LTA NERS (Adri)
LTA NERS (Adri)
LTA NERS (Adri)
OLEH
ADRI ANITA BR ANGKAT
2214901040
PENDAHULUAN
Diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) saat ini merupakan masalah kesehatan
dengan tidak terkontrolnya kadar gula darah seseorang akibat fungsi insulin yang
menurut atau insulin tidak berfungsi sama sekali. Penderita DM tipe 2 ini di
indonesia telah mencapai 9,1 juta penderita dan Negara Indonesia menjadi
2015) data yang didapatkan tidak jauh berbeda dari data (Perkani, 2015) yaitu
jumlah penderita DM tipe 2 adalah 10,9% dari penduduk yang berusia 15 tahun.
penderita diabetes melitus (DM) pada tahun 2014 diperkiraan mencapai 422 juta
orang dan telah mengalami peningkatan hingga 8,5 % sejak tahun 1980. WHO
kematian pada tahun 2016 dan setengah dari kematian disebabkan glukosa tinggi
merupakan salah satu dari 22 negara yang teritori di wilayah IDF WP. Pada tahun
2017 lebih dari 10 juta orang kasus diabetes di Indonesia dan pada tahun 2040
8,5% dan data di sumatra utara mencapai 0,2% (Kemenkes RI, 2018). Penderita
1
2
Pada tahun 2016 jumlah penderita 323 orang, pada tahun 2017 berjumlah 420
orang dan pada tahun 2018 berjumlah 885 orang penderita DM (Dinkes, 2019)
amputasi pada kaki dan gangguan lain yang memiliki dampak yang signifikan
yang berlangsung dalam waktu jangka lama dengan berbagai komplikasi yang
dengan obat-obatan maupun dengan mengubah pola gaya hidup menjadi lebih
dengan pemberian obat antidiabetes oral dan insulin. Akan tetapi, dengan
meninjau akan banyak efek samping yang ditimbulkan dan tidak diinginkan oleh
sebagian besar penderita penyakit ini, maka dari itu masyarakat mulai mencari
alternatif lain yaitu dengan memanfaatkan tanaman yang berasal dari bahan alam
manusia. Selain itu juga tanaman yang mengandung metabolit sekunder mudah
didapat dan memiliki efek samping yang relatif kecil dibandingkan obat kimiawi.
Pengobatan secara tradisional telah digunakan secara turun temurun sejak dari
3
tanaman sebagai sumber bahan obat. Sekitar 75% -80% penduduk di dunia
menggunakan bahan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan sekitar 28%
dari tumbuhan di bumi telah dipakai sebagai bahan obat tradisional (Dewi dkk,
2016).
Saat ini beberapa tanaman di Indonesia telah digunakan sebagai obat diabetes
mellitus diantaranya adalah Daun sirsak merupakandaun yang kaya minyak dan
protein serta toksisitas (tanin, fitat, dansianida) dan oleh karena itu dapat
(sudarminto, 2017)
Tanaman obat adalah tanaman yang salah satu atau seluruh bagian pada
tanaman tersebut mengandung zat aktif yang berkhasiat bagi kesehatan yang dapat
Dari segi keamanannya tanaman obat ini diberikan sebagai obat tanpa
diare, antikejang, anti jamur, anti parasit, antimikroba, sakit pinggang, asam urat,
dan hormon insulin pada jaringan pankreas serta melindungi dan menjaga sel-sel
β-pankreas.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rekha Nova Iyos pada tahun 2017
terhadap penurun kadar gula darah mengatakan bahwa daun sirsak mengandung
senyawa antidiabetik.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dilihat kenaikan
mengkonsumsi obatan herbal untuk menurunkan kadar gula darah salah satunya
adalah daun sirsak, berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melanjutkan
Gula Darah?.
mengontrol kadar gula darah di dalam tubuh. Jika kadar gula darah tidak terkontol
kematian. Maka diperlukan untuk mengotrol kadar gula darah baik dari medis dan
juga herbal seperti dari tanaman sirsak. Tanaman ini dapat menurunkan tekanan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diangkat
dalam penelitian ini adalah “Asuhan Keperawatan Pada Dengan Gangguan Sistem
pengetahuan perawat tentang rebusan daun sirsak terhadap kadar gula darah pada
tentang rebusan daun sirsak terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes
melitus.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan pada pihak keluarga dalam
(WHO, 2016) mengatakan diabetes adalah penyakit kronis yang serius yang
terjadi ketika pakreas tidak mengahasilkan insulin (hormon yang mengatur gula
darah atau glukosa) atau ketika tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin
salah satu dari empat penyakit tidak menular terbesar didunia.WHO mengatakan
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang terjadi pada kondisi glukosa
dalam darah meningkat karena tubuh tidak dapat mengahasilkan insulin atau
yang terjadi kerna kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua– duanya.
2.1.2 Patofisiologi
Diabetes melitus terjadi karena resistensi insulin pada otot dan liver serta
beta terjadi lebih dini dan lebih berat dari pada yang diperkirakan sebelumnya.
Selaian otot, liver dan sel beta organ lain seperti jaringan lemak (meningkatnya
(peningkatan absorpsi glukosa), dan otak (retensi insulin), semua ikut berperan
(Perkani, 2015).
7
8
2.1.3 Etiologi
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes melitus tipe 2 masih
kombinasi faktor genetik yang berhubungan dengan gangguan sekresi insulin dan
resistensi insulin dan ada beberapa faktor lain seperti :usia (resistensi cenderung
2.1.4 Klafikasi
diagnosis dari masak kanak- kanak, ditandai dengan kekurangan produksi insulin
di dalam tubuh. Orang - orang yang menderita penyakit diabetes tipe 1 setiap hari
Diabetes tipe 2 sering juga disebut tidak tergantung dengan insulin yang terjadi
pada masa dewasa. Diabetes tipe 2 ini terjadi karena penggunaan insulin tidak
dimana kondisi sementara yang terjadi dalam kehamilan dan membawa lama
resiko jangka diabetes tipe 2.Kondisi hadir ketika nilai glukosa darah diatas
9
prenatal.
e. Hipertensi
f. Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan baru lahir 4.000 gram
2.1.6 Komplikasi
melitus yaitu :
c. Koma
e. Merusak jantung
glukosa oleh sel menurun sehingga menimbulkan pembentukan glukosa dari non-
nafsu makan.
Keluhan lain yang dirasakan oleh penderita diebetas melitus adalah badan
mudah lelah, sering kesemutan, mudah gatal – gatal, mata kabur, disfungsi ereksi
2.8 Penatalaksanaan
dengan empat pilar utama yaitu edukasi, terapi nutrisi medis, latihan jasmani dan
a. Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai
bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari
b. Pengaturan makanan/diet
dan mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid mendekati normal, mencapai
dan mempertahankan berat badan dalam batas normal ± 10% dari berat badan
c. Latihan Jasmani
Latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DMT2 apabila
dilakukan secara secara teratur sebanyak 3-5 16 kali perminggu selama sekitar 30
45 menit, dengan total 150 menit perminggu.Jeda antar latihan tidak lebih dari 2
sebelum latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah <100 mg/dL pasien harus
mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu dan bila >250 mg/dL dianjurkan untuk
d. Terapi Farmakologis
golongan:
i. Sulfonilurea
Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh
ii. Glinid
Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu Repaglinid (derivat asam
i. Metformin
Dosis Metformin diturunkan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (GFR 30-
60 ml/menit/1,73 m2).
Dapagliflozin, Ipragliflozin.
Termasuk anti hiperglikemia suntik, yaitu insulin, agonis GLP-1 dan kombinasi
Penggunaan herbal kini banyak diminati oleh masyarakat karena selain berkhasiat,
terapi herbal juga relatif lebih murah dan tidak menimbulkan efek samping
Tanaman sirsak termasuk tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai dari dataran rendah
beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1.000 meter dari
Sirsak, nangka belanda, atau durian belanda (Annona muricata L.) adalah
tumbuhan berbunga yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika
landa.Sirsak (Annona muricata Linn) adalah tumbuhan berguna yang berasal dari
variasinya menunjukkan bahwa sirsak dari bahasa Belanda :Zuurzak yang berarti
Nusantara yaitu pada abad ke-19 meskipun bukan berasal dari Eropa (Sudarminto,
2017).
Tanaman ini ditanam secara komersial atau sambilan untuk diambil daging
buahnya, tumbuhan ini dapat tumbuh disembarang tempat paling baik ditanam
didaerah yang cukup berair dan pada semua jenis tanah dengan derajat keasaman
(pH) antara 5-7 jadi tanah yang sesuai adalah tanah yang agak asam sampai
alkalis. Pohon sirsak bisa mencapai tinggi9 meter di Indonesia sirsak dapat
tumbuh dengan baik pada ketinggian 100 1000 m dari permukaan laut.Suhu udara
yang sesuai untuk tanaman ini antara 22-32◦C dan curah hujan yang dibutuhkan
tunggang, berkayu keras, dengan pertumbuhan tegak lurus keatas (erectus) hingga
mencapai ketinggian lebih kurang 15 m,Sirsak berbentuk perdu atau pohon kecil,
tingginya 3-10 meter, bercabang hampir mulai dari pangkalnya. Daun sirsak
berbentuk bulat seperti telur terbalik berukuran (8-16) cm x (3-7) cm, berwarna
hijau muda hingga hijau tua, ujung daunnya meruncing pendek,panjang tangkai
daunnya 3-7 mm, pinggiran rata dan permukaan daun mengkilap ( Fadilah, 2020).
Menurut Zuhud (2011), daun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan
kandungan antioksidan yang tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan
ke-3 sampai ke-5 dari pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi. Daun yang
kadar acetogenins pada daun yang terlalu tua sudah mulai rusak sehingga
kadarnya berkurang.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Familia : Annonaceae
16
Genus : Anonna
merupakan bagian dari tanaman sirsak yang memilikimanfaat lebih yaitu daun
racun.Daun sirsak merupakandaun yang kaya minyak dan protein serta toksisitas
(tanin, fitat, dansianida) dan oleh karena itu dapat dimanfaatkan pada manusia dan
(Aeni , 2021).
Daun sirsak memiliki kandungan kimia berupa alkaloid, tannin, dan beberapa
sitotoksik merupakan senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan
diare, antikejang, anti jamur, anti parasit, antimikroba, sakit pinggang, asam urat,
dan hormon insulin pada jaringan pankreas serta melindungi dan menjaga sel-sel
β-pankreas.
Cara penggunaan rebusan daun sirsak ini yaitu persiapkan semua alat masak,
lalu cuci daun sirsak tersebut, rebus 3-5 lembar daun sirsak (30 gram) dengan 3
gelas air ( 250 gram). setelah itu tunggu sampai mendidih hingga menjadi 1 gelas.
Diamkan rebusan tersebut hingga dalam keadaan hangat, lalu saring air rebusan
1. Riwayat Kesehatan
makan tidak ada perubahan malah sering merasa lapar.Dari dulu sampai
a. Pola persepsi
deritanya.
Akibat produksi insulin yang tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin
c. Pola eliminasi
tidur.
f. Kognitif persepai
h. Peran hubungan
i. Seksualitas
j. Koping toleransi
k. Nilai kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka
3. Pemeriksaan fisik
darah dan pernapasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau
20
b. Pemeriksaan kulit
d. Pemeriksaan dada
e. Pemeriksaan jantung
g. Pemeriksaan musculoskeletal
h. Pemeriksaan ekstremitas
i. Pemeriksaan neurologi
Kerusakan sel pankreas bawaan dari lahir Perubahan fungsi imun Virus & toksik memicu perubahan fungsi imun
lemak
disfungsi endotel disfungsi Mk: resiko ketidak stabilan kadar gulah darah
endotel
mikrovaskuler makrovaskuler
mikro angiopati
aterosklerosis
neuropati
retinopati netropati
perifer oklusi
katarak GFR
kondisi syaraf PJK mikroangiospati penyempitan pembuluh darah otak
BAB III
LAPORAN
KASUS
3.1 Pengkajian
IDENTITAS PASIEN
Nama :Tn. A
Umur : 54 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : wiraswata
Alamat : Jl km 18
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. B
Umur : 50 tahum
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl Km 18
Agama : Islam
23
24
I. KELUHAN UTAMA
klein mengatakann sudah 2 tahun menderita penyakit dm. penyakit ini Diwali
dengan sering kencing dimalam hari dan mudah lelah setelah aktivitas, yanag
dirasakan saat ini seluruh badan kalien lemas untuk aktivitas hanya bisa
melakukan yang ringan saja. Saat melakukan pengakajian didapatakan kgd 430
mg/dl.
PROVOKATIVE/PALLIATIVE
QUALITY/QUANTITY
a. Bagaimana Dirasakan :-
REGION
a. Lokasinya :-
b. Menyebar :-
SEVERITY
Mengganggu Aktivitas : Ya
TIME-
4. Riwayat DM : Ada
25
IV. PSIKOLOGIS
V. PEMERIKSAAN FISIK
b. Tanda-tanda Vital
TD : 130/80 mmHg
HR : 80X/i
RR : 20x/i
T : 36,5 0C
BB : 40 kg IMT :
16 TB : 160 cm
Data Subjektive :-
2. Mata :-
Data Subjektiv :-
3. Hidung
4. Telinga : Bersih
Data Subjektiv :-
5. Mulut/Bibir : Normal
Data Subjektiv :-
d. Pemeriksaan Kulit
Lembab
Data Subjektiv :-
1. Insfeksi
- Luka Operasi :-
2. Palpasi : Normal
3. Perkusi :-
4. Auskultasi : Vesikuler
Data Subjektiv :-
f. Pemeriksaan Jantung
g. Pemeriksaan Abdomen
Hepar : Teraba
Data Subjektiv :-
Tidak ada
Data Subjektiv :-
i. Pemeriksaan Ekstremitas
Data Subjektiv : Tangan kiri dan kaki kiribisa digerakkan dan bisa
j. Pemeriksaan Neurologis
GCS :E4M3V5
Kekuatan otot 3
Data Subjektiv : Kaki dan tangan sebelah kirimasih bisa digerakkan, tetapi
b. Pola Eliminasi
1. BAB
2. BAK
Nyeri BAK :-
Data Subjektiv :-
Data Subjektiv :-
Data Subjektiv :-
e. Aktivitas
b. Pemeriksaan diagnosti
ditandai dengan berat badan menurun derastis dan sering kencing di malam
hari.
30
4 Agustus 2023 - Lakukan pemeriksaaan gula - Menentukan faktor S : kalien mengatakan sering
darah secara rutin yang memburuk kencing dialam malam
- Tinjau pola diet kalien da keadaaan hari dan berat badan turun
pola kebiasaan - Melakukan derastis
- Berikan cairan yang pemeriksaan gula darah 0 : kalien terliahat lemas dan
mengandung nutrient dan - Memberikan rebusan badan kurus tetapi ada
elektrolit daun sirsak penurunan kadar gula 5
- Memberikan rebusan daun A : Masalah belum teratasi
sirsak P : Intervensi dilanjutkan
31
5 Agustus 2023 - Lakukan pemeriksaaan gula - Menentukan faktor S : kalien mengatakan sering
darah secara rutin yang memburuk kencing dialam malam
- Tinjau pola diet kalien da keadaaan hari dan berat badan turun
pola kebiasaan - Melakukan derastis
- Berikan cairan yang pemeriksaan gula darah 0 : kalien terliahat lemas dan
mengandung nutrient dan - Memberikan rebusan badan kurus tetapi ada
elektrolit daun sirsak penurunan kadar gula 15
- Memberikan rebusan daun A : Masalah belum teratasi
sirsak P : Intervensi dilanjutkan
BAB IV
PEMBAHASAN
yang muncul pada kasus yang ditemukan selama asuhan keperawatan dimulai
4.1 Pengkajian
data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien. Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2023 pukul 14.00
wib, pengkajian dimulai dari biodata klien, riwayat penyakit, pengkajian pola
terjadi yaitu badan kalin lemas dan barat badan menurun secara derastis
Kesadaran klien composmentis dengan nilai GCS 12, Nadi : 80x/i, TD : 130/80
klien, keluarga, dan komunitas terhadap suatu yang berpotensi sebagai masalah
skala prioritas untuk diselesaikan atau diatasi dahulu. Prioritas pertama pada kasus
32
33
Tn.A yaitu karena pada saat pengkajian didapatkan data subjektif klien
pada pendekatan asuhan keperawatan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa
data, baik data subjektif dan data objektif dari hasil pengkajian dan diagnosa
diangkat sesuai dengan kondisi klien pada saat dikaji.Hal ini menyebabkan
diagnosa pada teori akan berbeda pada kasus dimana pada teori yang penulis
mencantumkan ada tiga diagnosa sedangkan pada kasus hanya satu, tetapi
diagnosa yang ada pada kasus masih sejalan dengan teori yaitu diagnosa resiko
diharap dari klien, atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.Intervensi
gula darah b,d penurunan berat badan dan sering kencing dimalam hari dengan
intervensi yang ingin dilakukan adalah melakukan terapi non farmakologis berupa
rebusan daun sirsak terhadap kadar gula darah. Intervensi yang dilakukan
mengacu pada penelitianSiti Fadilah pada tahun 2020 yang meberikan dalam
penelitiannya rebusan daun sirak untuk menurunkan kadar gula darah pada
yang diberikan perawat kepada klien sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan
Pada hari kamis 3 Agustus 2023 sudah mulai dilakukan intervensi berupa
nonfarmakologi yang akan dilakukan gunamenurunkan kadar gula darah, dan juga
mengingatkan untuk meminum obat klien. Pada hari jumat, 4 Agustus 2023 jam
16.30 minum rebusan daun sirsakdan juga dilakukannya pemeriksaan TTV serta
kemabali intervensi berupa pemeriksaan TTV dan juga memberikan terapi berupa
dilakukan selama 3 hari yaitu tidak semua intervensi dilakukan setiap hari, ini
bertujan agar proses asuhan keperawatan dilakukan secara bertahap. Hasil yang
(Wahid, 2012). Evaluasi dari hasil dari diagnosa keperawatan resiko ketidak
stabilan kadar gula darah. Evaluasi dari hasil haripertama implementasi yaitu
terapi non farmakologis berupa rebusan daun sirsakadalah keluhan utama berupa
penurunan berat badan secara derastis dan sering kencing diamalam hari, TD :
35
130/80 mmHg dan klien mengatkan paham tentang taman dan manfaat daun
sirsak.
Evaluasi dari hari kedua, yaitu setelah memberikan rebusan daun sirsak
kemudian menunggu 30 menit setelah itu melakukan periksaan gula dari hasil
15 angka. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh siti fadilah yang
menyatakan bahwa rebusan daun sirsak dapat menurunkan kadar gula darah.
Kadar gula dalam tubuh harus dipertahankan tetap konstan, pada dewasa
sebesar 80-100 mg/dL dan pada anak-anak sebesar 80-90 mg/dL. Proses menjaga
diketahui sebelum dan setelah diberikan terapi rebusan daun sirsak menunjukkan
adanya perbedaan bermakna pada kadar gula darah (p<0,05). Hasil juga
gula darah mencit sebelum dan sesudah diberikan ekstrak etanol daun sirsak (p
<0,05).
insulin dan menurunkan penyerapan glukosa di usus sehingga gula darah menjadi
turun.
Zat lain yang dikandung daun sirsak yaitu flavonoid dan Quercetin.
transpor gula darah oleh intestinal Glucose Transporter Type 2 (GLUT2). Adanya
quercetin maka penyerapan gula darah di usus akan menurun sehingga dapat
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
gula darah pada penderita diabetes melitus. Terapi ini berfungsi untuk mengontrol
kadar gula darah yang tinggi menjadi stabil bila di konsumsi secara teratur.
kagar gulah darah hanya turun 5 saja. Pada hari ketiga dilakukan intervensi, sudah
mulai tampak adanya perubahan yaitukadar gula darah turun 15. Klen mengatakan
5.2 Saran
1. Bagi Klien
Kepada pasien-pasien diabetes melitus saran saya untuk tetap bertahan dan
akan selalu ada harapan serta lebih menguatkan diri sendiri untuk tekun dalam
proses rehabilitasi. Untuk intervensi non farmakologis berupa rebusan daun sirsak
untuk menurunkan kaar gulah darah pada pendrita diabetes melitus di minum
secara teratur.
Kepada keluarga dari klien diabetes melitus saran saya tetap memberikan
motivasi dan juga semangat kepada klien dalam melaksanakan proses rehabilitasi,
37
38
karena bagi klien dukungan keluarga adalah salah satu hal yang paling berharga
3. Bagi Masyarakat
4. Bagi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Fadlilah, S., Sucipto, A., Rahil, N.H. Effectiveness of Diabetic Foot Exercises Using
Sponges and Newspapers on Foot Sensitivity in Patients with Diabetes Mellitus.
Belitung Nursing Journal. 2019;5(6):234-238.
IDF. (2017). Eighth edition 2017. In IDF Diabetes Atlas, 8th edition.
https://doi.org/http://dx.doi. org/10.1016/S0140-6736(16)31679-8.
Iyos, P dan Astuti, R.N. Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annora muricate L.) terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah. Majority. 2017;6(2):144–148.
Kumari, G., Singh, V., Jhingan, A. K., Chhajer, B., & Dahiya, S. (2018). Effect of
Lifestyle Intervention on Medical Treatment Cost and Health-Related Quality of
Life in Type 2 Diabetes Mellitus Patients. 11(June), 775–787.
Aeni Nur Siti (2021) manfaat dan efek samping daun sirsak
https://katadata.co.id/redaksi/berita/6119b7c41f543/16-manfaat-daun-sirsak-
dan-efek-sampingnya
Mardiana, L. (2011). Ramuan dan Khasiat Daun Sirsak. Jakarta: Penebar Swadaya.
Halaman 6. Di akses tanggal 26 mei 2015.