Referat KB

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

REFERAT

KONTRASEPSI

Pembimbing
dr.Hj. Husna Amels, Sp.OG

Disusun oleh
Luthfi Pratama 2012730058

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 7 NOVEMBER 2016 – 15 JANUARI 2017
RS ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI
2016

1
BAB I
PENDAHULUAN

Sebagaimana diketahui keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang


dapat mencerminkan kualitas dari suatu negara. Keluarga yang sejahtera, sehat, harmonis,
berkualitas, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan idaman dari setiap
keluarga, oleh karena itu program-program Keluarga Berencana telah dirubah visinya dari
mewujudkan NKKBS menjadi “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. 1Keluarga yang
berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Dari visi tersebut terlihat bahwa program Keluarga Berencana memiliki andil
yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk.
Keluarga berencana merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan preventif yang
paling dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama
diperlukannya pelayanan keluarga berencana1. Perwujudan nyata dalam partisipasi program
Keluarga Berencana adalah dengan menggunakan kontrasepsi. Tetapi dilain pihak terdapat
kendala berupa banyaknya jenis kontrasepsi yang beredar dipasaran dan masyarakat hanya
mampu menyebut jenis alat atau obat kontrasepsi tersebut sedangkan informasi-infomasi
mengenai keuntungan, kekurangan, kontraindikasi maupun efek samping dari kontrasepsi
tersebut tidak mereka dapatkan, belum lagi adanya pandangan-pandangan atau norma budaya
lingkungan dan orang tua yang dapat membuat pengguna (akseptor) menjadi ragu-ragu dalam
menggunakan kontrasepsi tersebut. Untuk itu diperlukan suatu layanan konseling agar dapat
menjelaskan secara benar setiap kontrasepsi dengan jelas mengenai keuntungan, kerugian,
efek samping maupun kontraindikasinya.
Penggunaan alat dan obat kontrasepsi memang tidak dapat lepas dari efek samping
dan risiko yang kadang-kadang dapat merugikan kesehatan, namun demikian yang harus
dipikirkan adalah benefit/ keuntungan dari penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut yang
lebih besar dibanding tidak menggunakan kontrasepsi.
Adapun syarat metode kontrasepsi yang ideal adalah1 :
 Aman, artinya tidak menimbulkan komplikasi yang berat bila digunakan
 Berdaya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah
kehamilan

1
 Dapat diterima, bukan hanya oleh akseptor tapi juga oleh lingkungan budaya di
masyarakat
 Terjangkau harganya oleh masyarakat
 Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, kesuburan akan segera pulih,
kecuali untuk kontrasepsi mantap.
Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang nyata, salah satu
contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium, penggunaan
kondom Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat
menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama
dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran mengurangi risiko
kematian bayi. Selain memberi keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan
masyarakat, KB juga dapat mencegah penularan penyakit menular seksual, seperti HIV.

2
BAB II
ISI

Definisi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.1,2
Kontrasepsi yang bagus:
 Efektivitas yang tinggi
 Efek samping yang minimal
 Reversible
 Melindungi dari STD (Sexual Transmitted Deseases)
 Mudah didapatkan
 Tidak ada kontraindikasi
Tujuan kontrasepsi
 Menunda kehamilan: Sampai usia 20 tahun
 Menjarangkan kehamilan:20-35 tahun
 Menghentikan kehamilan/tidak hamil lagi:35 tahun keatas
Urutan pemilihan kontrasepsi yang rasional1:

Metode kontrasepsi3
Metode-metode dengan efektivitas bervariasi yang saat ini digunakan adalah :
1. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat-alat/obat-obatan
2. Kontrasepsi secara mekanis baik untuk pria maupun wanita
3. Kontrasepsi dengan obat-obat spermatisida
4. Kontrasepsi Hormonal (oral, suntik, implant)
5. Kontrasepsi dengan AKDR
6. Kontrasepsi Mantap (tubektomi dan vasektomi)

3
JENIS-JENIS KONTRASEPSI NON-HORMONAL
1. Kontrasepsi Tanpa Menggunakan Alat/Obat
1.1 Senggama terputus (coitus interuptus)
Senggama terputus ialah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini
berdasarkan kenyataan, bahwa akan terjadinya ejakulasi disadari sebelumnya oleh sebagian
besar laki-laki, dan setelah itu masih ada waktu kira-kira ”detik” sebelum ejakulasi terjadi.
Waktu yang singkat ini dapat digunakan untuk menarik keluar penis dari vagina.
Keuntungan, cara ini tidak membutuhkan biaya, alat-alat ataupun persiapan, tetapi
kekurangannya adalah untuk menyukseskan cara ini dibutuhkan pengendalian diri yang besar
dari pihak laki-laki. Beberapa laki-laki karena faktor jasmani dan emosional tidak dapat
mempergunakan cara ini.2
Efektivitas cara ini dianggap kurang berhasil, penyelidikan yang dilakukan di
Amerika dan Inggris membuktikan bahwa angka kehamilan dengan cara ini hanya sedikit
lebih tinggi dibandingkan dengan cara yang mempergunakan kontrasepsi mekanis atau
kimiawi.2Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh:
1. Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi (praejeculatory fluid), yakni
dapat mengandung sperma, apalagi pada koitus yang berulang (repeated
coitus)
2. Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina
3. Pengeluaran semen dekat pada vulva (petting), oleh karena adanya hubungan
antara vulva dan kanalis servikalis uteri melalui benang lendir serviks uteri
yang pada masa ovulasi mempunyai spinnbarkeit yang tinggi.

1.2 Pembilasan pascasenggama (postcoital douche)


Pembilasan vagina dengan air biasa dengan atau tanpa tambahan larutan obat (cuka atau obat
lain) segera setelah koitus merupakan cara yang telah lama sekali dilakukan untuk tujuan
kontrasepsi. Maksudnya ialah untuk mengeluarkan sperma secara mekanik dari vagina.
Penambahan cuka ialah untuk memperoleh efek spermasida serta menjaga asiditas
vagina.Cara ini mengurangi kemungkinan terjadinya konsepsi hanya dalam batas-batas
tertentu karena sebelum dilakukannya pembilasan spermatozoa dalam jumlah besar telah
memasuki serviks uteri.2

4
1.3 Perpanjangan masa menyusui anak (Prolonged Lactation)
Sepanjang sejarah para perempuan mengetahui bahwa kemungkinan untuk menjadi hamil
lebih kecil apabila mereka terus menyusui anaknya segera setelah melahirkan. Maka,
memperpanjang masa laktasi sering dilakukan untuk mencegah masa kehmilan. Efektivitas
menyusui anak dapat mencegah ovulasi dan memperpanjang amenorea postpartum. Hal ini
dapat efektif bila ibu menyusui lebih dari 8 kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan per
laktasi, ibu belum mendapat haid, dan atau dalam 6 bulan pasca persalinan.2
Laktasi dikaitkan dengan adanya prolaktinemia dan prolaktin menekan adanya ovulasi.
Tetapi ovulasi pada suatu saat akan terjadi dan dapat mendahului haid pertama sehingga
apabila hanya mengandalkan pemberian ASI saja dapat memberikan resiko kehamilan untuk
itu dapat dipertimbangan pemakaian kontrasepsi lain.2
Persalinan 3 minggu 6 minggu 6 bulan
Metode Amenorea √ √ √
Laktasi (MAL)
AKDR √ √ √
Sterilisasi √ √
Kondom/spermasida √ √ √ √
Kontrasepsi √ √
Progestin
KB Alamiah √ √
Kontrasepsi √
kombinasi
Tabel 1. Waktu yang dianjurkan untuk memulai kontrasepsi pada perempuan menyusui1

1.4 Pantang berkala (rhythm method)


Fase ovulasi dimulai sejak 48 jam sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam setelah
ovulasi. Sebelum dan sesudah masa itu, perempuan tersebut berada dalam masa tidak
subur.Kesulitan cara ini ialah sulit untuk menentukan waktu yang tepat dari ovulasi. Ovulasi
umumnya terjadi 14 + 2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Efektivitas cara ini
akan lebih tepat jika dibarengi dengan cara pengukuran suhu basal badan dengan pengukuran
ini dapat ditentukan dengan tepat saat terjadinya ovulasi. Untuk memprediksi timbulnya
ovulasi dapat digunakan beberapa metode sebagai berikut:

5
Gambar 1. Metode penentuan masa ovulasi
a. Metode suhu basal tubuh
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil saat
baru bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur.Suhu basal tubuh akan
meningkat setelah ovulasi. Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada sebuah
tabel atau kertas grafik.2
b. Metode lendir serviks
Metode berdasarkan lendir serviks yang muncul pada siklus perempuan.Lendir ini
dicek di vagina.Sesudah haid vagina biasanya kering, setelah itu muncul lendir
yang lengket.Sesaat sebelum ovulasi lendir berubahmenjadi basah dan licin. Hari
terakhir basah karena lendir ini biasanya bersamaan dengan ovulasi.2
c. Metode sympthotermal
Metode ini merupakan penggabungan dari kedua metode diatas.Selanjutnya
perempuan disuruh mencari tanda-tanda ovulasi lainnya, seperti:nyeri perut
(cramps), spotting dan perubahan posisi serta konsistensi serviks. Metode ini
sedikit lebih unggul karena mengkombinasi berbagai variabel. Tetapi tetap juga
memiliki keterbatasan.2
d. Metode kalender
Bila haid teratur (28 hari), hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari
ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 dalam siklus

6
haid.Sedangkan bila siklus haid tidak teratur, harus dicatat siklus haid selama 6
bulan.Yang paling normal haid adalah 28 hari, tetapi masih dianggap normal jika
antara 21-35 hari.Masa subur awal didapatkan dengan siklus terpendek dikurangi
18 dan akhir masa subur adalah siklus terpanjang dikurangi 11. Misalnya siklus
terpendek adalah 25 hari dan terpanjang 35 hari, maka waktu subur adalah antara
hari ke 7 sampai dengan ke 24.2

2. KONTRASEPSI SECARA MEKANIS


2.1 LAKI-LAKI
2.1.1 Kondom

Gambar 2. Kondom
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus, dan
mencegah pengumpulan sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah silindris dengan
pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka, sedang ujung yang buntu berfungsi sebagai
penampung sperma. Diameternya biasanya kira-kira 31-36,5 mm dan panjang lebih kurang
19 mm. Kondom dilapisi dengan pelicin yang mempunyai sifat spermatisid.2
Keuntungan kondom, selain untuk tujuan kontrasepsi juga dapat memberi
perlindungan terhadap penyakit kelamin5. Kekurangannya ialah ada kalanya pasangan yang
mempergunakannya merasakan selaput karet tersebut sebagai penghalang dalam kenikmatan
sewaktu melakukan koitus. Sebab-sebab kegagalan memakai kondom ialah bocor atau
koyaknya alat itu atau tumpahnya sperma yang disebabkan oleh tidak dikeluarkannya penis
segera setelah terjadi ejakulasi. Efek samping kondom tidak ada, kecuali jika ada alergi
terhadap bahan kondom itu sendiri.2

7
Gambar 3. Kondom 2

Efektivitas kondom ini tergantung dari mutu kondom dan dari ketelitian dalam
penggunaannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan kondom:
1. Jangan melakukan koitus sebelum kondom terpasang dengan baik.
2. Pasanglah kondom sepanjang penis yang sedang dalam ereksi. Pada laki-laki yang
tidak bersunat, prepusium harus ditarik terlebih dahulu.
3. Tinggalkan sebagian kecil dari ujung kondom untuk menampung sperma. Pada
kondom yang mempunyai kantong kecil di ujungnya, keluarkanlah udara terlebih
dahulu sebelum kondom dipasang.
4. Pergunakanlah bahan pelicin secukupnya pada permukaan kondom untuk mencegah
terjadinya robekan.
5. Keluarkanlah penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan ereksi dan tahanlah
kondom pada tempatnya ketika penis dikeluarkan dari vagina, supaya sperma tidak
tumpah.

2.2PEREMPUAN
2.2.1 Pessarium
Bermacam-macam pessarium telah dibuat untuk tujuan kontrasepsi. Secara umum
pessarium dapat dibagi atas dua golongan, yakni (1) diafragma vaginal ; dan (2) cervical cap.
2.2.1.1Diafragma vaginal

Gambar 4. Diafragma vaginal

8
Dewasa ini diafragma vaginal terdiri atas kantong karet yang berbentuk mangkuk
dengan per elastis pada pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logam tipis yang tidak dapat
berkarat, ada pula yang dari kawat halus yang tergulung sebagai spiral dan mempunyai sifat
seperti per. Ukuran diafragma vaginal yang beredar di pasaran mempunyai diameter antara
55 sampai 100 mm. Tiap-tiap ukutan mempunyai perbedaan diameter masing-masing 5 mm.2
Diafragma dimasukkan ke dalam vagina sebelum koitus untuk menjaga jangan sampai
sperma masuk ke dalam uterus. Untuk memperkuat khasiat diafragma, obat spermatisida
dimasukkan ke dalam mangkuk dan dioleskan pada pinggirnya. 2Diafragma vaginal sering
dianjurkan pemakaiannya dalam hal-hal seperti :
1. keadaan dimana tidak tersedia cara yang lebih baik.
2. jika frekuensi koitus tidak seberapa tinggi, sehingga tidak dibutuhkan perlindungan
yang terus-menerus.
3. jika pemakaian pil, AKDR, atau cara lain harus dihentikan untuk sementara waktu
oleh karena sesuatu sebab.
Pada keadaan-keadaan tertentu pemakaian diafragma tidak dapat dibenarkan,
misalnya pada 1) sistokel yang berat; 2) prolapsus uteri; 3) fistula vagina; 4) hiperantefleksio
atau hiperretrofleksio uterus. Diafragma paling cocok untuk dipakai pada perempuan dengan
dasar panggul yang tidak longgar dan dengan tonus dinding vagina yang baik. Umumnya
diafragma vaginal tidak menimbulkan banyak efek samping. Efek samping mungkin
disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat-obat spermatisida yang dipergunakan, atau oleh
karena terjadi perkembangbiakan bakteri yang berlebihan dalam vagina jika diafragma
dibiarkan terlalu lama terpasang di situ.2
Kelemahan diafragma vaginal ini ialah:
1) Diperlukan motivasi yang cukup kuat
2) Umumnya hanya cocok untuk perempuan yang terpelajar dan tidak untuk
dipergunakan secara massal
3) Pemakaian yang tidak teratur dapat menimbulkan kegagalan;
4) tingkat kegagalan lebih tinggi daripada pil atau AKDR.
Keuntungan dari cara ini ialah :
1) Hampir tidak ada efek sampingan
2) Dengan motivasi yang baik dan pemakaian yang betul, hasilnya cukup memuaskan
3) Dapat dipakai sebagai pengganti pil atau AKDR pada perempuan-perempuan yang
tidak boleh mempergunakan pil atau AKDR oleh karena suatu sebab.

9
2.2.1.2 Cervical cap

Gambar 5. Cervical cap

Cervical cap dibuat dari karet atau plastik, dan mempunyai bentuk mangkuk yang
dalam dengan pinggirnya terbuat dari karet yang tebal. Ukurannya ialah dari diameter 22 mm
sampai 33 mm; jadi lebih kecil daripada diafragma vaginal. Cap ini dipasang pada porsio
servisis uteri seperti memasang topi. Dewasa ini alat ini jarang dipakai untuk kontrasepsi.2

3. KONTRASEPSI DENGAN OBAT-OBAT SPERMATISIDA


Obat spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas 2 komponen, yaitu zat
kimiawi yang mampu mematikan spermatosoon, dan vehikulum yang nonaktif dan yang
dipergunakan untuk membuat tablet atau cream/jelly. Makin erat hubungan antara zat kimia
dan sperma, makin tinggi efektivitas obat. Oleh sebab itu, obat yang paling baik ialah yang
dapat membuat busa setelah dimasukkan ke dalam vagina, sehingga kelak busanya dapat
mengelilingi serviks uteri dan menutup ostium uteri eksternum. Cara kontrasepsi dengan obat
spermatisida umumnya digunakan bersama-sama dengan cara lain (diafragma vaginal), atau
apabila ada kontraindikasi terhadap cara lain. Efek sampingan jarang terjadi dan umumnya
berupa reaksi alergi.

10
Kini di pasaran terdapat banyak obat-obat spermatisida, antara lain dalam bentuk :
1. suppositorium

Gambar 6. Supositoria dan tablet spermatisid


Lorofin suppositoria, Rendel pessaries. Suppositorium dimasukkan sejauh
mungkin ke dalam vagina sebelum koitus. Obat ini baru mulai aktif setelah 5 menit.
Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.

2. jelly atau cream.

Gambar 7. Jelly spermatisid


Perseptin vaginal jelly, Orthogynol vaginal jelly, 2) Delfen vaginal
cream.Jelly lebih encer daripada cream. Obat ini disemprotkan ke dalam vagina
dengan menggunakan suatu alat. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.
3. tablet busa
Sampoon, Volpar, Syn-A-Gen. Sebelum digunakan, tablet terlebih dahulu
dicelupkan ke dalam air, kemudian dimasukkan ke dalam vagina sejauh mungkin.
Lama kerjanya 30-60 menit.
4. C-film

Gambar 8. C-film
yang merupakan benda yang tipis, dapat dilipat, dan larut dalam air. Dalam
vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat dispersi yang tinggi dan menyebar pada
porsio uteri dan vagina. Obat mulai efektif setelah 30 menit.

11
Efektivitas KB spermatisid ini kurang (3 – 21 kehamilan per 100 perempuan
per tahun pertama)1.

4.KONTRASEPSI HORMONAL
Saat diperkenalkan pada tahun 1960, kontrasepsi hormonal menjadi sebuah perubahan
drastis dari metode-metode tradisional sebelumnya. Kontrasepsi ini tersedia dalam berbagai
bentuk, oral, injeksi, dan implant. Kontrasepsi oral adalah kombinasi estrogen dan progestin
atau hanya progestin – mini pil. Kontrasepsi injeksi atau implant hanya mengandung
progestin atau kombinasi estrogen dan progestin. Pada tahun 1995, 10,4 juta perempuan di
AS menggunakan kontrasepsi oral untuk mengendalikan kesuburannya.
4.1 Kontrasepsi estrogen plus progestin (kombinasi)

Gambar 9. Pil kontrasepsi


Kontrasepsi kombinasi estrogen-progesteron dapat diberikan per oral, suntikan IM,.
Kontrasepsi oral paling sering digunakan dan sering terdiri dari kombinasi suatu zat estrogen
dan bahan prosgestasional yang diminum tiap hari selama 3 minggu dan berhenti selama
1minggu, agar terjadi perdarahan lucut (with drawal bleeding) dari uterus.
Efektivitasnya tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan
setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan)1.
Terdapat 2 jenis cara kerja pil estrogen kombinasi
1. Monofasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif
estrogen dan progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Jenis monofasik paling banyak digunakan saat ini. Setiap tabletnya mengandung 30 -
100 μ g etinilestradiol (di beberapa negara terdapat pula tablet dengan 10 dan 20 μ g)
dan gestagen sintetik dengan dosis yang berbeda-beda. Kebanyakan efek samping
yang timbul disebabkan oleh kandungan estrogen sehingga saat ini hampir semua pil

12
kontrasepsi mempunyai kadar estrogen yang rendah (20-35 μ g etinilestradiol). Dari
sebagian besar penelitian, pemberian dosis 50 μ g menimbulkan efek samping yang
sangat rendah.
2. Pil sekuensial ( bifasik/ trifasik): Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet,
mengandung hormon aktif estrogen dan progestin dalam dosis yang yang berbeda
( dua atau tiga dosis), dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Cara kerjanya mirip dengan
suatu siklus haid normal, khasiat kontrasepsi hanya berdasarkan pada hambatan
ovulasi oleh estrogen dalam fase pertama dan pada fase kedua gestagen hanya
berguna untuk menimbulkan perdarahan yang teratur. Pil sekuensial tidak seefektif pil
kombinasi oleh karenanya angka kegagalan relatif tinggi. Di Indonesia sediaan ini
tidak pernah beredar
No Nama Dagang Progesteron Estrogen
1 (Jenis Kombinasi)
Microgynon 30 150 mcg Levonorgestrel 30 mcg Etinilestradiol
Nordette 28 150 mcg Levonorgestrel 30 mcg Etinilestradiol
Nordial 28 250 mcg Levonorgestrel 50 mcg Etinilestradiol
Mercilon 28 150 mcg Levonorgestrel 20 mcg Etinilestradiol
Marvelon 28 150 mcg Desogestrel 30 mcg Etinilestradiol
Ovostat 28 1 mg Linestrenol 50 mcg Etinilestradiol
Lyndiol 2,5 mg Linestrenol 50 mcg Etinilestradiol
Gynera 75 mcg Gestroden 30 mcg Etinilestradiol
Diane 35 2 mg Siproterone asetat 35 mcg Etinilestradiol
2 (jenis kombinasi
bertingkat) 50 mcg Levonorgestrel 30 mcg Etinilestradiol
Triquilar ED 75 mcg Levonorgestrel 40 mcg Etinilestradiol
125 mcg Levonorgestrel 30 mcg Etinilestradiol

50 mcg Levonorgestrel 30 mcg Etinilestradiol


Trinordial 75 mcg Levonorgestrel 40 mcg Etinilestradiol
125 mcg Levonorgestrel 30 mcg Etinilestradiol
3 Exluton 28 0,5 mg Linestrenol
Tabel2. Macam-macam Pil kontrasepsi kombinasi

13
Mekanisme kerja
Efek kontraseptif obat-obat yang mengandung steroid bersifat multiple, tetapi efek
yang terpenting adalah mencegah terjadinya ovulasi dengan menekan gonadotropin releasing
factors dari hypothalamus. Yang mana hal ini dapat menghambat sekresi follicle stimulating
hormone dan lutenizing hormone dari hipofisis.
Estrogen saja dalam dosis yang memadai akan menghambat ovulasi dengan menekan
gonadotropin. Estrogen ini juga mungkin akan menghambat implantasi dengan mengubah
pematangan endometrium. Estrogen mempercepat transportasi ovum; namun, progestin
menyebabkan perlambatan. Karena itu, peran keduanya dalam mengubah motilitas tuba dan
uterus masih belum jelas.
Progestin menyebabkan terbentuknya mucus servik yang kental, sedikit, selular, dan
menghambat jalannya sperma. Kapasitasi sperma juga mungkin terhambat. Seperti estrogen,
progestin menyebabkan endometrium menjadi kurang memungkin kan untuk implantasi
blastokista. Akhirnya progestin juga dapat menghambat ovulasi dengan menekan
gonadotropin.
Efek gabungan dari estrogen dan progestin dalam kaitannya dengan kontrasepsi
adalah supresi ovulasi yang sangat efektif, blockade penetrasi sperma oleh mucus serviks,
dan penghambatan implantasi di endometrium apabila dua mekanisme pertama gagal.
Kontrasepsi oral kombonasi estrogen plus progestin, apabila diminum setiap hari selama 3
dari 4 minggu, menghasilkan proteksi terhadap kehamilan yang hampir absolute.

Interaksi obat
Kontrasepsi oral dapat mengganggu kerja beberapa obat (tabel 2-1 dan 1-2).
Sebaliknya, sebagian obat menurunkan efektifitas kontrasepsi oral kombinasi antara lain :
barbiturat, karbamazepin, felbamat, griseofulvin, ketokonazol/itrakonazol, fenitoin, primidon,
rifampisin, topiramat, sehingga untuk itu dapat dipakai kontrasepsi tambahan atau dosisnya
lebih ditingkatkan.
Obat yang berinteraksi Efek merugikan
Asetaminofen dan aspirin Mungkin mengurangi efek analgetik
Obat penenang golongan benzodiazepin Mungkin menurunkan atau meningkatkan
efektivitas obat penenang dan fungsi
psikomotor
Metildopa Menurunkan efek hipotensif

14
Antikoagulan oral Menurunkan efek antikoagulan
Hipoglikemik oral Mungkin mengurangi efek hipoglikemik
Tabel 3. Obat yang efektivitasnya menurun oleh kontrasepsi oral kombonasi3

Obat yang berinteraksi Efek yang merugikan


Alkohol Efek mungkin meningkat
Aminlfilin Efek meningkat
Antidepresan Efek mungkin meningkat
Benzodiazepine Efektifitas zat penenang dan fungsi
psikomotor mungkin meningkat atau
menurun
Beta bloker Efek penghambat mungkin meningkat
Kafein Efek meningkat
Kortikosteroid Toksisitas mungkin meningkat
Teofilin Efek meningkat
Tabel 4. Obat yang efektivitasnya ditingkatkan oleh kontrasepsi oral 3
Keamanan
Secara umum, kontrasepsi oral yang jika dipantau pemberianya dengan benar terbukti
relatif aman bagi sebagian besar perempuan. Kemungkinan efek samping dari pil KB yang
selama ini terlalu banyak dan terlalu lama mendapat perhatian efek merugikan pada para
pemakai mungkin hanya terjadi akibat rasa cemas karena publisitas yang terus
menerus.Sayangnya, dokter serta masyarakat awam sering kebingungan karena laporan yang
banyak dan sering bertentangan tersebut.
Efek yang menguntungkan
Pil kombinasi estrogen plus progestin adalah bentuk kontrasepsi reversibel paling
efektif yang tersedia. Dilaporkan angka kegagalan 0,32 per 100 perempuan-tahun atau
kurang. Efek menguntungkan lainnya yang dilaporkan adalah kepadatan tulang meningkat;
pengeluaran darah menstruasi dan anemia berkurang; angka kehamilan ektopik lebih rendah
sampai 90%; dismenorea yang berkaitan dengan endometriosis berkurang; kista ovarium
fungsional sampai 80% dan salpingitis berkurang; keluhan premenstruasi berkurang; angka
kanker endometrium dan ovarium berkurang sampai 40%; berbagai penyakit payudara jinak
berkurang sampai 40%; perbaikan hirsutisme; perbaikan akne; pencegahan aterogenesis;
insiden dan keparahan penyakit radang panggul berkurang; dan perbaikan rematoid artritis.3,5

15
Kemungkinan efek yang merugikan
a. Efek metabolik
 Lipoprotein dan lemak
Kontrasepsi oral kombinasi meningkatkan kadar trigliserida dan kolesterol total.
Estrogen menurunkan konsentrasi kolesterol LDL dan meningkatkan HDL,
sedangkan sebagian progestin menyebabkan hal yang sebaliknya. Hal ini penting
untuk mengetahui pada proses pembentukan penyakit pembuluh arteri.
 Metabolisme karbohidrat
Kontrasepsi oral dapat menurunkan toleransi glukosa pada sejumlah pemakai dengan
persentase yang signifikan. Hal ini tampaknya terjadi sebagai akibat langsung dosis
estrogen yang digunakan. Progestin biasanya meningkatkan sekresi insulin dan
menciptakan resistensi insulin. Karena efek ini, steroid kontrasepsi dapat
mengintensifkan diabetes yang sudah ada atau mungkin ternyata cukup diabetogenik
sehingga mampu memicu munculnya diabetes secara klinis pada perempuan yang
rentan. Tapi efek ini seperti pada kehamilan, efek diabetogeniknya sering reversibel
apabila kontrasepsi oralnya dihentikan.
 Metabolisme protein
Estrogen akan meningkatkan pembentukan berbagai globulin oleh hati. Meningkatnya
pembentukan angiotensinogen tampaknya berkaitan dengan dosis, dan konversinya
oleh renin menjadi angiotensin I dicurigai menimbulkan hipertensi. Fibrinogen dan
mungkin faktor II, VII, IX, X, XII, XIII, akan meningkat sejalan dengan dosis
estrogen, dan insiden kedua bentuk trombosis ini berkaitan dengan dosis estrogen.
b. Penyakit hati
Kolestasis dan ikterus kolestatik merupakan penyulit yang jarang terjadi pada
pemakai kontrasepsi oral; gejala dan tanda akan hilang apabila obat dihentikan. Tampaknya
kontrasepsi oral mempercepat terjadinya penyakit kandung empedu pada perempuan yang
rentan, tapi secara keseluruhan tidak terjadi peningkatan resiko jangka panjang. Dan tidak
ada alasan untuk menghentikan kontrasepsi oral pada perempuan yang telah pulih dari
hepatitis virus.
c. Neoplasia
Kemungkinan kontrasepsi hormonal sebagai penyebab kanker tampaknya kecil.
Sebenarnya, pada penelitian-penelitian justru diperlihatkan adanya efek protektif terhadap
kanker ovarium dan endometrium.

16
 Hiperplasia dan kanker hati
Pemakaian kontrasepsi estrogen plus progestin dilaporkan secara tidak langsung
dikaitkan dengan kejadian hiperplasia nodularis fokal hepatika dan pembentukan
tumor yang jinak, tetapi tidak selalu. Keterkaitan ini dijumpai pada perempuan yang
menggunakan formulasi berisi estrogen dosis tinggi (biasanya mestranol) untuk
jangka panjang. Pemakaian kontrasepsi oral kombinasi dosis rendah yang lebih baru
tampaknya dapat mengurangi insiden terjadinya kelainan yang tidak lazim ini.
 Adenoma hipofisis
 Serviks
Terdapat korelasi antara resiko kanker serviks prainvasif dengan pemakaian
kontrasepsi oral, dan resiko kanker invasif meningkat setelah pemakaian 5 tahun. Tapi
masih belum jelas apakah keterkaitan ini memiliki hubungan sebab akibat.
 Kanker payudara
Masih belum jelas apakah kontrasepsi oral berperanan dalam ternbentuknya kanker
payudara. Pada sebuah studi terbesar, tidak terbukti adanya peningkatan resiko kanker
payudara diantara pemakai kontrasepsi oral (Cancer and Steroid Hormone
Study,1986). Gabrick dkk.(2000) melaporkan peningkatan resiko pada perempuan
dengan riwayat keluaga yang kuat, tetapi resiko ini berkaitan dengan preparat-
preparat yang lama yang dosis estrogennya tinggi.
d. Gizi
Penyimpangan kadar beberapa zat gizi, yang serupa dengan yang dijumpai pada
kehamilan normal, dilaporkan terjadi pada perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral.
 Defisiensi piridoksin
Perubahan-perubahan biokimiawi yang menunjukkan defisiensi vitamin B6
(piridoksin) yang mana hal ini juga terjadi saat kehamilan normal. Hal ini terjadi
karena estrogen memicu enzim-enzim dihati sehingga menyebabkan meningkatnya
metabolisme triptofan yang menggambarkan terjadinya defisiensi piridoksin.
e. Efek kardiovaskular
Terdapat sejumlah resiko kardiovaskular yang jarang tetapi bermakna pad pemakaian
kontrasepsi hormonal.
 Tromboembolisme
Mishell (2000) menganalisis bahwa resiko tromboembolisme vena diperkirakan
meningkat 3-4 kali lipat pada perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral. Sekitar

17
1 per 10000 perempuan-tahun, sehingga insiden pada pemakai kontrasepsi oral yang
sebesar 1,0 sampai 3,0 per 10000 perempuan- tahun adalah kecil.
Faktor-faktor klinis yang meningkatkan resiko trombosis dan emboli vena adalah
hipertensi, kegemukan, diabetes, merokok, dan gaya hidup yang tidak banyak
aktivitas fisik (Hatche dkk.,1998).
 Stroke dan Trombosis arteri
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemakaian kontrasepsi oral tersebut
pada perempuan yang sehat yang tidak merokok tidak menyebabkan peningkatan
resiko stroke trombotik atau hemorhagik (Mishell,2000; Pettiti dkk, 1996; Schwartz
dkk.,1998; WHO collaborative Study,1996). Yang utama, perempuan dengan
hipertensi, yang merokok, atau memiliki nyeri kepala migren mengalami peningkatan
resiko stroke hemorhagik atau trombotik (Mishell,2000; Schwartz dkk.,1998).
 Hipertensi
Ini timbul sebagai respons terhadap estrogen, terbukti meningkat kadar
angiotensinogen (substrat renin) plasma sampai mendekati kadar pada kehamilan
normal.
Tekanan darah akan normal kembali saat kontrasepsi dihentikan. Terjadinya
hipertensi pada kehamilan bukan merupakan halangan bagi pemakaian kontrasepsi
oral setelahnya.
 Infark miokardium
Infark miokardium terjadi pada perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral dan
juga merokok, karena merokok merupakan faktor resiko independen. Ada 2 patokan
penting dalam kaitannya dengan merokok dan kontrasepsi oral adalah lebih dari 15
batang rokok per hari bagi orang berusia lebih dari 35 tahun yang sedang atau pernah
merokok.
 Nyeri kepala migren
 Frekuensi dan intensitas serangan nyeri kepala migren mungkin berkurang atau
meningkat. Tapi lebih baik menghindari pemakaian kontrasepsi ini pada perempuan
yang memiliki migren, karena mungkin saja akan bertambah parah atau merupakan
ancaman stroke atau stroke ringan.

18
f. Efek pada reproduksi
 Amenorea pasca pil
Setelah kontrasepsi kombinasi dihentikan 3 bulan biasanya ovualasi akan segera pulih
dan kembali seperti semula5.
 Laktasi
Pemakaian hormon kontrasepsi oral pada ibu menyusui akan mengurangi jumlah ASI.
Hanya sedikit hormon yang diekskresikan ke dalam ASI. Karena hampir tidak
memberikan efek pada laktasi dan merupakan kontrasepsi yang baik.
g. Efek lain
 Mukorea
 Kloasma
 Mioma uteri; kemungkinan besar tidak bertambah besar pada pemakaian kontrasepsi
oral
 Pertambahan berat badan; tidak semua perempuan yang menggunakan ini akan
mengalami peningkatan berat badan. Hal ini terjadi oleh karena adanya retensi cairan,
tetapi umumnya akibat pola makan yang berubah sebab ibu merasa tenang dan tidak
takut hamil lagi setelah menggunakan alat kontrasepsi5 .
 Depresi; karena kontrasepsi oralyang mengandung estrogen 50 μg atau lebih

4.2 Kontrasepsi progestasional


4.2.1Progestin oral

Gambar10. Jenis minipil yang tersedia dipasaran


Disebut juga mini pil adalah pil yang hanya mengandung progestin 350 μg atau kurang yang
diminum setiap hari. Pil ini tidak terlalu populer oleh karena insiden perdarahan ireguler dan

19
angka kehamilannya jauh lebih tinggi. Pilihan yang baik bagi ibu yang menyusui, mulai
diminum pada minggu ke 6 setelah melahirkan 1,5. Pil ini mengganggu kesuburan tapi tidak
selalu menghambat penetrasi ovulasi. Kemungkinan sebabnya adalah terbentuknya mukus
serviks yang menghambat penetrasi sperma dan perubahan pematangan endometrium
sehingga dapat menolak implantasi blastokista.
 Keuntungan
Resiko peningkatan penyakit kardiovaskular dan keganasan belum terbukti, lebih
kecil kemungkinannya menyebabkan peninggian tekanan darah atau nyeri kepala,
tidak berefek pada metabolisme karbohidrat dan diperkirakan lebih jarang
menyebabkan depresi, dismenorea, dan gejala premenstruasi.
 Kekurangan
Kegagalan kontrasepsi dan meningkatnya insiden kehamilan ektopik apabila
kontrasepsi gagal, perdarahan uterus yang tidak jelas, kista ovarium fungsional
menjadi sering, dan pil ini harus diminum pada waktu yang sama atau hampir sama
tiap harinya, yang jika terlambat sekalipun hanya 3 jam untuk 2 hari berikutnya harus
digunakan kontrasepsi lain sebagai tambahan.
 Kontraindikasi
Terutama pada perempuan berumur, dengan perdarahan uterus yang tidak jelas,
riwayat kehamilan ektopik atau kista ovarium fungsional.

4.2.2 Kontrasepsi progestin suntik

Gambar 11. kontrasepsi suntik

20
Keunggulan suntikan progestin adalah efektivitas kontrasepsi yang setara dengan atau
lebih baik daripada kontrasepsi oral kombinasi, efek bertahan lama dengan hanya 4 – 6 kali
penyuntikan setahun, dan gangguan laktasi yang minimal. Depo medroksiprogesteron asetat
(Depo provera) dan Noretindron etantat (Norgest) telah banyak dipakai secara luas diseluruh
dunia, mekanisme kerja kedua obat tampaknya multipel, termasuk inhibisi ovulasi,
peningkatan kekentalan mukus serviks, dan pembentukan endometrium yang kurang ramah
bagi implantasi ovum.
Kelebihan dan kekurangannya serupa dengan progestin oral. Kekurangannya
mencakup amenorea berkepanjangan, perdarahan uterus selama dan setelah pemakaian, dan
anovulasi yang lama setalah penghentian kontrasepsi. Pemulihan kesuburan akan lambat
namun tidak terhambat, pada pemakaian jangka panjang trigliserida dan kolesterol HDL
menurun tetapi kolesterol LDL tidak meningkat, hanya terjadi sedikit modifikasi
metabolisme glukosa, insiden anemia defisiensi besi menurun. Disamping itu terjadi juga
peningkatan berat badan yang nyata.
Pada pemakaian Depo medroksiprogesteron jangka panjang terdapat kemungkinan penurunan
kepadatan mineral tulang, namun akan pulih setelah terapi dihentikan.
Depo medroksiprogesteron disuntikan dalam-dalam di kuadran luar atas bokong tanpa
dipijat untuk memastikan agar obat dilepaskan secara perlahan-lahan. Dosis lazim adalah 150
mg setiap 90 hari3 .
Noetindron etantat disuntikan dengan cara yang sama dalam dosis 200mg, tetapi
penyuntikan obat ini harus diulang setiap 60 hari.

4.2.3 Injeksi Medroksiprogesteron asetat/ Estradiol Sipionat


Obat kontrasepsi baru yang disuntikan setiap bulan. Obat ini mengandung 25mg
Medroksiprogesteron asetat plus 5 mg estradiol sipionat yang dipasarkan dengan nama
Lunelle atau Cyclo-Provera.
Mekanisme kerja obat ini dengan menghambat ovulasi dan menekan proliferasi
endometrium. Kadar estrasdiol mencapai puncak pada 3 sampai 4 hari pascainjeksi dengan
nilai yang setara dengan lonjakan praovulasi dalam siklus menstruasi ovulatorik normal.
Kadar estradiol menetap setinggi ini selama sekitar 10-14 hari, dan penurunannya
menyebabkan perdarahan lucut 10 sampai 20 hari pasca penyuntikan.
Frekuensi penyuntikan merupakan masalah yang nyata. Timbulnya perdarahan yang
tidak teratur, namun setelah 3 bulan pemakaian, ketidakteraturan perdarahan tampaknya
menjadi lebih jarang terjadi dibandingkan dengan injeksi depomedroksiprogesteron asetat.
21
Pulihnya kesuburan setelah penghentian berlangsung cepat, dengan hampir 83% perempuan
menjadi hamil dalam 12 bulan setelah penghentian. Angka pemulihan kesuburan jauh lebih
cepat daripada penghentian dengan suntikan Depomedroksiprogesteron asetat.

Kontrasepsi oral jangan digunakan pada perempuan yang mengalami salah


satu keadaan dibawah ini :
 Gangguan tromboflebitis atau tromboembolus
 Riwayat tromboflebitis vena dalam atau gangguan tromboembolus
 Penyakit sereborvaskular atau arteria koroner
 Diketahui atau dicurigai mempunyai karsinoma payudara
 Karsinoma endometrium atau diketahui atau dicurigai mempunyai
neoplasma dependen estrogen
 Perdarahan genital abnormal yang tidak diketahui penyebabnya
 Ikterus kolestatik pada kehamilan atau riwayat ikterus setelah menggunakan
pil
 Adenoma atau karsinoma hati
 Diketahi atau dicurigai hamil

Peringatan :
Merokok meningkatkan resiko efek samping kardiovaskular yang serius akibat
pemakaian kontrasepsi oral. Resiko meningkat seiring usia dan merokok dalam
jumlah besar (15 batang atau lebih per hari) dan sering mencolok pada perempuan
berusia 35 tahun atau lebih. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral harus
benar-benar diingatkan untuk tidak merokok.
Tabel 5. kontraindikasi pemakaian Kontrasepsi oral kombinasi3

4.2.4 Implan progestin

22
Gambar 12. Kontrasepsi implan
Sistem norplant menyalurkan levonorgestrel dalam wadah silastik yang
diimplantasikan dijaringan subdermal. Terdapat beberapa jenis kontrasepsi implant seperti:
a. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama
kerjannya 5 tahun.
b. Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,
dengan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama
kerjannya 3 tahun.
c. Jadena, dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

Keunggulan dan kekurangan hampir identik dengan progestin oral, kecuali efek pada
metabolisme karbohidrat. Dilaporkan bahwa setelah pemakaian 6 bulan, kadar glukosa dan
insulin mengalami perubahan bahkan pada perempuan nondiebetik. Pada perempuan normal
perubahan ini tidak bermakna, tetapi akan sangat mengkhawtirkan pada orang yang
berpotensi untuk diabetik. Setelah pencabutan implant, kesuburan dapat kembali segera.
Pada pemakaian sistem norplant tampaknya tidak terjadi pengurangan kepadatan
tulang. Karena memerlukan tindakan bedah ringan, terdapat juga masalah yang berkaitan
dengan infeksi lokal. Dan apabila tidak dimasukkan sesuai petunjuk, maka pengeluarannya
akan menjadi lebih sulit.

5. METODE KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)


AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Gambar 13. AKDR

23
Memasukkan benda-benda atau alat ke dalam uterus untuk tujuan mencegah
kehamilan, yang telah dikenal sejak zaman dahulu kala. Awalnya penggembala-penggembala
unta bangsa Arab dan Turki berabad lamanya melakukan cara ini dengan memasukkan batu
kecil yang bulat dan licin kedalam alat genital unta mereka, dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan dalam perjalanan jauh2 .
Sejak itu banyak tulisan-tulisan ilmiah yang meneliti tentang efektivitasnya pada manusia,
yang mana pada awalnya banyak mendapat pertentangan oleh karena dianggap sebagai
sumber infeksi pada panggul (salpingitis, endometritis, parametritis, dll). Tapi sejak mulai
diketemukannya antibiotik yang dapat mengurangi resiko infeksi, maka penerimaan AKDR
semakin meningkat.

Mekanisme kerja
Mekanisme kerja dari AKDR sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, tetapi
pendapat yang terbanyak mengatakan bahwa dengan adanya AKDR dalam kavum uteri
menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan leukosit yang
dapat menghancurkan blastokista dan sperma. Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai
AKDR sering kali dijumpai sel-sel makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa.
Disamping itu ditemukan juga sering timbulnya kontraksi uterus pada pemakai AKDR, yang
dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan karena meningkatnya prostaglandin dalam
uterus pada perempuan tersebut.
Pada AKDR bioaktif selain kerjanya menimbulkan peradangan, juga oleh karena ion
logam atau bahan lain yang melarut dari AKDR mempunyai pengaruh terhadap sperma.
Menurut penyelidikan, ion logam yang paling efektif ialah ion logam tembaga (Cu) 2,3;
pengaruh AKDR bioaktif dengan berkurangnya konsentrasi logam makin lama makin
berkurang.
Efektifitasnya tinggi dapat mencapai 0.6 – 0.8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).

24
Jenis-jenis AKDR

Gambar 14. Jenis-jenis AKDR


Sampai sekarang telah banyak ditemukan jenis-jenis AKDR, tapi yang paling banyak
digunakan dalam program KB di Indonesia ialah AKDR jenis copper T dan spiral (Lippes
loop). Bentuk yang beredar dipasaran adalah spiral (Lippes loop), huruf T (Tcu380A,
Tcu200C, dan NovaT), tulang ikan (MLCu350 dan 375), dan batang (Gynefix). Unsur
tambahan adalah tembaga (cuprum), atau hormon (Levonorgestrel).

AKDR Dengan Progestin


Mirena, adalah contoh AKDR yang mengandung levonorgestrel ( progesteron) yang
memiliki bentuk T, yang melepaskan 20 mcg levonorgestrel perhari ke dalam rongga uterus,
dengan masa aktif sekitar 5 tahun. Mekanisme kerja Mirena, hampir sama dengan AKDR
pada umumnya, namun Mirena memiliki efek dari pelepasan progesterone intrauterin,
sehingga memiliki efek sistemik dari progesteron yang sangan kecil. Berikut adalah
kelebihan AKDR dengan Progestin:
- Mengurangi nyeri dan jumlah perdarahan saat haid
- Diberikan pada perempuan perimenopause, dan diberikan dengan estrogen untuk
mencegah hiperplasia endometrium
- Dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk mengurangi perdarahan
uterus disfungsional
- Tidak mengganggu fungsi hati, sehingga dapat digunakan bersama-sama dengan
pasien yang sedang menjalani pengobatan TB, atau epilepsi
Kelemahan AKDR dengan progestin:
- Mahal
- Memiliki sedikit efek progesteron sistemik, seperti meningkatkan resiko
trombosis, menurunkan kadar HDL darah, memperburuk perjalan kanker
payudara dan miom

25
Keuntungan-keuntungan AKDR
AKDR mempunyai keunggulan terhadap cara kontrasepsi yang lain karena :
1. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan dan dengan demikian satu kali
motivasi
2. Tidak menimbulkan efek sistemik
3. Alat itu ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara massal
4. Efektivitas cukup tinggi
5. Reversibel
6. Tidak ada pengaruh terhadap ASI

Efek samping AKDR


 Perdarahan
 Masa haid dapat menjadi lebih panjang dan banyak, terutama pada bulan-bulan
pertama pemakaian
 Rasa nyeri dan kejang di perut
 Gangguan pada suami
 Ekspulsi (pengeluaran sendiri)

Komplikasi AKDR
 Infeksi
AKDR itu sendiri, atau benangnya yang berada dalam vagina, umumnya tidak
menyebabkan terjadinya infeksi jika alat-alat yang digunakan disucihamakan. Jika
terjadi infeksi, hal ini mungkin disebabkan oleh sudah adanya infeksi yang subakut
atau menahun pada traktus genitalis sebelum pemasangan AKDR.
 Perforasi
Umumnya perforasi terjadi sewaktu pemasangan AKDR walaupun bisa terjadi pula
kemudian.
Jika perforasi terjadi dengan AKDR yang tertutup, harus segera dikeluarkan segera
karena ditakutkan akan terjadinya ileus, begitu pula dengan yang mengandung logam.
Pengeluaran dapat dilakukan dengan laparotomi jika dengan laparoskopi gagal, atau
setelah terjadi ileus. Jika AKDR yang menyebabkan perforasi itu jenis terbuka dan
linear, dan tidak mengandung logam AKDR tidak perlu dikeluarkan dengan segera.

26
 Kehamilan
Jika terjadi kehamilan dengan AKDR in situ, tidak akan timbul cacat pada bayi oleh
karena AKDR terletak antara selaput ketuban dan dinding rahim. Angka keguguran
dengan AKDR in situ tinggi. Jadi jika ditemukan kehamilan dengan AKDR in situ
sedang benangnya masih kelihatan, sebaiknya dikeluarkan oleh karena kemungkinan
terjadinya abortus setelah dikeluarkan lebih rendah dari pada dibiarkan terus. Tetapi
jka benangnya tidak kelihatan, sebaiknya dibiarkan saja berada dalam uterus.

Kontraindikasi pemasangan AKDR


Kontraindikasi pemasangan AKDR dibagi atas 2 golongan, yaitu kontraindikasi yang relatif
dan kontraindikasi mutlak.
Yang termasuk kontraindikasi relatif ialah:
1. Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus
2. Insufisiensi serviks uteri
3. Uterus dengan parut pada dindingnya, seperti pada bekas SC, enukleasi mioma, dsb.
4. Kelainan jinak serviks uteri, seperti erosio porsiones uteri
Yang termasuk kontraindikasi mutlak ialah :
1. Kehamilan
2. Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis (Penyakit Menular Seksual)3
3. Adanya tumor ganas pada traktus genitalis
4. Adanya metrorhagia yang belum disembuhkan
5. Pasangan yang tidak lestari/harmonis

Pemasangan AKDR
AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut :
 Sewaktu haid sedang berlangsung
Pemasangan dapat dilakukan pada hari pertama atau pada hari terakhir haid.
Keuntungannya : pemasangan lebih mudah karena serviks saat itu sedang terbuka dan
lembek, rasa nyeri tidak seberapa keras, perdarahan yang timbul akibat pemasangan
tidak seberapa dirasakan, kemungkinan pemasangan pada uterus yang sedang hamil
tidak ada.
 Sewaktu postpartum
Pemasangan AKDR setelah melahirkan dapat dilakukan:

27
1. Secara dini(immediate insertion); dipasang pada perempuan yang melahirkan
sebelum dipulangkan dari rumah sakit.
2. Secara langsung (direct insertion); dipasang dalam masa tiga bulan setelah
partus atau abortus.
3. Secara tidak langsung (indirect insertion); dipasang sesudah masa tiga bulan
setelah partus atau abortus; atau pada saat tidak ada hubungan sama sekali
dengan partus atau abortus.
Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan dalam waktu seminggu setelah bersalin,
menurut beberapa sarjana, sebaiknya AKDR ditangguhkan sampai 6-8 minggu
postpartum oleh karena jika pemasangan AKDR dilakukan antara minggu kedua dan
minggu keenam setelah partus, bahaya perforasi atau ekspulsi lebih besar.
 Sewaktu postabortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi fisiologi dan
psikologi waktu itu adalah paling ideal. Tetapi, septic abortion merupakan
kontraindikasi
 Beberapa hari setelah haid terakhir
Dalam hal ini perempuan yang bersangkutan dilarang untuk bersenggama sebelum
AKDR dipasang.
Sebelum dipasang, sebaiknya diperlihatkan ke akseptor bentuk AKDR yang dipasang dan
bagaimana letaknya setelah terpasang. Dan dijelaskan pula kemugkinan efek samping yang
dapat terjadi seperti perdarahan, rasa sakit , AKDR yang keluar sendiri.

Tehnik pemasangan AKDR

Gambar 15. Pemasangan AKDR

28
Pada umumnya tehnik pemasangan adalah sama pada setiap jenis AKDR, tapi disini
diterangkan mengenai cara pemasangan jenis lippes loop karena yang paling banyak
digunakan di Indonesia.

Tehniknya berupa :
 Setelah kandung kencing dikosongkan, akseptor dibaringkan diatas meja ginekologi
dalam posisi litotomi.
 Bersihkan daerah vulva dan vagina secara a dan antisepsis dengan betadine
 Lakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak, bentuk, dan besar uterus
 Spekulum dimasukkan ke dalam vagina, dan serviks uteri dibersihkan dengan larutan
antiseptik. Lalu dengan tenakulum dijepit bibir depan porsio uteri, dan dimasukkan
sonde ke dalam uterus untuk menentukan arah dan panjangnya kanalis servikalis serta
kavum uteri.
 AKDR dimasukkan ke dalam uterus dengan tehnik tanpa sentuh, lalu dorong ke
dalam kavum uteri hingga mencapai uterus.
 Tahan pendorong (plunger) dan tarik selubung (inserter) ke bawah sehingga AKDR
bebas.
 Setelah selubung keluar dari uterus, pendorong juga dikeluarkan, dan tenakulum juga
dilepaskan, benang AKDR digunting sehingga 2½ - 3 cm keluar dari ostium uteri, dan
akhirnya spekulum diangkat.
Pemeriksaan setelah pemasangan AKDR dilakukan 1 minggu sesudahnya; pemeriksaan
kedua 3 bulan kemudian, dan selanjutnya tiap 6 bulan.
Cooper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilepaskan lebih
awal apabila diinginkan.

Cara mengeluarkan AKDR2


Mengeluarkan AKDR biasanya dilakukan dengan cara menarik benang AKDR yang keluar
dari ostium uteri eksternum dengan dua jari, dengan pinset, atau dengan cunam. Kadang-
kadang benang tidak tampak dari ostium uteri eksternum.
Tidak terlihatnya benang oleh karena :
 Akseptor menjadi hamil
 Perforasi usus

29
 Ekspulsi yang tidak disadari oleh akseptor
 Perubahan letak AKDR sehingga benang tertarik ke dalam rongga uterus, seperti
adanya mioma uterus.

6. METODE KONTRASEPSI MANTAP (TUBEKTOMI dan VASEKTOMI)

Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba falopii perempuan
sedangkan vasektomi ialah pada kedua vas deferens laki-laki,yang mengakibatkan yang
bersangkutan tidak dapat hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi.1 Metoda dengan cara
operasi tersebut diatas telah dikenal sejak zaman dahulu. Hippocrates menyebut bahwa
tindakan itu dilakukan terhadap orang dengan penyakit jiwa. Dahulu vasektomi dilakukan
sebagai hukuman misalnya pada mereka yang melakukan perkosaan. Sekarang tindakan
tubektomi dan vasektomi dilakukan secara sukarela dalam rangka keluarga berencana.
6.1 Tubektomi
Tubektomi adalah suatu tindakan oklusi/ pengambilan sebagian saluran telur
perempuan untuk mencegah proses fertilisasi. 3 Tindakan tersebut dapat dilakukan setelah
persalinan atau pada masa interval. Setelah dilakukan tubektomi, fertilitas dari pasangan
tersebut akan terhenti secara permanen. Waktu yang terbaik untuk melakukan tubektomi
pascapersalinan ialah tidak lebih dari 48 jam sesudah melahirkan karena posisi tuba mudah
dicapai dari subumbilikus dan rendahnya resiko infeksi. Bila masa 48 jam pascapersalinan
telah terlampaui maka pilihan untuk tetap memilih tubektomi, dilakukan 6-8 minggu
persalinan atau pada masa interval.
Keuntungan tubektomi ialah :
 Motivasi hanya satu kali saja, tidak diperlukan motivasi yang berulang-ulang
 Efektivitas hampir 100%
 Tidak mempengaruhi libido seksualis
 Kegagalan dari pihak pasien tidak ada
Kerugiannya ialah bahwa tindakan ini dapat dianggap tidak reversibel, walaupun ada
kemungkinan untuk membuka tuba kembali pada mereka yang masih menginginkan anak
lagi dengan operasi Rekanalisasi.
Indikasi dilakukannya tubektomi :
 Penghentian fertilitas atas indikasi medik
 Kontrasepsi permanen

30
Syarat-syarat tubektomi :
 Syarat sukarela
 Syarat bahagia
 Syarat medik
Tindakan yang dilakukan sebagai tindakan pendahuluan untuk mencapai tuba falopii terdiri
atas : pembedahan transabdominal seperti laparotomi, mini laparotomi (gambar 2.1),
laparoskopi; pembedahan transvaginal seperti kolpotomi posterior, kuldoskopi; dan
pembedahan transservikal (transuterin) seperti penutupan lumen tuba histeroskopik.

Gambar 16. Minilaparotomi


Untuk menutup lumen dalam tuba, dapat dilakukan pemotongan tuba dengan berbagai
macam tindakan operatif, seperti cara Pomeroy, cara Irving, cara Uchida, cara Kroener, cara
Aldridge. Pada cara Madlener tuba tidak dipotong. Disamping cara-cara tersebut, penutupan
tuba dapat pula dilakukan dengan jalan kauterisasi tuba, penutupan tuba dengan clips, Falope
ring, Yoon ring, dll.
Cara penutupan tuba :
 Cara Madlener
Bagian tengah tuba diangkat dengan cunam pean, sehingga terbentuk suatu lipatan
terbuka. Kemudian, dasar dari lipatan tersebut dijepit dengan cunam kuat-kuat dan
selanjutnya dasar itu diikat dengan benang yang tidak diserap. Tidak dilakukan
pemotongan tuba.

31
Gambar 17. Cara Madlener

 Cara Pomeroy
Cara ini paling banyak dilakukan. Dilakukan dengan mengangkat bagian tengah dari
tuba sehingga membentuk suatu lipatan terbuka, kemudian dasarnya diikat dengan
benang yang dapat diserap, tuba diatas dasar itu dipotong. Setelah benang pengikat
diserap, maka ujung- ujung tuba akhirnya terpisah satu dengan yang lain.

Gambar 18. Cara Pomeroy


 Cara Irving
Pada cara ini tuba dipotong antara dua ikatan benang yang dapat diserap, ujung
proksimal dari tuba ditanamkan kedalam miometrium, sedangkan ujung distal
ditanamkan ke dalam ligamentum latum.

32
Gambar19. cara Irving

 Cara Aldridge
Peritoneum dari ligamentum latum dibuka dan kemudian tuba bagian distal bersama-
sama dengan fimbria ditanam ke dalam ligamentum latum.

 Cara Uchida
Tuba ditarik ke luar abdomen melalui suatu insisi kecil (mini laparotomi) di atas
simfisis pubis. Kemudian di daerah ampula tuba dilakukan suntikan dengan larutan
Adrenalin dalam air garam dibawah serosa tuba. Akibatnya, mesosalping di daerah
tersebut menggembung.lalu dibuat sayatan kecil di daerah yang kembung tersebut.
Serosa dibebaskan dari tuba sepanjang kira-kira 4-5 cm; tuba dicari dan setelah
ditemukan dijepit, diikat, lalu digunting. Ujung tuba yang proksimal akan tertanam
dengan sendirinya dibawah serosa, sedangkan ujung tuba yang distal dibiarkan
berada diluar serosa. Luka sayatan dijahit dengan kantong tembakau. Angka
kegagalan cara ini adalah 0.

33
Gambar 20. cara Uchida

 Cara Kroener
Bagian fimbria dari tuba dikeluarkan dari lubang operasi. Suatu ikatan dengan
benang sutera dibuat melalui bagian mesosalping dibawah fimbria. Jahitan ini diikat
2x, satu mengelilingi tuba dan yang lain mengelilingi tuba sebelah proksimal dari
jahitan sebelumnya. Seluruh fimbria dipotong.
Tehnik ini banyak digunakan. Keuntungan cara ini antara lain sangat kecil
kemungkinan kesalahan mengikat ligamentum rotundum. Angka kegagalan 0,19%.

gambar 21. cara Kroener

34
6.2 Vasektomi

Gambar 22. Vasektomi


Pada tahun-tahun terakhir ini vasektomi makin banyak dilakukan dibeberapa negara
seperti India, Pakistan, Korea, AS, dll, untuk menekan laju pertambahan penduduk. Di
Indonesia, vasektomi tidak termasuk dalam program keluarga berencana nasional.2
Dan masih banyak laki-laki di Indonesia menganggap vasektomi tersebut identik
dengan dikebiri dan dapat menimbulkan impotensi5. ”Vasektomi, selain aman dari kegagalan
dengan tingkat keberhasilan 79 persen, menurut Kasmiyati, juga mampu menaikkan libido
seks”5. Ini berarti, vasektomi sama sekali tak menimbulkan impotensi atau ketidak jantanan5.
Indikasi vasektomi ialah bahwa pasangan suami isteri tidak menghendaki kehamilan
lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada
dirinya.Kontraindikasi, sebenarnya tidak ada, kecuali bila ada kelainan lokal yang dapat
mengganggu sembuhnya luka operasi, jadi sebaiknya harus disembuhkan dahulu.
Keuntungan vasektomi5 :
 Tidak menimbulkan kelainan fisik maupun mental
 Tidak mengganggu libido seksualitas
 Operasinya hanya berlangsung sebentar sekitar 10 - 15 menit
Tehnik vasektomi
Adapun tehniknya berupa:
 Mula-mula kulit skrotum di daerah operasi dilakukan a dan antiseptik, kemudian
dilakukan anestesi lokal dengan xilokain. Anestesi dilakukan di kulit skrotum dan
jaringan sekitarnya di bagian atas, dan pada jaringan disekitar vas deferens.
 Vas dicari dan setelah ditentukan lokasinya, dipegang sedekat mungkin dibawah kulit
skrotum.

35
 Dilakukan sayatan pada kulit skrotum sepanjang 0,5-1 cm di diekat tempat vas
deferens. Setelah terlihat, dijepit dan dikeluarkan dari sayatan (harus yakin itu benar
vas deferens), vas dipotong sepanjang 1-2 cm dan kedua ujungnya diikat
 Setelah kulit dijahit, tindakan diulang pada bagian sebelahnya.
Sehabis operasi, peserta vasektomi baru boleh melakukan hubungan intim dengan
pasangannya setelah enam hari. Itupun harus wajib menggunakan kondom selama 12 kali
hubungan demi pengamanan.5
Komplikasi vasektomi : infeksi pada sayatan, rasa nyeri/sakit, terjadinya hematom oleh
karena perdarahan kapiler, epididimitis, terbentuknya granuloma.
Kegagalan dapat terjadi karena: terjadi rekanalisasi spontan, gagal mengenal dan memotong
vas deferens, tidak diketahi adanya anomali vas deferens, koitus dilakukan sebelum kantong
seminalnya betul-betul kosong.

7. KONTRASEPSI DARURAT
Yang dimaksud dengan kontrasepsi darurat adalah, kontrasepsi yang dapat mencegah
kehamilan bila digunakan setelah berhubungan seksual.”Kondar” disebut juga “kontrasepsi
pascasenggama”, “morning after pills” atau “morning after treatment”.Kondar digunakan
berdasarkan pertimbangan beberapa aspek seperti, aspek kesehatan, ekonomi, sosial, dan
agama. Berikut adalah indikasi pemggunaan kontrasepsi darurat:
1. Kesalahan dalam pemakaian kontrasepsi seperti:
 Kondom bocor, lepas, atau salah dalam penggunaan
 Kegagalan senggama terputus
 AKDR ekspulsi
 Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet
 Terlambat lebuh dari 1 minggu untuk suntik kb yang setiap bulan, dan terlambat
suntik lebih dari 2 minggu untuk suntik KB tiga bulanan
2. Perkosaan
3. Tidak menggunakan kontrasepsi
Kontrasepsi yang dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat:
1. AKDR
Satu-satunya AKDR yang dapat digunakan adalah AKDR yang mengandung tembaga
( Copper). Jika dipasang dalam waktu kurang dari 7 hari setelah senggama, AKDR
mampu mencegah kehamilan dengan cara:

36
 Mencegah sperma masuk ke tuba falopii, dan mengganggu mobilitas
sperma
 Mencegah implantasi, dengan merubah suasana endometrium
Kegagalan cara ini < 0,1%, dan AKDR tersebut dapat dipertahankan sampai masa
aktifnya habis.
2. Pil KB
Terdapat beberapa cara dalam menggunakan pil KB sebagai kontrasepsi darurat:
A. Metode Yuzpe
Metode ini menggunakan Pil KB dengan kandungan 50 mg etinil estradiol dan
0,5 mg norgestrel atau 0,25 mg levonorgestrel per pil. Kondar harus digunakan
dalam 3 x 24 jam pertama pasca senggama. Berikan 2 pil kontrasepsi sebagai
dosis awal, kemudian berikan lagi 2 pil setelah 12 jam pil pertama diberikan
B. Pil KB progestin (Postinor)
Pada berbagai penelitian, efektivitas pil KB progestin dan metode yuzpe
hampir setara, Namun keunggulan pil progestin terletak pada minimnya efek
samping, karena menggunakan hormon tunggal dengan dosis yang lebih kecil.
Pil mini ( levonorgestrel 0,75 mg) diberikan dalam 3x 24 jam pascasenggama
sebagai dosis aman, kemudian berikan dosis ulangan (1 pil) , 12 jam setelah dosis
awal diberikan.
Efek samping yang ditimbulkan sama seperti efek samping penggunaan pil
progestin lainnya, seperti mual, muntah, dan timbulnya gangguan perdarahan.
Apabila terjadi muntah setelah 2 jam pemberian, maka pemberian pil tersebut
harus diulangi, dan sebaiknya diberikan obat anti muntah terlebih dahulu.

37
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.Dalam hal ini setiap calon
peserta KB (akseptor KB) bebas dalam menentukan dan memilih jenis alat dan obat
kontrasepsi yang paling cocok untuk dirinya. Untuk dapat memilih mana alat atau obat
kontrasepsi yang kiranya cocok untuk mereka baik dalam hal rasionalitas, efektivitas dan
efisiensi, maka masyarakat harus dapat memperoleh informasi yang benar, jujur, dan terbuka
mengenai kelebihan, kekurangan, efek samping, dan kontrasindikasi dari masing-masing alat
atau obat tersebut dari para penyelenggara KB tersebut.
Adapun maksud dan tujuan dari program KB tersebut ialah untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada peningkatan Sumber
Daya Manusia pada umumnya dan untuk menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera dan
harmonis pada khususnya.

38
DAFTAR PUSTAKA

1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta;


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006.
2. Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta; YayasanBina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002
3. Cunningham F G, Gant NF. Williams Obstetri. Edisi ke-23. Jakarta; Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2008
4. Saifuddin A B. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama.cetakan
kedua. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2001
5. Sarwono. Kontrasepsi; Dalam Ilmu Kandungan.Jakarta;Yayasan Bina Pustaka
sarwono; 2002.

39

Anda mungkin juga menyukai