Makalah Peranan Kepala Sekolah Dalam Manajemen Kurikulum
Makalah Peranan Kepala Sekolah Dalam Manajemen Kurikulum
Makalah Peranan Kepala Sekolah Dalam Manajemen Kurikulum
Disusun oleh :
MUNAWAR, S.Pd.I.
NIM : 20161010027
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan dalam segala hal, apapun itu dan dimanapun itu sangat penting dan
mutlak diperlukan. Bahkan, kalau boleh sedikit keluar dari frame objek yang akan dibicarakan
(manusia), dalam dunia hewan pun di setiap kelompoknya, pasti salah satu dari mereka ada
pemimpinnya. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan pemimpin sangat dibutuhkan.
Sebagaimana Rosulullah shallallahu’alihi wa sallam menyampaikan dalam sabdanya tentang
kepemimpinan, yaitu : “Jika tiga orang berada dalam satu perjalanan, maka hendaklah mereka
mengangkat salah seorang dari mereka sebagai pemimpin”. 1 Satu pelajaran yang dapat diambil
dalam hadits di atas adalah, secara tersirat betapa penting dan perlunya keberadaan pemimpin.
Apabila keberadaan pemimpin dalam satu kelompok yang kecil saja sangat penting,
maka keberadaan pemimpin dalam kelompok yang besar, dalam hal ini adalah lembaga sekolah
/ pendidikan mestinya jauh lebih penting. Karena pemimpin adalah seorang yang paling
berperan besar dalam mengarahkan anggotanya, sehingga dapat meraih tujuan yang diharapkan
bersama. Hal ini juga dikemukakan oleh Syafaruddin, bahwa kepemimpinan ialah kemampuan
untuk mempengaruhi atau mendorong seseorang atau sekelompok orang agar bekerja secara
sukarela untuk mencapai tujuan tertentu atau sasaran dalam situasi tertentu. 2
Sekolah adalah sebuah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberi pelajaran.3 Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa lembaga
sekolah adalah tempat untuk belajar. Di dalamnya banyak melibatkan berbagai komponen yang
semuanya bekerja di tugasnya masing-masing tetapi mempunyai satu tujuan yang sama, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak bisa sebuah lembaga sekolah dengan serta merta
mampu mengantar muridnya menjadi bangsa yang cerdas, perlu ada seperangkat perencanaan
yang berisi tujuan, isi, metode, dan evaluasi yang disebut dengan kurikulum.
Apakah sudah cukup dengan adanya kurikulum? Tentunya belum cukup. Di dalamnya
perlu ada manajemen kurikulum yang mempunyai formulasi tepat guna untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Sehingga antara tujuan, isi, metode, dan evaluasi (kurikulum) itu
relevan dengan kebutuhan masyarakat. Maka untuk mewujudkan semua itu perlu adanya peran
kepala sekolah dalam manajemen kurikulum. Ditegaskan di dalam lampiran Permendikbud
bahwa penguatan tata kelola kurikulum salah satunya adalah penguatan manajemen sekolah
melalui kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational
leader).4 Hal inilah yang kemudian membuat penulis ingin sedikit menyampaikan gagasan
seperti apakah sebaiknya peran kepala sekolah berperan dalam manajemen kurikulum.
B. Rumusan Masalah
Untuk menjelaskan subtansi topic bahasan yang akan disampaikan di dalam makalah
ini, maka rumusan dalam topic ini adalah peranan apa sajakah yang harus dilakukan oleh
kepala sekolah dalam manajemen kurikulum ?
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka penulisan makalah
ini mempunyai tujuan untuk mengetahui peranan yang harus dilakukan seorang kepala
sekolah dalam kaitannya dengan manajeman kurikulum.
1
ENSIKLOPEDI HADITS 9 IMAM : Kitab Sunan Abu Dawud No. 2241
2
Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu. Grasindo. Hal. 50
3
Setiawan, Ebta. Kamus Besar Bahasa Indonesia Luar Jaringan (off line) Versi 1.5.1 dengan mengacu pada data KBBI edisi
III di alamat web: http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/
4
Lampiran Permendikbud No. 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan / Madrasah Aliyah Kejuruan. Hal. 7.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
Setiawan, Ebta. Kamus …
6
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi Baru. Jakarta: Rajawali Pers. h. 212-213
7
Wirutomo, Paulus. 1995. Pokok-poko Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo h. 99-101
8
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi …. h. 213
9
Salinan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Dasar Bab VI Pasal 12
Kepala sekolah merupakan factor atau komponen penentu utama untuk mengantarkan
lembaga sekolah menghsilkan out put siswa yang berdaya guna, sehingga berhasil tidaknya
sekolah bisa mencapai tujuan, banyak ditentukan oleh kepala sekolahnya. Sebagaimana
pernyataan Mulyasa, bahwa “Kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh
kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak
ditempuh oleh sekolah menuju tujuannya10. Oleh karena itu, peran kepala sekolah harus
optimal dengan mengeluarkan segala potensi yang ada, sehingga lembaga sekolah dapat terus
mengalami peningkatan mutu, yang tentunya akan berdampak juga kepada (siswa) out put
yang berkualitas.
Dari pemaparan di atas, penulis dapat simpulkan bahwa kepala sekolah adalah jabatan
tertinggi di structural sekolah yang mempunyai tanggung jawab, tugas-tugas dan wewenang
secara makro berkaitan dengan proses berjalannya penyelenggaraan pendidikan mulai dari
perencanaan sampai dengan evaluasi.
Selanjutnya, karena makalah ini pembahasannya dibatasi pada salah satu aspek yang
ada di sekolah dan juga salah satu tugas dari seorang kepala sekolah sebagai manajer, yaitu
berkaitan dengan manajemen kurikulum, maka tentunya materi bahasan peranan kepala
sekolah terhadap lembaga sekolah hanya terkonsetrasi pada masalah manajemen kurikulum
saja. Sedangkan peranan kepala sekolah dalam aspek yang lain (manajemen kesiswaan,
manajemen sarana prasarana, dll) akan disampaikan oleh kelompok lain. Walaupun demikian,
penulis akan menyampaikan secara ringkas peranan makro seorang kepala sekolah terhadap
satuan pendidikan yang dia pimpin.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
sangat menyadari betapa pentingnya peranan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan yang
dipimpinnya. Sehingga kepala sekolah dituntut harus mampu melaksanakan pekerjaannya
sebagai edukator, manajer, administrator, dan super-visor (EMAS) 11. Dalam perkembangan
selanjutnya, sesuai kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga
harus mampu berperanan sebagai leader, innovator dan motivator di seko-lahnya. Dengan
demikian dalam paradigma baru manajemen pen-didikan, kepala sekolah sedikitnya harus
mampu berperan sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, mo-
tivator (EMASLIM). Berdasarkan penetapan tersebut maka kepala sekolah memiliki 7 peran,
yaitu kepala sekolah sebagai edukator, kepala sekolah sebagai manajer, kepala sekolah
sebagai administrator, kepala sekolah sebagai supervisor, kepala sekolah sebagai leader,
kepala sekolah sebagai innovator, dan kepala sekolah sebagai motivator.12
10
Saleh, Rudy, Masluyah Suib, and Herculanus Sinju. "PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR DALAM
NENINGKATKAN EFEKTIVITAS LAYANAN ADMINISTRASI DI SMP SANTU PETRUS PONTIANAK." Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran 5.2 (2016). h. 2
11
Mulyasa, E. 2011. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosda. h. 98
12
Saleh, Rudy, Masluyah Suib, and Herculanus Sinju. "PERAN …. h. 3
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan13.
Secara etimologis istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang
memiliki arti “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Dalam bahasa Perancis
kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak
yang harus ditempuh oleh seroang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk
memperoleh medali atau penghargaan Secara terminologis istilah kurikulum (dalam
pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta
didik di sekolah untuk memperoleh ijazah14.
Dari pendapat beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat alat yang berisi metode, tujuan, materi dan evaluasi yang diberikan oleh lembaga
pendidikan (satuan pendidikan) kepada peserta didik sesuai dengan tingkat dan jenjang
pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan baik tujuan institusional maupun tujuan
nasional.
2) Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum sebagai suatu system keseluruhan memiliki komponen-komponen yang
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni : (1) Tujuan, (2) Materi, (3) Metode, (4)
Organisasi, dan (5) Evaluasi15. Komponen-komponen tersebut secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan system pembelajaran.
a) Komponen Tujuan
Tujuan kurikulum di setiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan
pendidikan nasional, sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum merupakan suatu alat pendidikan dalam
pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas16. Selanjutnya, kurikulum mempunyai
dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah secara nasional dapat
mencapai target sumber daya manusia yang burkualitas. Sedangkan tujuan khusus adalah,
tujuan-tujuan di setiap mata pelajaran yang diajarkan di setiap satuan pendidikan. Missal tujuan
ajaran berhitung salah satunya dapat menanamkan, memupuk, dan mengembangkan
kemampuan berpikir logis dan kritis, harapan ke depan, siswa dapat memecahkan setiap
masalah sehari-hari yang dihadapinya.
Sehingga berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, baik tujuan umum maupun tujuan khusus,
selanjutnya dapat ditetapkan/direncanakan materi pelajaran.
b) Materi Kurikulum
Komponen isi kurikulum lebih menitikberatkan pada pengalaman belajar yang harus
dimiliki oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Isi kurikulum merupakan pokok apa
yang akan disampaikan atau yang akan diberikan kepada peserta didik. Dalam perumusan isi
kurikulum patut diperhatikan keseimbangan aspek kognitif, afektif, serta psikomotorik17.
c) Komponen Metode
Komponen metode berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan. Perlu kecermatan dalam pemilihan metode agar isi kurikulum bisa
tersampaikan dengan baik kepada peserta didik.18
d) Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengembangan
kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum, sehingga dapat menjadi
bahan pertimbangan apakah kurikulum dilanjutkan atau tidak.19
13
Fajar, Arian O. MANAJEMEN KURIKULUM HOMESCHOOLING. Diss. Universitas Negeri Yogyakarta, 2016. h. 34
14
Arifin, Zainal . 2011. Konsep dan Model Pngembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. h. 2-3
15
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara. h.23-24
16
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum ... h.24
17
Fajar, Arian O. MANAJEMEN ... h. 36
18
Fajar, Arian O. MANAJEMEN ... h. 36-37
19
Fajar, Arian O. MANAJEMEN ... h. 37
Komponen tujuan, isi, metode dan evaluasi dalam kurikulum saling berkaitan,
keempatnya membentuk seperti siklus kurikulum yang akan terus ada selama pendidikan masih
diperlukan dalam kehidupan manusia.
3) Manajemen
Setelah mengetahui pengertian dan komponen yang terdapat di dalam kurikulum, kita
bisa mengetahui pengertian dari manajemen kurikulum. Manajemen berarti strategi pengelolaan
dalam rangka pencapaian tujuan tertentu, sehingga manajemen kurikulum merupakan metoda
pengelolaan seperangkat alat yang akan diberikan sebagai pengalaman kepada peserta didik
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Manajemen kurikulum tidak lepas dari kegiatan manajemen pada umumnya, Secara
umum kegiatan dalam manajemen kurikulum meliputi, perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pemantauan, serta evaluasi. Rusman mengartikan manajemen kurikulum sebagai
suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik
dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.20
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa manajemen kurikulum merupakan suatu
strategi pengelolaan kurikulum agar tujuan kurikulum sebagai hal yang harus dipenuhi dalam
proses pendidikan tercapai secara efektif efisien. Peran penting manajemen kurikulum adalah
sebagai alat strategis untuk mengatur sedemikian sehingga kurikulum bisa memberikan
pengalaman pendidikan yang akan membentuk peserta didik menjadi manusia yang sesuai
dengan amanat pendidikan nasional.
BAB III
20
Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: RajaGrafindo Persada. h. 3
PEMBAHASAN
21
Rusman. 2011. Manajemen ... h. 21
22
Rusman. 2011. Manajemen ... h. 51
23
Rusman. 2011. Manajemen ... h. 60
pengulangan maupun meloncat dalam penyampaian bahan kepada peserta didik. Keseimbangan
memandang kurikulum harus memenuhi kebutuhan siswa yang di dalam dirinya melekat nilai
individu, tuntutan masyarakat serta tuntutan pengembangan ilmu.
3. Mengimplementasi Kurikulum
Pembelajaran di dalam kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji
kurikulum. Dalam kegiatan pembelajaran semua konsep, prinsip, pengetahuan, nilai, metode, alat
serta kompetensi guru di uji dalam bentuk perbuatan sebagai bagian dalam mewujudkan
kurikulum. Rusman implementasi kurikulum merupakan manifestasi dari upaya untuk
mewujudkan kurikulum yang masih bersifat dokumen tertulis menjadi aktual dalam serangkaian
aktivitas pembelajaran.24
4. Memantau Proses Pelaksanaan Kurikulum
Pemantauan juga berarti pengamatan (supervise pembelajaran) yang dilakukan di sekolah
terhadap para guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik, sehingga dengan ada
pemantauan ini ada siklus peningkatan perbaikan.
5. Mengevaluasi Kurikulum
Secara umum, evaluasi merupakan tahapan akhir dalam proses manajemen kurikulum.
Namun evaluasi bisa terjadi di akhir maupun saat proses pembelajaran. Evaluasi menjadi bagian
yang bersifat fleksibel karena bisa dilakukan dimanapun. Evaluasi menjadi bagian penting dalam
upaya perbaikan, pembaruan, dan pengembangan dalam manajemen kurikulum. Evaluasi menjadi
kunci pokok diketahuinya efektivitas dan efisiensi kurikulum, sehingga berdasarkan hasil evaluasi
bisa diketahui apakah kurikulum akan terus dilanjutkan, atau perlu penyesuaian, atau bahkan
diberhentikan pelaksanaannya.
BAB IV
PENUTUP
24
Rusman. 2011. Manajemen ... h. 70
A. Kesimpulan
Setelah diulas dari segi kajian pustaka dan pembahasan, maka kesimpulan dalam makalah
ini berkaitan dengan peran kepala sekolah terhadap manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah sebagai leader maka mempunyai peran untuk membuat perencanaan
kurikulum;
2. Kepala sekolah sebagai leader maka mempunyai peran untuk mengatur pengorganisasian
kurikulum;
3. Kepala sekolah sebagai leader maka mempunyai peran untuk mengimplementasikan
kurikulum;
4. Kepala sekolah sebagai leader maka mempunyai peran untuk memantau proses
pelaksanaan kurikulum;
5. Kepala sekolah sebagai leader maka mempunyai peran untuk mengevaluasi kurikulum.
B. Lain –lain
Demikian penulisan makalah ini, semoga dapat menambah wawasan kita sebagai mahasiswa
yang sedang belajar tentang ilmu manajemen di dunia pendidikan. Kritik dan saran sangat penulis
harapkan untuk perbaikan pada penyusunan makalah-makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA