Ilmu Kalam Ocik
Ilmu Kalam Ocik
Ilmu Kalam Ocik
ILMU KALAM
OLEH KELOMPOK : 3
1. NURUL HIDAYATI
2. SITI MAULIDI LAELA
3. WAHIDAH
4. NURUL HUDAINI
PROGRAM STUDI :
TA : 2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“Hubungan Ilmu Kalam, Filsafat, Dan Tasawuf”. Adapun tujun dari penyusunan dalam tugas
makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Ilmu Kalam”.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa, makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari dosen
pengampu mata kuliah “ Ilmu Kalam ” Dr. Saprudin Efendi, M.Pd.I ”. penyusun menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki maka penyusun meminta
kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua didalam
dunia pendidikan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu Kalam, Filsafat, Dan Tasawuf..............................................................3
B. Persamaan Ilmu Kalam, Filsafat, Dan Tasawuf........................................................4
C. Perbedaan Ilmu Kalam, Filsafat, Dan Tasawuf........................................................5
D. Hubungan Antara Ilmu Kalam, Filsafat, Dan Tasawuf...........................................7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Kalam lahir setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Diawali dengan permasalahan
pengangkatan khalifah yang selanjutnya setelah Rasulullah, hingga membahas
soal jabr (takdir) yang nantinya di namai dengan kaum Jabariyyah dan ikhtiyar (free will)
yang nantinya di namai dengan sebutan kaum Qadariyyah. Akhirnya terpecahlah beberapa
aliran yang membahas antara kedua itu dengan dalilnya masing-masing.
Seiring berjalannya waktu semakin banyaklah sekte-sekte Islam yang mencoba
menerangkan tentang Sifat Tuhan dan apapun yang berehubungan dengan ketuhanan.
Namun sekte-sekte ini mempunyai metodologi yang berbeda, ada yang menggunakan
Filsafat secara mendominasi ada pula yang tidak memberikan kewenangan berfikir dalam
mendalami ilmu kalam ini.
Kajian agama erat hubungannya dengan kajian filosofis, lantaran agama juga
menyangkut fundamental value dan ethnic values, untuk tidak semata mata bersifat teologis.
Hal demikian dapat dimaklumi, lantaran pendekatan legal-formal dan lebih-lebih lagi
pendekatan fiqh jauh lebih dominan dari pada pendekatan yang lainnya. Baik ilmu
kalam,filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran. Ilmu
kalam, dengan metodenya berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan dan yang berkaitan
dengan-Nya. Perbedaannya terletak pada aspek metodeloginya. Ilmu kalam, ilmu yang
menggunakan logika. Pada dasarnya ilmu ini menggunakan metode dialektika ( dialog
keagamaan ). Sementara itu, filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh
kebenaran rasional. Dan metode yang digunakan adalah rasional. Ilmu tasawuf adalah ilmu
yang menekankan rasa dari pada rasio. Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu
tasawuf adalah intuisi, atau ilham, atau inspirasi yang datang dari Tuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi tentang Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?
2. Dimanakah titik persamaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?
3. Dimanakah titik perbedaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?
4. Bagaimana Relevansi atau hubungan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi tentang Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.
2. Dapat mengetahui letak kesamaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.
3. Dapat mengetahui letak perbedaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.
4. Dapat mengetahui kesinambungan atau relevansi antara Ilmu kalam, Filsafat dan
Tasawuf.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
etis yakni sebuah ketergantungan yang didasarkan pada kebenaran ajaran ialah Islam.
Tujuan mempelajari filsafat Islam ialah mencintai kebenaran dan kebijaksanaan.
Sedangkan manfaat mempelajarinya ialah:
a. Dapat menolong dan menididik, menbangun diri sendiri untuk berfikir lebih
mendalam dan menyadari bahwa Ia mahluk Tuhan.
b. Dapat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalan.
3. Tasawuf
Samsul Munir menuliskan dalam bukunya bahwa tasawuf berasal dari kata shuf
(shad, wawu dan fha) dan di dhomah shadnya, yang mempunyai arti ”kain bulu domba
yang kasar”, alasannya adalah karena dulu orang-orang sufi selalu menjauhkan diri untuk
memakai kain sutra, karena waktu itu kain domba merupakan simbol kesederhanaan.
Tasawuf juga berasal dari kata Shafa (shad, fha, alif dan hamzah) yang berarti
suci, jernih dan bersih, maksudnya mereka mensucikan diri di hadapan Allah SWT
melalui latihan kerohania yang amat dalam yaitu melatih dirinya untuk menjauhi segala
sikap dan sifat yang kotor sehingga tercapai kesucian dan kebersihan pada hatinya.
Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang
Muslim berada sedekat mungkin dengan Allah. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih
menekankan rasa daripada rasio. Ilmu tasawuf bersifat sangat subjektif, yakni sangat
berkaitan dengan pengalaman seseorang. Para sufi mengembangkan suatu cara
bagaimana bisa mendekatkan diri kepada Tuhan. Tujuan yang hendak dicapainya adalah
kebahagiaan, yakni dengan persatuannya dengan Kekasih. Kesengsaraan yang memilukan
bagi mereka bukanlah masuk Neraka, tetapi apabila Tuhan telah menjauhi dan tidak mau
bicara dengan mereka. Objek kajian tasawuf adalah Tuhan (Al-Haq), yakni upaya-upaya
pendekatan terhadap-Nya.3
B. Persamaan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek kajian
ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian
filsafat adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu
yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan
3
https://www.slideshare.net/IrwanSaputra2/tasawuf-15784214
4
terhadapnya.Jadi, dilihat dari aspek objeknya ketiga ilmu itu membahas masalah yang
berkaitan dengan ketuhanan.
Bagi ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama yaitu
kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran tentang
Tuhan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula, berusaha
menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia (yang belum atau tidak dapat
dijangkau oleh ilmu pengetahuaan karena berada di luar atau di atas jangkauanya), atau
tentang Tuhan. Sementara itu, tasawuf juga dengan metodenya yang tipikai berusaha
menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan spritual menuju Tuhan.
Pada intinya bahwa ilmu kalam, filsafat maupun tasawuf memliki kesamaan dalam
segi bojek kajiannya, yaitu tentang Tuhan dan segala yang berkaitan dengan-Nya. Namun
dalam kajian objek tersebut hanya dibedakan dalam penamaannya saja. Ilmu kalam dalam
objek kajiannya dikenal dengan sebutan kajian tentang Tuhan, sedangkan dalam filsafat di
kenal dengan sebutan kajian tentang Wujud dan dalam ilmu tasawuf (irfan) dikenal dengan
sebutan kajian tentang Al-Haq. Akan tetapi pada dasarnya ketiga ilmu tersebut mengkaji
kajian tentang Tuhan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya.4
1. Ilmu Kalam
Setelah membahas tentang persamaan dari ketiga ilmu tersebut, yaitu terdapat
persamaan dalam objek kajiannya, maka akan ditemukan juga titik perbedaannya.
Perbedaan di antara ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya.
Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika di samping argumentasi-
argumentasi naqliah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama, yang
sangat tampak nilai-nilai apologinya. Pada dasarnya ilmu ini menggunakan metode
dialektika (jadaliah) dikenal juga dengan istilah dialog keagamaan. Sebagian ilmuwan
bahkan mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek dan
pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan
pendekatan rasional. Meskipun ilmu kalam merupakan sebuah disiplin ilmu yang rasional
4
https://maktabahmahasiswa.blogspot.com/2019/03/makalah-hubungan-ilmu-kalamfilsafat-dan.html
5
dan logis, namun kalau dilihat adari asas-asas yang dipakai dalam argumentasinyaterdiri
dari dua bagian, yaitu; Aqli dan Naqli.
Bagian Aqli ini terbangun dengan dasar pemikiran yang rasional murni, itupun
kalau ada relevansinya dengan Naqli. Karena naqli tersebut adalah untuk menjelaskan
dan menegaskan pertimbangan rasional supaya memperkuat argumen-argumennya.
2. Ilmu Filsafat
Sementara itu, filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh
kebenaran rasional. Metode yang digunakannya pun adalah metode rasional.
Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan akal budi
secara radikal (mengakar)dan integral(menyeluruh)serta universal (mengalam); tidak
merasa terikatat oleh apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika.
Peranan filsafat sebagaimana dikatakan Socrates adalah berpegang teguh pada ilmu
pengetahuan melalui usaha menjelaskan konsep-konsep the gaining of conceptual clarity.
Murthadha muthahari berkata bahwa metode filsafat hanya bertumpu pada
silogisme (qiyas), argumentasi rasional (istidal ‘aqli) dan demonstrasi rasional (burhan
‘aqli).
3. Ilmu Tasawuf
Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa dari pada rasio.
Oleh sebab itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif atau sangat berbeda. `Sebagai sebuah
ilmu yang prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf bersifat subjektif, yakni sangat
berkaitan dengan pengalaman seseorang. Itulah sebabnya, bahasa tasawuf sering tampak
aneh bila dilihat dari aspek rasio. Hal ini karena pengalaman rasa sulit dibahasan.
Pengalaman rasa lebih muda dirasakan langsung oleh orang yang ingin memperoleh
kebenaranya dan mudah digambarkan dengan bahasa lambang, sehingga
sangat interpretable dapat (di interpretasikan bermacam-macam).
Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu tasawuf adalah intuisi, atau
ilham, atau inspirasi yang datang dari tuhan. Kebenaran yang dihasilkan ilmu tasawuf
dikenal dengan istilah kebenaran hudhuri, yaitu suatu kebenaran yang objeknya datang
dari dalam diri subjek sendiri. Itulah sebabnya dalam sains dikenal istilah objeknya tidak
objektif.
6
D. Hubungan antara Ilmu kalam, Filsafat dan Tasawuf
Setelah abad ke-6 Hijriah terjadi percampuran antara filsafat dengan ilmu kalam,
sehingga ilmu kalam menelan filsafat secara mentah-mentah dan dituangkan dalam berbagai
bukti dengan mana Ilmu Tauhid. Yaitu pembahasan problema ilmu kalam dengan
menekankan penggunanaan semantic (logika) Aristoteles sebagai metode, sama dengan
metode yang ditempuh para filosof. Kendatipun Ilmu Kalam tetap menjadikan nash-nash
agama sebagai sumber pokok, tetapi dalam kenyataannya penggunaan dalil naqli juga
tampak pada perbincangan mutakalimin. Atas dasar itulah sejumlah pakar memasukkan
Ilmu Kalam dalam lingkup Filsafat Islam.5
Jadi Filsafat Islam bertujuan untuk menyelaraskan antara firman dan akal, ilmu
pengetahuan dengan keyakinan, agama dengan filsafat serta menunjukkan bahwa akal dan
firman tidak bertentangan satu sama lain. Walaupun orientasinya bersifat religius, namun
isu-isu penting dalam filsafat tidak diabaikan, seperti waktu, ruang, materi, kehidupan dan
masalah-masalah kontemporer.
Menurut Hasyimah Nasution Filsafat Islam dan ilmu kalam sangat kuat pengaruhnya
satu sama lain. Kalam mencuatkan masalah-masalah baru bagi filsafat, dan filsafat
membantu memperluas area, bidang, atau jangkauan kalam, dalam pengertian bahwa
pembahasan tentang banyak masalah filsafat jadi dianggap penting dalam kalam. Filsafat
Islam mengandalkan akal dalam mengkaji objeknya-Allah, Alam dan Manusia-tanpa terikat
dengan pendapat yang ada (pemikiran-pemikiran yang sama sifatnya, hanya berfungsi
sebatas masukan dan relative). Nash-nash agama hanya sebagai bukti untuk membenarkan
hasil temuan akal. Sebaliknya, ilmu kalam mengambil dalil akidah sebagaimana tertera
dalam wahyu, yang mutlak kebenarannya untuk menguji objeknya – Allah dan sifat-
sifatnya, serta hubungan dengan Allah dengan Alam dan Manusia sebagaimana tertuang
dalam kitab suci – menjadikan filsafat sebagai alat untuk membenarkan nash agama. Seperti
keberadaan Allah, Filsafat Islam mengawali pembuktiannya dengan argumentasi akal,
barulah pembenarannya diberikan oleh wahyu, sementara ilmu kalam mencari wahyu yang
berbicara tentang keberadaan Allah, baru kemudian didukung oleh argumentasi akal.
Walaupun objek dan metode kedua ilmu ini berbeda, tapi saling melengkapi dalam
memahami Islam dan pembentukan akidah Muslim.
5
https://didanel.wordpress.com/2011/01/12/hubungan-ilmu-kalam-filsafat-tasawuf/
7
Sedangkan Tasawuf sebagai ilmu yang mempelajari cara dan jalan untuk semakin
mendekatkan diri kepada Allah terbagi ke dalam dua bagian, yakni Tasawuf Amali/Akhlaqi
dan Tasawuf Falsafi (Ibn Arabi dan Al-Hallaj). Dari pengelompokkan ini tergambar adanya
unsur-unsur filsafat dalam ajaran tasawuf, seperti logika dalam penjelasan maqomat (al-
fana-al-baqa, ittihad, hulul, wahdat al-wujud).
M.T. Mishbah Yazdi. Buku Daras Filsafat Islam halaman Tasawuf Falsafi yang
biasanya juga disebut dengan irfan yakni secara teknis diterapkan pada persepsi-persepsi
khas yang ditangkap melalui pemusatan perhatian relung terdalam jiwa dan tidak melalui
pengalaman inderawi dan rasional. Irfan sejati diperoleh semata-mata melalui keterikatan
Allah dan ketaatan kepada segenap perintah-Nya. Keterikatan tanpa pengetahuan mustahil
adanya, dan pengetahuan ini mesti bersandar pada sejumlah prinsip filsafat. Penyingkapan
dan visi irfan memunculkan masalah-masalah baru untuk diuraikan dan dikupas tuntas oleh
filosof, dan memperluas cakrawala pandang filsafat. Dalam pemecahan berbagai masalah
dalam ilmu-ilmu kefilsafatan, visi-visi irfan bisa dianggap sebagai pendamping. Banyak hal
yang terbukti secara rasional dalam filsafat, terungkap pula melalui penglihatan kalbu.
Kajian-kajian Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina dan Al-Ghazali tentang jiwa dalam
pendekatan kefilsafatan ternyata telah banyak memberikan sumbangan yang sangat berharga
bagi kesempurnaan kajian tasawuf dalam dunia Islam. Pemahaman tentang jiwa dan roh itu
pun menjadi hal yang esensial dalam tasawuf. Kajian-kajian kefilsafatan tentang jiwa dan
roh kemudian banyak dikembangkan dalam tasawuf.
8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Secara etimologi Kalam berarti “kata-kata”. Kata-kata disini di maksudkan adalah
kata-kata (firman) Allah. Jadi ilmu kalam adalah ilmu yang mempermasalahkan kalam
Allah, Filsafat berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yakni philos dan shopia,
philos mempunyai makna “mencintai” dan shopia mempunyai makna ”kebijaksanaan atau
kebenaran” Samsul Munir menuliskan dalam bukunya bahwa tasawuf berasal dari kata shuf
(shad, wawu dan fha) dan di dhomah shadnya, yang mempunyai arti ”kain bulu domba yang
kasar”, alasannya adalah karena dulu orang-orang sufi selalu menjauhkan diri untuk
memakai kain sutra, karena waktu itu kain domba merupakan simbol kesederhanaan.
Bagi ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama yaitu
kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran tentang
Tuhan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula, berusaha
menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia (yang belum atau tidak dapat
dijangkau oleh ilmu pengetahuaan karena berada di luar atau di atas jangkauanya), atau
tentang Tuhan. Sementara itu, tasawuf juga dengan metodenya yang tipikai berusaha
menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan spritual menuju Tuhan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi ya ng menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
keterbatasannya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan makalah ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://didanel.wordpress.com/2011/01/12/hubungan-ilmu-kalam-filsafat-tasawuf/
10