Pentingnya Membangun Pendidikan Sains Yang Relevan
Pentingnya Membangun Pendidikan Sains Yang Relevan
Pentingnya Membangun Pendidikan Sains Yang Relevan
ABSTRAK
Ilmu pengetahuan (sains) adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian
dan dapat dinalar atau dapat diterima oleh akal. Dengan kata lain, sains dapat didefinisikan sebagai kumpulan
rasionalisasi kolektif insani atau sebagai pengetahuan yang sudah sistematis. Dalam sains sebagian orang
menganggap pembuktian kebenaran itu harus dapat dilakukan dengan metodologi yang sistematis. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitianmurni deskriptif kualitatifdengan alasan informasi yang
digunakan dalam penelitian ini bukan berupa angka-angka melainkan berupa data-data baik dari buku, jurnal,
majalah, atau surat kabar yang semua itu akan digambarkan secara jelas dan terperinci untuk mengembangkan
teori pendidikan sains yang relevan dengan ajaran Islam. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa; 1.
Sains merupakan ilmu/pengetahuan yang dapat menjelaskan sebuah gejala/fenomena alam, sehingga berguna
bagi kehidupan manusia. 2. Sains yang relevan dengan ajaran Islam harus dapat menjadi media untuk mengingat
Allah dan memajukan peradaban masyarakat Islam. 3. Banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang
fenomena alam dan keutamaan ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah, banyak ilmuwan yang dalam mempelajari
sains mencari referensi dari al-Qur’an.
1
Osman Bakar, Tauhid Dan Sains, (Jakarta: Pustaka
Hidayah, 1991), hal. 74
~~ 178 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
http://my.opera.com/ilmyaku/blog/2009/11/
2
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: 04/sains-dalam-islam diakses pada 28 Agustus
Andi Offset, 2000, hlm. 9 2018 pukul 11.00 WIB
3 6
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset
Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1990, hlm. 33 http://id.shvoong.com/humanities/philosoph
4
M. Nazir, MetodePenelitian, Jakarta: Ghalia y/1786489-pengertian-filsafat-sains/log diakses
Indonesia,1985, hlm. 54 pada tanggal 28 Agustus 2018 pukul 19.00 WIB
~~ 179 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 180 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
peternak binatang, haruslah mengetahui hukum- Tapi, disini, ilmu (sains) yang dipelajari
hukum tentag zakat.11 haruslah bertujuan untuk mencerdaskan
Sedangkan dalam sumber lain, penulis kehidupan bangsa, menyejahterakan umat,
menemukan pendapat Shadr al-Din Syirazi. mensyiarkan ajaran-ajaran agama Islam. Tidak
Menurutnya ada beberapa poin yang dapat dibenarkan, apabila ada orang Islam yang
diambil dari hadits tersebut: menuntut ilmu pengetahuan hanya untuk
1. Kata “ilm” (pengetahuan atau sains), mengejar pangkat, mencari gelar, dan
memiliki beberapa makna yang bervariasi. Kata keuntungan pribadi. Selain itu, ilmu yang telah
“ilm” dalam hadits ini bermaksud untuk didapat harus disebarkan (diajarkan kepada
menetapkan bahwa pada tingkat ilmu apapun orang lain) dan diamalkan (tingkah lakunya
seseorang harus berjuang untuk sesuai dengan ilmunya).13
mengembangkan lebih jauh. Nabi bermaksud Bila seseorang dapat melakukan ketiga
bahwa mencari ilmu itu wajib bagi setiap hal tersebut, maka derajat orang tersebut
muslim, baik itu para ilmuwan maupun orang- diangkat oleh Allah dan disamakan dengan
orang yang bodoh, para pemula mupun para orang-orang yang berjuang di medan perang
sarjana terdidik. Apapun tingkat ilmu yang (berjihad di jalan Allah). Tentu kita sebagai
dapat dicapainya, ia seperti anak kecil yang hambaNya menginginkan hal tersebut.
beranjak dewasa, sehingga ia harus mempelajari Memang benar peribahasa “...........
hal-hal yang sebelumnya tak wajib baginya. bersusah-susah dahulu, bersenang-senang
2. Hadits ini menyiratkan arti bahwa seorang kemudian”, untuk menggapai sesuatu yang
muslim tidak akan pernah keluar dari tanggung diinginkan dan diimpi-impikan tentu tidak
jawabnya untuk mencari ilmu. mudah, sehingga untuk mendapatkan ilmu
3. Tidak ada lapangan pengetahuan atau pengetahuan (sains) yang dapat
sains yang tercela atau jelek dirinya sendiri, mensejahterakan kehidupan dunia sekaligus
karena ilmu laksana cahaya, dengan demikian mendapatkan derajat yang tinggi di hadapan
selalu dibutuhkan. Alasan mengapa beberapa Allah, seseorang harus berperang dengan hawa
ilmu dianggap tercela adalah karena akibat- nafsunya yang selalu mementingkan kehidupan
akibat tercela yang dihasilkannya.12 duniawi. Kebanyakan ilmuwan, bahkan
Dari pendapat-pendapat diatas, dapat kita ilmuwan muslim lupa akan tujuan ukhrowinya,
lihat bahwa ajaran Islam juga mencakup tentang mereka lebih senang menganggap bahwa sains
pendidikan sains yang notabennya adalah ilmu merupakan sarana mencari penghidupan, bukan
yang berguna bagi kehidupan (dunia) manusia. sarana mendekatkan diri kepada Sang Maha
Kuasa. Konsep sains seperti itu lebih mirip
11 dengan konsep sains Barat, yang tentunya
Dr. Mahdi Ghulsyani, Filsafat-Sains Menurut Al-
Qur’an (Diterjemahkan oleh Agus Efendi dari salam.
Buku The Holy Quran and the Science of Nature),
Penerbit Mizan, Bandung, 2001, hal.40.
12
Dr. Mahdi Ghulsyani, Filsafat-Sains Menurut Al-
13
Qur’an (Diterjemahkan oleh Agus Efendi dari Lilis Fauziyah R.A. dan Andi Setyawan,
Buku The Holy Quran and the Science of Nature), Kebenaran al-Qur’an dan Hadits, Tiga
Penerbit Mizan, Bandung, 2001, hal.43. Serangkai, Solo, 2009, hal.114.
~~ 181 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 182 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
keraguan dan ketakutan dalam mempelajari ketidakpastian, konsep tentang objektivitas dan
sains. Selain itu, untuk menghindarkan mereka obsevasi menjadi sebuah problematik, sebab
dari perbuatan yang dilarang oleh agama, yang menjadi jelas dalam kegiatan ilmiah peran
biasanya disebabkan oleh minimnya subjek dan persepektif teoretis sangatlah
pemahaman mereka. Jadi, secara jelas konsep menentukan pula.
sains Islam akan menghasilkan kesempurnaan Kedua, hasil-hasil ilmu pengetahuan dan
pemahaman sains, dan mendatangkan teknologi ternyata juga bisa ambivalen. Disatu
kenikmatan kehidupan duniawi dan ukhrowi, pihak mampu merekayasa realitas menjadi
yang tentunya diidam-idamkan oleh semua makin sesuai dengan ambisi manusia, dipihak
orang yang beriman. Selain itu, buah manis dari lain epek sampingnya pun bisa sangat desdruktif
konsep sains Islam adalah akan melahirkan dan menimbulkan persoalan etis serius.
ilmuwan-ilmuwan Islam, yang nantinya akan Rekayasa biologi telah mengakibatkan begitu
membangkitkan semangat kaum Muslimin banyak makan yang kita konsumsi mengandung
dalam bidang ilmu pengetahuan. Hal inilah akan zat-zat racun.
menjadi jawaban dari pertanyaan, “Mengapa Ketiga, perjalanan ilmu hingga kini
orang Islam makin banyak, tapi kualitas mereka ternyata tekah mencapai wilayah spiritual, entah
jauh menurun dibanding dengan orang-orang dalam bentuk spiritual quotient (SQ) dalam
Islam dahulu?”. psikologi, Quantum-self dalam fisika baru, atau
pola kognisi yang autopoetik dalam cognitive-
C. Permasalahan Dalam Wilayah Sains Dan science, dan seterusnya. Sehingga kini wilaayah
Agama ilmu dimungkinkan untuk berdialog denga
1. Permasalahan Sains khazanah agama, setelah lama antar keduannya
Pertama, berbagai kritik mendasar sulit untuk berinteraksi.
terhadap dunia ilmu, terutama dari sudut filsafat Keempat, dominasi ilmu pengetahuan
ilmu, telah kian tegas memperlihatkan bahwa telah mengakibatkan kecenderungan
ilmu sesunguhnya mengandung persoalan- dominannya pola pikir instrumrntal-pragmatis
persoaln serius, baik pada tingkat asumsi- dalam kenyataan sehari-hari. Bahkan orientasi
asumsi dasar metodologis maun inplikasi instrumrntal-pragmatis telah cukup parah
epistemologis maupun ontologis. Feyerabend merasuki lembaga-lembaga pendidikan, dari
telah menunjukan bahawa pada kenyataannya, pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
ilmu pengetahuan dan perkembangannya Persekolahan sekarang lebih mirip lembaga
tidaklah bergantung pada metodologi umum pelatihan pertukangan ketimbang lembaga
atau hukum tertentu. Thomas Kuhn pendidikan yang menjadikan manusia lebih
memperlihatkan bahwa diterima atau tidakntya manusiawi.
suatu paradigma dalam dunia ilmu ternyata tak 2. Permasalahan Dalam Agama
sepenuhnya ditentukan oleh alasan logis, tetapi Disisi lain kehidupan beragama pun
banyak pula dipengaruhi unsur sosiologi dan mengalami banyak persoalan. Pertama,
psikologis. Dan sejak munculnya teori tendensi-tendensi deskruptif kini banyak
relativitas, fisika kuantum, dan teori bermunculan dalam kehidupan beragama, entah
~~ 183 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 184 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang jalan kesesatan bersama mereka. Seperti contoh,
tidak diketahuinya.”21 pandangan Darwin tentang teori evolusi yang
Kata “bacalah” dalam ayat tersebut menyebutkan bahwa manusia zaman dahulu
mengandung arti tentang perintah menuntut memiliki bentuk fisik menyerupai kera, itu
ilmu, apalagi pada saat itu (awal kenabian), merupakan pendapat yang tidak sesuai dengan
bangsa Arab sedang berada pada zaman al-Qur’an. Karena secara jelas, manusia pertama
jahiliyah (kebodohan). yang diciptakan Allah adalah Nabi Adam AS.
Jika sains dikaitkan dengan fenomena Mempelajari ilmu, baik itu ilmu agama
alam, maka dalam al-Qur’an lebih dari 750 ayat maupun ilmu pengetahuan (sains) merupakan
menjelaskan tentang fenomena alam. Salah hal yang sangat sulit, maka dari itu, Islam
satunya adalah pada Surah Luqman, ayat 10. sangat memuliakan para ahli ilmu, sehingga
Artinya: “Dia menciptakan langit tanpa tiang dalam Surah al-Mujadilah ayat 11, derajat
yang kamu melihatnya dan dia meletakkan mereka diangkat oleh Allah SWT.
gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya Artinya : "......... niscaya Allah akan
bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan meninggikan orang-orang yang beriman di
memperkembang biakkan padanya segala antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
macam jenis binatang. dan kami turunkan air pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya mengetahui apa yang kamu kerjakan.”23
segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”22 Dalam potongan ayat tersebut, Allah
Dalam ayat tersebut, menjelaskan tentang menjajarkan iman dengan ilmu. Disinilah
betapa besarnya kekuasaan Allah SWT. dalam terlihat betapa pentingnya ilmu, karena orang
menciptakan mahluk-mahlukNya. Tidak yang beriman tanpa memiliki ilmu maka segala
berhenti sampai disitu, kita juga diperintahkan ibadahnya akan ditolak. Sedangkan sebaliknya,
untuk mempelajarinya (mahluk). Hal ini telah orang berilmu tanpa beriman, maka ilmunya
banyak dilakukan oleh orang (ilmuwan) Barat, dapat menyesatkannya menuju jalan yang
dan malah kebanyakan dari kita hanya dilarang dan dilaknatNya.
mengikuti apa yang mereka katakan. Padahal, Disinilah, kita sebagai hambaNya yang
kita sebagai hambaNya seharusnya memiliki beriman harus ekstra hati-hati dalam
keharusan yang lebih besar dari pada mereka. mempelajari suatu ilmu. Kita harus selalu
Karena bila diamati, tidak sedikit dari mengembalikan semuanya kepadaNya, kita
pandangan mereka melenceng dari ajaran harus berusaha mencocokkan segala jenis ilmu
agama Islam. Bila kita hanya mengikuti mereka, dengan kalamNya (al-Qur’an) yang sempurna.
dikhawatirkan kita akan terjerumus kedalam Karena sudah jelas, al-Qur’an membahas
21 banyak Ilmu, antara lain ilmu yang
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-
Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan berhubungan dengan kemasyarakatan yang
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an,
Jakarta, 1990, hal.1079.
22 23
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al- Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-
Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an,
Jakarta, 1990, hal. 654 Jakarta, 1990, hal. 910-911
~~ 185 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
memberi pedoman dan petunjuk berkaitan masyarakat Islam. Dan tidak dibenarkan
dengan perundang-undangan tentang halal dan bila kita mempelajari sains hanya untuk
haramnya suatu aktiviti, peradaban, muamalat memperoleh penghidupan dan kesenangan
antara manusia dalam bidang ekonomi, dunia, apalagi berbuat maksiat, yang nanti
perniagaan, sosiobudaya, peperangan dan pada ahirnya akan merugikan diri sendiri.
perhubungan antar bangsa. Juga terdapat 3. Banyak sekali kajian sains yang merujuk
maklumat ataupun isyarat (hint-suggestions) pada al-Qur’an. Banyak ayat-ayat al-Qur’an
tentang perkara-perkara yang telah menjadi yang menjelaskan tentang fenomena-
tumpuan kajian sains, misalnya, sidik jari fenomena alam dan keutamaan ilmu
sebagai tanda pengenal, penciptaan bumi dan pengetahuan. Oleh karena itulah, banyak
langit, dan lain-lain.24 ilmuwan yang dalam mempelajari sains
Dari sini, maka pantaslah kalau di zaman mencari referensi dari al-Qur’an.
ini banyak ilmuwan (ilmuwan Barat khususnya) Saran
yang berusaha mempelajari al-Qur’an demi Beberapa saran yang ingin penulis
memahami suatu kajian sains. Tapi, kita sebagai berikan kepada pembaca sebagai sesama umat
umat Muslim jangan sampai kalah dengan Muslim adalah sebagai beikut.
mereka, sehingga peradaban Islam dapat 1. Kita harus ekstra hati-hati dalam menelaah
bangkit kembali. Ketika peradaban Islam mulai pendapat-pendapat ilmuwan sains. Karena
bangkit, maka kemungkinan besar dunia dapat tidak menutup kemungkinan pendapat
dikuasai oleh Islam, sehingga konsep Islam tersebut merupakan pendapat yang sesat
sebagai agama yang “Rahmatan lil-‘Alamin” (tidak sesuai dengan ajaran Islam).
(kesejahteraan bagi seluruh dunia) dapat 2. Kita harus memperbanyak kegiatan-
terwujud secara nyata. kegiatan belajar dan mengamati
(mempelajari lingkungan sekitar), agar kita
PENUTUP bisa selalu eksis dan kritis, tidak hanya
Simpulan pasif.
Dari beberapa penjelasan yang telah 3. Mari kita tumbuhkan rasa cinta kepada
dipaparkan, maka penulis dapat membuat Kitab Suci kita sendiri, al-Qur’an. Karena
beberapa kesimpulan sebagai berikut. sesungguhnya bila kita memahami isinya,
1. Sains merupakan ilmu/pengetahuan yang tentunya dibantu oleh seorang guru, maka
dapat menjelaskan sebuah gejala/fenomena kita bisa menguasai sains, dan mungkin bisa
alam, sehingga berguna bagi kehidupan mengalahkan para ilmuwan Barat, karena
manusia. kita secara tidak langsung mendapaat
2. Sains yang relevan dengan ajaran Islam pertolonganNya.
harus dapat menjadi media untuk mengingat 4. Jangan pernah lupa kepada Dzat Yang
Allah dan memajukan peradaban Menciptakan kita. Walaupun kita dalam
keadaan sesempurna apapun (misalnya,
24
Sulaiman Noordin, Sains Menurut Perspektif pandai, kaya, berkuasa), karena
Islam (Diterjemahkan oleh Munfaati), Dwi
Rama, Jakarta, 2000 , hal.3.
~~ 186 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
DAFTAR PUSTAKA
~~ 187 ~~