LK - Resume KB 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama Mahasiswa : Asep Miftah Suhendar


B. Judul Modul : Perangkat dan Media Pembelajaran
C. Kegiatan Belajar : Pengembangan Materi, Media, Sumber Belajar, Dan
Instrumen Penilaian (Kb 2)
D. Refleksi
Peta Konsep
Pengembangan Pengertian Materi Pembelajaran
Materi Ajar dan
Lembar Kerja Peserta
Didik Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

Fungsi dari penggunaan media pembelajaran

Pengembangan
Media Pembelajaran Klasifikas media pembelajaran

Kriteria pembuatan atau pemilihan media pembelajaran

Fungsi pembelajaran elektronik

Manfaat E-learning bagi pendidikan

Pengembangan Cara teknologi digital yang dapat meningkatkan kualitas


Pengembangan Sumber Belajar pembelajaran
Materi, Media, Digital
Sumber Belajar, Jenis-jenis sumber atau media pembelajaran berteknologi
Dan Instrumen digital
Penilaian
Sumber belajar selama masa Belajar dari Rumah

Pengembangan Pembagian sikap


Instrumen Penilaian
Sikap dan Karakter
(profil Pancasila) Teknik Penilaian Sikap

Karakteristik soal-soal HOTS

Pengembangan Langkah-langkah dalam penyusunan soal berbasis HOTS


Instrumen Penilaian
Pengetahuan
Berbasis HOTS Teknik penilaian pengetahuan

Pengembangan Jenis-jenis soal pengetahuan HOTS


Instrumen Penilaian
Keterampilan
(Kompetensi, Teknik Penilaian Keterampilan
Karakter, dan
Literasi)
BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
A. Pengembangan Materi Ajar dan Lembar Kerja Peserta Didik
Dalam mengembangkan materi ajar dapat mengacu pada dua hal, yaitu konteks
tempat penyelenggaraan pendidikan dan bentuk kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Pertimbangan konteks dilakukan untuk menentukan bentuk kemasan
materi pelajaran seperti dijilid atau tidaknya, dan lain-lain. Sedangkan dari segi bentuk
kegiatan pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan apakah pembelajarannya
konvensional, pendidikan jarak jauh, ataupun kombinasi keduanya.
Ada lima faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan materi ajar
yaitu karakteristik peserta didik, bentuk kegiatan pembelajaran, konteks tempat
penyelenggaraan pendidikan, strategi pembelajaran, dan alat penilaian hasil belajar.
1. Pengertian Materi Pembelajaran
Bahan atau materi pembelajaran (Learning Materials) adalah segala sesuatu
yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik, sesuai dengan
kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata
pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.
a. Jenis pengetahuan
1) Pengetahuan Fakta
Yaitu sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang wujudnya dapat
ditangkap oleh panca indra. Jadi semua hal yang berwujud kenyataan dan
kebenaran, misalnya nama-nama objek, peristiwa, lambang, nama tempat,
nama orang, dan lain sebagainya.
2) Pengetahuan Konsep
Yaitu adalah abstraksi kesamaan atau keterhubungan dari sekelompok
Konsep
benda atau sifat. Suatu konsep memiliki bagian yang dinamakan atribut. Atribut
(Beberapa
1 adalah karakteristik yang dimiliki suatu konsep.
istilah dan
3) Pengetahuan Prosedur,
definisi) di KB
Yaitu materi pelajaran yang berhubungan dengan kemampuan peserta
didik untuk menjelaskan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan
dalam melakukan sebuah aktivitas dan kronologi suatu sistem.
4) Pengetahuan Metakognitif
Adalah pengetahuan mengenai kesadaran secara umum sama halnya
dengan kewaspadaan dan pengetahuan tentang kesadaran pribadi seseorang.
Metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa
yang tidak diketahui.
Selain itu Hilda Taba (dalam Wina Sanjaya, 2011) juga mengemukakan bahwa
ada 4 jenis tingkatan materi pelajaran, yakni fakta khusus, ide-ide pokok, konsep, dan
sistem berpikir. Fakta khusus adalah bentuk materi kurikulum yang sangat sederhana.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan materi ajar,
yaitu: 1) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; 2)
Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik;
3) Kebermanfaatan bagi peserta didik; 4) Struktur keilmuan; 5) Berbagai sumber
belajar (referensi yang relevan dan termutakhir digital maupun non digital); dan 6)
Alokasi waktu.
Agar materi yang akan disampaikan menarik, maka perlu mengemas materi
pelajaran melalui pengembangan bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan
yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas
Ada Beberapa pertimbangan teknis yang perlu diperhatikan dalam mengemas
materi pelajaran menjadi bahan belajar (Wina Sanjaya, 2011) di antaranya adalah :
 Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai
 Kesederhanaan
 Unsur-unsur desain pesan
 Pengorganisasian bahan dan
 Petunjuk cara penggunaan
b. Jenis bahan ajar
1) Bahan Ajar Cetak
 Handout, yaitu bahan tertulis yang disiapkan guru untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik.
 Buku, yaitu bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.
 Modul yaitu sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar mandiri dengan atau tanpa guru.
 Lembar Kerja Peserta didik, yaitu lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan peserta didik. Lembar kegiatan ini biasanya berupa
petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.
 Brosur, yaitu bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang
disusun secara bersistem/cetakan yang hanya terdiri atas beberapa
halaman atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tapi
lengkap.
 Leaflet, yaitu bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/jahit.
 Wallchart, yaitu bahan cetak, yang berupa bagan/siklus/ grafik yang
bermakna menunjukan posisi tertentu,wallchart sebagai bahan ajar
haruslah memiliki kejelasan kompetensi dasar, dan materi yang harus
dikuasai peserta didik.
 Foto/ Gambar, yaitu bahan ajar yang dirancang dengan baik, agar setelah
melihat gambar tersebut peserta didik dapat melakukan sesuatu/
menguasai kompetensi dasar yang diharapkan
 Model/maket Penggunaan model sebagai bahan ajar, memberikan makna
yang hampir sama dengan aslinya, sehingga mempermudah peserta didik
untuk mempelajarinya.
2) Bahan Ajar Dengar (Audio)
Terdapat beberapa jenis bahan ajar audio, yaitu:
 Kaset/piringan hitam/compact disk Penggunaan kaset yang sudah
dirancang sedemikian rupa dapat digunakan sebagai bahan ajar
 Radio Radio dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar, yang
memungkinkan peserta didik bisa belajar sesuatu.
3) Bahan Ajar Audio-Visual
Beberapa jenis bahan ajar audio visual di antaranya:
 Video/film Program video/film juga dapat digunakan sebagai bahan
ajar audio visual.
 Orang/Narasumber Orang/narasumber dapat berfungsi sebagai bahan
ajar karena orang tersebut memiliki keahlian/keterampilan tertentu
yang memungkinkan peserta didik dapat belajar.
4) Bahan Ajar Interaktif
Menurut Gidelines For Bibliographic Description of Interactive Multimedia
dalam Abdul Majid (2006), multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua
arah atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video) yang oleh
penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku
alami dari suatu presentasi.
2. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LKPD merupakan lembaran petunjuk dan langkah-langkah tugas yang
disediakan untuk peserta didik dalam proses pembelajaran, baik secara kelompok
maupun perorangan. LKPD sendiri sebagai sarana untuk mempermudah
terbentuknya interaksi antara guru dengan peserta didik dalam meningkatkan
aktivitas pembelajaran. Menurut Trianto, LKPD merupakan salah satu sumber belajar
yang dapat digunakan untuk menambah pemahaman konsep peserta didik (Trianto,
2010, hal. 222).
a. Fungsi LKPD
1) Meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran;
2) Membantu peserta didik untuk mengembangkan konsep materi pembelajaran;
3) Melatih peserta didik dalam menemukan sesuai tujuan pembelajaran dan
mengembangkan aspek keterampilan;
4) Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran;
5) Menambah informasi bagi peserta didik tentang konsep materi pembelajaran
melalui kegiatan belajar yang sistematis;
6) Membantu guru dalam mengevaluasi pembelajaran
b. Manfaat penggunaan LKPD
1) Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran;
2) Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep;
3) Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan
proses;
4) Membantu peserta didik memperoleh catatan terkait materi yang dipelajari
melalui proses pembelajaran;
5) Dan membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis;
6) peserta didik akan dapat belajar dan memahami secara mandiri serta
menjalankan tugas secara lebih mendalam memudahkan pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran secara sistematis dan terukur kompetensi
peserta didik yang akan dicapai melalui tugas-tugas pada LKPD;
7) Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran;
c. Bentuk LKPD
1) LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep;
2) LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan;
3) LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar;
4) LKPD yang berfungsi sebagai penguatan;
5) LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum
d. Komponen dalam membuat LKPD
1) Lembar Kerja (Nama Peserta didik, Kelas, Tema, Tujuan Pembelajaran dan
Langkah-Langkah Kegiatan);
2) Lembar Jawaban; dan
3) Penilaian
e. Langkah-langkah persiapan LKPD
1) Analisis kurikulum
2) Menyusun peta kebutuhan LKPD
3) Menentukan judul-judul LKPD
4) Penulisan LKPD dengan langkah a) perumusan KD yang harus dikuasai, b)
menentukan alat penilaian, c) penyusunan materi dari berbagai sumber, d)
memperhatikan struktur LKPD,
f. Pertimbangan dalam pembuatan LKPD
1) Aspek penyajian materi: a) Judul lembar kerja harus sesuai dengan materinya;
b) Materi harus sesuai dengan perkembangan peserta didik; c) Materi disajikan
secara sistematis dan logis; d) materi disajikan secara sederhana dan jelas; e)
menunjang keterlibatan dan kemauan peserta didik untuk ikut aktif.
2) Aspek Tampilan: a) Penyajian sederhana, jelas dan mudah dipahami; b)
Gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya; c) Tata letak gambar, tabel,
pertanyaan harus tepat; d) Judul, keterangan, instruksi, pertanyaan harus jelas;
e) Mengembangkan minat dan mengajak peserta didik untuk berpikir.
B. Pengembangan Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan sumber belajar yang dapat membantu guru dalam
memperkaya wawasan peserta didik, dengan berbagai jenis media pembelajaran oleh
guru maka dapat menjadi bahan dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta
didik.
Menurut Yusufhadi Miarso, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Berdasarkan uraian para ahli tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah alat yang
dapat membantu proses belajar mengajar sehingga makna pesan yang disampaikan
menjadi lebih jelas dan tujuan pendidikan atau pembelajaran dapat tercapai dengan
efektif dan efisien.
Penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut
Pengalaman (cone of experience), yang melukiskan bahwa semakin konkrit peserta didik
mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah pengalaman yang didapatkan.
Tetapi sebaliknya, jika semakin abstrak peserta didik mempelajari bahan pelajaran maka
semakin sedikit pula pengalaman yang akan didapatkan oleh peserta didik.
1. Fungsi dari penggunaan media pembelajaran
a. Fungsi komunikatif Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan
komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan.
b. Fungsi motivasi Media pembelajaran dapat memotivasi peserta didik dalam
belajar.
c. Fungsi kebermaknaan Penggunaan media pembelajaran dapat lebih bermakna
yakni pembelajaran bukan hanya meningkatkan penambahan informasi tetapi
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mencipta.
d. Fungsi penyamaan persepsi Dapat menyamakan persepsi setiap peserta didik
sehingga memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disampaikan.
e. Fungsi individualitas Dengan latar belakang peserta didik yang berbeda, baik itu
pengalaman, gaya belajar, kemampuan peserta didik maka media 67
pembelajaran dapat melayani setiap kebutuhan setiap individu yang memiliki
minat dan gaya belajar yang berbeda.
2. Klasifikas media pembelajaran
a. Dilihat dari sifatnya
1) Media auditif, yaitu media yang hanya didengar saja seperti radio dan televisi
2) Media visual, yaitu media yang hanya dilihat saja
3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak
2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti
film slide, film, video.
c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya
1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan
sebagainya
2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan
sebagainya
d. Pengklasifikasian media menurut Yusufhadi Miarso
1) Media penyaji
 Kelompok satu: Grafis, Bahan Cetak, dan Gambar Diam
 Kelompok Dua: Media Proyeksi Diam
 Kelompok Tiga: Media Audio
 Kelompok Empat: Audio ditambah Media Visual Diam
 Kelompok Lima: Gambar Hidup (film)
 Kelompok Eman: Televisi
 Kelompok Tujuh: Multimedia
2) Media Objek
Yaitu benda tiga dimensi yang mengandung informasi, tidak dalam bentuk
penyajian tetapi melalui ciri fisiknya seperti ukuran, berat, bentuk, susunan,
warna, fungsi
3) Media Interaktif
Dengan media ini peserta didik tidak hanya memperhatikan penyajian
atau objek tetapi berinteraksi selama mengikuti pelajaran. Menurut Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai, ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu: a) Media grafis, disebut juga
media dua dimensi yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar
seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik; b)
Media tiga dimensi. Dalam bentuk model seperti model padat, model
penampang, model susun, model kerja, diorama; c) Media proyeksi, Seperti
slide, film strips, film; d) Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.
3. Kriteria pembuatan atau pemilihan media pembelajaran
a. Ketepatan atau efektivitas media dengan tujuan pengajaran
b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran (konsep. Fakta, prosedur, dan
metakognitif)
c. Kemudahan memperoleh media
d. Keterampilan guru dan peserta didik dalam menggunakan media
e. Tersedia waktu untuk menggunakannya
f. Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik
g. Fleksibilitas media sehingga dapat digunakan dalam berbagai situasi
h. Tidak melanggar nilai-nilai agama dan atau SARA
i. Kualitas media
C. Pengembangan Sumber Belajar Digital
Sumber belajar digital (e Learning) dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk
teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan berupa website yang dapat
diakses di mana saja. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning berfungsi sebagai
suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak
1. Fungsi pembelajaran elektronik
a. Suplemen Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak.
b. Komplemen (tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap)
apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima tersebut.
c. Substitusi (pengganti) Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju
memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan
kepada para maha peserta didiknya.
2. Manfaat E-learning bagi pendidikan
a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru
atau instruktur
b. Meningkatkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas
d. Mempermudah penyempurnaan materi pembelajaran
e. Mempermudah penyimpanan materi pembelajaran
3. Cara teknologi digital yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
a. Teknologi dapat memungkinkan pembelajaran atau pengalaman yang
dipersonalisasi yang lebih menarik dan relevan
b. Teknologi dapat membantu mengatur pembelajaran di sekitar tantangan dunia
nyata dan pembelajaran berbasis proyek - menggunakan berbagai perangkat dan
sumber belajar digital untuk menunjukkan kompetensi dengan konsep dan
konten yang kompleks
c. Teknologi dapat membantu belajar bergerak di luar ruang kelas dan
memanfaatkan peluang belajar yang tersedia di museum, perpustakaan, dan
lingkungan luar sekolah lainnya.
d. Teknologi dapat membantu pelajar mengejar cita-cita dan minat pribadi
e. Kesetaraan akses teknologi dapat membantu menutup kesenjangan digital dan
membuat peluang pembelajaran transformatif tersedia untuk semua peserta didik
di mana pun.
4. Jenis-jenis sumber atau media pembelajaran berteknologi digital
a. Multimedia Interaktif
b. Digital Video dan Animasi
c. Podcast
d. Augmented Reality (AR)
e. Virtual Reality (VR)
f. Game Based Learning
5. Sumber belajar selama masa Belajar dari Rumah
a. Rumah Belajar oleh Pusdatin Kemendikbud
b. TV edukasi Kemendikbud
c. Pembelajaran Digital oleh Pusdatin dan SEAMOLEC Kemendikbud
d. Tatap muka daring program Sapa Duta Rumah Belajar Pusdatin Kemendikbud
pusdatin.webex.com
e. LMS SIAJAR oleh SEAMOLEC-Kemendikbud
f. Dll.
D. Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap dan Karakter (profil Pancasila)
1. Pembagian sikap
Dalam kurikulum 2013 sikap dibagi menjadi dua, yakni sikap spiritual dan sikap
sosial. Bahkan kompetensi sikap masuk menjadi kompetensi inti 1(KI 1) untuk sikap
spiritual dan kompetensi inti 2 (KI 2) untuk sikap sosial (Kunandar, 2013, hal. 100)
2. Teknik Penilaian Sikap
a. Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan menggunakan pedoman atau lembar observasi yang berisi
sejumlah indikator perilaku atau aspek yang diamati (Kunandar, 2013, hal. 117)
b. Penilaian Diri
Dalam melakukan penilaian diri terhadap kompetensi sikap, baik sikap
spiritual maupun sikap sosial harus mengacu pada indikator pencapaian
kompetensi yang sudah dibuat oleh guru sesuai dengan kompetensi dasar dari
kompetensi inti sikap spiritual dan sikap sosial (Kunandar, 2013, hal. 131).
Penilaian diri dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan
kepribadian peserta didik, antara lain:
 Dapat menumbuhkan rasa percaya diri, karena diberi kepercayaan untuk
menilai diri sendiri;
 Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika
melakukan penilaian harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki;
 Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat
jujur, karena dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian;
 Membentuk sikap terhadap mata pelajaran/pengetahuan
Penilaian diri oleh peserta didik dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut;
 Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
 Menentukan indikator yang akan dinilai.
 Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
 Merumuskan format penilaian, berupa daftar cek (checklist) atau skala
penilaian (rating scale), atau dalam bentuk esai untuk mendorong peserta
didik mengenali diri dan potensinya.
c. Penilaian Antar Peserta Didik atau Penilaian Antar Teman
Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap, baik sikap
spiritual maupun sosial dengan cara meminta peserta didik untuk menilai satu
sama lain. (Kunandar, 2013, hal. 140). Penilaian antar-teman dapat mendorong:
(a) objektivitas peserta didik, (b) empati, (c) mengapresiasi keragaman/
perbedaan, dan (d) refleksi diri. Di samping itu penilaian antar-teman dapat
memberi informasi bagi guru mengenai peserta didik berdasarkan hasil penilaian
temannya.
Kriteria penyusunan instrumen penilaian antarteman sebagai berikut.
 Sesuai dengan indikator yang akan diukur.
 Indikator dapat diukur melalui pengamatan peserta didik.
 Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak
berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda.
 Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik.
 Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik.
 Indikator menunjukkan sikap/perilaku peserta didik dalam situasi yang
nyata atau sebenarnya dan dapat diukur.
E. Pengembangan Instrumen Penilaian Pengetahuan Berbasis HOTS
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) bukanlah kemampuan untuk mengingat,
mengetahui, atau mengulang. Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan
untuk memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking), berpikir
kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan
mengambil keputusan (decision making).
1. Karakteristik soal-soal HOTS
a. Bersifat divergen. Maksud bersifat divergen adalah instrumen penilaian berbasis
HOTS ini dapat menumbuhkan ide atau solusi peserta didik dalam memberikan
jawaban-jawaban.
b. Menggunakan multi representasi. Dalam instrumen penilaian berbasis HOTS
sebaiknya menggunakan multirepresentasi antara lain seperti verbal (berbentuk
kalimat), visual (gambar, bagan, grafik, tabel, termasuk video), simbolis (simbol,
ikon, inisial, isyarat), dan matematis (angka, rumus, persamaan).
c. Berbasis permasalahan kontekstual.
d. Menggunakan bentuk soal beragam. Terdapat beberapa bentuk soal yang dapat
digunakan untuk menulis butir soal HOTS yaitu soal pilihan berganda dan uraian.
2. Langkah-langkah dalam penyusunan soal berbasis HOTS
a. Menganalisis KD. Dalam menganalisis KD bertujuan untuk menganalisis KD yang
memiliki tingkat kognitif yang sama karena tidak semua KD mempunyai tingkat
kognitif yang sama.
b. Menyusun kisi-kisi soal.
c. Memilih stimulus yang tepat dan kontekstual
d. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal.
e. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
3. Teknik penilaian pengetahuan
a. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada
peserta didik dalam bentuk tulisan.
Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut.
 Menetapkan tujuan tes, yaitu untuk seleksi, penempatan, diagnostik,
formatif, atau sumatif.
 Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan
menulis soal. Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal yang
akan ditulis.
 Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan butir soal.
 Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang
digunakan.
 Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan, yaitu
analisis tentang validitas meliputi substansi (materi), konstruksi, dan
bahasa
Tes tulis terdiri dari tes tulis bentuk pilihan ganda dan uraian. Pada tes tulis
pilihan ganda, butir soal terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban
(option). Dari pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu
jawaban yang benar atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).
Sedangkan Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik
mengorganisasikan dan menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri.
Penilaian sebaiknya lebih banyak menilai keterampilan berpikir tingkat
tinggi/high order thinking skills (HOTS) yaitu bentuk soal yang memiliki tingkatan
berpikir menganalisis, mengevaluasi, sampai ke mencipta. Untuk melatih HOTS
sebaiknya penilaian lebih banyak diberikan dalam bentuk uraian.
b. Tes lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta
didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika
pembelajaran. Jawaban peserta didik dapat berupa kata, frase, kalimat maupun
paragraf. Tes lisan menumbuhkan sikap peserta didik untuk berani berpendapat.
Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan sebagai berikut;
 Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of learning)
dan dapat juga digunakan sebagai fungsi diagnostik untuk mengetahui
pemahaman peserta didik terhadap kompetensi dan materi pembelajaran
(assessment for learning)
 Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi
pada kompetensi dasar yang dinilai
 Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam
mengonstruksi jawaban sendiri.
 Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih kompleks
c. Penugasan
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penilaian ini bertujuan untuk pendalaman terhadap penguasaan kompetensi
pengetahuan yang telah dipelajari atau dikuasai di kelas melalui proses 100
pembelajaran. Dalam memberikan tugas kepada peserta didik hendaknya
ditentukan batas waktu pekerjaannya. (Kunandar, 2013, hal. 225).
4. Jenis-jenis soal pengetahuan HOTS
a. Jenis instrument soal pengetahuan jenis uraian
 Pertanyaan Inferensial, merupakan pertanyaan yang segera dijawab setelah
peserta didik melakukan pengamatan maupun pengkajian atas bahan yang
diberikan oleh guru.
 Pertanyaan Interpretasi. Pertanyaan interpretasi diajukan pada peserta didik
berkaitan dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak ada dalam bahan
yang disajikan oleh guru, dan para peserta didik mesti bisa memberikan makna
 Pertanyaan Transfer, merupakan upaya untuk memperluas wawasan atau
bersifat horizontal.
 Pertanyaan Hipotetik. Pertanyaan hipotesis memiliki arah untuk mendorong
peserta didik melakukan prediksi atau peramalan dari sesuatu permasalahan
yang dihadapi dan/atau mengambil kesimpulan untuk generalisasi
b. Jenis soal pilihan ganda
Pengembangan instrumen soal HOTS jenis pilihan ganda memiliki 4 Tipe,
yaitu: tipe pilihan ganda biasa; tipe pilihan ganda kompleks; Tipe pilihan ganda
Kasuistik; dan Tipe pilihan ganda asosiatif
F. Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan (Kompetensi, Karakter, dan
Literasi)
Penilaian keterampilan (psikomotorik) adalah penilaian yang dilakukan guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta 108 didik yang
meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.
Penilaian keterampilan menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengetahuan
(KD pada KI-3) yang sudah dikuasai peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (real life).
1. Teknik Penilaian Keterampilan
Guru menilai kompetensi keterampilan peserta didik dapat dilakukan dengan
berbagai teknik, antara lain;
a. Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik
Penilaian unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara
efektif dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi
tentang bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul
dalam diri peserta didik. (Kunandar, 2013, hal. 257).
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut;
1) Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.
3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas.
4) Seyogyanya kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga
dapat diamati.
5) Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan
langkahlangkah pekerjaan yang akan diamati.
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
meliputi: pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data
yang harus diselesaikan peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu atau
periode tertentu. Adapun aspek yang dinilai di antaranya meliputi: kemampuan
(1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian. (Kunandar, 2013, hal. 279).
Dalam penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan,
yaitu:
1) Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih
topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data dan
penulisan laporan
2) Relevansi, yaitu tugas atau proyek yang diberikan pada peserta didik harus
sesuai dengan karakteristik materi, lingkungan sekolah dan karakteristik
peserta didik.
3) Keaslian, yaitu tugas atau proyek yang dikerjakan peserta didik
benarbenar hasil pekerjaan peserta didik dengan bimbingan guru
c. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes
(bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu
dalam satu mata pelajaran. (Kunandar, 2013, hal. 286).
Daftar materi
 Penjelasan mengenai Pengetahuan metakognitif
2 pada KB yang
 Penjelasan Kerucut Pengalaman (cone of experience),
sulit dipahami

Dalam karakter Soal HOTS ada Menggunakan multi representasi. Dalam instrumen
Daftar materi
penilaian berbasis HOTS sebaiknya menggunakan multirepresentasi antara lain seperti
yang sering
verbal (berbentuk kalimat), visual (gambar, bagan, grafik, tabel, termasuk video), simbolis
mengalami
3 (simbol, ikon, inisial, isyarat), dan matematis (angka, rumus, persamaan). Apakah ada
miskonsepsi
batasannya, kalo cenderung banyak representatif takutnya tidak mencapai tujuan yang
dalam
diukur.
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai