Bab Ii Tinjauan Kebijakan
Bab Ii Tinjauan Kebijakan
Bab Ii Tinjauan Kebijakan
TINJAUAN KEBIJAKAN
1. Visi Pembangunan
Visi Pembangunan Kabupaten Luwu Utara dalam RPJMD 2019-2024
sebagai gambaran realitas masa depan yang ingin dituju dalam kurun waktu
5 tahun ke depan adalah “Kabupaten Luwu Yang Maju, Sejahtera dan
Mandiri Dalam Nuansa Religi” Dalam rumusan visi ini mengandung 4
(empat) pokok visi yakni “maju”, “sejahtera” “mandiri” dan “religi”.
2. Misi Pembangunan
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi yang baik membantu
lebih jelas penggambaran visi yang dicapai dan menguraikan upaya-upaya
II-1
apa yang harus dilakukan. Dalam suatu dokumen perencanaan, rumusan
misi menjadi penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk
mencapai visi melalui rumusan strategi dan arah kebijakan. Memperhatikan
visi serta perubahan paradigma pembangunan daerah dan kondisi yang
akan dicapai pada masa yang akan dating, maka dalam upaya mewujudkan
visi pembangunan Kabupaten Luwu Tahun 2019-2024, misi pembangunan
daerah Kabupaten Luwu beserta penjelasannya adalah sebagai berikut:
II-2
B. Tinjauan RTRW Kabupaten Luwu Utara
II-3
e. Perwujudan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan
budidaya;
f. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan;
g. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan
perekonomian kabupaten yang produktif, efesien, dan mampu bersaing
dalam perekonomian nasional;
h. pemanfaatan sumber daya alam dan atau perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara optimal untuk meningkatkan
kesejahtraan rakyat; dan
i. peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan
keamanan Negara.
II-4
a. Menetapkan kawasan hutan lindung; dan
b. Meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat
pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan
memeliharakeseimbangan ekosistem wilayah;
c. Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis nasional, propinsi
maupun kabupaten yang berpotensi mengurangi daya dukung kawasan;
dan
d. Membatasi dan mencegah pengembangan prasarana dan sarana di
dalam dan di sekitar kawasan strategis yang dapat memicu
perkembangan kegiatan budidaya.
II-5
b. Mengembangan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan beserta
prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong
pengembagan perekonomian kawasan;
c. Mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik,
pertahanan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan
d. Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan
untuk mewujudkan ketahanan pangan kabupaten.
II-6
Strategi Pemanfaatan sumber daya alam dan atau perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara optimal untuk meningkatkan
kesejahtraan rakyat terdiri atas :
II-7
kegiatan ekonomi yang berskala kecamatan dengan didukung oleh fasilitas
dan infrastruktur pedesaaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang
dilaninya, PPL meliputi 6(enam) wilayah yaitu, Kelurahan Bone-Bone di
Kecamatan Bone-Bone, Desa Kapidi di Kecamatan Mappedeceng, Desa Pao
di Kecamatan Malangke Barat, Desa Baebunta di Kecamatan Baebunta, Desa
Onondoa di Kecamatan Rampi, Desa Limbong di Kecamatan Limbong.
II-8
membuka hubungan antarwilayah dan terisolasinya kawasan serta upaya
pemerataan pembangunan sehingga kesenjangan dan disparitas
antarwilayah tidak terjadi. Sistem jaringan prasarana transportasi
Kabupaten Luwu Utara terdiri atas Sistem Jaringan Transportasi darat,
Laut, dan Udara.
II-9
Jaringan prasarana lalu lintas di Kabupaten Luwu Utara, terdiri atas :
II-10
Masamba - Toraja
Masamba - Malili
Masamba – Makassar
b. Jaringan Sungai, danau, dan penyeberangan, terdiri atas:
1. lintas penyeberangan, terdiri atas : Kabupaten Luwu Utara – Kota
Palopo, Kabupaten Luwu Utara – Luwu Timur; dan Lintas
penyeberangan regional.
2. Pelabuhan penyeberangan terdapat di Kecamatan Malangke,
Bone-Bone dan Malangke Barat; dan
3. Rencana pembangunan pelabuhan penyeberangan Munte di
Kecamatan Bone-Bone.
4. Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) di Kecamatan Malangke.
II-11
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yaitu PLTA Rongkong di
Kecamatan Sabbang, PLTA Baliase, PLTA Patikala di Kecamatan
Masamba dan PLTA Kanjiro di Kecamatan Sukamaju;
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) tersebar di setiap
Kecamatan kecuali Kecamatan Malangke dan Malangke Barat;
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tersebar di setiap
Kecamatan; dan Pembangkit Listrik Geotermal (Panas Bumi) di
Kecamatan Sabbang, Limbong, Rampi, Seko dan Masamba.
Jaringan transmisi tenaga listrik terdiri atas :
Jaringan transmisi tenaga listrik bertegangan 156 KVA; dan
Jaringan saluran udara tegangan ekstra tinggi (sutet) 275 KV
b. Prasarana Telekomunikasi
Pengembangan sistem telekomunikasi diarahkan untuk
mendukung pengembangan sosial ekonomi masyarakat dan diselaraskan
dengan pengembangan pusat-pusat permukiman dan kawasan-kawasan
budidaya lainnya. Sistem informasi dan komunikasi selain dengan sistem
konvensional, juga berkembang sistem digital komunikasi dengan akses
yang lebih cepat. Arahan pengembangan sistem telekomunikasi
menganut pada standardisasi pelayanan dengan rasio tingkat layanan
kebutuhan telepon baik pribadi dan umum adalah 1:14 dan 1:250.
II-12
Bone-Bone, Lariang, Masamba, Baebunta, Lamasi, Larona, Kaluku dan
Karama.
3. DI sebagaimana terdiri atas :
DI kewenangan Pemerintah Pusat terdiri atas, DI
Rongkong/Malangke 31.400 Ha, DI Baliase 28.800 Ha, DI Kanjiro
3.100 Ha.
DI kewenangan Pemerintah Provinsi terdiri atas, DI Bone-Bone
2.817 Ha, DI Bungadidi 2.950 Ha, DI Tubuampak/Saluampak 748
Ha, DI Kurri-Kurri/Kasambi 2.000 Ha,
Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah Kabupaten Luwu
Utara dan rencana pengembangan DI dijabarkan sebagaimana
tercantum dalam lampiran III yang merupakan tidak terpisahkan
dengan Peraturan Daerah ini.
Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah Kabupaten Luwu
Utara yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
4. Jaringan air baku air minum yaitu, Sungai Baliase dan Sungai
Masamba, Sungai Rongkong, Sungai Kanjiro, Sungai Lampuawa,
Sungai Baebunta, Sungai Onondoa, sungai Uraso, Sungai Bitue,
Sungai Marampa, dan Sungai Bungadidi.
5. Jaringan air bersih kekelompok pengguna meliputi seluruh wilayah
kecamatan pada pusat-pusat permukiman.
d. Prasarana Lingkungan
1. Penanganan Persampahan
Pengelolaan lingkungan melalui penanganan limbah dan sampah
merupakan bagian program pemerintah dalam menjaga kesehatan
lingkungan. Tingkat penanganan persampahan di wilayah
Kabupaten Luwu Utara menurut jenisnya adalah sistem konvesional,
dan secara umum di wilayah Kecamatan Sukamju Selatan masih
diolah secara insenerasi (pembakaran sampah). Melihat keterbatasan
pengelolaan sampah di Kabupaten Luwu Utara maka
pengembangannya diarahkan pada peningkatan dan perluasan
jangkauan pelayanan sampah serta diselaraskan peningkatan budaya
bersih masyarakat.
II-13
diarahkan pada cara pengelolaan sampah yang ramah terhadap
lingkungan. Sistem jaringan persampahan Kabupaten Luwu Utara
yang masih harus di kembangkan dan olah dengan baik terdapat di
Desa Meli Kecamatan Baebunta sebagai Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
3. Prasarana Drainase
Infrastruktur drainase merupakan komponen utama dalam
penanganan masalah genangan dan banjir. Untuk perencanaan
drainase, pendekatan perencanaan sistem drainase di Kabupaten
Luwu Utara adalah jumlah curah hujan dan topografi lahan.
II-14
tempat dengan topografi datar sehingga memudahkan terjadinya
genangan.
II-15
Dalam meningkatkan kondisi dan tingkat pelayanan air limbah
terdapat sistem perpipaan di Kecamatan Sukamaju, Mappedeceng,
Sabbang dan Bone-Bone, serta pengembangan Instalasi Pembuangan
Air Limbah (IPAL)dan Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) di
Kecamatan Masamba.
a. Kawasan Lindung
II-16
Rencana pola ruang kawasan lindung di wilayah kabupaten, yang
dituangkan dalam RTRW Kabupaten, mencakup kawasan lindung
dengan kriteria sebagai berikut:
II-17
Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud terletak pada
tepian sungai dalam wilyah kabupaten Luwu Utara dengan
ketentuan : (1) daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan
lebar paling sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar;
(2) daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul diluar
kawasan permukiman dengan lebar 100 (seratus) meter dari tepi
sungai; (3) daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul
diluar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima
puluh) meter dari tepi sungai; dan/atau (4) untuk sungai di
kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan
cukup untuk di bangun jalan inspeksi antara 10 – 15 meter.
Kawasan sekitar mata air terdapat di sekitar mata air dalam
wilayah kabupaten dengan ketentuan paling dekat dengan radius
200 (dua ratus) meter terdapat di Kecamatan Rampi, Seko,
Limbong, Masamba, Baebunta, Sabbang.
Kawasan resapan air tersebar di semua kecamatan.
II-18
Kawasan rawan gerakan tanah terdapat di Kecamatan Limbong,
Kecamatan Seko, Kecamatan Masamba dan Kecamatan Rampi.
Kawasan rawan abrasi terdapat di Kecamatan Bone-Bone,
Kecamatan Malangke dan Kecamatan Malangke Barat.
b. Kawasan Budidaya
Rencana pola ruang kawasan budidaya di wilayah kabupaten, yang
dituangkan dalam RTRW Kabupaten, meliputi:
II-19
Kawasan peruntukan pertanian hortikultura terdapat di
Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta, Kecamatan
Masamba, Kecamatan Sukamaju, Kecamatan Malangke,
Kecamatan Limbong, Kecamatan Mappedeceng, Kecamatan
Rampi, Kecamatan Seko, Kecamatan Bone-Bone, dan Kecamatan
Malangke Barat.
Kawasan peruntukan perkebunan, dapat dilihat pada table 2.2,
berikut ini:
Tabel 2.2.
Matriks Rencana Kawasan Budidaya Perkebunan Kab. Luwu Utara
No
Jenis Lokasi Luas (Ha)
.
1. Perkebunan
Perkebunan Kecamatan Sabbang,Baebunta, Masamba,
23.383.13
Kelapa Sawit Mappedeceng, Malangke, Malangke Barat,
Ha
Sukamaju, Bone-Bone, Seko,dan Kecamatan Rampi.
Perkebunan Kecamatan Sabbang,Baebunta, Masamba,
Vanili Mappedeceng, Malangke,Malangke Barat, Bone- 169.10 Ha
Bone,Seko, Limbong, dan Rampi.
Perkebunan KecamatanSabbang,Baebunta,Masamba,Mappedecen
56.238,69
Coklat g, Malangke,Malangke Barat, Sukamaju,Bone-Bone,
Ha
Seko,Limbong, dan Rampi
Perkebunan KecamatanSabbang,Masamba,Seko, Limbong, dan
990.25 Ha
Kopi Rampi
Perkebunan KecamatanBaebunta,Mappedeceng,Malangke,
Kelapa Malangke Barat,Sukamaju, Bone-Bone, 838.48 Ha
Hibrida
Perkebunan Kecamatan Sabbang, Baebunta,Masamba, Kecamatan
kelapa Mappedeceng, Malangke, Malangke Barat, 1.550,10 Ha
Sukamaju, Bone-Bone, dan Seko,
Perkebunan KecamatanSabbang, Baebunta, Masamba,
Rambutan Mappedeceng, Malangke,Malangke Barat, Sukamaju, 9.19 Ha
Bone-Bone, Seko, Limbong, dan Rampi
Perkebunan Kecamatan Sabbang, Baebunta, Masamba,
Durian Mappadeceng, Kecamatan Malangke, Malangke 15.000 Ha
Barat, Sukamaju,Bone-Bone, Kecamatan Seko,
Limbong, dan Rampi.
Perkebunan Kecamatan Sabbang, Baebunta, Masamba,
Jeruk Mappadeceng, Malangke, Malangke Barat,
Sukamaju, 29.615 Ha
Bone-Bone, Seko, dan Rampi.
Perkebunan Kecamatan Sabbang,Baebunta, Masamba, 2.885 Ha
Nilam Mappadeceng, Malangke, Malangke Barat,
II-20
No
Jenis Lokasi Luas (Ha)
.
Sukamaju,
Bone-Bone, Seko, dan Rampi.
2 Peternakan Terdapat dan tersebar di semua Kecamatan
-
Kabupaten Luwu Utara.
II-21
Kawasan peruntukan pertambangan bukan logam berupa
kawasan potensi pertambagan mineral bukan logam berupa
pasir kuarsa dan Zeolit terdapat di Kecamatan Seko, Kecamatan
Masamba, Kecamatan Baebunta, Kecamtan Rampi dan
Kecamatan Sabbang;
Kawasan peruntukan pertambangan batuan berupa kawasan
potensi pertambangan batuan berupa granit dan tras terdapat di
Kecamatan Seko, Kecamatan Masamba, Kecamatan Baebunta,
Kecamatan Rampi, Kecamatan Sabbang dan kecamatan
Limbong.
Kawasan peruntukan pertambangan batubara terdapat di
kecamatan Limbong
II-22
Kawasan peruntukan pariwisata budaya terdapat di Kecamatan
Masamba, Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta, Kecamatan
Malangke, Kecamatan Malangke Barat, Kecamatan Rampi,
Kecamatan Limbong, Kecamatan Mappedeceng, Kecamatan Rampi,
Kecamatan Sukamaju, dan Kecamatan Seko.
II-23
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,
pelayanan jasa sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan permukiman
perdesaan lokasinya menyebar dalam bentuk pusat-pusat
permukiman desa, yang termasuk kawasan perdesaan di Kab. Luwu
Utara terdapat di Kecamatan Malangke, Kecamatan Malangke Barat,
Kecamatan Rampi, Kecamatan Mappedeceng, Kecamatan Limbong,
Kecamatan Seko dan sebahagian Kecamatan Masamba, Kecamatan
Sabbang, Kecamatan Baebunta, Kecamatan Bone-Bone dan
Kecamatan Sukamaju.
II-24
pengembangan baru yang dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan
wilayah kabupaten di masa mendatang. Dengan memperhitungkan kajian
kualitatif dan kuantitaf terhadap aspek sosial, ekonomi dan fisik wilayah,
maka kawasan strategis kabupaten (KSK) yang dikembangkan harus
mencerminkan dukungan terhadap pengembangan kegiatan sektoral yang
diandalkan di wilayan ini, antara lain :
II-25
Mappedeceng, Kecamatan Malangke, Kecamatan Malangke Barat,
Kecamatan Seko, Kecamatan Limbong dan Kecamatan Rampi;
e. Pengembangan kawasan Agro industri, Kecamatan Sabbang,
Kecamatan Baebunta, Kecamatan Masamba, Kecamatan Sukamaju,
Kecamatan Malangke, Kecamatan Bone-Bone, dan Kecamatan
Mappedeceng;
f. kawasan Khusus pengembangan sagu yang ada di kabupaten yaitu
Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta, Kecamatan Malangke,
Kecamatan Malangke Barat, Kecamatan Mappedeceng, Kecamatan
Sukamaju, Kecamatan Bone-Bone, dan Kecamatan Masamba yang
lokasinya di sepanjang pinggiran sungai dan daerah genangan.
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya berada di
Kecamatan Malangke, Kecamatan Rampi, Kecamatan Limbong,
Kecamatan Baebunta, Kecamatan Masamba, Kecamatan Sabbang,
Kecamatan Malangke Barat, Kecamatan Seko, Kecamatan Sukamaju,
Kecamatan Bone-Bone, dan Kecamatan Mappedeceng.
3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan terdiri atas :
Kota Masamba, Kecamatan Sukamaju, Kecamatan Seko, dan
Kecamatan Rampi sebagai sentra peningkatan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta pengembangan teknologi dirgantara;
Kecamatan yang ditetapkan sebagai PPK; Kawasan pertambangan
mineral di Kecamatan Rampi, Kecamatan Seko, Kecamatan Sabbang,
dan Kecamatan Limbong.
kawasan pertambangan minyak bumi dan gas alam di Kecamatan
Bone-Bone dan Kecamatan Malangke; dan
kawasan pertambangan batu bara di Kecamatan Limbong.
4. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan terdiri atas :
Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta, Kecamatan Malangke,
Kecamatan Malangke Barat, Kecamatan Mappedeceng, dan
Kecamatan Masamba yaitu sepanjang pinggiran sungai dan daerah
genangan;
DAS Rongkong, DAS Kanjiro, DAS Masamba dan DAS Baliase.
Kawasan pesisir pantai dan muara sungai di Kecamatan Malangke,
Kecamatan Malangke Barat, dan Kecamatan Bone-bone.
II-26
Kawasan minapolitan dengan komoditas unggulan yang akan
dikembangkan adalah rumput laut jenis Gracillaria Sp dan Euchema
Cottoni di Kecamatan Malangke Barat, Kecamatan Malangke, dan
Kecamatan Bone-Bone.
II-27