0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan35 halaman

Rangkuman Pengantar Kesehatan Masyarakat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 35

DAFTAR ISI

P8 - MATERI GIZI MASYARAKAT...................................................................................................................2


P9 KESEHATAN IBU DAN ANAK..................................................................................................................12
P10 PROMOSI KESEHATAN DALAM KESEHATAN MASYARAKAT..................................................................17
P11 PERAN PROMOSI KESEHATAN DALAM KESEHATAN MASYARAKAT......................................................21
P13 SISTEM KESEHATAN............................................................................................................................25
P14 KESEHATAN REPRODUKSI....................................................................................................................29
P8 - MATERI GIZI MASYARAKAT

Pengertian Gizi
 Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan
dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
 Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
kehidupan.
 Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dri organ-organ, serta menghasilkan energi.

Istilah Gizi
 Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
 Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ ikatan
kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam
tubuh.
 Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
 Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.

Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu gizi bisa berkaitan dengan
makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan bahan
makanan.

FUNGSI GIZI
 Memberi energi (zat pembakar) – Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan organik
yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan
kegiatan/aktivitas.
 Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) – Protein, mineral dan air,
diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang rusak.
 Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan vitamin. Protein bertujuan
mengatur keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara
netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektil dan
bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. 
RUANG LINGKUP GIZI
 Ruang lingkup cukup luas, dimulai dari cara produksi pangan, perubahan pascapanen
(penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara
pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit).
 Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia,
faal, biologi molekular dan kedokteran.

GIZI KLINIK
 Anamnesis dan pengkajian status nutrisi pasien.
 Pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan defisiensi zat besi.
 Pemeriksaan antropometris dan tindak lanjut terahdap gangguannya.
 Pemeriksaan radiologi dan tes laboratorium dengan status nutrisi pasien.
 Suplementasi oral, enteral dan parenteral.
 Interaksi timbal balik antara nutrien dan obat-obatan.
 Bahan tambahan makanan (pewarna, penyedap dan sejenis serta bahan-bahan kontaminan).

GIZI MASYARAKAT
 Berkaitan dengan kesehatan masyarakat.
 Berkaitan dengan gangguan gizi pada kelompok masyarakat.
 Menitikberatkan pada preventif dan promotif.
 Menyangkut pada masalah kesehatan, ekonomi, sosbud, pendidikan, kependudukan dan
sebagainya.

Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan (1)

Makronutrien
Komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat esensial
(pertumbuhan sel/ jaringan), pemeliharaan aktivitas tubuh. Karbohodrat (hidrat arang), lemak, protein,
makromineral dan air.

Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan (2)

Mikronutrien
Golongan mikronutrien terdiri dari:
 Karbohidrat – Glukosa; serat.
 Lemak/ lipida – Asam linoleat (omega-6); asam linolenat (omega-3).
 Protein – Asam-asam amino; leusin; isoleusin; lisin; metionin; fenilalanin; treonin; valin; histidin;
nitrogen nonesensial.
 Mineral – Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium; zat besi; selenium; seng;
mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom fluor; timah; nikel; silikon, arsen, boron; vanadium,
molibden.
 Vitamin – Vitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E (tokoferol); vitamin K;
tiamin; riboflavin; niaclin; biotin; folasin/folat; vitamin B6; vitamin B12; asam pantotenat;
vitamin C.
 Air

GIZI BAYI = apakah 1000 HPK?


 masa selama 270 hari (9 bulan) dalam kandungan + 730 hari (2 Tahun) pasca lahir
mengapa 1000 HPK ?  dampak yang ditimbulkan malnutrituion pada periode ini bersifat
permanen dan berjangka Panjang
 8 ,imggu pertama sejak pembuahan terjadi pembentukan semua cikal bakal organ tubuh
 Perkembanganorgan diperkirakan hingga lanjut 2 tahun pertama kehidupan

GANGGUAN GIZI PADA MASA JANIN DAN USIA DINI


 Kurang lebih 20% IUGR karena PBBH rendah
 kurang lebih ¼ IUGR karena factor gizi ibu
 BB ibu pra-hamil rendah  ibu pendek
 Gangguan gizi pada masa janin dan usia dini
Dampak jangka pendek Dampak jangka Panjang
Perkembangan otak Kemampuan kognitif dan
Pendidikan
Pertumbuhan (IUGR) Stunting/pendek
Metabolic programing Hipertensi
 Diabetes
 Obesitas
 PJK
 Stroke
AKAR TRANS-GENERASI PENYAKIT KHRONIS
 NENEK = mendonasikan gen
 IBU = menyediakan zat gizi/makanan
 BAPAK = mendonasikan gen

PENILAIAN STATUS GIZI


 Status gizi ? gambaran individu sebagai akibat dari asupan gizi sehari-hari.
 Status gizi ? keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan
dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Setiap individu
membutuhkan asupan zat gizi yang berbeda antar individu, hal ini tergantung pada usia orang
tersebut, jenis kelamin, aktivitas tubuh dalam sehari, berat badan, dan lainnya.
 Interpretasi terhadap informasi yang diperoleh dari studi-studi
 konsumsi makanan, biokimia, antropometri dan klinis.

Penilaian Status Gizi (PSG)


 PENGUKURAN LANGSUNG
1. ANTROPOMETRI GIZI
Pengertian Antropometri : Berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi
Dimensi (ukuran) tubuh : Berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit
Komposisi tubuh : Kandungan air, protein, mineral, lemak dan lemak bebas

JENIS PARAMETER ANTROPOMETRI


a. Umur
b. Tinggi badan
c. Lingkar lengan atas
d. Lingkar dada
e. Berat badan
f. Lingkar panggul
g. Lingkar kepala
h. Tebal lemak
 INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

Keadaan Kategori IMT

Kurus Kekurangan BB tk. <17,0


berat

Kurus Kekurangan BB tk. 17,0-18,5


ringan

Normal >18,5-25,0

Gemuk Kelebihan BB tk. ringan >25,0-27,0

Gemuk Kelebihan BB tk. >27,0


berat

Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia


1. Tidak sensitif
2. Faktor di luar gizi dapat
menurunkan spesifikasi dan Khusus orang
sensitivitasnya dewasa
3. Kesalahan mempengaruhi  > 18 tahun
presisi, akurasi dan validitasnya
 ANALISIS KOMPOSISI TUBUH

KEUNGGULAN DAN KELEMAN ANTROPOMETRI


1. Prosedur sederhana, aman, sampel 1. Tidak sensitif
besar 2. Faktor di luar gizi dapat menurunkan
2. Relatif tidak butuh tenaga ahli spesifikasi dan sensitivitasnya
3. Alat murah, portable, tahan lama 3. Kesalahan mempengaruhi presisi,
4. Tepat dan akurat akurasi dan validitasnya
5. Mendeteksi riwayat gizi masa lampau
6. Ambang batas jelas
7. Evaluasi perubahan status gizi
8. Penapisan kelompok yang rawan gizi

2. BIOKIMIA
Pengertian Metode Biokimia : Pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratories, yang
dilakukan pada jaringan tubuh, diantaranya darah, urine, tinja, hati dan otot

Penggunaan Metode Biokimia : Sebagai suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Penentuan kimia faali dapat menentukan
kekurangan gizi yang spesifik.

Pemeriksaan Biokimia terdiri dari :


1. Penilaian status zat besi
2. Penilaian status protein
3. Penilaian status vitamin

Pemeriksaan zat gizi spesifik :


1. Kurang energi protein (KEP)
2. Kurang vitamin A (KVA)
3. Gangguan akibat kurang yodium (GAKY)
4. Anemia zat gizi besi

UJI BIOKIMIA MINERAL


Zat Gizi Uji Metode

Ca Ion-Ca serum Elektroda spesifik-ion

P Fosfor serum Kolorimetri menggunakan


biru-molybdenum

Mg Magnesium serum AAS

Ion-Mg serum Elektroda spesifik-ion

Cu Erythrocyte superoxide Uji Spectrophotometric atau

dismutase ELISA

l Ekskresi Iodine di urin Acid digestion, followed by


spectrophotometric assay using
TSH (untuk neonatus)
the Sandell-Kolthoff reaction

ELISA with dried blood spots


or serum

Fe Ferritin serum ELISA (tanpa infeksi)

Hemoglobin Cyanmethemoglobin. Di
lapangan pakai Hemocue
Reseptor transferrin serum
ELISA

Se Selenium plasma AAS

GSHPx-3 plasma ELISA (bermanfaat kalau

intik Se rendah)

Zn Zinc serum/plasma Flame AAS (tidak infeksi)

Zinc rambut NAA atau AAS

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PEMERIKSAAN BIOKIMIA


Keunggulan
1. Dapat mendeteksi defisiensi zat gizi lebih dini
2. Hasil pemeriksaan lebih objektif
3. Menunjang penilaian metode lain
Kelemahan
1. Hanya dapat dilakukan setelah timbul gangguan metabolisme
2. Biaya cukup mahal
3. Perlu tenaga ahli
4. Kurang praktis dilakukan dilapangan
5. Dalam pemeriksaan tertentu, spesimen susah diperoleh

3. PEMERIKSAAN KLINIS
Pengertian Pemeriksaan klinis : Metode yang didasarkan atas perubahan-perubahan yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial ephitelial tissue), seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-
organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid

Penggunaan Pemeriksaan Klinis : Untuk survei secara cepat (rapid clinical surveys). Survei
dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum untuk dari kekurangan
salah satu atau lebih zat gizi dan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik, yaitu tanda (sign) dan gejala (symtom) atau riwayat penyakit

Pemeriksaan klinis terdiri dari :


1. Riwayat Medis (Medical History)
2. Pemeriksaan Fisik

Keunggulan pemeriksaan klinis :


1. Biaya relatif lebih murah
2. Sederhana, cepat, mudah diinterpretasikan
3. Tidak memerlukan peralatan yang rumit

Keterbatasan pemeriksaan klinis


1. Beberapa gejala klinis tidak mudah dideteksi sehingga memerlukan tenaga ahli
2. Gejala klinis tidak bersifat spesifik

4. BIOFISIK
Pengertian Metode Biofisik : Metode yang melihat dari kemampuan fungsi (khususnya
jaringan) dan perubahan strukturnya
Kemampuan fungsi jaringan : Kemampuan kerja dan energi ekspenditure serta adaptasi sikap
Perubahan struktur : Perubahan klinis, seperti pengerasan kuku, pertumbuhan rambut tidak
normal, menurunnya elastisitas kartilago. Perubahan non klinis, contohnya pemeriksaan
radiologi
Cara penilaian biofisik :
1. Pemeriksaan radiologi
2. Tes fungsi fisik
3. Tes sitologi

5. SURVEI KONSUMSI MAKANAN


 Pengertian Survei Konsumsi Makanan
 Metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan zat
gizi yang dikonsumsi
 Penggunaan Survei Konsumsi Makanan
 Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran konsumsi
berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Dapat mendeteksi
kelebihan dan kekurangan zat gizi.
TUJUAN

Tujuan Umum :

1. Mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi

2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tsb

Tujuan Khusus :

1. Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional & kelompok masyarakat

2. Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga & individu

3. Menentukan pedoman kecukupan makanan dan program pengadaan pangan

4. Dasar perencanaan dan program pengembangan gizi


5. Sarana pendidikan masyarakat

6. Menentukan perundang- undangan

METODE PENGUKURAN KONSUMSI MAKANAN BERDASARKAN JENIS DATA

Metode Kualitatif :

1. Frekuensi makanan (food Frequency)

2. Dietary History

3. Telepon

4. Pendaftaran makanan (food list)

Metode Kuantitatif :

1. Recall 24 hours

2. Penimbangan makanan (food weighing)

3. Inventaris (inventory methods)

4. Pencatatan (food records)

6. STATISTIK VITAL
Pengertian Statistik Vital : Metode yang dilakukan dengan cara menganalisis beberapa statistik
kesehatan, seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu, statistik pelayanan kesehatan, dan penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi

Penggunaan Statistik Vital : Dipertimbangkan sebagai dari indicator tidak langsung bagian pengukuran
status gizi masyarakat

Kelemahan statistik vital untuk menggambarkan keadaan gizi :

1. Data tidak akurat

2. Data sulit didapatkan

3. Kemampuan untuk melakukan interpretasi secara tepat


7. FAKTOR EKOLOGI
Pengertian Faktor Ekologi : Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya malnutrisi yang merupakan
hasil interaksi antara faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia
bergantung kepada keadaan ekologi, seperti iklim, tanah, irigasi, dll

Penggunaan Faktor Ekologi : Sangat penting untuk mengatur penyebab malnutrisi di suatu masyarakat
untuk melakukan program intervensi

PENGUKURAN FAKTOR EKOLOGI

 Penyakit infeksi
 Konsumsi makanan
 Pengaruh buadaya
 Sosial ekonomi
 Produksi pangan
 Pelayanan Kesehatan & Pendidikan

P9 KESEHATAN IBU DAN ANAK

PENGERTIAN
Pelayanan kesehatan dan pemeliharaan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita
serta anak prasekolah.

TUJUAN
 tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu
dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
 meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal.

 TUJUAN KHUSUS
Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya untuk
mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan
keluarganya.

RISIKO KEMATIAN IBU & ANAK TERJADI PALING BANYAK PADA PERIODE KELAHIRAN
 Indonesia adalah salah satu dari 68 negarayang memiliki kematian ibu dan neonatal yang buruk
 Lahir mati
 Kematian bbl
 Kematian ibu
 Kematian anak

RUANG LINGKUP KESEHATAN MATERNAL/IBU KESEHATAN PERINATAL DAN NEONATAL


 Kesehatan Bayi dan Anak
 Kesehatan Reproduksi

KESEHATAN MATERNAL/IBU
 AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh
kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh,dll di setiap kelahiran hidup.
Program Kesehatan Ibu 1990 : Safe Motherhood Initiative
 Sebuah program yang memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga
selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya1996 : Gerakan Sayang Ibu (GSI)Program ini
melibatkan sektor lain di luar kesehatan.
 Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu yaitu penempatan
bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat.
 2000 : strategi Making Pregnancy Safer
 2010 : program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS)menurunkan angka kematian ibu
dan neonatal sebesar 25%.Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
Sulawesi Selatan. (52,6% kematian)
Program EMAS:
 Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di Rumah Sakit
PONEK dan Puskesmas/Balkesmas PONED);
 Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil


 diberikan kepada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatanProses ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokkan
sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga.
 Elemen pelayanan: Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;
 Pengukuran tekanan darah;
 Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);
 Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
 Penentuan status imunisasi tetanus pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status
imunisasi;
 Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);
 Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
 Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk
keluarga berencana)
 Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan
protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya)
 Tatalaksana kasus
Antenatal Care/Pemeriksaan Kehamilan
 1 x pada trimester pertama (usia kehamilan minggu)
 1 x pada trimester kedua (usia kehamilan minggu)
 dan2 x pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan)
 deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilanCakupan
K1 dan K4
Zat Besi 90 tablet (Fe3) bagi Ibu Hamil

Pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid wanita usia subur dan ibu hamil
Tabel rentang waktu pemberian imunisasi TT dan lama Perlindungannya :
Imunisasi TT Selang waktu minimal Lama perlindungan
TT 1 Langkah awal pembentukan kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus
TT 2 1 bulan setelaj TT1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 > 25 tahun

pelayanan kesehatan ibu bersalin  (PPT)

pelayanan kesehatan ibu nifas  ( PPT)


Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas

 Pemeriksaan tanda tanda vital


 Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);
 Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;
 Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif;
 Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir,
 termasuk keluarga berencana
 ;Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan

Pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan


Pelayanan PONED
1. Pelayanan KIA/KB 10. Pre Eklamsia
2. Pelayanan ANC/PNC 11. Perdarahan post partum
3. Pertolongan persalinan normal 12. Ab. Incomplitus
4. Pendeteksian Bumil resti 13. Distosia Bahu
5. Perawatan bumil sakit 14. Asfiksia
6. Persalinan sungsang 15. BBLR
7. Partus lama 16. Hypotermia
8. KPD 17. dll
9. Gemeli
 
pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan
program PONEK di RS
rumah sakit mampu PONEK 24 jam adalah rumah sakit yang mampu menyelenggarakan pelayna
kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegritasi 24 jam dalam sehari, 7 hari
dalam seminggu
TUJUAN
Peningkatan kemampuan laynana Kesehatan PONEK di RS Kab/ Kota

KEBIJAKAN PONEK DI RS
1. regional pelayanan obstetric dan neonatal
2. RS mampu PONEK 24 jam di masng masing Kab/Kota
3. Pembinaan puskesmas PONED oleh RS kab/kota yang berkoodinasi dengan dinas Kesehatan kab/
kota setempat.
TARGET / SASARAN 2014
 AKB menjadi 24 /1000 KH dan AKI 118.000 kh

Lima penyebab kematian ibu


1. perdarahan,
2. hipertensi dalam kehamilan (HDK),
3. infeksi,
4. partus lama/macet,
5. abortus.
6. HDK), dan infeksi.  > 25% HDK

Lima penyebab kematian ibu


1. Kematian ibu di Indonesia masih didominasi tiga penyebab utama kematian yaitu
2. perdarahan,
3. hipertensi dalam kehamilan (HDK),
4. dan infeksi. > 25% HDK

Upaya yang sudah dilakukan:


 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)kepedulian dan peran keluarga
dan masyarakat dala m melakukan upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil,
serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar di tingkat
Puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal komprehensif di Rumah
Sakit (PONEK).Bagian dari konsep DESA SIAGA

Audit Maternal Perinatal


 Salah satu upaya untuk mendokumentasikan penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi,
sekaligus mencegah berulangnya kejadian kesakitan/kematian yang seharusnya dapat dicegah yaitu
dengan menggunakan audit maternal perintal (AMP)
 AMP penting untuk dapat memberikan informasi tentang standar pealayanan dan pedoman baku
yang sudah disepakati. Kegiatan AMP harus dilandasi satu idealisme untuk memperbaiki kualitas
pelayanan maternal-perinatal.
 Ada tiga pesan kunci AMP social antara lain, persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, tata
laksana penanganan komplikasi kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidaak diinginkan serta
akses komplikasi .

Pelayanan kontrasepsi.
 KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi
 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun),
 terlalu sering melahirkan,
 terlalu dekat jarak melahirkan,
 terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun).

P10 PROMOSI KESEHATAN DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

SEJARAH PROMOSI KESEHATAN


Sebelum istilah promosi kesehatan diperkenalkan, masyarakat lebih mengenal istilah pendidikan
kesehatan.
Pendidikan kesehatan menurut Green (1980) adalah “any combination of learning’s experiences designed
to facilitate voluntary adaptations of behavior conducive to health” (kombinasi dari pengalaman
pembelajaran yang didesain untuk memfasilitasi adaptasi perilaku yang kondusif untuk kesehatan secara
sukarela).
 Pendidikan kesehatan tidak hanya sekedar memberikan informasi pada masyarakat melalui
penyuluhan
 Pengalaman pembelajaran meliputi berbagai macam pengalaman individu yang harus
dipertimbangkan untuk memfasilitasi perubahan perilaku yang diinginkan

Tahun 1984, World Health Organization (WHO) mengubah istilah Pendidikan Kesehatan menjadi
Promosi Kesehatan
 Pendidikan Kesehatan merupakan upaya untuk mengubah perilaku sedangkan promosi kesehatan
selain untuk mengubah perilaku juga mengubah lingkungan sebagai upaya untuk memfasilitasi ke
arah perubahan perilaku tersebut
 Health promotion didefinisikan sebagai “the process of enabling peoples to increase controls over,
and to improved their health” yaitu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengontrol dan
meningkatkan Kesehatan
 Definisi ini mengandung pemahaman bahwa upaya promosi kesehatan membutuhkan adanya
kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai cara untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatan baik perorangan maupun masyarakat

TUJUAN DAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN


Tujuan Promosi Kesehatan meningkatkan kemampuan
( INDIVIDU – KELUARGA – KELOMPOK – MASYARAKAT )
agar mampu hidup sehat dan mengembangkan upaya Kesehatan yang bersumber masyarakat serta
terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut

Upaya untuk mewujudkan promosi Kesehatan dapat dilakukan melalui strategi yang baik
Strategi  cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam promosi Kesehatan
sebagai penunjang dari program-program Kesehatan yang lainnya seperti.
 Kesehatan lingkungan
 Peningkatan status gizi masyarakat
 Pemberantasan penyakit menular
 Pencegahan penyakit tidak menulat
 Peningkatana kesehatan ibu dan anak
 Pelayanan kesehatan

Tujuan dan Strategi Promosi Kesehatan


Strategi Promosi Kesehatan (WHO)
 ADVOKASI
 DUKUNGAN SOSIAL
 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Strategi Promosi Kesehatan (Piagam Ottawa)


 Kebijakan berwawasan kesehatan
 Lingkungan yang mendukung
 Reorientasi oelaynana kesehatan
 Keterampilan indiidu
 Gerakan masyarakat

Tujuan dan Strategi Promosi Kesehatan


Strategi Promosi Kesehatan (WHO)
 ADVOKASI
 Kegiatan ditujukan kepada pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik bidang Kesehatan
maupun sector di luar Kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap publik, tujuannya agar
pembat keputusan mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan Kesehatan publik

 DUKUNGAN SOSIAL
 kegiatan yang ditujukan kepada tokoh masyarakat baik formal maupun informal agar kegiatan
atau program Kesehatan tersebut mendapat dukungan

 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

 ditujukan kepada masyarakat secara langsung agar mayarakat memiliki kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan Kesehatan mereka sendiri

Tujuan dan Strategi Promosi Kesehatan


Strategi Promosi Kesehatan (Piagam Ottawa)
 Kebijakan berwawasan Kesehatan 🡪 ditujukan kepada pemuat keputusan untuk mengeluarkan
kebijakan kesehatan
 Lingkungan yang mendukung 🡪 mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung
 Reorientasi pelayanan Kesehatan 🡪 melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan
 Ketrampilan individu 🡪 meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu terkait tetang cara
memelihara Kesehatan
 Gerakan masyarakat 🡪 meningkatkan kegiatan masyarakat dalam mengupayakan peningkatan
Kesehatan mereka sendiri

SASARAN PROMOSI KESEHATAN


1. Sasaran Tersier : Pembuat kepurusan, penentu kebijakan
2. Sasaran sekunder : Tokoh agama, tokoh masyarakt, tokoh adat
3. Sasaran Premier : Masyarakat umum

RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN


 Ruang lingkup berdasarkan aspek pelayanan Kesehatan
1. Promosi Kesehatan pada tingkat promotif
2. Promosi Kesehatan pada tingkat preventif
3. Promosi Kesehatan pada tingkat kuratif
4. Promosi Kesehatan pada tingkat rehabilitatif

RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN


 Ruang lingkup berdasarkan tatanan (tempat pelaksanaan)
1. Promosi Kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
2. Promosi Kesehatan pada tatanan sekolah
3. Promosi Kesehatan pada tempat kerja
4. Promosi Kesehatan di tempat-tempat umum
5. Pendidikan Kesehatan di institusi pelayanan kesehatan

RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN


 Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan
1. Promosi Kesehatan (health promotion)
2. Perlindungan khusus (specific protection)
3. Diangnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
4. Pembatasan cacat (disability limitation)
5. Rehabilitasi (rehabilitation)

SUB BIDANG KEILMUAN PROMOSI KESEHATAN


1. Komunikasi 7. Pendidikan dan Pelatihan
2. Dinamika Kelompok 8. Pengembangan Media
3. Pengembangan dan Pengorganisasian 9. Perencanaan dan Evaluasi Promosi
Masyarakat (PPM) Kesehatan
4. Pengembangan Kesehatan 10. Perilaku Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD) 11. Antropologi Kesehatan
5. Pemasaran Sosial (Social Marketing) 12. Sosiologi Kesehatan
6. Pengembangan Organisasi 13. Psikologi Sosial
P11 PERAN PROMOSI KESEHATAN DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

KONSEP PENTING DALAM PROMOSI KESEHATAN


Suatu proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan
lingkungan sehat.

TUJUAN PROMOSI KESEHATAN


 memberikan informasi yang pada tingkatan lebih lanjut dapat memicu kesadaran masyarakat mengenai
program atau gerakan yang tengah dicanangkan.  Direktorat Promosi Kesehatan menjadi bagian yang
secara khusus membawahi segala aktivitas promkes atau promosi kesehatan yang ditujukan bagi
masyarakat luas.

PRINSIP DALAM PROMOSI KESEHATAN (WHO)


 Perubahan perilaku ( behavior change)
 Perubahan social ( social change)
 Pengembangan kebijakan ( policy development)
 Pemberdayaan (empowerment)
 Partisipasi masyarakat ( Community Participation)
 Mambangung kemitraan (building partnership & alliance)

PRINSIP DALAM PROMOSI KESEHATAN


 Pemberdayaan masyarakat
 Pengembangan kemitraaan
 Upaya advokasi
 Pembinaan suasana
 Pengembangan SDM
 Pengembangan IPTEK
 Pengembangan media dan sarana
 Pengembangan infrastruktur

PROMOTOR KESEHATAN
UU RI NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
 Tenaga kesehatan
1. Tenaga medis
2. Tenaga psikologi klinis
3. Tenaga keperawatan
4. Tenaga kebidanan
5. Tenaga kefarmasian
6. Tenaga kesehatan masyarakat
7. Tenaga kesehatan lingkungan
8. Tenaga gizi
9. Tenaga keterapian fisik
10. Tenaga keteknisan medis
11. Tenaga teknik biomedika
12. Tenaga keseahtan tradisional, dasn
13. Tenaga kesehatan lain

 Jenis tenaga kesehatan masyarakat


1. Epidemiolog kesehatan
2. Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
3. Pembimbing kesehatan kerja
4. Tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan
5. Tenaga biostatistik dan kependudukan
6. Tenaga reproduksi dan keluarga

STANDAR PROFESI PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

Standar Profesi Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku


 Untuk dapat melakukan upaya promosi kesehatan baik di Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, di Kementerian Kesehatan maupun Unit-unit Kerja
lainnya, dibutuhkan tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku.

 Diharapkan tenaga atau sumber daya Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku ini mampu
menggerakkan dan merangsang adanya perubahan perilaku maupun perubahan lingkungan menuju
perilaku dan lingkungan yang sehat

AREA KOMPETENSI DALAM PROMOSI KESEHATAN


 Profesionalita yang luhur
 Mawas diri dan pengembangan diri
 Kepemimpinan dan komunikasi efektif
 Aplikasi ilmu promosi kesehatan
 Keterampilan teknis promosi kesehatan
 Landasan kesehatan masyarakat

KOMPETENSI DALAM PROMOSI KESEHATAN


Kompetensi dibangun dengan fondasi yang terdiri atas profesionalitas yang luhur, mawas diri dan
pengembangan diri, serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa pengelolaan informasi,
landasan ilmiah ilmu promosi kesehatan, keterampilan, dan pengelolaan masalah kesehatan.

LANDASAN DASAR AREA KOMPETENSI

KOMPETENSI DALAM PROMOSI KESEHATAN


 Menerapkan komunikasi, informasi dan edukasi dan strategi komunikasi perubahan perilaku
 Menerapkan pemberdayaan masyarakat dalam pembentukan perilaku sehat dan memandirikan
masyarakat dalam menjaga kesehatannya
 Menerapkan kemitraan dengan kelompok potensial
 Menerapkan advokasi peraturan ke arah kebijakan berwawasan kesehatan

PENEMPATAN BIDANG PROMOSI KESEHATAN


 Aktivitas promosi kesehatan merupakan bagian dari program pemerintah yang ada di bawah
koordinasi Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat.
 Terdapat petugas promosi kesehatan yang ditempatkan di setiap puskesmas sebagai lembaga
pelayanan kesehatan yang berinteraksi langsung dengan tingkatan masyarakat.

MENGAPA PERAN PROMOSI KESEHATAN DALAM KESEHATAN MASYARAKAT PENTING?


Petugas promosi kesehatan dapat menjadi elemen penting dari kampanye gerakan kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan karena petugas promosi kesehatan merupakan sosok yang
berinteraksi langsung di tingkatan masyarakat serta mengetahui kondisi di lapangan sebagai bagian dari
institusi puskesmas.

CONTOH PERAN PROMOSI KESEHATAN DALAM KESEHATAN MASYARAKAT


Program atau gerakan kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah merupakan sebuah upaya untuk
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Beberapa gerakan seperti Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat menjadi sebuah sebuah gerakan yang sukses dengan
dukungan promosi kesehatan. 

PERAN PROMOSI KESEHATAN DALAM KEGIATAN


 Menyusun rencana kegiatan pelayan promosi kesehatan berdasarkan data program puskesmas dan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
 Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan meliputi penyuluhan kesehatan,pembinaan UKBM,
pembinaan PHBS dan desa siaga serta koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku
 Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan promosi kesehatan secara keseluruhan.
 Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung
jawaban kepada atasan.
 Melaksanakan tugas lain yang daiberikan oleh atasan
P13 SISTEM KESEHATAN

PENGERTIAN

 Sistem Kesehatan yaitu sebuah sistem social yang kompleks


 Sistem Kesehatan 🡪 seluruh kegiatan yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan dan memelihara
Kesehatan
 Sistem Kesehatan 🡪 mencakup pelayanan Kesehatan formal dan nonformal seperti pengobatan
tradisional, pengobatan alternatif, dan pengobatan tanpa resep. Sistem Kesehatan memegang pernan
penting dalam pengingkatan status Kesehatan
 Sistem Kesehatan memegang pernan penting dalam pengingkatan status Kesehatan
 Sistem Kesehatan yang berfungsi dengan baik memungkinkan pencapaian Kesehatan yang baik
melalui efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia
 Sistem Kesehatan yang efektif memungkinkan untuk responsive terhadap harapan masyarakat dan
keadilan pembiayaan

SISTEM KESEHATAN

 Sistem Kesehatan = semua kegiatan yang tujuan utamanya meningkatkan, mengembalikan dan
memelihara Kesehatan.
 Cakupannya meliputi formal health service yang mencakup pula: promosi Kesehatan, pelayanan
Kesehatan oleh tenaga medik, professional, pengobat tradisional, pengobatan alternatif, pendekatan
sistemis yang biasa digunakan, yaitu
1. Identifikasi komponen pembentuk sistem
2. Menganalisis interconnection, saling keterkaitan antar komponen dalam pola tertentu

TUJUAN UTAMA SISTEM KESEHATAN

 Peningkatan status Kesehatan


 Perlindungan terhadap biaya Kesehatan
 Keuasan publik

KERANGKA SISTEM KESEHATAN WHO  PPT LIAT SENDIRI LAH ANJ AING CAPE
UNSUR SISTEM

Masukan  proses  keluaran  dampak  um pan balik

ANALISIS SISTEM

 Karena sistem terdiri dari kumpulan elemen atau bagian yang mempunyai fungsi masing-masing,
maka untuk dapat menjamin baiknya sistem tersebut, haruslah dapat diupayakan agar fungsinya yang
dimaksud tetap sesuai dengan yang direncanakan
 Ini berarti harus dilakukan penilaian berkala terhadap sistem tersebut. Penilaian yang dapat
dilakukan banyak macamnya, jika penilaian tersebut berupa kajian terhadap setiap kumpulan elemen
atau bagian yang ada di dalam sistem, maka kajian ini disebut dengan nama analisis system

BATASAN ANALISIS SITEM


 Analisis sistem adalah pelukisan atau penguraian operasional suatu sistem yang meliputi upaya
pengidentifikasian tujuan, kegiatan, pelaksanaan kegiatan, situasi yang dihadapi serta informasi yang
dibutuhkan oleh sistem pada setiap tahap pelaksanaanya
 Analisis sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan fasilitas yang ada, dilakukan
pengumpulan berbagai masalah yang dihadapi kemudian dicarikan berbagai jalan keluarnya, lengkap
dengan uraiannya sehingga membantu administrator dalam mengambil keputusan yang tepat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan

LANGKAH – LANGKAH ANALISIS SISTEM


1. Mula-mula lakukan penguraian sistem sehingga menjadi jelas bagian yang dimiliki serta
hubungannya satu dengan yang lain
2. Lanjutkan dengan merumuskan masalah yang dihadapi oleh bagian-bagian tersebut atay sustem
secara keseluruhan
3. Lakukan pengumpulan data atau informasi untuk lebih menjelaskan masalah yang ditemukan
serta untuk merumuskan kemungkinan jalan keluar yang dapat dilakukan
4. Berdasarkan data atau informasi, kembangkan model-model sistem yang baru. Model-model
tersebut adalah yang dinilai dapat menyelesaikan masalah yang ditemukan
5. Lakukan uji coba, jika perlu lakukan perbaikan dan catatlah setiap hasil yang diperoleh. Atas
dasar catatan tersebut, pilihlah midel yang paling menguntungkan
6. Terapkan model sistem yang terpilih dan lakukan lah pemantauan dan penilaian berkala sesuai
dengan yang diperlukan
BENTUK SISTEM KESEHATAN

Terbentuknya suatau sistem Kesehatan pada dasarnya ditentukan oleh tiga unsur utama, yakni

1. Pemerintah
2. Masyarakat
3. Penyedia layanan Kesehatan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Definisi Keputusan

Aktivitas manajemen berupa Tindakan dari sekumpulan alternatif yang telah dirumuskan sebelum untuk
memecahkan suatu masalah dalam manajemen

Proses Pengambilan keputusan

Suatu upaya menetapkan keputusan yang juga merupakan ciri perencaan

Pengambilan Keputusan

Salah satu masalah dengan menggunakan Teknik-Teknik ilmiah

LANGKAH – LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Mendefinisikan masalah yang dihadapi itu dengan setepat-tepatnya

 Mengumpulkan akta dan data yang relevan

 Mengolah fakta atau data yang ada

 Menentukan beberapa alternatif yang telah diolah dengan matang

 Memutuskan Tindakan apa yang yang harus dilakukan

 Menilai hasil yang diperoleh sebagai akibat dari keputusan yang diambil

TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Diharapkan dapat menyelesaikan masalah. Tetapi pengambilan keputusan selesai jika kita mengambil
keputusan. Tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan dengan masalah yang
lain). Tujuan yang bersifat ganda (masalah yang saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif atau tidak
kontradiktif)

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN HARUSLAH MEMPERJHATIKAN HAL HAL ANTARA


LAIN :

 Perasaan

 Logika

 Realita (fakta)

 Pengalamman

 wewenang

MACAM-MACAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Keputusan terprogram bersifat berulang dan rutin, sampai pada batas hingga suatu prosedur pasti
telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan XXyang diambil bukan merupakan suatu
keputusan yang baru

 Keputusan tidak terprogram bersifat baru, tidak terstruktur, jarang konsekuen, tidak ada metode yang
pasti untuk menanganinya

UNSUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Tujuan dan pengambilan keputusan


 Identifikasi alternatif pemecahan masalah
 Perhitungan mengenai factor-factor yang tidak dapat diketahui
 Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil

KEPUTUSAN BERDASARKAN TINGKAT KEPENTINGAN

1. STRATEGI
Keputusan strategi yaitu keputusan-keputusan untuk menjawab tantangan dan perubahan lingkungan
dan biasanya bersifat jangka panjang

2. TAKTIS
Keputusan administrasi/ taktik yaitu keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya
3. OPERASIONAL
Keputusan operasional yaitu keputusan yang berkaitan dengan kegiatan operasional sehari-hari

ALTERNATI PENGAMBILAN KEPUTUSAN  HASIL KEPUTUSAN  ANALISIS SITUASI 


IDENTIFIKASI MASALAH  IDENTIFIKASI VARIABEL-VARIABEL YANG BERPENGARUH

P14 KESEHATAN REPRODUKSI

TUJUAN

 Mampu menjelaskan definisi kesehatan reproduksi

 Mampu menjelaskan ruang lingkup kesehatan reproduksi

 Siklus kehidupan

 Mampu menjelaskan Hak-hak reproduksi

DEFINISI KESEHATAN DAN REPRODUKSI


Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No.23 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan)  Reproduksi adalah Suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi
kelestarian hidupnya (Marmi, 2013)

 Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses
reproduksi pada laki-laki dan perempuan (UU No.23 Tahun 2009 Tentang Kesehatan)

 Menurut ICPD (1994) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat sejahtera secara
fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang
terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi. (Marmi, 2013)

 Menurut WHO, Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang
utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. (Marmi, 2013)

KESEHATAN REPRODUKSI MENCAKUP 3 KOMPONEN YAITU :

1. Keamanan ( safty )
2. Keberhsilan (success)
3. Kemampuan (ability)

KESEHATAN REPRODUKSI MENYIRATKAN BAHWA SETIAP ORANG DAPAT

 Menikmati kehidupan seks yang aman dan menyenangkan

 Memiliki kemampuan bereproduksi

 Memiliki kebebasan menetapkan.

(Marmi, 2013)

RUANG LINGKUP KESEHTAN REPRODUKSI

 Kesehatan ibu dan bayi baru lahir


 Keluarga Berencana
 Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), termasuk PMS-HIV/AIDS
 Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
 Kesehatan reproduksi remaja
 Pencegahan dan penanganan infertilitas
 Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
 Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain misalnya kanker serviks, fistula, dan lain-lain. (Marmi,
2013)

PENDEKATAN RUANG LINGKUP KESPRO DALAM BEBERAPA FASE KEHIDUPAN

1. Konsepsi
2. Bayi dan anak
3. Remaja
4. Usia Subur
5. Usia Lanjut (Marmi, 2013)

1. Konsepsi ( ibu hamil & janin )


2. BBL (dan BULIN)
3. Bayi menyusui, asi ekslusif dan ibu menyusui
4. Bayi
5. Anak balita
6. Anak usia sekolah
7. Usia remaja
8. Usia subur
9. Usia lanjut

PENDEKATAN SIKLUS HIDUP

1. KONSEPSI (ibu hamil & janin )  1


2. Bayi baru lahir (da ibu bersalin)  2
3. menyusui ASI eksklusif (dan ibu menyusui)  2
4. Bayi  2
5. Anak balita  2
6. Anak (Usia Sekolah)  2
7. REMAJA  3
8. USIA SUBUR  4
9. USIA TUA  5
 Perempuan & laki laki
 Perempuan

SIKLUS KEHIDUPAN WANITA


Konsepsi  bayi  ank anak  pubertas  Reproduksi  klimakterium  menopause dan senium

HAK REPRODUKSI PERORANGAN

Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan
(tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama, dll) untuk memutuskan secara bebas dan
bertanggung jawab ( kepada diri, keluarga, dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta
penentuan waktu kelahiran anak dan akan melahirkan (Marmi, 2013)

MENURUT ICPD (1994) HAK HAK REPRODUKSI ANTARA LAIN :

1. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.

2. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi

3. Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi

4. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan

5. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak

6. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya

7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan,
kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual

8. Hak mendapatkan manfaat kemajuan, ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi

9. Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya

10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga

11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan
reproduksi

12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi
MENURUT PIAGAM IPPF/PKBI TENTANG HAK-HAK REPRODUKSI DAN SEKSUAL ADALAH :

1. Hak untuk hidup

2. Hak mendapatkan kebebasan dan keamanan

3. Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi

4. Hak privasi

5. Hak kebebasan berpikir

6. Hak atas informasi dan edukasi

7. Hak memilih untuk menikah atau tidak serta untuk membentuk dan merencanakan sebuah keluarga

8. Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan punya anak

9. Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan

10. Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan

11. Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena politik

12. Hak untuk terbebas dari kesakitan dan kesalahan pengobatan

MENURUT BKKBN 2000, KEBIJAKAN TEKNIS OPERASIONAL DI INDONESIA, UNTUK


MEWUJUDKAN PEMENUHAN HAK-HAK REPRODUKSI :

1. Promosi Hak-Hak Reproduksi


2. Advokasi Hak-Hak-Hak Reproduksi
3. KIE Hak-Hak Reproduksi
4. Sistem Pelayanan Hak-hak reproduksi.
Penerapan pelayanan KESPRO oleh Depkes RI dilaksanakan secara integratif memprioritaskan pada
empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia yang disebut paket
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE),yaitu :
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga berncana
3. Kesehatan reproduksi remaja
4. Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk HIV/AIDS.
Sedangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) terdiri dari PKRE ditambah
kesehatan reproduksi pada usia lanjut.

Anda mungkin juga menyukai