0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
138 tayangan9 halaman

Artikel Ilmiah Zibrain

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 9

PEMERIKSAAN MANUS SINISTRA PADA KASUS FRAKTUR

DI KLINIK RADIOLOGI RSAU DR. M. SALAMUN BANDUNG

ARTIKEL ILMIAH
Disusun Untuk Memenuhi
Mata Kuliah Praktek Klinik 1

ZIBRAIN ZUHRUL ANNAM


2101083

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK RONTGEN


FAKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNISAN MEDIS
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2022
PEMERIKSAAN MANUS SINISTRA PADA KASUS FRAKTUR
DI KLINIK RADIOLOGI RSAU SALAMUN BANDUNG

Disusun Oleh :

ZIBRAIN ZUHRUL ANNAM

NIM : 2101083

Bandung, Oktober 2022

Telah Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan (CI)

Lucky Restyanti Wahyu U.Tr.Rad,M.Tr.Kes Riyadi, S.ST


NIP 199207182020082208 NRP 527007
“PEMERIKSAAN MANUS SINISTRA PADA KASUS FRAKTUR DI KLINIK
RADIOLOGI RSAU DR. M. SALAMUN BANDUNG”
Zibrain Zuhrul Annam1) Riyadi 2) Lucky Restyanti Wahyu Utami3)
1)
Mahasiswa Prodi DIII Teknik Rontgen Universitas Widya Husada Semarang
2)
Pembimbing Lapangan di RSAU dr. M. Salamun Bandung
3)
Dosen Pembimbing Prodi DIII Rontgen Universitas Widya Husada Semarang

ABSTRAK
Berdasarkan dari penelitian penulis yang dilakukan pada bulan bulan
September 2022 yeng bertempat di RSAU dr. M. Salamun Bandung adalah
bertujuan untuk mengetahui prosedur pemeriksaan pada kasus Fracture
Metacarpal di klinik Radiologi RSAU dr. M.Salamun Bandung yang
menggunakan proyeksi PA (Postero Anterior) dan PA Axial. Hal tersebut berbeda
dengan teori literasi yang dibaca penulis di buku Bontrager 2014 yang
mengatakan bahwa pemeriksaan untuk kasus fraktur metacarpal dilakukan
dengan proyeksi PA dan juga PA Oblique.

Jenis dari penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan


studi kasus. Subyek dari penelitian ini adalah satu radiografer, satu pasien.
Obyek yang diperiksa di penelitian ini adalah teknik radiografi PA Axial dengan
klinis fraktur pada metacarpal dan phalanx digiti IV dan V. Alat yang digunakan
untuk melakukan pemeriksaan adalah pesawat Mobile Digital Radiograf (DR),
bersama dengan plate detector yang berukuran 35cm x 43cm. Metode penelitian
dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Kemudian penulis mengkaji dengan literature yang ada sehingga penulis menarik
kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pemeriksaan PA axial pada


klinis fraktur metacarpal dan phalanx di klinik radiologi RSAU dr. M. Salamun
tidak memerlukan persiapan khusus, dan dilakukan dengan posisi pasien duduk
disebelah meja pemeriksaan dan tangan kiri pasien diposisikan di atas plate
detector. Arah sinar disudutkan 20 - 30 kearah medial, central point berada
pada metacarpophalangeal joint digiti III, FFD sejarak 100cm. Alasan
dilakukannya pemeriksaan PA axial pada kasus fraktur metacarpal di RSAU dr.
M. Salamun Bandung adalah dikarenakan kondisi pasien tidak memungkinkan
untuk dilakukannya pemeriksaan proyeksi PA oblique.

Kata Kunci : Manus, Fraktur Metacarpal, RSAU dr. M. Salamun Bandung


PENDAHULUAN
Ossa Manus adalah tulang tulang yang terdiri dari ossa carpalia,
ossametacarpalia dan phalanx. Ossa Carpalia terdiri dari bagian proksimal dan
bagian distal. Bagian proksimal terdiri dari scaphoid, lunatum, triquetrium, dan
pisiform. Sedangkan bagian distal terdiri dari trapezium, trapezoid, capitatum,
dan hamatum. Ossa Metacarpalia terdiri dari 5 tulang yang terdapat di
pergelangan tangan dan bagian proximal ber-articulasi dengan bagian distal dari
tulang carpal. Phalanx merupakan tulang panjang yang mempunyai batang dan
dua ujung. Batangnya mengecil diarah ujung distal. Terdapat ada 14 phalanx
pada setiap tangan, hanya ibu jari yang memiliki 2 phalanx dan jari yang lain
memiliki 3.

Teknik radiografi manus adalah suatu teknik pemeriksaan yang


menggunakan pesawat sinar-X yang bertujuan menghasilkan citra yang mampu
menegakkan diagnosa untuk pasien dengan menampakkan tulang- tulang
tangan, persendian dan jaringan lunak serta kelainan atau abnormalitas pada
tangan dengan area penyinaran meliputi jari-jari tangan, telapak tangan, dan
pergelangan tangan.(Fatimah et al., 2021)

Menurut (Fatimah et al., 2021) Indikasi untuk pemeriksaan teknik radiografi


manus adalah fraktur luksasi, dislokasi maupun adanya benda asing pada
tangan. Untuk kontra indikasi secara umum tidak ada. Pemeriksaan ini termasuk
pemeriksaan radiografi yang relatif aman karena dosis radiasinya yang rendah,
disamping itu tentu saja sinar-X dapat memberikan manfaat yang lebih besar
yakni untuk mendiagnosis suatu kelainan patologis.

Menurut (Lampignano & Kendrick, 2018) pada saat adanya pemeriksaan


manus dengan klinis fraktur, maka perlu digunakannya metode pemeriksaan
dengan menggunakan proyeksi PA dan PA oblique. Adapun penggunaan teori
pemeriksaan dengan menggunakan proyeksi AP oblique ball-catcher yang jarang
digunakan dikarenakan menggunakan kedua tangan untuk melihat perbedaan
diantara kedua tangan.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian yang digunakan pada penyusunan Artikel Ilmiah ini yaitu
penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini
dilakukan di klinik radiologi RSAU dr. M. Salamun bandung Waktu pelaksanaan
penelitian dimulai dari 5 September 2022 – 8 Oktober 2022. Dalam
mengumpulkan data, peneliti melakukan observasi dan wawancara terhadap
pasien dan radiografer. Alat yang digunakan di klinik radiologi RSAU dr. M.
Salamun Bandung adalah menggunakan pesawat DR dengan merk ELEVA,
bersama dengan plate detector yang berukuran 35cm x 43cm. Dan dengan film
yang di print menggunakan printer AGFA Kemudian peneliti menyajikan data
tersebut dalam bentuk naratif, untuk kemudian diverifikasi berdasarkan teori yang
telah ditetapkan dan ditarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada hari Senin, 26 September 2022, seorang pasien pria berusia 21 tahun
datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSAU dr. M. Salamun Bandung.
Terduga telah mengalami kecelakaan kendaraan disaat perjalanan pulang dari
pekerjaannya. Kemudian diberi rujukan untuk dilakukan foto rontgen di klinik
radiologi. Yang akan dilakukan pemeriksaan manus sinistra di klinik radiologi
RSAU dr. M. Salamun Bandung.

Berdasarkan pada hasil yang penulis berhasil observasi di RSAU dr. M.


Salamun, dapat diketahui bahwa pada pemeriksaan manus pada kasus fraktur
metacarpal tidak dilakukan persiapan khusus sebelum dilakukan pemeriksaan
foto rontgen. Dan saat penulis sedang melakukan shift malam pada tanggal 26
September 2022 seorang pasien datang diantar dari IGD dengan membawa
surat pengantar dari dokter pengirim yang mengatakan bahwa pasien butuh
untuk difoto rontgen manus untuk melihat apa yang terjadi pada tangannya
setelah mengalami kecelakaan. Dikarenakan pasien datang dengan
menggunakan kursi roda, kursi yang berada diruangan di pinggirkan terlebih
dahulu. Sebelum pasien dipanggil masuk keruangan radiographer menyiapkan
alat alat seperti meja pemeriksaan, plate detector dan pesawat sinar-X.

Pasien dipanggil masuk ke ruangan, lalu ditanya identitasnya, kemudian


diposisikan pada sebelah meja pemeriksaan. Pasien datang dengan keadaan
tangannya telah terbalut kassa dan darah yang masih menetes keluar oleh
karena itu diputuskan bahwa penulis dan radiographer yang bertugas malam itu
tidak dapat untuk melepaskan cincin pasien yang berada pada digiti IV.
Kemudian pasien di minta untuk meletakkan tangan yang ingin di periksanya
diatas plate detector. Setelah itu objek dapat diposisikan sesuai dengan proyeksi
yang ingin dilakukan. Dalam kasus ini kita melakukan proyeksi PA dan PA axial
ini berbeda dengan literasi yang penulis baca pada buku Bontrager (2014) yang
mengatakan bahwa pemeriksaan manus menggunakan proyeksi PA dan PA
oblique dikarenakan kondisi pasien tidak memungkinkan untuk diposisikan
dengan posisi oblique, maka digunakanlah proyeksi PA axial.

Perbedaannya berada pada proyeksi PA oblique tangan diposisikan


dengan cara menekuk jari jari dan merotasi tangan untuk melihat keadaan yang
tidak bisa dilihat dengan proyeksi PA. Sedangkan pada pemeriksaan PA axial
kita mengganti cara untuk melihat hal tersebut dengan mengganti penyudutan
pada kolimasi. Dengan melakukan itu kita dapat mengetahui fraktur yang sulit
dilihat pada dilihat dengan proyeksi PA. Juga dapat melihat adanya keganjilan
yang tidak dapat dilihat pada proyeksi PA.

Dimulai dengan proyeksi PA dengan posisi telapak tangan pasien


menapak ke plate detector dengan central point atau titik bidik diarahkan pada
metacarpal digiti III, dan central ray tegak lurus dengan plate detector,
pemeriksaan manus menggunakan FFD 100cm. Kemudian saat penulis ingin
memposisikan tangan pasien untuk proyeksi PA oblique sang pasien merasa
kesakitan dan berkata bahwa dia tidak dapat memposisikan tangannya untuk
posisi PA oblique. Setelah mendengar tersebut penulis berkonsultasi dengan
radiographer yang sedang bertugas dan menyarankan untuk menggunakan
proyeksi PA axial yang tidak metodenya tidak memerlukan untuk mengganti
posisi objek dan setidaknya dapat menggantikan proyeksi PA oblique sebagai
penjelas dari bagian yang tidak dapat dilihat dengan proyeksi PA. Setelah
mempersiapkan pesawat sinar-X dengan menyudutkan kolimasinya kurang lebih
sebanyak 20-30 kearah medial untuk melihat adanya fraktur yang tidak dapat
jelas terlihat pada proyeksi PA.
Keterangan :

1) Fraktur metacarpal V
2) Fraktur phalanx IV dan
3) Artefak cincin digiti IV
4) Damage pada soft tissue digiti
IV dan V

Gambar 1. Hasil Radiograf Manus Sinistra PA dan PA Axial

Dengan melihat hasil diatas, maka penulis dan radiographer yang


bertugas mengirimkan hasil dari pemeriksaan kepada dokter spesialis radiologi
untuk dibacakan agar diketahui adanya kelainan pada tangan pasien. Setelah
hasil bacaan dari dokter spesialis radiologi selesai diketahui informasi dengan
Klinis : Fraktur digiti IV dan V. Dan memiliki Kesan sebagai Ada gambaran fraktur
komplit multiple pada os Metacarpal IV proksimal. Metacarpal V tengah, dan
phalanx IV, V proksimal manus kiri.

Dapat dikatakan bahwa pasien mengalami fraktur komplit pada


metacarpal digiti IV dan V, juga fraktur komplit pada phalanx IV, V proksimal
manus kiri. Dengan begitu dokter dari poli orthopedic dapat melakukan prosedur
pemasangan pen dengan mengetahui keadaan dari tangan pasien yang akan
diperiksa.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di klinik radiologi


RSAU dr. M. Salamun Bandung, tidak ada persiapan khusus untuk pasien
dengan kasus fraktur metacarpal. Pasien datang dengan keadaan tangan yang
telah terbalut kassa dan darah yang masih menetes. Petugas hanya meminta
untuk memakai proteksi radiasi berupa apron. Kemudian petugas memposisikan
tangan pasien Lalu diminta untuk tidak bergerak untuk melakukan ekspos.
Setelah dilakukan ekspos terlihat artefak cincin di digiti IV. Karena prosedur
pemeriksaan pasien trauma maka objek tidak diperbolehkan untuk diubah.
Kelebihan yang didapatkan dengan menggunakan teknik pemeriksaan
proyeksi PA axial adalah pasien tidak harus mengganti posisi objek sehingga
tidak mengalami rasa sakit yang dapat dirasakan dengan menggunakan proyeksi
PA oblique. Tetapi kekurangan yang tedapat dengan menggunakan teknik
pemeriksaan proyeksi PA axial adalah kemungkinan hasil yang akan dihasilkan
menjadi tidak begitu jelas dan terjadinya magnifikasi gambar.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan

Dengan hasil penelitian tentang bagaimana pelaksanaan pemeriksaan


manus dengan kasus fraktur metacarpal di klinik radiologi RSAU dr. M.
Salamun.Bandung, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
Di klinik radiologi RSAU dr. M. Salamun Bandung, teknik radiografi yang
dilakukan untuk pasien dengan indikasi fraktur metacarpal yang dinilai tidak
dapat melakukan posisi PA oblique maka dapat dilakukan teknik pemeriksaan
dengan proyeksi PA axial sebagai pengganti dari proyeksi PA oblique.
Alasan dilakukannya teknik pemeriksaan PA axial pada pasien dengan
klinis fraktur metacarpal adalah dikarenakan cidera yang diderita oleh pasien
menyebabkan tidak memungkinkannya untuk melakukan pemeriksaan dengan
menggunakan proyeksi PA oblique.
Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan pada kasus ini adalah apabila sang
pasien masih dapat untuk menerapkan posisi oblique maka disarankan untuk
tetap menggunakan teknik proyeksi PA oblique dikarenakan hasil yang dihasilkan
terlihat dengan lebih jelas dengan menggunakan teknik proyeksi PA oblique.
Dikarenakan kondisi saat kejadian tersebut termasuk kondisi darurat maka
digunakan proyeksi PA axial.
DAFTAR PUSTAKA
Bontrager, K. L., & Lampignano, J. P. (2014). Textbook Of Radiographic
Positioning And Related Anatomy.

Fatimah, F., Setiawan, A. N., & Semarang, P. K. (2021). Teknik Radiografi Non
Kontras 1. November.

Lampignano, J. P., & Kendrick, L. E. (2018). Bontrager’s Handbook of


Radiographic Positioning and Techniques.

Anda mungkin juga menyukai