Untitled
Untitled
Untitled
Si
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Pendidikan, Budaya & Keperibadian
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Pendidikan, Budaya & Keperibadian
Penulis:
Dr. Nuruddin, S.Ag., M.Si
Editor: Harwaini
Penerbit:
CV Elhikam Press Lombok
Jl. Matahari Raya Blok E No 11 Mavilla Rengganis,
Bajur, Labuapi Lombok Barat NTB
Phone : 087865227606
Email: elhikampresslombok@gmail.com
Perpustakaan Nasional:
Katalog dalam Terbitan (KDT)
Penulis
Nuruddin
BAB 1
SOSIOLOGI PENDIDIKAN ...................................... 1
A. Konsep Sosiologi Pendidikan................................. 1
B. Konsepsi, Posisi Sosial Terhadap Pendidikan........ 3
C. Sosiologi dan Pendidikan....................................... 12
D. Kajian Sosiology of Education............................... 14
E. Dinamika Sosiologi Pendidikan............................. 30
F. Pokok-Pokok Penelitian Sosiologi Pendidikan...... 35
BAB 2
PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF TEORI
SOSIOLOGI................................................................ 38
A. Teori Sosiologi ........................................................ 38
B. Fungsi dan Manfaat Teori Sosiologi ...................... 43
C. Pendidikan Perspektif Teori Sosiologi................... 45
BAB 3
PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT ...................... 77
A. Pendidikan dan Lingkungan Sosial ....................... 77
B. Pendidikan dan Masyarakat ................................... 85
BAB 4
PENDIDIKAN, STRATIFIKASI & PERUBAHAN
SOSIAL....................................................................... 90
A. Pengelolaan Sosial ................................................. 90
BAB 5
SOSIALISASI, ADAPTASI DAN INTERAKSI........ 123
A. Pengertian Sosiolisasi............................................. 123
B. Konsep Penyusaian Diri......................................... 125
C. Keluarga dan Sosilisasi .......................................... 126
D. Kesulitan Sosialisasi............................................... 129
E. Sosialisasi di Sekolah ............................................ 131
F. Pengaruh Iklim Sosial Terhadap Sosialisasi Anak 133
G. Persaingan dan Kerja Sama ................................... 136
H. Model dan Peranan ................................................ 137
I. Model-Model Bagi Siswa di Sekolah.................... 138
J. Guru Sebagai Model.............................................. 139
K. Manusia Sebagai Makhluk Sosial.......................... 146
L. Interaksi dan Proses Sosial .................................... 148
M. Klasifikasi Interaksi Sosial .................................... 149
N. Pembangunan Nilai Sosial Masyarakat ................. 151
BAB 7
PERAN, TANTANGAN GURU DISEKOLAH &
MASYARAKAT ......................................................... 176
A. Kedudukan dan Peranan Guru ............................... 176
B. Peranan Guru Sehubungan Dengan Siswa ............ 177
C. Peranan Guru Dalam Masyarakat .......................... 178
D. Peranan Guru dan Kepala Sekolah ........................ 180
E. Peran Guru dan Kelakuan Siswa ........................... 181
F. Manusia Dalam Menghadapi Masa Depan............ 187
BAB 8
MANUSIA, KURIKULUM & KEPRIBADIAN ........ 196
A. Manusia .................................................................. 196
B. Kepribadian............................................................ 209
C. Macam-macam Kepribadian.................................. 215
D. Kurikulum di Sekolah............................................ 220
BAB 10
DINAMIKA KEBUDAYAAN.................................... 273
A. Konsepsi Khusus Tentang Kebudayaan ................ 273
B. Proses Evaluasi....................................................... 279
C. Proses Difusi .......................................................... 280
D. Akulturasi Dan Asimilasi ....................................... 282
E. Pembaruan Atau Inovasi ........................................ 286
1. Pendekatan Individu
Individu sebagai titik tolak ditentukan atau
dipengaruhi oleh dua macam faktor yakni faktor intern dan
2. Pendekatan Sosial
Berbicara masalah tingkah laku manusia maka
masyarakat adalah cermin sosialnya. Masyarakat
merupakan sumber primer dalam tingkah laku individu.
Tingkah laku sesorang dipahami melalui approach social.
Tingkah laku manusia didasarkan pada apa yang telah
dibuat oleh masyarakat atau negara dalam cakupan yang
lebih luas. Misalnya bertingkah laku sesuai dengan
falsafah hidup pancasila, demokrasi pancasila. Jadi jika
individu tidak mau menjalankan aturan yang telah dibuat
maka dianggap menyeleweng dari pola tingkah laku yang
harus dikembangkan oleh masyaraklat.
3. Pendekatan Interaksi
Pendekatan interaksi dapat dilihat dari dua faktor
yaitu individu dan sosial. Kedua faktor memiliki regresi
7. Teori Konstruksionis.
Teori konstruksionis pada awalnya
dikembangkan oleh teoritisi Jerman pada akhir abad 19
dan awal abad 20, terutama dari karya Simmel dan Max
Weber. Teori konstruksionis menggagas perbedaan
filsafat yang berkembang di Jerman. Perspektif teori
konstruksionis ini beranggapan bahwa perilaku
manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku
obyek alam.
Manusia selalu bertindak sebagai agen dengan
mengkonstruk realitas kehidupan sosial. Cara mereka
melakukan tergantung cara mereka memahami atau
memberikan makna terhadap dunianya. Oleh karena
itu, maka tugas sosiologi adalah memahami cara agen
melakukan penafsiran, memberikan makna terhadap
realitas. Makna itu adalah makna partisipan yakni agen
yang melakukan konstruk melalui satu proses
partisipasi dalam kehidupan di mana dia hidup
(Malcolm Waters, 1994:7).
a. Fugsi Sekolah
Fungsi sekolah antara lain adalah :
1) Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu
pekerjaan. Anak yang telah menamatkan sekolah
diharapkan sanggup melaksanakan pekerjaan
sebagai mata pencaharian atau sebagai dasar untuk
mencari nafkah.
2) Sekolah memberikan keterampilan dasar. Orang
yang telah bersekolah setidak-tidaknya pandai
membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan
dalam setiap masyarakat, serta untuk melanjutkan
pelajarannya dan memperluas pandangannya
terhadap pengetahuan dunia.
3) Sekolah membuka kesempatan merubah nasib.
Sekolah sering dipandang sebagai jalan mobilitas
sosial atau memperbaiki status sosial, dikarenakan
2. Mengenai Masyarakat
Masyarakat terdiri atas sekelompok manusia yang
menempati daerah tertentu, menunjukkan integrasi
berdasarkan pengalaman bersama berupa kebudayaan,
memiliki sejumlah lembaga yang melayani kepentingan
bersama, mempunyai kesadaran berdasarkan kesatuan
tempat tinggal dan bila perlu dapat bertindak bersama.
Setiap masyarakat mempunyai suatu yang khas,
lain dari pada yang lain, walaupun tampaknya sama dari
luar misalnya mengenal hal-hal fisik seperti bentuk rumah,
pakaian, bentuk rekreasi, dan sebagainya, dan yang
memberi kekhasan pada suatu masyarakat adalah
hubungan sosialnya. Sedangkan untuk memahami kondisi
suatu masyarakat, yang paling perlu diselidiki adalah
sistem nilai dan struktur kekuasaannya.
3. Sistem Nilai-Nilai
Sistem masyarakat mempunyai nilai-nilai
tersendiri yang coraknya berbeda dengan masyarakat lain.
A. Pengelolaan Sosial
Setiap masyarakat digolongkan dalam berbagai
kategori mulai dari lapisan yang paling atas sampai yang
paling bawah. Dengan demikian terjadilah stratifikasi
sosial. Ada masyaraat yang mempunyai stratifikasi sosial
yang sangat kuat. Golongan yang ketat serupa ini biasanya
disebut kasta. Dalam masyarakat yang demikian seorang
Jenderal dapat bekerja sebagai penyanyi di club dan kawin
dengan putri keturunan bangsawan zaman dulu.
A. Pengertian Sosiolisasi
Sosialisasi diartikan sebagai perilaku interaksi
bermasyarakat. Proses sosialisasi sebagai bentuk, proses
dan pemikiran dan dapat menjadi tolak ukur distingsi
antara manusia dan makhluk lainnya. Sosialisasi dapat
terjadi sebagai bagian dari kesengajaan atau tidak.
sosialisasi dapat dikatakan sebuah proses introduksi nilai-
nilai yang terbentuk oleh suatu individu yang utuh. Maka
boleh jadi, manusia yang tidak bersosialisasi sama sekali
tidak memiliki kawan.
Untuk dapat memahami pengertian sosialisasi
menurut ahli, berikut ini pandangan pakar tentang
sosialisasi: Havighurst dan Neugarten: menyatakan bahwa
proses sosialisasi merupakan proses belajar. Meskipun
sosialisasi kerapkali disamaartikan dengan proses belajar,
tetapi beberapa ahli mengartikan sebagai proses belajar
yang bersifat khusus. Sosialisasi diakui sebagai perilaku
D. Kesulitan Sosialisasi
Proses sosialisasi selalu memiliki kendala karena
adanya sejumlah kesulitan. Pertama, adanya kendala
komunikasi, hal ini disebabkan ketidakmengertian karena
tidak mengerti lambang-lambang seperti berbahasa,
isyarat, dsb sehingga masyarakat tidak mengerti apa yang
di inginkannya. Kedua, adanya perilaku yang berbeda atau
kontras terhadap masyarakat modern yang terpecah-pecah
dalam kelompok maupun sektor orang tua menginginkan
anaknya jujur tetapi dalam lingkungan sekolah menyontek
merupakan kebiasaan mereka.
E. Sosialisasi di Sekolah
Sekolah menjadi institusi yang vitasl dalam
melaksanakan sosialisasi pada anak. Banyak anak yang
mengalami perubahan setelah mulai bersekolah. Di rumah
anak masih diatur kebebasannya bergaul hanya yaitu
dengan lingkungan terdekat, tidak sedikit anak kalau di
3. Harapan Murid
Anak-anak di sekolah harus bergaul dengan
siapa saja termasuk teman seusianya. Harapannya agar
proses sosialisasi di sekolah dapat dijalankan dengan
mengikuti ketentuan norma-norma yang ditentukan
2. Pembentukan nilai
Pembentukan nilai sebaliknya menunjukkan
proses perkembangan yang terjadi apabila seseorang
A. Manusia
1. Manusia di Antara Makhluk lainnya
Manusia dari sudut pandang Biologi merupakan
satu jenis makhluk di antara lebih dari sejuta jenis
makhluk lain yang pernah atau masih menduduki alam
dunia ini pada pertengahan abad ke-19 para ahli Biologi
antara lain Charles Darwin mengumumkan teorinya
tentang evolusi Biologi menurut teori ini bentuk hidup
tertua di muka bumi ini terdiri dari makhluk - makhluk
dari satu sel yang sederhana seperti protozoa.
Dalam jangka waktu beratus-ratus juta tahun
lamanya timbul dan berkembang bentuk bentuk hidup
berupa makhluk-makhluk dengan organisme yang makin
lama makin kompleks dan dalam waktu terakhir ini
berkembang atau berevolusi makhluk-makhluk seperti
Kera dan manusia.
c. Bentuk-bentuk Manusia
Pada tahun 1998 seorang dokter Belanda,
Eugene Dubois menemukan sekelompok tengkorak
atas, rahang bawah dan sebuah tulang paha di lembah
sungai Bengawan Solo dekat Kedung Brubus dan di
2. Unsur-unsur kepribadian
a. Pengetahuan
Unsur yang menginternalisasi akal dan jiwa
seseorang manusia secara sadar, nyata terkandung dalam
manusia ada pikirannya. Pada lingkungan hidup beragam
hal yang dijalani melalui penerimaan pancaindranya dalam
bentuk getaran seperti eter (cahaya dan warna), akustik
(suara), tekanan mekanikal (berat ringan) termikal (panas
dingin) dan sebagainya.
Getaran dan tekanan itu diolah dalam otak
manusia, akan menghasilkan suatu penggambaran tentang
lingkungan tadi, seluruh proses akal manusia yang sadar
(conscious) itu disebut dalam psikologi “persepsi”
Penggambaran oleh akal manusia tentang
lingkungannya pada bagian-bagian khusus atau terfokus,
biasanya sering menghubungkannya dengan
penggambaran yang lain dan sejenis yang pernah diterima
pada masa lalu. Contonya ketika seseorang melihat
gambar pemandangan kemudian ia menutup matanya,
3. Perasaan
Selain pengetahun, alam kesadaran manusia juga
mengandung berbagai macam “perasaan”. Kalau pada
suatu hari yang luar biasa panasnya kita melihat papan
iklan bergambar Coca-cola yang tampak segar dan nikmat
(perasaan positif), maka persepsi itu menyebabkan kita
membayangkan sebotol Coca-cola yang dingin.
4. Dorongan naluri
Menurut ahli psikologi Kesadaran manusia
mengandung berbagai perasaan yang tidak karena
terkandung didalam organnya lebih khusus gennya yang
disebut naluri, para ahli menyebutnya dengan “dorongan”
(drive)
Para ahli sepakat sedikitnya ada tujuh amacam
naluri pada manusia;
1) Dorongan untuk mempertahankan hidup
2) Dorongan seks
3) Dorongan untuk berupaya mencari makan
C. Macam-macam Kepribadian
1. Bentuk-bentuk Kepribadian Individu
Menurut ilmu psikologi suatu tingkah laku yaitu
sebuah kebiasaan menyebabkan munculnya kepribadian.
Adapun menurut ilmu antropologi dan sosial materi yang
menyebabkan satu tingkah laku yang berpola dipengaruhi
oleh unsur pengetahuan, gagasan, dan konsep suatu
masyarakat yang disebut “adat-istadat”. Materi yang
merupakan isi dari pengertahuan dan perasaan seorang
individu itu berbeda dengan yang lain, bisa dikatakan
setiap manusia memiliki kepribadian sendiri-sendiri.
Ilmu antropologi dan sosial lainnya sering
memperhatikan masalah kepribadian namun hal itu hanya
untuk memperdalarni dan memahami adat istiadat dan
system sosial dari suatu masyarakat.
a. Kepribadian umum
Peneliti etnografi abad ke-19 hingga 1930
senantiasa mencantumkan suatu dekripsi tentang
3. Pembagian Kurikulum
Kurikulum di Amerika dibagi menjadi tiga
pembagian
a. The Classical Curriculum : Yaitu Kurikulum
tradisional yang penekanannya pada penguasaan
bahasa kuno, sejarah kesusasteraan, bahasa asing,
matematika dan ilmu murni.
b. The Vocational Curriculum, merupakan kurikulum
yang berfungsi dalam penyiapan lulusannya siap
didunia kerjadalamnya: subject matter, metode,
organisasi sekolah dan organisasi kelas serta
pengukuran.
a. Pengukuran
Pengukuran/pengujian tak dapat selalu
ditekankan atau dilebih-lebihkan. Pengukuran adalah
bagian dari pada kurikulum, dan untuk sebagian besar
pengukuran kurikulum ditentukan pada sifat-sifat
belajar (learning). Perkembangan dari pada standar tes
cenderung untuk mengkristalkan proses pendidikan
yang sebagian besar teletak pada penguasaan subjek
matter. Ada pertentangan antara tekanan tradisional dan
nilai-nilai sosiologi pendidikan yang dinyatakan oleh
Payne.
Prinsip-prinsipyangbiasanyamendasari
pengajaran/metode ada 2 tahap: (1) Mengetahui
b. Paradox-Paradox Kebijaksanaan
Paradoks kebijaksanan disebabkan dan
mengakibatkan banyak hal diantaranya; (1) Akibat
pertumbuhan dan perkembangan kependudukan dan
perekonomian; (2) Akibat dari meningkatnya produksi.
Pada prinsipnya angka kelahiran dipengaruhi oleh 2 hal
yaitu; (1) Produktivitas ekonomi; (2) Pengetahuan
masyarakat tentang cara mengendalikan kelahiran.
A. Masyarakat
1. Kehidupan Berkelompok dan Definisi
Masyarakat
Kehidupan berkelompok bukan hanya terjadi pada
manusia saja, melainkan juga banyak jenis makhluk lain
yang hidup bersama individu-individu sejenisnya dalam
sebuah kelompok. Hal tersebut diantaranya terdapat dalam
kehidupan protozoa yang tinggal secara bersama-sama
makhluk sejenis lainnya dalam suatu kelompok meliputi
ribuan sel yang merupakan individu. Dalam dunia
serangga, seperti semut, lebah, belalang dan lainnya juga
hidup berkoloni. Hal serupa juga dapat ditemukan pada
jenis binatang yang lebih tinggi, seperti ikan, burung,
serigala, banteng, dan makhluk-makhluk primata yang
hidup sebagai kesatuan kelompok.
Hidup berkelompok memiliki keunggulan
dibandingkan individualis ata hidu menyendiri. Adapun
Batas wilayah
(suku-bangsa)
Desa dan kota
Kekerabatan
/organisasi
2. Unsur-Unsur Masyarakat
Istilah yang lazim digunakan untuk menyebut
kesatuan kelompok manusia yaitu masyarakat. Ada istilah
lain yang digunakan untuk menyebut kesatuan-kesatuan
khusus yang merupakan unsur-unsur dari masyarakat yaitu
a. Masyarakat
Istilah masyarakat merupakan yang lazim
digunakan dalam bahsa sehari-hari. Dalam bahasa
inggris disebut society yang berasal dari kata socius
berarti “kawan”. Istilah masyarakat sendiri bearsal dari
akar kata bahasa Arab syaraka berarti “ikut serta,
berpartisipasi”. Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang saling berinteraksi (bergaul) menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
bersama.
Jadi ikatan yang membuat suatu kesatuan
manusia menjadi suatu masyarakat adalah pola tingkah
laku yang khas dalam kehidupan, yang bersifat mantap
dan kontinu, atau pola kehidupan itu menjadi adat-
istiadat yang khas, serta terdapatnya rasa identitas
bahwa mereka memang merupakan suatu kesatuan
khusus yang berbeda dari suatu kesatuan masyarakat
lainnya.
b. Kategori Sosial
Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang
terwujud karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks
cirri-ciri obyektif yang dapat dikenakan pada manusia-
manusia itu. Kategori sosial tidak terikat oleh adat,
sistem norma atau nilai tertentu, serta tidak mempunyai
lokus, organisasi dan kepimpinanan. Contoh kategori
sosial adalah semua anak dibawah 17 tahun dilarang
menonton film dewasa, jadi siapapun dapat melakukan
penggolongan kategori tersebut dan tidak dibatasi oleh
wilayah tertentu.
c. Golongan Sosial
Golongan sosial merupakan satu kesatuan
manusia yang dicirikan oleh identitas tertentu, sistem
4. Integrasi Masyarakat
a. Struktur Sosial
Dalam menganalisis masyarakat, seorang
peneliti merinci kehidupan masyarakat itu kedalam
unsur-unsurnya, yaitu pranata, kedudukan sosial, dan
peranan sosial dengan tujuan mencapai pengertian
B. Kebudayaan
1. Definisi Menurut Ilmu Sosiologi
Definisi kebudayaan menurut ilmu sosiologi
tidaklah sama dengan definisi menurut disiplin ilmu yang
lain yang cendrung membatasi hanya pada hal-hal yang
indah saja hanya pada hal-hal yang memiliki nilai seni
saja. Tapi dalam ilmu antropologi kebudayaan memiliki
makna yang sangat luas jangkauannya, definisi yang
umum dipakai adalah bahwa: “kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar”.
Dari definisi ini biasa kita tahu bahwa kebudayaan
itu pada mulanya berawal dari kebiasaan, sesuatu yang
tidak wajarpun jika dibiasakan maka sah di sebut sebagai
kebudayaaan. Karena kebiasaan adalah pengalaman dan
b. Wujud Kebudayaan
Kebudayaan sebagai hasil dari cipta, rasa dan
karsa manusia memiliki bentuk dan wujud tersendiri
yang kemudian dapat membangun sejarah dan
peradaban manusia. Adapun beberapa wujud itu antara
lain, yaitu :
1) Wujud ideal yang bersifat abstrak tidak bisa
diketahui dengan panca indra yang dipaksakan,
tetapi akan muncul dengan kesukarelaan.
2) Wujud sosial atau sosial sistem yang berbentuk
aktivitas intraksi dan hubungan manusia yang
3. Adat-Istiadat
a. Sistem Nilai Budaya, Pandangan Hidup, dan
Ideologi
Nilai budaya merupakan konsep alam pikiran
sebagian dari masyarakat yang patut dihargai dan
dijunjung tinggi, yang memberi arah dan orientasi
terhadap hidup. Suatu sistem nilai budaya sering
5. Kenisbian Kebudayaan
Pada umumnya terdapat kecenderungan untuk
menganggap pandangan yang dikritik dalam masyarakat,
sebagai perilaku mundur atau belum beradab.
6. Etnosentrisme
Seseorang yang menilai kebudayaan lain menurut
ukuran yang diberlakukan dalam kebudayaannya masing-
masing bersifat etnosentris. Etnosentrisme menghadang
definisi menyangkut adat istiadat dan menghalangi
tumbuhnya pengertian yang kreatif tentang kebiasaan
dalam kebudayaannya sendiri.
Ketika seseorang terlalu didesak oleh kerumitan
peradaban maka muncullah suatu kerinduan masyarakat
yang “lebih dekat ke alam” lebih “sederhana” daripada
masyarakatnya sendiri. Ada kecenderungan untuk
menyampaikan pendapat bahwa hubungan kekeluargaan
sosial dan ekonomis yang tidak demikian susah dipahami
c. Pembatasan Kebudayaan
Variasi perilaku seseorang difaktori oleh
pembatasan adalah kebudayaan itu sendiri. Ahli
sosioiogi Perancis yang terkenal Emile Durkheim,
menekankan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang
berada di luar kemauan kita, di luar kemampuan
perseorangan dan memaksakan kehendaknya pada para
individu. Kita tidak selalu merasakan pembatasan-
pembatasan kebudayaan itu. karena pada umumnya kita
mengikuti cara-cara berlaku dan cara berpikir yang
dituntutnya, tetapi jika kita coba menentang
pembatasan-pembatasan kebudayaan itu, kekuatannya
menjadi nyata.
Ada 2 macam pembatasan kebudayaan:
pembatasan langsung dan tidak langsung. Tentu saja
1. Proses Internalisasi
Proses internalisasi adalah proses panjang sejak
seorang individu dilahirkan sampai hampir meninggal.
Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung dalam
gennya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan,
hasrat, nafsu, dan emosi dalam kepribadian individu, tetapi
wujud dan pengaktifan dari berbagai macam
kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai
macam stimulasi yang berada dalam sekitar alam dan
lingkungan sosial maupun budayanya. Perasaan pertama
yang diaktifkan dalam kepribadian seorang bayi saat
dilahirkan adalah perasaan puas dan tidak puas.
2. Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi berkaitan dengan proses belajar
kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam
proses itu seorang individu dari masa kanak-kanak hingga
3. Proses Enkulturasi
Istilah yang sesuai untuk kata “enkulturasi‟ adalah
“pembudayaan” (dalam Bahasa Inggris digunakan istilah
institusionalization). Proses enkulturasi adalah proses
seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam
C. Proses Difusi
1. Penyebaran Manusia
Paleoantropologi memprediksi bahwa manusia
pertama hidup di daerah sabana beriklim tropis di Afrika
Timur. sekarang mahluk itu mendiami hampir seluruh
muka bumi ini dalam segala macam lingkungan iklim.
Migrasi yang lambat dan otomatis berkembang
sejajar dengan laju pertumbuhan manusia di muka bumi
ini. Dalam proses evolusi serupa itu mahluk manusia
http://iismasitohku.blogspot.com/
http://blog.iain-tulungagung.ac.id/
http://cintasejarahislam.blogspot.com/
http://muhghifari.blogspot.com/
id.scribds.com
http://ibnu-soim.blogspot.com/