Laporan Komunitas Paling Paling
Laporan Komunitas Paling Paling
Laporan Komunitas Paling Paling
KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KHATULISTIWA
Disusun Oleh :
KEPERAWATAN KOMUNITAS
PUSKESMAS KHATULISTIWA
Ketua Kelompok
Widyo Nugroho
NIM. 211133093
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di Tingkat Regional
Tahun 2020"
MISI
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur kita haturkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah
ini dapat terselesikan tepat pada waktunya.
Terselesainya makalah ini berkat kerja sama dari berbagai pihak untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Halina Rahayu, M.Kep dan tim
selaku koordinator Praktik Klinik Komunitas kami, serta tidak lupa pula kami
berterimaksih kepada :
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan baik dari sisi penulisan maupun sistem penulisan, karena keterbatasan
pengetahuan. Oleh karena itu, kami mohon maaf dan mengucapkan terimakasih
atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga apa yang kami sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua.
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................1
VISI DAN MISI......................................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................6
C. Tahapan Pelaksanaan....................................................................................7
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.................................................................10
E. Pelaksanaan.................................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................11
A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas.....................................................11
B. Asuhan Keperawatan Komunitas................................................................21
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.....................................28
A. Data Umum.................................................................................................28
B. Data Khusus................................................................................................29
C. Rencana Kegiatan (Poa)..............................................................................66
D. Implimentasi Keperawatan Komunitas.......................................................69
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................74
A. Pengkajian...................................................................................................74
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................................77
C. Perencanaan................................................................................................78
D. Implementasi...............................................................................................79
E. Evaluasi.......................................................................................................83
BAB V PENUTUP................................................................................................85
A. Kesimpulan.................................................................................................85
B. Saran............................................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
kesehatan masyarakat (Perkesmas) yang dimulai sejak permulaan konsep
puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional
terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
komprehensif.
RW 16 merupakan salah satu kelurahan Batulayang yang berada di
kecamatan kota pontianak yang cukup luas dengan letak geofarafis yang
cukupjauh dari pusat kota dengan konsisi wilayah yang cukup luas dan hanya
memiliki satu puskesmas yang tidak bisa melakukan rawat inap dimana
puskesmas ini bertanggung jawab atas empat wilayah yaitu Pontianak Utara,
Selatan, Hilir dan Wajok banyak masalah kesahatan yang perlu mendapatkan
perhatian seperti dari 223 keluarga yang dapat terkaji sebesar bayi 2 %, usia
sekolah 23%, remaja 13%, dewasa 51%, lansia 11%, dari semua usia ini ada
berepa penyakit yang memang perlu mendapatkan perhatian yang cukup
serius terutama pada dewasa yang memang memiliki angka persentasi yang
cukup tinggi serta lansia yang memiliki riwayat penyakit seperti Batuk Pilek
33%, Skabies 50%, Thypoid 10%, Rematik 44%, Hipertensi 56%.
Salah satu yang menjadi faktor meningkatnya penyakit terutama
skabies adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan
lingkungan dan tingginya warga sekitar yang menggunakan air sungai sebagai
MKCK serta kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menerapkan perilaku
hidup yang sehat serta pentingnya menjaga lingkungan seperti tidak
membuang sampah di sungai. sehingga hal ini perlu mendapatkan perhatian
salah satunya perlunya diberikan asuhan keperawatan komunitas.
Praktek klinik yang dilakukan mahasiswa program studi profesi ners
keperawatan komunitas yang berlangsung sejak 09 Meit-11 Juni 2022 di RT
01, 02 dan 03 /RW 16 jalan Khatulistiwa Gg. Makam, Gg. Rahman dan Gg.
Masjid kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak
dengan menggunakan pendekatan keluarga dan masyarakat. Kemudian
kembali bersama mengolah data, menganalisa data dan melakukan
intervensi masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Kemudian kembali
6
bersama-sama menyusun rencana kegiatan yang diserahkan kepada warga
untuk ditindaklanjuti.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas dengan menerapkan
konsep-konsep keperawatan komunitas guna meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan Praktek Keperawatan Komunitas, diharapkan
mahasiswa mampu :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di RT 01, 02 dan 03
/RW 16 kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak Utara Kota
Pontianak.
b. Menentukan prioritas dan penyebab masalah yang ada dilaksanakan di
RT 01, 02 dan 03 /RW 16 kelurahan Batu Layang kecamatan
Pontianak Utara Kota Pontianak.
c. Menyusun rencana kegiatan (POA) plan of action / rencana pemecahan
masalah bersama masyarakat untuk menyelesaikan masalah-masalah
kesehatan di dilaksanakan di RT 01, 02 dan 03 /RW 16 kelurahan Batu
Layang kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak.
d. Melaksanakan kegiatan sesuai POA yang telah dibuat untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang ditemukan dilaksanakan di RT
01, 02 dan 03 /RW 16 kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak
Utara Kota Pontianak.
e. Mengevaluasi hasil kegiatan dan menyusun rencana tindak lanjut
terhadap hal-hal yang dianggap perlu dalam mengatasi masalah yang
ada di masyarakat.
7
f. Mendokumentasikan dan melaporkan hasil kegiatan selama praktek
keperawatan komunitas dilaksanakan di RT 01, 02 dan 03 /RW 16
kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak.
C. Tahapan Pelaksanaan
1. Penjajakan
a. Persiapan
Mengikuti penjelasan latihan praktek keperawatan komunitas oleh
pembimbing, dilanjutkan penerjunan mahasiswa ke lokasi latihan
praktek keperawatan komunitas.
b. Orientasi wilayah.
1) Pengenalan wilayah dan karakteristik penduduk yang dijadikan
sebagai tempat latihan praktek keperawatan komunitas.
2) Perkenalan dan penjelasan tujuan beserta tahapan kegiatan latihan
praktek keperawatan komunitas kepada unsur masyarakat yang
terkait seperti tokoh masyarakat. Mendapatkan gambaran awal
mengenai masalah kesehatan yang dianggap perlu ditangani di
masyarakat.
2. Penyusunan Angket
Angket disusun berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
dengan pilihan jawaban, kemudian dilakukan penyebaran dan dilakukan
wawancara sesuai dengan pertanyaan didalam angket.
2. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati hal-hal yang
mendukung terjadinya masalah dalam keperawatan komunitas,
misalnya masalah yang berkaitan dengan lingkungan, kebiasaan atau
prilaku dan tersedianya fasilitas kesehatan dan fasilitas lainnya yang
dimanfaatkan penduduk di RT 01, 02 dan 03 /RW 16 kelurahan Batu
Layang kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak.
3. Pengkajian Fisik yang dilakukan seperti pengkajian tanda-tanda vital
pada pasien .
4. Tinjauan Pustaka dimana penulis menggunkan beberapa pendadapat
dan kaian pustaka dari beberapa referensi untuk mendukung menjadi
pendoman dalam mengangkat serta memecahkan masalah yang ada.
b. Analisa Data
1) Rekapitulasi data dengan menggunakan format yang telah
disepakati.
2) Penghitungan persentase data-data yang bersifat nomerik dan persen.
3) Tabulasi data.
4) Analisa data dengan cara mengelompokan data-data fokus.
4. Perencanaan
a. Persiapan diskusi dengan pihak puskesmas.
b. Menetapkan masalah keperawatan dan prioritas sementara serta rencana
tindakan.
9
c. Melakukan diskusi dengan pihak puskesmas mengenai data yang
didapat.
d. Bersama dengan pihak puskesmas dalam merumuskan masalah,
menyusun prioritas menggunakan skoring berdasarkan masalah yang
paling dirasakan oleh masyarakat dan dapat segera diatasi dengan
sumber yang ada sekaligus menyepakati tindakan-tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi permasalahan sesuai prioritas dengan peran
serta masyarakat secara penuh.
5. Pelaksanaan
a. Melakukan pelaksanaan tindakan sesuai rencana melalui koordinasi
dengan pihak terkait.
b. Melakukan Pemeriksaan Fisik di RW 16 Kelurahan Batulayang
Kecamatan Pontianak Utara
c. Memberikan demonstrasi cara mencuci tangan dengan 6 langkah
d. Memberikan Pendidikan Tentang PHBS
6. Evaluasi
a. Persiapan kegiatan evaluasi akhir pelaksanaan kegiatan perawatan
komunitas.
b. Melakukan koordinasi dan rekapitulasi kegiatan yang telah
dilakukan.
c. Melakukan kegiatan yang telah dilakukan dan dievaluasi.
10
Praktek keperawatan komunitas bertempat diwilayah di RT 01, 02 dan
03 /RW 16 kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak Utara Kota
Pontianak.
E. Pelaksanaan
Praktek keperawatan komunitas dilaksanakan oleh mahasiswa profesi
ners dengan susunan kepanitiaan sebagai berikut :
1. Ketua : Widyo Nugroho
2. Sekretaris : Ririn Setyo Putri
3. Bendahara : Patrisiana Irmawati
4. Perlengkapan : Fitri Nurul Pramesti, Sri Murthi Lestari, Nopanus.
5. Dokumentasi : Muhammad Firdaus, Linda Wahyuni
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
13
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Ridho Kurniawan. 2019).
14
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan;
baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi
maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership) Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi
dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan
menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu,
kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan
keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam
lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
15
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (Ridho
Kurniawan. 2019).
c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah Klien sering kali
membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat diberikan secara
efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat memberikan
perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawatan melakukan
kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di
rumah harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel,
berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki
kemampuan klinik yang kompeten.
d. Lingkungan kesehatan kerja lain Terdapat sejumlah tempat lain dimana
perawat juga dapat bekerja dan memiliki peran serta tanggungjawab
yang bervariasi. Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri,
bekerja sama dengan perawata lain, bekerja di bidang pendididkan ,
penelitian, di wilayah binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain
itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat ditantang untuk
memberikan perawatan yang berkualitas (Ridho Kurniawan. 2019).
16
imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan diare, sanitasi dasar,
penyediaan obat esensial (Zulkifli, 2003).
6. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang
bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati
kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi
dari sebuah teori dan konsep praktik (Veronika, dkk. 2017).
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model
Health Care System (Betty Neuman, 1972; Sarafino, et al. 2011). Model
konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan aktivitas
keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan
cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel,
normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas
(Mubarak & Chayatin, 2009 ; Meiklejohn. Dkk. 2016).
Menurut Sumijatun (2006) dalam Sarafino, et al. (2011) teori
Neuman berpijak pada metaparadigma keperawatan yang terdiri dari yang
terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Asumsi Betty
Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan
komunitas adalah:
a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari
variabel yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau
pengaruh-pengaruh dari sekitar atau sistem klien
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan
kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.
17
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan
kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya
promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan
rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya (Ridho
Kurniawan. (2019).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu
sebagai klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas
terdiri dari individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan
totalitas individu dari Neuman (Arcan,C. Et al, 2013) untuk melihat
masalah pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan untuk
menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan.
Model tersebut telah diganti namanya menjadi model komunitas
sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer
yang menjadi landasannya. Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
a. Tingkat individu Individu adalah bagian dari anggota keluarga.
Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan maka
perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada individu tersebut.
Pelayanan pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah atau
puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan pelayanan tindak
lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di rumah
dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti penderita
penyakit demam darah dan diare. Kemudian individu yang
memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti ibu
hamil, ibu menyusui, bayi dan balita (Meiklejohn, dkk. 2016).
b. Tingkat keluarga
18
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi
diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang
anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis. Hal ini
dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga
yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya,
keluarga tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan anggotanya.
c. Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh
wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya
kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang
komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan
komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan tertier
melalui proses individu dan kelompok dengan kerja sama lintas sektoral
dan lintas program.
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang
terdiri dari tiga tingkat yaitu:
1) Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup
peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan
spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan
kesehatan baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer
juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu melawan
agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling
19
umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu
hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
2) Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit
lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang
mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan
sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan
puskesmas.
3) Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami
kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan
kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita
patah tulang.
Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan,
berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan
pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2009):
a. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan
prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu pada paradigma
keperawatan secar umum dengan empat komponen dasar yaitu;
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
b. Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman (1998)
meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan
20
sosial melalui birokrasi pemerintah (social developmant) dan aksi sosial
berdasarkan kejadian saat itu (social action) (Mubarak, 2009).
Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui
tahapan-tahapan berikut:
1) Tahap persiapan
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat,
mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
2) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian dengan
pola yang ada dimasyarakat dengan pembentukan kelompok kerja
kesehatan.
3) Tahap pendidikan dan pelatihan
Melalui kegiatan-kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok
masyarakat melalui pengkajian, membuat pelayanan keperawatan
langsung pada individu, keluarga dan masyarakat.
4) Tahap formasi kepemimpinan
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan keterampialan
yang mengikuti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan
pengawasan kegiatan pendidikan kesehatan.
5) Tahap koordinasi
Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan
masyarakat
6) Tahap akhir
Supervisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian
umpan balik dan masing-masing evaluasi untuk perbaikan untuk
kegiatan kelompok kesehatan kerja selanjutnya.
21
masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran
serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya
untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat
sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan
seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara
kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep
kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada
seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi
(Efendi, 2009).
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan
komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses
keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas
secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan
pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
22
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
b. Pengumpulan Data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang
terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
2) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
a) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk.
b) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
c) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman
atau tidak, apakah sering mengalami stres akibat keamanan dan
keselamatan yang tidak terjamin.
d) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk deteksi dini atau
memantau gangguan yang terjadi.
f) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini
dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi.
g) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang
terkait dengan gangguan penyakit.
h) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah
Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya.
23
i) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,
apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat
3) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif (Mubarak, 2005):
a) Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas,
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b) Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran
4) Sumber Data
a) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
b) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
c) Cara Pengumpulan Data
(1) Wawancara yaitu: kegiatan timbal balik berupa Tanya jawab
(2) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
(3) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh
individu.
(4) Pengelolaan Data
a) Klasifikasi data atau kategorisasi data
b) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan
telly
c) Tabulasi data
24
d) Interpretasi data
5) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat
apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakatsehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan.
6) Prioritas Masalah
Kriteria untuk menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat
dan keperawatan diantaranya adalah:
a) Perhatian masyarakat
b) Prevalensi kejadian
c) Berat ringannya masalah
d) Kemungkinan masalah untuk di atasi
e) Tersedianya sumber daya masyarakat
f) Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat di tentukan berdasarkan hierarki
kebutuhan. Menurut Abraham Maslow, prioritas masalah di mulai
dari :
a) Keadaan yang mengancam kehidupan
b) Keadaan yang mengancam kesehatan
c) Persepsi masyarakat tentang kesehatan dan keperawatan.
25
Tabel 1. Format Penapisan menurut Mueke, 1988 atau penapisan diagnosis
kesehatan komunitas.
Kriteria Penapisan
komun
Kemungkinan untuk diatasi
Jumlah skor
c. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnosa
keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin
terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas
terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga
26
komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan
symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).
1) Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
2) Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
3) Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah
yang terjadi.
d. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan
dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi
yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan
komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak, 2005):
1) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
2) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
3) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
4) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang
tepat
5) Lakukan olahraga secara rutin
6) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
7) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
e. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhan keperawatan harus bekerjasama dengan angota tim kesehatan
lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
27
masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi,
2009), yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit.
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku
hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan.
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit.
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas
f. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
28
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 01, 02 DAN 03 RW 16 Jl.
KHATULISTIWA Gg. MASJID, Gg. MAKAM DAN Gg. ARAHMAN
KELURAHAN BATU LAYANG KECAMATAN PONTIANAK UTARA
KOTA PONTIANAK
A. DATA UMUM
1. Dimensi Lokasi :
RT/RW : 0I/02/03
RT/RW : 16
Nama kelurahan : Batu Layang
Kecamatan : Pontianak Utara
Kota : Pontianak
Provinsi : Kalimantan Barat
29
3. Lokasi Pelayanan Kesehatan
a. Tempat dan jarak pelayanan kesehatan
- Jarak ke puskesmas khatulistiwa dalam 2-5 km
- Jarak ke RSU Yarsi Pontianak ± 10 km
b. Cara mencapai lokasi pelayanan kesehatan
- Aspal kasar pada jalan utama
- Menggunakan kendaraan roda 2
c. Iklim :
Iklim didaerah gg usaha baru dan gg tujuh dalam 6 bulan terakhir
ini tidak menentu yaitu hujan dan panas.
B. DATA KHUSUS
1. Kependudukan
Diagram 1. Distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur
Umur
Lansia (>60 th) Bayi (0-1 th)
11% 2% Anak-anak (2-
10 th)
23%
Remaja (11-19
th)
Dewasa (20-60 13%
th)
52%
30
Diagram 2. Distribusi Penduduk menurut tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan
73
33%
80
61
27%
70
47
60 21%
50
30
40 14%
30
4 3
5 1%
20 2% 2%
10
0
Tidak sekolah SD SMP SMA/SMK Belum sekolah Sarjana Diploma
Guru; 2; 1%
Pekerjaan
Security; 1; 0% Honorer; 1; 0% Petani ; 2; 1% Swasta
Pensiunan; 2; 1% PNS
Pelajar
IRT
Polisi; 1; 0% Buruh
Belum bekerja;
37; 17% Swasta ; 53; 24% Polisi
Belum bekerja
Buruh ; 9; 4% PNS; 1; 0% Guru
Security
Honorer
Pelajar; 61; 27% Pensiunan
IRT; 53; 24% Petani
31
sebanyak 1 orang (1%), pelajar sebanyak 61 orang (27%), IRT sebanyak 53
orang (24%), buruh sebanyak 9 orang (4%), polisi sebanyak 1 orang (0%),
belum bekerja sebanyak 37 orang (17%), guru sebanyak 2 orang (1%),
security sebanyak 1 orang (0%), honorer sebanyak 1 orang (0%) dan
pensiunan sebanyak 2 orang(1%).
Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki
53% 47%
Laki-laki Perempuan
Pendapatan
> 3.000.000 < 1.000.000
2% 19%
1.000.000-
3.000.000
79%
32
Dari 60 KK yang telah dilakukan pengkajian, terlihat bahwa sebagian
besar dari responden yang mempunyai pendapatan <1.000.000 sebanyak 11
KK (19%), pendapatan 1.000.000-3.000.000 sebanyak 47 KK (79%), dan
pendapatan >3.000.000 sebanyak 2 KK (2%).
B. LINGKUNGAN FISIK
1. Perumahan
Diagram 6. Distribusi penduduk menurut status kepemilikan rumah
Kepemilikan Rumah
Numpang
Sewa 13%
3%
Milik sendiri
83%
30%
27%
43%
33
Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden
berdasarkan jenis lantai rumah, yakni lantai papan sebanyak 16 rumah
(27%), tegel sebanyak 26 rumah (43%), dan semen sebanyak 18 rumah
(30%).
Jendela Kamar
7%
Ya
Tidak
93%
Tidak
30%
Ya
70%
Ya Tidak
34
Tabel 9. Distibusi penduduk menurut pencahayaan rumah
Pencahayaan Rumah
Remang-
remang
30%
Terang
70%
Bersatu
Dekat
Terpisah
93%
35
Tabel 11. Disribusi penduduk berdasarkan halaman rumah
Halaman Rumah
Ya
40%
Tidak
60%
Lokasi Halaman
Depan Samping Belakang
4%
21%
75%
36
2. Sumber Air
Diagram 13. Tabel distribusi penduduk berdasarkan sumber air untuk
masak dan minum
Air Mineral; 3; 5%
95%
37
Diagram 15. Distribusi penduduk berdasarkan sumber air mandi/mencuci
3%
78%
100%
<10 m >10 m
38
Diagram 17. Distribusi penduduk berdasarkan tempat penampungan air
sementara
Bak
Gentong
Ember
97%
Terbuka
92%
39
Diagram 19. Distribusi penduduk berdasarkan kondisi air dalam
penampungan
100%
27%
73%
Ya Tidak
40
3. Pembuangan Sampah
Diagram 21. Distribusi penduduk berdasarkan tempat pembuangan sampah
22%
58%
20%
Ada
35%
Ada
Tidak Tidak
65%
41
Diagram 23. Distribusi penduduk berdasarkan kondisi tempat penampungan
sampah sementara
Terbuka
100%
100%
42
4. Pembuangan Limbah
Diagram 25. Distribusi penduduk berdasarkan kebiasaan keluarga BAB&
BAK
Jamban/WC
100%
Leher angsa
100%
8%
32%
Resapan
Got/Selokan
Sembarangan
60%
Lancar
67%
44
1. Pelayanan Kesehatan
Diagram 29. Distribusi penduduk berdasarkan sarana kesehatan terdekat
Rumah Sakit
Puskesmas
Praktek/ Klinik
100%
Klinik
Tabib 2%
10%
Puskesmas
51%
Perawat/ Mantri
37%
jamu
10%
33% 33%
ASTEK/ ASKES
JPS/ ASKES MASKIN
Tidak ada
33%
46
Diagram 33. Distribusi penduduk berdasarkan sarana transportasi ke
pelayanan kesehatan keluarga
angkot
17%
kendaraan pribadi
83%
1-2 km 100%
47
2. Masalah Kesehatan Khusus
Diagram 35. Distribusi penduduk berdasarkan penyakit yang paling sering
diderita keluarga selama 6 bulan terakhir
Batuk Pilek
33%
Gatal-gatal
50%
42% Tidak
Ya
58%
48
Tabel 37. Tabel distribusi penduduk berdasarkan aspetor KB
Aseptor KB
Tidak cocok
17%
Ya
83%
jenis kontrasepsi
IUD
7%
suntik
52%
pil
41%
b) Ibu hamil
Diagram 39. Distribusi penduduk berdasarkan ibu hamil dalam keluarga
49
Ibu Hamil dalam Keluarga
Tidak
100%
c) Ibu Menyusui
Diagram 40. Distribusi penduduk berdasarkan ibu menyusui dalam keluarga
Ibu Menyusui
Ya
13%
Tidak
87%
Ya Tidak
4. Balita
50
Diagram 41. Distribusi penduduk berdasarkan ada balita didalam anggota
keluarga
Balita
Ya
25%
Tidak
75%
Ya
27%
Tidak
73%
51
Imunisasi Balita
27%
73%
Ya Tidak
Tidak tahu
Tidak mau
100%
52
Diagram 45. Distribusi penduduk berdasarkan ada mempunyai anak
sekolah/ remaja didalam keluarga
Tidak
42%
Ya
58%
Ya Tidak
Usia Remaja
6-10 tahun
16-21 tahun 23%
43%
11-15 tahun
34%
53
Pendidikan Anak
3%
31% 38% SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
29%
Bermain Keagamaan
21% 25%
Olahraga
54%
Ya
Tidak
100%
Musik/TV
100%
6. Usia Lanjut
55
Diagram 51. Distribusi penduduk berdasarkan ada anggota keluarga yang
lanjut usia
lanjut usia
Ya
30%
Tidak
70%
Keluhan Penyakit
Ya
Tidak
100%
56
Jenis Penyakit
Rheumatik
44% Hipertensi
56%
Berkebun/Pekerjaan Rumah
100%
Posyandu Lansia
100%
Ada Tidak
58
C. ANALISA DATA
60
untuk lansia. 44%. pemeliharaan
3. warga RW 16 3. Didapatkan data tidak kesehatan.
Kelurahan Batulayang adanya posyandu lansia
mengatakan bahwa di RW 16 Kelurahan
kebanyakan lansia Batulayang sebanyak
mengalami hipertesi 100 %.
4. warga RW 16 4. Didapatkan data
Kelurahan Batulayang ketidak tahuan lansia
mengatakan bahwa tentang adanya
lansia masih ada yang posyandu lansia di RW
tidak memanfaatkan 16 Kelurahan
sarana pelayanan Batulayang sebanyak
kesehatan bila sakit. 100 %.
1. Sebagian warga RW 1. Didapatkan data balita Kurangnya
16/ RT 01 Kelurahan yang tidak di pengetahuan ibu di
Batulayang imunisasi di RW 16/ RW 16 /rt 01 tentang
mengatakan bahwa RT 01 Kelurahan imunisasi
anaknya tidak di Batulayang sebanyak berhubungan dengan
imunisasi. 73 %. kurang memahami
2. Sebagian warga RW 2. Didapatkan data balita efek samping dari
16/ RT 01 Kelurahan yang tidak di tidak dilakukannya
Batulayang imunisasi dengan imunisasi lengkap
mengatakan bahwa alasan tidak mau di
anaknya tidak di RW 16/ RT 01
imunisasi alasannya Kelurahan Batulayang
karena tidak mau. sebanyak 100 %.
61
Prioritas Masalah
Kriteria Penapisan
Tersedianya Tempat
N Diagnosa Keperawatan
o A B C D E F G H I J K L Jumlah
1. Resiko terjadinya 4 4 4 2 3 3 2 1 2 3 4 3 35
penurunan perilaku hidup
sehat berhubungan dengan
kurangnya menjaga
kebersihan lingkungan.
62
berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan dan
kesadaran lansia dalam
usaha pemeliharaan
kesehatan.
4. Resiko tingginya kasus 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 27
gatal-gatal di wilayah RW
16/ RT 01 Kelurahan
Batulayang yang
berhubungan dengan
Kebiasaan hidup yang
kurang baik.
Keterangan :
A : Resiko terjadi
B : Resiko parah
C : Potensial untuk pendidikan kesehatan
D : Minat masyarakat
E : Mungkin diatasi
F :Sesuai program pemerintah
63
G : Tersedia sumber tempat
H : Tersedia sumber waktu
I : Tersedia sumber dana
J : Tersedia sumber fasilitas kesehatan
K : Tersedia SDM
L : Sesuai dengan perawat
Keterangan pembobotan :
1. sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi
No Masalah Tujuan Kegiatan Uraian Kegiatan Penanggung Waktu Tempat Dana Sumber
Jawab Kegiatan Kegiatan
64
1 terjadinya Tidak 1. Penyuluhan 1. Berkoordinasi Widyo dan 09.00- Rumah 200.000 Kelompok
penurunan terjadi kesehatan dan Daus 11.30 Yayasan
perilaku hidup penurunan tentang bekerjasama Makam
sehat perilaku perilaku dengan ketua Kesultanan
hidup hidup sehat RW dan RT Batulayan
berhubungan
sehat pada pada warga yang g
dengan
warga RW RW 16 bersangkutan
kurangnya
16 kelurahan 2. Membuat
menjaga
kelurahan Batulayang leaflet sesuai
kebersihan Batulayang 2. Mengajarkan dengan topik
lingkungan. pemilahan 3. Berdiskusi
sampah secara
organik dan demokrasi
anorganik
3. Memasang
plang ajakan
untuk tidak
membuang
sampah di
sungai
65
dengan kurang kelurahan Khatulistiwa
memahami Batulayang yang
efek samping 2. melakukan bersangkutan
dari tidak kegiatan 2. Membuat leaflet
dilakukannya imunisasi pada sesuai dengan
imunisasi anak yang topik
imunisasinya 3.Berdiskusi
lengkap
tidak lengkap secara
bersama pihak demokrasi
Puskesmas
Khatulistiwa
3 Resiko Tidak ada 1. Penyuluhan 1. Berkoordinasi Tari dan 09.00- Rumah 500.000 Kelompok
terjadinya terjadinya kesehatan dan Fitri 11.30 Yayasan
penurunan penurunan tentang bekerjasama Makam
kualitas hidup kualitas kesehatan dengan ketua Kesultanan
hidup pada pada lansia RW dan RT Batulayan
kesehatan
lansia RW 16 dan pihak g
lansia di RW
kelurahan Puskesmas
16 Keluarahan
Batulayang Khatulistiwa
Batulayang
tentang yang
berhubungan hipertensi bersangkutan
dengan dan reumatik 2. Membuat leaflet
kurangnya 2. Pemeriksaan sesuai dengan
pengetahuan kesehatan topik
dan kesadaran gratis (asam 3.Berdiskusi
lansia dalam urat, gila secara
usaha darah, demokrasi
pemeliharaan kolesterol, tentang
66
tekanan posyandu lansia
darah)
4 Resiko Tidak 1. Penyuluhan 1. Berkoordinasi Nopan dan 09.00- Rumah 200.000 Kelompok
tingginya terjadinya kesehatan dan Ririn 11.30 Yayasan
kasus gatal- kejadian tentang bekerjasama Makam
gatal di penyakit pentingnya dengan ketua Kesultanan
gatal-gatal menjaga RW dan RT Batulayan
wilayah RW
yang parah PHBS pada yang g
16/ RT 01
warga RW 16 bersangkutan
Kelurahan
kelurahan 2. Membuat
Batulayang
Batulayang leaflet sesuai
yang dengan topik
berhubungan 3.Berdiskusi
dengan secara
Kebiasaan demokrasi
hidup yang
kurang baik.
67
D. IMPLIMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 16 KELURAHAN BATULAYANG KECAMATAN
PONTIANAK UTARA
68
tuntutan
masyarakat dan
harapan dengan
adanya prektek
profesi ini
2 Kurangnya 1. Mengadakan Dilaksanakan pada Masyarakat RW 16, S
pengetahuan ibu di pendidikan hari Sabtu 04 Juni ketua RT dan RW, 1. Dukungan
RW 16 /rt 01 kesehatan tentang 2022 pukul 09.00 mahasiswa, serta Petugas
tentang imunisasi Pentingnya dosen pembimbing Kesehatan
di Rumah Yayasan
berhubungan dilakukan akademik dan Setempat
dengan kurang imunisasi pada Makam Kesultanan Petugas Puskesmas 2. Tersedia sarana
memahami efek Balita Batulayang RW 16 Khatulistiwa dan prasarana
samping dari tidak serta dukungan
dilakukannya masyarakat
imunisasi lengkap
W
1. Kurangnya
Pengetahuan
Tentang
Pentingnya
dilakukan
Imunisasi
O
1. Tingginya minat
masyarakat
dalam
mengetahui
69
kegiatan
T
1. Rendahnya minat
masyarakat
dalam Melakukan
imunisasi.
70
mengetahui
kegiatan
T
1. Tingginya
tuntutan
masyarakat dan
harapan dengan
adanya prektek
profesi ini
4 Resiko tingginya 1. Mengadakan Dilaksanakan pada Masyarakat RW 16, S
pendidikan hari Sabtu 04 Juni ketua RT dan RW, 1. Dukungan
kasus gatal-gatal di
kesehatan tentang 2022 pukul 09.00 mahasiswa, serta Masyarakat
wilayah RW 16/ RT PHBS dosen pembimbing 2. Tersedia sarana
di Rumah Yayasan
akademik dan dan prasarana
01 Kelurahan Makam Kesultanan Petugas Puskesmas
Batulayang yang Batulayang RW 16 Khatulistiwa
W
berhubungan 1. Kurangnya minat
dengan Kebiasaan masyakarat
tentang PHBS
hidup yang kurang 2. susahnya jalan
baik. akses untuk
menuju tempat
kegiatan
O
1. Tingginya minat
masyarakat
dalam
71
mengetahui
kegiatan
T
1. Tingginya
tuntutan
masyarakat dan
harapan dengan
adanya prektek
profesi ini
72
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang
dilakukan untuk mengenal masyarakat (Anderson & Mc Farlan, 2000). Pada
tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan
mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Pada praktik keperawatan
komunitas ini praktik melakukan pengkajian untuk mengenal masyarakat
yang ada dilahan praktik, yaitu di RW 16 Kelurahan Batulayang Kecamatan
Pontianak Utara. Adapun keadaan yang dikaji adalah keadaan demografi,
populasi penduduk, data kesehatan lingkungan, riwayat kesehatan individu
yang dipengaruhi oleh sub sistem komuitas yang terdiri dari ekonomi,
keamanan, transportasi, lingkungan fisik, rekreasi, komunikasi, pemerintahan
dan politik serta pelayanan sosial dan kesehatan.
73
Analisa SWOT selama proses pengkajian komunitas di kelurahan
Parit Ibrahim Desa Punggur Kecil, Kecamatan Sungai Kakap. adalah sebagai
berikut.
1. Kekuatan (strength)
a. Dukungan penuh dari tokoh masyarakat, baik itu tokoh masyarakat
formal dan non formal. Dukungan yang diberikan berupa surat perizina
melakukan pengkajian di RW 16 Kelurahan Batulayang Kecamatan
Pontianak Utara serta di dukung secara lisan melalui motivasi-motivasi
dan saran-saran yang membangun. Dukungan ini terlihat juga dalam
keaktifan tokoh masyarakat formal dan non formal dalam
berpartisispasi aktif unruk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan
praktik baik itu berupa rapat maupun teknis lapangan.
b. Sudah tebentuknya kader-kader kesehatan. Dalam hal ini sudah
terbentuknya kader kesehatan lansia dan balita. Dimana kader-kader
kesehatan ini sangat aktif dan antusias dalam melaksanakan tugasnya
sebagai kader kesehatan dan turun aktif dalam kegiatan praktik di
lapangan serta kader-kader ini juga sangat mudah untuk diajak
kerjasama dalam menyukseskan kegiatan yang dilaksanakan praktika
(intervensi keperawatan komunitas).
c. Masyarakat yang ramah serta memiliki keingintahuan yang banyak
terkait kesehatan. Kondisi lingkungan dengan mayoritas Melayu yang
sebagian bera masyarakatnya berprilaku sopan dan ramah ini membuat
kerja serta tindakan komunitas di RW 16 Kelurahan Batulayang
Kecamatan Pontianak Utara berjalan lancar dengan adanya apresiasi
dari masyarakat yang menerima praktikan kesehatan. Sehingga
memudahkan praktikan dalam pengumpulan data dan implementasi
keperawatan.
d. Lokasi yang strategis dalam pelaksanaan kegiatan sehingga
memuudahkan masyarakat untuk mengunjungi ataupun hadir dalam
setiap agenda-agenda yang terjadwal.
74
2. Kelemahan (weakness)
a. Tingkat pendidikan masyarakat bervariasi, hal ini mempengaruhi
pemahaman masyarakat dalam mengisi angket dan membutuhkan
waktu untuk menyampaikan tentang tata cara pengisian.
b. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit dan
penanganannya. Kurangnya pengetahuan masyarakat menyebabkan
ketidak mampuan keluarga untuk mengenal penyakit, merawat serta
mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah.
c. Mayoritas pekerjaan masyarakat setempat ialah sebagai Petani dan
pekerja swasta yang bekerja dari pagi hingga sore hari, sehingga sulit
untuk menemui masyarakat pada jam-jam produktif dan mencarai
waktu yang tepat dalam mengadakan pertemuan-pertemuan
masyarakat setempat.
d. Kurangnya sumber atau pusat air bersih, sehingga sebagian masyarakat
yang tinggal dipinggiran sungai menggunakan air sungai untuk
keperluan mandi, dan mencuci. Sulit untuk mengarahkan masyarakat
dalam penggunaan air bersih.
e. Adanya masyarakat yang tidak bersedia untuk dikunjungi rumahnya.
3. Kesempatan (opportunity)
a. Dukungan tokoh masyarakat dan masyarakat setempat memberikan
peluang kepada praktika dalam melaksanakan praktik keperawatan.
b. Adanya praktikan dari Ners Poltekkes Kemenkes Pontianak
melakukan praktik keperawatan komunitas. Adanya praktikan yang
melakukan praktik tersebut memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk mengetahui.
c. Fasilitas kesehatan yang dekat dan tenaga kesehatan yang proaktif.
d. Adanya informasi yang diberikan oleh praktik melalui pendidikan
kesehatan berupa lembar balik dan leaflet tentang pencegahan dan
pengobatan penyakit.
4. Ancaman (threatness)
a. Adanya titik pembakaran sampah di RW 16 Kelurahan Batulayang
Kecamatan Pontianak Utara.Terdapanya titik pembakaran sampah
75
menyebabkan resiko infeksi saluran nafas meningkat apabila tidak
dilakukan tindak lanjuti.
b. Timbulnya penyakit akibat dari lingkungan yang tidak sehat. Resiko-
resiko dapat muncul akibat ketidakpahaman masyarakat mengenai
karakteristik lingkungan yang sehat.
B. Diagnosa Keperawatan
Penyajian data merupakan data awal untuk melaksanakan kegiatan yang ada
dimasyarakat secara langsung karena dalam perumuusan masalah, praktikan
tidak melibatkan masyarakat secara langsung dalam penentuan rumusan
masalah karena dalam perumusan masalah diperlukan pengetahuan yang luas
dalam menetapkan rumusan masalah tersebut, sehingga praktikan bersama
pembimbing akademik merumuskan masalah yang ada di RW 16 Kelurahan
Batulayang Kecamatan Pontianak Utara.
Pada saat penyajian diangnosa keperawatan, masyarakat ikut berperan
serta dalam memprioritaskan kegiatan apa yang harus dilakukan. Adapun
hasil yang telah dianalisis didapatkan masalah kesehatan antara lain resiko
peningkatan penyakit akibat proses degeneratif (asma, hipertensi, diabetes
militus, struk, asam urat atau rematik, kolestrol tinggi, dan gastritis atau mag)
dan resiko penyebaran penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (demam,
batuk filek, DBD, diare, gatal-gatal, sinus dan asma) dan resiko penurunan
derajat kesehatan mental pada penderita gangguan jiwa.
Pembuatan diagnose keperawatn berdasarkan data hasil temuan dilakukan
bersama-sama di RW 16 Kelurahan Batulayang Kecamatan Pontianak Utara.
berikut analisa SWOT di bagian diagnosa sebagai berikut:
1. Kekuatan (strength) banyaknya dukungan dari masyarakat dalam
mengumpulkan data baik secara waancara maupun observasi.
2. Kelemahan (weakness) terbatasnya waktu pengkajian pada saat melakukan
pendataan di masyarakat.
3. Kesempatan ( opportunity) terbukanya puskesmas punggur dalam mencari
solusi untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
4. Ancaman (threatness) semakin tingginya angka kejidian beberapa
penyakit seperti hipertensi yang perlu mendapatkan peratian.
76
C. Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap penyusunan atau pengurutan
maslaah sesuai prioritas, menetapkan sasaran dan tujuan yang dapat diukur
dan mempunyai batasan waktu, menetapkan strategi intervensi dan
rencana evaluasi. Perencanaan di RW 16 Kelurahan Batulayang
Kecamatan Pontianak Utara dilakukan setelah praktikan melakukan analisi
data dari hasil penyebaran anket, menetapkan diagnosis keperawatan
komunitas dan menetapkan prioritas.
Prioritas ini ditetapkan berdasarkan beberapa komponen yaitu :
kesadaran komunitas akan masalah, keparahan jika masalah tidak
terselesaikan dan lamanya masalah untuk diselesaikan, menetapkan tujuan
dan mengindentifikasi implemntasi untuk mencapai tujuan
Setelah tersusun proritas masalah kesehatan, selanjutnya dibuat
rencana kegiatan ( plan of action) untuk mengatasi masalah komunitas
utama berdasarkan prioritas tertinggi. Dalam penyusuna rencana kegiatan
ditentukan tujuan umum dan khusus, bentuk kegiatan intervensi, sasaran,
waktu pelaksanaan, tempat, sumber dana, media dan penanggung jawab
kegiatan.
Pembuatan rencana kegiatan dilakukan bersama-sama masyarakat
di RW 16 Kelurahan Batulayang Kecamatan Pontianak Utara. Analisa
SWOT terhadap pelaksanaan proses perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan (strength)
a. Kehadiran Kepla desa dan kepala puskesmas serta ketua RT terkait
dalam pertemuan pembuatan rencana kegiatan (POA) bersama
dengan masyarakat di RW 16 Kelurahan Batulayang Kecamatan
Pontianak Utara..
b. Peran serta masyarakat tereutama tokoh masyarakat dan kader
cukup tinggi dengan kehadirannya pada pertemuan pertemun rapat,
sarana dan prasarana untuk kegiatan berasal dari masyarakat
setempat, bantuan kader-kader dan berapa dari praktikan.
77
c. Tokoh masyarakat yang hadir dalam pertemuan-pertemuan rapat
berperan aktif dalam menyampaikan pendapat atau ususlan dan
bersedia melaksanakan perencanaan yang telah dibuat bersama.
d. Rencana kegiatan yang telah dibuat melibatkan kader atau
pengurus untuk ikut menjadi penanggung jawab sehingga
memudahkan pada proses penyampaian saat praktek profesi
komunitas berakhir.
2. Kelemaha (weakness)
Adapun kelemahan pada pelaksanaan kegiatan yaitu waktu yang
singkat, pekerjaan masyarakat yang rata-rata dilakukan pada pagi hari
sampai dengan sore hari sehingga kegiatan sering dilakukan pada
malam hari.
3. Kesempatan ( opportunity)
Adanya program-program pemerintah dalam mengatasi masalah-
masalah seperti: penyuluhan kesehatan, pengobatan gratis khusus di
posyandu balita dan lansia.
4. Ancaman (threatness)
a. Adanya tuntutan yang semakin tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih profesional.
b. Peran aktik masyarakat dalam pelaksanaan berkurang berhubungan
dengan kesibukan dalam bidan ekonomi sebagai petani, pegawai
dan lain-lain sehingga informasi yang diberikan tidak tersampaikan
dengan optimal.
D. Implementasi
Kegiatan yang di implementasikan sesuai dengan rencana yang dibuat.
Implementasi kegiatan berfokus pada pencegahan primer, sekunder dan
tersier dengan strategi yang digunakan adalah proses kelompok, pendidikan
kesehatan dan kerjasama. Pencegahan primer ditunjukan sebelum sakit dan
diaplikasikan ke populasi. Tindakan ini meliputi peningkatan kesehatan dan
perlindungan khusus terhadap suatu penyakit. Pencegahan sekunder meliputi
diagnosis dinidan intervensi yang tepat untuk menghambat suatu penyakit
78
atau kelainan. Pencegahan tersier dimulai pada kondisi cacat atau terjadi
ketidakmampuan yang menetap.
Implementasi yang dilakukan di RW 16 Kelurahan Batulayang Kecamatan
Pontianak Utara. meliputi tiga fokus pencegahan yaitu : pencegahan primer,
sekunder dan tersier dengan kegiatan seperti berikut :
1. Penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi, rematik serta perilaku
hidup bersih dan sehat.
a. Kekuatan (strength)
1) Persiapan yang matang dari praktikan sehingga semua kegiatan
yang telah direncanakan dapat terlaksana denagn baik
2) Adanya dukungan dari ketua RW dan RT, kadr dan warga yang
hadir.
3) Adanya kesedian ketua RW, ketua RT dan ketua kader dalam
menginformasikan kepada masyarakat untuk mengikuti
penyuluhan.
4) Materi penyuluhan yang sederhana dan jelas sehingga dapat
dimengrti dan dipahami oleh masyarakat.
5) Adanya angka kejadian penyakit hipertensi, rematik, asam urat,
asma yang dialami oleh sebagaian masyarakat.
6) Tersedianya tempat dan waktu.
7) Peserta hadir sesuai kontrak waktu.
8) Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
9) Adanya penerimaan warga terhadap praktikan untuk melakukan
penyuluhan.
b. Kelemahan (weakness)
Adapun kelemahan pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan adalah
waktu yang singkat, pekerjaan sebagai masyarakat yang rata – rata
dilakukan dipagi hari sampai dengan sore hari sehingga dilakukan
pada malam hari.
c. Kesemapatan (oppurtunity)
1) Sejalan dengan program kegiatan pemerintah dan puskesmas.
79
2) Memberikan pengetahuan tentang cara pencegahan dan
pengobatan tradisional untuk mengatasi hipertensi dan rematik,
pendidikan kesehatan tentang
d. Ancaman (Threatness)
Tidak adanya tindak lanjut terutama dari masyarakat karena beberapa
perencanaan membutuhkan dana swadaya masyarakat dan kerjasama
dengan pemerintah setempat dan pihak puskesmas setempat.
2. Mengadakan penyegaran kader posyandu di parit Ibrahim Punggur Kecil
a. Kekuatan (Strength)
1) Adanya dukungan ketua kader posyandu dan puskesmas setempat
2) Adanya kedua kader dalam menginformasikan kepada anggotanya
untuk ikut penyuluhan penyegaran kader
3) Materi penyuluhan yang sederhana dan jelas dapat dimengerti dan
dipahami oleh masyarakat
4) Tersedianya tempat dan waktu
5) Peserta hadir sesuai kontrak waktu
6) Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
7) Adanya penerimaan masyarakat terhadap praktik untuk melakukan
penyuluhan.
b. Kelemahan (Weakness)
1) Adapun kelemahan pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan adalah
waktu yang singkat, pekerjaan sebagaian masyarakat yang rata –
rata dilakukan pada pagi hari sampai sore hari sehingga kegiatan
dilakukan pada malam hari
2) Dibeberapa RW masih kurangnya sosialisasi tentang perawatan
lansia dimasyarakat oleh pihak pemerintah dan puskesmas desa
Punggur Kecil
c. Kesempatan (Opportunity)
Memberikan pengetahuan tentang cara menggunakan alat
pengukur tekanan darah kepada anggota kader posyandu.
d. Ancaman (Threatness)
80
Dibutuhkan dukungan yang sangat besar dari aparat pemerintah
setempat dan petugas kesehatan dalam tindak lanjut program serta
dibutuhkannya kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk
memanfaatkan fasilitas yang ada serta program yang dibuat.
3. Mengadakan kerja bakti di desa Punggur Kecil
a. Kekuatan (Strength)
1. Adanya dukungan dari lurah, ketua RT, Ketua RW dan masyarakat
di RW 16 Kelurahan Batulayang Kecamatan Pontianak Utara
2. Adanya kesediaan ketua RW, ketua RT dan ketua kader dalam
menginformasikan kepada masyarakat untuk ikut serta dalam kerja
bakti
3. Tersedianya tempat dan waktu
4. Peserta hadir sesuai kontrak dan waktu
5. Masyarakat antusias dalam kegiatan kerja bakti
b. Kelemahan (Weakness)
Adapun kelemahan dan pelaksanaan kegiatan kerja bakti adalah
tidak semua RT hadir dalam kegiatan kerja bakti karena adanya acara
hajatan dibeberapa RT.
c. Kesempatan (Opportunity)
Memberikan kesempatan bersosialisasi dan kerjasama bersama
masyrakat melalui kegiatan kerja bakti.
d. Ancaman (Threatness)
Dibutuhkannya dukungan yang sangat besar dari aparat pemerintah
setempat dan petugas dalam tindak lanjut program serta
dibutuhkannya kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk
memanfaatkan fasilitas yang ada serta program yang dibuat
4. Mengadakan pemeriksaan gratis (pemeriksaan tekanan darah, cek gula
darah, cek asam urat dan cek kolestrol) dan mengadakan bekam gratis
a. Kekuatan (Strength)
1) Adanya dukungan ketua RW, ketua RT, dan masyrakat diwilayah
RW 16 Kelurahan Batulayang Kecamatan Pontianak Utara
81
2) Adanya kesedian ketua RW, ketua RT dalam menginformasikan
kepada masyarakat untuk mengikuti pemeriksaan gratis
3) Pemeriksaan dan bekam secara gratis membuat masyarakat aktif
dan antusias untuk memeriksakan dirinya
4) Tersedianya tempat dan waktu
5) Adanya penerimaan masyarakat terhadap praktik untuk melakukan
pemeriksaan dan bekam gratis
b. Kelemahan (Weakness)
Adapun kelemahan pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan adalah
waktu yang singkat pekerjaan masyarakat yang rata – rata dilakukan
pada pagi hari sampai sore hari sehingga pemeriksaan dan bekam
gratis kebanyakan dilakukan pada malam hari.
c. Kesempatan (Opportunity)
Memberikan pengetahuan tentang tekanaan darah normal, nilai
GCU secara normal dan hasiat dari bekam
d. Ancaman (Threatness)
Dibutuhkannya dukungan yang sangat besar dari aparat pemerintah
setempat dan petugas kesehatan dalam tindak lanjut program serta
dibutuhkannya kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk
memanfaatkan fasilitas yang ada serta program yang dibuat
E. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan pada tanggal 04 Juni 2022 bersama
masyarakat diwilayah parit Ibrahim desa Punggur Kecil. Faktor – faktor yang
memepengaruhi pelaksanaan evaluasi adalah :
1. Kekuatan (Strength)
a. Kehadiran kepala desa, ketua RW, ketua RT, kepala puskesmas, tokoh
masyarakat dan kader posyandu dalam pertemuan di RW 16 Kelurahan
Batulayang Kecamatan Pontianak Utara. Evaluasi kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh praktik serta tindak lanjut kegiatan yang dilakukan
oleh pihak RW 16 Kelurahan Batulayang Kecamatan Pontianak Utara
b. Partisipasi masyarakat yang baik dari masyarakat untuk menghadiri
pertemuan.
82
c. Media yang dibuat untuk penyajian mudah dimengerti masyarakat
d. Tempat yang strategis dan cukup untuk menampung seluruh undangan
e. Masyarakat, ketua RW dan ketua RT memiliki motivasi dalam
meningkatkan kesehatan. Setiap pertemuan ketua RW, ketua RT dan
kader posyandu selalu hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh
praktikan
2. Kelemahan (Weakness)
Waktu yang diperlukan cukup singkat dan harus disesuaikan
aktifitas masyarakat setempat
3. Kesempatan (Opportunity)
Kehadiran pihak kepala desa, ketua RW, ketua RT, kader
posyandu, kepala puskesmas dan tokoh masyarakat dalam kesanggupan
untuk mendukung sepenuhnya rencana tindak lanjut yang telah disusun.
4. Ancaman (Threatness)
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
84
4. Resiko tingginya kasus gatal-gatal di wilayah RW 16/ RT 01 Kelurahan
Batulayang yang berhubungan dengan Kebiasaan hidup yang kurang baik.
B. Saran
86
4. Masyarakat RW 16 Batu Layang
a. Upaya kesehatan lingkungan ditingkatkan dengan cara saling
meningkatkan antar warga, kegiatan kerja bakti di tingkatkan dengan
cara berkala.
b. Dalam mewujudkan dan mempertahankan kemandirian masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi maka keterlibatan
aktif masyarakat pada semua kegiatan yang diprioritaskan demi
lancarnya kegiatan yang akan di laksanakan.
c. Masyarakat dapat memeriksakan kesehatan diri ketempat pelayanan
kesehatan secara rutin atau apabila ada keluhan atau sakit.
d. Masyarakat diharapkan membawa balita ataupun anak–anaknya ke
posyandu atau puskesmas untuk mendapatkan imunisasi secara
lengkap.
e. Masyarakat diharapkan dapat membuang sampah pada tempatnya dan
dapat memilah mana sampah organik dan non organik.
87
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, R., Nuraeni, A., & Supriyono, M. (2015). Efektifitas Senam Ergonomi
Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Lansia Dikelurahan
Wonosari Semarang. Ilmu Keperawatan Kebidanan, 1 - 8.
Veronika, N., Nuraeni, A., & Supriyono, M. (2017). Efektifitas Pelaksanaan
Pendampingan Oleh Kader Dalam Pengaturan Diet Rendah Garam
Terhadap Kestabilan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi
Dikelurahan Puwoyoso Semarang. Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan, 46 - 53.
Ridho Kurniawan. (2019). Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas pada Siswa
Sekolah Dasar Negeri 5 Bandulan Kota Malang. FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Sarafino, Edward P., Timothy W. Smith. (2011). Health Psychology
Biopsychosocial Interactions Seventh edition. United States of
America
Effendi, F., & Makhfudli. (2010). KEPERAWATAN KESEHATAN
KOMUNITAS. TEORI DAN PRAKTIK DALAM KOMUNITAS.
pp. 1- 9.
Meiklejohn, S., Hons, B.N.D., Ryan, L., & Palermo, C. (2016). Systematic review
asystematic review of the impact of multistrategy nutrition education
programs on health and nutrition of adolescents. Journal of Nutrition
Education and Behavior, 48 (9), 631–646.e1.
http://doi.org/10.1016/j.jneb.2016.07.015
Arcan,C., Hannan, P.J., Himes, J.H., Fulkerson, J.A., Rock, B.H., Smyth, M., &
Story, M. (2013). Intervention effects on kindergarten and first-grade
teachers’ classroom food practices and food-related beliefs in
American Indian Reservation Schools. Journal of the Academy of
Nutrition and Dietetics, 113 (8),1076–1083.
http://doi.org/10.1016/j.jand.2013.04.019.
Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar
dan Teori. Jakarta : Salemba Medika
88
DOKUMENTASI
MMD 1
89
MMD 2 DAN MMD 3
90
91
92
93