenated
castor oil dalam air.
Larutkan perasa dalam etanol dan tambahkan pada
campuran sebelumnya, campur hingga larut
sempurna.
Selanjutnya larutkan Na-sakarin, Na-benzoat, Na-
fosfat, dan pewarna ke dalam campuran kemudian
saring.
Selesai
Sejak berabad abad yang lalu, kosmetik telah
digunakan dan dikenal masyarakat. Hasil riset serta
penyelidikan antropologi, arkiologi, dan etnologi di
Mesir dan India membuktikan adanya pemakaian
ramuan seperti bahan pengawet mayat dan salep salep
aromatik, yang dianggap sebagai bentuk awal
kosmetik yang kita kenal sekarang ini. Hal ini
menunjukkan perkembangan kosmetik dimasa itu.
Bukti lain misalnya 200 tahun yang lalu, Cleopatra
menggunakan susu sebagai rendaman saat mandi. Dia
begitu senang karena mendapat manfaat dari laktosa
susu untuk kemulusan kulitnya. Sejak saat itu susu
digunakan semacam kosmetik dan obat.
Alam yang kaya akan tanaman obat, rempah-
rempah, dll, oleh masyarakat dahulu digunakan
sebagai kosmetik tradisional yang mereka olah
secara tradisional pula.
Misalnya rempah-rempah, ginseng dll, biasanya
digunakan sebagai campuran mandi para putri-
putri raja dahulu.
Hingga sekarang kosmetik tradisional tersebut
juga masih diminati oleh kebanyakan masyarakat
karena dipercaya lebih alami dan memberikan
efek yang lebih sehat.
Hippocrates ( 460 – 370 SM ) dan kawan-kawanya
mempunyai peran yang penting dalam
sejarah awal pengembangan kosmetik dan
kosmetologi modern melalui dasar-dasar
dermatologi, diet, dan olahraga sebagai sarana
yang baik untuk kesehatan dan kecantikan,
Beberapa ahli yang berperan aktif dalam
pengembangan kosmetik, antara lain, adalah
Comelius Celcus, Discorides, dan Galen, mereka
adalah para ahli yang memajukan ilmu kesehatan
gigi, bedah plastek, dermitologi, kimia, dan
farmasi.
Pada jaman Renaissance ( 1300 – 1600 ), Banyak
universitas didirikan di Inggris, Eropa Utara, Eropa
Barat, dan Eropa Timur kemudian pada masa itu
ilmu kedokteran semakin bertambah luas, hingga
kemudian ilmu kosmeti dan kosmetikologi di
pisahkan dari ilmu kedokteran ( Henri De
Medovile, 1260 – 1325 ).
Kemudian dikenal ilmu kosmetik untuk merias
atau decoration yang dipakai untuk
pengobatan kelainan patologi kulit, Hingga pada
tahun 1700 – 1900, pembagian tersebut dipertegas
lagi dengan Cosmetic treatment yang
berhubungan dengan ilmu kedokteran dan ilmu
pengetahuan lainya.
Misalnya dermatologi, farmakologi, kesehatan
gigi, ophthalmology, diet, dan sebagainya.
Disinilah konsep kosmetologi mulai diletakkan,
yang kemudian dikembangkan di Perancis,
Jerman, Belanda, dan Italia.
Kosmetik sendiri sebenarnya berasal dari bahasa
Yunani “ kosmetikos “ yang berarti ketrampilan
menghias, mengatur, namun pada
perkembanganya istilah kosmetik telah dipakai
oleh banyak kalangan dan profesi yang brbeda,
sehingga pengertian kosmetik menjadi begitu luas
dan tidak jelas,
istilah kosmetologi telah dipakai sejak tahun 1940
di Inggris, Perancis, Jerman.
Istilah ini tidak sama bagi tiap profesi yang
menggunakanya.
Pada tahun 1970 oleh Jellinek, kosmetologi
diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari hukum-hukum fisika, Biologi,
maupun mikrobiologi tentang pembuatan,
penyimpanan, dan penggunaan (aplikasi)
kosmetik, Selanjutnya di tahun 1997 Mitsui
menyebut kosmetologi sebagai ilmu kosmetik
yang baru, yang lebih mendalam dan menyeluruh.
Dari mulai abad ke 19, kosmetik mulai mendapat
perhatian, yaitu kosmetik tidak hanya untuk
kencantikan saja, melainkan juga untuk
kesehatan,
Perkembangan ilmu kosmetik serta industri secara
besar-besaran baru dimulai pada abad ke-20 (
Wall, Jellinek, 1970 ).
Kosmetik menjadi sebuah alat usaha, bahkan
sekarang dengan kemajuan teknologi , kosmetik
menjadi sebuah perpaduan antara kosmetik dan
obat ( Pharmaceutical ), atau yang sering disebut
kosmetik medis (cosmeticals).
Sejak 40 tahun terakhir, industri kosmetik
semakin meningkat , Industri kimia
memberi banyak bahan dasar dan bahan aktif
kosmetik,
Kualitas dan kuantitas bahan biologis untuk
digunakan pada kulit terus meningkat,
Saat sudah tersedia bahan-bahan pembuatan
kosmetik yg siap pakai, dg kualitas yg sangat
bagus. Baik itu bahan kosmetik modern/kimia
maupun kosmetik tradisional/bahan nabati atau
hewani.
Banyak para dokter yang terjun langsung dan
meningkatkan perhatian terhadap ilmu kecantikan
kulit ( cosmetodermatology ), serta membangun kerja
sama yang saling menguntungkan dengan para ahli
kosmetik dan ahli kecantikan,
Misalnya dalam hal pengetesan bahan baku atau
bahan jadi, dan penyusunan formula berdasarkan
konsepsi dermatologi atau kesehatan.
Penggolongan Kosmetik :
A. Menurut Permenkes RI, dibagi dlm 13 kelompok
kosmetik.
B. Menurut Sifat dan Cara Pembuatan, dibagi jadi 2.
Yaitu Kosm.modern dan K.tradisional
C. Menurut Kegunaannya bagi Kulit, dibagi menjadi 2.
Yaitu Kosm.perawatan Kulit dan
Kosm.Riasan/Dekoratif/MakeUp
A. Mnrt Permenkes
1. Kosm.unt bayi mis.minyak bayi, bedak bayi dll
2. Kosm.unt mandi, mis.sabun mandi
3. Kosm.unt mata, mis.maskara, eye shadow
4. Kosm.wangi2an, mis.parfum, toilet water
5. Kosm.unt rambut, mis.hair foam
6. Kosm.pewarna rambut, mis.cat rambut
7. Kosm.unt make-up mis.bedak, lipstik
8. Kosm.unt kebersihan mulut, pasta gigi, mouthwash
9. Kosm.unt kebersihan badan, mis.deodorant
10. Kosm. unt kuku, mis.cat kuku
11. Kosm.unt kulit, mis.pembersih,pelembab, pelindung
12.Kosm.unt cukur, mis.sabun cukur
13. Kosm.unt suntan dan sunscreen, mis.sunscreen
foundation
B.Berdsr Sifat dan Cara Pembuatan
1. Kosm.modern, diramu dr bhn kimia dan diolah scr
modern
2. Kosmetik Tradisional
a. betul2 tradisional
b. semi tradisional
c. hanya namanya yg tradisional
C. Mnrt kegunaannya bagi Kulit
1.Kosm.perawatan kulit(skin care cosmetic)scrub
cream: a.cleanser, freshener, b. moisturizer c. sunblock
d.
2. Kosmetik Riasan (dekoratif atau make up)
Kosmetika : adalah bahan atau campuran bahan untuk
digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau
disemprotkan pada, dimasukkan dalam,
dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia
dengan maksud untuk membersihkan, memelihara,
menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak
termasuk golongan obat.
PENGERTIAN KOSMETIKA
Sediaan/paduan bahan yang siap digunakan pada
bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir
&organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut
untuk : membersihkan, menambahdaya tarik,
mengubah penampilan, melindungi supaya dalam
keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi
tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan penyakit (SK MENKES no
140/1991)
TUJUAN KOSMETIKA
Dahulu tujuan kosmetika yaitu:
1.Melindungi tubuh dari alam (panas – sinar matahari –
terbakar, dingin – kekeringan, iritasi – gigitan
nyamuk).
2. Tujuan Religius : Bau dari kayu tertentu – cendana –
mengusir mahluk halus
Sekarang tujuan kosmetika yaitu:
Personal hygiene, meningkatkan daya tarik-
make up, meningkatkan kepercayaan diri &
ketenangan,melindungi kulit-rambut- dari uv
yg merusak, polutan dan faktor lingkungan
lain, menghindari penuaan.
Jadi kosmetika Secara umum memiliki tujuan
membantu manusia untuk menikmati hidup
yang lebih bermanfaat.
Kosmetik: pengertian
Cosmetics are substances used to enhance or
protect the appearance or odor of the human body.
(Wikipedia)
Cosmetics include skin-care creams, lotions,
powders, perfumes, lipsticks, fingernail and toe
nail polish, eye and facial makeup, permanent
waves, colored contact lenses, hair colors, hair
sprays and gels, deodorants, baby products, bath
oils,bubble baths, and many other types of
products.
Elsner & Mailbach (2005)
“A cosmetic product means any substance or
preparation intended for placing into contact with
the various parts of the human body (epidermis,
hair system, nails, lips and external genital organs)
or with the teeth and mucous membranes of the
oral cavity with a view exclusively or principally to
cleaning them, perfuming them or protecting
them, in order to keep them in good condition,
change their appearance or correct body odours”
Kosmetik: penggolongan
Pihak produsen (industri) mengelompokkan kosmetik
atas:
decorative cosmetics
care cosmetics
Kosmetik: penggolongan
Berdasarkan fungsinya, kosmetik dapat dibedakan
atas (Schrader and Domsch, 2005):
- Hair cosmetics
- Skin care products
- Oral care products
- Color cosmetics
- Fragrances
- Make-up
- Nail treatments
- Shaving products
Pharmacist perspective
Obat & kosmetik ibarat pisau bermata dua, bila
digunakan secara tepat dengan takaran tepat akan
memberikan efek yang diinginkan. Namun pada saat
yang sama atau pada takaran yang berlebihan dapat
menyebabkan efek samping dan efek toksik yang dapat
mengganggu
Hal penting dalam memilih kosmetik
AMAN ……?
HALAL……?
ECO Friendly …..?
Standar mutu Kosmetik:
adalah ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri
mengenai nama, batasan, bahan baku, bahan
tambahan, bahan penolong, komposisi, ukuran dasar
hygiene, timbangan dan ukuran, wadah,
pembungkus, penandaan, cara pengambilan
contoh dan analisa, serta ketentuan lain untuk
pengujian tiap macam kosmetika dan alat kesehatan.
KARAKTERISTIK MUTU KOSMETIK
mencapai kepuasan konsumen yang terdiri dari
design, manufaktur,sales. Persyaratan kualitas dasar
meliputi safety, stability, efficacy, usability
• Safety:tdk ada iritasi kulit, sensitivitas kulit,
toksisitas oral, bercampur dgn bahan lain, tidak
berbahaya
• Stability: stabil thd perubahan mutu, warna, bau,
kontaminasi bakteri
• Efficacy:efek elembabkan,melindungi terhadap
uv,membersihkan,mewarnai.
• Usability:feeling (sensibility,moisturizing,
smoothness), kemudahan menggunakan
(bentuk,ukuran,bobot,komposisi, penampilan,
portability), preference(bau,warna,design)
SYARAT-SYARAT UMUM PRODUKSI DAN
PEREDARAN
1. Untuk memproduksi kosmetika atau alat kesehatan
harus mendapat ijin dari Menteri.
2. Kosmetika dan alat kesehatan yang diproduksi dan
diedarkan harus memenuhi syarat keselamatan dan
kesehatan, standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan
Menteri.
3. Kosmetika dan alat kesehatan sebelum diedarkan
harus didaftarkan pada Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
JAMINAN MUTU KEMASAN KOSMETIKA
Jaminan perlindungan isi (uji perlindungan thd
cahaya, permeabilitas, perlindungan bau)
Jaminan kecocokan bahan (uji ketahanan kimia,
terhadap matahari, uji anti korosi)
Jaminan keamanan bahan (bahan yang memerlukan
perhatian : formalin, standar keamanan: Depkes,uji
konfirmasi keamanan
Jaminan fungsi(terhadap manusia,fungsi fisik)
Keamanan penggunaan (lingkungan,metode)
Jaminan Disposability (mudah dibuang,aman
dimusnahkan)
Komponen dalam kosmetik (cosmetic
ingredients)
R/ Ozokerite
Euphorbia Cerifera (Candelilla) Wax
Octyldodecanol
C30-45 Alkyl Methicone
Cyclopentasiloxane
Petrolatum
Lanolin oil
Avocado oil
Oleyl Alcohol
Preservatives
Pigments
Contoh formula Eye shadow powder
R/ Talc
Nylon-12
Mica
Octyldodecyl Stearoyl Stearate
Lauroyl Lysine
Zinc Stearate
Preservative
Zinc Oxide
Pigments
Criticism and controversy
Akhir-akhir ini muncul kesadaran (awareness) dan
kritikan tentang keamanan bahan-bahan yang
terdapat dalam produk kosmetik terhadap
konsumen, hewan percobaan dan lingkungan.
Keamanan komponen kosmetik yang masih
kontroversi diantaranya terkait bahan yang di
peroleh dari hasil samping pengolahan minyak
bumi, bahan-bahan karsinogenik dan berpotensi
menimbulkan efek yang membahayakan pada
pemakaian lama
Kiat memilih kosmetik yang aman dan sehat
Mensyukuri apa yang kita miliki
Mengetahui tujuan pemakaian kosmetik
Memperhatikan zat/komponen yang terkandung
di dalam kosmetik yang dipakai
Mengecek keamanan/kehalalan komponen
tersebut melalui literatur/internet
Jangan terbuai oleh janji-janji pada iklan produk
tertentu
Komponen berbahaya dalam kosmetik
Mercury dalam skin whitening cream
Hydroquinon dalam sunscreen cream, skin
whitening cream
Benzophenone
Hasil samping olahan minyak bumi (1,4-dioxane
dalam baby shampoo dan coal tar dalam shampoo
anti ketombe)
Pthalates (dalam nail polisher)
Liposom (terbuat dari lecithin, diragukan
kehalalannya)
Konsep Back to nature
Manfaatkan kekayaan alam Indonesia
Kembali mempelajari kosmetika tradisional Indonesia
Menggunakan bahan yang berasal dari tanaman saja
Menggiatkan penelitian tentang bahan alam yang
berpotensi dibuat kosmetika
Back to nature….Biocosmetics