Tasawuf Sufi Awal Fix
Tasawuf Sufi Awal Fix
Tasawuf Sufi Awal Fix
SUFI AWAL
ILMU TASAWUF
Dosen Pengampu:
Oleh:
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan hidayah dan inayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
Ilmu Tasawuf “ SUFI AWAL “.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari brerbagai pihak. Saya menyadari bahwa banyak kekurangan yang terkandung di
dalamnya baik dari segi kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka saya menerima segala saran dan kriti dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
untuk umat muslim dalam mempertahankan kemajuan islam di dunia.
Amin
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................... 4
I. Latar Belakang .................................................................... 4
II. Rumusan Masalah............................................................... 5
III. Tujuan .............................................................................. 5
BAB II ...................................................................................... 6
A. Kisah, Pemikiran dan Ajaran Hasan Al Basri ................. 6
B. Kisah, Pemikiran dan Ajaran Rabiah Al Adawiyyah .... 10
C. Kisah, Pemikiran dan Ajaran Sufyan Ats tsauri ............ 14
Kesimpulan ........................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
1
Miswar, Pembentukan Dan Perkembangan Tasawwuf Falsafi , Al-Fatih: Jurnal Pendidikan dan
Keislaman, Vol II. No.1, Juni 2019
4
Tasawuf falsafi adalah pembahasan yang menarik untuk dibahas. Pada
makalah ini akan membahasa tentang pembentukan dan perkembangan
pemikiran mistiko-filosofi (tasawuf falsafi) yang terdiri dari: pengertian
tasawuf falsafi; karakteristik tasawuf falsafi; latar belakang dan sumber
tasawuf falsafi; perkembangan sejarah tasawuf falsafi; serta tokoh-tokoh
tasawuf falsafi dan ajarannya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan
tentang sejarah sosial intelektual Islam Indonesia.
III. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Al-Basri. Kota Basrah terkenal dengan kota ilmu dalam daulah
Islamiyyah. Banyak dari kalangan sahabat dan tabi’in yang singgah di
kota ini. Banyak orang berdatangan untuk menimba ilmu kepada beliau.
Karena perkataan serta nasehat beliau dapat menggugah hati sang
pendengar.
7
Prinsip kedua ajaran Hasan Al basri adalah Khauf dan Raja’,
dengan pengertian merasa takut kepada siksa Allah karena berbuat
dosa dan sering melalaikan perintah Allah. Merasa kekurangan dirinya
dalam mengabdi kepada Allah, timbullah rasa was was dan takut,
khawatir mendapat murka dari Allah. Dengan adanya rasa takut itu
pula menjadi motivasi tersendiri bagi seseorang untuk mempertinggi
kualitas dan kadar pengabdian kepada Allah dan sikap daja’ ini adalah
mengharap akan ampunan Allah dan karunia-NYA. Oleh karena itu
prinsip-prinsip ajaran ini adalah mengandung sikap kesiapan untuk
melakukan muhasabah agar selalu mamikirkan kehidupan yang hakiki
dan abadi.
8
“tafakur membawa kita pada kebaikan dan selalu berusaha untuk
mengerjakannya. Menyesal atas perbuatan jahat menyebabkan kita
bermaksud untuk tidak mengulanginya lagi. Sesuatu yang fana’
betapapun banyakya tidak akan menyamai sesuatu yang baqa
betapapun sedikitnya. Waspadalah terhadap negeri yang cepat
ating dan pergi serta penuh tipuan.”
“dunia ini adalah seorang janda tua yang telah bungkuk dan
beberapa kali ditinggalkan mati suaminya.”
“orang yang beriman akan senantiasa berduka cita pada pagi dan
sore hari karena berada diantara dua perasaan takut ; takut
mengenang dosa yang telah lampau dan takut memikirkan ajal
yang masih tinggal serta bahaya yang akan mengancam.”
“hendaklah setiap orang sadar akan kematian yang senantiasa
mengancamnya, dan juga takut akan kiamat yang hendak menagih
janjinya.”Banyak duka cita didunia memperteguh semangat amal
saleh.”
9
B. Kisah, Pemikiran dan Ajaran Rabiah Al Adawiyyah
Mengutip buku 25 Kisah Pilihan Tokoh Sufi Dunia karya Siti Nur Aidah,
suatu ketika Rabiah mendengar ayahnya berdoa memohon kepada Allah.
Semenjak itu, lafal-lafal doa itu tidak pernah hilang dari ingatannya, bahkan
selalu diulang-ulang oleh Rabiah dalam doanya.
10
Mengutip buku Rabiah Al-Adawiyah: Cinta Allah dan Kerinduan
Spiritual Manusia oleh Dr. Makmun Gharib, Rabiah dikenal sebagai pribadi
yang sangat cerdas. Ia telah hafal Al-Quran sejak usia belia.
11
Menurut Rabiah, mencintai Allah baginya adalah mencintai Sang
Mahasegalanya. Menjalankan semua perintah-Nya dan terus mendekatkan diri
kepada-Nya.
12
beribadah kepada Allah Swt., apakah kau dapat melihat-Nya?” ketika itu
Rabi’ah menjawab: “Kalau aku tak bisa melihat-Nya, tentu aku tak akan
beribadah pada-Nya. Farid al-Din Attar kemudian menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan melihat oleh Rabi’ah itu bukanlah melihat dengan mata
tetapi melalui kashafiyah. Setelah ketiga tahapan itu dicapai, barulah
seseorang bisa mencapai tahap mahabbah. Sebagaimana dikutip oleh Hamka,
Mustafa Abd al-Raziq pernah berkata bahwa sebelum Rabi’ah, tasawuf itu
masih bersifat sederhana. Belum ada metode atau tahapan-tahapan tertentu.
Maka, tepat jika dikatakan Rabi’ah ini adalah guru bagi para sufi yang datang
setelahnya.
Konsep yang dikembangkan oleh Rabi’ah adalah mahabbah Ilahiyah
(cinta Ilahi) nya. Rabi’ah sendiri, sebagaimana disampaikan oleh Muhammad
Atiyyah Khamis, telah memperluas makna atau lingkup mahabbah Ilahiyah-
nya. Dahulu Rabi’ah mencintai Allah karena mengharapkan surga-Nya, atau
karena takut neraka-Nya sehingga ia selalu berdoa: “Ya Tuhan, apakah
Engkau akan membakar hamba-Mu di dalam neraka, yang hatinya terpaut
pada-Mu, yang lidahnya selalu menyebut-Mu, dan hatinya selalu bertakwa
pada-Mu?” Setelah menyadari bahwa cinta yang seperti itu adalah cinta yang
sangat sempit, ia kemudian meningkatkan cinta Allah dan mencintai Allah itu
bukan karena apa-apa, karena memang Allah patut dicintai Cinta Rabi’ah
kepada Allah Swt. adalah cinta yang tulus, dan bukan karena surga ataupun
neraka.
Begitu sangat cintanya Rabi’ah kepada Allah Swt., hingga ia tidak
merasa sedikit pun benci kepada setan, sebab di dalam hatinya sudah tak ada
lagi ruang kosong yang tersisa untuk mencintai selain-Nya. Bahkan, suatu saat
Rabi’ah bermimpi bertemu Rasulullah Saw. Lalu, ia ditanya apakah Rabi’ah
mencintai Rasulullah Saw.? Rabi’ah pun menjawab bahwa cintanya kepada
Allah Swt. telah memalingkan cintanya maupun bencinya kepada makhluk.
13
Bahkan suatu saat ketika Rabi’ah sakit, ia ditanya tentang sebab
penyakitnya. Lalu, Rabi’ah menjawab bahwa penyebab sakitnya adalah
karena tergoda oleh surga sehingga ia merasa dicela oleh Tuhannya. Rabi’ah
adalah orang pertama yang mampu membuat pembagian mahabbah (cinta)
sehingga lebih mendekat pada perasaan. Cinta menurut Rabi’ah ada dua
macam, yaitu: cinta karena dorongan hati belaka, dan cinta yang didorong
karena hendak membesarkan dan mengagungkan. Rabi’ah mencintai Allah
karena ia merasakan dan menyadari betapa besarnya nikmat dan kekuasaan-
Nya, sehingga cintanya menguasai seluruh lubuk hatinya. Ia mencintai Allah
karena hendak mengagungkan dan memuliakan-Nya.
14
H di Kufah pada masa khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. ayahnya
adalah seorang ahli hadits ternama, yaitu Said bin Masruq Ats-Tsauri.
Ayahnya adalah teman Asy-Sya’bi dan Khaitsamah bin Abdirrahman.
Keduanya termasuk para perawi Kufah yang dapat dipercaya. Mereka
adalah termasuk generasi Tabi’in.
Guru-Guru Sufyan Ats-Tsauri
15
b. Pemikiran dan Ajaran Sufyan Ats Tsauri
16
tergenang tanpa perubahan pada salah satu sifatnya ( rasa, bau dan
warna ) hukumnya suci dan menyucikan. Dalam keadaan dingin,
berwudhu dengan mengusap sepatu sebagai ganti membasuh kaki,
adalah sah. Beliau juga berpendapat, tertib dalam berwudhu
sebagaimana tertera dalam ayat Al-qur’an adalah sunah, bukan Wajib.
Selain itu, beliau juga berpendapat, mengqadha puasa tidak wajib bagi
mereka yang makan dan minum karena lupa dan dipaksa. Jika terdapat
seorang faqih dan qari dalam sebuah jema’ah, yang berwenang
menjadi imam ialah Qari. Zakat harta hamba sahaya adalah
tanggungan tuannya. Tapi dibelakang hari, Madzhab Ats-Tsauriyah
ternyata tidak begitu dikenal. Sebabnya, barangkali karena kurang
gigihnya para murid Ats-Tsauriyah dan mensosialisasikan. Namun
yang jelas, kehidupan dan perjalanan ke ilmuan Ats-Tsauri dapat
menjadi teladan.
17
Kesimpulan
• Perasaan takut yang menyebabkan hatimu tentram lebih baik dari pada rasa
tentran yang menimbulkan perasaan takut.
• “dunia ini adalah seorang janda tua yang telah bungkuk dan beberapa kali
ditinggalkan mati suaminya.”
• “orang yang beriman akan senantiasa berduka cita pada pagi dan sore hari
karena berada diantara dua perasaan takut ; takut mengenang dosa yang telah lampau
dan takut memikirkan ajal yang masih tinggal serta bahaya yang akan mengancam.”
18
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia
1
Miswar, Pembentukan Dan Perkembangan Tasawwuf Falsafi , Al-Fatih: Jurnal Pendidikan
dan Keislaman, Vol II. No.1, Juni 2019
Abubakar Aceh, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawwuf, (Solo: Ramadhani, 1994)
19