LP Demam Tipoooiiiid
LP Demam Tipoooiiiid
LP Demam Tipoooiiiid
A. Konsep Medis
1. Defenisi
Demam typhoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada
typhosa, basil gram negatif yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora
Salmonella Typhi, yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh atau panas yang
panjang, penyakit ini dapat menyebar pada orang lain dengan media makanan atau
air liur yang telah terkontaminasi oleh bakteri (Huda dan Kusuma, 2016).
Demam thypoid merupakan salah satu penyakit sistemik yang bersifat akut,
yang disebabkan oleh bakteri jenis Salmonella typhi, penyakit ini sering dijumpai di
negara yang beriklim tropis, untuk salah satunya gejala awal penyakit ditandai
dengan demam atau peningkatan suhu tubuh yang berkepanjangan, demam thypoid
merupakan satu satunya bentuk infeksi salmonella typhi sistemik sebagai akibat dari
bakteriemia yang terjadi, bakteremia tanpa perubahan pada sistem endotel atau
endokardial, invasi dan multiplikasi bakteri dalam sel pagosit mononuklear pada hati,
2. Etiologi
Etiologi pada demam thypoid yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi,
bakteri tersebut merupakan mikroorganisme bakteri gram negatif, yang bersifat aerob
dan tidak membentuk spora, bakteri ini memiliki beberapa komponen antigen, salah
satunya yaitu :
a. Antigen dinding sel (O) yang bersifat spesifik group dan lipoolisakari
b. Antigen flagella (H) bersifat spesifik dan komponene protein dalam flagella
c. Antigen virulen (Vi) adalah polisakarida yang berada di kapsul yang berguna
d. Antigen Outer Membran Protein (OMP), bagian dari dinding sel terluar yang
infeksi oleh bakteri golongan salmonella yang memasuki tubuh penderita melalui
pada sistem saluran pencernaan (mulut, esofagus, lambung, usus 12 jari, usus
halus, usus besar) yang akan masuk kedalam tubuh manusia bersama bahan
a. Muntahan manusia
b. Urine
atau sedang dalam masa penyembuhan demam thypoid, sehingga penderita masih
Salmonella thypi ini hidup dengan baik pada suhu 37o C, dan dapat hidup pada
air beku atau dingin, air tanah, air laut dan debu selama beberapa minggu maupun
dalam tubuh baik itu melalui makanan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri
Salmonella thypi, saat kuman masuk dalam tubuh melalui lambung sebagian dapat di
lawan oleh tubuh menggunakan asam Hcl pada lambung dan sebagian diteruskan
masuk kedalam usus halus, seseorang dengan respon imunistas humoral mukosa
(igA) usus yang kurang baik, maka bakteri akan dapat dengan mudah menembus sel
epitel atau (sel m) menuju Lamina Propia dan akan berkembang biak di jaringan
Limfoid plak nyeri di Ileum Distal serta kelenjar getah bening kemudian akan masuk
Penyakit demam thypoid ini penularan oleh bakteri salmonella typhi dapat
melalui beberapa cara istilah yang digunakan yaitu 5F antara lain Food (Makanan),
Fingers (tangan), Fomitus (muntah), Fly (lalat), serta melalui Feses. Kuman juga
dapat ditularkan melaului perantara lalat, jika tidak memperhatikan kebersihan diri,
lingkungan sekitar maka akan mudah bakteri Salmonella typhi tersebut masuk dalam
tubuh baik melaui makanan yang masuk lewat mulut. kuman yang masuk melalui
makanan lewat mulut akan dibawa masuk ke dalam lambung dan usus halus bagian
distal dan mencapai jaringan limpoid, dalam jaringan tersebut kuman dapat
berkembang biak serta dapat masuk kedalam aliran darah dan mencapai sel sel
retikuloendotel, sel-sel ini akan melepaskan bakteri dalam sirkulasi darah yang akan
mengakibatkan bakterimia, selanjutnya bakteri yang lain akan masuk usus halus,
4. Manifestasi klinis
Menurut Ardiansyah, (2012) untuk gejala klinis pada penderita dengan usia
lebih dewasa biasanya lebih berat dari pada penderita usia anak-anak. Demam
thypoid untuk untuk waktu sampai dengan sembuh antara 10 hari hingga sampai 20
hari, faktor makanan dan juga minuman yang terinfeksi bakteri juga mempengaruhi
waktu penyembuhan biasanya terinfeksi melalui makanan lebih singkat sekitar 4 hari,
Sedangkan yang terinfeksi melalui minuman lebih lama kurang lebih 30 hari, masa
inkubasi berlangsung 7 -21 hari, pada hari ke 10-12 umumnya ditemukan gejala
seperti pusing atau nyeri kepala, tidak enak badan, lesu, pusing, serta semangat
berkurang selanjutnya akan muncul gejala- gejala klinis yang lain seperti berikut,
yaitu :
a. Demam Terjadi demam yang panjang selama tiga minggu, Selama minggu
pertama terdapat kenaikan suhu tubuh atau hipertermi yang berkisar suhunya
pegal, anoreksia, mual, muntah dan batuk, minggu ke 2 suhu tubuh mulai
berkurang setiap harinya namun terjadi penurunan pada pagi hari, dan
meningkat di sore atau malam hari pada penderita demam thypoid ini terus
menerus dalam keadaan demam tinggi (hipertermi), dan jika keadaan pasien
membaik, tidak terjadi komplikasi yang lain atau pengobatan berhasil, gejala
klinis akan berkurang dalam minggu ketiga dengan suhu tubuh akan
penderita demam thypoid yaitu seperti mukosa bibir kering atau pecah-pecah,
lidah tampak putih kotor di bagian ujung dan kemerahan di bagian tepi, bau
napas mengeluarkan bau yang tidak sedap, perut terasa kembung terkadang
disertai mual, muntah serta hati dan limfa membesar disertai nyeri saat
perabaan.
c. Gangguan pada kesadaran
merasakan keingginan untuk ingin tidur lebih lama. Terdapat gejala lain seperti
yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolestrol.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Leukosit
Pada kebanyakan kasus demam typoid, jumlah leukosit pada sediaan darah
tepi berada batas- batas normal, malahan kadang-kadang terdapat leukositosis.
Walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu,
pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosis demam typoid.
b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT seringkali meningkat tetapi kembali ke normal setelah
sembuhnya demam typoid. kenaikan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan
pembatasan pengobatan.
c. Biakan Darah
Biakan darah positif memastikan demam typoid, tetapi biakan darah negatif
menyingkirkan demam typoid.
d. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody,
aglutinin yang spesifik terhadap salmonella terdapat dalam serum pasien demam
typoid pada orang yang pernah ketularan salmonella dan pada orang yang pernah
divaksinasi terhadap demam typoid.
Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang
sudah dimatikan dan diolah laboratorium.Maksud uji widal adalah menentukan
adanya agglutinin dalam serum pasien yang disangka menderita demam
typoid.Akibat infeksi oleh S.Typhi, pasien membuat anti bodi (aglutini),yaitu:
1) Aglutinin O,yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh
kuman).
2) Aglutinin H, karena rangsangan antigen H (berasal dari flagela kuman).
3) Aglutinin Vi, karena rangsangan antigen Vi (berasal sari simapi kuman)
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang
ditentukan titernya untuk diagnosis. Mungkin tinggi titernya, mungkin besar
kemungkinan pasien menmderita demam typoid. Pada infeksi yang aktif, titer
uji widal akan meningkat pada pemeriksaan ulang yang dilakukan selang
paling sedikit 5 hari.
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 ,
1/640. Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+). -
Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada
kenaikan titer. Jika ada, maka dinyatakan (+).
Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan
(+) pada pasien dengan gejala klinis khas.
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan demam tifoid ada tiga, yaitu :
a. Pemberian antibiotic
Terapi ini dimaksudkan untuk membunuh kuman penyebab demam tifoid. Obat
yang sering dipergunakan adalah:
1) Kloramfenikol 100mg/kg berat badan/hari/4 kali selama 14 hari
2) Amoksili 100 mg/kg berat badan/hari/4 kali.
3) Kotrimoksazol 480 mg, 2 x 2 tablet selama 14 hari.
4) Sefalosporin generasi II dan III (ciprofloxacin 2 x 500 mg selam 6 hari;
ofloxacin 600 mg/hari selama 7 hari; ceftriaxone 4 gram/hari selama 3 hari).
b. Istirahat dan perawatan
Langkah ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Penderita sebaiknya beristirahat total ditempat tidur selama 1 minggu setelah
bebas dari demam. Mobilisasi dilakukan secara bertahap, sesuai dengan keadaan
penderita. Mengingat mekanisme penularan penyakit ini, kebersihan perorangan
perlu dijaga karena ketidakberdayaan pasien untuk buang air besar dan air kecil.
c. Nonfarmakologi dan Diet
d. Diharuskan untuk Bedrest
Agar tidak memperberat kerja usus, pada tahap awal penderita diberi
makanan berupa bubur saring. Selanjutnya penderita dapat diberi makanan yang
lebih padat dan akhirnya nasi biasa, sesuai dengan kemampuan dan kondisinya.
Pemberian kadar gizi dan mineral perlu dipertimbangkan agar dapat menunjang
kesembuhan penderita (Widoyono, 2011).
7. Komplikasi
Komplikasi yang diakibatkan penyakit demam thypoid menurut Lestari (2016)
antara lain yaitu:
a. Perporasi usus, pendarahan pada usus dan illius paralitik
b. Anemia hemolitik
c. Miokarditis, thrombosis, kegagalan sirkulasi
d. Pneumonia, empyeman dan pleuritis
e. Hepatitis, Koleolitis
Menurut Sodikin (2011) komplikasi untuk penyakit demam thypoid sering
terjadi pada bagi organ usus halus, untuk anak-anak komplikasi pada bagian usus
halus jarang terjadi apabila hal tersebut terkena pada anak-anak akan membahayakan
atau berakibat yang cukup fatal. Komplikasi yang terjadi pada usus halus terdapat
beberapa sebagai berikut yaitu:
a. Perdarahan usus Pendarahan pada usus yang terjadi masih dalam jumlah yang
sedikit dapat dilakukan pemeriksaan feses dengan benzidin, namun jika
pendarahan cukup banyak maka dikhawatirkan akan terjadi melena yang bisa
juga disertai dengan tanda nyeri perut.
b. Perforasi usus Perforasi yang tidak disertai dengan gangguan peritonitis hanya
dapat ditemukan bila terdapat udara di rongga peritoneum, yaitu seperti pekak
hati menghilang dan terdapat adanya udara diantara diagfragma dan hati pada saat
dilakukan foto rongten pada bagian abdomen dengan keadaan posisi penderita
tegak.
c. Peritonitis Pada peritonitis yang sering terjadi biasanya menyertai gangguan
perforasi usus, tetapi ada juga yang terjadi tanpa perforasi usus, akan ditemukan
gejala abdomen akut seperti nyeri pada perut yang hebat, dinding abdomen
tegang (defebce musculair) dan terdapat nyeri pada saat ditekan.
d. Komplikasi diluar usus Komplikasi yang terjadi diluar usus ini merupakan terjadi
akibat infeksi sekunder yaitu dari bronkopnemonia, komplikasi yang terdapat
lokalisasi peradangan yang diakibatkan sepsis (bacteremia), yaitu seperti
Meningitis, Kolesitisis, Ensefalopati.
B. Konsep keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Data umum berisi nama klien, jenis kelamin, alamat, agama, bahasa yang
perkawinan, asuransi, nomor register, tanggal MRS dan diagnosa medis (Wahid,
2013).
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama yaitu alasan utama masuk rumah sakit biasanya pada
penderita demam thypoid keluhan utama yang dialami berupa demam tinggi
lesu, nyeri atau sakit pada kepala dan juga pusing, serta kurang (Sodikin,
2011).
Keluhan utama dari paling awal saat dirumah dan saat di rumah sakit
pada kasus demam thypoid terjadi demam yang berlangsung selama kurang
lebih 3 minggu, bersifat febris, dan suhunya tidak terlalu tinggi sekali. Pada
pada setiap harinya, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi
pada sore atau malam hari, minggu kedua penderita berada dalam keadan
demam dan minggu ketiga, suhu tubuh berangsur turun dan berada dalam
Riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien, pada bagian ini pasien
ditanya apakah pernah mengalami sakit demam thypoid yang sama atau
apakah pernah terjadi penyakit demam thypoid pada anggota keluarga yang
yang lain.
c. Pemeriksaan fisik
bakteri salmonella thypi hingga 390 C-400 C, untuk respirasi pada pasien
bisa mengalami peningkatan atau bisa juga tidak karena pada pasien dengan
demam thypoid bisa mengalami sesak nafas, serta untuk nadi bisa
4) Pemeriksaan kepala
dan normal, ada tidaknya lesi, palpasi biasanya penderita demam thypoid
isoklor serta terdapat kotoran atau tidak melakukan palpasi apakah adanya
hidung atau tidak, adakah secret, pendarahan atau tidak, palpasi apakah
inspeksi terdapat mukosa bibir pecah pecah dan kering atau tidak, ujung
lidah kotor atau bersih dan tepinya berwarna apa apakah kemerahan
(Muttaqin, 2014).
Muttaqin (2014)
a) Pemeriksaan paru
b) Pemeriksaan jantung
pembesaran
suhu tubuh
c) Pemeriksaan Abdomen
Perkusi : Hipertimpani
d) Pemeriksaan integument
f) Pemeriksaan genetalia dan sekitar anus Pasien demam thypoid bisa nya
sekitar anus atau genetalia kotor atau bersih, adakah hemoroid atau
tidak, saat di palpasi terdapat nyeri tekan atau tidak (Muttaqin, 2014).
2. Diagnosa Keperawatan
thypi)
4. Implementasi
untuk melaksanakan intervensi keperawatan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
memastikan jika tindakan yang dilakukan sudah aman, tepat, serta melakukan
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari proses keperawatan pada tahap
ini dilakukan penilaan apakah masalah sudah teratasi sepenuhnya atau masalah