0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
219 tayangan12 halaman

Kel 2 Balaghah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 12

MAKALAH ILMU BALAGHAH

PANDANGAN UMUM TENTANG BENTUK-BENTUK FASHAHAH


DALAM KALIMAT

Dosen Pengampu :

H.Masyhuri Putra, Lc., M.Ag

Disusun oleh :

Filza Syahira NIM:

Ismardhiatul Izzah NIM:

Khairunnisa Maharani NIM: 12130222841

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaarakatuh.

Alhamdulillahi rabbil alamin segala pujian dan rasa syukur atas kehadirat
Allah SWT karenarahmat, hidayah wal inayah-Nya yangtelah di karuniakan
kepada saeganap hambanya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusun
makalah ini. Adapun yang akan kami kaji dalam makalah ini yang berjudul
“Pandangan Umum Tentang Bentuk-bentuk Fashahah Dalam Kalimat”.

Penulis menyadari bahwa masi banyak kekurangan di dalam makalah ini,


oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Selanjutnya, saran dan kritk dari pembaca dan
pengguna sangat kami harapkan, karena kami sadar makalah ini belum sempurna.
Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PEKANBARU, 13 Maret 2023

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................2
BAB, II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Kalimat Fasihah..........................................................................................3
2.2 Kalam Fasih................................................................................................6
2.3 Mutakalim Fasih.........................................................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................9
3.2 Saran...........................................................................................................0
DAFTAR PUSAKA.............................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tidak bisa dipungkiri bahwa seseorang untuk bisa membaca al-Quran


dengan baik dan benar harus melalui kaidah-kaidah atau cara-cara yang telah
ditetapkan oleh ahli tajwid sehingga dia bisa membacanya dengan fasih dan benar.
Jika tidak memang yang terjadi adalah kesalahan yang dikhawatirkan akan
mengubah makna ayat al-Quran itu sendiri. Sebagaimana peristiwa yang dialami
oleh Abu Aswad al-Du'ali ketika mendengar sebagian ayat al-Quran hingga
mengubah arti dari kalimat dalam al-Quran tersebut.

Definisi fasih dalam bahasa Arab dapat dilihat dari berbagai aspek yang
masing-masing memiliki definisi khas tersendiri sehingga antara satu dengan yang
lain cenderung berbeda. Sebagai contoh definisi fasih dalam bahasa Arab yang
dijelaskan dalam ilmu balaghah akan berbeda dengan apa yang dijelaskan dalam
ilmu nahwu. Karena beberapa pertimbangan, penulis membatasi diri untuk
mengkaji tentang fasih menurut kalangan ahli balaghah. Dengan demikian dari
penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang mana fashahah dalam
bahasa Arab.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Fashahah?

2. Apa saja macam-macam Fashahah?

3. Apa saja syarat-syarat kalimat bisa dikatakan fasih?

1
1.3 TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pengertian fashahah

2. Untuk mengetahui macam-macam fashahah

3. Untuk mengetahui kalimat bisa dikatakan fasih

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kalimat Fasihah (kata fashih)

Suatu kata disebut fashih atau jelas jika kata tersebut selamat dari :

1. Tanafur Al-Huruf ‫) ) تنا فر الحرف‬, yakni kata-kata yang sukar diucapkan.

Contoh :

ُ ‫ت ََر ْكتُ َها ت َْرعَى ال ُه‬


‫عخ َع‬

(aku membiarkannya makan rumput)

Perkataan Hu’khu’u dirasa sulit dan berat untuk mengucapkannya.


Kesulitan mengucapkan seperti ini dinamakan tanafurul huruf. Setiap kata yang
tanafur adalah tidak fashih. Karenanya, kalimat fashih itu harus terhindar dari
tanafur huruf.

2. Mukhalafah al-Qiyas ( ‫ ) مخالفة القياس‬, yakni kata – kata yang menyalahi atau
tidak sesuai dengan kaidah umum ilmu sharaf.

Contoh :

‫فَالَ يُ ْب َر ُم اَأل ْم ُر الَّ ِذى ُه َو َحالِ ٌل – َوالَيُ ْحلَ ُل اَأل ْم ُر الَّ ِذى ه َُو يَ ْب ُر ُم‬

(sesuatu yang lentur akan sulit untuk ditegakkan, dan sesuatu yang keras akan
sulit untuk dilenturkan).

Pada syiir diatas terdapat dua kata, yaitu ‫ ُل‬fَ‫ يُ ْحل‬dan ‫ ٌل‬fِ‫ َحال‬shigah (bentuk)
kedua kata tersebut tidak sesuai dengan kaidah – kaidah ilmu sharaf. Jika
mengikuti kaidah kedua kata tersebut seharusnya ‫ يَ ِحل‬dan ‫َح َل‬

2. Gharabah ( ‫) غرابة‬, yakni suatu ungkapan yang terdiri dari kata-kata yang
asing, jarang dipakai, dan tidak diketahui oleh banyak orang.

3
Contoh :

ْ ‫ماَلَ ُك ْم تَ َكْأ َكْئتُ ْم َعلَ َّي َكتَ َكْأ ُكِئ ُك ْم َعلَى ِذ‬
‫ى ِجنَّ ٍة اِ ْف َر ْنقِ ُعوا‬

Mengenai perkataan ini, sekalipun ia orang Arab, maka akan merasa kesulitan
untuk memahaminya. Setelah dicari dalam kmus barulah diketahui; yaitu :

‫ص ِرفُوا‬
َ ‫ى ِجنَّ ٍة اِ ْن‬
ْ ‫اع ُك ْم َعلَى ِذ‬ ْ ‫ماَلَ ُك ْم اِ ْجتَ َم ْعتُ ْم َعلَ َّي َك‬
ِ ‫أجتِ َم‬

(mengapa kalian berkumpul padaku seperti menonton orang gila? Pergilah !)

Kata yang sulit artinya disini ialah Takak-kaktum dan Ifronqi’u .Kedua
kata tersebut dianggap gharabah, karena jarang digunakan sehingga sulit
mengartikannnya. Setiap kata yang gharabah adalah tidak fashih. Karenanya,
kalimat fashih itu harus terhindar dari gharabah.

2.2 Kalam Fasih

Kalam Fasih, artinya kalimat yang baik dan mudah diucapkan dan
difahami. Suatu kalam dinilai fasih jika selamat dari hal – hal berikut :

1. Susunan kalimatnya tidak tanafur yakni tidak tersusun dari kata – kata yang
berat atau sukar diucapkan.

Contoh :

ٌ ‫ب قَ ْر‬
‫ب‬ ِ ‫س قُ ْر َب قَ ْر‬
ٍ ‫ب َح ْر‬ ِ ‫ان – َولَ ْي‬ ٍ ‫َوقَ ْب ُر َح ْر‬
ٍ ‫ب ِب َم َك‬

(adapun kuburan musuh itu di tempat sunyi dan tiada kuburan lain dekat dengan
kuburan itu)

Susunan kalimat pada syi’ir diatas dianggap berat mengucapkannya, sebab


berkumpul beberapa kata yang hampir bersamaan hurufnya.

2. Susunan kalimatnya tidak dha’uf al-ta’lif, yaitu susunan kalimat yang lemah,
sebab menyalahi kaidah ilmu nahwu atau sharaf seperti :

‫ ضرب زيدا غالمه‬seharusnya ‫ضرب غالمه زيدا‬

Kecuali : ‫ضرب زيدغالمه‬ atau ‫ضرب غالمه زيد‬

4
Kaimat (jumlah) yang terakhir ini dibolehkan karena ada dhamir munfashil yang
kembali ke fa’il.

3. Adanya ta’qid lafzhi (kerancuan pada kata – kata) suatu kalimat termasuk
kategori ta’qid lafzhy apabila ungkapan kata – katanya tidak menunjukan tujuan
karena ada cacat dalam susunannya, seperti kata Farazdaq :

ِ ‫َو َما ِم ْثلُهُ فِى النَّا‬


ُ‫س إالَّ َملِ ًكا اَبُو اُ ِّم ِه َح ٌّي اَبُوهُ يُقَا ِربُه‬

Susunan kalimat diatas asalnya ,

ِ ‫َو َما ِم ْثلُهُ فِى النَّا‬


ُ‫س َح ٌّي يُقَا ِربُهُ اِالَّ َملِ َكا اَبُو اُ ِّم ِه اَبُوه‬

(tiadalah seorangpun yang menyerupainya, kecuali raja yang bapak ibunya itu
masih hidup, yaitu bapaknya (Ibrahim) yang menyerupai dia)

Maksudnya tiada diantara manusia yang masih hidup yang menyerupai


dia, kecuali raja yang menyerupai bapak ibunya, yaitu Ibrahim.

4. Ta’qid ma’nawi

Contoh

َ ‫ب َع ْينَا‬
‫ي ال ُّد ُم ْو َع لِت َْج ُمدَا‬ ُ ‫س ُك‬ ُ ُ‫سا َ ْطل‬
ْ َ‫ َوت‬# ‫ب بُ ْع َد الدَّا ِر َع ْن ُك ْم لِتَ ْق ُربُ ْوا‬ َ

(aku mecari tempat yang jauh dari kamu sekalian, agar kamu kelak menjadi dekat
denganku dan supaya kedua mataku mengucurkan airmata, kemudian supaya
menjadi keras).

Maksudnya : ( sekarang aku lebih suka berpisahjauh denganmu untuk


sementara waktu meskipun sampai mengucurkan airmata karena prihatin). Untuk
mengambil makna dari syiir diatas sangat sulit, sehingga dinamakan Ta’qid
ma’nawi.

2.3 Mutakalim Fashih

Mutakallim Fashih yaitu bakat kemampuan berekspresi secara baik yang


melekat pada seorang mutakallim. Seorang mutakallim yang fasih adalah orang

5
yang dapat menyampaikan maksud nya dengan ucapan yang fashihah atau baik
dan lancar. Sedang yang yang tidak demikian dinamakan Ghair Fasih

6
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Menurut bahasa fashahah bermakna ‘jelas’ atau ‘terang’, sedangkan


menurut istilah fashahah ada tiga macam yaitu kalimat fashahah, kalam fasih, dan
mutakallim fasih.

Syarat – syarat Fashahah :

1. Tanafur al-Huruf.( ‫ )تنا فر الحرف‬, yakni kata – kata yang sukar diucapkan.

2. Mukhalafah al-Qiyas( ‫ ) مخالفة القياس‬, yakni kata – kata yang menyalahi atau
tidak sesuai dengan kaidah umum ilmu sharaf.

3. Gharabah ( ( ‫غرابة‬, yakni suatu ungkapan yang terdiri dari kata – kata yang
asing, jarang dipakai, dan tidak diketahui oleh banyak orang.

Macam – macam Fashahah :

1. Kalimat Fashihah

2. Kalam Fasih, ada empat macam :

a. Susunan kalimatnya tidak tanafur

b. Susunan kalimatnya tidak dha’uf al-ta’lif

c. Adanya ta’qid lafzhi

d. Ta’qid ma’nawi

3. Mutakalim Fashih

7
3.2 SARAN

Semoga dengan adanya makalah dapat menambah wawasan pembaca


terkait materi tentang “Fator X”. Kami mengetahui bahwa masih banyaknya
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan kami terima agar makalah ini dapat disempurnakan dengan baik kedepannya.

8
DAFTAR PUSAKA

Muhsin, Wahab & Fuad Wahab. 1991. Pokok – Pokok IlmuBalaghah.


Bandung:Angkasa

Thamum, Syaikh Musthofa & Muhammad Afandi Umar. Qowaid al-lughoh


‘arobiyah. semarang : Maktabah ‘ulumiah

Zaenuddin, Mamat & Yayan Nurbayan. 2007. Pengantar Ilmu Balaghah.


Bandung:PT Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai