Pidato Ramadahan
Pidato Ramadahan
Pidato Ramadahan
Pertama di atas segalanya, marilah kita bersyukur kepada Allah atas segala
nikmat, terutama nikmat iman, islam, kesehatan dan kesempatan sehingga bisa
bersiap melaksanakan puasa Ramadhan tahun ini.
Shalawat berbingkai salam mari kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dengan berucap “Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali
sayyidina Muhammad”, semoga kita mendapat pertolongan beliau di Hari Akhir
nanti.
Alhamdulillah. Senang sekali rasanya saya bisa berdiri di sini serta menyapa
segenap teman-teman sekalian dalam rangka acara pesantren kilta bulan
Ramadhan yang penuh berkah dan maghfirah.
Semoga sudah sanggup ya. Karena ibadah puasa adalah kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh tiap-tiap muslim.
Masa-masa kecil adalah masanya kita latihan. Bila tidak sanggup berpuasa
sehari penuh, maka berpuasalah setengah hari. Bila belum sanggup puasa
setengah hari, maka berusahalah berpuasa sehari penuh. Hahaha. Iya, benar
begitu, kan?
Eh, apakah teman-teman di sini ada yang sudah tahu apa itu puasa?
Menahan diri? Iya benar. Tapi menahan diri dari apa? Apakah menahan diri dari
perasaan galau dan sakit hati? Eh. Hehehe.
Hadirin sekalian, puasa berasal dari kata “shaum” atau “shiyam” yang artinya
menahan diri. Lengkapnya ialah menahan diri dari lapar, haus, hawa nafsu, serta
segala yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya
matahari.
Iya, benar sekali. Hukum berpuasa di bulan Ramadhan adalah fardhu ‘ain yang
artinya wajib untuk tiap-tiap muslim. Hal ini didasarkan oleh firman Allah dalam
Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 183:
Bismillahirrohmaanirrohim:
ن م ِن قَب ۡ ِلك ُ ۡم لَع َ ّلك ُ ۡم
َ ٱلصيَام ُ كَمَا كُت ِبَ عَلَى ٱل َ ّذ ِي َ ٓي ََأ ٰ ُ ّيهَا ٱل َ ّذ ِي
ِّ ُ ن ءَام َن ُوا ْ كُت ِبَ عَلَيۡكُم
]183:ت ََت ّق ُونَ [البقرة
Bacaan Latin:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Meski begitu, kita berpuasa tidaklah hanya sekadar menahan, menahan, dan
menahan saja. Ada ketentuan yang perlu diperhatikan agar ibadah kita sah dan
juga berpahala. Apa saja?
Puasa di bulan Ramadhan memiliki dua rukun, yaitu berniat dan menahan diri
dari segala sesuatu yang membatalkan puasa. Berniat atau nawaitu dimulai dari
sejak malam hari. Boleh kita lafazkan, dan boleh pula kita ulang-ulang dalam
hati.
Jika rukun puasa yang dua ini tidak kita laksanakan salah satu atau pun
keduanya, maka puasa yang kita laksanakan akan batal atau tidak sah.
Ada beberapa hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadhan mulai dari
makan, minum, muntah dengan sengaja, haid dan melahirkan, hilang akal atau
gila, hingga keluar dari islam.
Lagian, apa mungkin air mata kita bisa keluar sebanyak 1 galon? Tidak mungkin
sepertinya, ya. Apalagi kalau air mata buaya. Eh
O ya para hadirin sekalian, kira-kira apa sih gunanya kita berpuasa? Mengapa
kok puasa itu diwajibkan, dan apa keuntungan yang didapat oleh orang-orang
yang berpuasa?
Sejatinya ada banyak hikmah yang bisa kita dapatkan ketika melaksanakan
puasa dengan sungguh-sungguh alias lillahi ta-ala.
Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 183 tadi,
hikmah utama berpuasa ialah agar kita menjadi orang yang bertakwa.
Selain itu, ibadah puasa juga menjadi amalan penghapus dosa sebagaimana
yang diterangkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Imam Bukhari
Nomor 37:
Bismillahirrohmaanirrohim;
ِ م َنْ صَام َ رَمَضَانَ ِإ يمَان ًا و َاحْتِسَاب ًا غُف ِر َ لَه ُ م َا تَق َ َ ّدم َ م ِنْ ذَن ْبِه
Bacaan Latin:
Artinya:
Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-
dosanya yang telah lalu.
Hikmah selanjutnya dari puasa ialah melatih kejujuran. Berbeda dengan ibadah
shalat, sebenarnya amalan puasa cenderung lebih tersembunyi, kan?
Hikmah berpuasa juga amatlah baik dari sisi kesehatan. Ketika kita berpuasa,
sesungguhnya kita sedang memberikan jatah istirahat kepada lambung dan
organ pencernaan. Dengan demikian, secara medis, ibadah berpuasa itu
sungguh menyehatkan.
Di luar sana masih banyak saudara-saudara kita yang makannya masih sehari
sekali, atau bahkan dua hari sekali. Berpuasa adalah salah satu jalan agar kita
lebih sadar dan lebih peduli terhadap sesama.
Sejatinya masih ada begitu banyak kebaikan lain dari amalan berpuasa, terlebih
lagi Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan.
Demikianlah ceramah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan hari ini.
Mohon maaf atas segala khilaf dan salah. Saya akhiri dengan pantun:
Ada itik jalannya gemulai
Eh tiba-tiba disergap oleh buaya rawa
Berpuasa janganlah letih dan lunglai
Mari kita semangat meraih takwa