0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1 tayangan35 halaman

Bab 2 Kebijakan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 35

Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

BAB - 2
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN

2.1 Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten


2.1.1 Tujuan Penataan Ruang
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Banten adalah Mewujudkan Ruang Wilayah Banten sebagai
Pintu Gerbang Simpul Penyebaran Primer Nasional-Internasional yang Aman, Nyaman, Produktif dan
Berkelanjutan melalui pengembangan pusat-pusat pertumbuhan yang mendukung ketahanan pangan,
industri, dan pariwisata.

2.1.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang


2.1.2.1 Kebijakan Penataan Ruang
A. Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang

Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah Provinsi Banten meliputi:

1. Peningkatan kualitas fungsi-fungsi pelayanan pada pusat-pusat pelayanan dalam wilayah Provinsi
Banten;

2. Peningkatan akses pelayanan pusat-pusat dalam wilayah Provinsi Banten yang merata dan
berhierarki, dan peningkatan akses dari dan ke luar wilayah Provinsi Banten;

3. Peningkatan kualitas pelayanan dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, sumber daya air yang merata di seluruh wilayah Provinsi Banten.

B. Kebijakan Pengembangan Pola Ruang

Kebijakan pengembangan pola ruang wilayah Provinsi Banten akan meliputi kebijakan pengembangan
kawasan lindung dan kebijakan pengembangan kawasan budidaya.

Kebijakan pengembangan kawasan lindung

1. Peningkatan kualitas kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi perlindungannya;


2. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan hidup;

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-1
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

3. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup.
4. Perwujudan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian ruang.
Kebijakan pengembangan kawasan budidaya

1. Peningkatan produktivitas kawasan budidaya;


2. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya;
3. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
Kebijakan pengembangan kawasan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil

1. Pelestarian lingkungan pesisir dan laut termasuk sempadan pantai sebagai kawasan lindung, serta
memberikan hak masyarakat untuk mendapatkan akses ke sempadan pantai;
2. Peningkatan kualitas lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil;
3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau
kecil;
4. Peningkatan pemerataan nilai tambah melalui pemanfaatan sumberdaya laut, pesisir, dan pulau-
pulau kecil secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat lokal;
5. Peningkatan pengelolaan kawasan pulau-pulau kecil; dan
6. Pengembangan wisata bahari di pulau peruntukan pariwisata dan di pulau yang ada
permukimannya.

C. Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis

Kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten meliputi:

1. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan
dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang
alam, dan melestarikan warisan budaya nasional dan daerah;
2. Pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia, cagar
biosfer, dan ramsar;
3. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian nasional
dan daerah yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional dan
internasional;
4. Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar
kawasan;
5. Pelestarian dan peningkatan sosial budaya bangsa;
6. Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-2
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

7. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

2.1.2.2 Strategi Penataan Ruang


Strategi penataan ruang meliputi strategi pengembangan struktur ruang, strategi pengembangan pola
ruang, serta strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten.

A. Strategi Pengembangan Struktur Ruang

Strategi pengembangan struktur ruang berupa peningkatan kualitas fungsi-fungsi pelayanan pada
pusat-pusat pelayanan dalam wilayah Provinsi Banten, meliputi:
1. Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas dan sarana yang sesuai dengan fungsi dan hierarki
pusat-pusat pelayanan;
2. Mengembangkan fungsi atau kegiatan baru pada pusat-pusat pelayanan yang dapat meningkatkan
kualitas pelayanannya.
3. Mensinergikan pusat-pusat pertumbuhan wilayah di Provinsi Banten dengan sistem pusat
pelayanan nasional (PKN dan PKW);
4. Mewujudkan pusat kegiatan wilayah baru yang dipromosikan (PKWp) pada pusat-pusat
pertumbuhan wilayah sebagai upaya sinergitas sistem pelayanan perkotaan nasional dan
pengembangan wilayah provinsi dan pengembangan wilayah kabupaten/kota.

Strategi pengembangan struktur ruang berupa peningkatan akses pelayanan pusat-pusat dalam
wilayah Provinsi Banten yang merata dan berhierarki, dan peningkatan akses dari dan ke luar wilayah
Provinsi Banten, meliputi:
1. Meningkatkan keterkaitan antar pusat atau antar kawasan perkotaan, keterkaitan antara pusat atau
kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dengan kawasan
sekitarnya;
2. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat
pertumbuhan;
3. Mengendalikan perkembangan kota atau perkotaan yang terletak di pesisir pantai utara;
4. Mewujudkan kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif
dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.
5. Mengembangkan pusat penyebaran primer pelabuhan hub internasional bojonegara yang didukung
dengan berfungsinya kawasan-kawasan strategis provinsi dan jaringan jalan cincin Provinsi Banten;
6. Mewujudkan jembatan selat sunda sebagai jalur transportasi nasional penghubung jawa – sumatera
yang terhubung dengan sistem jaringan jalan nasional lintas utara, tengah, dan selatan pulau jawa
di wilayah Provinsi Banten.

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-3
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Strategi pengembangan struktur ruang berupa peningkatan kualitas pelayanan dan jangkauan
pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air yang merata di
seluruh wilayah Provinsi Banten, meliputi:
1. Meningkatkan jaringan prasarana transportasi dan keterpaduan pelayanan transportasi darat,
laut, dan udara;
2. Meningkatkan jaringan energi listrik dengan pengembangan pembangkit tenaga listrik melalui
memanfaatkan sumber energi terbarukan dan tidak terbarukan secara optimal;
3. Mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan jaringan energi/kelistrikan termasuk jaringan
pipa dan kabel dasar laut;
4. Mengembangkan prasarana telekomunikasi yang dapat menjangkau seluruh wilayah;
5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan
sistem jaringan sumber daya air;
6. Mewujudkan sistem jaringan transportasi yang aman melalui perbaikan dan peningkatan
infrastruktur, penanganan kawasan banjir di permukiman wilayah Tangerang (Jabodetabekpunjur),
pengendalian ruang kawasan Bandara Soekarno Hatta, tertatanya sistem jaringan energi, minyak
dan gas alam, pengelolaan panas bumi, dan pemanfaatannya secara aman;
7. Mewujudkan interaksi infrastruktur jaringan transportasi (jalan dan kereta api) di Provinsi
Banten yang nyaman sesuai ketentuan teknis, dan terhubung dengan sistem jaringan prasarana
wilayah provinsi/kabupaten/kota dan simpul transportasi antar moda di Kota Cilegon, Tangerang,
dan Bandara Panimbang melalui pembangunan jaringan jalan tol;
8. Mewujudkan pemanfaatan kawasan Selat Sunda secara produktif dengan memperhatikan
pembangunan infrastruktur ramah lingkungan.

B. Strategi Pengembangan Pola Ruang

Strategi pengembangan pola ruang wilayah Provinsi Banten terdiri atas strategi pengembangan
kawasan lindung dan strategi pengembangan kawasan budidaya.

Strategi pengembangan kawasan lindung berupa peningkatan kualitas kawasan lindung agar sesuai
dengan fungsi perlindungannya meliputi:
1. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi
kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya dalam rangka
mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah;
2. Meningkatkan kualitas kawasan hutan
yang berfungsi sebagai kawasan lindung, yaitu kawasan hutan lindung dan kawasan hutan
konservasi;

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-4
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

3. Mengendalikan bentuk-bentuk kegiatan


yang berada di dalam kawasan lindung yang tidak sesuai dengan fungsi perlindungan dan/atau
dapat merusak fungsi perlindungan kawasan lindung.
4. Mewujudkan kawasan lahan pangan
berkelanjutan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung;
5. Mewujudkan kawasan taman nasional
dan kawasan lindung khususnya di wilayah banten selatan yang memberi manfaat kepada
masyarakat sekitarnya dan mendukung pengembangan lingkungan hidup nasional dan
internasional dalam rangka pengendalian perubahan iklim.
Strategi pengembangan kawasan lindung berupa pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan
hidup meliputi:
1. Menetapkan kawasan lindung dan/atau
fungsi perlindungan di ruang darat, ruang laut, ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi;
2. Menetapkan proporsi luas kawasan
berfungsi lindung dalam wilayah Provinsi Banten paling sedikit 30% dari luas wilayah.
Strategi pengembangan kawasan lindung berupa pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang
dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, meliputi:
1. Menyelenggarakan upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup;
2. Meningkatkan daya dukung lingkungan
hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar
tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
3. Meningkatkan kemampuan daya tampung
lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lainnya yang dibuang ke
dalamnya;
4. Mengendalikan terjadinya tindakan yang
dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang
mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang
berkelanjutan;
5. Mengendalikan pemanfaatan sumber
daya alam secara bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa
depan;
6. Mewujudkan sumber daya alam tak
terbarukan untuk menjamin pemanfatannya secara bijaksana, dan sumber daya alam yang

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-5
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan


meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya;
7. Mengembangkan kegiatan budidaya yang
mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana.
Strategi pengembangan kawasan lindung berupa Perwujudan keterpaduan pemanfaatan dan
pengendalian ruang, meliputi:
a. Mengelola sempadan sungai untuk menjamin tidak terjadinya kerusakan pada pinggiran sungai
dan tidak terganggunya aliran sungai dan beban di kawasan sekitarnya;
b. Mengamankan, memelihara, dan mengembangkan hutan mangrove sebagai pengamanan
terhadap abrasi dan erosi pantai;
c. Mempertahankan kawasan cagar alam, kawasan hutan lindung, taman nasional, kawasan
konservasi laut bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu pengetahuan dan keberlanjutan; dan
d. Meningkatkan fungsi perlindungan kawasan setempat dan kawasan perlindungan bawahnya.
Strategi pengembangan kawasan budidaya berupa peningkatan produktivitas kawasan budidaya,
meliputi:
1. Memanfaatkan lahan yang tidak atau
kurang produktif yang berada di luar kawasan lindung menjadi kawasan budidaya sesuai dengan
sifat dan kondisi lahannya;
2. Meningkatkan produktivitas kawasan
budidaya pertanian dengan usaha-usaha intensifikasi dan diversifikasi pertanian;
3. Mewujudkan kawasan budidaya melalui
pengembangan hutan produksi, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, industri,
pariwisata, permukiman, dan kawasan peruntukan lainnya secara produktif melalui pemberdayaan
masyarakat di perkotaan dan perdesaan.
Strategi pengembangan kawasan budidaya berupa perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan
keterkaitan antar kegiatan budidaya, meliputi:
1. Mengembangkan kegiatan budidaya
unggulan di dalam kawasan budidaya beserta prasarana pendukungnya secara sinergis dan
berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya
dengan mengalokasikan ruang dan akses masyarakat;
2. Mengembangkan kegiatan budidaya
untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan
dan teknologi;
3. Mengembangkan dan melestarikan
kawasan budidaya pertanian pangan untuk mendukung perwujudan ketahanan pangan;

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-6
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

4. Mengembangkan pulau-pulau kecil


dengan pendekatan gugus pulau untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi;
5. Mengembangkan kegiatan pengelolaan
sumber daya kelautan yang bernilai ekonomi tinggi di wilayah laut kewenangan Provinsi Banten.
Strategi pengembangan kawasan budidaya berupa pengendalian perkembangan kegiatan budidaya
agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, meliputi:

1. Mengendalikan perkembangan kegiatan


budidaya terbangun pada kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana
dan potensi kerugian akibat bencana;
2. Mengembangkan kawasan perkotaan
dengan bangunan bertingkat terutama untuk kegiatan-kegiatan dengan fungsi komersial atau
bernilai ekonomi tinggi guna penghematan ruang dan memberikan ruang terbuka pada kawasan
tersebut;
3. Mengembangkan proporsi ruang terbuka
hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota;
4. Mengendalikan kawasan terbangun di
kawasan perkotaan untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan
perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya;
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Pelestarian lingkungan pesisir
dan laut termasuk sempadan pantai sebagai kawasan lindung, serta memberikan hak masyarakat
untuk mendapatkan akses ke sempadan pantai meliputi :
1. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya
secara terpadu melalui penyusunan tata ruang pesisir dan laut dengan memperhatikan keterkaitan
ekosistem darat dan laut dalam satu bioekoregion;
2. Mengoptimalkan dukungan pemda dan
meningkatkan koordinasi antar pemda untuk mengantisipasi perkembangan aktivitas ekonomi dan
industri di wilayah pesisir dan laut banten yang berpotensi merusak lingkungan;
3. Meningkatkan koordinasi antar sektor
terkait dalam monitoring, pengawasan dan penegakan hukum di bidang pengelolaan lingkungan;
4. Meningkatkan koordinasi penataan ruang,
menata kembali peraturan perundangan dan penegakan hukum dalam rangka pengendalian
dampak negatif pencemaran yang diakibatkan oleh segenap aktivitas ekonomi di wilayah pesisir
dan laut;
5. Menyediakan sebagian kawasan sebagai
kawasan lindung yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan;

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-7
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

6. Meningkatkan pendanaan pengelolaan


lingkungan melalui penerapan pajak lingkungan terhadap aktivitas ekonomi di wilayah pesisir;
7. Menyeimbangkan peningkatan dan
pengembangan aktivitas ekonomi dan kelestarian sumberdaya dan lingkungan pesisir dan laut;
8. Mengintegrasikan wilayah hulu dan hilir
dalam rangka melindungi kawasan muara sungai, estuari, dan kawasan lain di daerah pesisir.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Peningkatan kualitas lingkungan
laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil, meliputi :
1. Mengendalikan penurunan kualitas dan
kuantitas lingkungan pesisir dan laut melalui implementasi tata ruang yang telah dilegalisasi;
2. Mewujudkan rehabilitasi kawasan yang
terdegradasi dan kawasan penyangga.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Peningkatan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil, meliputi :
1. Meningkatkan koordinasi penataan ruang
dan penegakan hukum secara partisipatif dalam mengelola lingkungan dan sumberdaya pesisir
dan laut;
2. Mengupayakan mendorong masyarakat
untuk menjadi bagian dari lembaga kontrol sosial untuk monitoring aktivitas yang merusak
lingkungan;
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap bahaya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Peningkatan pemerataan nilai
tambah melalui pemanfaatan sumberdaya laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan bagi
kesejahteraan masyarakat lokal, meliputi :
1. Mengoptimalkan dukungan pemda untuk
memanfaatkan posisi strategis dan pertumbuhan ekonomi bagi pembangunan wilayah pesisir dan
laut secara terpadu dan berkelanjutan;
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi
sumberdaya berbasis karakteristik ekosistem dan lingkungan lokal.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Peningkatan pengelolaan
kawasan pulau-pulau kecil, meliputi :

1. Mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mempertahankan keberadaan pulau-pulau kecil;


2. Mengendalikan berbagai kegiatan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem pada kawasan
pulau-pulau kecil;

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-8
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

3. Meningkatkan daya saing pulau-pulau kecil sesuai dengan potensinya serta meminimalkan aspek-
aspek penyebab ketertinggalan;
4. Mengembangkan sistem transportasi pembuka akses wilayah tertinggal dan terisolir khususnya
pada kawasan pulau-pulau kecil;
5. Mengalokasikan ruang untuk kepentingan umum pada pulau-pulau kecil sebagai upaya
menghindari penguasaan tanah secara keseluruhan.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Pengembangan wisata bahari di
pulau peruntukan pariwisata dan di pulau yang ada permukimannya, meliputi:
1. Memanfaatkan peluang pasar pada kawasan wisata bahari Daerah untuk pembangunan wilayah
pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil;
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi wisata bahari untuk menangkap peluang pasar domestik dan
internasional di Daerah sebagai pintu gerbang keluar dan masuk wilayah Ibukota DKI Jakarta;
3. Meningkatkan promosi yang didasarkan atas keunggulan lokasi strategis dan karakteristik
sumberdaya untuk menangkap peluang dan minat investasi di wilayah pesisir dan laut Daerah;
4. Mengoptimalkan ketersediaan infrastruktur yang memadai untuk menangkap pertumbuhan
ekonomi pada kawasan wisata bahari Daerah;
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai pelaku dan fungsi kontrol kegiatan pariwisata yang
ramah lingkungan;
6. Meningkatkan peran daerah sebagai regulator kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan;
7. Meningkatkan aktivitas pariwisata yang ramah lingkungan di lokasi strategis untuk menangkap
peluang pasar domestik dan internasional.

C. Strategi Pengembangan Kawasan Strategis

Strategi pengembangan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pelestarian dan
peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan
keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan
fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya
nasional dan daerah, meliputi :
1. Menetapkan kawasan strategis Provinsi Banten yang berfungsi lindung;
2. Mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan strategis Provinsi Banten yang berpotensi
mengurangi fungsi lindung kawasan dan/atau menurunkan kualitas kawasan lindung;
3. Mengendalikan pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis Provinsi Banten yang berpotensi
mengurangi fungsi lindung kawasan dan/atau menurunkan kualitas kawasan lindung;
4. Mengendalikan pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis
Provinsi Banten yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya;

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-9
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

5. Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis Provinsi Banten
yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan
budidaya terbangun; dan
6. Mewujudkan rehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang
yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis Provinsi Banten;
7. Menciptakan keseimbangan pemanfaatan ruang secara produktif dan berkelanjutan melalui
pengendalian pembangunan kawasan-kawasan strategis dan pengendalian ruang terbuka hijau di
wilayah kabupaten/kota.
Strategi pengembangan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pelestarian dan
peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia, cagar biosfer, dan ramsar,
meliputi:
1. Melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan ekosistemnya;
2. Meningkatkan kepariwisataan;
3. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
4. Melestarikan keberlanjutan lingkungan hidup.
Strategi pengembangan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pengembangan dan
peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian nasional dan daerah yang produktif,
efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional dan internasional, meliputi:
1. Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam, kegiatan budidaya
unggulan, dan posisi atau letak strategisnya sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;
2. Menciptakan iklim investasi yang kondusif;
3. Mengintensifkan promosi peluang investasi;
4. Memanfaatkan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung
kawasan;
5. Mengendalikan kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas lingkungan dan efisiensi
pemanfaatan kawasan;
6. Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi;
7. Mewujudkan penataan kawasan andalan melalui pemanfaatan ruang untuk pengembangan
kawasan industri dan pariwisata secara produktif;
8. Mewujudkan terbentuknya sinergisitas interaksi ekonomi wilayah hulu dan hilir pada pusat-pusat
pertumbuhan dengan pemasaran regional dan nasional melalui sistem jaringan transportasi
wilayah dan nasional.
Strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten dari sudut kepentingan pengembangan
kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan, meliputi:
1. Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan;

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 10
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

2. Meningkatkan aksesibilitas antara kawasan tertinggal dan pusat pertumbuhan wilayah;


3. Mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi masyarakat;
4. Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan;
5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan kegiatan ekonomi;
6. Mewujudkan terselenggaranya interaksi kawasan-kawasan strategis nasional di Provinsi Banten
dengan penataan struktur ruang dan pola ruang di wilayah provinsi dan wilayah kabupaten/kota
Strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten dari sudut kepentingan pelestarian dan
peningkatan sosial budaya bangsa, meliputi:
1. Meningkatkan kecintaan masyarakat akan nilai budaya bangsa yang mencerminkan jati diri yang
berbudi luhur;
2. Mengembangkan penerapan nilai budaya bangsa dalam kehidupan masyarakat;
3. Melestarikan situs warisan budaya bangsa.
Strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten dari sudut kepentingan pemanfaatan
sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, meliputi:
1. Mengembangkan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan dari pemanfaatan sumber daya
alam dan/atau teknologi tinggi;
2. Meningkatkan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
dengan kegiatan penunjang dan/atau turunannya;
3. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi
lingkungan hidup, dan keselamatan masyarakat.
Strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten dari sudut kepentingan peningkatan fungsi
kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, meliputi:
1. Mendelineasikan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan kemanan
negara yang terletak di wilayah Provinsi Banten;
2. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis
untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
3. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan
strategis sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis dengan kawasan
budidaya terbangun; dan turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.
2.1.3 Rencana Struktur Ruang
Arahan Sistem Pusat tersebut mengidentifikasikan bahwa di Provinsi Banten akan terdapat beberapa
jenjang sistem pusat, yaitu sebagai berikut.

1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang meliputi perkotaan antara lain Kawasan Perkotaan Tangerang
dan Tangerang Selatan sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2008 tentang

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 11
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur, selain itu Kawasan Perkotaan Serang dan Cilegon
sesuai ketentuan dalam PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat
Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.

2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang meliputi perkotaan antara lain Pandeglang dan Rangkasbitung
sesuai ketentuan dalam PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional serta
RTRW Provinsi Banten 2002-2017. PKW tersebut merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Penyediaan prasarana dan fasilitas
pendukung sesuai jenjangnya diperlukan dalam rangka penguatan fungsi kota-kota tersebut. Adapun
yang diusulkan sebagai PKW Promosi (PKWp) antara lain perkotaan Panimbang, Bayah, Maja,
Balaraja dan Teluk Naga.

3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang meliputi perkotaan antara lain Labuan, Cibaliung, Malingping,
Tigaraksa, Kronjo, Anyar, Baros, Kragilan. Dengan demikian, maka kota-kota tersebut perlu didorong
sebagai kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau
beberapa kecamatan. Penyediaan prasarana dan fasilitas pendukung sesuai jenjangnya diperlukan
dalam rangka penguatan fungsi kota-kota tersebut sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).

Potensi perkembangan jumlah penduduk dan potensi perkembangan luasan kawasan perkotaan
mengindikasikan pola perkembangan yang berbeda. Beberapa kawasan kota dan perkotaan menyatu
melalui proses penyatuan antar kawasan (konurbasi) sedangkan kawasan perkotaan mengalami
pemekaran secara monosentris. Berdasarkan potensi perkembangan kota – perkotaan tersebut hirarki kota
– perkotaan di Banten berdasarkan tipe kota – perkotaan diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Perkotaan Metropolitan meliputi : Perkotaan Tangerang sebagai bagian dari Metropolitan


Jabodetabekpunjur

2. Perkotaan Menengah meliputi : Perkotaan Serang, Perkotaan Cilegon

3. Perkotaan Kecil meliputi: Perkotaan Rangkasbitung, Pandeglang, Saketi, Panimbang jaya, Labuan,
Malingping, Bayah, Maja, Kaduagung Timur, Balaraja, Cikupa, Cikande, Cikupa, Anyer, Kasemen,
Petir.

Perwilayahan Provinsi Banten direncanakan dalam Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) dengan kedalaman
penataan struktur pusat permukiman perkotaan, merupakan upaya untuk mengendalikan perkembangan
kawasan perkotaan yang berkembang cenderung terus membesar dan berpotensi mendorong
perkembangan mega urban di WKP I, menyeimbangkan perkembangan perkotaan lain di wilayah Banten
dan mengendalikan perkembangan kawasan terbangun di perkotaan sesuai daya dukung dan prinsip-
prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Penataan Satuan Wilayah Pengembangan dengan kedalaman

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 12
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

hingga penataan struktur pusat permukiman perkotaan, adalah upaya untuk mendorong perkembangan
perkotaan yang serasi dengan kawasan perdesaan secara optimal dan berkelanjutan.
Untuk mendorong perkembangan wilayah maka perkotaan menengah dan kota kecil perlu didorong
perannya melalui penyediaan berbagai fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Efisiensi pelayanan
perkotaan ditentukan melalui skala pelayanan wilayah dengan membentuk perwilayahan, dimana masing-
masing WKP memiliki satu pusat. Untuk itu, maka Propinsi Banten dibagi menjadi 3 Wilayah Kerja
Pembangunan (WKP), yakni: WKP I meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang
Selatan, WKP II meliputi Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota Cilegon, WKP III meliputi Kabupaten
Pandeglang dan Kabupaten Lebak.
Adapun arahan fungsi dan peranan masing-masing Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) tersebut meliputi :
a. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) I diarahkan untuk pengembangan kegiatan industri, jasa,
perdagangan, pertanian, dan permukiman/ perumahan;
b. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) II diarahkan untuk pengembangan kegiatan pemerintahan,
pendidikan, kehutanan, pertanian, industri, pelabuhan, pergudangan, pariwisata, jasa, perdagangan,
dan pertambangan;
c. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) III diarahkan untuk pengembangan kegiatan kehutanan,
pertanian, pertambangan, pariwisata, kelautan dan perikanan.

Satuan wilayah pengembangan tersebut di atas memiliki fungsi :


 Menciptakan keserasian dan keseimbangan struktur ruang wilayah.

 Sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah hinterlandnya, diharapkan mampu sebagai motor penggerak
pembangunan.
 Sebagai motor penggerak perekonomian wilayah.

 Sebagai stimulator bagi perkembangan pembangunan dan pertumbuhan perekonomian wilayah.

Satuan wilayah pengembangan diharapkan dapat berperan secara efektif untuk :

 Menciptakan keserasian dan keterpaduan struktur ruang secara berhirarkhi dari tingkat pelayanan
lokal, regional dan nasional.

 Mendukung strategi kebijakan keruangan dalam pembangunan wilayah Banten.

 Mendukung rencana struktur ruang wilayah Banten yang tidak terpisahkan dari struktur tata ruang
wilayah nasional dan struktur tata ruang kota/kabupaten.

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 13
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Gambar 2.1

Rencana struktur ruang Provinsi Banten

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 14
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Luas dan Presentasi Pola Ruang di Kabupaten / Kota


Kabupaten Serang Kota Serang Kabupaten Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kota Cilegon PROVINSI BANTEN
NO Pola Ruang
Presentasi (%) Terhadap Presentasi (%) Terhadap Presentasi (%) Terhadap Presentasi (%) Terhadap Presentasi (%) Terhadap Presentasi (%) Terhadap Presentasi (%) Terhadap Presentasi (%) Terhadap
Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Presentasi (%)
Kabupaten Provinsi Kota Provinsi Kabupaten Provinsi Kota Provinsi Kota Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kota Provinsi

I Kawasan Lindung 12,086.88 9.15% 4.63% 107.10 0.57% 0.04% 5,021.34 4.81% 1.93% 943.29 7.02% 0.36% 66.73 0.40% 96,524.60 40.65% 37.00% 144,382.95 44.41% 55.35% 1,710.20 9.96% 0.66% 260,843.09 30.15%
1. CA Rawa Danau 2,500.00 1.89% 100.00% 2,500.00 0.29%
2. CA G. Tukung Gede 1,700.00 1.29% 100.00% 1,700.00 0.20%
3. CA Pulau Dua 30.00 0.16% 100.00% 30.00 0.003%
4. TWA Carita 95.00 0.04% 100.00% 95.00 0.01%
5. TWA Pulau Sangiang 528.15 0.40% 100.00% 528.15 0.06%
6. TN Ujung Kulon (TNUK) 78,619.00 33.11% 100.00% 78,619.00 9.09%
7. TN Gunung Halimun-Salak 42,925.15 13.20% 100.00% 42,925.15 4.96%
8. Taman Hutan Raya (TAHURA) 3,026.52 1.27% 100.00% 3,026.52 0.35%
9. Hutan Lindung 3,238.77 2.45% 15.69% 1,591.85 1.53% 7.71% 9,963.66 4.20% 48.26% 4,437.60 1.36% 21.49% 1,414.31 8.24% 6.85% 20,646.19 2.39%
10. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk 2,478.33 1.88% 2.98% 222.92 0.21% 0.27% 53.21 0.40% 0.06% 66.73 0.40% 0.08% 139.77 0.06% 0.17% 80,177.13 24.66% 96.42% 17.00 0.10% 0.02% 83,155.09 9.61%
11. Sempadan Pantai 825.28 0.62% 15.95% 77.10 0.41% 1.49% 410.31 0.39% 7.93% 3,336.84 1.41% 64.49% 245.77 0.08% 4.75% 278.89 1.62% 5.39% 5,174.19 0.60%
12. Sempadan Sungai 569.49 0.43% 7.23% 2796.26 2.68% 35.50% 890.08 6.62% 11.30% 782.95 0.33% 9.94% 2,838.01 0.87% 36.03% 7,876.79 0.91%
13. Kawasan Rawan Bencana Alam 322.00 0.14% 3.73% 8,321.00 2.56% 96.27% 8,643.00 1.00%
14. Kawasan Sekitar Mata Air 246.86 0.19% 31.35% 238.86 0.10% 30.33% 301.71 0.09% 38.32% 787.43 0.09%
15. Kawasan Konservasi Cagar Budaya 5,136.58 1.58% 100.00% 5,136.58 0.59%

II Kawasan Budidaya 119,999.31 90.85% 19.86% 18,732.76 99.43% 3.10% 99,307.75 95.19% 16.43% 12,502.58 92.98% 2.07% 16,622.19 99.60% 2.75% 140,908.67 59.35% 23.32% 180,740.29 55.59% 29.91% 15,463.37 90.04% 2.56% 604,276.91 69.85%
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi 227.70 0.17% 0.39% 25,411.99 10.70% 43.74% 32,451.57 9.98% 55.86% 58,091.26 6.71%
2. Kawasan Peruntukan Pertanian 44,134.82 33.41% 20.38% 474.99 2.52% 0.22% 59,176.27 56.72% 27.32% 54,901.34 23.12% 25.35% 57,888.78 17.81% 26.73% 1.34 0.01% 0.001% 216,577.54 25.03%
3. Kawasan Peruntukan Perkebunan 35,772.56 27.08% 20.22% 3,090.52 16.40% 1.75% 2,203.03 2.11% 1.24% 523.85 3.90% 0.30% 1,215.16 7.28% 0.69% 51,469.80 21.68% 29.09% 80,057.18 24.62% 45.24% 2,624.87 15.28% 1.48% 176,956.97 20.45%
4. Kawasan Perkotaan 39,864.23 30.18% 26.11% 15,167.25 80.51% 9.94% 37,928.45 36.35% 24.85% 11,978.73 89.09% 7.85% 15,407.03 92.32% 10.09% 9,125.54 3.84% 5.98% 10,342.76 3.18% 6.78% 12,837.16 74.75% 8.41% 152,651.14 17.65%

JUMLAH 132,086.19 100.00% 15.27% 18,839.86 100.00% 2.18% 104,329.09 100.00% 12.06% 13,445.87 100.00% 1.55% 16,688.92 100.00% 1.93% 237,433.27 100.00% 27.45% 325,123.24 100.00% 37.58% 17,173.57 100.00% 1.99% 865,120.00 100.00%

2.1.4 Rencana Pola Ruang


Rencana luas dan presentasi arahan pola ruang kabupaten/kota di Provinsi Banten adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 15
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Luas Dan Presentasi Arahan Pola Ruang Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten

Sumber : RTRW Prov. Banten

2.1.5 Rencana Kawasan Strategis


Kawasan Strategis merupakan kawasan yang mempunyai karakter khusus dan perlu ditangani secara
tersendiri, dan diarahkan untuk :
a. Pengelolaan kawasan yang berpotensi mendorong perkembangan kawasan sekitar dan/atau
berpengaruh terhadap perkembangan wilayah Provinsi Banten secara umum.
b. Pengelolaan kawasan perbatasan dalam satu kesatuan arahan dan kebijakan yang saling bersinergi.
c. Mendorong perkembangan/revitalisasi potensi wilayah yang belum berkembang.
d. Penempatan pengelolaan kawasan diprioritaskan dalam kebijakan utama pembangunan daerah.
e. Mendorong tercapainya tujuan dan sasaran pengelolaan kawasan.
f. Peningkatan kontrol terhadap kawasan yang diprioritaskan.
g. Mendorong terbentuknya badan pengelolan kawasan yang diprioritaskan.

Gambar 2.2

Rencana pola ruang Provinsi Banten

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 16
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Tabel 2.2

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 17
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Penetapan Kawasan Strategis di Provinsi Banten

Sudut Kepentingan Kawasan Strategis Kawasan Strategis Nasional Kawasan Strategis Provinsi

1. Pertahanan dan Keamanan 1. Kawasan perbatasan negara termasuk 19


pulau kecil terluar, khususnya Pulau Deli
1. Kawasan TNI AU Bandara Gorda di Kabupaten Serang
2. Kawasan TNI AD KOPASUS di Taktakan Kota Serang
3. Kawasan TNI AD komando pendidikan latihan tempur di Kecamatan
Sajira Kabupaten Lebak
4. Kawasan TNI AL di Merak Kota Cilegon
5. Lapangan Terbang Pondok Cabe di Kota Tangerang Selatan
(Ket : Kawasan Strategis Pertahanan dan Keamanan yang terdapat di
Wilayah Provinsi Banten yang penetapannya merupakan kewenangan
Pemerintah)
2. Pertumbuhan Ekonomi 1. Kawasan Selat Sunda
2. Kawasan Jabodetabek-Punjur, khususnya
Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan,
dan Kabupaten Tangerang

1. Kawasan Tanjung Lesung - Panimbang di Kabupaten Pandeglang

2. Kawasan Bayah dan sekitarnya di Kabupaten Lebak


3. Kawasan Malingping dan sekitarnya di Kabupaten Lebak
4. Kawasan Cibaliung dan sekitarnya di Kabupaten Pandeglang
5. Kawasan Balaraja di Kabupaten Tangerang
6. Kawasan Teluknaga di Kabupaten Tangerang
7. Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Kota
Serang
8. Kawasan Sport City di Kota Serang
9. Kawasan Strategis Ekonomi Bojonegara di Kabupaten Serang
10 Kawasan Strategis Ekonomi Krakatau Cilegon di Kota Cilegon
11. Kawasan Kota Kekerabatan Maja di Kabupaten Lebak

12. Kawasan Kaki Jembatan Selat Sunda

13. Kawasan Banten Water Front City di Kota Serang

14. Kawasan Pusat-Pusat Pertumbuhan

3. Sosial dan Budaya 1. Kawasan Situs Banten Lama di Kota Serang


2. Kawasan Masyarakat Adat Baduy di Kabupaten Lebak
4. Pendayagunaan Sumber Daya Alam 1. PLTU 1 Suralaya di Kota Cilegon
dan/atau Teknologi Tinggi 2. PLTU 2 Labuan di Kabupaten Pandeglang
3. PLTU 3 Lontar di Kabupaten Tangerang
4. PLT Panas Bumi Kaldera Danau Banten
5. PLTN Kawasan Pesisir Pantai Utara Provinsi Banten
6. Bendungan Karian di Kabupaten Lebak
7. Bendungan Pasir Kopo di Kabupaten Lebak
8. Bendungan Cilawang di Kabupaten Lebak
9. Bendungan Tanjung di Kabupaten Lebak
10. Bendungan Sindang Heula di Kabupaten Serang

11. Waduk Krenceng di Kota Cilegon

12. Bendung Pamarayan di Kabupaten Serang

13. Bendung Ranca Sumur di Kabupaten Tangerang

14. Bendung Ciliman di Kabupaten Lebak

15. Puspiptek di Kota Tangerang Selatan

5. Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan 1. Taman Nasional Ujung Kulon

1. Cagar Alam Rawa Danau di Kabupaten Serang


2. Cagar Alam Gunung Tukung Gede di Kabupaten Serang
3. Kawasan AKARSARI di Kabupaten Serang dan Kabupaten
Pandeglang
4. Kawasan Penyangga Bandar Udara Soekarno-Hatta

Gambar 2.3

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 18
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Kawasan strategis di Provinsi Banten

2.2 Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak


2.2.1 Tujuan Penataan Ruang
Tujuan Penataan ruang Kabupaten bertujuan mewujudkan ruang wilayah Kabupaten yang berdaya saing
tinggi dan berkelanjutan berbasis pertanian, perkebunan, pariwisata, dan pertambangan.

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 19
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Kebijakaan penataan ruang untuk mewujudkan tujuan diatas adalah untuk :

 Peningkatan ketahanan pangan dan agribisnis berbasis kewilayahan


 Pengoptimalan kawasan wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan;
 Pengembangan potensi pertambangan yang berwawasan tingkungan;
 Peningkatan kualitas dan pemerataan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana wilayah ;
 Peningkatan fungsi pelestarian kawasan lindung ;
 Peningkatan dan pemantapan fungsi dan peran kawasan strategis;
 Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

2.2.2 Rencana Struktur Ruang


Rencana pengembangan sistem pusat pelayanan di wilayah kabupaten adalah rencana susunan kawasan
perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang menunjukkan keterkaitan saat ini
maupun rencana yang membentuk hirarki pelayanan dengan cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam
wilayah kabupaten.

Dengan mempertimbangkan hasil identifikasi simpul-simpul perkotaan serta berdasarkan pertimbangan


kriteria di atas tersebut, maka sistem pusat kegiatan di Kabupaten Lebak dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. PKW berada di Perkotaan Rangkasbitung;

b. PKWp berada di:

 Perkotaan Bayah; dan


 Perkotaan Maja;
c. PKL berada di Perkotaan Malingping;

d. PKLp berada di :

 Perkotaan Cipanas; dan


 Perkotaan Panggarangan.
e. PPK berada di :

 Perkotaan Wanasalam;
 Perkotaan Cihara;
 Perkotaan Cilograng;
 Perkotaan Cibeber;
 Perkotaan Cijaku;
 Perkotaan Cigemblong;
 Perkotaan Banjarsari;

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 20
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

 Perkotaan Cileles;
 Perkotaan Gunungkencana;
 Perkotaan Bojongmanik;
 Perkotaan Cirinten;
 Perkotaan Muncang;
 Perkotaan Sobang;
 Perkotaan Leuwidamar;
 Perkotaan Lebakgedong;
 Perkotaan Sajira;
 Perkotaan Cimarga;
 Perkotaan Cikulur;
 Perkotaan Warunggunung;
 Perkotaan Cibadak;
 Perkotaan Kalanganyar; dan
 Perkotaan Curugbitung.

Kawasan Cibaliung yang terdiri dari 4 kecamatan yaitu Bayah, Cibeber, Cilograng dan Panggarangan posisinya dalam wilayah
Kabupaten Pandeglang adalah sebagai berikut :

Kedudukan Dalam
Kecamatan Fungsi
Struktur Ruang
Bayah Pusat Kegiatan Wilayah fungsi utama sebagai pusat kegiatan kawasan
Promosi (PKWp) perdagangan dan jasa, pusat pendidikan, pusat
kesehatan, pusat pengembangan permukiman
perkotaan, pusat pariwisata, dan pusat pelayanan
sosial ekonomi;
Cibeber Pusat Pelayanan Kawasan fungsi utama sebagai pusat pelayanan skala antar
(PPK) Kecamatan, pengembangan perdagangan dan jasa,
pengembangan pendidikan, pengembangan
kesehatan, pengembangan permukiman
pengembangan pertanian, dan pengembangan
pariwisata.
Cilograng Pusat Pelayanan Kawasan fungsi utama sebagai pusat pelayanan skala antar
(PPK) Kecamatan, pengembangan perdagangan dan jasa,

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 21
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Kedudukan Dalam
Kecamatan Fungsi
Struktur Ruang
pengembangan pendidikan, pengembangan
kesehatan, pengembangan permukiman
pengembangan pertanian, dan pengembangan
pariwisata.
Panggarangan Pusat Kegiatan Lokal fungsi utama sebagai pengembangan perdagangan
Promosi (PKLp) dan jasa, pengembangan pendidikan, pengembangan
kesehatan, pengembangan pariwisata, pengembangan
permukiman dan pengembangan partanian;
Sumber : Perda No. 2 Tahun 2014 Kab. Lebak

2.2.3 Rencana Pola Ruang


Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Lebak terdiri atas :

2.2.3.1 Rencana kawasan lindung


Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf a dengan luas kurang lebih 3.179
(tiga ribu seratus tujuh puluh sembilan) hektar berada di :

1. Kecamatan Banjarsari;

2. Kecamatan Cibeber;

3. Kecamatan Cijaku;

4. Kecamatan Cilograng;

5. Kecamatan Cimarga; *

6. Kecamatan Gunungkencana;

7. Kecamatan Malingping;

8. Kecamatan Muncang; dan

9. Kecamatan Wanasalam.

2.2.3.2 Rencana kawasan budidaya


Rencana kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) huruf b meliputi :

1. Kawasan peruntukan hutan produksi;

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 22
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

2. Kawasan peruntukan pertanian;

3. Kawasan peruntukan perikanan,

4. Kawasan peruntukan pertambangan;

5. Kawasan peruntukan industri;

6. Kawasan peruntukan pariwisata;

7. Kawasan peruntukan permukiman;

8. Kawasan peruntukan budidaya lainnya.

2.2.3.3 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Utama


Rencana pengembangan sistem jaringan utama berupa jaringan transportasi, dimaksudkan untuk
meningkatkan keterkaitan kebutuhan dan peningkatan transportasi antar wilayah dan antar kawasan
permukiman yang dikembangkan dalam ruang wilayah Kabupaten, serta keterkaitannya dengan sistem
jaringan transportasi Provinsi. Selain itu, pengembangannya juga untuk mewujudkan keselarasan dan
keterpaduan antar pusat permukiman dengan sektor kegiatan ekonomi daerah.

1. Sistem Jaringan Transportasi Darat

Rencana pengembangan ruas jalan Nasional di Kecamatan Bayah adalah dengan meningkatkan ruas
jalan Simpang Malimping-Bayah dan Bayah-Cibareno yaitu dengan melakukan peningkatan kapasitas
dan kualitas jaringan jalan. rencana pengembangan jalan provinsi adalah peningkatan kapasitas dan
kualitas jaringan jalan ruas jalan Bayah-Cikotok. Selain peningkatan jalan, ada juga pengembangan
terminal penumpang di Kecamatan bayah dan tipe C menjadi Tipe B.

2. Rencana Sistem Perkeretaapian

Pengembangan jaringan prasarana kereta api regional yang menghubungkan pada kawasan wisata di
wilayah selatan berupa melakukan pembangunan kembali jaringan prasarana kereta api yang tidak
dioperasikan pada lintas Bayah - Malingping - Saketi dan Rangkasbitung - Saketi - Labuan;

3. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut

Pengembangan dan pengelolaan pelabuhan pengumpan di Kecamatan Wanasalam dan Bayah,


pengembangan pelabuhan, terminal khusus, dan dermaga untuk mendukung potensi industri,
pertambangan, dan pariwisata sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2.2.3.4 Kawasan Strategis Kabupaten Lebak

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 23
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Kawasan Strategis Kabupaten Lebak terdiri atas:

1) kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;


a. KSP meliputi:
1.Kawasan Bayah dan sekitarnya;
2.Kawasan Malingping dan sekitarnya; dan
3.Kawasan Kota Kekerabatan Maja.
b. KSK meliputi:
1.Kawasan agropolitan Wanasalam;
2.Kawasan koridor Rangkasbitung – Citeras;
3.Kawasan koridor Rangkasbitung – Cibadak – Warunggunung;
4.Kawasan pantai selatan;
5.Bendungan Karian;
6.Kawasan Cipanas; dan
7.Kawasan Panggarangan.
2) kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya;
a. KSP berupa kawasan Masyarakat Adat Baduy; dan
b. KSK berupa kawasan Kaolotan Banten Kidul.

3) kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi;
a. KSP meliputi:
1.Bendungan Karian;
2.Bendungan Pasir Kopo;
3.Bendungan Cilawang;
4.Bendungan Tanjung; dan
5.Bendungan Ciliman.
b. KSK berupa pembangkit listrik tenaga panas bumi Gunung Endut.
4) kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a. KSN berupa Taman Nasional Gunung Halimun-Salak; dan
b. KSK meliputi kawasan penyangga Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 24
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Gambar 2.4 Peta Rencana Struktur Ruang RTRW Kabupaten Lebak Tahun 2014 - 2034

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 25
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Gambar 2.5 Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Lebak Tahun 2014 - 2034

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 26
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Gambar 2.6 Peta Rencana Kawasan Strategis RTRW Kabupaten Lebak Tahun 2014 - 2034

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 27
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

2.3 Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang


2.3.1 Tujuan Penataan Ruang
Tujuan penataan ruang Kabupaten Pandeglang adalah mewujudkan ruang wilayah Kabupaten sebagai
pusat agroindustri dan pariwisata di Provinsi Banten yang religius, berkelanjutan serta berwawasan
lingkungan.

Kebijakan untuk mencapai tujuan penataan ruang adalah sebagai berikut:


a. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan sarana dan prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, sumber daya air di seluruh wilayah kabupaten;

b. Pengembangan pusat-pusat pelayanan secara berhirarki;

c. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan hidup;

d. Pengendalian secara ketat terhadap kawasan lindung;

e. Perwujudan keterpaduan antar kegiatan budi daya;

f. Pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung pemantapan sistem agropolitan, minapolitan serta
industri berbasis pertanian dan ekowisata; dan

g. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara negara.

2.3.2 Rencana Struktur Ruang


Pertimbangan utama dalam penetapan struktur ruang wilayah di Kabupaten Pandeglang adalah
pengembangan struktur ruang yang lebih efisien melalui pembangunan prasarana transportasi dan
prasarana dasar ke arah sentra-sentra produksi sebagai penghasil sumberdaya primer. Disamping itu
struktur ruang yang dibentuk memiliki suatu hirarkhi pusat-pusat kegiatan sesuai dengan kemampuan
pelayanan suatu wilayah perkotaan dan jaringan pendukungnya dengan tetap memperhatikan aspek
keseimbangan pertumbuhan walayah dalam satuan ruang. Secara garis besar, rencana struktur ruang di

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 28
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

wilayah Kabupaten Pandeglang terdiri atas :

 Rencana pengembangan sistem pusat pelayanan; dan

 Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah.

Dalam rencana struktur ruang Kabupaten Pandeglang, Kecamatan Cibaliung ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL).

2.3.3 Rencana Pola Ruang


Rencana pola ruang wilayah Kabupaten terdiri atas:
A. Kawasan lindung;
1. kawasan hutan lindung;
2. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
3. kawasan perlindungan setempat;
4. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;
5. kawasan rawan bencana alam; dan
6. kawasan lindung geologi.

B. Kawasan budi daya.


Kawasan budi daya wilayah Kabupaten Pandeglang
1. kawasan peruntukan hutan produksi;
2. kawasan hutan rakyat;
3. kawasan peruntukan pertanian;
4. kawasan peruntukan perikanan;
5. kawasan peruntukan pertambangan;
6. kawasan peruntukan industri;
7. kawasan peruntukan pariwisata;
8. kawasan peruntukan permukiman; dan
9. kawasan peruntukan lainnya.

2.3.4 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Utama


Pengembangan sistem transportasi merupakan sistem yang menunjang terhadap aktivitas dan kegiatan

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 29
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

sosial ekonomi masyarakat, sehingga diperlukan rencana pengembangan yang terpadu dengan sistem
rencana tata ruangnya agar aktivitas masyarakat dapat berjalan secara sinergis. Daiam rangka
menciptakan sistem aktivitas dan pergerakan wilayah yang dapat menciptakan keterpaduan perkembangan
sosial ekonomi, maka pembentukan keterkaitan (linkage) antar pusat pelayanan menjadi penting sehingga
diperlukan pembentukan jaringan jalan yang menghubungkan pusat pelayanan utama, baik itu antar
Wilayah Pembangunan maupun antar pusat kegiatan. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana
utama dalam struktur ruang dalam Kecamatan Cibaliung yaitu berupa rencana pengembangan sistem
jaringan transportasi darat.

1. Jaringan jalan dan jembatan

Pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Cibaliung dibuat dengan mempertimbangkan rencana


pengembangan jalan Nasional dan Provinsi Banten. Jaringan jalan dan jembatan pada rencana struktur
ruang Kecamatan Cibaliung adalah:

a. Jaringan jalan nasional di wilayah Kabupaten

Rencana jaringan jalan nasional ini disusun berdasarkan analisis yang telah dilakukan serta
mengacu Kepmen PL) No. 630/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas-ruas Jalan dalam Jaringan
Jalan Primer menurut Fungsinya sebagai Jalan Arteri dan Jalan Kolektor 1 dan Kepmen PU No.
631/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas-ruas Jalan Menurut Statusnya sebagai Jalan Nasional.
Rencana jaringan jalan nasional di wilayah Kabupaten Pandeglang berupa pengembangan jalan
kolektor I. Jaringan jalan nasional di wilayah Kecamatan Cibaliung adalah ruans Sp Labuan -
Cibaliung dan ruas Cibaliung-Cikeusik-Muara Binuangeun.

b. Jaringan jalan provinsi di wilayah Kecamatan Cibaliung

Rencana jaringan jalan provinsi di wilayah Kecamatan Kaduhejo berupa peningkatan ruas jalan
kolektor primer meliputi Cibaliung-Sumur;

c. Jaringan jalan kabupaten di wilayah Kecamatan Cibaliung.

Kecamatan Cibaliung memiliki ruas jaringan jalan kabupaten yang relatif panjang, sehingga
berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam rencana sistem jaringan jalan kabupaten dalam
jangka waktu 20 tahun kedepan disusun skala prioritas perbaikan maupun pengembangan jaringan
jalan. Rencana pengembangan jalan kabupaten di Kecamatan Cibaliung adalah rencana
pengembangan ruas jalan lokal primer meliputi Cikeusik-Cibitung-Cibaliung.

2. Jaringan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Rencana pengembangan Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan secara umum di Kecamatan
Cibaliung adalah rencana pembangunan terminal penumpang tipe B.

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 30
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

3. Jaringan Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Wilayah Kecamatan Cibaliung

Jaringan pelayanan lalu intas dan angkutan jalan di Kecamatan Cibaliung berupa pengembangan trayek
angkutan umum yang melayani Artabuana-Cibaliung, Tarogong-Cibaliung, Cibaliung-Cikeusik dan
Cibaliung-Cimanggu-Sumur.

4. Rencana pengembangan sistem Jaringan persampahan adalah pengembangan persampahan skala


lingkungan berbasis masyarakat dengan menggunakan konsep 3R secara terpadu dan mandiri.

5. Rencana pengembangan sistem pengelolaan air limbah yang akan diterapkan di Kabu paten
Pandeglang :

a. Pengembangan sistem pengelolaan limbah domestik dan non domestik terdiri atas :

 sistem pengelolaan setempat (on-site sanitation)', dan

 sistem pengelolaan terpusat (off-site sanitation).

b. Pengelolaan secara setempat akan diterapkan dengan menggunakan tangki septik yang dilengkapi
bidang resapan terdiri atas :

 sistem tangki septik individu;

 sistem tangki septik komunal.

c. Sistem pembuangan limbah domestik kawasan perkotaan dengan pengembangan Instalasi


Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT); dan

6. Rencana pengembangan Jaringan drainase yang akan diterapkan di Kabupaten Pandeglang adalah :

a. Pengembangan drainase Kabupaten dilakukan secara terpadu dengan pendekatan ramah


lingkungan; dan

b. Pengembangan drainase Kabupaten dengan mengintegrasikan sistem drainase dengan sistem


DAS dan Sub DAS.

7. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana telekomunikasi.

Besarnya kebutuhan fasilitas telepon ini sangat bergantung pada pelanggan yang mernbutuhkannya,
hal ini dikarenakan telepon merupakan fasilitas yang sangat mahal, sehingga hanya
kalangan/golongan tertentu yang sangat membutuhkan fasilitas ini, dalam arti semua rumah tangga
menggunakan/membutuhkan fasilitas ini. Pengembangan sistem jaringan seluler berupa
pembangunan menara telekomunikasi bersama salah satunya dengan menempatkan tower telepon
secara sinergis dan dengan lokasi yang ditetapkan melalui koordinasi instansi terkait. Pembangunan
menara telekomunikasi bersama ini sebagai salah satu pengendalian pembangunan menara-menara

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 31
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

telekomunikasi yang tidak efektif dan efisien. Sebagai wujud legalisasi pengendalian pembangunan
menara telekomunikasi diperiukan Peraturan Bupati Kabupaten Pandeglang.

Pengembangan jaringan satelit di Kecamatan Cibaliung adalah peningkatan dan pengembangan


layanan internet sebagai fasilitas umum yang melayani seluruh wilayah perencanaan.

8. Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air di Kecamatan Cibaliung adalah peningkatan
dan pengembangan Waduk Sadang, Waduk Batu Hideung, Waduk Ciheucit, Ernbung Babakan
Cibaliung dan Embung Cijasi.

9. Jalur dan ruang evakuasi bencana alam di Kecamatan Cibaliung adalah mengembangkan jalur
evakuasi ruas jalan yang ada di Kecamatan Cibaliung.

2.3.5 Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten


RTRW Kabupaten Pandeglang menentapkan Kawasan Cibaliung sebagai salah satu kawasan Strategis
dan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi. Selengkapnya mengenai kawasan Strategis di Kabupaten
Pandeglang dapat dilihat pada peta berikut.

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 32
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Gambar 2.7 Peta Struktur Ruang

Gambar 2.8 Peta Pola Ruang

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 33
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Gambar 2.9 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Pandeglang

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 34
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung

Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 35
Pendahuluan

Anda mungkin juga menyukai