0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
163 tayangan18 halaman

Makalah Penataan Produk

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan perkembangan ritel di Indonesia semakin meningkat baik di kotakota


besar maupun di daerah sehingga mengakibatkan persaingan dalam industri ini semakin
ketat. Faktor pendorong tingginya pertumbuhan ritel ini adalah jumlah penduduk
Indonesia semakin bertambah besar, serta urbanisasi yang mengakibatkan makin banyak
jumlah penduduk yang tinggal di kota. Selain itu, kegiatan belanja, terutama di pasar
modern kini sudah menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan. Bahkan, 83 persen
masyarakat menganggap, belanja merupakan bagian dari hiburan. (Pertumbuhan Ritel di
Indonesia Tinggi, 2007).

Saat ini dunia bisnis ritel lebih dikuasai oleh ritel modern. Ritel modern akan terus
bertambah jumlahnya, hal ini dapat disebabkan karena melihat keuntungan dari segi
omzet yang terus berkembang setiap tahunnya. Perkembangan omzet ritel dapat
dibuktikan dari hasil Media Data Riset April 2010 yang menginformasikan bahwa:
“Perkembangan bisnis ritel modern dapat ditunjukkan dari segi omzet yang tumbuh
secara nyata yakni dari sekitar Rp 42 triliun pada tahun 2005, meningkat menjadi sekitar
Rp 58 triliun sedangkan pada tahun 2007 dan tahun 2008 sudah mencapai sekitar Rp 67
triliun bahkan pada kuartal III tahun 2009 tumbuh menjadi 2 80 triliun. Peningkatan
omzet belakangan ini, terutama didorong semakin maraknya pembukaan outlet gerai
baru hypermarket dan minimarket.” (Supatra dan Retnawati, 2009). Pada dasarnya,
tujuan perusahaan menganut konsep pemasaran adalah memberikan kepuasan kepada
konsumen dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Diperlukan strategi pemasaran
yang efektif yang berorientasi utama kepada konsumen. Salah satu strategi pemasaran
pada toko/gerai ritel adalah pendesainan visual merchandising yang menarik.
Perancangan tersebut dilakukan diantaranya untuk dapat menarik konsumen, memicu
pembelian oleh konsumen, menciptakan suasana tertentu yang kemudian dapat
mempengaruhi emosi konsumen, dan dapat mempengaruhi bagaimana konsumen
berperilaku (Fuad, 2010). Visual merchandising terdiri dari visual materials dan window
displays. Visual merchandising adalah suatu presentasi non personal dan pameran barang
dagangan dengan penjelasan lebih rinci. Pendekatan ini untuk mendapatkan kepastian
mengenai penampilan produk secara optimal, memperlengkapi pameran yang akan
1
meningkatkan penyajian produk dan menggugah minat beli, melengkapi kegiatan
penjualan dan informasi produk seperti dengan brosur dan poster - poster menjamin
ketersediaan barang, meningkatkan penambahan penjualan, melalui rangsangan
pembelian atau dengan mengingatkan si pembeli apa yang akan didapat berdasarkan
slogan produk tersebut (Samuel, 2006) Penelitian yang dilakukan oleh Kouchekian dan
Gharibpoor (2012) menyoroti bahwa visual merchandising penting bagi peritel agar
dapat menyediakan toko yang cocok, nyaman, layout toko yang mudah dan juga suasana
bersih kepada pelanggan. Peritel harus dapat menjaga lantai toko selalu bersih. Toko ritel
harus selalu bersih dengan standar higienis yang telah ditetapkan agar memungkinkan
pelanggan dengan mudah mengakses 3 produk tanpa penantian dan protes yang tidak
menyenangkan. Kebersihan akan membuat pengaruh positif pada pelanggan dan
mendorong pelanggan untuk mendatangi toko lagi dan untuk mengunjungi toko lagi
(Kouchekian dan Gharibpoor, 2012). Pencahayaan yang memadai harus disediakan oleh
toko ritel untuk membantu pelanggan dalam memilih produk, mengurangi waktu
terbuang dan konsumen merasa santai selama berbelanja. Jika toko memiliki
pencahayaan yang baik maka pelanggan akan berkeinginan untuk memeriksa produk-
produk baru dan menghabiskan lebih banyak waktu di toko. Hal ini lebih menarik dan
menyenangkan bagi pembeli untuk menghabiskan waktu di sebuah toko yang terang
daripada lingkungan yang suram atau gelap (Kouchekian dan Gharibpoor, 2012).

B. Tujuan pembuatan makalah

a. Memperluas wawasan tentang branding.


b. Memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang diperoleh disekolah dengan
pembuatan makalah yang berupa materi.
c. Untuk menyimpulkan peningkatan wawasan dan pengetahuan siswa angkatan
berikutnya.
d. Untuk memenuhi tugas yang diberikan guru produktif.
e. Agar siswa mampu memahami, menetapkan dan mengembangkan pelajaran yang di hapus
dari sekolah dan menerapkan nya di dunia usaha kerja.
f. Agar siswa mampu mengembangkan dasar-dasar teori yang didapatkan dari sekolah yang
berhubungan dengan hasil prakerin.

2
C. Manfaat pembuatan makalah

Penelitian Penelitian ini memiliki 2 manfaat, yaitu:


1) Manfaat Akademis Memberikan informasi yang berguna bagi ilmu manajemen ritel
khususnya mengenai penggunaan visual merchandising dalam toko ritel yang berguna
untuk meingkatkan keputusan pembelian konsumen.
2) Manfaat Praktis Dipraktekkan dan bahan pertimbangan bagi praktisi dan perusahaan
yang akan mengambil kebijakan strategi dalam menentukan visual 7 merchandising
dalam dunia ritel yang mana dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Elemen Dasar Visual Merchandising.


Elemen dasar visual merchandising adalah seni menyajikan produk secara visual
dengan cara semenarik mungkin.

B. Tujuan Elemen Dasar Visual Merchandising


Yaitu untuk mengkomunikasikan pesan penjualan dan tren toko kepada calon
pelanngan untuk memberikan informasi dan pengalaman berbelanja yang nyaman
sehingga menimbulkan keinginan untuk membeli.

Elemen-elemen dasar visual merchandising:

1. Pengetahuan tentang Branding dan target konsumen.


Pengetahuan desainer tentang branding, serta strategi marketing yang diprogramkan
menjadi keharusan. Pencitraan Brand/produk yang baik, serta estetika interior yang
tetap serasi dengan selera konsumen dan karakter produk yang dijual di dalamnya,
adalah unsur penting demi terkomunikasinya informasi tentang produk yang
ditampilkan, lalu lebih lanjutnya, berpengaruh terhadap image dari sebuah brand atau
retailer.
2. Kreatif dan senantiasa menghasilkan ide-ide yang fresh.
Seorang visual merchandiser harus mengetahui konsep dan trend yang sedang marak,
lifestyle yang sedang merebak, lalu membuat sketch display yang akan dicipatakan,
memilih dan memilah material yang akan digunakan, dan mengoptimalkan semua
sudut ruang sehingga tercipta atmosfer yang diinginkan.
3. Mempelajari situasi display.
Seorang visua merchandiser diharapkan mampu meregulasi dan mengawasi
penampilan visual dari window display, komposisi, dan layout toko sehingga tercipta
keterkaitan display dan informasi produk dalam toko. Tata interior toko harus
seimbang dan informatif yang mendukung promosi dan penjualan produk-produk
yang dipajang. Shop environment adalah hal yang harus diperhatikan sebab ini adalah
penampilan shop yang mendidik dan menghibur, menyesuaikan ukuran dan bentuk-
bentuk display dengan kondisi tempat dimana display dipasang.

4
5
4. Memberikan Informasi secara cepat dan tepat.
Display harus focus pada item-item produk seperti item best seller yang diyakini
paling memancing keinginan untuk dibeli. Sebagai alat informasi, maka konsep
display sebaiknya menyertakan program promosi yang sedang dijalankan. Informasi
dapat dimasukan dalam display dengan memanfaatkan alat-alat bantu seperti standing
poster, signage, jenis-jenis point of purchase (POP), atau material lainnya.
5. Menciptakan visual impact yang kuat.
Visual impact adalah kesan visual yang didapat dari hasil penataan display. penentuan
focal point dan kontras, tata letak dan pencahayaan, mampu memberikan pengaruh
emosional. Hal itu dapat dicapai dari pengaturan warna, ukuran, posisi dari komposisi
yang dapat langsung terlihat oleh mata pengunjung sehingga membawa untuk tertarik
melihat ke benda lainnya.
6. Team dan bahan produksi.
Visual merchandising sulit untuk dikerjakan sendiri walaupun di beberapa retailer
hanya menggunakan jasa satu orang visual merchandiser. Keterlibatan seorang ahli
dan tim pekerja khusus untuk mengerjakan sebuah display mempengaruhi hasil yang
akan dicapai. Contoh bahan-bahan produksi yang biasa dipakai adalah yang bahan
non-permanen seperti styrofoam, rubber spoon, polyurethane, polyfoam, hard paper,
vinyl, fabrics, tekstil dan lain-lain. Sedangkan penunjang keindahan hasil display
dapat memanfatkan pencahayaan (in & out lighting), teknologi audio visual dan
mekanisme penggerak.
7. Memperhitungkan waktu secara tepat.
Pekerjaan visual merchandising sangat membutuhkan waktu yang cukup , sementara
harus bekerja dengan jadwal yang padat dan cepat. Ukuran besar dan banyaknya item
membutuhkan waktu dan team yang sesuai, tidak dalam hitungan jam atau seharian,
namun tahap-tahap persiapan, pekerjaan dasar, finishing, dan instalasi membutuhkan
perhitungan waktu yang akan dikonversi menjadi hitungan hari mundur sampai
dengan waktu deadline yang ditargetkan.
8. Keindahan dan kenyamanan.
Sebuah display diharapkan dapat memberikan keindahan dan memicu resapan
emosional tertentu dalam pandangan yang singkat. Display produk yang terlihat
langsung dari arah luar, dapat membangun kesan pertama yang memancing orang
untuk masuk ke dalam toko, lalu akan merasa nyaman dan terbawa suasana di
dalamnya. Sebuah display diharapkan dapat memicu emosional pelanggan hanya

6
dalam waktu pandangan yang singkat. Desain produk yang tertangkap langsung dari
luar, dapat membangun kesan pertama yang memancing orang untuk masuk ke dalam
toko tersebut.
9. Pengelolaan merchandise.
Keputusan retailer untuk menjual barang tertentu, unik, khusus, atau bahkan
barang umum di dalam tokonya akan sangat berpengaruh pada konsep store design.
Display penyusunan produk yang didukung dengan tampilan yang indah
menghasilkan komposisi display items yang unik akan memberikan daya tarik
pengunjung untuk membeli. Dengan penataan barang yang terencana, kreatif,
informatif dan komunikatif, akan memudahkan konsumen menentukan barang yang
dicari serta menciptakan suasana nyaman dalam berbelanja sehingga menghasilkan
respon penjualan yang maksimal.
10. Tim produksi/workshop.
Workshop adalah dapur untuk hasil display visual. kondisi ruangan yang baik,
leluasa, peralatan yang memadai, dan keahlian team akan menghasilkan item-item
display yang bagus. Demikian pula pemilihan bahan-bahan yang tepat untuk
mengkonversi bentuk-bentuk 3D dari desainyang ada. pekerjaan akan lebih mudah
jika desainer menguasai karakter masing-masing bahan dan dapat membayangkan
proses pembuatannya. ini sangat mendukung pekerjaan pada workshop visual
merchandising.
Visual merchandiser harus berpikiran terbuka terhadap keinginan konsumen.
Dibutuhkan keahlian khusus dan pengalaman, multi-talented, serta kepekaan
terhadap trend yang ada di segala bidang, karena visual merchandiser adalah garda
depan untuk menciptakan suasana toko nyaman dan berkesan sehingga ramai
dikunjungi dan meningkatnya hasil penjualan.

7
BAB III

PERENCANAAN

Berikut adalah perencanaan pembuatan perusahaan ritel menggunakan visual merchandising:


1. Tema : Colour Change The Future (warna mengubah masa depan).
2. Brand :
1) Screamous

Gambar 1 logo screamous


Screamous adalah perusahaan ritel yang bergerak di bidang industri pakaian yang
dimulai pada 29 Mei Perusahaan ini terdaftar dengan nama CV. Rotasindo dengan
brand Screamous. Screamous memiliki prinsip untuk memberikan pilihan yang berbeda
di industri fashion. Target pasar mereka adalah kalangan remaja dan semua orang yang
memiliki pemikiran terbuka, mandiri, dan masyarakat modern. Mereka mencoba untuk
menempatkan setiap aspek budaya dan perilaku manusia dalam produknya. Pada
awalnya perusahaan ini mendirikan toko di Jalan Cipaganti No. 56 sekitar kurang lebih
dua tahun, kemudian untuk lebih mendekatkan pasar dan lokasi yang lebih strategis
pada awal tahun 2006 perusahaan ini hingga kini berpindah lokasi ke Jalan Trunojoyo
No. 23 dan sampai sekarang mereka memiliki dua toko resmi di Bandung. Selain toko
resmi tersebut mereka memasarkan produknya di kota kota besar di Indonesia dengan
melakukan kerja sama dengan perusahaan lain (Distro) yang terdapat di kota kota besar
tersebut. Selain memasarkan di dalam negeri, Screamous juga telah memasarkan
produknya ke luar negeri antara lain Malaysia dan Singapura. Sejak mei 2007,
konsumen juga dapat berbelanja secara online melalui website Visi dan Misi

8
Screamous Visi Screamous Menjadi sebuah brand yang memberikan pilihan yang luar
biasa dalam industri fashion.
Misi Screamous Menempatkan segala aspek budaya dan perilaku manusia
kedalam produk Screamous Logo Screamous Berikut ini adalah logo Screamous
Indonesia Screamous (2015) Bidang Usaha Bidang usaha Screamous Indonesia
merupakan usaha yang bergerak dalam bidang fashion dengan menjual beberapa
produk yang berkaitan dengan industri fashion Produk Pada saat ini Screamous
memiliki beberapa jenis produk yang berupa baju kasual (T-Shirt), kemeja dan Kaos
Berkerah (Polo Shirt), jaket, celana jeans dan Celana santai dan aksesoris (Tas, Syal,
Gantungan Kunci, dan lain lain)

Gambar 2 screamous store (tampak depan) Gambar 3 screamous store (tampak samping)

Gambar 4 screamous store (tampak dalam)

9
2) Stone Island

Gambar 5 logo stone island


Pada awal 80-an, merek ini menikmati kesuksesan luar biasa di antara para
penggemar sepak bola. Merek yang disajikan menarik pemiliknya, kemungkinan
besar tidak dalam penampilan, tetapi dalam kepraktisan, fungsionalitas dan
kenyamanan dalam mengenakan.
Setelah penunjukan Carl Rivetti dan Sabina Rivetti sebagai direktur pelaksana,
produk-produk Stone Island dengan kompas di lengan baju mereka menjadi terkenal
di dunia. Sepuluh tahun kemudian, Massimo meninggalkan bisnis perusahaan, -
Rivetti akhirnya berhenti membiayai perusahaan GFT dan mengarahkan semua dana
untuk mempromosikan merek Stone Island.
Berkat upaya hebat Paul Harvey, perancang pakaian luar terkenal di dunia,
merek ini dapat dibuat lebih menarik dan bersemangat berkat gamut warnanya yang
luas. Awalnya, pakaian yang terbuat dari bahan inovatif dari merek Stone Island
mampu menaklukkan pasar Italia dan Inggris. Tetapi segera jaket mulai aktif dijual di
negara-negara lain di Eropa, dan lebih jauh di seluruh dunia.
Sampai saat ini, Carla Rivetti, pemilik Stone Island dan C.P. Company, bekerja
sama dengan desainer Alessandro Pungeti. Perusahaan ini bergerak secara paralel
dengan produksi dua lini pakaian: satu disajikan dengan logo kompas yang biasa,
yang kedua dijual di pasar sebagai Stone Island Denim.
Hingga saat ini, dari awal penciptaan merek, setiap koleksi pakaian luar mewah
baru dari merek Stone Island menggabungkan tampilan berani pada mode urban dan

10
kemajuan teknologi terbaru.
Pakaian Stone Island sekarang dikenal jauh melampaui perbatasan Italia di
mana merek ini didirikan. Luar biasa tahan lama, berkat penggunaan teknologi
modern dan modis, berkat upaya para perancang perusahaan, pakaian ini populer di
kalangan anak perempuan yang tidak bisa membayangkan hidup mereka tanpa aktif,
terkadang relaksasi ekstrem, dan dengan penduduk kota yang glamor yang tahu
banyak tentang tren mode.
Sejarah merek
Merek ini mulai dijual pada tahun 1882. Namun, seperti sekarang, ia menarik
banyak perhatian dengan keunikannya, bahan berkualitas tinggi, penjahitan yang
akurat.
Pendiri perusahaan adalah Massimo Osti. Dia adalah orang yang agak pendiam,
tetapi ini tidak mencegahnya dari membuat garis pakaiannya sendiri, sangat berbeda
dari yang biasa. Massimo Osti banyak bekerja pada teknologi pembuatan barang
untuk mereknya, sering kali pakaian non-standar dibuat bukan tanpa partisipasi sektor
industri. Selain itu, ia bereksperimen dengan bahan - ia adalah salah satu yang
pertama menggunakan nilon untuk membuat pakaian, dan membuat barang-barang
dari kain yang digunakan untuk menjahit seragam militer.
Popularitasnya muncul dengan cepat, termasuk karena sinema dunia - dalam
banyak lukisan Anda dapat melihat hooligan dan penggemar pakaian dengan logo
Pulau Batu. Benar, ada kalanya orang-orang dengan pakaian Pulau Batu tidak
diizinkan masuk ke bar atau - ada kemungkinan bahwa akan ada banyak mod yang
berisik dan mereka akan membuat keributan.

3) Converse

11
Gambar 6 logo converse
Ketika pertama kali berdiri di tahun 1908, Converse, yang namanya adalah
Converse Rubber Corporation, adalah perusahaan yang membuat alas kaki serta
sepatu kerja musiman yang berbasis pada bahan karet. Tapi, membuat produk
musiman berarti membuat pekerja mereka nganggur di waktu-waktu tertentu.
Akhirnya, perusahaan ini memutuskan untuk membuat sepatu olahraga. Dan karena
saat itu olahraga basket sangat populer, maka mereka memutuskan untuk membuat
sepatu yang bisa dipakai untuk bermain basket.
Sepatu basket pertama dari Converse diproduksi di tahun 1917. Dan percaya
atau tidak, sepatunya punya model yang tidak jauh berbeda dengan model high-
top sekarang, dengan warna cokelat. Tahun 1920, Converse mulai memproduksi
sepatu ini dengan warna hitam seluruhnya menggunakan bahan kanvas atau kulit,
serta sol karet yang sangat tebal. Awalnya, sepatu ini belum begitu populer, sampai
seorang bernama Charles ‘Chuck’ H. Taylor melihat sepatu ini
Nah, walaupun era 1972 menjadi terakhir kali sneakers Converse dipakai oleh
para atlit NBA, tetapi ternyata itu barulah langkah awal jejak sejarah dari sneakers ini.
Para desainer dan anak-anak muda sangat menyukai sneakers yang satu ini.
Mengetahui hal ini, Converse akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan lebih dari
satu warna, dengan tambahan desain tulisan dan bahan di ujung bawah sepatu berupa
lambang Converse dengan berbagai corak warna sobat.
Seperti yang bisa kita lihat di atas, Converse mulai mengeluarkan banyak warna
untuk mengantisipasi permintaan masyarakat. Persaingan dengan
merek sneakers yang lain.

12
Gambar 7 sepatu pertama dari brand converse
Mengulas mengenai logo, Converse merupakan salah satu yang terpopuler di dunia
dan mudah dikenali, khususnya di industri olahraga. Salah satu karyawan perusahaan Jim
Labadini, merupakan pembuat bentuk chevron dan bintang di logo tersebut pada 1970, dan
kini masih muncul di berbagai produk alas kaki Converse.

Gambar 8 converse store

13
3. Kreatif dan senantiasa menghasilkan ide-ide baru.
Visual merchandising adalah suatu presentasi non personal dan pameran barang
dagangan dengan penjelasan lebih rinci. Pendekatan ini untuk mendapatkan kepastian
mengenai penampilan produk secara optimal, memperlengkapi pameran yang akan
meningkatkan penyajian produk dan menggugah minat beli, melengkapi kegiatan
penjualan dan informasi produk seperti dengan brosur dan poster - poster menjamin
ketersediaan barang, meningkatkan penambahan penjualan, melalui rangsangan
pembelian atau dengan mengingatkan si pembeli apa yang akan didapat berdasarkan
slogan produk tersebut.
4. Mempelajari situasi display.
Pencahayaan yang memadai harus disediakan oleh toko ritel untuk membantu
pelanggan dalam memilih produk, mengurangi waktu terbuang dan konsumen merasa
santai selama berbelanja. Jika toko memiliki pencahayaan yang baik maka pelanggan
akan berkeinginan untuk memeriksa produk-produk baru dan menghabiskan lebih
banyak waktu di toko. Hal ini lebih menarik dan menyenangkan bagi pembeli untuk
menghabiskan waktu di sebuah toko yang terang daripada lingkungan yang suram
atau gelap. Produk harus diatur dalam susunan yang menarik dengan menggunakan
berbagai warna yang eye-catching, serta menentukan ruang yang diberikan untuk
setiap produk di mana pelanggan dapat dengan mudah menemukan dan
mendapatkannya tanpa masalah dan membuang-buang waktu. Komposisi warna asli
yang sesuai dengan merek dagang perusahaan harus ada di dalam setiap toko ritel
untuk mewakili citra toko.
5. Memberikan informasi secara cepat dan tepat.
1) Menggunakan Social Media.
Media sosial adalah alat pemasaran yang paling ampuh karena hampir semua
orang dari berbagai latar belakang yang berbeda, sangat aktif menggunakannya.
Contohnya berpromosi menggunakan Instagram dan Facebook. Dengan media
sosial, perusahaan dapat menjalin interaksi secara luas dengan berbagai kalangan,
dengan biaya yang murah dan visibilitas atau keterlihatan yang tinggi. Social
media juga memungkinkan perusahaan untuk memilih komunitas yang sesuai
untuk memasarkan produk mereka sehingga apa yang ditawarkan memiliki
peluang besar untuk terjual.

14
2) Mulut ke mulut.
Tim pemasaran Anda berkomunikasi secara langsung dengan konsumen. Setelah
konsumen membeli produk dan merasa puas dengan produk tersebut, konsumen
akan memberitahu konsumen lainnnya yang berpotensi untuk membeli produk
tersebut.
3) Membuat Website.
Pengertian website adalah kumpulan informasi dalam suatu halaman yang
memiliki topik saling terkait. Suatu website pada umumnya terangkum dalam
suatu domain yang ditempatkan dalam sebuah server web (hosting) yang dapat
diakses melalui alamat internet (URL).
Dalam dunia bisnis, hosting diibaratkan sebagai sebuah petak tanah kosong yang
akan digunakan untuk mendirikan toko. Ukuran tanah biasanya menggunakan
satuan km2, sedangkan hosting menggunakan satuan megabyte (MB).
Website diibaratkan sebagai toko yang akan dibuat. Setelah Anda memiliki tanah
kosong, tentu tahap selanjutnya adalah membangun toko di atasnya. Untuk
membangun sebuah “toko” Anda tentu membutuhkan tenaga ahli, atau
membangun sendiri jika Anda mempunyai kapabilitas untuk itu.
Domain diibaratkan sebagai nama toko yang telah Anda bangun. Nama tentu
diperlukan agar toko Anda mudah dikenali orang.
6. Menciptakan visual impact yang kuat.
1) Menghubungkan props dan decorative dengan gambar graphic untuk menciptakan
karya seni.
Salah satu contoh yang bisa kita lihat adalah wall display ADIDAS,mereka sering
membuat frame wall yang berbeda-beda, beberapa manggunakan graphis dan
beberapa menggunakan monitor display untuk berkombinasi dan membentuk
logonya. hal ini juga bisa membuat display yang interaktif.
2) Berpikir luas tidak monoton.
Dengan mengkombinasikan antara pors classic, dan berseni dan decorative dengan
benda-benda sehari-hari. Dan membuat display baru apabila ada produk/barang
yang masuk.

15
7. Ada tim dan bahan produksi.
1. Tim Pemasaran
Mengembangkan dan mempromosikan suatu produk membutuhkan upaya dan
kerja sama dalam suatu tim. Namun, menjaga beberapa tim di jalur yang sama
secara konsisten bukanlah tugas yang mudah. Tim pemasaran produk harus
menjadi jembatan antara penjualan, pemasaran, metode, dan pengembangannya.
Dengan banyaknya pihak dalam satu tim yang mengerjakan satu proyek, mudah
terjadi miskomunikasi dan disorganisasi yang akan menggagalkan kemajuan
Strategi Pemasaran Produk Anda. Buatlah perencanaan dan roadmap produk agar
semua pihak yang terlibat dalam tim bisa bekerja secara seirama dan bersinergi.
Roadmap produk menyediakan ringkasan dari seluruh rencana pemasaran produk
dan memandu tim tentang apa yang harus dilakukan beserta hasilnya pada setiap
langkah proses. Dengan roadmap, Anda dapat mempertahankan visibilitas di
seluruh proyek dan memastikan semua pihak yang terlibat tahu apa yang sedang
mereka kerjakan
2. Tim Promosi.
Memiliki produk yang solid dan strategi yang matang bukanlah suatu akhir dari
pekerjaan Anda. Anda tidak bisa mengharapkan pelanggan berbondong-bondong
membeli produk Anda jika mereka tidak tahu apa-apa tentang produk Anda. Maka
dari itu, Anda perlu menyampaikan berita melalui promosi strategis.
Rencana promosi Anda harus mengelaborasi dan menyampaikan pesan produk
Anda kepada pelanggan pada waktu yang tepat. Jika Anda sudah melakukan riset
dan membangun persona pembeli Anda, Anda seharusnya tidak memiliki masalah
mengidentifikasi target pelanggan.
8. Memperhitungkan waktu secara tepat.
Pemilihan timing untuk mengeksekusi promosi produk juga sangatlah penting.
Anda harus melakukan riset di pasar secara keseluruhan. Seperti di musim apa yang
cocok untuk mulai mempromosikan produk bisnis Anda. Intinya, Anda perlu
memastikan bahwa Anda memiliki kecocokan antara pasar dengan produk yang kuat.
9. Keindahan dan kenyamanan.
1) Colour : Colour atau Warna adalah sangat efektif bagi sebuah display.
Diibaratkan seperti jiwa dalam sebuah badan. Display yang mempunyai warna dan

16
terkoordinir dengan baik akan membuat “sesuatu yang lain” bagi barang dagangan.
Skema warna bisa dibuat silih bergati, mulai dari monokrmatik, anologous,
komplementer dan ke netral.
2) Repetition : Repetition adalah sebuah tema atau sebuah konsep yang mampu
memberikan dampak kepada barang dagangan agar terlihat menarik.
3) Scale : Adalah suatu ukuran yang terhubung secara abnormal atau yang kerap
berubah sekejap/saat tertentu untuk mencuri perhatian pengunjung
4) Contrast : Contrast dapat diciptakan dengan bantuan pencahayaan dan warna
untuk menarik mata pengunjung
5) Humour, surprise and shick : Element ini bersifat lucu dan sangat surelasistik.
Shock atau yang sifatnya goncangan penggunaanya harus berhati-hati dan tidak
boleh sembarangan, agar tidak menyinggung dan mengganggu pengunjung atau
penonton.
6) Rhytym and motion : Rhytym and motion adalah sesuatu yang selalu berpindah,
bergerak sesuai kehendak atau bahkan juga bersifat statis untuk mencoba menarik
perhaian penonton. Rhytym yang bergeraknya diam-diam dan dipajang langsung
di produk yang dipertunjukkan biasanya mampu menarik mata pengunjung
terhadap produk tersebut.
7) Aroma : kita pada umumnya mempunyai pengalaman berhubungan dengan
aroma yang berbeda dan bervariasi dari individu ke yang individu. Menghirup bau
harum seakan-akan berada di dunia yang lain dan terasa membuat selalu rindu
untuk kembali, segar, romantis dan trendy.
8) Props and lighting : Penyangga dan pencahayaan yang baik dan efektif biasanya
akan memancing ingin tahu penonton terhadap apa yang ada di display. Cahaya
dapat menarik perhatian dan mengajak mata penonton untuk melihat produk yang
terdapat di display.

17
BAB IV

PENUTUP

Demikian makalah yang bisa kami sampaikan semoga dengan makalah ini bisa
menjadikan acuan untuk pembelajaran selanjutnya. Terima kasih atas waktu yang kalian
berikan untuk membaca Makalah Tugas yang kami buat ini. Jika ada kata-kata yang kurang
dapat di mengerti ataupun salah-salah kata saya mohon untuk di maafkan dan di maklumi.

18

Anda mungkin juga menyukai