Paper Hum Final
Paper Hum Final
Paper Hum Final
Abstract
Latar Belakang: Diabetes melitus merupakan penyakit
Article info: metabolik yang prevalensinya terus mengalami peningkatan
Received: 27 Oktober 2022 baik di negara berkembang maupun di negara maju.
Revised: 2 November 2022 Perawatan luka diabetes dapat dilakukan dengan
Accepted: 22 November 2022 menggunakan pengobatan herbal salah satunya dengan
menggunakan madu.
Tujuan: Pada penulisan ini bertujuan untuk mengetahui
Corresponding author: perawatan luka diabetes dengan madu dalam upaya
Khumaidi,
penyembuhan luka pada pasien diabetes melitus di Indonesia
Universitas Mulawarman,
nerskhumaidi@gmail.com, Metode: Lima penelitian terkait perawatan madu di Indonesia
pada luka diabetes dipilih dalam literature review ini .
Hasil: Studi literature ini menunjukan bahwa melakukan
This is an Open Access article distributed under perawatan luka diabetes dengan madu dapat mempercepat
the terms of the Creative Commons Attribution-
Noncommercial 4.0 International License, which allows penyembuhan luka diabetes.
others to remix, tweak, and build upon the work non- Kesimpulan: Perawatan luka dengan madu dapat dijadikan
commercially as long as the original work is properly cited.
The new creations are not necessarily licensed under the salah satu perawatan luka untuk pasien dengan luka diabetes .
identical terms.
PENDAHULUAN
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang prevalensinya terus mengalami peningkatan baik di
negara berkembang maupun di negara maju (Koujalagi et al, 2021 & International Diabetes Federation
(IDF), 2017). Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017, sekitar 425 juta
orang di seluruh dunia mengidap penyakit diabetes melitus (International Diabetes Federation (IDF), 2017).
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukan bahwa prevalensi diabetes melitus di Indonesia berdasarkan
diagnosis dokter pada umur ≥15 tahun sebesar 2% atau 713.783 penduduk. Angka ini menunjukan
peningkatan dibandingkan prevalensi diabetes melitus pada penduduk ≥15 tahun 2013 sebesar 1,5%.
Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah dengan pravelensi diabetes melitus tertinggi di indonesia.
Berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2018 pravelensi diabetes melitus di Jakarta meningkat dari 2,5%
menjadi 3,4% dari total 10,5 juta jiwa penduduk di Jakarta (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Luka diabetes adalah salah satu komplikasi paling umum pada pasien DM. Luka diabetikum dapat
menyebabkan adanya amputasi serta memiliki dampak negatif pada kualitas hidup pasien. Di Indonesia
terdapat 15% penderita DM yang menderita luka diabetes dan sering kali berakhir kecacatan bahkan
kematian (Purwanti & Maghfirah 2016).
Salah satu perawatan luka diabetes dapat dilakukan dengan menggunakan pengobatan herbal salah
satunya dengan menggunakan madu (Gunawan, 2017). Cara perawatan luka diabetes dengan madu secara
rutin akan lebih cepat dalam penyembuhan luka. Pemberian madu pada luka diabetik ditemukan adanya
pertumbuhan jaringan granulasi yang baru, tidak ada reaksi inflamasi dan kedalaman luka berkurang, warna
jaringan kemerahan serta jumlah eksudat berukurang (Faisol, 2015; Gunawan 2017). Penelitian yang
1
Journal of Nursing Innovation (JNI), Volume 1, No 1, 1-4, 2022
2
dilakukan oleh Puspita & Sari (2020) menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara jumlah dan jenis
jaringan nekrotik sebelum dan setelah dilakukan terapi. Penelitian lain yang dilakukan Awaluddin, et al
(2019) diperoleh ada perbedaan efektifitas madu dan sofratulle terhadap penyembuhan luka diabetik pasien
diabetes melitus.
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan perawatan luka dengan madu dalam upaya
penyembuhan luka diabetes melitus di Indonesia.
METODE
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah literature review. Dalam pencarian referensi penulis
menggunakan kata kunci: luka diabetes, ulkus diabetikum, madu, topikal madu, dan diabetes melitus. Artikel
yang di review adalah artikel yang dipublikasikan lima tahun terakhir yang dilakukan di Indonesia. Lima
penelitian telah direview untuk mengetahui peggunaan madu dalam perawatan luka diabetes. Jenis penelitian
yang direview adalah artikel yang dilakukan di Indonesia dengan jenis penelitian quasi experiment, studi
kasus obervasional dan pre-experiment yang dilakukan di Indonesia.
HASIL
Berdasarkan analisa artikel yang telah direview menunjukkan bahwa madu dapat mempercepat
penyembuhan luka dengan mengurangi jaringan nekrotik, menurunkan ukuran luka, menurunkan bau serta
produksi eksudat. Selain itu madu juga dapat meningkatkan granulasi dan epitalisasi jaringan serta
meningkatkan rasa aman. Ringkasan penelitian dijelaskan dalam tabel 1.
PEMBAHASAN
Pemberian madu dalam perawatan luka diabetes pada pasien diabetes melitus sangat efektif dalam
mempercepat penyembuhan luka diabetes karena madu mengandung vitamin, asam amino, mineral,
memiliki tingkat PH yang rendah, mengandung hidrogen peroksida dan juga memiliki tingkat osmolaritas
3
yang tinggi (Ningsih et al, 2019). Aktivitas osmolaritas yang tinggi dalam madu dapat mempercepat proses
penyembuhan luka diabetes. Selain itu kandungan hidrogen peroksida dan PH yang rendah juga akan
membuat bakteri pada luka tidak dapat tumbuh sehingga lama kelamaan akan mati (Rahman & Rahmayani,
2016). Kandungan mineral zat besi pada madu juga membantu untuk merangsang atau menstimulasi
pertumbuhan jaringan baru pada luka diabetes (Anshori et al, 2014).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nabhani & Widiyastuti pada tahun 2017 terkait pengaruh
madu terhadap proses penyembuhan luka gangren pada pasien diabetes melitus didapatkan hasil bahwa madu
memiliki manfaat untuk membantu proses penyembuhan luka gangren pasien diabetes melitus. Madu efektif
dalam penyembuhan luka karena kandungan airnya rendah, juga PH madu yang asam, mineral, serta
kandungan hidrogen peroxidanya mampu membunuh bakteri dan mikroorganisme yang ada di luka gangren
tersebut (Sundari & Djoko, 2017).
Madu memiliki zat besi yan mampu membantu dalam proses pembentukan sel darah merah yang
berfungsi untuk memberikan suplai nutrisi dan oksigen pada luka, sehingga dengan adanya suplai tersebut
maka sangat membantu untuk merangsang pertumbuhan jaringan baru pada luka diabetik (Rahman &
Rahmayani, 2016). Perawatan luka dengan madu mengurangi kolonisasi bakteri termasuk staphylococcus
aureus pada luka diabetik. Aktivitas antibakteri pada madu terjadi karna adanya hidrogen peroksida,
hidrogen peroksida pada madu dapat menghambat sekitar 60 jenis bakteri aerob serta bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif. Selain itu madu dapat membunuh bakteri karna adanya proses osmolaritas yang
tinggi. Madu juga memiliki PH yang rendah dengan kisaran 3,2-4,5 sehingga bakteri tidak akan bisa
mempertahankan hidupnya (Anshori et al, 2014).
KESIMPULAN
Studi literature ini menunjukan bahwa melakukan perawatan luka diabetes dengan madu
dapat mempercepat penyembuhan luka diabetes. Perawatan luka dengan madu dapat dijadikan salah
satu perawatan luka untuk pasien dengan luka diabetes.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, N., Widayati, N., Ardiana, A. (2014). Pengaruh Perawatan Luka Menggunakan Madu Terhadap
Kolonisasi Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Luka Diabetik Pasien Diabetes Melitus Diwilayah
Kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 2(3), 499 -506.
Awaluddin., Syarifah, A., Nurhayatina. (2019). Perbedaan Efektifitas Madu dan Sofratulle Terhadap
Penyembuhan Luka Diabetik Pada Pasien Diabetes Melitus. Ensiklopedia of Journal, 2(1), 187 –
195.
Faisol, M. (2015). Madu dan Luka Diabetik Metode Perawatan Luka Komplementer Dilengkapi Dengan
Hasil Riset. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Gunawan, N. (2017). Madu: Efektivitasnya Untuk Perawatan Luka. Continuing Profesional Development-
249, 44(2), 138 – 142.
IDF, (2017). International Diabetes Federation Diabetes Atlas 8 th edition
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta, Indonesia:
Kementrian Kesehatan RI
Koujalagi, RS., Uppin, VM., Shah, S., Sharma, D. (2020). One Year Randomized Controlled Trial To
Compare The Effectiveness Of Honey Dressing Versus Povidine Iodine Dressing For Diabetic Foot
Ulcer At Dr. Prabhakar Kore Hospital And MRC, Belagavi. International Surgery Journal, 7(2),
506 – 513
Lasito, B., Susaldi., Koto Y. (2021). Honey Therapy Can Decrease The Wound Healing Process In
Diabetes Mellitus Patients. Journal Of Complementary Nursing, 1(1), 13 – 26
Nabhani & Widiyastuti, Y. (2017). Pengaruh Madu Terhadap Proses Penyembuhan Luka Gangren Pada
Pasien Diabetes Melitus. Media Publikasi Penelitian, 15(1), 65 – 69.
Ningsih, A., Darwis, I., Graharti R. (2019). Terapi Madu Pada Penderita Ulkus Diabetikum. Medula, 9(1),
192 – 197.
Purwanti, L & Maghfirah, S. (2016). Faktor Resiko Komplikasi Kronis (Kaki Diabetik) Dalam Diabetes
Melitus Tipe 2. The Indonesian Journal Of Health Science. 7(1), 26 – 39.
Puspita, N & Sari, M. (2020). Pengaruh Pemberian Topikal Madu Kaliandra Terhadap Pengurangan
Jaringan Nekrotik Pada Luka Diabetes: Effect Of Topikal Giving Of Calliandra Honey On The
4
Reduction Of Necrotic Tissues In Diabetes Melitus Wounds. Journal of Health Studies, 4(2), 33 –
37.
Puspita, N & Sari, N. (2020). Pengaruh Pemberian Topikal Madu Kaliandra Terhadap Jaringan Granulasi
Pada Luka Diabetes Melitus. Jurnal Ilmu Keperawatan (JIKPI), 1(2), 40 – 43.
Rahman, S & Rahmayani, D. (2016). Efektivitas Penggunaan Madu Terhadap Proses Penyembuhan Luka
Dipoli Kaki Diabetik Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Dinamika Kesehatan,7(2), 301
– 319.
Ritonga, S., Putra, I., Ariani, Y. (2016). Pengaruh Madu Sebagai Topikal Terapi Terhadap Tingkat
Kenyamanan Klien Dengan Luka Kaki Diabetik. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, 1(1), 1 – 6.
Suarni, L & Fitarina. (2019). Perbandingan Penyembuhan Ulkus Diabetik Dengan Menggunakan Minyak
Kelapa Murni, Madu, dan Produk Farmasi. Jurnal Kesehatan, 10(2), 231 – 235
Sukarno, A., Hidayah, N., Musdalifah. (2019). The Effectiveness Of Indonesian Honey On Diabetic Foot
Ulcer Healing Process: Obeservational Case Study. International Journal of Nursing and Health
Services, 2(2), 20 – 28
Sundari, F & Djoko, H. (2017). Pengaruh Terapi Madu Terhadap Luka Diabetik Pada Pasien Dengan
Diabetes Melitus Tipe 2 di RW 011 Kelurahan Pegirian Surabaya. Jurnal Keperawatan, 6(1), 28 –
35.