0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan4 halaman

Spo KLB

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 4

PENANGGULANGAN WABAH/ KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

RSUP DR. M. DJAMIL NO. DOKUMEN TERBIT KE HALAMAN


PADANG 1 ¼
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA

STANDAR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
1 April 2016
OPERASIONAL
Dr. dr. H. YUSIRWAN YUSUF, SpB, SpBA (K), MARS
NIP. 196211221989031001
PENGERTIAN Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu unit kerja tertentu di rumah sakit dalam
kurun waktu tertentu. Peningkatan jumlah kematian dari yg biasa
Munculnya kasus yg sebelumnya belum pernah ada atau muncul
kembali

Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk


menangani penderita, mencegah perluasan kejadian dan timbulnya
penderita atau kematian baru pada suatu kejadian luar biasa yang
sedang terjadi.
TUJUAN Standar Prosedur Operasional ini dibuat sebagai acuan penerapan
langkah-langkah dalam melakukan Penanggulangan Wabah/
Kejadian Luar Biasa (KLB) di lingkungan RSUP DR. M. Djamil
Padang

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Utama Nomor HK.02.04/I/23/2015 tentang


Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit di
RSUP DR. M. Djamil Padang. Direktur utama menetapkan dan,
mencabut situasi KLB di rumah sakit bila terdapat peningkatan
berjangkitnya wabah di satuan kerja. KLB = Outbreak= Wabah =
Epidemik
PROSEDUR 1. Setiap satuan kerja pelayanan pasien mengisi laporan identifikasi
dini KLB dan menyerahkan kepada Tim PPIRS setiap bulan
sebagai bagian dari sitem kewaspadaan dini menghadapi KLB di
RSUP DR. M. Djamil Padang dan sewaktu-waktu dapat segra
melaporkan bila ada potensi wabah.
PENANGGULANGAN WABAH/ KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

RSUP DR. M. DJAMIL NO. DOKUMEN TERBIT KE HALAMAN


PADANG 1 2/4
2. Adanya potensi wabah harus segera menjadi perhatian dari
Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit (PPIRS) dan Tim PPIRS RSUP DR. M. Djamil Padang
3. Ketua KOmite PPIRS mengerahkan Tim PPIRS untuk
mengkonfirmasi adanya KLB dengan meninjau informasi awal
tentang jumlah kasus potensial, data mikrobiologi, derajat
keparahan masalah, dan data demografi orang, tempat dan
waktu
4. Jika potensi wabah aktual, Ketua Komite PPIRS
menginformasikan kepada Direktur Utama RSUP DR. M. Djamil
Padang melalui Direktur Medik dan Keperawatan.
5. Direktur Utama RSUP DR. M. Djamil Padang membentuk Tim
Penanggulangan Wabah/KLB di RSUP DR. M. Djamil Padang
melalui surat keputusan berdasarkan usulan/rekomendasi Ketua
Komite PPIRS,.sekurang-kurangnya Tim terdiri dari:
 Semua Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Rumah
Sakit (IPCN) harus menjadi anggota Tim
 Kepala Instalasi/Satuan Kerja yang terlibat
 Dokter spesialis yang berkompeten
 Kepala Instalasi Laboratorium Sentral
 Kepala Instalasi CSSD
 Utusan dari Dinas Kesehatan (bila diperlukan);
 Teknisi bangunan dan peralatan/mesin dari IPS Non Medik
dan IPS Medik RSUP DR. M. Djamil Padang
 Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan RSUP DR. M. Djamil
Padang
6. Direktur Utama mendelegasikan tanggung jawab kepada Tim
untuk mengkoordinasikan semua kegiatan pengendalian.
7. Tim Penanggulangan Wabah/KLB melakukan surveilans aktif.
8. Lakukan isolasi kasus, pengawasan terhadap semua kontak,
penyelidikan kemungkinan sumber infeksi, pembatasan
penerimaan atau penutupan bangsal tergantung pada keadaan.
9. Tim PPIRS memastikan bahwa ada komunikasi rutin dengan
pasien, kontak, Bidang Pelayanan Medik dan Bidang
PENANGGULANGAN WABAH/ KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

RSUP DR. M. DJAMIL NO. DOKUMEN TERBIT KE HALAMAN


PADANG 1 ¾
Keperawatan RSUP DR. M. Djamil Padang, Dinas Kesehatan
Kota/Provinsi atau Media Massa bila diperlukan mengenai fakta
tentang penyakit/organisme yang terlibat, termasuk gambaran
umum dan dampak potensial terhadap pasien dan pelayanan
kesehatan yang akan terjadi
10. Tim Penanggulangan Wabah/KLB melakukan Investigasi KLB:
(1) Mengkonfirmasi adanya KLB dengan meninjau informasi
awal tentang jumlah kasus potensial, data mikrobiologi,
derajat keparahan masalah, dan data demografi orang,
tempat dan waktu.
(2) Mengkonfirmasi diagnosis dan mengembangkan definisi
kasus.
(3) Melakukan pembuktian adanya wabah/KLB
(4) Menekankan pentingnya memanfaatkan Alat Pelindung Diri
(APD) dan Kebersihan Tangan pada seluruh staf pada
satuan kerja yang terlibat.
(5) Membuat definisi kasus dengan menyertakan batasan waktu
dan tempat dan kriteria biologis dan/atau klinis tertentu.
Kriteria Inklusi dan eksklusi harus diidentifikasi secara tepat
menurut gradien definisi (tersangka/suspect atau pasti).
(6) Membuat formulir pengumpulan data :yang mudah digunakan
dilengkapi dengan informasi medis, laporan mikrobiologi,
laporan farmasi dan buku laporan dari bangsal yang terkena.
(7) Validitas data
(8) Diagnosis klinis dikonfirmasi dengan pemeriksaan
mikrobiologis.
11. Tim penganggulangan wabah melaporkan kepada Direktur
Medik dan Keperawatan dan memberikan evaluasi dan
ringkasan dari wabah dengan rekomendasi yang relevan
12. Pasien yang terkena wabah penyakit diberikan pendidikan oleh
staf perawat tentang prinsip-prinsip yang diperlukan untuk
memberikan perlindungan yang aman dari infeksi silang.
13. Staf Keperawatan memastikan bahwa kebutuhan khusus dan
masalah keperawatan: isolasi, ketakutan/ kecemasan pasien
diberikan intervensi yang tepat.
PENANGGULANGAN WABAH/ KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

RSUP DR. M. DJAMIL


NO. DOKUMEN TERBIT KE HALAMAN
PADANG
1 4/4
14. Bila satu kamar tersendiri untuk pasien yang membutuhkan
isolasi tidak tersedia, pasien yang terinfeksi dapat ditempatkan
dengan pasien lain yang terinfeksi organisme yang sama
(cohort)
15. Pasien infeksi yang harus diisolasi dalam kamar tunggal::
 Pasien dengan infeksi yang sangat menular atau disebabkan
oleh mikro organisme yang cenderung mematikan saat
ditularkan.
 Pasien dengan infeksi yang sangat mudah menular bila
kebersihan kurang, yaitu: bayi, anak balita dan pasien yang
mengalami gangguan psikologis.
 Pasien dengan koloni mikroorganisme khusus yang signifikan
secara klinis atau epidemiologi, seperti organisme obat multi
resisten misalnya MRSA, ESBL, MDRO
 Pasien dengan pengeluaran cairan tubuh yang berlimpah
cenderung menyebabkan pencemaran lingkungan
16. Suatu kamar untuk pasien dengan infeksi patogen idealnya
mempunyai fasilitas toilet dan kamar mandi (rujuk kepada
panduan penempatan pasien dan teknik isolasi).
17. Selama investigasi wabah, informasi terkini harus
dikomunikasikan tepat waktu kepada Direktur Utama RSUP DR.
M Djamil Padang, Dinas Kesehatan Kota Padang dan Provinsi
Sumatera Barat. Informasi dapat diberikan kepada publik dan
media dengan persetujuan Direktur Utama RSUP DR. M Djamil
Padang.
18. Laporan akhir investigasi dan penanggulangan wabah harus
menjelaskan wabah, efektivitas intervensi, dan uraian tugas
masing-masing anggota tim yang berpartisipasi dalam
investigasi dan penanggulangan.
19. Laporan harus memuat rekomendasi untuk mencegah terjadinya
masa depan. Laporan dapat dipublikasikan dalam literatur
medis, dan dapat dianggap sebagai dokumen hukum.
UNIT TERKAIT Seluruh Satuan Kerja Pelayanan Pasien Langsung di RSUP DR. M.
Djamil Padang
DOKUMEN TERKAIT 1. Lembar / formulir pengumpulan data investigasi Wabah/ KLB
2. Laporan Identifikasi Dini Wabah/KLB

Anda mungkin juga menyukai