0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan7 halaman

Aditya Restu Prayoga - 2110913210001 - Ergonomi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 7

RESUME PRAKTIKUM

KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KERJA


ERGONOMI

Disusun Oleh:

Aditya Restu Prayoga 2110913210001

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
A. Pengertian Ergonomi
Ditilik dari asal katanya, ergonomic berasal dari bahasa Yunani ‘ergos’ dan
‘nomos’. ‘Ergos’ berarti kerja, sedangkan ‘nomos’ adalah aturan. Dengan
demikian, istilah yang satu ini berbicara tentang ‘aturan kerja’. Adapun ergonomi
adalah interaksi manusia dengan sistem, profesi, prinsip, data, dan metode dalam
rangka merancang sistem tersebut agar sesuai dengan kebutuhan, keterbatasan,
serta keterampilan manusia. Dengan kata lain, ergonomi merupakan ilmu yang
membicarakan desain untuk manusia. Secara sederhana, istilah ini dapat diartikan
sebagai sebuah upaya menyesuaikan lingkungan kerja dengan kebutuhan pengguna
atau manusianya. Tujuan penyesuaian tersebut untuk meningkatkan produktivitas
dan mengurangi rasa tidak nyaman saat bekerja.
Menurut sebuah jurnal yang diterbitkan pada tahun 2022 oleh Kurniawan et
al., ergonomi dalam keperawatan adalah "pendekatan yang dirancang untuk
mengurangi potensi risiko cedera pada pasien, mengurangi kelelahan pada
karyawan, dan meningkatkan efisiensi kerja dalam mengelola peralatan medis."

B. Cakupan Ergonomi
Ergonomic design yang baik meniadakan keterbatasan antara pekerjaan dan
pekerja sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusif. Meskipun ergonomi
kerja sering kali merujuk kepada aspek fisik, ada cakupan yang lain yaitu kognitif
dan organisasi.
Physical ergonomic
Sesuai namanya, physical ergonomic berkaitan dengan karakteristik
anatomi, antropometri, fisiologi, dan biomekanik manusia yang berhubungan
dengan aktivitas fisik. Biasanya, aspek ini paling banyak diperhatikan di
lingkungan kerja. Ergonomi kerja memang berupaya menyesuaikan kondisi
lingkungan kerja dan tuntutan pekerjaan dengan kemampuan pekerja. Pendekatan
tersebut merupakan penyelesaian untuk berbagai masalah, salah satunya gangguan
musculoskeletal atau gangguan pada otot dan tulang. Intinya, workplace ergonomic
betul-betul fokus pada usaha membangung lingkungan kerja yang lebih baik.
Cognitive ergonomic
Jika physical ergonomic berkonsentrasi pada pencegahan cedera melalui
evaluasi lingkungan kerja, mulai dari postur sampai gerakan repetitif, cognitive
ergonomic terutama dikaitkan dengan fungsi otak. Dalam konteks ini kaitannya
dengan analisis kesalahan, interaksi manusia dengan mesin, beban kerja secara
mental, pengambilan keputusan, tekanan di tempat kerja, serta training karena
berhubungan dengan desain sistem manusia. Karena cognitive ergonomic juga
mempelajari tentang seberapa sesuai kegunaan suatu produk seperti mesin atau
komputer dengan kapabilitas kognitif pengguna, hal ini bisa menjad insight untuk
para desainer untuk memastikan suatu alat memberikan kegunaan optimal.
Organizational ergonomic
Sementara itu, organizational ergonomic fokus kepada sistem
sociotechnical, mencakup struktur organisasi, kebijakan, serta proses. Beberapa
topik yang relevan, seperti komunikasi, desain jam kerja, kerja sama tim,
manajemen sumber daya, dan manajemen kualitas. Aspek ini kadang disebut juga
sebagai macroergonomics. Jika diamati, macroergonomic merupakan wawasan
tentang bagaimana mendesain keseluruhan sistem kerja supaya terbangun iklim
kerja yang efektif dan optimal.

C. Prinsip Ergonomi
Pada dasarnya, prinsip ergonomi memungkinkan kita mendesain lingkungan
kerja sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya cedera. Dengan begitu,
lingkungan bisnis menjadi area yang aman dan sehat bagi para pekerja.
1. Menjaga postur tetap netral
Postur netral merupakan kondisi di mana badan selaras dan seimbang, baik
saat duduk maupun berdiri, meminimalisasi tekanan pada badan dan
memastikan sendi selalu selaras. Dengan begitu, tekanan pada otot, saraf, serta
tulang pun sangat minim sehingga orang yang bersangkutan dapat memiliki
kontrol dan memproduksi kekuatan secara maksimal. Dalam rangka
memastikan bekerja dengan postur netral, kamu juga perlu memastikan segala
sesuatu berada dalam jangkauan. Jadi, kamu dapat menghindari tarikan yang
tidak perlu pada otot ketika berupaya menjangkau sesuatu.
2. Mengurangi kekuatan yang berlebihan
Mengeluarkan kekuatan berlebihan merupakan salah satu faktor risiko dalam
ergonomi. Sayangnya, kadang cukup banyak pekerjaan yang membutuhkan
kekuatan besar sehingga usaha otot meningkat dan dapat meningkatkan
kelelahan serta risiko cedera otot atau tulang. Memang ada banyak keadaan
yang memerlukan kekuatan besar. Namun, ide dari prinsip ergonomi
diharapkan pekerja menyadari hal tersebut dan berupaya menurunkan kekuatan
yang dibutuhkan, misalnya dengan memanfaatkan alat bantu.
3. Hindari gerakan berlebihan
Gerakan repetitif sudah pasti menjadi salah satu faktor risiko utama dalam
ergonomi. Cukup banyak pekerjaan yang gerakannya memang berulang serta
berada dikontrol oleh target produksi per jam atau per hari. Ketika gerakan
repetitif tinggi dikombinasikan dengan kekuatan berlebihan dan postur yang
tidak netral, maka ada potensi besar sekali untuk terjadinya musculoskeletal
injury. Karena itu, bila memungkinkan gerakan berlebihan perlu dikurangi.
Sebagai catatan, suatu gerakan masuk ke dalam kategori repetisi tinggi bila
berulang dalam rentang 30 detik. Apabila gerakan tersebut tidak dapat
dikurangi, perlu dipastikan tidak ada kekuatan berlebihan ataupun postur tidak
netral selama mengerjakannya. Cara lainnya untuk menekan potensi cedera,
menerapkan rotasi dan memberikan stretch break bagi pekerja.
4. Memberi ruang untuk peregangan
Sistem muskuloskeletal merujuk kepada sistem gerak manusia. Sesuai
namanya, sistem tersebut didesain untuk bergerak. Sebab itu, bekerja dalam
jangka waktu panjang dengan keadaan statis akan menyebabkan tubuh
kelelahan. Inilah yang dikenal dengan static load. Misalnya, harus berdiri di
posisi yang sama selama delapan jam atau menulis dengan pensil selama 60
menit. Contoh lain yang mungkin sangat relevan dengan situasi kerja saat ini
yaitu mengetik selama berjam-jam tanpa jeda. Bila melakukan hal tersebut,
akan mengalami static load. Selama beberapa waktu awal, mungkin aktivitas
tersebut terasa biasa saja. Akan tetapi, terus-menerus melakukan aktivitas yang
sama akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan kelelahan. Sehubungan dengan
itu, pekerja perlu melakukan peregangan. Lakukan peregangan untuk area
pundak dan punggung, kaki, bahkan pergelangan tangan serta jari.

D. Pentingnya Menerapkan Ergonomi Kerja


Ergonomi yang tidak baik adalah kontributor utama terhadap kecelakaan
kerja akut ataupun yang terbentuk seiring waktu. Kecelakaan akut akibat kurang
baiknya ergonomi kerja misalnya cedera tulang belakang karena mengangkat benda
dengan teknik yang tidak tepat. Belum lagi, pekerjaan yang mengharuskan
seseorang melakukan gerakan yang sama dari hari ke hari. Seiring berjalannya
waktu, bila pekerja terus melakukan gerakan yang tidak ergonomis akhirnya dapat
muncul rasa tidak nyaman, cedera, hingga disabilitas. Contoh lainnya, pekerja
sering kali duduk atau berdiri untuk waktu yang lama. Jika workstation milik
pekerja yang bersangkutan tidak ergonomis sehingga posturnya tidak baik,
akhirnya akan muncul nyeri ataupun cedera. Nyeri leher dan bahu kronis yang
umum dialami pekerja umumnya sangat terkait dengan lingkungan kerja yang
kurang ergonomis.
Berdasarkan contoh-contoh tersebut, jelas terlihat bahwa ergonomi kerja
perlu diterapkan dalam setiap perusahaan. Apa saja keuntungannya? Simak
penjelasan berikut ini.
1. Meningkatkan produktivitas
Makin ergonomis workstation yang dimiliki seorang pekerja, makin nyaman
pula ia melakukan pekerjaannya. Tidak ada tekanan yang tidak perlu, baik fisik
maupun mental. Tidak ada juga postur yang kurang baik berkat baiknya desain
lingkungan kerja. Dengan demikian, pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah
dan nyaman. Dengan menurunnya tekanan, risiko cedera, serta meningkatnya
kenyamanan dalam bekerja, umumnya produktivitas seseorang juga turut
meningkat. Selain itu, riset juga menunjukkan, frekuensi karyawan mengajukan
izin juga menurun karena lingkungan kerja yang lebih sehat, nyaman, serta
aman.
2. Menghemat biaya
Perlu diingat, setiap kecelakaan kerja yang terjadi merupakan tanggung jawab
perusahaan. Sebab itu, penerapan prinsip ergonomi sebetulnya berkaitan erat
dengan penghematan biaya operasional. Seperti yang telah diketahui, melalui
desain lingkungan kerja yang ergonomis, kita berupaya untuk menjadikan para
pekerja lebih sehat dan terhindar dari cedera. Jika dilihat dari perspektif
keuangan, hal tersebut berarti menekan kompensasi biaya yang mungkin perlu
dikeluarkan oleh perusahaan. Lebih dari itu, opportunity cost yang mungkin
muncul akibat adanya staf yang cedera juga dapat dihindari. Jadi, sebetulnya
setiap pemilik usaha dapat melihat upaya menciptakan lingkungan kerja yang
ergonomis sebagai sebuah investasi.
3. Meningkatkan kualitas kerja
Dengan memperbaiki lingkungan kerja, pekerja dapat bekerja secara lebih
efisien. Selanjutnya, kualitas dari pekerjaan pun makin baik. Selain karena
pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien, peningkatan kualitas kerja juga
didukung oleh performa karyawan yang jauh lebih sehat dan merasa nyaman
saat bekerja. Secara tidak langsung, karyawan juga bebas dari rasa khawatir saat
bekerja karena ada jaminan bahwa lingkungan kerjanya aman dan sehat. Tidak
heran bila kualitas pekerjaan menjadi lebih baik. Dampak lain yang tidak kalah
penting, karyawan merasa ingin memberikan kualitas pekerjaan terbaik sebab
merasa diapresiasi. Perusahaan yang fokus menerapkan ergonomi di
lingkungan kerja memiliki nilai lebih di mata para karyawannya.
REFERENSI

Simanjuntak, R. A., & Susetyo, J. (2022). Penerapan Ergonomi Di Lingkungan


Kerja Pada UMKM. DHARMA BAKTI, 37-46.
Suarjana, I. W. G., Pomalingo, M. F., Parhusip, B. R., & Attaufiq, M. M. (2022).
Penerapan Aspek-Aspek Ergonomi Pada Workshop Pengelasan Di LPKA
Kelas II Tomohon. Malahayati Nursing Journal, 4(2), 308-322.
Kurniawan, A., Prasetyo, Y., & Nugraha, R. (2022). Ergonomics in Nursing:
Reducing Injury Risks and Increasing Efficiency. International Journal of
Health Sciences, 6(1), 68-72.

Anda mungkin juga menyukai