Resume Igd 7-10-2022
Resume Igd 7-10-2022
Resume Igd 7-10-2022
f. Turgor: baik
Disability (D):
Tingkat kesadaran pasien somlonen, nilai GCS 10 (E : 3, M : 3, V : 4), pupil
isokor, ekstremitas atas dan bawah dapat digerakkan dan tidak terdapat nyeri,
kekuatan otot
5 5
5 5
Exposure (E): tidak terdapat daerah trauma, tidak ada jejas/luka pada daerah, dan
tidak terdapat ukuran luka
SECONDARY SURVEY:
1. Sign and symptom (tanda dan gejala)
pasien datang ke IGD pukul 17.50 WIB dengan keadaan tidak sadar, lemas,
dan terpasang tongue spatel, sebelum dibawa ke rumah sakit pasien sempat
kejang < 1 menit. GCS pasien 10 dengan tanda tanda vital : TD : 139/83
mmHg, HR : 70 x/mnt, RR : 24 x/mnt, SPO2 : 84%, S : 36,3∘C
2. Allergies (Riwayat Alergi)
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat maupun makanan
tertentu.
3. Medication (Riwayat Pengobatan)
Pasien mengatakan memiliki riwayat
4. Past Illness (Riwayat Penyakit)
Keluarga pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit jika
5. Last Oral Intake (asupan makan/minum terakhir)
Keluarga pasien mengatakan sebelum dibawa ke IGD terakhir makan siang
nasi habis setengah piring.
6. Event Before Incident (kejadian sebelum insiden)
Keluarga pasien mengatakan awalnya terdapat masalah antara pasien dan
pimpinan kerjanya. Pasien memiliki riwayat apabila mendapat stressor berat
langsung terdiam dan kondisinya memburuk hingga tidak sadar. Pasien mulai
sesak nafas dan semakin memberat lalu dilarikan ke IGD RSUD Tugurejo
Semarang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(D. 0005) Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan
RENCANA TINDAKAN
(I. 01011) Manajemen Jalan Napas
Observasi
1. Monitor pola napas frekuensi, kedalaman, usaha napas
2. Monitor bunyi napas tambahan gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering
3. Monitor sputum jumlah, warna, aroma
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift atau jaw-thrust jika
curiga trauma servikal
2. Posisikan semi fowler atau fowler
3. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
4. Berikan oksigen
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi bronkodilator, ekspektoran, mukolitik
dan penentuan dosis pemberian oksigen jika perlu
IMPLEMENTASI
1. Memonitor pola napas frekuensi, kedalaman, usaha napas
DS: pasien mengatakan sesak napas
DO: pola napas pasien dyspnea, frekuensi pernapasan 24 x/menit, bunyi napas vesikuler,
irama napas irreguler, terdapat penggunaan otot bantu pernapasan, jenis pernapasan yakni
pernapasan dada.
2. Memonitor bunyi napas tambahan gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering
DS: keluarga pasien mengatakan bersedia diperiksa
DO: tidak terdapat bunyi napas tambahan
3. Mempertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt chin-lift
DS: keluarga pasien bersedia dipasang oropharyngeal airway
DO: terpasang oropharyngeal airway ukuran 3 (90 mm) dan mempertahankan posisi
head-tilt chin-lift
4. Memberikan oksigen
DS: pasien bersedia dipasang oksigen
DO: terpasang oksigen dengan NRM 6 L/menit
5. Mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi obat
DS: keluarga pasien bersedia diberikan obat
DO: pasien diberikan obat diazepam 2 mg
6. Mengecek kadar gula darah
DS: keluarga pasien bersedia diperiksa
DO: hasil GDS 88 mg/dL
7. Mengobservasi TTV
DS: pasien mengatakan masih sesak napas
DO: pasien tampak lemas, namun sudah sadar
- TD: 139/83 mmHg
- HR: 70 x/menit
- RR: 24 x/menit
- S: 36,3oC
- SpO2: 84%
8. Memasang infus
DS: keluarga pasien mengatakan bersedia
DO: terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kanan
EVALUASI
S: Pasien mengatakan sesak napasnya berkurang
O: Pasien tampak sadar, namun masih terlihat lemas
- TD: 139/84 mmHg
- N: 80 x/menit
- RR: 21 x/menit
- S: 36,3oC
- SpO2: 98%
A: Pola napas tidak efektif teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan, berikan pasien oksigenasi dan pantau tanda-tanda vital