Laporan PKK 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PKK KOMPREHENSIF II

Laporan Ini Disusun sebagai Pemenuhan Tugas Praktek Klinik Kebidanan Komprehensif II

Disusun Oleh:

Nama : Desi Mardiana


Kelas : C
NPM : 2101020184P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN AKADEMIK 2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PKK KOMPREHENSIF II

Laporan Ini Disusun sebagai Pemenuhan Tugas Praktek Klinik Kebidanan Komprehensif II

Menyetujui dan Mengesahkan

Ketua Pelaksana Pembimbing Praktik Akademik


PKL Kebidanan Komunitas

SeptikaYani Veronica,S.ST.,M.Tr.Keb Septika Yani Veronica, S.ST., M.Tr.Keb


NIDN. 0214098902 NIDN.0214098902

Mengetahui,

Ketua Prodi Kebidanan ProgramSarjana Terapan Universitas Aisyah Pringsewu

Septika Yani Veronica,S.ST.,M.Tr.Keb

NIDN. 0214098902

ii
KATAPENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya,
sehingga penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan PKK Komprehensif II ini dapat penulis
selesaikan. Penyelesaian Laporan ini juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, dan
penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang membantu penyusunan makalah ini.

Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah diberikan Penulis
menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu, penulis sangat
mengharapkan masukan serta saran yang membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga Allah
SWT senantiasa melindungi kita semua. Amin.

Pringsewu, Maret 2022


Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………I

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………..II

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….III

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang………………………………………………………..5
B. Tujuan umum dan Khusus……………………………………………6
C. Manfaat ………………………………………………………………6

BAB II Dokumentasi SOAP

A. Asuhan kebidanan komprehensif pada Bayi Dengan Demam …….7


B. Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Hamil dengan Konstipasi..12
C. Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Lansia Dengan Nyeri Sendi…24
D. Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Remaja Dengan Dismenore…31

BAB III Pembahasan Kasus

A. Asuhan Bayi Dengan Demam…………….……………………………..39


B. Asuhan Ibu Hamil Dengan Konstipasi…………………………………..39
C. Asuhan Pada Lansia Dengan Nyeri Sendi……………………………….40
D. Asuhan pada Remaja Dengan Dismenore……………………………….40

BAB IV Penutup

A. Kesimpulan……………………………………………………………..41
B. Saran…………………………………………………………………….41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIR

iv
BAB I

A. LATAR BELAKANG

Proses Praktik Klinik merupakan kegiatan belajar aktif dalam situasi nyata di lapangan, dirancang
untuk memberikan pengalaman yang komprehensif, sehingga peserta didik dapat lebih mampu secara
fisik maupun mentaldalam melakukan peran kemandirian sebagai seorang yang bidan profesional
dalam tatanan pelayanan kesehatan. Kegiatan proses belajar di lahan praktik ini memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan pembelajaran secara nyata untuk mendapatkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang telah didapat dikelas dan dilaboratorium sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan yang telah diterima selama mengikuti pendidikan.
Kegiatan ini mencakup : Asuhan kebidanan I (Kehamilan), Asuhan kebidanan II (Persalinan),
Asuhan kebidanan III (Nifas), Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, Kesehatan Reproduksi, dan
Asuhan Kebidanan pada wanita masa interval (KB), yang normal maupun bermasalah.
Beberapa masalah yang diambil pada PKK komprehensif dalam laporan ini adalah: Bayi yang
mengalami demam, dismenore pada remaja, lansia yang mengalami nyeri sendi dan Ibu hamil yang
mengalami konstipasi.

Demam dapat di defenisikan dengan suatu keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat
normal akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus, yang di pengaruihi oleh IL 1Pusat
pengatur suhu mempertahankan suhu dalam keadaan seimbang baik pada saat sehat ataupun demam
dengan mengatur keseimbangan diantara produksi dan pelepasan panas tubuh . Demam terjadi jika
berbagai proses infeksi ataupun noninfeksi saling berinteraksi dengan mekanisme pertahanan hospes
(penjamu). Kandungan kimiawi bawang merah adalah minyak atsiri, siklo aliin, meti aliin, dihidro
aliin, flavoglikosida, kuersetin, samponin, peptida, fitohormon, vitamin, zat pati. (Kurdi: 2010.p.59).
Untuk penurunan demam sendirimenggunakan umbi bawang merah yang memiliki kandungn zat
sikloaliin untuk menurunkan suhu tubuh.

Dismenore merupakan gejala nyeri terbanyak pada remaja putri saat menstruasi. Dismenore
adalah nyeri perut bagian bawah hingga ke pinggang. Cukup banyak metode yang digunakan untuk
mengurangi nyeri menstruasi , salah satunya adalah senam dismenore. Senam dismenore dapat
digunakan untuk mengurangi maupun mengatasi dismenore tanpa efek samping dalam penggunaan
jangka Panjang.
Nyeri sendi / gout artritis adalah suatu proses peradangan karena terjadinya peradangan di sekitar
sendi. Salah satu terapi non farmakologi pada nyeri sendi adalah dengan memberikan kompres jahe
hangat . efek panas dari kompres jahe hangat akan menyebabka vasodilatasi pembuluh darah dan
meningkatkan aliran darah ke tubuh dengan rasa sakit yang mengakibatkan penurunan rasa sakit. .
Jahe mengandung Olerasin atau Zingerol yang dapat menghambat sintesis prostaglandin, sehingga nyeri
reda atau radang berkurang. Prostaglandin itu sendiri adalah suatu senyawa dalam tubuh yang merupakan
5
mediator nyeri dari radang atau inflamasi (Wilda & Panorama, 2020). Karena itu, diduga bahwa penggunaan
kompres hangat jahe juga memiliki efek yang signifikan pula terhadap penurunan nyeri persendian pada
kasus artritis gout.efek panas dari kompres jahe hangat akan menyebabka vasodilatasi pembuluh darah
dan meningkatkan aliran darah ke tubuh dengan rasa sakit yang mengakibatkan penurunan rasa sakit.
Konstipasi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perubahan konsistensi feses menjadi keras,
ukuran besar ,penurunan frekuensi atau kesulitan defekasi. Konstipasi sering ditandai dengan gejala
cemas Ketika defekasi oleh karena rasa nyeri pada saat buang air besar. Sekitar 13% sampai 38% ibu
hamil mengalami konstipasi,terutama pada awal kehamilan dan trimester ketiga masa kehamilan.(
Herawati ,2012 ). Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan
tinggi serat salah satunya pepayadan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam
keadaan penuh. Mengonsumsi paya Ketika lambung terasa penuh dapat merangsang gerak peristaltic
usus,jika ibu sudah mengalami dorongan maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi
konstipasi. ( Walyani,2015 ).

B. TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan laporan ini adalah dapat penulis mampu memberikan asuhan
komprehensif dan menyeluruh pada permasalahan kebidannan dengan evidence based kebidanan.

Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pembuatan laporan ini adalah
Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada pasien yang mengalami dismenore .
Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada bayi yang mengalami demam.
Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada pasien hamil dengan konstipasi.
Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada pasien lansia yang mengalami nyeri
sendi.

C. MANFAAT
Bagi penulis
Dapat memberikan asuhan secara komprehensif dan lebih memahami penerapan asuhan kebidanan
komprehensif pada tiap-tiap keluhan pasien.
Bagi responden
Dapat memahami kondisi kesehatannya dan melakukan pengobatan/terapi sesuai dengan
kebutuhannya.

6
Bagi universitas Aisyah Pringsewu
Dapat dijadikan referensi mengenai asuhan kebidanan komprehensif bagi Bayi yang mengalami
demam, Ibu hamil yang mengalami konstipasi, lansia yang mengalami nyeri sendi,remaja yang
mengalami dismenore.

7
BAB II

DOKUMENTASI SOAP

A. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Bayi dengan Demam

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

Jl. A. Yani No. 1A TambahrejoKec. GadingrejoKab. Pringsewu

Nama mahasiswa : Desi Mardiana Target ke : 1

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

TERHADAP By. U Umur 28 hari regurgitasi / gumoh

Di Desa Yukum Jaya

Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2022 Jam : 17.00 wib No rekam medis :-

A. SUBJEKTIF

1. Identitas

a. Bayi

Nama : By.U

Tgl/ Jam Lahir : 28 Februari 2022

Jenis Kelamin : Perempuan

b. Orang Tua

Nama Istri : Ny. E Nama Suami : Tn. S

Umur : 38 Hari : 40 tahun

Pendidikan : SMP : SMP

Pekerjaan : IRT : Petani

Suku/Bangsa : Jawa/indonesia : Jawa/Indonesia

Agama : Islam : Islam

Alamat : Yukum Jaya : Yukum Jaya

2. RiwayatKehamilan

1) PemeriksaanKehamilan

8
(a) Trimester I : 2x

Tempat periksa : BPM

Keluhan : Mual

(b) Trimester II : 2x

Tempat periksa : BPM

Keluhan :-

(c) Trimester III : 3x

Tempat periksa : BPM

Keluhan : nyeri punggung

2) Imunisasi selamakehamilan : 2 Kali

3) Penyakit yang diderita selama kehamilan :-

3. Riwayat proses Persalinan :-

Usia kehamilan : 39 minggu

Janin : ( √ ) Tunggal, ( ) Kembar

Letak Bayi : ( )Lintang, ( ) Memanjang

Jenis Persalinan : (√ ) Spontan, ( ) SC,

Lama Persalinan :

Kala I : 8 jam Kelainan: -

Kala II : 1 jam Keluhan : -

Kala III : 15 menit Keluhan : -

Kala IV : 2 jam Keluhan : -

Jumlah perdaran kala I, II, III, IV : 150 cc

Air Ketuban

Warna : (√ ) Jernih, ( ) Keruh, ( ) Mekonium

Bau : (√ ) Anyir, ( ) Lain-lain

Obat yang diberikan selama persalinan : -

4. Riwayat Nifas

9
Pengeluaran lochea : (√ ) Rubra, ( ) Serosa, ( ) Alba

Penyulit : ( ) Ada, (√ ) Tidak ada

Infeksi nifas : ( ) Ada, (√ ) Tidak ada

Komplikasi : ( ) Ada, (√ ) Tidak ada

B. OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum bayi : ( ) Baik, (√ ) Cukup, ( ) Lemah

2. Tanda Vital :

Nadi : 130 x/menit

Suhu : 38,00 C

Pernafasan : 30 x/menit

(√ ) Teratur, ( ) Tidakteratur

( ) Apnea, ( ) Cuping hidung

3. APGAR score

APGAR Penilaian Penilaian


menit menit
pertama ke-5

A 1 2
(Appearance)

P ( Pulse ) 2 2

G ( Grimace) 2 2

A ( Activity) 2 2

R( 2 2
Respiration)

Total : 9 10

10
B. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : (√ ) Simetris, ( ) Asimetris, ( ) Pembesaran

Fontanela : (√ ) Normal, ( ) Cekung, ( ) Cembung

Mata : (√ ) Normal, ( ) Strabismus

Hidung : (√ ) Simetris, ( ) Asimetris

b. Leher

Kelainan : ( ) Ada, (√ ) Tidak ada

c. Dada

Bentuk : (√ ) Simetris, ( ) Asimetris

Auskultasi jantung : ( )Vasikuler, ( ) Wezing, ( ) Ronkhi

Auskultasi Paru-paru : ( ) S1 S2 tunggal ( ) Mur-mur, ( ) Gollap

d. Abdomen : (√ )Supel, ( ) Distended, ( ) Meteorismus, ( ) Flat

e. Talipusat :

Perdarahan : ( ) Ya, (√ ) Tidak

Bau : ( ) Ya, (√ ) Tidak

Hernia : ( ) Ya, (√ ) Tidak

f. Kulit : ( ) Kemerahan, ( ) Biru, ( ) Pucat, (√ ) Kuning, ( ) Odema

( ) Kering, ( ) Mengelupas, ( ) Trnsparan

Turgor : (√ ) Baik, ( ) Menurun, ( ) Jelek

Lanugo : (√ ) Ada, ( ) Tidakada

Verniccaseosa : ( ) Ada, (√ ) Tidakada

g. Ekstermitas

Atas : (√ ) Normal, ( ) Polidaktili, ( ) Sindaktili

Bawah : (√ ) Normal, ( ) Polidaktili, ( ) Sindaktili

Tonus otot : (√ ) Baik, ( ) Kurang, ( ) Buruk

Pergerakan : (√ ) Aktif, ( ) Kurang, ( ) Buruk

h. Genetalia

Laki-laki : Penis : (√ ) Normal, ( ) Kelainan, Jelaska …………………..

11
Testis :( √ ) Normal, ( ) Kelainan, Jelaska …………………..

Uretra :( √ ) Normal, ( ) Kelainan, Jelaska …………………..

Skrotum :( √ ) Normal, ( ) Kelainan, Jelaska …………………..

i. Reflek : (√ ) Moro, (√ ) Rooting, (√ ) Babinski, (√ ) Swalowing

(√ ) Palmar grasping, (√ ) Tonic Neck

j. Antropometri :

BeratBadan : 3.300 gram

PB : 48 cm

LD : 33 cm

LK : 33 cm

C. Pemeriksaan Laboratorium:-

C. ASSESMENT

Bayi Ny. E umur 28 hari dengan demam.

PELAKSANAAN
1. Memberitahu keluarga tentang hasil pemeriksaan.
Evaluasi: keluarga / ibu mengerti.

2. Memberi edukasi tentang terjadinya demam disebabkan karena berbagai proses infeksi ataupun
noninfeksi saling berinteraksi dengan mekanisme pertahanan hospes (penjamu). .

Evaluasi: keluarga/ ibu mengerti.

3. Memberi edukasi tentang dalam bawang merah mengandung asam glutamate yang merupakan
natural essence (penguat rasa alamiah), terdapat juga senyawa propil disulfide dan propil metil
disulfide yang mudah menguap. Jika dimanfaatkan sesuai dosisyang tepat maka bawang merah
dapat digunakan sebagai penurunan suhu tubuh khususnya padaanak usia 1-5 tahun yang
mengalami peningkatan suhu tubuh .yaitu dengan cara menumbuk bawang merah tersebut
kemudian mengompresnya di kening bayi tersebut.
Evaluasi: keluarga / ibu mengerti.
4. Mendokumentasikan hasil kegiatan.
Evaluasi: pendokumentasian telah dilakukan.

12
B. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada pasien hamil dengan konstipasi

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU


Jl. A. Yani No. 1A Tambahrejo Kec. Gadingrejo Kab. Pringsewu

Nama mahasiswa : Desi Mardiana

NIM :2102018P, Target ke : 2

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

TERHADAP Ny. Y G4P3A0 , Kehamilan 32 minggu dengan konstipasi


Tanggal Pengkajian 25 Maret 2022 Jam : 16.00 WIB No rekam medis : -
:
A. SUBJEKTIF

1. Identitas

Nama Istri : Ny. Y Nama Suami : Tn. M

Umur : 34 th : 40 th

Pendidikan : SMP : SMP

Pekerjaan : IRT : Wiraswasta

Suku/Bangsa : Jawa : Jawa

Agama : Islam : Islam

Alamat :Yukum Jaya : Srikaton

No. telp. :-

Keluhan utama

Ibu mengatakan ibu BAB nya keras dan sakit

Riwayat kehamilan saat ini

HPHT : 20 Agustus 2021 TP/HPL : 27 Mei 2022

Ibu ANC

- Trimester I : 2 kali di BPS , keluhan : Mual

13
- Trimester II :5 kali di , keluhan :-

- Trimester III :3 kali di , keluhan :-

c. PP test tanggal 20 Desember 2020 Hasil : ( √ ) Positif , ( ) Negatif

14
Riwayat Menstruasi

Menarche umur : 12 Tahun

Menstruasi : Teratur : ( √ ) Ya , ( ) Tidak

Siklus : 28 Hari Lama : 6-7 Hari Jumlah : ± 25 cc


Warna : ( ) Merah segar, ( ) Merah tua,

( √ ) Merah kehitaman, ( ) Coklat Konsistensi : ( ) Cair/encer, ( √ )


Bergumpal, ( ) Flek Bau : ( ) Ya, ( √ ) Tidak
Desminorea : ( ) Ya , ( √ ) Tidak

Haid bulan sebelumnya : 20 Desember 2021, Lamanya : 6 hari Flour Albus :(


) Ada, ( √ ) Tidak Ada
Bau : ( ) Ya, ( √ ) Tidak

Warna : ( ) Putih , ( ) Kuning, ( ) Hijau, ( ) Coklat

Riwayat Kehamilan , Persalinan, Nifas yang lalu

No Tgl Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Jenis BB PB( Keadaan


Lahi Persalina Kehamila Persalina Kehamila Kelami Anak
(gr) cm)
r n n n ndan n Sekaran
Persalinan g
1 7 juli Pmb 38 minggu Normal Bidan Tidak ada Lk 350 50 sehat
0
2008

2 5 Pmb 38 minggu Normal Bidan tidak ada Pr 340 50 sehat


0
mare
t
2014

15
3 hami
lini

Riwayat kesehatan ibu

Riwayat penyakit yang pernah diderita :

Ibu mengatakan ibu dan keluarga tidak mempunyai penyakit menular,menahun dan menurun dan ibu juga
tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, minuman dan obat-obatan

Perilaku kesehatan
Ibu mandi 2 kali sehari ganti pakaian 2 kali sehari

Riwayat Kesehatan Keluarga


Keturunan kembar : ( ) Ada , ( √ ) Tidak ada
Penyakit Menular/ keturunan : ( ) Diabetes milutus, ( ) Hepatitis,

( ) Penyakit jantung koroner , ( ) Tifoid, ( )Hipertensi, ( ) TB, ( ) Lain-lain, jelaskan :

( √ ) Tidak ada :

Pola Kebutuhan Sehari-hari

Kebutuhan Selama hamil Keluhan


Nutrisi : Makan ibu mengatakan makan 3x/hari,jenis Ibu mengatakan mual
makanan nasikurang sayur,lauk;pauk
dan tidak makan buah
ibu mengatakan minum hanya 4
gelas/hari
,jenis minuman air putih
Minum Tidak ada
16
Eliminasi : ibu mengatakan BAB 1x/hari,konsistensi BAB keras dan sakit
BAB
keras dan sakit

17
ibu mengatakan BAK 4-5x/hari
BAK Tidak ada
,konsistensi kekuningan jernih,bau khas
Istirahat dan tidur ibu mengatakan tidur 8 jam/hari Tidak ada

Aktivitas Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan Tidak ada

rumah sehari-hari
Personal hygiene ibu mengatakan mandi 2x/hari, Tidak ada
gantipakaian 2x/hari

Pola seksual Ibu mengatakan melakukan Tidak ada


hubunganseksual saat hamil degan
frekuensi 1 minggu sekali
Imunisasi TT

TT 1 : Uk 18 minggu Tanggal : 20 Oktober 2021

Pergerakan aktif dan stabil

Perilaku kesehatan
Penggunaan alcohol/ obat-obatan sejenisnya : Tidak pernah Merokok, makan sirih
: Tidak pernah

Riwayat sosial
Apakah kehamilan ini direncanakan/ di inginkan : IyaJenis kelamin yang
diharapkan : Laki-laki

18
OBJEKTIF

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : ( √ ) Baik , ( ) Cukup, ( ) Lemah

Kesadaran : ( √ ) Compos mentis, ( ) Apatis, ( ) Samnolen

( ) Sopor, ( ) Koma

LILA : 31 cm
TB : 158 cm
BB

Sebelum hamil : 55 kg
BB sekarang : 62 kg
TTV
TD : 110/70 mmHG
Respirasi : 20 x/menitNadi : 72 x/menit
Suhu : 36,5 0C

Pemeriksaan Fisik

Mata

Konjungtiva : ( √ ) Merah muda , ( ) Pucat, ( ) Hiperemi


Sclera : ( √ ) Putih, ( ) Kuning, ( ) Perdarahan
Gigi dan mulut

Mukosa bibir : berwarna merah muda

Mulut dan gigi : ( ) Karies , ( ) Stomatitis, ( ) Trismus

19
( ) Perdarahan Gusi, ( √ )Bersih

20
Leher : ( ) Pembesaran kelenjar tyroid, ( ) Pembesaran kelenjar limfe ( ) Pembesaran vena
jugularis , ( ) Lain-lain, Jelaskan : ……..
( √ ) Normal

Dada

Auskultasi Jantung : Lup Dup : ( √ ) Teratur, ( ) Tidak teraturAuskultasi paru-paru : Vasikuler


: ( √ ) Whezing , ( ) Ronchi
Payudara

Pembesaran : ( √ ) Simetris, ( ) Asimetris

Putting Susu : ( √ ) Menonjol, ( ) Datar, ( ) Tenggelam

( √ ) Bersih, ( ) Kotor, ( ) Hiperpigmentasi areola/ papillaPengeluaran : -


Abdomen

Pembesaran : ( √ ) Memanjang,( ) Melintang


Bekas luka oprasi : ( ) Ada , ( √ ) Tidak ada
Tumor/benjolan : ( ) Ada , ( √ ) Tidak ada
Nyeri epigastrium : ( ) Ada , ( √ ) Tidak ada

Ekstermitas atas dan bawah

Odema : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)

Varises : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)


Sirkulasi pariver : ……………………………....
Reflek patella : ( + ) Kanan (+/-) , ( + ) Kiri (+/-)

Anogenetal

21
Perinium : ( ) Luka parut , ( ) Radang, ( ) Pembengkakan, ( ) Varises
Vulva dan vagina : ( √ ) Bersih, ( ) Kotor, ( ) Varises, ( ) Hematoma
( ) Flour albus, ( ) Bau, ( ) Fluxus, ( ) Luka

Anus : Hemoroid : ( ) Ada , ( √ ) Tidak ada

Pemeriksaan Kebidanan

TFU Mc.donal :30 cm

TBJ ( J. Thausack) : (TFU-11) x 155 = 3.000 gram

Leopold

Leopold 1 : TFU 3 jari di bawah px (prosesus xipoideus), pada fundus teraba bagian lunak, bulat, tidak
melenting (bokong)
Leopold 2 : pada bagian kanan perut ibu teraba keras lurus datar seperti papan ada tahanan (punggung).
Pada bagaian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin (ekstremitas)
Leopold 3 : pada bagian bawah perut ibu teraba bagian keras, bulat melenting (kepala). Tidak bisa
digerakkan, Kepala Sudah masuk PAP.
Leopold 4 : Kepala sudah masuk PAP

DJJ : ( √ ) Positif, ( ) Negatif

Frekuensi 142 x/menit, ( √ ) Teratur, ( ) Tidak teratur

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal : 16 Januari


2022
HB : 12,0 gr%

Protein Urine : negatif

22
Glukosa : negative

ASSESMENT

Ibu G3P2A0 hamil 32 minggu dengan konstipasi

PLANNING OF ACTION

Tanggal : 21 Maret 2022

Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan

TD : 110/70 mmHg R : 20x/menit

N : 72x/menit S : 36,8C
BB/TB : 62kg/158cm
LILA : 32 cm

Usia kehamilan : 32 minggu

TFU : 30cm DJJ : 142x/menit TBJ : 3.000 gram


1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.
Evaluasi : ibu mengatakan telah mengetahui keadaannya serta kesehatan
kandungannya
2. Memberikan konseling pada ibu tentang konstipasi yang dialami ibu disebabkan karena kurangnya mengonsusmsi
buah dan sayur yg mengandung banyak serat dan kurang minum air putih sehingga feses menjadi keras dan sakit
waktu BAB.
Evaluasi : Ibu mengatakan mengerti penjelasan yang diberikan.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang manfaat mengonsumsi sayur dan buah karena mengandung banyak serat dan juga
minum cukup air putih agar BAB nya tidak keras dan sakit dan BAB supaya terat. Evaluasi : Ibu mengatakan mengerti
tentang manfaat mengonsumsi banyak buah dan sayur serta minum cukup air putih.

23
24
C. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada lansia dengan
nyeri sendi

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU


Jl. A. Yani No. 1A Tambahrejo Kec. Gadingrejo Kab. Pringsewu

Nama mahasiswa :Desi Mardiana

NIM :210102018P, Target ke :3

TERHADAP Ny. W Degan nyri sendi

Tanggal Pengkajian : 26 Maret 2022 Jam : 16.30

Data Subjektif

Identitas

Istri Suami

Nama : Ny. W Nama : Tn. P

Umur : 55 tahun Umur : 58 tahun

Agama : Islam Agama : Islam


Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Yukum Jaya Alamat : Yukum Jaya

Keluhan Utama

Ibu mengatakan nyeri sendi pada kaki sebelah kiri.

25
Riwayat Perkawinan

Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 20 tahun, dengan suami sekarangsudah 39 tahun.
Riwayat Haid

Menarche umur : 12 tahun

Siklus : 28 hari

Teratur/tidak : Teratur

Lamanya : 5-7 hari

Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut / hari

Dismenorhoe : Tidak pernah

Riwayat Ginekologi

Perdarahan diluar Haid : Tidak ditanyakan

Riwayat Keputihan : Ada

Riwayat perdarahan setelah berhubungan badan : Tidak ditanyakan

Riwayat nyeri saat berhubungan badan : Tidak ditanyakan

Riwayat adanya massa.tumor pada payudara dan alat kandungan :

Tidak ditanyakan

Lain-lain : Tidak ada

26
Riwayat Obstetri : memilik 3 orang anak dan tidak pernah keguguran.

Riwayat Keluarga BerencanaJenis : Pil


kombinasi
Lama : kurang lebih 20 tahun sampai sekarang.
Masalah : Tidak ada
Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan ibu

Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun seperti hipertensi, DM, asma, dan
penyakit kronis seperti jantung, serta penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV dan
AIDS.
Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dari keluarga ibu dan suami tidak menderita penyakit menurun seperti
hipertensi, DM, asma, dan penyakit kronis seperti jantung, serta penyakit menular seperti
hepatitis, TBC, HIV dan AIDS.
Pola Kebutuhan Sehari-hari

Nutrisi

Jenis yang dikonsumsi : Nasi, tahu, tempe, ikan, ayam, daun

kangkung, wortel, daunbayam.

Frekuensi : 3 x sehari

Porsimakan : 1 piring

Pantangan : Tidak ada

Eliminasi BAB
Frekuensi : 1 kali/hari

27
Konsistensi : Lembek

Warna : Kuning kecoklatan


BAK

Frekuensi : 4-5 kali sehari

Warna : Kuning jernih

Bau : Pesing

Personal Hygiene

Frekuensi mandi : 2 x sehari

Frekuensi gosok gigi : 2 x sehari


Frekuensi ganti pakaian/jenis : Sesuai kebutuhan
Aktifitas

Masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,mencuci piring,


mencuci pakaian, dan memasak.
Tidur dan Istirahat

Siang hari : 1-2 jam

Malam hari : 6-7 jam

Masalah : Tidakada

Pola Seksual

Frekuensi : Tidak ditanyakan

Masalah : Tidak ada

28
Data Psikososial dan Spiritual

Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : Khawatir

Ketaatan ibu beribadah : Shalat

Pengetahuan ibu tentang penyakit yang diderita : Tidak mengetahui

Hubungan sosial ibu dengan keluarga : Baik

Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : Suami

Data Objektif

Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Berat badan : 56 kg

Tinggi badan : 155 cm

Tanda Vital : TD 130/90 mmHg Nadi 80x/menit

Suhu 36,7°C Respirasi 21x/menit

Pemeriksaan khusus

Pemeriksaan inspeksi dan palpasi

Kepala : Kulit kepala tampak bersih, tidak teraba benjolan yangabnormal,

29
rambu sedikit putih dan tidak rontok.
Muka : Tidak tampak pucat dan tidak tampak oedem

Mata : Tampak simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidakikterik


Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran serumen, tidak terababenjolan
yang abnormal
Hidung : Tidak tampak polip dan tidak tampak pernapasancuping hidung
Mulut : Bibir tidak tampak pucat, tidak ada sariawan, tidak tampak ada
karies gigi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dada

Mamae : Tampak simetris, tidak ada benjolan yang abnormal

Perut : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada benjolan yangabnormal
Ekstrimitas : Tidak teraba oedem dan varises

Genetalia : Tampak pengeluaran bercak darah haid

Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan

Analisa Data

Diagnosa Kebidanan : Ibu umur 55 tahun dengan nyeri sendi kaki.

Masalah : nyeri sendi pada kaki sebelah kiri.

Kebutuhan : Health education dan Konseling

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu :


BB: 56 kg
TD : 130/90 mmHg,

30
Nadi : 80 x/m, Respirasi : 21 x/mSuhu : 36,7°C

Evaluasi: ”ibu mengetahui hasil pemeriksaan”

2. Memberitahu ibu bahwa nyeri sendi pada kaki biasanya memang dialami oleh ibu-
ibu seumurannya,biasanya disebabkan karena aktivitas berlebih, bertambahnya usia
dan peningkatan kadar asam urat ditubuh .
Evaluasi: “ ibu mengerti penjelasan yang diberikan”

3. Menjelaskan kepada ibu tentang cara mengatasi atau pengobatan nyeri sendi bisa
dengan obat obatan kimia maupun obat obatan tradisional. Di sini akan dijelaskan
cara pengobatan dengan obat tradisional yaitu dengan menggukan kompres jahe,
yang disangrai terlebih dahulu kemudian ditumbuk dan di balut di bagian sendi yang
nyeri dengan menggunakan kasa gulung atau kain Panjang selama 20 menit.

Evaluasi :“ ibu mengerti penjelasan yang diberikan

31
D. Asuhan Kebidanan pada Remaja Dengan Dismenore

“UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU


Jl. A. Yani No. 1A Tambahrejo Kec. Gadingrejo Kab. Pringsewu

Nama mahasiswa :Desi Mardiana

NIM :210102018P, Target ke :4

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA


TERHADAP Nn. “R” DENGAN DESMINORE

Tanggal Pengkajian : 26 Maret 2022

Jam : 16.00 WIB

A. SUBJEKTIF

1. Identitas Pasien

Nama : Nn. R
Umur : 15 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar SMP
Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Yukum Jaya
No. Tlfn :-

2. Identitas Penanggung jawab

32
Nama : Ny. S
Umur : 38 Tahun
Status : Ibu Kandung
Pendidikan : SD
Suku/Bangsa : : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Alamat :
No. Tlfn :-

3 . Keluhan utama

Klien mengatakan nyeri haid hari pertama.

4. Riwayat Menstruasi

Menarche umur : 12 Tahun

Menstruasi : Teratur :( ) Ya , ( ) Tidak

Siklus :

Lama : 1 Hari

Jumlah : 3-4 kali ganti pembalut

Warna : (✓ ) Merah segar, ( ) Merah tua,

( ) Merah kehitaman, ( ) Coklat

Konsistensi : ( ✓ ) Cair/encer, ( ) Bergumpal, ( ) Flek

Bau : ( ) Ya, ( ✓ ) Tidak

Dismenorea : (✓ ) Ya , ( ✓ ) Tidak

Flour Albus : ( ) Ada, ( ✓ ) Tidak Ada

Bau : ( ) Ya, ( ) Tidak

Warna : ( ) Putih , ( ) Kuning, ( ) Hijau, ( ) Coklat

33
5.. Riwayat Kehamilan, Persalian dan Nifas Yang Lalu :

Peny
ulit
Temp
Usia Jenis Keha Jenis
Tgl at Peno BB PB Keadaan Anak
No Keha Persa milan Kela
Persalinan Persa long (Gr) (Cm) Sekarang
milan linan Dan min
linan
Persa
linan

6. Riwayat KB

7. Riwayat kesehatan

a) Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang :

Tidak ada riwayat penyait yang serius seperti hipertensi, asma, diabetes mellitus, kanker dan
jantung.

b) Riwayat Kesehatan Keluarga :

Tidak ada riwayat dikeluarga yang menderita penyakit yang serius seperti hipertensi, asma,
diabetes mellitus, kanker dan jantung.

8. Pola Kebutuhan Sehari-hari

Kebutuhan Selama ini Keluhan

Nutrisi : Makan Klien mengatakan makan 3 kali Tidak Ada


setiap hari, jenis makanan yang di
kosumsi nasi, sayur, lauk pauk dan
buah.
Minum Klien mengatakan minum 7-8 Tidak Ada
gelas
Eliminasi : BAK Tidak Ada

34
BAB Klien mengatakan BAB 1
kali/hari, konsistensi lembek,
berwarna coklat. Klien
mengatakan BAK 5-6 kali/hari,
warna kuning jernih, bau khas.
Istirahat dan tidur Klien mengatakan tidur 6-8 jam Tidak Ada
perhari, 7 jam pada malam hari
dan 1 jam pada siang hari
Aktivitas Klien mengatakan mengerjakan Nyeri perut pada saat
membantu pekerjaan rumah pada haid hari pertama
kegiatan sehari-hari.
Personal hygiene Klien mengatakan mandi 2 Tidak Ada
kali/hari, mengganti pakaian 2
kali/hari, dan mengganti celana
dalam dan pembalut sesering
mungkin jika lembab/basah saad
haid.3-4 kali sehari
Ekonomi Klien mengatakan tidak ada Tidak Ada
masalah ekonomi orang tuanya

B. OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : ( ✓ ) Baik , ( ) Cukup, ( ) Lemah

b. Kesadaran : ( ✓ ) Compos mentis, ( ) Apatis, ( ) Samnolen

( ) Sopor, ( ) Koma

c. TTV

35
TD : 100/60 MmHg ( ✓ ) Berbaring, ( ) Duduk, ( ) Berdiri

R : 22 x/menit ( ✓ ) Teratur, ( ) Tidak teratur, ( ) Dalam, ( ) Dangkal

N : 78 x/menit ( ✓ ) Teratur, ( ) Tidak teratur

S : 36,4 0C ( ✓ ) Aksila, ( ) Oral, ( ) Rektal

2. Pemeriksaan Fisik

a. Wajah : ( ) Pucat, ( ) Sianosis

b. Mata

Kelopak mata : Odema ( ) Ya, ( ✓ ) Tidak

Konjungtiva : ( ✓ ) Merah muda , ( ) Pucat, ( ) Hiperemi

Sclera : ( ✓ ) Putih, ( ) Kuning, ( ) Perdarahan

c. Hidung : ( ✓ ) Bersih, ( ) Kotor

d. Gigi dan mulut

Lidah : ( ✓ ) Bersih, ( ) Kotor

Gigi dan geraham : ( ✓ ) Bersih, ( ) Kotor, ( ) Karies, ( ) Perdarahan gusi

e. Dada

Bentuk : ( ✓ ) Simetris, ( ) Asimetris

Auskultasi jantung : Lup Dup ( ✓ ) Teratrur, ( ) Tidak teratur

Auskultasi paru-paru : ( ✓ ) Vasikuler, ( ) Whezing, ( ) Ronchi

f. Mammae : ( ) Radang, ( ) Ada benjolan, ( ✓ ) Tidak ada benjolan

Pembesaran : ( ✓ ) Simetris, ( ) Asimetris

Putting susu : (✓ ) Menonjol, ( ) Datar, ( ) Tenggelam, ( ) Bersih

( ) Kotor, ( ) Hiperpigmentasi areola/papilla

Pengeluaran : ( ) Kolostrum, ( ) ASI

36
Rasa nyeri : (✓ ) Ada, ( ) Tidak ada

g. Abdomen

Konsistensi : ( ) Lunak, ( ✓) Keras

Benjolan : ( ) Ada, ( ✓ ) Tidak ada

Kandung kemih : ( ✓ ) Kosong, ( ) Penuh

Rasa nyeri : (✓ ) Ada, ( ) Tidak ada

i. Pungung dan pinggang

Posisi : ( ) Skiolosis, ( ) Lordosis, ( ) Kiposis

Pinggang : ( ) Nyeri, ( ✓ ) Tidak ada nyeri

j. Ekstermitas atas dan bawah

Ekstermitas bagian atas : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)

Oedema : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)

Kekakuan Otot dan sendi : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)

Ketegangan : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)

Kemerahan : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)

Ekstermitas bagian bawah

Oedema : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)

Varises : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)

Ketegangan : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)

Kemerahan : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)

Reflek patella : ( + ) Kanan (+/-) , ( + ) Kiri (+/-)

37
3. Data Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal :

1) HB : 11 gr%

2) Protein Urine : 3) Glukosa Urine :

C. ASSESMENT

Nn. “R” umur 15 Tahun dengan Disminorea

D. PLANNING OF ACTION

Tanggal : 21 Maret 2022

Pukul : 16..00 Wib

Beritahu kepada pasien tentang kondisinya saat ini


Memberitahu kepada pasien tentang kondisinya saat ini agar pasien merasa tenang. Dengan
hasil pemeriksaan
TD :110/80 mmhg Suhu :36,5 C
Nadi :70 x/menit Pernapasan :20 x/menit
pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mengerti dengan keadaannya.
Jelaskan kepada pasien tentang nyeri perut saat haid
menjelaskan kepada pasien tentang nyeri perut saat haid dikarenakan hormone yang tidak stabil
dan kontraksi uterus saat haid
pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

Berikan KIE tentang manfaat senam desminore


Memberikan KIE tentang manfaat senam desminore untuk mengurangi rasa nyeri saat haid.
saat melakukan olahraga atau senam, tubuh akan menghasilkan hormon endorphin. Endorphin
dihasilkan oleh otak dan susunan saraf tulang belakang. Hormon ini berperan sebagai obat
penenang alami yang diproduksi oleh otak sehingga menimbulkan rasa nyaman
pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

38
Dianjurkan pasien untuk menjaga personal hygiene selama haid
Menganjurkan pasien untuk menjaga personal hygiene selama haid dengan sering mengganti
pembalut
pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan melakukannya.

Dianjurkan pasien untuk control ulang jika terdapat keluhan


Menganjurkan pasien untuk Kontrol ulang jika masih ada keluhan dismenore saat haid datang
pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

39
BAB III

PEMBAHASAN KASUS

A. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN DEMAM

Demam dapat di defenisikan dengan suatu keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat
normal akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus, yang di pengaruihi oleh IL
1Pusat pengatur suhu mempertahankan suhu dalam keadaan seimbang baik pada saat sehat
ataupun demam dengan mengatur keseimbangan diantara produksi dan pelepasan panas tubuh
. Demam terjadi jika berbagai proses infeksi ataupun noninfeksi saling berinteraksi dengan
mekanisme pertahanan hospes (penjamu). Kandungan kimiawi bawang merah adalah minyak
atsiri, siklo aliin, meti aliin, dihidro aliin, flavoglikosida, kuersetin, samponin, peptida,
fitohormon, vitamin, zat pati. (Kurdi: 2010.p.59). Untuk penurunan demam sendiri
menggunakan umbi bawang merah yang memiliki kandungn zat sikloaliin untuk menurunkan
suhu tubuh. Yaitu caranya dengan bawang merah yang sudah ditumbuk dikompreskan di kening
bayi yang mengalami demam tersebut.

B. ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENORE

Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Salah
satu tanda keremajaan secara biologi yaitu mulainya remaja mengalami menstruasi yang
dimulai antara usia 10 sampai 16 tahun. Menstruasi merupakan hal yang bersifat fisiologis yang
terjadi pada setiap perempuan. Namun pada kenyataannya banyak perempuan yang mengalami
masalah menstruasi, diantaranya nyeri haid/dismenore. Nyeri haid / dismenore adalah keluhan
ginekologis akibat ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga
mengakibatkan timbul rasa nyeri. Cukup banyak metode yang digunakan untuk mengurangi
nyeri menstruasi ,salah satunya adalah senam dismenore. Senam dismenore dapat digunakan
untuk mengurangi maupun mengatasi dismenore tanpa efek samping dalam penggunaan jangka
Panjang.

C. ASUHAN KEBIDANAN PADA LANSIA DENGAN NYERI SENDI

Nyeri sendi adalah peradangan pada sendi yang diakibatkan oleh berkurangnya fungsi
(degenerasi) tulang rawan dari sendi. Tulang rawan berfungsi sebagai bantalan sendi untuk
mencegah gesekan berlebihan pada sendi saat digerakkan. Degenerasi tulang rawan sendi dapat
menimbulkan rasa nyeri saat sendi-sendi digerakkan. Nyei sendi tidak menular dan tidak
mempengaruhi organ tubuh ataupun sendi lainnya. Salah satu terapi non farmakologi pada nyeri
40
sendi adalah dengan memberikan kompres jahe hangat . efek panas dari kompres jahe hangat
akan menyebabka vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke tubuh dengan
rasa sakit yang mengakibatkan penurunan rasa sakit. Kompres jahe dilakukan dengan
menempelkan jahe yang sudah disangrai dan ditumbuk terlabih dahulu di area persendian yang
mengalami nyeri lalu kemudian dibalut dengan menggunakan kassa gulung , kompres ini
dilakukan selama 20 menit.

D. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN KONSTIPASI


Konstipasi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perubahan konsistensi feses menjadi keras,
ukuran besar ,penurunan frekuensi atau kesulitan defekasi. Konstipasi sering ditandai dengan
gejala cemas Ketika defekasi oleh karena rasa nyeri pada saat buang air besar. Sekitar 13%
sampai 38% ibu hamil mengalami konstipasi,terutama pada awal kehamilan dan trimester
ketiga masa kehamilan. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengonsumsi makanan tinggi serat salah satunya papaya dan banyak minum air putih, terutama
ketika lambung dalam keadaan penuh. Mengonsumsi paya Ketika lambung terasa penuh dapat
merangsang gerak peristaltic usus,jika ibu sudah mengalami dorongan maka segeralah untuk
buang air besar agar tidak terjadi konstipasi.

41
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan kebidanan, penulis dapat menyimpulkan:

Demam terjadi jika berbagai proses infeksi ataupun noninfeksi saling berinteraksi
dengan mekanisme pertahanan hospes (penjamu). Kandungan kimiawi bawang merah adalah
minyak atsiri, siklo aliin, meti aliin, dihidro aliin, flavoglikosida, kuersetin, samponin, peptida,
fitohormon, vitamin, zat pati. (Kurdi: 2010.p.59). Untuk penurunan demam sendiri
menggunakan umbi bawang merah yang memiliki kandungn zat sikloaliin untuk menurunkan
suhu tubuh. Yaitu caranya dengan bawang merah yang sudah ditumbuk dikompreskan di kening
bayi yang mengalami demam tersebut.

Cukup banyak metode yang digunakan untuk mengurangi nyeri menstruasi ,


salahsatunya adalah senam dismenore. Senam dismenore dapat digunakan untuk mengurangi
maupun mengatasi dismenore tanpa efek samping dalam penggunaan jangka Panjang.

Nyeri sendi / gout artritis adalah suatu proses peradangan karena terjadinya peradangan
di sekitar sendi. Salah satu terapi non farmakologi pada nyeri sendi adalah dengan memberikan
kompres jahe hangat . efek panas dari kompres jahe hangat akan menyebabka vasodilatasi
pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke tubuh dengan rasa sakit yang mengakibatkan
penurunan rasa sakit.

Konstipasi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perubahan konsistensi feses
menjadi keras, ukuran besar ,penurunan frekuensi atau kesulitan defekasi. Konstipasi sering
ditandai dengan gejala cemas Ketika defekasi oleh karena rasa nyeri pada saat buang air besar.
Sekitar 13% sampai 38% ibu hamil mengalami konstipasi,terutama pada awal kehamilan dan
trimester ketiga masa kehamilan.( Herawati ,2012 ). Tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat salah satunya papaya dan banyak
minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan penuh. Mengonsumsi paya Ketika
lambung terasa penuh dapat merangsang gerak peristaltic usus,jika ibu sudah mengalami
dorongan maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. ( Walyani,2015 ).

42
B. SARAN
Bagi penulis
Lebih memberikan asuhan secara komprehensif dan lebih memahami penerapan asuhan
kebidanan komprehensif pada tiap-tiap keluhan pasien.
Bagi responden
Lebih menahami kondisi kesehatannya dan melakukan pengobatan/terapi sesuai dengan
kebutuhannya.
Bagi universitas Aisyah Pringsewu
Menambah referensi mengenai asuhan kebidanan komprehensif tentang, pengaruh kompres
jahe terhadap nyeri sendi pada lansia, mengonsumsi buah papaya untuk mengatasi
konstipasi pada ibu hamil,senam dismenore untuk mengatasi masalah dismenore pada
remaja dan pemberian kompres bawang merah pada bayi yang mengalami demam.

43
DAFTAR PUSTAKA

Badwilan, Ahmad Salim.2018. The Miracle of Dates. Jakarta : Mizan.

Manggiasih, A.V. dan Jaya, Pongki. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,
Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: TIM.

La Ramba, Hardin. Dan Nurbaya, Siti. 2015. Kejadian regurgitasi/Gumoh Pada Bayi Usia 0-
12 Bulan, journal of Pediatric Nursing. Makassar: STIKES Nani Hasanuddin.

Proverawati, Atikah. 2010. Nyeri pada Lansia Yogyakarta: Nuha Medika.

Sastrawinata,S. 2014. Perkembangan dan masalah Kesehatan reproduksi pada remaja.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Prawiroharjo.

Supariasa IDN, Ibnu F. 2011. Penilaian status gizi. Jakarta: EGC

Tresnawati,F, 2012. Asuhan Kebidanan., Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

44
45
46
JURNAL BIMBINGAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF II
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN SEMESTER VIII
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU – LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Nama Bukti Bukti Bukti Bukti


mahasiswa/NPM Bimbingan Ke 1 Bimbingan Ke 2 Bimbingan Ke 3 Bimbingan Ke 4

HARI/TANGGAL HARI/TANGGAL HARI/TANGGAL HARI/TANGGAL


RABU/ 9 MARET 2022 RABU/ 9 MARET 2022 KAMIS / 10 MARET 2022 JUMAT / 25 MARET 2022
Desi Mardiana
210102018P Topik/ masalah :nyeri sendi pada Topik/ masalah:dismenore pada Topik/ masalah:konstipasi pada ibu Topik/ masalah: demam pada bayi.
lansia remaja hamil trimester tiga Asuhan/jurnal: kompres bawang
Asuhan/jurnal:terapi kompres Asuhan/jurnal:senam dismenore/ Asuhan/jurnal:mengonsumsi buah merah pada bayi demam.
jahe / https://akper- http://journal.unigres.ac.id/index.ph papaya / https://ojs.fdk.ac.id
sandikarsa.e-journal.id p/JNC http://e-journal.upp.ac.id

47
Bukti Bukti Bukti Bukti
Bimbingan Ke 5 Bimbingan Ke 6 Bimbingan Ke 7 Bimbingan Ke 8
HARI/TANGGAL HARI/TANGGAL HARI/TANGGAL HARI/TANGGAL
JUMAT / 25 MARET 2022 JUMAT / 25 MARET 2022 JUMAT / 25 MARET 2022 JUMAT/ 25 MARET 2022
Asuhan : Terapi kompres jahe Asuhan : Senam dismenore Asuhan : Mengonsumsi buah pepaya Asuhan: kompres bawang merah pada
bayi demam.

48
EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENGURANGI DISMENORE PADA
REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 2 SIANTAN KABUPATEN PONTIANAK

Oleh:
Nancy Monika Sormin* Arina Nurfianti**
Ramadhaniyati**

Abstrak:
Latar belakang : Dismenore merupakan gejala nyeri terbanyak pada remaja putri saat menstruasi.
Cukup banyak metode yang digunakan untuk mengurangi nyeri menstruasi, salah satunya adalah senam
dismenore. Senam dismenore dapat digunakan untuk mengurangi maupun mengatasi dismenore tanpa
efek samping dalam penggunaan jangka panjang.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh senam dismenore terhadap dismenore
pada remaja putri.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental. Responden adalah siswi di SMP
Negeri 2 Siantan, Kabupaten Pontianak yang berjumlah 20 orang, diambil secara Purposive Sampling
dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi sebelum dan setelah senam dismenore.
Hasil : Uji hipotesis data pada kelompok intervensi menggunakan uji T berpasangan menunjukkan
nilai p-value = 0,000 (p<0,05).
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas senam dismenore dalam
mengurangi dismenore pada remaja putri di SMP Negeri 2 Siantan, Kabupaten Pontianak, senam
dismenore terbukti efektif dalam mengurangi dismenore dan dapat dijadikan sebagai salah satu
intervensi keperawatan non-farmakologis dalam mengurangi dismneore.

49
Kata Kunci : Dismenore, Remaja, Senam Dismenore
Referensi : 60 (1991-2014)

THE EFFECTIVENESS OF DYSMENORRHEA GYMNASTIC EXERCISE IN REDUCING DYSMENORRHEA ON ADOLESCENT FEMALE


STUDENT AT SMP NEGERI 2 SIANTAN IN PONTIANAK REGENCY

Abstract
Background : Dysmenorrhea was the most painful symptoms on adolescent girls during menstruation period. There have been a lot of methods used to reduce menstrual
pain, and one of them was dysmenorrhea gymnastic exercise. It could be used to reduce or cope with dysmenorrhea without any side effects in the long-term application.
Objective : This study aimed to identify the influence of dysmenorrhea gymnastic exercise on adolescent girls.
Method : This study was a Quasy Experimental. The respondents were 20 female students at SMP Negeri 2 Siantan in Pontianak Regency, taken through purposive sampling
and divided into 2 groups, namely control group and intervention group. Data was collected from observation paper before and after dysmenorrhea gymnastic exercise.
Result : Data of hypothesis testing in the intervention group by using paired T test showed p-value = 0,000 (p<0,05).
Conclusion : Based on the result on the effectiveness dysmenorrhea gymnastic exercise in reducing dysmnenorrhea on adolescent female students at SMP
Negeri 2 Siantan in Pontianak Regency, dysmenorrhea gymnastic exercise proved to be effective in reducing dysmenorrhea and could be used as a non-pharmacology
nursing intervention in reducing dysmenorrhea.

Keywords : Dysmenorrhea, Adolescent, Dysmenorrhea Gymnastic Exercise


Reference : 60 (1991-2014)

Rasa nyeri yang timbul dikarakteristikkan sebagai


nyeri singkat sebelum atau selama menstruasi yang
PENDAHULUAN biasanya berlangsung selama satu sampai tiga hari selama
menstruasi (Reeder, Martin, & Griffin, 2011).
Wanita yang mengalami menstruasi
kebanyakan akan merasakan nyeri dibagian perut Rata-rata lebih dari 50% wanita dari setiap negara
bawah hingga ke bagian pinggang. Selain itu, mengalami nyeri saat menstruasi. Dalam penelitian yang
beberapa wanita mengalami pre menstrual dilakukan oleh Bawadi di Mesir tahun 2005, didapati 75%
syndrome dengan gejala pusing, depresi serta remaja wanita di Mesir mengalami dismenore dengan
perasaan sensitif yang berlebihan. Menstruasi 55,3% remaja mengalami dismenore ringan, 30%
atau perdarahan periodik normal pada uterus, remaja mengalami dismenore sedang, dan
merupakan fungsi fisiologis yang hanya terjadi 14,8% mengalami dismenore berat (Badawi,
pada wanita. Menstruasi pada umumnya disertai 2005). Osuya (2005) di Jepang mendapati angka
dengan nyeri sebelum atau selama menstruasi. kejadian dismenore primer 46% dan 27,3% dari penderita

50
didapati absen dari sekolah dan pek mengalami nyeri tak tertahankan. Jadi rata-rata
erjaannya pada hari pertama menstruasi. dari remaja putri yang mengalami dismenore di
Penelitian di China tahun 2010 yang dilakukan SMP Negeri 2 Siantan, mengalami nyeri sedang
oleh Gui-Zhou, menunjukkan sekitar 41,9% dan nyeri tak tertahankan.
sampai 79,4% remaja mengalami dismenore
primer, dimana 31,5% sampai 41,9% terjadi pada Berdasarkan studi pendahuluan yang
usia 9-13 tahun, dan 57,1% sampai 79,4% pada dilakukan oleh peneliti yang diperkuat oleh
usia 14-18 tahun (Gui-Zhou, 2010). Menurut Reeder, Martin, dan Griffin (2011) menunjukkan
Reeder, Martin, dan Griffin (2011) sebanyak bahwa karakteristik nyeri yang dirasakan ketika
50% wanita mengalami dismenore tanpa patologi mengalami dismenore adalah nyeri yang
pelvis, 10% mengalami nyeri hebat hingga tak menusuk dan hebat pada bagian suprapubis
mampu beraktivitas 1-3 hari setiap bulan, dan 25 % hingga lumbosakralis. Di daerah pelvis terasa
mengalami ketidakhadiran di sekolah. sensasi penuh atau sensasi mulas dan mengalami
Menurut Proverawati (2009) di Indonesia kesulitan untuk berjalan. Nyeri tersebut
diperkirakan sebesar 55% wanita dengan usia berlangsung selama ±12 jam pada hari pertama
produktif mengalami dan merasa tersiksa dengan menstruasi. Sebagian besar wanita yang
nyeri saat menstruasi. Angka kejadian dismenore mengalami dismenore juga akan mengalami mual
primer di Indonesia adalah sekitar 54,89% dan muntah, nyeri kepala, cenderung mudah marah
45,11% mengalami dismenore sekunder. atau emosi yang sangat sensitif dan pingsan.
Umumnya sebagian besar wanita memilih
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti menggunakan cara tradisional daripada
pada tanggal 6 Desember 2013 terhadap 183 orang mengkonsumsi obat-obatan analgesik dalam
siswi melalui pengisian angket di SMP Negeri 2 mengatasi masalah dismenore.
Siantan, didapatkan jumlah siswi yang mengalami
dismenore sebanyak 40 orang, Senam dismenore merupakan salah satu bentuk
dengan prevalensi kejadian 10 orang (25%) relaksasi yang sangat dianjurkan. Tujuan
mengalami nyeri ringan, 12 orang (30%) dilakukannya senam dismenore adalah
mengalami nyeri sedang, 6 orang (15%) mengurangi dismenore yang dialami oleh
mengalami nyeri berat, dan 12 orang (30%) beberapa wanita tiap bulannya (Suparto, 2011).
Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga atau
senam, tubuh akan menghasilkan hormon
endorphin. Endorphin dihasilkan oleh otak dan
susunan saraf tulang belakang. Hormon ini
berperan sebagai obat penenang alami yang
diproduksi oleh otak sehingga menimbulkan rasa
nyaman (Haruyama, 2011). Pada seorang atlet
yang teratur berolahraga memiliki tingkat
prevalensi kejadian dismenore lebih rendah
dibandingkan dengan wanita yang mengalami

51
obesitas, dan pada wanita yang memiliki
siklus menstruasi yang tidak teratur Penelitian yang dilakukan bermanfaat
(Morgan, 2009). untuk: 1)Semua pendidikan akademik dapat
mengetahui dengan baik dan benar remaja putri
Adapun tujuan dari penelitian ini dengan dismenore juga perlu mendapatkan terapi
adalah: 1)Mengidentifikasi lain selain farmakologi, yaitu seperti senam
karakteristik responden remaja dismenore. 2)Memberikan wawasan tentang
putri, 2)Mengidentifikasi karakteristik efektivitas senam dismenore dalam mengurangi
nyeri menstruasi pada reamaja putri, dismenore pada remaja putri. 3)Dapat
3)Mengidentifikasi efektivitas senam
dismenore untuk menurunkan dismenore
pada remaja putri.
mengetahui efektivitas senam dismenore dalam menggunakan teknik Purposive Sampling, dimana
mengurangi angka kejadian dismenore pada pemilihan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan
remaja putri. 4)Sebagai tambahan referensi dalam yang dibuat oleh peneliti dengan ciri maupun syarat
menyelesaikan masalah yang berhubungan populasi yang sudah diketahui sebelumnya
dengan dismenore pada wanita serta dapat (Notoatmodjo, 2005).
menjadi acuan dalam mengembangkan penelitian
dalam area yang sama. Berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan
peneliti dari hasil studi pendahuluan, maka sampel yang
METODE PENELITIAN diambil untuk melakukan penelitian ini adalah sebanyak
20 orang. Dimana 10 orang merupakan kelompok
Jenis penelitian ini adalah penelitian intervensi dan 10 orang merupakan kelompok kontrol.
kuantitatif, dengan menggunakan desain Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian
penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimen) ini adalah remaja putri yang
dengan rancangan Non Equivalent Control Group mengalami dismenore dengan siklus
Design. Dimana pada penelitian ini, menstruasi yang teratur, remaja putri yang belum
menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok pernah melakukan senam dismenore dan tidak memiliki
kontrol dan kelompok intervensi, yang kemudian riwayat penggunaan analgesik, dan remaja putri yang
dilakukan pengukuran sebelum pemberian senam bersedia menjadi responden. Sedangkan remaja putri
dismenore (pre-test) dan setelah pemberian yang mengalami dismenore patologis (dismenore
senam dismenore (post-test). Waktu penelitian sekunder), menggunakan terapi obat-obatan farmakologi
dilaksanakan pada bulan Maret sampai April maupun ramuan tradisional dalam mengurangi
2014. dismenore, serta menolak menjadi responden dan
menolak mengisi lembar observasi tidak dimasukkan
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja dalam sampel penelitian.
putri yang mengalami dismenore di SMP Negeri 2 mengurangi angka kejadian dismenore pada remaja
Siantan, Kabupaten Pontianak yang berjumlah 40 putri. 4)Sebagai tambahan referensi dalam menyelesaikan
orang. Tehnik sampling dalam penelitian ini masalah yang berhubungan dengan

52
dismenore pada wanita serta dapat menjadi Analisis data yang digunakan dalam
acuan dalam mengembangkan penelitian dalam penelitian ini adalah analisa data deskriptif, yang
area yang sama dibagi menjadi dua, yaitu Analisa Univariat dan
Analisa Bivariat. Uji statistic yang digunakan
adalah uji statistik dengan uji Paired T-test pada
Berdasarkan kriteria inklusi yang telah kelompok intervensi dan uji alternatif Wilcoxon
ditetapkan peneliti dari hasil studi pendahuluan, pada kelompok kontrol, karena hasil uji
maka sampel yang diambil untuk melakukan normalitas pada kelompok kontrol didapati tidak
penelitian ini adalah sebanyak 20 orang. Dimana normal.
10 orang merupakan kelompok intervensi dan 10
orang merupakan kelompok kontrol. Adapun
kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian Tabel 1 Uji Normalitas Kelompok Kontrol
ini adalah remaja putri yang mengalami
dismenore dengan siklus menstruasi yang teratur, Kolmogorov-
Shapiro-Wilk
remaja putri yang belum pernah melakukan mirnova
senam dismenore dan tidak memiliki riwayat Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
penggunaan analgesik, dan remaja putri yang SBS .299 10 .011 .728 10 .002
bersedia menjadi responden. Sedangkan remaja
putri yang mengalami dismenore patologis TS .266 10 .044 .774 10 .007
(dismenore sekunder), menggunakan terapi obat-
obatan farmakologi maupun ramuan tradisional
dalam mengurangi dismenore, serta menolak Tabel 2 Uji Normalitas Kelompok Intervensi
menjadi responden dan menolak mengisi lembar
observasi tidak dimasukkan dalam sampel Kolmogorov-
penelitianskala dismenore, sedangkan variabel Shapiro-Wilk
mirnova
dipengaruhi (variabel dependen) dalam penelitian Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
ini adalah dismenore. SBS .244 10 .093 .851 10 .060
STS .299 10 .012 .874 10 .111
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa lembar observasi Peneliti menekankan masalah etika pada
dengan pengukuran proses penelitian ini peneliti menekankan
skala intensitas nyeri numerik. Adapun masalah etika yaitu merahasiakan identitas
responden diminta untuk memilih responden pada lembar alat ukur dan hanya
jawaban mana yang sesuai dengan menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
keadaan nyeri menstruasi yang dialami atau hasil penelitian yang disajikan (anomity),
sebelum dan sesudah dilakukan senam peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil
dismenore. penelitian, baik informasi maupun masalah-
masalah lainnya (confidentiality), peneliti

53
memberikan manfaat bagi responden dan tujuan dari penelitian (principle of respect
(principle of beneficience), peneliti for human dignity), dan peneliti bertindak adil
menghormati martabat responden dengan pada semua responden tanpa membeda-
memberikan lembar inform consent dan bedakan responden yang ada (principle of
menjelaskan kepada responden maksud justice).

54
skala dismenore, sedangkan variabel dipengaruhi

55
56
57
58
573
Kompres Jahe Hangat dapat Menurunkan Intensitas Nyeri pada Pasien Gout Artritis
Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout

Radhika Radharani
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Artikel info
Artikel history: Abstrak 574
Received; Mei 2020 Latar Belakang: Gout artritis adalah suata proses peradangan karena
Revised: Juni 2020 terjadinya peradangan di sekitar sendi. Salah satu terapi non-
Accepted; Juni2020 farmakologi pada pasien gout artritis adalah dengan memberikan
kompres jahe hangat. Efek panas dari kompres jahe hangat akan
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran
darah ke tubuh dengan rasa sakit yang mengakibatkan penurunan rasa
sakit Tujuan : mengetahui lebih lanjut tentang kompres jahe hangat yang
dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien gout artritis. Metode :
Menggunakan studi literatur dari jurnal baik nasional maupun
internasional dengan cara meringkas topic pembahasan dan
membandingkan hasil yang disajikan dalam artikel. Hasil : Kompres
jahe hangat dapat mengurangi nyeri pada gout artritis. Kompres jahe
hangat adalah pengobatan tradisional atau terapi alternatif untuk
mengurangi nyeri gout artritis. Jahe mengandung enzim siklo-
oksigenasi yang dapat mengurangi peradangan pada pasien dengan
gout artritis , selain itu jahe juga memiliki efek farmakologis berupa
sensasi panas dan pedas, di mana panas ini dapat meredakan rasa sakit,
kekakuan dan kejang otot atau terjadinya vasodilatasi pembuluh darah,
manfaat maksimal akan dicapai dalam waktu 20 menit setelah aplikasi
kompres jahe hangat di lokasi nyeri. Kesimpulan : Kompres jahe hangat
dapat mengurangi nyeri radang pada pasien gout artritis. Kompres jahe
adalah pengobatan tradisional atau terapi alternatif untuk mengurangi
nyeri radang sendi gout. Kompres jahe hangat mengandung enzim
siklooksigenase yang dapat mengurangi peradangan dan nyeri pada
penderita gout artritis
Abstract
Background: Arthritis gout is an inflammation process due to
inflammation on cristal sour tendon in tissue around the joint.. Non
pharmacology action for the patients of Arthritis Gout is warm ginger
compress. The effects of heat from a warm ginger compress will cause
vasodilation of blood vessels and increases blood flow to the body with
pain resulting in a decrease in pain Objective : To know that warm
ginger compress can decrease pain intensity in patients with arthritis
gout Methods : Using literature studies from national and international
journals by summarizing the topic of discussion and comparing the
results presented in the article.
Results : Warm ginger compresses can reduce pain of arthritis Gout.
575
574

It is a traditional treatment or alternative therapy to reduce pain Gout


Arthritis. It contains cyclo-oxygenation enzymes which can reduce
inflammation in patients with Arthritis Gout, besides ginger also has a
pharmacological effect of burning sensation and spicy, where this heat
can relieve pain, stiffness and muscle spasm or the occurrence of
vascular vasodilation, maximum benefits will be achieved within 20
minutes after heat application. Conclusion: Warm compresses of ginger
can reduce arthritis gout pain. Ginger compress is a traditional
treatment or alternative therapy to reduce gouty arthritis pain. Warm
ginger compresses contain cyclo
oxygenation enzymes which can reduce inflammation in gouty arthritis
of sufferers.
Keywords: Corsponden author:
Kompres jahe; Email: radhikaradharani14@gmail.com
Intensitas nyeri;
Gout artritist;
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi BCC BY NC ND-4.0
Pendahuluan
Asam urat (Gout Arthritis) disebabkan tumpukan asam urat pada sendi-sendi tubuh. Ketika terdapat kelebihan asam urat pada aliran darah dan
jumlahnya lebih dari yang dapat dikeluarkan, asam urat tersebut merembes ke dalam jaringan sendi sehingga menyebabkan rasa sakit dan
pembengkakan. Rasa nyeri merupakan gejala penyakit Gout yang paling sering (Smeltzer, 2014). Gout Arthritis biasanya paling banyak terdapat
pada sendi jempol jari kaki, sendi pergelangan, sendi kaki, sendi lutut dan sendi siku yang dapat menyebabkan nyeri yang sedang meradang karena
adanya penumpukan zat purin yang dapat membentuk kristal-kristal yang mengakibatkan nyeri, jika nyeri yang dialami tidak segera ditangani akan
mengakibatkan gangguan terhadap aktivitas fisik sehari-hari seperti menurunnya aktivitas fisik (Nahariani, Lismawati, & Wibowo, 2015). Di
Indonesia prevalensi penyakit asam urat pada usia 55-64 tahun sebanyak 45%, usia 65-74 tahun sebanyak 51,9%, usia ≥75 tahun sebanyak 54,8%.
Angka ini menunjukkan bahwa penyakit asam urat nyeri akibat asam urat sudah sangat mengganggu aktivitas masyarakat Indonesia (Riskesdas,
2013). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan kadar asam urat menjadi tinggi salah satunya adalah perilaku hidup tidak sehat seperti
mengkonsumsi makanan mengandung purin tinggi, mengkonsumi alkohol dan obesitas (Zahara, 2013). Serangan gout dicirikan dengan rasa sakit
yang menyiksa, dan seringkali berulang. Serangan gout yang berulang juga dapat menyebabkan kerusakan struktural yang berlanjut pada
pembentukan tofi, sehingga dapat menimbulkan efek nyeri (Frecklington, dkk, 2011). Adanya kristal asam urat memungkinkan terjadinya interaksi
membran fosfolipid dan faktor serum yang berkontribusi terhada reaksi inflamasi dan rasa nyeri (Martillo, Nazzal, & Crittenden, 2014).
575 menjadi 2 yaitu terapi farmakologis dan non
Terapi yang digunakan untuk menurunkan kadar asam urat dan mengurangi rasa nyeri dibagi
farmakologis (Zuriati, 2017). Penanganan asam urat secara farmakologi adalah dengan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) seperti ibuprofen,
naproxen dan allopurinol. Upaya penunjang lain untuk mengatasi nyeri asam urat adalah dengan pengobatan non farmakologis, yaitu dengan
memanfaatkan bahan-bahan herbal yang dikenal turun temurun oleh masyarakat dapat berkhasiat menurunkan nyeri, salah satunya adalah: jahe
(Wilda & Panorama, 2020). Pemberian kompres air hangat berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah,
576
menstimulasi sirkulasi darah, mengurangi kekakuan, dan menghilangkan sensasi rasa 577sakit.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, terapi kompres hangat dilakukan selama 20 menit
dengan 1 kali pemberian dan pengukuran intensitas nyeri dilakukan dari menit ke 15-20
selama tindakan. Pemanfaatan jahe dengan teknik kompres menggunakan air hangat dapat
dilakukan selama 15-20 menit dan hal tersebut cukup efektif dalam menghilangkan rasa
nyeri (Samsudin, 2016). Kompres Jahe hangat terbukti lebih efektif dalam mengurangi
intensitas nyeri dibandingkan kompres dengan hanya menggunakan air hangat saja
(Madoni, 2017). Jahe mengandung Olerasin atau Zingerol yang dapat menghambat sintesis
prostaglandin, sehingga nyeri reda atau radang berkurang. Prostaglandin itu sendiri adalah
suatu senyawa dalam tubuh yang merupakan mediator nyeri dari radang atau inflamasi
(Wilda & Panorama, 2020). Karena itu, diduga bahwa penggunaan kompres hangat jahe
juga memiliki efek yang signifikan pula terhadap penurunan nyeri persendian pada kasus
artritis gout. Berdasarkan masalah diatas, perlu dilakukan analisis tentang penggunaan jahe
dalam menurunkan nyeri pada lansia yang mengalami gout artiritis yang dilakukan melalui
literature review.
Metode
Metode menggunakan studi literatur dari berbagai jurnal nasional maupun internasional.
Metode ini digunakan dengan tujuan menambah pemahaman dan pengetahuan tentang
topik yang dibahas dengan cara meringkas topik pembahasan. Metode ini memberikan
informasi fakta atau analisis baru dari tinjauan literatur yang relevan kemudian
membandingkan hasil tersebut dalam artikel. Penulis menggunakan Jurnal yang yang
didapatkan melalui google schoolar. Penulis membuka website google schoolar kemudian
peneliti menuliskan kata kunci sesuai MESH (Medical Subject Heading) yaitu Ginger dan
Gout Arthritis, lalu muncul 74 temuan.
Hasil Dan Pembahasan
Penyakit degeneratif yang sering dialami oleh lansia salah satunya adalah artritis gout.
Artritis gout berhubungan erat dengan gangguan metabolisme purin yang memicu
peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia), yaitu jika kadar asam urat dalam
darah lebih dari 7,5 mg/dl. Timbulnya mendadak, pada sendi jari kaki dan sering terjadi
pada malam hari (Junaidi, 2013). Prevalensi hiperurisemia asimptomatik pada populasi
umum di AS adalah sekitar 2-13%. Berdasarkan hasil penelitian kesehatan dasar oleh
Riskesdas (2013), penyakit sendi saat ini merupakan penyakit terbanyak ketiga (24,7%)
yang tidak menular setelah stroke (57,9%) dan hipertensi (36,8%), yang meningkat seiring
bertambahnya usia. Nyeri adalah suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang
tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat aktual atau
potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Rasa nyeri merupakan gejala
penyakit Gout yang paling sering (Smeltzer, 2014). Dampak nyeri artritis gout yang dapat
ditimbulkan berupa menurunnya kualitas hidup penderita karena nyeri yang sangat
mengganggu aktivitas sehari-hari (Frecklington, 2011). Nyeri yang berkelanjutan atau
tidak ditangani secara secara tepat dan adekuat, memicu respon stres yang berkepanjangan
akan memperburuk kualitas kesehatan seseorang (Therkleson, 2010).
Terapi yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan peradangan pada pasien gout
artritis adalah terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologis yang dipakai
untuk mengurangi peradangan adalah obat anti inflamasi non-steroid (Gliozzi, Malara,
Muscoli, & Mollace, 2016). Terapi non-farmakologis yang dilakukan untuk

mengurangi rasa nyeri daninflamasi pada pasien gout artritis adalah dengan memberikan
stimulasi kulit menggunakan kompres air hangat (Purnamasari, 2015). Tidak hanya terapi
dengan menggunakan air hangat, kombinasi air hangat dengan larutan jahe terbukti efektif
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
578
untuk mengurangi rasa nyeri. Penggunaan jahe dalam bentuk kompres lebih aman daripada
penggunaan jahe secara oral. Penggunaan jahe secara oral dan berlebihan dapat
menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare (Therkleson, 2010).
Di Indonesia terdapat 3 jenis jahe yaitu jahe gajah, jahe merah dan juga jahe emprit. Jahe
dapat di tanam dikebun rumah atau hanya dengan menggunakan media tanam dalam
polybag atau karung. Penggunaan jahe secara topikal dapat mempengaruhi penyerapan
sistemik. Bahan aktif dalam jahe adalah gingerol dan shagaol yang memiliki kelarutan
yang sedang dalam air dan minyak sehingga memungkinkan potensi yang baik dalam
penyerapan ke dalam kulit (Rahayu H, Rahayu N, & Sunardi, 2017). Kompres jahe sangat
bermanfaat untuk menurunkan nyeri pada pasien Arthritis Gout karena mengandung 6-
gingerdion,6-gingerol, zingerol yang berfungsi menekan prostaglandin melalui hambatan
pada aktivitas COX-2 yang menghambat produksi PGE2 dan leukotrien dan TNF- pada
sinoviosit dan sendi manusia (Nahed & Tavakkoli, 2015).
Kompres jahe merupakan campuran air hangat dan juga parutan jahe yang sudah diparut
sehingga akan ada efek panas dan pedas. Efek panas dan pedas dari jahe tersebut dapat
menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan
sirkulasi darah dan menyebabkan penurunan nyeri dengan menyingkirkan produk- produk
inflamasi seperti bradikinin, histamine dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri. Panas
akan merangsang sel saraf menutup sehingga transmisi impuls nyeri ke medulla spinalis
dan otak dapat dihambat (Kumar, 2013). Kompres jahe dilakukan dengan cara
menempelkan jahe yang telah di sangrai dan di tumbuk terlebih dahulu di area persendian
yang mengalami nyeri lalu kemudian dibalut dengan menggunakan kasa gulung, kompres
ini dilakukan selama 20 menit (Zuriati, 2017).
Pemberian kompres air hangat saja kurang efektif dalam mengurangi rasa nyeri. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Izza, 2014) tentang efektifitas
pemberian kompres air hangat dan pemberian kompres jahe terhadap penurunan nyeri
sendi pada lansia di unit rehabilitasi sosial wening wardoyo ungaran, dari hasil penelitian
yang didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pemberian terapi kompres air
hangat dan kompres jahe terhadap penurunan nyeri sendi lansia di unit rehabilitasi sosial
wening wardoyo ungaran, dimana pemberian terapi kompres jahe lebih efektif
dibandingkan pemberian terapi kompres air hangat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Putri tahun 2017 dikemukan bahwa dengan pemberian kompres hangat menggunakan jahe
dapat menurunkan skala nyeri pada pasien gout artritis.
Simpulan Dan Saran
Kompres jahe dengan menggunakan air hangat bisa mengurangi intensitas nyeri pada
pasien gout artritis karena jahe mengandung 6-gingerdion, 6-gingerol, zingerol yang
berfungsi menekan produk-produk inflamasi seperti histamin, bradikinin dan
prostaglandin. Masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis jahe yang lebih
efektif untuk mengurangi rasa nyeri dan inflamasi.

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
579
Hubungan Konsumsi Buah Pepaya dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu
Hamil di Puskesmas Rumbai Pesisir Pekanbaru

The Relationship of Papaya Fruit Consumption with The Incidence of


Constipation in Pregnant Women at Puskesmas Rumbai Pesisir Pekanbaru

Yulrina Ardhiyanti

STIKes Hang Tuah Pekanbaru


Jl. Mustafa Sari No. 5 Tangkerang Selatan, Pekanbaru, Telp. (0761) 33815
Fax. (0761) 863646

Dosen STIKes Hang Tuah Pekanbaru, Hp : 085374872991

Abstrak

Konstipasi atau sembelit adalah suatu keadaan sukar atau tidak dapat buang air
besar. Sekitar 13% sampai 38% ibu hamil mengalami konstipasi, terutama pada awal
kehamilan dan trimester ketiga masa kehamilan. Di Indonesia lebih dari 2,5 juta
penduduk mempunyai keluhan sering konstipasi, hingga prevelensinya mencapai sekitar
2%. Konstipasi diperkirakan menyebabkan 2,5 juta penderita berkunjung ke dokter
setiap tahunnya. Kasus konstipasi yang diderita wanita hamil sekitar 4-30% di
Puskesmas Rumbai Pesisir. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan
Konsumsi Buah Pepaya Dengan Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Rumbai Pesisir Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
desain penelitian quasi eksperiment. Jumlah sampel sebanyak 15 orang ibu yang
mengalami konstipasi berat sebagai kasus dan 15 orang ibu yang mengalami konstipasi
ringan sebagai kontrol. Prosedur pengambilan sampel untuk kasus dengan cara Total
Populasi dan pengambilan sampel untuk kontrol menggunakan teknik Systematic
Random Sampling. Pengambilan data menggunakan lembar observasi dan analisis data
dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji T. Hasil penelitian diperoleh bahwa
tidak ada pengaruh antara pretest dan postest dengan konstipasi pada ibu hamil tanpa
konsumsi buah pepaya (OR : 0,001; 95% CI : 4,47 – 1,99), terdapat pengaruh antara
pretest dan postest dengan konstipasi pada ibu hamil dengan konsumsi buah pepaya (OR
: 0,008; 95% CI : 4,80 – 2,21). Sebaiknya Puskesmas Rumbai Pesisir sebagai fasilitas
kesehatan terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan pada ibu hamil yang
memerlukan penanganan sehingga dapat mengurangi angka kesakitan serta dapat
mengurangi kecemasan pada ibu hamil.

Kata Kunci : Konsumsi Pepaya, Kejadian Konstipasi, Ibu Hamil


Abstract

Constipation is a difficult condition or unable to defecate. It has been estimated


that approximately 13% to 38% women during their pregnancy experience
constipation, especially in early and third trimester of pregnancy. More than 2,5 million

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
Indonesian have frequent complaints of constipation, whose prevalence reaches 5802%. It
is estimated that constipation cause 2,5 million patients go to the doctor each year. The
cases of pregnant women who suffered from constipation in Puskesmas Rumbai Pesisir
about 4 – 30%. This research was conducted to know the Consumption of Papaya Fruit
with Constipation in Pregnant Women at Puskesmas Rumbai Pesisir Pekanbaru in 2017.
This research is a quantitative research with quasi experimental research design. The
number of samples were 15 mothers who had severe constipation as a case and 15
mothers who had mild constipation as control. For cases, sampling procedure done by
total population and for control, using Systematic Random Sampling technique. Data
was collected using observation sheets and data analysis was done by univariate and
bivariate with T test. The result showed that there was no influence between pretest
and postest with constipation in pregnant women without consumption of papaya (OR
0,001; 95% CI 4,47 – 1,99), pretest and posttest with constipation in pregnant mother
with consumption of papaya (OR 0,008; 95% CI 4,80 – 2,21). Puskesmas Rumbai Pesisir
as the leading health facility in public health service is expected to improve health
service especially for pregnant women that requires handling so it can reduce the
number of morbidity and anxiety.

Keywords : Papaya Consumption, Incidence Constipation, Pregnant Women

PENDAHULUAN

Konstipasi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perubahan konsistensi feses

menjadi keras, ukuran besar, penurunan frekuensi atau kesulitan defekasi. Konstipasi

sering ditandai dengan gejala cemas ketika defekasi oleh karena rasa nyeri saat buang air

besar. Konstipasi dapat menimbulkan stres berat bagi penderita akibat ketidaknyamanan

konstipasi jika tidak segera diatasi dapat terjadi haemoroid (Herawati, 2012).

Di Indonesia lebih dari 2,5 juta penduduk mempunyai keluhan sering konstipasi,

hingga prevelensinya mencapai sekitar 2%. Konstipasi diperkirakan menyebabkan 2,5

juta penderita berkunjung ke dokter setiap tahunnya. Kasus konstipasi yang diderita

wanita hamil sekitar 4- 30%, ternyata wanita hamil mengeluh kesulitan buang air besar

(Sulistiyowati, 2016).

Menurut Tumanggor (2014), mengatakan bahwa konstipasi memiliki beberapa

gejala seperti sulit buang air besar, kembung atau bentuk kotoran keras atau kecil.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses defekasi/ buang air besar antara lain : diet

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
581
atau pola nutrisi, misalnya asupan serat yang tidak adekuat, dehidrasi, obat-obatan,

penyakit, kurang latihan fisik atau imobilisasi, psikologis atau kondisi kurang nyaman.

Permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil ini karena peningkatan hormon progesterone

yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, ditambah oleh penekanan

rahim yang membesar didaerah perut, selain itu konsumsi suplemen zat besi/ kalsium

yang tidak diserap dengan baik oleh tubuh. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan

adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat salah satunya pepaya dan banyak

minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan penuh. Mengkonsumsi pepaya

ketika lambung terasa penuh dapat merangsang gerak peristatik usus, jika ibu sudah

mengalami dorongan maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi

(Walyani, 2015).

Pepaya sangat dianjurkan untuk dikonsumsi penderita sembelit (sulit buang air

besar) karena kandungan serat makanannya tinggi (Sulihandri, 2013). Berdasarkan

permasalahan diatas maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul : “Hubungan

Konsumsi Buah Pepaya dengan Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil di Puskesmas

Rumbai Pesisir Pekanbaru”.

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
METODE PENELITIAN 582

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian Quasi Eksperiment

dengan menggunakan pretest dan posttest untuk menguji variabel yang berpasangan.

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami konstipasi di

Puskesmas Rumbai Pesisir Pekanbaru pada periode bulan 27 Maret sampai 2 Mei 2017.

Jumlah sampel sebanyak 15 orang ibu yang mengalami konstipasi berat sebagai kasus

dan 15 orang ibu yang mengalami konstipasi ringan sebagai kontrol. Teknik

pengambilan data menggunakan lembar observasi. Analisis data dilakukan secara

univariat dan bivariat dengan uji T-independent. HASIL

Analisis penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Pada
penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah uji T-independent (pairet
sample test) untuk membandingkan hubungan konsumsi buah pepaya
dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil di Puskesmas Rumbai Pesisir Pekanbaru.

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
PENGARUH KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP583

PENURUNAN SUHU TUBUH BAYI SAAT DEMAM PASCA


IMUNISASI DI WILAYAH KERJA POLINDES PAGAR AYU MUSI
RAWAS

Vedjia Medhyna1) Rizky Utami Putri2)

1
Fakultas Kesehatan, Universitas Fort De Kock, Bukittinggi, Sumatera Barat Indonesia

Email:vedjiamedhyna@gmail.com
2
Fakultas Kesehatan, Universitas Fort De Kock, Bukittinggi, Sumatera Barat Indonesia
Email : utami_r@gmail.com

ABSTRACT

Global immunization coverage based on WHO ESTIMATION (2013), DPT3 84 %, polio with 3 doses
84 %, measles with 1 dose of 84 % Indonesia has coverage of measles immunization program above 90
% since 2008. The year 2016 slightly increased from the year 2015, this equal 93,0%.Immunization
coverage in musi rawas regency (84,2%). The research is done by pre eksperiment method with one
group pretest-postest. On April2020 at work area pagar ayu sub health center megang sakti district of
musi rawas regency. The population in this study as many as 22 people, and the sample of 22 people,
with sampling accidental sampling technique. The result of statistic test obtained p value 0,000 means
the influences of onion compress to thedecrease of baby’s body temperature when post
immunizationfever in work area pagar ayu sub health center megang sakti district musi rawas regency
in 2020. The conclusion the influences of onion compress to decrease baby’s body temperature during
fever in work area pagar ayu sub helath center megang sakti district musi rawas regency in 2020.
Researcher suggest to mother to increase knowledge and insight about the initial handling to decreaseof
baby;s body temperature post immunization by onion compress intervention and can be applied in
everyday.

Keywords : Onion Compress, Body Temperature, Fever

References : 33 (2007-2020)

ABSTRAK

Cakupan imunisasi global berdasarkan estmasi WHO (2013), DPT3 sebesar 84%, polio dengan
3 dosis sebesar 84%, campak dengan 1 dosis sebesar 84% Indonesia memiliki cakupan imunisasi
campak program di atas 90% sejak tahun 2008. Tahun 2016 sedikit meningkat dari tahun 2015, yaitu
sebesar 93,0%. Cakupan imunisasi di kabupaten musi rawas (84,2%). Penelitian dilakukan dengan
metode pre eksperimen dengan pendekatan one group pre test-posttest. Pada bulan April2020 di wilayah
kerja polindes pagar ayu kecamatan megang sakti kabupaten musi rawas. Sampel dlam penelitian

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
584dari 22
sebanyak 22 orang, dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Hasil penelitian
orang responden, didapatkan rerata suhu tubuh sebelum dialkukan kompres bawang merah. Hasil uji
statistic didapatkan p value 0,000 artinya adanya pengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan
suhu tubuh bayi saat demam pasca imunisasi di wilayah kerja polindes pagar ayu kesimpulan
berpengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam pasca imunisasi
di wilayah kerja polindes pagar ayu kecamatan megng sakti kabupaten musi rawas tahun 2020. Peneliti
menyarankan pada ibu agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang penanganan awal
penurunan suhu tubuh pada bayi dengan kompres bawang merah, dan dapat diaplikasikan di kehidupan
sehari-harinya.

Kata kunci : Kompres Bawang Merah, Suhu Tubuh, Demam

Daftar pustaka : 33 (2007-2020)

PENDAHULUAN

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang


secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu, sehingga bila suatu saat terpapar dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Beberapa penyakit
menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
antara lain TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Polio, radang selaput otak,
dan radang paru-paru (Depkes: 2016.p.128).

Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit

berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian.

Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang terbukti paling cost-effective
(murah), karena dapat mencegah dan mengurangi kejadian kesakitan, kecacatan, dan
kematian akibat PD3I yang diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian tiap tahunnya (Depkes:
2016.p.128).

Berdasarkan data yang dihimpun UNICEF masih ada 1.3 juta anak setiap tahunnya
tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap. Lantas akibatnya anak yang meninggal akibat
campak mencapai 30.000 setiap tahun dan hepatitis menyerang lebih dari 20 % anak
Indonesia. Tanpa imunisasi di Indonesia kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal
karena batuk rejan, 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus, dan
dari 200 anak 1 (satu) akan menderita penyakit polio (Mursyida, 2013).Menurut penelitian
Oliveira (2014) di Angola, cakupan imunisasi dasar hanya 37 %, lebih tinggi pada anak < 1
tahun (52 %).

Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) merupakan salah satu penyebab utama
kematian bayi dan balita. Berdasarkan estimasi WHO (2008) diperkirakan kematian akibat
PD3I pada anak usia dibawah 5 tahun proporsi kematian karena pneumococcal diseases sebesar
32%, rotavirus 30%, hepatitis B/Hib 13%, pertusis 13%, campak 8%, dan tetanus neonatorum
4% (WHO, 2014)

Cakupan imunisasi global berdasarkan estimasi WHO (2013), DPT3 sebesar 84%, polio
dengan 3 dosis sebesar 84%, campak dengan 1 dosis sebesar 84%, cakupan Hepatitis B 3 dosis
sebesar 81% serta 25 negara belum mencapai eliminasi maternal tetanus neonatal. Jumlah anak

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
dibawah 1 tahun yang tidak mendapatkan imunisasi DPT3 diseluruh dunia sebesar 585
21,8 juta,
dan hampir 70% dari anak-anak tersebut berada di 10 negara yaitu Kongo, Ethiopia, India,
Kenya, Mexico, Nigeria, Pakistan, Vietnam, Afrika Selatan dan Indonesia (WHO, 2014).

Indonesia memiliki cakupan imunisasi campak program di atas 90% sejak tahun 2008.
Tahun 2016 sedikit meningkat dari tahun 2015, yaitu sebesar 93,0%. Menurut provinsi, terdapat
sebelas provinsi yang telah berhasil mencapai target 95%. Hasilnya dapat diketahui bahwa
seluruh bayi di Provinsi Jambi, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Tengah telah mendapatkan
imunisasi campak. Sedangkan provinsi dengan cakupan terendah yaitu Kalimantan Utara
sebesar 57,8%, Papua 63,5% dan Aceh 73,5% (Depkes: 2016.p.130)

Data yang dapat diketahui bahwa seluruh bayi di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah,
Jambi, dan Nusa Tenggara Barat telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Sedangkan
provinsi dengan capaian terendah yaitu Kalimantan Utara (56,08%), Papua (59,99%), dan
Maluku

(67,56%) (Depkes: 2016.p.130). Indikator lain yang diukur untuk


menilai keberhasilan pelaksanaan

imunisasi yaitu Universal Child Immunization (UCI) desa/kelurahan. UCI desa/kelurahan


adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada
di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap (Depkes: 2016.p.131)

Pada tahun 2016 terdapat tiga provinsi memiliki capaian tertinggi yaitu Bali (100%),
DI Yogyakarta (100%), dan Jawa Tengah sebesar 99.93%. Sedangkan provinsi dengan
capaian terendah yaitu Kalimanatan Utara (30,69%), Papua Barat (56,77%) dan Papua
(61.59%) (Depkes: 2016.p.131).

Berdasarkan data untuk imunisasi BCG sebagai indikator aksesibilitas program, dari
target >95 %, terdapat 7 (tujuh) kabupaten/kota yang belum mencapai hasilyang diharapkan,
yaitu Kabupaten OKI (69.5%), kabupaten Muara Enim (92.9%), 469 kabupaten Musi Rawas
(84.2%), kabupaten Banyuasin (91.1%), kabupaten OKU Selatan (88.9%), Pali (%(.2%) dan
kabupaten Muratara (93.6%) (Dinas Kesehatan Sumatra Selatan: 2014.p.68).

Untuk cakupan DPT/HB 3 dari target > 90%, sudah 12 kabupaten/kota yang mencapai
target, sedangkan 5 (lima) kabupaten/kota yang belum mencapai hasil yang diharapkan, yaitu
Kabupaten OKI (64%), Kabupaten Muara Enim (89.9%), Kabupaten Banyuasin (86.2%),
Kabupaten Pali (58.7%) dan Kabupaten Muratara (86.7%). Untuk cakupan imunisasi campak
sebagai indikator tingkat perlindungan program targetnya adalah >90 %, 15 kabupaten/kota
telah mencapai target tersebut, Sedangkan 2 (dua) Kabupaten/Kota belum mencapai target
yaitu Kabupaten OKI (66.8%) dan

Kabupaten Pali (59.7%) (Dinas Kesehatan Sumatra Selatan: 2014.p.69)

Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagian akibat
peninggkatan pusat pengatur suhu dihipotalamus dalam (Sodikin: 2012.p.32 ). Sebagaian
besar demam pada anak merupaka akibat perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
586
hipotalamus. Penyakit-penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang
sytem tubuh. Selain itu demam mungkin

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
Maternal Child Health Care Jour 587

berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam
membantu pemulihan atau pertahanan terhadp infeksi (Sodikin: 2012. p.31).
Penelitian lain juga yang telah dilakukan oleh Thaib, Darussalam, Yusuf, Andid tahun
2013 dengan judul cakupan imunisasi dasar anak usia 1- 5 tahun dan beberapa faktor yang
berhubungan di poliklinik anak Rumah Sakit Ibu Dan Anak (RSIA) Banda Aceh dengan hasil
seratus tiga anak diikutsertakan dalam penelitian. Cakupan imunisasi dasar pada anak usia 1-5
tahun 86 (83,5%) lengkap, 16 (15,5%) tidak lengkap, dan 1 (1%) tidak pernah diimunisasi.
Alasan tidak pernah diimunisasi atau tidak melengkapi imunisasi adalah ibu cemas akan efek
samping 12 (70,6%), 4 (23,5%) sering sakit, dan 1 (5,9%) orangtua beralasan imunisasi haram.
Terdapat hubungan yang bermakna antara sebaran pendidikan ibu dengan kelengkapan
imunisasi dasar (p<0,05)
Berdasarkan survey awal di Puskesmas Megang Sakti Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas terdapat data imunisasi lengkap pada tahun 2020 rata-rata paling tinggi
tiap bulanya pada bulan desember terdapat 3 desa yaitu desa Muara Megang I (143,8%), Maura
Megang (119,4% ) dan Tri Sakti (117,4%). Kemudian rata-rata paling rendah ada 3 desa yaitu
desa Pagar Ayu pada bulan januari (1,8%), desa Mulyosari bulan februari (5,3%), dan desa
Jajaran Baru I bulan maret (12,6%).
Peneliti melakukan survey pada 10 bayi mengalami demam 2 diantaranya mengalami
kejang demam, 3 diantaranya memiliki suhu diatas 37,90C dan 5 diantaranya memiliki suhu
ditas 37,70C. Sebagian disebabkan karena riwayat keluarga kejang, terjadi pada saat musim
penghujan dan awal musim kemarau
(November- Desember) menyerang sebagian berusia bayi dan anak-anak.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden dari 10 orang responden 4
diantaranya mengatakan dia mengalami demam dengan penanganan tradisional seperti
kompres air hangat, dan pengobatan farmakologis jika demam

bertambah parah. Kemudian 6 diantaranya mengalami demam dengan penanganan yang


dilakukan adalah membawa ke pelayanan kesehatan sesegera mungkin tanpa melakukan

pengobatan alternatif. Berdasarkan wawancara dengan kepala puskesmas didapatkan belum


adanya dilakukan penanganan demam dengan cara non farmakologis seperti pemberian
bawang merah pada bayi Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dalam bentuk eksperimen untuk mengetahui pengaruh kompres bawang
merah(Allium ascalonicum L) terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam pasca
imunisasi di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi
Rawas tahun 2020.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan

adalah Pre-eksperimen dengan pendekatan One Group Pretest-postest

dimana rancangan ini hanya menggunakan satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding.
Model ini sudah mengunakan tes awal seingga besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui
dengan pasti. (Arikunto: 2007.p.212)
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
588
Penelitian ini sudah dilaksanakan di Wilayah Kerja Polindes Pagar AyuKecamatan
Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April2020.
Populasi dalam penelitian ini adalahbayi demam pasca imunisasi yang berada di Wilayah
Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini accidental sampling (Nursalam:
2013.p.174).Ukuran sampel

untuk penelitian seperti berikut: (Sugiyono: 2006.p.131-132) Ukuran sampel yang layak dalam
penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya :
pria-wanita, pegawai negri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori
minimal 30.

Sehingga besar sampel yang diperlukan adalah n = 20. Berdasarkan antisipasi peneliti
adanya drop out dalam proses penelitian ini, menambah jumlah sampel sebesar 20 %. Oleh
karena itu jumlah sampel yang diperlukan adalah 20

+ 2 = 22 atau n = 22 sehingga jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah n =
22 responden. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciriciri
anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo: 2012.p.130). analisa
data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariate.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Univariat Dari hasil penelitian yang peneliti dapat pada responden yang
berjumlah 22 orang responden, maka peneliti mendapatkan hasil univariat tentang pengaruh
kompres bawang merah (Allium ascalonicum L) terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat
demam pasca imunisasi di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas tahun 2017, sebagai berikut pada tabel dibawah ini.

A. Rata-Rata Suhu Tubuh Pada Bayi Demam Sebelum Diberikan Kompres Bawang Merah
(Allium ascalonicum
l. Saat Demam di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas tahun 2020

Tabel 5.1

Rata-rata Tubuh Pada Bayi Demam sebelum diberikan Kompres Bawang Merah Saat Demam di
wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Tahun 2020

Berdasarkan tabel 5.1 peneliti dapat menjelaskan dari 22 orang responden,

didapatkan rata-rata suhu tubuh responden sebanyak 37,941, dengan SD ± 0,0590, dan
standar eror ± 0,0126.

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
2. Rata-Rata Suhu Tubuh Pada Bayi Demam Sesudah Diberikan Kompres Bawang589
Merah
(Allium ascalonicum

L) Saat Demam di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas tahun 2020

Tabel 5.1

Rata-rata Tubuh Pada Bayi Demam sesudah diberikan Kompres Bawang Merah Saat
Demam di wilayah Kerja

Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Tahun 2020

Berdasarkan tabel 5.2 peneliti dapat menjelaskan dari 22 orang responden,


didapatkan rata-rata suhu tubuh responden sebanyak 37,386, dengan SD ± 0,0710, dan
standar eror ± 0,0151

A. Analisa Bivariat Berdasarkan analisa bivariat yang peneliti lakukan, pengaruh kompres
bawang merah (Allium ascalonicum L) terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam
pasca imunisasi di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas tahun 2017, pada penelitian ini untuk melihat suhu tubuh sebelum
dan sesudah perlakuan dengan memakai rumus uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan
alpha = 0,05 sebagai berikut dibawah ini Pengaruh kompres bawang merah (Allium
ascalonicum L) terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam pasca imunisasi di
Wilayah
KerjaPolindesPagarAyu

Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas tahun 2020

Tabel 5.3

Pengaruh Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Bayi Saat Demam di
Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Tahun
2020

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
590

Berdasarkan tabel 5.3 peneliti dapat menjelaskan dari 22 orang responden, didapatkan
rerata suhu tubuh sebelum dilakukan kompres bawang merah 37,941, dengan SD ± 0,0590.
Rerata suhu tubuh sesudah dilakukan kompres bawang merah 37,386, dengan SD ± 0,0710.
Perbedaan rata-rata antara suhu tubuh sebelum dan sesudah dilakukannya kompres bawang
merah adalah -4,234. Hasil uji statistik didapatkan p value 0,000 artinya adanya pengaruh
kompres bawang merah (Allium ascalonicum L) terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat
demam pasca imunisasi di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas tahun 2020

B. Pembahasan Hasil Temuan Analisa Univariat

1. Rata-Rata Suhu Tubuh Pada Bayi Demam Sebelum Diberikan Kompres Bawang Merah
(Allium ascalonicum

L) Saat Demam di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas tahun 2020

Berdasarkan tabel 5.1 peneliti dapat menjelaskan dari 22 orang responden,

didapatkan rata-rata suhu tubuh

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
591

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
592

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
593

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
594

Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai