Makalah Kel. 4 PKN-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBELAJARAN PKN DI SD
“PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENGEMBANGKAN CIVIC SKILLS”

Dosen Pengampuh :
Dr. Richard D.H. Pangkey, S.Pd.,M.Pd.

DISUSUN
O
L
E
H
Kelompok 4
Dwi Nanda Lawe (21105005)
Stefin R.A. Bawiling (21105012)
Siantika V. Lumape (21105032)
Siti Nadia Makasihu (21105302)
Felia C. Wenur (18105390)
4F

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pembelajaran PKN di SD dengan
tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun sebagai bentuk untuk memenuhi Tugas kelompok pada mata
kuliah Pembelajaran PKN di SD. Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih
kepada Bapak. Dr. Richard D.H. Pangkey, S.Pd,.M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Pembelajaran PKN di SD yang telah membimbing serta membantu kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga makalah Pembelajaran PKN di SD ini dapat bermanfaat untuk pembaca,
tetapi saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaan
tugas selanjutnya.

Tomohon, 18 Februari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah......................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Pengertian Civic Skills..............................................................................5
2.2 Isi Civic Skills dalam PKn SD, SMP, dan SMA............................................7
2.3 Pembelajaran PKn untuk Civic Skills.......................................................9
BAB III PENUTUP........................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................11
3.2 Saran..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………..12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Secara umum, menurut Maftuh dan Sapriya (2005:30) bahwa, tujuan Negara
mengembankan Pendidikan Kewarganegaraan agar setiap warga Negara menjadi warga
Negara yang baik (to be good citizens), yakni warga Negara yang memiliki kecerdasan
(civic inteliegence) baik intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual, memiliki rasa
bangga dan tanggung jawab (civic responsibility), dan mampu berpartisipasi dalam
kehidupan masyarakat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa PKn sebagai program
pengajaran tidak hanya menampilkan sosok program dan pola KBM yang hanya mengacu
pada aspek kognitif saja, melainkan secara utuh dan menyeluruh yakni mencakup aspek
afektif dan psikomotor. Selain aspek-aspek tersebut PKn juga mengembangkan
pendidikan nilai.
Permendiknas nomor : 22/2006 tentang standar isi menyatakan pendidikan di
Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang
memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 ayat (2)
ditetapkan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat (i) pendidikan agama, (ii)
pendidikan kewarganegaraan, dan (iii) bahasa Indonesia. Di samping itu, pada Pasal 2
dinyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik
Indonesia. Pada Pasal 3 dikemukakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami susun adalah sebagai berikut:
1. Apa itu Civic Skills ?
2. Bagaimana isi Civic Skills dalam PKn SD, SMP, dan SMA ?
3. Bagaimana cara pembelajaran Pkn untuk Civic Skills ?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah


Adapun manfaat dan tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Civic Skills ?
2. Untuk Mengetahui Isi Civic Skills dalam PKn SD, SMP, dan SMA ?
3. Untuk Mengetahui Cara Pembelajaran Pkn untuk Civic Skills ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Civic Skills


Komponen esensial kedua dari Civic Education (Pendidikan Kewarganegaraan) dalam
masyarakat demokratis adalah keterampilan atau kecakapan-kecakapan
kewarganegaraan (civic skills). Branson (1998) menyatakan sebagai berikut :
“If citizens are to exercise their rights and discharge their responsibilities as
members of self-governing communities, they not only need to acquire a body
of knowledge such as that embodied in the five organizing questions just
described, they also need to acquire relevant intellectual and participatory
skill”.
(Jika warga Negara mempraktikkan hak-haknya dan menunaikan kewajiban-
kewajibannya sebagai anggota masyarakat yang berdaulat, mereka tidak hanya perlu
menguasai pengetahuan dasar sebagaimana diwujudkan dalam lima pertanyaan
sebagaimana diuraikan di muka, namun mereka perlu memiliki kecakapan-kecakapan
intelektual dan partisipatoris yang relevan).
Kecakapan-kecakapan intelektual kewarganegaraan sekalipun dapat dibedakan namun
satu sama lain tidak dapat dipisahkan dari kontennya. Kecakapan berpikir kritis
tentang isu politik tertentu, misalnya seseorang harus memahami terlebih dahulu isu
itu, sejarahnya, dan relevansinya di masa kini, juga serangkaian alat intelektual atau
pertimbangan tertentu yang berkaitan dengan isu itu (Branson, 1998).
Civic Education yang bermutu itu mampu untuk :
a. Memberdayakan seseorang untuk mengidentifikasi atau memberi makna yang
berarti pada sesuatu yang berwujud seperti bendera, lambang Negara, lagu
kebangsaan, monumen nasional, atau peristiwa-peristiwa politik dan kenegaraan
seperti hari kemerdekaan.
b. Memberdayakan seseorang untuk member makna atau arti penting pada sesuatu
yang tidak berujud seperti nilai-nilai ideal bangsa, cita-cita dan tujuan Negara,
hak-hak mayoritas dan minoritas, serta konstitusionalisme.
c. Kemampuan untuk mendeskripsikan fungsi-fungsi dan proses-proses seperti
sistem cheks and balances atau judicial review menunjukkan adanya pemahaman.
d. Berusaha mengembangkan kompetensi dalam menjelaskan dan menganalisis.
Dalam masyarakat yang otonom, warga Negara adalah pembuat keputusan. Oleh
karena itu, mereka perlu mengembangkan dan terus mengasah kemampuan
mengevaluasi, mengambil, dan mempertahankan pendapat. Selain itu masyarakat
demokratis harus difokuskan pada kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan untuk
partisipasi. Kecakapan tersebut dapat dikategorikan sebagai interacting, monitoring,
and influencing (Branson, 1998).

5
Kecakapan berinteraksi (interacting) berkaitan dengan kecakapan-kecakapan warga
Negara dalam berkomunikasi (bertanya, menjawab, dan berunding dengan santun)
dan bekerja sama denga orang lain. Kemapuan berinteraksi meliputi kemampuan
berikut :
 Mendengarkan dengan penuh perhatian
 Bertanya dengan efektif
 Mengutarakan pikiran dan perasaan
 Melalui konflik melalui mediasi, kompromi dan kesepakatan
Memonitor atau memantau (monitoring) berarti melakukan pengawasan terhadap
sistem politik dan pemerintahan, yang mengisyaratkan pada kemampuan yang
dibutuhkan warga Negara untuk terlibat dalam proses politik dan perintahan.
Kemampuan memantau isu publik meliputi kemampuan berikut :
 Meriset isu publik melalui studi pustaka hingga studi lapangan
 Menghadiri pertemuan-pertemuan public
 Mengamati proses politik dan pengadilan
Mempengaruhi (influencing) mengisyaratkan pada kemampuan warga untuk
memengaruhi proses-proses politik dan pemerintahan, baik proses formal maupun
informal dalam masyarakat mulai dari level bawah sampai tingkat pemerintahan
pusat. Keahlian mempengaruhi isu publik ini meliputi kemampuan berikut :
a. Membuat petisi
b. Berbicara di depan umum
c. Bersaksi di depan badan-badan public
d. Terlibat dalam kelompok advokasi
e. Membangun aliansi
f. Memberikan suara
Voting merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai alat dalam rangka
mempengaruhi jalannya kehidupan politik dan kebijakan politik. Selain voting, cara
lainnya adalah mengajukan petisi (permintaan secara tertulis yang ditandan tangani
oleh lebih dari seorang kepada pemegang otoritas untuk melakukan sesuatu),
berpidato, atau menunjukkan kebolehan di depan anggota-anggota badan publik,
bergabung dengan kelompok-kelompok advokasi (kelompok tindakan
memperjuangkan masyarakat) dan membentuk koalisi-koalisi. Seperti kecakapan-
kecakapan interaksi dan memonitor, kecakapan memengaruhi dapat dan seyogyanya
dikembangkan secara sistematik.

6
1. Mengidentifikasi (identifying) /
menandai menunjukkan
2. Menggambarkan (describing) /
memberikan ilustrasi atau uraian
3. Menjelaskan (explaining) /
mengklarifikasi atau menafsirkan
Kecakapan intelektual 4. Menganalisis (analyzing)
(intellectual skills) 5. Menilai (evaluating) / mengevaluasi
pendapat atau posisi
6. Mengambil dan mempertahankan posisi
atas suatu isu (taking and defending
positions on public issue)

Kecakapan 1. Berinteraksi (interacting) termasuk


partisipatoris berkomunikasi terhadap obyek yang
(participatory skills) berkaitan dengan masalah-masalah
public
2. Memantau (monitoring) masalah politik
dan pemerintah terutama dalam
penangan persoala-persoalan public
3. Memengaruhi (influencing) proses
politik pemerintah baik secara formal
maupun informal

Secara umum ada dua bagian civic skills, yaitu :


1. Isi Civic Skills PKn
Seperti dikemukakan di atas, isi dari civic skills ada dua, yaitu intellectual skills
(kecakapan intelektual) dan participatory skills (kecakapan, partisipatoris).
2. Civic Skills dalam PKn Sekolah
Dalam buku Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata
pelajaran Kewarganegaraan yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional (2004) dikemukakan bahwa garis besar mata pelajaran Kewargane-
garaan mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keteram-
pilan kewarganegaraan (civic skills), dan nilai-nilai kewarganegaraan (civic
values). Tentang keterampilan kewarganegaraan disebutkan meliputi
keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
berperan serta aktif mewujudkan masyarakat madani (civil society), kete-

7
rampilan memengaruhi dan memonitoring jalannya pemerintahan dan proses
pengambilan keputusan politik, keterampilan memecahkan masalah sosial,
keterampilan mengadakan koalisi, kerjasama, dan mengelola konflik.
Isi civic skills di atas nampaknya tidak mencakup intelektual civic skills
yang sesungguhnya merupakan bagian pula dari civic skills sebagaimana
dikemukakan para ahli. Yang dimaksudkan civic skills dalam buku terbitan
Diknas tersebut adalah participatory civic skills atau keterampilan partisipatif:
keterampilan memengaruhi jalannya pemerintahan, pengambilan keputusan
publik, berkoalisi, mengelola konflik, dan sebagainya. Sedangkan untuk
keterampilan intelektual kewarganegaraan adalah keterampilan intelektual
yang rujukan materinya bersumber pada mata pelajaran Kewarganegaraan
(Diknas, 2004).

2.2. Isi Civic Skills dalam PKn SD, SMP, dan SMA
Isi civic skills dalam PKn sekolah, yakni PKn tingkat SD/MI, SMP/MTS, d
SMA/MA? Jika kita mengikuti konseptualisasi civic skills dalam pengerti
sempit, maka dari standar isi, yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar
PKn Sekolah, dapatlah ditemukan sejumlah rumusan civic skills pada PKn
sekolah tersebut.
1. Isi Civic Skills PKn SD/MI
Tabel 5.3. Dimensi Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills) pada PKn sekolah
tingkat SD/MI.
Kelas Semester Dimensi Kerampilan Kewarganegaraan (Civic Skills)
I 1 Menerapkan hidup rukun di rumah dan sekolah
Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
2 Melaksanakan hak anak di rumah dan di sekolah
Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah
Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat
II 1 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong
menolong di rumah dan di sekolah
Melaksanakan pemeliharaan lingkungan alam

8
2 Melaksanakan perilaku jujur, disiplin dan senang bekerja
dalam kegiatan sehari-hari
III 1 Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam
kehidupan sehari-hari
Melaksanakan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan
masyarakat sekitar
2 Menampilkan perilaku yang mencerminkan harga diri
Menampilkan rasa bangga sebagai anak Indonesia
IV 1 -
2 -
V 1 -
2 Menampilkan peran serta dalam memilih organisasi
sekolah
VI 1 Meneledani nilai-nilai juang para tokoh yang berperan
dalam proses perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
dalam kehidupan sehari-hari
2 -

2.  Isi Civic Skills PKn SMP/MTs


Tabel 5.4. Dimensi Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills) pada PKn Sekolah
tingkat SMP/MTs.
Kelas Semester Dimensi Keterampilan Kewarganegaraan (civic
skills)
VII 1 Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adat
istiadat, dan peraturan yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
2 Menampilkan perilaku kemerdekaan
mengemukakan  pendapat
Mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan
pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
VIII 1 Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila
Menampilkan ketaatan terhadap perundang-
undangan nasional

9
2 -
IX 1 Menampilakan partisipasi dalam usaha pembelaan
negara
Menampilkan peran serta dala usaha pembelaan
negara
2 Menampilkan prestasi diri sesuai kemampuan
demi keunggulan bangsa
Menampilkan peran serta dalam berbagai aktiitas
untuk mewujudkan prestasi diri sesuai kemampuan
demi keunggulan bangsa

3.  Isi Civic Skills PKn SMA/MA


Table 5.5. Dimensi Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills) pada PKn
Sekolah Tingkat SMA/MA.
Dimensi Keterampilan Kewarganegaraan (Civic
Kelas Semester
Skills)
Menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme
dan patriotism dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
X 1 Menampilkan peran serta dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia
Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan,
penghormatan, dan penegakan HAM di Indonesia
Menampilkan peran serta dalam sistem politik di
2
Indonesia
Menampilkan peran serta budaya politik partisipan
nasional
XI 1
Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam
kehidupan sehari-hari
2 -
XII 1 -
Meempersentasikan tulisan tentang pengaruh
2
globalisasi terhadap Bangsa dan Negara Indonesia

2.3. Cara Pembelajaran PKn untuk Civic Skills


1. Mendesain Pembelajaran PKn untuk Civic Skills

10
Secara umum desain pembelajaran tersebut memuat tahap-tahap :
 Pertama : merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu
ranah civic skills siswa.
 Kedua : merumuskan materi PKn yang nantinya akan dijadikan bahan
belajar.
 Ketiga : merumuskan model sekaligus didalamnya metode pembelajaran
yang sesuai.
 Keempat : mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan
karakteristik materi dan mengarah pada pencapaian tujuan.
 Kelima : mengembangkan alat evaluasi yang mampu mengukur
ketercapaian civic skills siswa.
2.   Model dan Metode yang Digunakan
a. Model Reflektive Inquiry
Inti dari pengorganisasian yang berpusat pada berfikir reflective adalah
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan atau decision making
skills. Kemampuan ini secara esensial berfungsi saling melengkapi dengan
kemampuan memecahkan masalah atau problem solving skills yang di
kembangkan dalam pengajaran ilmu sosial yang yang berorientasi pada
karakter ilmu sosial.
b. Model Berfikir Induktif
Model berfikir induktif di rancang dan di kembangkan oleh Hilda Taba
(1996) dengan tujuan untuk mendorong para pelajar menemukan dan
mengorganisasikan informasi, menciptakan nama suatu konsep, dan
menunjukan terampil dalam melakukan pengetahuan. Model ini menjajaki
berbagai cara yang dapat menjadikan para pelajar lebih terampil dalam
menyikapi dan mengorganisasikan informasi, dan dalam melakukan
pengetasan hipotesis yang melukiskan hubungan antardata.
c. Model Inquiry Training
Model latihan penelitian atau inquiry training. Model ini di rancang untuk
melibatkan para pelajar dalam proses penalaran mengenai hubungan sebab
akibat dan menjadikan mereka lebih fasih dan cermat dalam mengajukan
pertanyaan, membangun konsep, merumuskan, dan mengetes hipotesis.
Model ini sangat tepat untuk diadaptasi dalam PKn.
d. Model Yurisprudensial
Merupakan model yang melibatkan proses intelektual yang relative lebih
rumit. Dasar dari model ini ialah proses kesepakatan sosial atau sosial
negotiatiaon. Model ini menuntut para pelajar untuk menguji dirinya
sendiri, perilaku kelompok dan proses sosial yang lebih besar. Model ini
tepat untuk diadaptasi dalam PKn terutama dalam mengembangkan
keterampilan sosial warga negara.
e. Model Sosial Inquiry
Model Penelitian Sosial atau Social Inquiry di kembangkan atas dasar
kerangka konseptual yang sama dengan model penelitian ilmiah yang
diterapkan dalam  bidang ilmu-ilmu alamiah dan model penelitian sosial
dalam bidang ilmu-ilmu sosial. Walaupun model sosial ini dirancang

11
secara khusus untuk mencapai tujuan akademis, seperti latihan berfikir dan
pembangunan konsep.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jika warga Negara mempraktikkan hak-haknya dan menunaikan kewajiban-


kewajibannya sebagai anggota masyarakat yang berdaulat, mereka tidak hanya perlu
mmenguasai pengetahuan dasar sebagaimana diwujudkan dalam lima pertanyaan
sebagaimana diuraikan dimuka, namun mereka perlu memiliki kecakapan-kecakapan
intelektual dan partisipatoris yang relevan.

3.2. Saran
Kita sebagai warga Negara Indonesia sudah sepatutnya belajar PKn agar dapat
mengembangkan civic skills kita untuk masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Winarno. 2013. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan isi, strategi dan pembelajaran.


Jakarta : Bumi Aksara.
Budimansyah, D dan Winataputra. 2007. Civic Skills „Konteks,Landasan,
Bahan Ajar, Dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan Sekolah Pasca Sarjana UPI.
Christine Sussana Tjhin. 2005. Modul Kuliah Kewarganegaraan. Jakarta: Balai
Pustaka.
Putra, Asep S. 2009. “Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan Di
Indonesia”.
Winataputra. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif
Internasional. Bandung: Widya Aksara Press.

13

Anda mungkin juga menyukai