Laporan ini membahas tentang resiko perilaku kekerasan. Secara garis besar, dokumen ini menjelaskan definisi perilaku kekerasan dan faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya, seperti faktor biologis, psikologis, dan situasional. Dokumen ini juga menguraikan tanda dan gejala perilaku kekerasan serta langkah-langkah keperawatan untuk menangani masalah tersebut."
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
110 tayangan10 halaman
Laporan ini membahas tentang resiko perilaku kekerasan. Secara garis besar, dokumen ini menjelaskan definisi perilaku kekerasan dan faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya, seperti faktor biologis, psikologis, dan situasional. Dokumen ini juga menguraikan tanda dan gejala perilaku kekerasan serta langkah-langkah keperawatan untuk menangani masalah tersebut."
Laporan ini membahas tentang resiko perilaku kekerasan. Secara garis besar, dokumen ini menjelaskan definisi perilaku kekerasan dan faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya, seperti faktor biologis, psikologis, dan situasional. Dokumen ini juga menguraikan tanda dan gejala perilaku kekerasan serta langkah-langkah keperawatan untuk menangani masalah tersebut."
Laporan ini membahas tentang resiko perilaku kekerasan. Secara garis besar, dokumen ini menjelaskan definisi perilaku kekerasan dan faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya, seperti faktor biologis, psikologis, dan situasional. Dokumen ini juga menguraikan tanda dan gejala perilaku kekerasan serta langkah-langkah keperawatan untuk menangani masalah tersebut."
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 10
LAPORAN PENDAHULUAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Disusun Oleh: PRATIWI AYUNINGTYAS 2211040039
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2022 I. MASALAH UTAMA Resiko Perilaku Kekerasan II. PROSES TERJADINYA MASALAH A. Definisi Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psiklogis. Berdasarkan definisi tersebut maka perilaku kekerasan dapat dilakukakn secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu sedang berlangsung kekerasan atau perilaku kekerasan terdahulu (riwayat perilaku kekerasan). Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan yang dirasakan sebagai ancaman (Kartika Sari, 2015). B. Faktor Predisposisi Menurut Yosep (2010), faktor predisposisi klien dengan perilaku kekerasan adalah : a. Teori Biologis 1) Neurologic Faktor Lobus frontalis memegang peranan penting sebagai penengah antara perilaku yang berarti dan pemikiran rasional, yang merupakan bagian otak dimana terdapat interaksi antara rasional dan emosi. Kerusakan pada lobus frontal dapat menyebabkan tindakan agresif yang berlebihan. 2) Genetik Faktor Adanya faktor gen yang diturunkan melalui orang tua, menjadi potensi perilaku agresif. Dalam gen manusia terdapat dorman (potensi) agresif yang sedang tidur akan bangun jika stimulasi oleh faktor eksternal. 3) Cycardian Rhytm Irama sikardian memegang peranan individu. 4) Faktor Biokimia Peningkatan hormone androgen dan norepineprin serta penurunan serotonin dan GABA (Gamma Aminobutyric Acid) pada cerebrospinal vertebra dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya perilaku agresig. 5) Brain Area Disorder4 Gangguan pada sistem limbik dan lobus temporal, dindrom otak tumor otak, penyakit ensepalitis, epilepsy ditemukan sangat berpengaruh terhadap perilaku agresif. b. Faktor Psikologi 1) Teori Psikoanalisa Agresivitas dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh riwayat tumbuh kembang seseorang. 2) Imitation, modeling and information processing theory Menurut teori ini perilaku kekrasan bisa berkembang dalam lingkungan yang mentoleir kekerasan. 3) Leaming Theory Perilaku kekerasan merupakan hasil belajar individu terhadap lingkungan terdekatnya. C. Faktor Presipitasi a. Ekspresi diri, ingin menunjukkan ekstensi diri atau simbol solidaritas. b. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik. c. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan dirinya sebagai orang dewasa. d. Adanya riwayat perilaku antisocial meliputi penyalahgunaan obat dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi frustasi. e. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap perkembangan, perubahan tahap perkembangan keluarga. f. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan tidak social ekonomi. D. Tanda dan Gejala Perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi tanda dan gejala perilaku kekerasan (Mukripah, 2012) 1. Muka marah dan tegang 2. Mata melotot atau pandangan tajam 3. Tangan mengepal 4. Rahang mengatup 5. Wajah memerah dan tegang 6. Postur tubuh kaku 7. Pandangan tajam 8. Jalan mondar-mandir III. DATA DAN MASALAH KEPERAWATAN A. Data Subjektif dan Objektif dalam masalah keperawatan a. Data Subjektif : - Klien mengancam klien mengumpat dengan kata-kata kasar - Klien mengatakan dendam dan jengkel - Klien mengatakan ingin berkelahi - Klien menyalahkan dan menuntut - Klien meremehkan b. Data Objektif : - Mata melotot, pandangan tajam - Tangan mengepal - Rahang mengatup - Wajah merah dan tegang - Postur tubuh kaku - Suara keras c. Pohon Masalah
Perilaku Kekerasan
Resiko Perilaku Kekerasan Core Problem
Harga Diri Rendah
B. DATA YANG PERLU DIKAJI LEBIH LANJUT DIAGNOSA 1. Perilaku kekerasan 2. Risiko mencederai dri sendiri, orang lain, dan lingkungan 3. Perubahan persepri sensori : halusinasi 4. Harga diri rendah kronis 5. Isolasi diri 6. Berdua disfungsional 7. Penatalaksanaan reigmen terapeuti inefektif. C. RENCANA TINDAKAN 1. Risiko Perilaku Kekerasan a. Tujuan Umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan b. Tujuan Khusus : 1) Klien dapat membina hubungan saling percaya Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran interaksi Tindakan : a. Bina hubungan saling percaya : 1) Beri salam terapeutik 2) Perkenalan diri 3) Tanyakan nama dan nama panggilan 4) Jelaskan tujuan interaksi 5) Buat kontrak setiap interaksi (topik, waktu, tempat) 6) Bicara dengan rileks dan tenang tanpa menantang b. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya c. Lakukan kontak singkat tetapi sering 2) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan Rasional : Setelah diketahui penyebabnya, maka dapat dijadikan titik awal penanganan. Tindakan : a) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan jengkel/kesal b) Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal c) Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan dengan sikap tenang 3) Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan Rasional : Untuk mengetahui hal yang dialami dan dirasakan saat melakukan perilaku kekerasan. Tindakan : a) Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakannya saat jengkel/marah b) Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien c) Simpulkan bersama klien tanda dan gejala jengkel/kesal yang diaami klien. 4) Klien dapat megidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan Rasional : Untuk mengetahui perilaku kekerasan yang biasa klien lakukan dan dengan bantuan perawat bisa membedakan perilaku konstruktif dengan destruktif. Tindakan : a) Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien (verbal, pada orang lain, pada lingkungan dan pada diri sendiri) b) Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan c) Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai. 5) Kliend dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan Rasional : Dengan mengetahui akibat perilaku kekerasan diharapkan klien dapat mengubah perilaku destruktif menjadi konstruktif. Tindakan : a) Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang telah dilakukan klien b) Bersama klien simpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien c) Tanyakan pada klien apakah “apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat” 6) Klien dapat mendemostrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan Rasional : Penyaluran rasa marah yang konstruktif dapat menghindari perilaku kekerasan. Tindakan : a) Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien b) Beri reinforcement positif atas kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien c) Diskusikan dua cara fisik yang paling mudah dilakukan untuk mencegah perilaku kekerasan, yaitu : tarik nafas dalam dan pukul kasul dan bantal d) Diskusikan cara melakukan tarik nafas dalam dengan klien e) Beri contoh kepada klien tentang cara menarik nafadalam f) Minta klien untuk mengikuti contoh yang diberikan sebanyak 5 kali g) Beri pujian positif atas kemampuan klien mendemostrasikan cara menarik nafas dalam h) Diskusikan dengan klien mengenai frekuensi latihan yang akan dilaksanakan sendiri oleh klien i) Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari j) Klien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dilakukan dengan mengisi jadwal kegiatan harian. 7) Klien dapat mendemostrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan Rasional : Dengan berbicara yang baik (meminta, menolak, dan mengungkapkan perasaan) dapat menghindari perilaku kekerasan Tindakan: a) Diskusikan cara bicara yang baik pada klien b) Beri contoh cara bicara yang baik: meminta dengan baik, menolak dengan baik dan mengungkapkan perasaan yang baik) c) Minta klien mengikuti contoh cara bicara yang baik d) Diskusikan dengan klien tentang waktu dan kondisi cara bicara yang dapat dilakukan diruangan e) Klien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara bicara yang baik dengan mengisi jadwal kegiatan harian 8) Klien dapat mendemostrasikan cara spiritual untuk mencegah perilaku kekerasan Rasional : Ibadah yang biasa dilakukan dapat digunakan untuk menetramkan jiwa sehingga perilaku kekerasan dapat terhindar Tindakan : a) Diskusikan dengan klien tentang kegiatan ibadah yang pernah dilakukan b) Bantu klien menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan c) Diskusikan dengan klien tentang waktu pelaksanaan kegiatan ibadah d) Klien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ibadah dengan mengisi jadwal kegiatan harian 9) Klien mendemostrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan Rasional : Klien dapat memiliki kesadaran pentingnya minum obat dan bersedia minum obat dengan kesadaran sendiri Tindakan : a) Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang dimunumnya (nama, warna, besar); waktu minum obat; cara minum obat b) Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat secara teratur c) Jelaskan prinsip benar minum obat (nama, dosis, waktu, cara minum) d) Anjurkan klien minta obat dan minum obat tepat waktu e) Anjurkan klien melapor kepada perawat/dokter bila merasakan efek yang tidak menyenangkan f) Berikan pujian pada klien bila minum obat dengan benar 10) Klien dapat mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) : stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan Rasional : Dengan mengikuti TAK klien bisa mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan perilaku kekerasan kepada teman dan perawat Tindakan : a) Anjurkan klien untuk ikut TAK : stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan b) Fasilitasi klien untuk mempraktikkan hasil kegiatan TAK dan beri pujian atas keberhasilannya. 11) Klien mendapat dukungan keluarga dalam melakukan pencegahan perilaku kekerasan Rasional : keluarga adalah orang yang terdekat dengan klien, dengan melibatkan keluarga, maka mencegah klien kambuh Tindakan : a) Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien sesuai dengan yang telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini b) Jelaskan cara-cara merawat klien terkait dengan cara mengontrol perilaku marah secara konstruktif, sikap dan cara bicara c) Diskusikan dengan keluarga tentang tanda-tanda marah, penyebab marah dan cara menghadapi klien saat marah d) Beri reinforcement positif pada hal-hal yang dicapai keluarga