Bab 2 Kebijakan
Bab 2 Kebijakan
Bab 2 Kebijakan
BAB - 2
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
1. Peningkatan kualitas fungsi-fungsi pelayanan pada pusat-pusat pelayanan dalam wilayah Provinsi
Banten;
2. Peningkatan akses pelayanan pusat-pusat dalam wilayah Provinsi Banten yang merata dan
berhierarki, dan peningkatan akses dari dan ke luar wilayah Provinsi Banten;
3. Peningkatan kualitas pelayanan dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, sumber daya air yang merata di seluruh wilayah Provinsi Banten.
Kebijakan pengembangan pola ruang wilayah Provinsi Banten akan meliputi kebijakan pengembangan
kawasan lindung dan kebijakan pengembangan kawasan budidaya.
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-1
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
3. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup.
4. Perwujudan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian ruang.
Kebijakan pengembangan kawasan budidaya
1. Pelestarian lingkungan pesisir dan laut termasuk sempadan pantai sebagai kawasan lindung, serta
memberikan hak masyarakat untuk mendapatkan akses ke sempadan pantai;
2. Peningkatan kualitas lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil;
3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau
kecil;
4. Peningkatan pemerataan nilai tambah melalui pemanfaatan sumberdaya laut, pesisir, dan pulau-
pulau kecil secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat lokal;
5. Peningkatan pengelolaan kawasan pulau-pulau kecil; dan
6. Pengembangan wisata bahari di pulau peruntukan pariwisata dan di pulau yang ada
permukimannya.
1. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan
dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang
alam, dan melestarikan warisan budaya nasional dan daerah;
2. Pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia, cagar
biosfer, dan ramsar;
3. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian nasional
dan daerah yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional dan
internasional;
4. Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar
kawasan;
5. Pelestarian dan peningkatan sosial budaya bangsa;
6. Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-2
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Strategi pengembangan struktur ruang berupa peningkatan kualitas fungsi-fungsi pelayanan pada
pusat-pusat pelayanan dalam wilayah Provinsi Banten, meliputi:
1. Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas dan sarana yang sesuai dengan fungsi dan hierarki
pusat-pusat pelayanan;
2. Mengembangkan fungsi atau kegiatan baru pada pusat-pusat pelayanan yang dapat meningkatkan
kualitas pelayanannya.
3. Mensinergikan pusat-pusat pertumbuhan wilayah di Provinsi Banten dengan sistem pusat
pelayanan nasional (PKN dan PKW);
4. Mewujudkan pusat kegiatan wilayah baru yang dipromosikan (PKWp) pada pusat-pusat
pertumbuhan wilayah sebagai upaya sinergitas sistem pelayanan perkotaan nasional dan
pengembangan wilayah provinsi dan pengembangan wilayah kabupaten/kota.
Strategi pengembangan struktur ruang berupa peningkatan akses pelayanan pusat-pusat dalam
wilayah Provinsi Banten yang merata dan berhierarki, dan peningkatan akses dari dan ke luar wilayah
Provinsi Banten, meliputi:
1. Meningkatkan keterkaitan antar pusat atau antar kawasan perkotaan, keterkaitan antara pusat atau
kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dengan kawasan
sekitarnya;
2. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat
pertumbuhan;
3. Mengendalikan perkembangan kota atau perkotaan yang terletak di pesisir pantai utara;
4. Mewujudkan kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif
dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.
5. Mengembangkan pusat penyebaran primer pelabuhan hub internasional bojonegara yang didukung
dengan berfungsinya kawasan-kawasan strategis provinsi dan jaringan jalan cincin Provinsi Banten;
6. Mewujudkan jembatan selat sunda sebagai jalur transportasi nasional penghubung jawa – sumatera
yang terhubung dengan sistem jaringan jalan nasional lintas utara, tengah, dan selatan pulau jawa
di wilayah Provinsi Banten.
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-3
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Strategi pengembangan struktur ruang berupa peningkatan kualitas pelayanan dan jangkauan
pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air yang merata di
seluruh wilayah Provinsi Banten, meliputi:
1. Meningkatkan jaringan prasarana transportasi dan keterpaduan pelayanan transportasi darat,
laut, dan udara;
2. Meningkatkan jaringan energi listrik dengan pengembangan pembangkit tenaga listrik melalui
memanfaatkan sumber energi terbarukan dan tidak terbarukan secara optimal;
3. Mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan jaringan energi/kelistrikan termasuk jaringan
pipa dan kabel dasar laut;
4. Mengembangkan prasarana telekomunikasi yang dapat menjangkau seluruh wilayah;
5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan
sistem jaringan sumber daya air;
6. Mewujudkan sistem jaringan transportasi yang aman melalui perbaikan dan peningkatan
infrastruktur, penanganan kawasan banjir di permukiman wilayah Tangerang (Jabodetabekpunjur),
pengendalian ruang kawasan Bandara Soekarno Hatta, tertatanya sistem jaringan energi, minyak
dan gas alam, pengelolaan panas bumi, dan pemanfaatannya secara aman;
7. Mewujudkan interaksi infrastruktur jaringan transportasi (jalan dan kereta api) di Provinsi
Banten yang nyaman sesuai ketentuan teknis, dan terhubung dengan sistem jaringan prasarana
wilayah provinsi/kabupaten/kota dan simpul transportasi antar moda di Kota Cilegon, Tangerang,
dan Bandara Panimbang melalui pembangunan jaringan jalan tol;
8. Mewujudkan pemanfaatan kawasan Selat Sunda secara produktif dengan memperhatikan
pembangunan infrastruktur ramah lingkungan.
Strategi pengembangan pola ruang wilayah Provinsi Banten terdiri atas strategi pengembangan
kawasan lindung dan strategi pengembangan kawasan budidaya.
Strategi pengembangan kawasan lindung berupa peningkatan kualitas kawasan lindung agar sesuai
dengan fungsi perlindungannya meliputi:
1. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi
kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya dalam rangka
mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah;
2. Meningkatkan kualitas kawasan hutan
yang berfungsi sebagai kawasan lindung, yaitu kawasan hutan lindung dan kawasan hutan
konservasi;
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-4
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-5
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-6
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-7
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-8
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
3. Meningkatkan daya saing pulau-pulau kecil sesuai dengan potensinya serta meminimalkan aspek-
aspek penyebab ketertinggalan;
4. Mengembangkan sistem transportasi pembuka akses wilayah tertinggal dan terisolir khususnya
pada kawasan pulau-pulau kecil;
5. Mengalokasikan ruang untuk kepentingan umum pada pulau-pulau kecil sebagai upaya
menghindari penguasaan tanah secara keseluruhan.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Pengembangan wisata bahari di
pulau peruntukan pariwisata dan di pulau yang ada permukimannya, meliputi:
1. Memanfaatkan peluang pasar pada kawasan wisata bahari Daerah untuk pembangunan wilayah
pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil;
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi wisata bahari untuk menangkap peluang pasar domestik dan
internasional di Daerah sebagai pintu gerbang keluar dan masuk wilayah Ibukota DKI Jakarta;
3. Meningkatkan promosi yang didasarkan atas keunggulan lokasi strategis dan karakteristik
sumberdaya untuk menangkap peluang dan minat investasi di wilayah pesisir dan laut Daerah;
4. Mengoptimalkan ketersediaan infrastruktur yang memadai untuk menangkap pertumbuhan
ekonomi pada kawasan wisata bahari Daerah;
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai pelaku dan fungsi kontrol kegiatan pariwisata yang
ramah lingkungan;
6. Meningkatkan peran daerah sebagai regulator kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan;
7. Meningkatkan aktivitas pariwisata yang ramah lingkungan di lokasi strategis untuk menangkap
peluang pasar domestik dan internasional.
Strategi pengembangan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pelestarian dan
peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan
keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan
fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya
nasional dan daerah, meliputi :
1. Menetapkan kawasan strategis Provinsi Banten yang berfungsi lindung;
2. Mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan strategis Provinsi Banten yang berpotensi
mengurangi fungsi lindung kawasan dan/atau menurunkan kualitas kawasan lindung;
3. Mengendalikan pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis Provinsi Banten yang berpotensi
mengurangi fungsi lindung kawasan dan/atau menurunkan kualitas kawasan lindung;
4. Mengendalikan pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis
Provinsi Banten yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya;
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2-9
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
5. Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis Provinsi Banten
yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan
budidaya terbangun; dan
6. Mewujudkan rehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang
yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis Provinsi Banten;
7. Menciptakan keseimbangan pemanfaatan ruang secara produktif dan berkelanjutan melalui
pengendalian pembangunan kawasan-kawasan strategis dan pengendalian ruang terbuka hijau di
wilayah kabupaten/kota.
Strategi pengembangan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pelestarian dan
peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia, cagar biosfer, dan ramsar,
meliputi:
1. Melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan ekosistemnya;
2. Meningkatkan kepariwisataan;
3. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
4. Melestarikan keberlanjutan lingkungan hidup.
Strategi pengembangan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pengembangan dan
peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian nasional dan daerah yang produktif,
efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional dan internasional, meliputi:
1. Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam, kegiatan budidaya
unggulan, dan posisi atau letak strategisnya sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;
2. Menciptakan iklim investasi yang kondusif;
3. Mengintensifkan promosi peluang investasi;
4. Memanfaatkan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung
kawasan;
5. Mengendalikan kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas lingkungan dan efisiensi
pemanfaatan kawasan;
6. Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi;
7. Mewujudkan penataan kawasan andalan melalui pemanfaatan ruang untuk pengembangan
kawasan industri dan pariwisata secara produktif;
8. Mewujudkan terbentuknya sinergisitas interaksi ekonomi wilayah hulu dan hilir pada pusat-pusat
pertumbuhan dengan pemasaran regional dan nasional melalui sistem jaringan transportasi
wilayah dan nasional.
Strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten dari sudut kepentingan pengembangan
kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan, meliputi:
1. Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan;
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 10
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang meliputi perkotaan antara lain Kawasan Perkotaan Tangerang
dan Tangerang Selatan sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2008 tentang
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 11
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur, selain itu Kawasan Perkotaan Serang dan Cilegon
sesuai ketentuan dalam PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat
Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang meliputi perkotaan antara lain Pandeglang dan Rangkasbitung
sesuai ketentuan dalam PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional serta
RTRW Provinsi Banten 2002-2017. PKW tersebut merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Penyediaan prasarana dan fasilitas
pendukung sesuai jenjangnya diperlukan dalam rangka penguatan fungsi kota-kota tersebut. Adapun
yang diusulkan sebagai PKW Promosi (PKWp) antara lain perkotaan Panimbang, Bayah, Maja,
Balaraja dan Teluk Naga.
3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang meliputi perkotaan antara lain Labuan, Cibaliung, Malingping,
Tigaraksa, Kronjo, Anyar, Baros, Kragilan. Dengan demikian, maka kota-kota tersebut perlu didorong
sebagai kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau
beberapa kecamatan. Penyediaan prasarana dan fasilitas pendukung sesuai jenjangnya diperlukan
dalam rangka penguatan fungsi kota-kota tersebut sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Potensi perkembangan jumlah penduduk dan potensi perkembangan luasan kawasan perkotaan
mengindikasikan pola perkembangan yang berbeda. Beberapa kawasan kota dan perkotaan menyatu
melalui proses penyatuan antar kawasan (konurbasi) sedangkan kawasan perkotaan mengalami
pemekaran secara monosentris. Berdasarkan potensi perkembangan kota – perkotaan tersebut hirarki kota
– perkotaan di Banten berdasarkan tipe kota – perkotaan diklasifikasikan sebagai berikut :
3. Perkotaan Kecil meliputi: Perkotaan Rangkasbitung, Pandeglang, Saketi, Panimbang jaya, Labuan,
Malingping, Bayah, Maja, Kaduagung Timur, Balaraja, Cikupa, Cikande, Cikupa, Anyer, Kasemen,
Petir.
Perwilayahan Provinsi Banten direncanakan dalam Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) dengan kedalaman
penataan struktur pusat permukiman perkotaan, merupakan upaya untuk mengendalikan perkembangan
kawasan perkotaan yang berkembang cenderung terus membesar dan berpotensi mendorong
perkembangan mega urban di WKP I, menyeimbangkan perkembangan perkotaan lain di wilayah Banten
dan mengendalikan perkembangan kawasan terbangun di perkotaan sesuai daya dukung dan prinsip-
prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Penataan Satuan Wilayah Pengembangan dengan kedalaman
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 12
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
hingga penataan struktur pusat permukiman perkotaan, adalah upaya untuk mendorong perkembangan
perkotaan yang serasi dengan kawasan perdesaan secara optimal dan berkelanjutan.
Untuk mendorong perkembangan wilayah maka perkotaan menengah dan kota kecil perlu didorong
perannya melalui penyediaan berbagai fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Efisiensi pelayanan
perkotaan ditentukan melalui skala pelayanan wilayah dengan membentuk perwilayahan, dimana masing-
masing WKP memiliki satu pusat. Untuk itu, maka Propinsi Banten dibagi menjadi 3 Wilayah Kerja
Pembangunan (WKP), yakni: WKP I meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang
Selatan, WKP II meliputi Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota Cilegon, WKP III meliputi Kabupaten
Pandeglang dan Kabupaten Lebak.
Adapun arahan fungsi dan peranan masing-masing Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) tersebut meliputi :
a. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) I diarahkan untuk pengembangan kegiatan industri, jasa,
perdagangan, pertanian, dan permukiman/ perumahan;
b. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) II diarahkan untuk pengembangan kegiatan pemerintahan,
pendidikan, kehutanan, pertanian, industri, pelabuhan, pergudangan, pariwisata, jasa, perdagangan,
dan pertambangan;
c. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) III diarahkan untuk pengembangan kegiatan kehutanan,
pertanian, pertambangan, pariwisata, kelautan dan perikanan.
Sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah hinterlandnya, diharapkan mampu sebagai motor penggerak
pembangunan.
Sebagai motor penggerak perekonomian wilayah.
Menciptakan keserasian dan keterpaduan struktur ruang secara berhirarkhi dari tingkat pelayanan
lokal, regional dan nasional.
Mendukung rencana struktur ruang wilayah Banten yang tidak terpisahkan dari struktur tata ruang
wilayah nasional dan struktur tata ruang kota/kabupaten.
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 13
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Gambar 2.1
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 14
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
I Kawasan Lindung 12,086.88 9.15% 4.63% 107.10 0.57% 0.04% 5,021.34 4.81% 1.93% 943.29 7.02% 0.36% 66.73 0.40% 96,524.60 40.65% 37.00% 144,382.95 44.41% 55.35% 1,710.20 9.96% 0.66% 260,843.09 30.15%
1. CA Rawa Danau 2,500.00 1.89% 100.00% 2,500.00 0.29%
2. CA G. Tukung Gede 1,700.00 1.29% 100.00% 1,700.00 0.20%
3. CA Pulau Dua 30.00 0.16% 100.00% 30.00 0.003%
4. TWA Carita 95.00 0.04% 100.00% 95.00 0.01%
5. TWA Pulau Sangiang 528.15 0.40% 100.00% 528.15 0.06%
6. TN Ujung Kulon (TNUK) 78,619.00 33.11% 100.00% 78,619.00 9.09%
7. TN Gunung Halimun-Salak 42,925.15 13.20% 100.00% 42,925.15 4.96%
8. Taman Hutan Raya (TAHURA) 3,026.52 1.27% 100.00% 3,026.52 0.35%
9. Hutan Lindung 3,238.77 2.45% 15.69% 1,591.85 1.53% 7.71% 9,963.66 4.20% 48.26% 4,437.60 1.36% 21.49% 1,414.31 8.24% 6.85% 20,646.19 2.39%
10. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk 2,478.33 1.88% 2.98% 222.92 0.21% 0.27% 53.21 0.40% 0.06% 66.73 0.40% 0.08% 139.77 0.06% 0.17% 80,177.13 24.66% 96.42% 17.00 0.10% 0.02% 83,155.09 9.61%
11. Sempadan Pantai 825.28 0.62% 15.95% 77.10 0.41% 1.49% 410.31 0.39% 7.93% 3,336.84 1.41% 64.49% 245.77 0.08% 4.75% 278.89 1.62% 5.39% 5,174.19 0.60%
12. Sempadan Sungai 569.49 0.43% 7.23% 2796.26 2.68% 35.50% 890.08 6.62% 11.30% 782.95 0.33% 9.94% 2,838.01 0.87% 36.03% 7,876.79 0.91%
13. Kawasan Rawan Bencana Alam 322.00 0.14% 3.73% 8,321.00 2.56% 96.27% 8,643.00 1.00%
14. Kawasan Sekitar Mata Air 246.86 0.19% 31.35% 238.86 0.10% 30.33% 301.71 0.09% 38.32% 787.43 0.09%
15. Kawasan Konservasi Cagar Budaya 5,136.58 1.58% 100.00% 5,136.58 0.59%
II Kawasan Budidaya 119,999.31 90.85% 19.86% 18,732.76 99.43% 3.10% 99,307.75 95.19% 16.43% 12,502.58 92.98% 2.07% 16,622.19 99.60% 2.75% 140,908.67 59.35% 23.32% 180,740.29 55.59% 29.91% 15,463.37 90.04% 2.56% 604,276.91 69.85%
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi 227.70 0.17% 0.39% 25,411.99 10.70% 43.74% 32,451.57 9.98% 55.86% 58,091.26 6.71%
2. Kawasan Peruntukan Pertanian 44,134.82 33.41% 20.38% 474.99 2.52% 0.22% 59,176.27 56.72% 27.32% 54,901.34 23.12% 25.35% 57,888.78 17.81% 26.73% 1.34 0.01% 0.001% 216,577.54 25.03%
3. Kawasan Peruntukan Perkebunan 35,772.56 27.08% 20.22% 3,090.52 16.40% 1.75% 2,203.03 2.11% 1.24% 523.85 3.90% 0.30% 1,215.16 7.28% 0.69% 51,469.80 21.68% 29.09% 80,057.18 24.62% 45.24% 2,624.87 15.28% 1.48% 176,956.97 20.45%
4. Kawasan Perkotaan 39,864.23 30.18% 26.11% 15,167.25 80.51% 9.94% 37,928.45 36.35% 24.85% 11,978.73 89.09% 7.85% 15,407.03 92.32% 10.09% 9,125.54 3.84% 5.98% 10,342.76 3.18% 6.78% 12,837.16 74.75% 8.41% 152,651.14 17.65%
JUMLAH 132,086.19 100.00% 15.27% 18,839.86 100.00% 2.18% 104,329.09 100.00% 12.06% 13,445.87 100.00% 1.55% 16,688.92 100.00% 1.93% 237,433.27 100.00% 27.45% 325,123.24 100.00% 37.58% 17,173.57 100.00% 1.99% 865,120.00 100.00%
Tabel 2.1
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 15
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Gambar 2.2
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 16
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Tabel 2.2
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 17
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Sudut Kepentingan Kawasan Strategis Kawasan Strategis Nasional Kawasan Strategis Provinsi
Gambar 2.3
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 18
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 19
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
d. PKLp berada di :
Perkotaan Wanasalam;
Perkotaan Cihara;
Perkotaan Cilograng;
Perkotaan Cibeber;
Perkotaan Cijaku;
Perkotaan Cigemblong;
Perkotaan Banjarsari;
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 20
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Perkotaan Cileles;
Perkotaan Gunungkencana;
Perkotaan Bojongmanik;
Perkotaan Cirinten;
Perkotaan Muncang;
Perkotaan Sobang;
Perkotaan Leuwidamar;
Perkotaan Lebakgedong;
Perkotaan Sajira;
Perkotaan Cimarga;
Perkotaan Cikulur;
Perkotaan Warunggunung;
Perkotaan Cibadak;
Perkotaan Kalanganyar; dan
Perkotaan Curugbitung.
Kawasan Cibaliung yang terdiri dari 4 kecamatan yaitu Bayah, Cibeber, Cilograng dan Panggarangan posisinya dalam wilayah
Kabupaten Pandeglang adalah sebagai berikut :
Kedudukan Dalam
Kecamatan Fungsi
Struktur Ruang
Bayah Pusat Kegiatan Wilayah fungsi utama sebagai pusat kegiatan kawasan
Promosi (PKWp) perdagangan dan jasa, pusat pendidikan, pusat
kesehatan, pusat pengembangan permukiman
perkotaan, pusat pariwisata, dan pusat pelayanan
sosial ekonomi;
Cibeber Pusat Pelayanan Kawasan fungsi utama sebagai pusat pelayanan skala antar
(PPK) Kecamatan, pengembangan perdagangan dan jasa,
pengembangan pendidikan, pengembangan
kesehatan, pengembangan permukiman
pengembangan pertanian, dan pengembangan
pariwisata.
Cilograng Pusat Pelayanan Kawasan fungsi utama sebagai pusat pelayanan skala antar
(PPK) Kecamatan, pengembangan perdagangan dan jasa,
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 21
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Kedudukan Dalam
Kecamatan Fungsi
Struktur Ruang
pengembangan pendidikan, pengembangan
kesehatan, pengembangan permukiman
pengembangan pertanian, dan pengembangan
pariwisata.
Panggarangan Pusat Kegiatan Lokal fungsi utama sebagai pengembangan perdagangan
Promosi (PKLp) dan jasa, pengembangan pendidikan, pengembangan
kesehatan, pengembangan pariwisata, pengembangan
permukiman dan pengembangan partanian;
Sumber : Perda No. 2 Tahun 2014 Kab. Lebak
1. Kecamatan Banjarsari;
2. Kecamatan Cibeber;
3. Kecamatan Cijaku;
4. Kecamatan Cilograng;
5. Kecamatan Cimarga; *
6. Kecamatan Gunungkencana;
7. Kecamatan Malingping;
9. Kecamatan Wanasalam.
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 22
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Rencana pengembangan ruas jalan Nasional di Kecamatan Bayah adalah dengan meningkatkan ruas
jalan Simpang Malimping-Bayah dan Bayah-Cibareno yaitu dengan melakukan peningkatan kapasitas
dan kualitas jaringan jalan. rencana pengembangan jalan provinsi adalah peningkatan kapasitas dan
kualitas jaringan jalan ruas jalan Bayah-Cikotok. Selain peningkatan jalan, ada juga pengembangan
terminal penumpang di Kecamatan bayah dan tipe C menjadi Tipe B.
Pengembangan jaringan prasarana kereta api regional yang menghubungkan pada kawasan wisata di
wilayah selatan berupa melakukan pembangunan kembali jaringan prasarana kereta api yang tidak
dioperasikan pada lintas Bayah - Malingping - Saketi dan Rangkasbitung - Saketi - Labuan;
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 23
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
3) kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi;
a. KSP meliputi:
1.Bendungan Karian;
2.Bendungan Pasir Kopo;
3.Bendungan Cilawang;
4.Bendungan Tanjung; dan
5.Bendungan Ciliman.
b. KSK berupa pembangkit listrik tenaga panas bumi Gunung Endut.
4) kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a. KSN berupa Taman Nasional Gunung Halimun-Salak; dan
b. KSK meliputi kawasan penyangga Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 24
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Gambar 2.4 Peta Rencana Struktur Ruang RTRW Kabupaten Lebak Tahun 2014 - 2034
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 25
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Gambar 2.5 Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Lebak Tahun 2014 - 2034
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 26
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Gambar 2.6 Peta Rencana Kawasan Strategis RTRW Kabupaten Lebak Tahun 2014 - 2034
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 27
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
f. Pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung pemantapan sistem agropolitan, minapolitan serta
industri berbasis pertanian dan ekowisata; dan
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 28
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Dalam rencana struktur ruang Kabupaten Pandeglang, Kecamatan Cibaliung ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL).
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 29
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
sosial ekonomi masyarakat, sehingga diperlukan rencana pengembangan yang terpadu dengan sistem
rencana tata ruangnya agar aktivitas masyarakat dapat berjalan secara sinergis. Daiam rangka
menciptakan sistem aktivitas dan pergerakan wilayah yang dapat menciptakan keterpaduan perkembangan
sosial ekonomi, maka pembentukan keterkaitan (linkage) antar pusat pelayanan menjadi penting sehingga
diperlukan pembentukan jaringan jalan yang menghubungkan pusat pelayanan utama, baik itu antar
Wilayah Pembangunan maupun antar pusat kegiatan. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana
utama dalam struktur ruang dalam Kecamatan Cibaliung yaitu berupa rencana pengembangan sistem
jaringan transportasi darat.
Rencana jaringan jalan nasional ini disusun berdasarkan analisis yang telah dilakukan serta
mengacu Kepmen PL) No. 630/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas-ruas Jalan dalam Jaringan
Jalan Primer menurut Fungsinya sebagai Jalan Arteri dan Jalan Kolektor 1 dan Kepmen PU No.
631/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas-ruas Jalan Menurut Statusnya sebagai Jalan Nasional.
Rencana jaringan jalan nasional di wilayah Kabupaten Pandeglang berupa pengembangan jalan
kolektor I. Jaringan jalan nasional di wilayah Kecamatan Cibaliung adalah ruans Sp Labuan -
Cibaliung dan ruas Cibaliung-Cikeusik-Muara Binuangeun.
Rencana jaringan jalan provinsi di wilayah Kecamatan Kaduhejo berupa peningkatan ruas jalan
kolektor primer meliputi Cibaliung-Sumur;
Kecamatan Cibaliung memiliki ruas jaringan jalan kabupaten yang relatif panjang, sehingga
berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam rencana sistem jaringan jalan kabupaten dalam
jangka waktu 20 tahun kedepan disusun skala prioritas perbaikan maupun pengembangan jaringan
jalan. Rencana pengembangan jalan kabupaten di Kecamatan Cibaliung adalah rencana
pengembangan ruas jalan lokal primer meliputi Cikeusik-Cibitung-Cibaliung.
Rencana pengembangan Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan secara umum di Kecamatan
Cibaliung adalah rencana pembangunan terminal penumpang tipe B.
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 30
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
3. Jaringan Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Wilayah Kecamatan Cibaliung
Jaringan pelayanan lalu intas dan angkutan jalan di Kecamatan Cibaliung berupa pengembangan trayek
angkutan umum yang melayani Artabuana-Cibaliung, Tarogong-Cibaliung, Cibaliung-Cikeusik dan
Cibaliung-Cimanggu-Sumur.
5. Rencana pengembangan sistem pengelolaan air limbah yang akan diterapkan di Kabu paten
Pandeglang :
a. Pengembangan sistem pengelolaan limbah domestik dan non domestik terdiri atas :
b. Pengelolaan secara setempat akan diterapkan dengan menggunakan tangki septik yang dilengkapi
bidang resapan terdiri atas :
6. Rencana pengembangan Jaringan drainase yang akan diterapkan di Kabupaten Pandeglang adalah :
Besarnya kebutuhan fasilitas telepon ini sangat bergantung pada pelanggan yang mernbutuhkannya,
hal ini dikarenakan telepon merupakan fasilitas yang sangat mahal, sehingga hanya
kalangan/golongan tertentu yang sangat membutuhkan fasilitas ini, dalam arti semua rumah tangga
menggunakan/membutuhkan fasilitas ini. Pengembangan sistem jaringan seluler berupa
pembangunan menara telekomunikasi bersama salah satunya dengan menempatkan tower telepon
secara sinergis dan dengan lokasi yang ditetapkan melalui koordinasi instansi terkait. Pembangunan
menara telekomunikasi bersama ini sebagai salah satu pengendalian pembangunan menara-menara
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 31
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
telekomunikasi yang tidak efektif dan efisien. Sebagai wujud legalisasi pengendalian pembangunan
menara telekomunikasi diperiukan Peraturan Bupati Kabupaten Pandeglang.
8. Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air di Kecamatan Cibaliung adalah peningkatan
dan pengembangan Waduk Sadang, Waduk Batu Hideung, Waduk Ciheucit, Ernbung Babakan
Cibaliung dan Embung Cijasi.
9. Jalur dan ruang evakuasi bencana alam di Kecamatan Cibaliung adalah mengembangkan jalur
evakuasi ruas jalan yang ada di Kecamatan Cibaliung.
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 32
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 33
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 34
Pendahuluan
Studi Kebutuhan Infrastruktur Pada Kawasan Strategis Bayah dan Cibaliung
Laporan
Laporan
Pendahuluan 2 - 35
Pendahuluan