Manfaat Guru Tamu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas Xi Teknik Sepeda Motor SMK Yptn Bangkinang Kota
Manfaat Guru Tamu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas Xi Teknik Sepeda Motor SMK Yptn Bangkinang Kota
Manfaat Guru Tamu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas Xi Teknik Sepeda Motor SMK Yptn Bangkinang Kota
Firdaus
Abstrak
Firdaus.2015. manfaat guru tamu untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
memperbaiki system bahan bakar bensin kelas XI teknik sepeda motor smk yptn bangkinang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan manfaat bagi siswa belajar dengan mendatangkan
guru tamu dari dunia usaha/dunia industry (DU/DI) antara lain: (1) Perbedaan kesungguhan siswa
dalam hal ketetapan siswa untuk hadir di bengkel praktek saat jam praktek ketika belajar bersama
guru tamu dengan dan tanpa guru tamu. (2) perbedaan keseriusan siswa dalam menggunakan
pakaian praktek saat melakukan praktek dengan guru tamu dan praktek tanpa guru tamu.(3)
perbedaan hasil belajar bersama guru tamu dengan bukan guru tamu.Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas XI jurusan teknik sepeda motor smk yptn bangkinang. Di selenggarakan pada
semester 2 TP 2014/2015.Hasil dari data menunjukkan bahwa semua komponen yang di teliti
mengalami peningkatan setelah di lakukan pengamatan pada siklus 1 dan siklus 2. Artinya
pemanfaatan guru tamu untuk pelajaran praktek di smk yptn bangkinang dapat memberikan hasil
positif bagi para siswa.
Abstract
Firdaus.2015. The benefits of guest teachers to improve learning outcomes on subjects improve
fuel system class XI motorcycle subject SMK YPTN Bangkinang.The purpose of this study is to
explain the benefits for students to learn by bringing in guest teachers from the business/industry
field (DU / DI), among others: (1) Differences in student sincerity in terms of determination of
students to attend practice in practice during school hours when learning with teachers guests with
and without the guest teacher. (2) Differences in students' seriousness in using practice attire when
practicing with guest teachers and practice without guest teachers. (3) Differences in learning
outcomes with guest teachers with non-guest teachers.The population of this research is the
students of class XI majoring in motorcycle subject of SMK YPTN Bangkinang. Held in 2nd
semester of TP 2014/2015.The results of the data show that all the components in the meticulous
improvement after observation in cycle 1 and cycle 2. This means that the use of guest teachers for
practical lessons at smk yptn bangkinang can give positive results for the students.
PENDAHULUAN
Setiap proses belajar pada dasarnya bertujuan untuk mengarahkan anak didik pada
tujuan akhir dengan hasil baik. Setiap anak didik dapat dikatakan telah belajar apabila
materi yang diajarkan atau diberikan telah dapat dikuasai anak. Untuk mencapai hal itu
bukanlah hal mudah, perlu usaha dan kerja keras guru. Guru dituntut untuk dapat
mengantarkan anak didik sesuai dengan tingkat perkembangannya, salah satunya siswa
pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Undang undang RI Nomor 2 tahun 1999 tentang Sisdiknas, Pasal 3 menyebutkan
bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum
yang memiliki relevansi yang baik dengan kebutuhan masyarakat.
Pendidikan di SMK merupakan salah satu jenis pendidikan yang menekankan
pembelajaran pada pembinaan keterampilan (skill) yang diajarkan secara langsung
kepada anak didik sesuai dengan spesialisasi yang diambilnya. Banyak permasalahan
yang terjadi pada anak didik akhir akhir ini seperti rendahnya motivasi belajar, rendahnya
hasil belajar dan khususnya di SMK YPTN Bangkinang dan masalah lainnya adalah
kurang tersedianya sarana praktik yang memadai dan pengetahuan guru mengajar
praktek yang kurang karena tidak dapat mengikuti perkembangan teknologi yang ada
dimasarakat.
Berbagai upaya dan usaha harus dilakukan sekolah untuk mengatasi permasalahan
ini, antara lain dengan memenuhi sarana yang diperlukan melalui swadaya dan
permohonan bantuan sarana dan diklat guru kepada pemerintah pusat dan daerah.
Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di masarakat terkadang tidak
mampu diikuti oleh sekolah dan guru, akibatnya sekolah kejuruan selalu tertinggal dalam
banyak hal. Ketertingglan sekolah dari segi teknologi yang berkembang dimasarakat
menyebabkan rendahnya motivasi atau semangat belajar siswa. Motivasi belajar yang
rendah menyebabkan hasil belajar juga rendah, hal ini dipengaruhi oleh sarana praktek
yang dipelajarinya terkadang sudah termasuk ketinggalan teknologinya dan terkadang
tidak ada lagi digunakan secara umum oleh masyarakat.
Guru bukanlah satu satunya sumber belajar bagi siswa. Dalam pembelajaran guru
bisa saja menggunakan orang lain baik dari lingkungan sekolah maupun dari luar sekolah
yang dijadikan nara sumber dalam pembelajaran. Metode belajar dikenal dengan guru
tamu (Guest Teacher) atau orang luar yang bukan guru memberikan pelajaran kepada
siswa guna mengatasi ketertinggalan teknologi dan sarana pembelajaran.
bidang studi atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik dan
sebagainya.
2. People (Orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan
penyaji pesan. Yang termasuk kelompok ini misalnya, Guru/ Dosen, tutor, peserta
didik, dan nara sumber lainnya.
3. Materials (Bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan
melalui penggunaan alat atau peraga/perangkat keras, ataupun oleh dirinya sendiri.
Salah satu sumber belajar yang dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah dengan
mendatangkan dan mengundang tenaga-tenaga ahli yang kompeten dibidangnya
khusunya dalam pembelajaran Mekanik Otomotif. Dalam pembelajaran pemanfaatan
tenaga lain di luar guru yang mengajar disekolah tersebut dikenal dengan metode Guru
Tamu . Metode Guru Tamu dimaksudkan ialah orang luar (bukan guru) memberikan
pelajaran kepada siswa sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimilikinya. Orang
luar ini diharapkan memiliki keahlian khusus misalnya ahli teknik mesin atau
perbengkelan otomotif yang relevan dengan mata pelajaran mekanik otomotif.
Pembelajaran dengan memanfaatan Guru Tamu dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni orang tersebut (narasumber) diminta untuk memberikan penjelasan tentang
mekanik otomotif secara teori dan praktek di depan kelas dan di bengkel-bengkel atau
workshop sekolah; dan kedua siswa-siswa melakukan kunjungan ke tempat nara sumber
bekerja dibawah pengawasan dan bimbingan para guru. Jadi siswa dapat pergi ke tempat
Guru Tamu, dan bisa pula sebaliknya Guru Tamu diundang ke sekolah, cara ini disebut
resource visitor (Nana Sudjana 2004:88).
Sagala (2006:67) menyatakan agar pembelajaran tetap pada suasana yang
dinamis, guru perlu merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dalam
melaksanakan pembelajaran. Tujuan ini bukan hanya mengenai bahan materi ajar yang
harus dikuasai guru, akan tetapi juga keterampilan emosional dan social dalam
menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran. Belajar berdasarkan sumber
berarti kerjasama antara seluruh staf dan penggunaan secara maksimal fasilitas yang
tersedia seperti buku-buku perpustakaan, alat pengajaran, keahlian dan keterampilan
guru serta anggota masyarakat yang bersedia memberikan sumbangannya.
Sebelum proses pembelajaran dengan menggunakan dan memanfaatkan Guru
Tamu ini dilaksanakan, maka guru perlu mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
1. Persiapan
Tujuan yang akan dicapai dengan adanya Guru Tamu, orang yang akan dijadikan
resource (sumber), materi apa yang akan diminta diajarkan kepada siswa, berapa
lama ia akan mengajar, di kelas mana ia mengajar, kesiapan sekolah akan sarana
yang diperlukan dalam pembelajaran, atau sarana yang berasal dari resource sendiri
dan lain-lain. Dalam persiapannya ini Guru Tamu (nara sumber) tidak dilepaskan
begitu saja, melainkan juga didampingi oleh guru mata pelajaran sehingga tujuan
pembelajaran benar-benar dapat dicapai melalui nara sumber.
2. Kriteria Guru Tamu
Tidak semua Guru Tamu dapat diundang ke sekolah untuk memberikan pelajaran
dan membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran dan kompetensi siswa.
Guru Tamu tersebut harus memiliki beberapa kriteria sehingga layak dijadikan nara
sumber dalam pembelajaran. Kriteria tersebut antara lain:
a. Memiliki pendidikan minimal tamatan Sekolah Teknik Menengah/ Sekolah
Menengah Kejuruan pada jurusan otomotif.
b. Telah bekerja minimal 5 tahun dibidangnya.
c. Industri/ perusahaan/ bengkel tempat nara sumber bekerja tergolong maju
d. Mampu untuk membimbing siswa, orang ini biasanya ditempatkan dibagian training
atau kepala mekanik dari suatu Industri/ perusahaan/ bengkel tempatnya bekerja
e. Telah terjalin kerjasama antara sekolah dengan institusi tempatnya bekerja,
misalnya dalam hal Praktek Kerja Industri (Prakerin), magang siswa dan
sebagainya.
3. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Guru Tamu
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Guru Tamu
perlu diperhatikan kegiatan belajar siswa sehingga mereka menjadi aktif dalam
pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan resource dan siswa dalam
pembelajaran seperti terlihat dalam tabel 1.
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan atau kecakapan yang dimiliki peserta
didiksetelah memalui pengalaman dari proses pembelajaran yang telah ditempuhnya.
Kemampuan yang dimaksud disini adalah mencakup kemampuan yang brsifat kognitif,
afektif dan psikomotor. Sukmadinata (1983;125) mengungkapkan bahwa hasil belajar
suatu konsep yang bersifat umum, didalamnya tercakup apa yang disebut prestasi
(achievement). Prestasi merupakan suatu prilaku hasil belajar yang dihubungkan dengan
suatu standart kesempurnaan (standart of excellent). Sudjana (1999; 6) mengungkapkan
bahwa sebagai hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dari kegiatan belajar
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat di katagorikan menjadi tiga bidang yakni
bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan
nilai), bidang psikomotor (kemampuan/keterampilan bertindak/berperilaku). Ketiganya
tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisakan bahkan
membentuk suatu hierarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus tampak
sebagai hasil belajar (Sujdana, 2004:49)
Bloom dalam Kemp (1994) mengelompokkan hasil belajar kepada tiga kemampuan
yaitu hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif terdiri atas:
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif terdiri
dari kemampuan menerima, menanggapi, berkeyakinan, penerapan karya, ketekunan,
dan ketelitian. Ranah psikomotor meliputi keterampilan yang membutuhkan penggunaan
dan koordinasi otot tubuh.
Romiszowski (1981: 241-242) menyatakan hasil belajar diperoleh dalam bentuk
pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dikelompokkan kepada empat kategori
yaitu: fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Fakta merupakan pengetahuan tentang objek
nyata. Fakta juga merupakan asosiasi dari kenyataan-kenyataan dan informasi verbal dari
suatu objek, peristiwa, atau manusia. Konsep merupakan pengetahuan tentang
seperangkat objek kongkrit atau definisi. Prosedur merupakan pengetahuan tentang
tindakan demi tindakan yang bersifat linear dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan
prinsip adalah pernyataan mengenai hubungan dua konsep atau lebih.
Hasil belajar Mekanik Otomotif yang diharapkan adalah pemahaman konsep dan
penguasaan keterampilan proses (yaitu keterampilan intelektual dan keterampilan fisik).
Pemahaman konsep dan penguasaan keterampilan proses dipengaruhi oleh cara
penyajian pembelajaran dari guru serta perbedaan kemampuan menyerap pelajaran oleh
siswa. Cara yang paling umum dilakukan para pendidik untuk menilai seberapa jauh hasil
proses belajar mengajar mencapai tujuan adalah dengan melancarkan tes peserta
kepada peserta didiknya.
METODE
Jenis Penelitian
Jenis penelitannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini dilakukan
di Sekoilah Menengah Kejuruan (SMK) YPTN Bangkinang kota pada kelas XI program
keahlian Teknik Sepeda Motor. Penelitian ini mencoba melihat pengaruh penerapan guru
tamu terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kejuruan Teknik Sepeda Motor.
Guru Tamu (Guru Tamu) yang digunakan dalam penelitian adalah orang orang yang
memenuhi kriteria dan syarat syarat yang telah ditetapkan oleh sekolah. Pemenuhan dari
syarat syarat guru tamu merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan sehingga guru
tamu yang dihadirkan disekolah dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan hasil
belajar. Untuk menjaga supaya guru tamu melakukan kegiatan pembelajaran tetap
berada dalam ketentuan dan prosedur pembelajaran, maka ia didampingi oleh guru
bidang studi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru berfungsi dalam
memfalisitasi dan saling melengkapi dengan guru tamu dalam menyajikan pembelajaran
tehadap siswa.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Sepeda Motor SMK YPTN
Bangkinang,yang berjumlah 27 orang siswa, sampel ini dipilih karena sesuai dengan
jurusan atau program keahlian pada mata pelajaran yang penulis ampu. PTK ini
dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus s,d 12 September TP 2015/2016, lebih kurang 2
bulan.
Agar tidak terjadi perbedaan pendapat terhadap defenisi guru tamu (Guru Tamu),
maka dapat penulis jelaskan bahwa guru tamu adalah instruktur selain guru yang
mengajarkan materi pelajaran disekolah dalam hal ini khusus untuk instruktur pada
pelajaran kejuruan. Guru tamu tersebut dijadikan sebagai narasumber dalam
pembelajaran untuk mengatasi ketertinggalansiswa dalam hal perkembangan teknologi
dan sarana pembelajaran. Jabatan narasumber ini adalah minimal kepala mekanik pada
jasa servis sepeda motor.
Tes yang diberikan berupa tes objektif atau pilihan ganda. Penskoran tes objektif ini
menggunakan rumus Arikunto (1999 228) yaitu:
Keterangan: S = Skor
JB= Jumlah Betul
JS = Jumlah Salah
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif atau pilihan
ganda.
Tahap tahap kegiatan penelitian yang dilaksanakan meliputi:
1. Tes Pengetahuan awal siswa
2. Penyajian materi pelajaran oleh guru tamu.
3. Siswa memperhatikan dengan baik terhadap materi yang diberikan
4. Nara sumber melakukan demonstrasi pelajaran praktek
5. Siswa melakukan praktek dibawah bimbingan nara sumber
6. Menyimpulkan materi pelajaran
7. Tes hasil belajar
Siklus
Siklus pertama
Nara sumber memberikan materi pelajaran dengan materi yang ada disekolah yang
sesuai dengan yang ada di kurikulum sekolah dan pelajaran praktek dengan
menggunakan peralatan praktek yang ada di bengkel sekolah.
Siklus kedua
Nara sumber atau guru tamu memberikan pelajaran yang sesuai dengan materi
kurikulum sekolah ditambah dengan materi yang ada pada lembaga diklat pada industri
guru tamu bekerja serta menggunakan sebagian peralatan praktek yang dibawa oleh
guru tamu
Perolehan Nilai
68
66,08
66 65,15
64,35
64
62
ketepatan waktu pakaian praktek
hasil belajar rata rata
Komponen Penilaian
Dari hasil penilaian pada Siklus 1 diperoleh nilai untuk masing masing aspek yang
diamati dimana pada aspek ketepatan waktu siswa berada dibengkel 65,15 % siswa
sudah berada dibengkel sesuai dengan jam pelajarannya dengan kategori nilai cukup,
pada aspek kedisiplinan memakai pakaian praktek diperoleh angka 68,75% siswa
berpakaian praktek sesuai dengan pakaian praktek sekolah dengan kategori nilai cukup
dan pada aspek penilaian hasil belajar diperoleh hasil 64,35% dengan kategori cukup,
adapun rata rata perolehan nilai siswa adalah 66,08% dengan kategori nilai cukup.
Berdasarkan hasil nilai diatas dimana semua nilai masih dalam kategori nilai cukup,
maka perlu dilanjutkan kegiatan ini pada siklus 2.
Table5. Sebaran Hasil Belajar Siswa pada sikuls 1 untuk 2 kali pertemuan
no Kategori nilai hasil belajar Jumlah siswa
1 ≤ 55 7
2 56 – 70 14
3 71 – 85 8
4 86 – 100 3
84
82,15
82
Perolehan Nilai
80
78 77,05 77,1
76
74
72
Berdasarkan grafik di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ketepatan waktu siswa
dalam masuk ke bengkel untuk belajar praktek rata rata 82,15, memakaia pakaian praktek
disaat pelajaran praktek rata rata 85.25, sementara hasil belajar siswa rata rata pada
siklus 2 ini adalah 77,05, selanjutnya rata rata perolehan nilai dari ketiga komponen ini
adalah 77,10.
Hal ini menunjukkan pada Siklus II ini nilai rata-rata yang diperoleh untuk ketiga
komponen penilaian terjadi peningkatan dan telah mencapai sesuai dengan indikator
yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu rata-rata nilai ≥ 75,00.
Berdasarkan hasil diskripsi diatas dapat diuraikan bahwa pada siklus pertama
kedisiplinan siswa dalam ketepatan waktu masuk kebengkel praktek saat pelajaran
praktek masih cukup banyak siswa datang terlambat kebengkel praktek, dan dalam
berpekaian praktek masih banyak siswa yang tidak memakai pakaaian praktek dengan
berbagai alas an, kemudian hasil belajar siswa belum mencapakai kriteria ketuntasan
minimal (kkm) yang ditetapkan oleh guru.
Setetlah diberikan bimbingan oleh guru sekolah dan guru tamu dalam hal pentingnya
siswa masuk tepat waktu kemudian pentingnya pakaian praktek saat berpraktek terutama
untuk keselamatan kerja. Selanjutnya guru tamu juga melakukan pembimbingan dalam
pembelajaran teori dan praktek yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang
sedang berkembang pada saat ini, maka nampaklah antusias siswa dalam belajar dan
selanjutnya juga menampakkan hasil belajar yang meningkat dari sebelumnya.
0
ketepatan pakaian hasil Nilai Rata
waktu praktek belajar rata
Siklus 1 Siklus 2
Berdasarkan table dan grafik di atas dapat diuraikan bahwa terdapat peningkatan
dari kehadiran siswa di bengkel praktek saat jam pelajaran dan juga berpakaian praktek
siswa serta hasil belajar siswa juga terdapat peningkatan, selanjutnya rata rata nilai siswa
juga mengalami peningkatan. Karena indikator kinerja ketercapaian sudah terlampaui,
maka penelitian ini dianggap berhasil, dimana nilai rata rata siswa sudah melebihi dari
kriteria ketuntasan minimal ( 70,00).
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2004. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Algensindo
Arikunto, Suharsimi. 1989. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Daryanto,2002. Pengetahuan dan Teknik Sepeda Motor. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya