Proposal Kewirausahaan Kesehatan Tugas Kelompok 5
Proposal Kewirausahaan Kesehatan Tugas Kelompok 5
Proposal Kewirausahaan Kesehatan Tugas Kelompok 5
Dosen Pengampun :
Eis Nurbaeti, SE., M.Ak
Angka kejadian sirkumsisi dipengaruhi oleh agama, sosial, dan indikasi medis. Prevalensi
laki-laki yang menjalani sirkumsisi di dunia diperkirakan sekitar 30-34%, dan sebagian besar sekitar
68% yang menjalani sirkumsisi adalah laki – laki muslim. Secara umum tersebar baik di Timur
Tengah, Afrika Utara, Pakistan, Bangladesh dan indonesia. Selain alasan agama sirkumsisi juga
dilakukan dengan alasan ritual atau upacara menuju kedewasaan seperti di Afrika barat, Afrika
bagian tengah dan Afrika timur, Amerika Serikat, Republik Korea, dan Filipina (Weiss et al., 2008).
Ditinjau dari segi agama, mayoritas ulama Muslim berpendapat bahwa hukumsirkumsisi bagi
laki-laki adalah wajib dan merupakan syariat agama Islam (Majlis Tafsir Al-qur’an Pusat, 2010). Di
dunia medis, ada berbagai macam metode sirkumsisi. Mulai dari metode konvensional dengan pisau
bedah (bisturi) dengan atau tanpa penjahitan, electrosurgery pembedahan dengan bantuan alat
diathermy dan electrocautery, yakni elemen panas yang digunakan untuk memotong preputium.
Metode super ring tanpa jarum suntik, tanpa di jahit. Di Indonesia metode super ring sedang marak
atau terkenal di masyarakat dan lebih dikenal dengan sebutan “Khitan Super Ring".
Saat ini tehnik sunat telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua
tahun terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan memberikan kontribusi yang sangat
untuk menunjang praktek mandiri sunat ini. Disamping itu tehnik sunat ini berkaitan dengan
perubahan profil pasien, dimana pasien menggunakan metode sunat super ring,
mempertahankan kenyamanan pasien sebelum maupun setelah tindakan sunat.
Selain sirkumsisi sebagai layanan kesehatan, praktik mandiri perawat juga menjadi salah
satu layanan kesehatan utamanya bagi perawat. Perawat yang dulunya berfungsi sebagai
perpanjangan tangan dokter, kini berupaya menjadi mitra sejajar dokter sebagai para perawat di
Negara maju. Dewasa ini, perkembangan keperawatan dunia menjadi acuan bagi perawat untuk
melakukan perubahan mendasar dalam kegiatan profesinya. Perawat yang dulu membantu
pelaksanaan tugas dokter, menjadi bagian dari upaya mencapai tujuan pelayanan klinis, kini
mereka mengharapkan pelayanan mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Metode pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada
upaya pemenuhan kebutuhan pasien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas rutin
seorang perawat.
Paradigma terhadap tuntutan perubahan tentunya mengubah sebagian besar bentuk hubungan
perawat dengan manajemen organisasi. Jika praktik keperawatan dilihat sebagai praktik professional
maka harus ada otoritas atau kewenangan, ada kejelasan batasan dan perawat harus siap bertanggung
jawab terhadap setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
Keluarnya undang – undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan yang kemudian
diamandemen dengan undang – undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Undang – undang
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, peraturan pemerintah nomor 32 tahun
2001 tentang tenaga kesehatan, keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1239 tahun 2001 tentang
Registrasi dan Praktik Perawat, peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 148 tahun 2010 tentang izin
dan penyelenggaraan Praktik Perawat serta peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1796 tahun 2011
tentang Registrasi tenaga kesehatan, lebih mengkukuhkan perawat sebagai suatu profesi di Indonesia
dalam menjalankan praktik profesinya.
1.2.Tujuan
Tujuan sirkumsisi, selain untuk pelaksanaan ibadah agama atau ritual, juga untuk alasan
medis. Tujuannya untuk menjaga kebersihan organ penis. Sebab, di balik kulit penutup itu
merupakan tempat persembunyian ideal bagi kotoran, virus, dan bakteri yang terbawa oleh urin.
Namun ternyata, sirkumsisi bukan hanya sebuah kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi
kewajiban agama saja, dari sudut pandang medis pun sirkumsisi memiliki berbagai macam manfaat,
walaupun memang tetap ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa sirkumsisi tidak memiliki
manfaat. Berikut tujuan sirkumsisi :
Sementara, kegiatan praktik mandiri perawat adalah untuk membantu individu agar mandiri,
selain itu mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan, kemudian
membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan secara optimal agar tidak
tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatan, serta membantu individu memperoleh
derajat kesehatan secara optimal. Berikut tujuan dari kegiatan praktik mandiri perawat diantaranya,
yaitu :
Kelompok kami tertarik menawarkan jasa Rizki Berkah Insani (Sunat metode
Super Ring) atas pertimbangan sebagai berikut : banyaknya anak yang trauma
dengan jarum suntik, trauma di jahit, banyaknya perdarahan setelah di sunat
sehingga mereka perlu sunat super ring tanpa jarum suntik.
o Produk Sampingan :
Selain menyediakan jasa pelayanan kesehatan
b. Weakness
1) Perawat harus mengikuti pelatihan sirkumsisi atau khitan
2) Masyarakat masih belum mengenal secara umum apa itu sunat super ring
3) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang sunat super ring tanpa
jarum suntik.
c. Opportunities
1) Didaerah sekitar belum ada usaha yang sama dalam bidang sunat metode
super ring tanpa jarum suntik.
2) Tingkat kebutuhan/permintaan yang tinggi.
3) Pelayanan menggunakan teknologi informasi untuk pendaftaran ( bisa
datang langsung atau mendaftar secara On Call ataupun On Line )
4) Ada relasi yang kuat untuk mengenalkan klinik.
d. Threats
1) Pesaing skala kecil.
2) Pada hari sekolah, klien sedikit berkurang.
B. Produk Usaha
Adapun beberapa produk yang ditonjolkan dari pelayanan ini, diantaranya adalah :
C. Harga Jual
No URAIAN TARIF
1 Sunat Metode Super Ring Rp 1.500.000,-
2 Sunat Konversional Rp 800.000,-
3 Perawatan Luka Rp 200.000,-
D. Target Konsumen/Sasaran
a. Praktik Sirkumsisi : Pasien ( bayi, anak-anak atau dewasa ) yang akan
melakukan sirkumsisi.
b. Praktik Mandiri Perawat : Seluruh lapisan masyarakat yang memiliki
permasalahan kesehatan.
E. Jangkauan Pemasaran
Jangkauan pemasaran pelayanan klinik Rizki Berkah Insani ( Sunat Tanpa
Jarum Suntik ) meliputi pasien gemuk, pasien bayi, pasien anak-anak dan
pasien dewasa, pasien DM yang mempunyai masalah dengan luka.
G. Strategi Bisnis
a. Mengoptimalkan pelayanan dengan menerapkan prinsip 5S ( Senyum,
Salam, Sapa, Sopan, Santun )
b. Memberikan tarif yang terjangkau dan lokasi yang strategis
c. Memberdayakan unit pemasaran dalam mempromosikan layanan di
Klinik Rizki Berkah Insani ( Sunat Tanpa Jarum Suntik ), perawatan
luka dan home care untuk meraih pelanggan melalui penyebaran brosur
dan promosi melalui sosial networking di internet.
d. Meningkatkan efektifitas jaringan kerjasama yang telah ada dan
mengembangkan jaringan kerjasama baru untuk memperluas pasar
seperti bekerja sama dengan apotek, toko alat kesehatan dan pihak BPJS.
H. Produksi
1. Alat dan Bahan /Modal yang di miliki
a. Tempat Usaha
Rehabilitasi Bangunan Luas 70 m² : Rp 5.000.000,-
b. Alat
1) Peralatan Administrasi
No Uraian Qty Satuan Harga/satuan Jumlah
1 Meja Tulis 2 Buah Rp 200.000 Rp 400.000
2 Kursi 2 Buah Rp 60.000 Rp 120.000
3 Almari 1 Buah Rp 1.250.000 Rp 1.250.000
TOTAL Rp 1.770.000
2) Peralatan Kerja
No Uraian Qt Satuan Harga/sat Jumlah
y
1 Bed Pasien 1 Buah Rp1.800.000 Rp1.800.000
2 Kursi 6 Buah Rp 60.000 Rp 360.000
3 Meja 1 Buah Rp 200.000 Rp 200.000
4 Komputer 1 Buah Rp 3.300.000 Rp 3.300.000
5 Etalase 1 Buah Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
6 Set Minor set 3 Buah Rp 360.000 Rp 1.080.000
7 Stestoskop 2 Buah Rp 50.000 Rp 100.000
8 Spignomanometer 2 Buah Rp 150.000 Rp 300.000
9 Timbangan badan 1 Buah Rp 1.300.000 Rp 1.300.000
10 Alat Sterilisator 1 Buah Rp 1.800.000 Rp 1.800.000
11 Couter 1 Set Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
TOTAL Rp 12. 240.000
d. Biaya Operasional
No Uraian Qty Satuan Harga/satuan Jumlah
1 Rekening Listrik Rp 200.000
2 Internet Rp 275.000
3 Sewa Tempat Rp 2.100.000
4 Limbah Rp 2.500.000
TOTAL Rp 5.075.000
TOTAL Rp 1.500.000
b. Perawat
Perawat yang melakukan tindakan sunat, pengecekan tekanan darah, dan
tindakan lainnya.
b. Kepengurusan
Titi Hasmiati, AMK. Bertugas untuk memberikan pelayanan, pengawasan,
kontrol terhadap segala yang berhubungan dengan Klinik Rizki Berkah
Insani yang telah dirintis.
2. Sumberdaya Pengelola
Alumni mahasiswa keperawatan yang ingin mengembangkan kemampuan
dalam tindakan sunat. Sedangkan untuk dokter menerima dari lamaran
pekerjaan yang tersedia maupun rekan yang ingin bergabung di Klinik Rizki
Berkah Insani.