T.M-KEL.4 - ABDAL-HAYYAL-FARMAWI Fiks

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

TAFSIR MAUDHU’I METODE ABD AL-HAYY AL-FARMĀWĪ

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Tafsir Mawdhu’i

Dosen Pengampu:
‘Azzah Nurin Taufiqotuzzahro’, M. A

Oleh:

Hayya Ruhama 2020.01.01.1806


Luluatunnisa’ Febriani 2020.01.01.1624
Mar’atus Sholihah 2020.01.01.1665
Saniatun Niswah 2020.01.01.1720
Rahmawati Nur Hidayah 2020.01.01.1598

PROGRAM STUDI ILMU QUR`AN TAFSIR (IQT)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL ANWAR SARANG-
REMBANG
2021
2
TAFSIR MAUDHU’I METODE ABD AL-HAYY AL-FARMĀWĪ
Oleh: Saniatun Niswah, Hayya Ruhama, Luluatunnisa’ Febriani, Mar’atush
Sholihah, dan Rahmawati Nur Hidayah
A. Pendahuluan
Membahas tentang al-Qur`an yang merupakan kitab suci dan
sumber pedoman bagi seluruh umat Muslim tanpa terkecuali. Setiap
muslim dianjurkan untuk mempelajari al-Qur`an itu sendiri, dan dalam
mempelajarinya tentunya dibutuhkan penafsiran mengenai suatu ayat
dalam al-Qur`an dan saat menafsirkannya seseorang tidak bisa
melakukannya dengan sembarangan tanpa terpenuhinya syarat-syarat
seorang penafsir.
Dalam menafsirkan al-Qur`an, sudah banyak para penafsir yang
menggunakan berbagai macam penafsiran itu sendiri, di antaranya ada
yang menggunakan metode tafsir maudhu’i. dan di antara penafsir yang
menafsirkan menggunakan metode tersebut ialah Prof. Dr. Abd al-Hayy
al-Farmawi.
Sebagaimana yang akan dipaparkan dalam makalah ini, mengenai
siapa Prof. Dr. Abd al-Hayy al-Farmawi? Bagaiamana langkah-langkah
yang beliau gunakan dalam metode ini? Mengapa menggunakan metode
tersebut? Dan apa kelebihan dan kekurangan dari metode yang beliau
gunakan?
B. Biografi Abd al-Hayy al-Farmawi
Prof. Dr. Abd al-Hayy al-Farmawi Nama asli beliau ialah Abdul
Hayy Hussein al-Farmawi, beliau merupakan profesor dan kepala tafsir
dan ilmu Qur`an di Fakultas Fundamental Agama, Universitas al-Azhar,
Mesir. Beliau dilahirkan di Manovia, Mesir pada tanggal 1 Januari 1942.
Beliau merupakan seorang pengahafal al-Qur`an yang telah menyelesaikan
hafalannya pada tahun 1955 di Tonto, Mesir pada saat beliau masih
menjadi siswa di al-Ta’lim al-Ibtida’ Ma’had al-Ahmadi. Lalu, setelah
sekolah menengahnya beliau melanjutkan kuliahnya di Universitas al-
Azhar mengambil jurusan Tafsir dan Hadis. Beliau memulai karirnya saat
masih menjadi mahasiswa, pada tahun 1965 beliau menjadi asisten dosen.
Al-Farmawi menyelesaikan studinya pada tahun 1969. Dan beliau

1
diangkat menjadi dosen tidak tetap Fakultas Ushuluddin di Universitas al-
Azhar.
Al-Farmawi melanjutkan kuliahnya untuk mengambil jurusan
magisternya di Universitas Ummul Qura, Mekkah dan lulus dari sana pada
5 Oktober 1975. Lalu, beliau menyelesaikan gelar doktornya pada tanggal
19 Juli 1975 di Universitas al-Azhar, Mesir. Beliau barulah resmi diangkat
menjadi dosen tetap di Universitas al-Azhar tepatnya pada 4 September
1985. Al-Farmawi merupakan seorang yang sangat aktif, juga karena
beliau merupakan seorang khatib, selain menjadi dosen tetap beliau juga
aktif melakukan dakwah melalui kajian-kajian di beberapa masjid dan juga
aktif mengikuti mu’tamar baik di bidang pendidikan maupun bidang
dakwah. Selain semua hal tersebut, beliau melakukan al-Jaulat al-
da’wiyah di berbagai negara seperti Swedia, Amerika Serikat, Jerman,
Denmark, Meksiko dan Kanada.1
C. Metode Tafsir Mudhu’i Abd al-Hayy al-Farmawi
Ada beberapa langkah mengenai metode tafsir maudu’i,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Abd al-Hayy al-Farmawi dalam
karyanya Al-Bidayah fī al-Tafsir al-Maudhu’I, langkah-langkah tersebut
ialah:
a. Menentukan topik permasalahan yang akan dibahas
b. Mengumpulkan atau menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan
masalah tersebut.
c. Meletakkan ayat-ayat tersebut secara runtut sesuai masa turunnya,
disertai pengetahuan tentang asbab nuzulnya.
d. Memahami hubungan ayat-ayat tersebut dalam masing-masing
surahnya.
e. Menyusun pembahasan dalam susunan kerangka yang sempurna.
f. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang memiliki makna
relevan dengan topik pembahasan.
g. Mempelajari keseluruhan ayat-ayat tersebut dengan cara menghimpun
setiap ayat yang memiliki pengertian yang sama, atau
1
Laila Muyasaroh, “Metode Tafsir Maudhu’i: Perspektif Komparatif”, Jurnal Studi Ilmu-Ilmu al-
Qur’an dan Hadis, 02 (Juli 2017), 25.

2
mengkompromikan antara ayat yang ‘am (umum) dan khash (khusus),
antara yang mutlaq dan muqayyad, atau yang secara lahirnya
bertentangan.
h. Memberikan kesimpulan mengenai gambaran jawaban al-Qur`an
terhadap permasalahan yang sedang dibahas.2
D. BENTUK KAJIAN METODE TAFSIR MAUDHU’I
Beliau berpendapat, bahwasannya tafsir maudhu’i ini memiliki dua
bentuk kajian:
1. Pembahasan mengenai satu surat secara menyeluruh beserta penjelasan
maksudnya antara yang bersifat umum ataupun khusus, menjelaskan
juga mengenai berbagai masalah yang dikandung dalam surat tersebut,
sehinggan surat tersebut terlihat seperti kesatuan pesan yang benar-
benar utuh.
2. Mengumpulkan menjadi satu ayat-ayat dari berbagai surat yang
memiliki permasalahan yang sama, kemudian disusun dan memberikan
penjelasan menjadi satu topik pembahasan.3

Dari dua bentuk kajian di atas, dalam kitabnya al-Bidāyah fī at-Tafsīr


al-Mauḍū’i, Abd al-Hayy al-Farmawi menjelaskan bahwa metode ini dari
dua bentuk kajian di atas memiliki tujuan yang sama,
1. Keduanya memiliki tujuan menggali hukum-hukum yang ada dalam
al-Qur`an, keterkaitan antar ayat, juga bertujuan membantah tuduhan
mengenai seringnya terjadi pengulangan dalam al-Qur`an.
2. Bertujuan menunjukkan betapa besarnya perhatian al-Qur`an secara
umum maupun khusus terhadap kemaslahatan manusia.4

Metode tafsir mawdhu’i ini berdasarkan bentuk kajian kedua di


atas merupakan metode baru yang dikenalkan para ulama masa kini. Para
penafsir masa lalu kurang memberi perhatian terhadap metode ini, ada dua
alasan yang melatarbelakangi hal tersebut.

2
Moh. Tulus Yamani, “Memahami Al-Qur`an dengan Metode Tafsir Maudhu’i”, J-PAI, 02
(Januari-Juni 2015), 281.
3
Laila Muyasaroh, “Metode Tafsir Maudhu’i: Perspektif Komparatif”, Jurnal Studi Ilmu-Ilmu al-
Qur’an dan Hadis, 02 (Juli 2017), 26.
4
Ibid, 30.

3
E. Faktor Munculnya Metode Tafsir Maudhu’i Menurut Abd al-Hayy
al-Farmawi
Mengenai metode penafsiran ini, Abd al-Hayy al-Farmawi
berpendapat mengetahui bahwa metode tafsir maudhu’i ini baru muncul
akhir-akhir ini, ada beberapa faktor yang malatarbelakangi munculnya
minat para penafsir masa kini untuk malakukan pembahasan menggunakan
metode ini, yaitu pertama, bahwasannya al-Qur`an merupakan kitab suci
yang memiliki berbagai macam ilmu pengetahuan yang diturunkan kepada
Nabi Muhamad yang mana ilmu pengetahuan pada al-Qur`an tersebut juga
memiliki nilai yang tinggi yang mana hal tersebutlah yang menyebabkan
para ulama berusaha untuk mencapai khazanah al-Qur`an tersebut. Kedua,
karena adanya perkembangan zaman yang menuntut adanya pembaharuan
kajian tafsir. Seiring berkembangnya zaman yang terus menerus
memunculkan berbagai macam problematika manusia, menuntut
munculnya metode tafsir maudhu’i, yang mana dengan munculnya metode
penafsiran ini akan mengungkapkan makna-makna dan tujuan al-Qur`an
dengan metode dan pemahaman yang relevan sesuai perkembangan umat
saat ini.5
F. Karya-Karya Abd al-Hayy al-Farmawi
Terdapat sangat banyak karya tulis beliau, di antaranya yaitu:
1. Al-Bidāyah fī at-Tafsir al-Maudhū’i
2. Tadwīn al-Qur`an al-Karīm
3. Al-Ikhwah Tarīq al-Su’adā
4. Al-Irhāb Bayn al-Fardh fī Mizān al-Islām6
G. Metode Maudhu’i al-Farmawi dan urgensinya

5
Laila Muyasaroh, “Metode Tafsir Maudhu’i: Perspektif Komparatif”, Jurnal Studi Ilmu-Ilmu al-
Qur’an dan Hadis, 02 (Juli 2017), 32-33.
6
Moh. Anwar Syarifuddin, “Teori Penafsiran Tematik ‘Abd al-Hayy al-Farmawi”, dalam
https://ulumulquran2010.wordpress.com/2018/04/04/teori-penafsiran-tematik-abd-al-
%E1%B8%A5ayy-al-farmawi-1942-2017/. Diakses pada Jum’at, 15 Oktober 2021.

4
Abd Hayy al-Farmawi yang dikenal sebagai seorang profesor dan
kepala bidang ilmu al-Qur`an dan tafsir menyebutkan beberapa metode
tafsir maudhu’i yang digunakan, yaitu:7

1. Menentukan suatu masalah yang akan dijadikan sebagai pembahasan.


2. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan permasalahan dari ayat
tersebut.
3. Menyusun runtutan ayat sesuai masa diturunkannya beserta dengan
asbabun nuzul dari ayat tersebut.
4. Memahami korelasi dari ayat dari masing-masing surat.
5. Menyusun kerangka pembahasan yang sempurna.
6. Melengkapi pembahasan yang disertai hadis-hadis yang relevan sesuai
dengan pokok pembahasan.
7. Mempelajari ayat-ayat secara menyeluruh dengan cara menghimpun ayat
yang memiliki pengertian yang sama. Seperti halnya mengkompromikan
ayat yang muhkam dan mutasyabih, lalu ayat yang mutlak dan
muqoyyad, serta mengkompromikan tentang naskh dan mansukh.
Sehingga dari sini dapat ditemukan titik temu dari permasalahan-
permasalahan yang ada.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Abd Hayy al-Farmawi sangat


memerinci dan menyeluruh terkait dalam menafsirkan suatu ayat. Terbukti
dari lankah-lahkah yang diterapkan oleh Abd Hayy al-Farmawi.

Metode tafsir Maudhu’i sendiri sebenarnya jika dilihat dari


penerapan lahkah-lahkahnya dibagi menjadi dua objek kajian,yaitu8:

a) Pertama, kajian terkait satu surat yang dibahas secara menyeluruh dengan
menjelaskan maksud yang masih bersifat umum dan khusus serta
membahas terkait berbagai masalah dengan masalah yang lain.

7
Muhammad Tulus Yamani, Memami al-Qur`an dengan Metode Tafsir Maudhu’i, (Malang: J-PAI
2015), 280.
8
Lailia Muyassaroh, Metode Tafsir Maudhu’i, (Yogyakarta: Jurnal Studi ilmu al-Qur`an dan Hadis
2017), 30.

5
b) Kedua, kajian mengenai surat yang memiliki kesamaan permasalahan
kemudian menghimpunya dalam satu tema dan ditafsirkan dengan metode
maudhu’i.

Kedua kajian diatas pada intinya sama-sama bertujuan untuk


menggali hukum-hukum yang terkandung dalam ayat al-Qur`an dan
keterkaitan antar ayat, keteraturan antar ayat serta membantah tudingan
terkait pengulangan yang sering terjadi dalam al-Qur`an.

H. Kelemahan dan kelebihan metode Maudhu’i


1. Kelebihan metode Maudhu’i
a. Hasil tafsir Maudhu’I memberikan pemecahan terhadap problem-
problem hidup yang mudah, sekaligus memberikan jawaban terhadap
praduga sementara orang, bahwasannya al-Qur`an hanya mengandung
teori-teori spekulatif tanpa meenyentuh kehidupan nyata.
b. Sebagai jawaban terhadap tuntutan kehidupan yang selalu
berkembang dan berubah, menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap
al-Qur`an
c. Studi terhadap ayat-ayat terkumpul dalam satu tema tertentu, selain itu
merupakan jalan terbaik dalam merasakan fasahat dan balaghah al-
Qur`an.
d. Kemungkinan untuk mengetahui suatu problem secara lebih
mendalam dan lebih terbuka.
e. Tafsir Maudhu’I lebih runtut dan tuntas dalam membahas suatu
problem.
2. Kekurangan metode Maudhu’i
a. Mungkin pengkaitan rasio dalam penafsiran terlalu mendalam.
b. Tidak menafsirkan segala aspek yang terkandung dalam satu ayat, tapi
hanya salah satu aspek yang dijadikan topik yang dibahas.
I. Kesimpulan
Dalam menafsirkan al-Qur`an, banyak mufasir yang
mengaplikasikan berbagai ragam metode, di antaranya yang menggunakan
metode tafsir Maudhu’i ialah Prof. Dr. Abd al-Hayy al-Farmawi.

6
DAFTAR PUSTAKA
Farmawi (al), Abdul Hayy. Metode Tafsir Maudhuiy. Terj. Suryan A. Jamrah.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1944.
Muyasaroh, Laila. “Metode Tafsir Maudhu’i: Perspektif Komparatif”. Jurnal
Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an dan Hadis, 02 (Juli 2017).
Muyassaroh, Lailia. Metode Tafsir Maudhu’i, Yogyakarta: Jurnal Studi ilmu al-
Qur`an dan Hadis 2017.
Syarifuddin, Moh. Anwar. “Teori Penafsiran Tematik ‘Abd al-Hayy al-Farmawi”,
dalam https://ulumulquran2010.wordpress.com/2018/04/04/teori-
penafsiran-tematik-abd-al-%E1%B8%A5ayy-al-farmawi-1942-2017/.
Diakses pada Jum’at, 15 Oktober 2021.
Yamani, Moh. Tulus. “Memahami Al-Qur`an dengan Metode Tafsir Maudhu’i”.
J-PAI, 02 (Januari-Juni 2015).

Anda mungkin juga menyukai