Agama Salma
Agama Salma
Agama Salma
NIM : 051744317
Jawaban :
SOAL 1 : Ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah.
Coba jelaskan kedua pengertian berikut, serta berikan contoh masing-masing dari jenis ibadah
tersebut.
Sebelum melanjutkan ke pengertian 2 ibadah tersebut, mari kita jelaskan dulu terkait ibadah
yg sesungguhnya. Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi Allah SWT., baik berupa
perkataan maupun perbuatan. Di dalam Al-Qur'an, kata ibadah berarti patuh, tunduk, mengikut, dan
doa. Adapun menurut ulama fikih, ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang bertujuan
memperoleh rida Allah dan pahala dari-Nya. Kemudian secara bahasa, ibadah berasal dari kata 'abd',
yang artinya hamba. Maka dari itu, Secara garis besar, ibadah dibagi menjadi dua yakni ibadah
mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah.
Ibadah mahdlah
Ibadah mahdah adalah ibadah yang khusus berbentuk praktik atau perbuatan
yang menghubungkan antara hamba dan Allah melalui cara yang telah ditentukan dan diatur
atau dicontohkan oleh Rasulullah saw. Ibadah mahdhlah sudah baku sesuai petunjuk
Rasulullah SAW seperti ditetapkan dalam Al Quran. Dalam Surat An – Nisa ayat 64 Allah SWT
berfirman :
َوَم ٓا َاْر َس ْلَنا ِم ْن َّرُسْو ٍل ِااَّل ِلُيَطاَع ِبِاْذ ِن ِهّٰللاۗ َو َلْو َاَّنُهْم ِاْذ َّظَلُم ْٓو ا َاْنُفَس ُهْم َج ۤا ُءْو َك َفاْسَتْغ َفُروا َهّٰللا َو اْسَتْغ َفَر َلُهُم الَّرُسْو ُل َلَو َج ُدوا َهّٰللا َتَّواًبا
َّر ِح ْيًم ا
Artinya : “Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin
Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang
kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun
memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima
tobat lagi Maha Penyayang.”
Ibadah jenis ini merupakan wujud penghambaan murni dan hubungan antara hamba
dengan Allah SWT secara langsung. Dalam kata lain, ibadah mahdhah adalah hubungan
manusia dengan Tuhan atau hubungan secara vertikal. Contoh ibadah mahdhah adalah
sholat, zakat, puasa, haji, dan ibadah lain yang ditetapkan oleh hukum syara'. Ibadah
mahdhah dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Ibadah badaniyah mahdhah yakni ibadah jasmani seperti sholat, puasa, wudhu, dan
sebagainya.
2. Ibadah maliyah mahdhah yakni ibadah yang ditunaikan dengan harta benda seperti zakat,
infak, dan qurban.
3. Ibadah badaniyah wa maliyah, yakni perpaduan antara ibadah badaniyah mahdhah dab
ibadah maliyah mahdhah. Ibadah ini ditunaikan dengan jiwa raga dan juga harta benda.
Contohnya adalah ibadah haji dan umrah.
Ibadah ghairu mahdlah
Ibadah ghairu mahdhah merupakan segala perbuatan yang mendatangkan kebaikan
dan dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Ibadah ini dilakukan antar sesama
manusia (muamalah) atau hubungan horizontal yang tidak hanya terkait dengan hubungan
dengan Allah SWT saja. Ibadah ghairu mahdhah dilakukan berdasarkan perintah, anjuran,
atau tidak adanya larangan terhadap suatu perbuatan. Ibadah ini juga bersifat rasional.
Contoh ibadah ghairu mahdhah adalah silaturahmi, menjenguk orang sakit, sedekah
membangun masjid, dan kegiatan yang bermanfaat lainnya. pelaksanaan ibadah ghairu
mahdhah terdapat dalam surat Al Maidah ayat 2 Allah SWT berfirman :
ٰۤا
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل ُتِح ُّلْو ا َش َع ۤا ِٕىَر ِهّٰللا َو اَل الَّش ْهَر اْلَح َر اَم َو اَل اْلَهْد َي َو اَل اْلَقۤاَل ِٕىَد َو ٓاَل ِّم ْيَن اْلَبْيَت اْلَح َر اَم َيْبَتُغ ْو َن َفْض اًل ِّم ْن َّرِّبِهْم
َو ِرْض َو اًناۗ َوِاَذ ا َح َلْلُتْم َفاْص َطاُد ْو اۗ َو اَل َيْج ِرَم َّنُك ْم َشَنٰا ُن َقْو ٍم َاْن َص ُّد ْو ُك ْم َع ِن اْلَم ْس ِج ِد اْلَح َر اِم َاْن َتْعَتُد ْو ۘا َو َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اْلِبِّر
َو الَّتْقٰو ۖى َو اَل َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اِاْل ْثِم َو اْلُع ْد َو اِن ۖ َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِب
SOAL 2 : Tuliskan ayat dan tafsir yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia,
serta jelaskan tahapan penciptaan manusia menurut Al-Qur’an!
Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia.
Surah Al – Mu’minun ayat 12 – 14
Al – Mu’minun ayat 12 :
ۚ َو َلَقْد َخ َلْقَنا اِاْل ْنَساَن ِم ْن ُس ٰل َلٍة ِّم ْن ِط ْيٍن
Artinya : “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari sari pati (yang berasal) dari
tanah.”
Artinya : “Kemudian, Kami menjadikannya air mani di dalam tempat yang kukuh (rahim).”
Artinya : “Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang menggantung (darah). Lalu,
sesuatu yang menggantung itu Kami jadikan segumpal daging. Lalu, segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah sebaik-baik
pencipta.”
Artinya : “Wahai manusia, jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, sesungguhnya Kami
telah menciptakan (orang tua) kamu (Nabi Adam) dari tanah, kemudian (kamu sebagai
keturunannya Kami ciptakan) dari setetes mani, lalu segumpal darah, lalu segumpal daging,
baik kejadiannya sempurna maupun tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu (tanda
kekuasaan Kami dalam penciptaan). Kami tetapkan dalam rahim apa yang Kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan. Kemudian, Kami mengeluarkanmu sebagai bayi, lalu
(Kami memeliharamu) hingga kamu mencapai usia dewasa. Di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (ada pula) yang dikembalikan ke umur yang sangat tua sehingga dia tidak
mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya (pikun). Kamu lihat bumi itu kering. Jika
Kami turunkan air (hujan) di atasnya, ia pun hidup dan menjadi subur serta menumbuhkan
berbagai jenis (tetumbuhan) yang indah.”
Tahapan primordial
Pada tahapan ini dijelaskan bahwa manusia diciptakan pertama kali dari saripati
tanah dan diberikan ruh dengan bentuk yang sempurna. Dalam surah Al Mu’minun ayat 14
ditemukan kata sulalah yang diartikan para ulama sebagai tanah, Itu tentunya dilakukan oleh
Allah pada manusia pertama yaitu Nabi Adam.
Tahapan biologi
Tahapan ini menjelaskan proses penciptaan fisik manusia mulai dari air mani hingga
menjadi janin dalam kandungan. Proses ini terdiri dari berbagai fase yaitu nutfah, alaqah,
mudgah, tulang belulang, dan peniupan ruh. Berikut penjelasan singkat dari masing-masing
fase tersebut.
1. Nuthfah
Nutfah diartikan sebagai pancaran mani yang keluar dari alat kelamin pria
dan mengandung ratusan juta benih yang dikenal sebagai sperma. Sebagaimana
disebutkan dalam surah As-Sajdah ayat 9:
ُثَّم َس ّٰو ىُه َو َنَفَخ ِفْيِه ِم ْن ُّر ْو ِح ٖه َو َج َعَل َلُك ُم الَّس ْمَع َو اَاْلْبَص اَر َو اَاْلْفِٕـَد َۗة َقِلْياًل َّم ا َتْشُك ُرْو َن
3. Mudgah
Mudgah adalah segumpal daging atau tempat pembentukan janin. Fase ini
dimulai kira-kira pada minggu keempat masa kehamilan.
4. Tulang belulang
Bahwa perkembangan janin dalam rahim ibu sama persis sebagaimana yang
disampaikan dalam Alquran. Di fase ini, embrio mengalami perubahan bentuk dari
yang sebelumnya hanya segumpal daging sampai akhirnya berbalut kerangka atau
tulang.
5. Peniupan ruh
Menurut tafsir Ibnu Katsir, firman Allah dalam surat Al Muminun ayat 14
yang berbunyi, “Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain,” artinya
Allah meniupkan ruh di dalam janin sehingga ia menjadi makhluk berbentuk lain
yang mempunyai pendengaran, penglihatan, rasa, akal, dan juga gerakan. Peniupan
roh oleh Allah merupakan puncak dari segala proses penciptaan manusia. Sebab fase
ini menandakan adanya sesuatu yang dianugerahkan kepada manusia yang
menjadikannya berbeda dari makhluk ciptaan Allah lain-Nya.
SOAL 3 : Al-Quran menyebutkan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Jelaskan istilah-istilah
yang digunakan tersebut!
1. Basyar
Di dalam Al-Qur‘an manusia sebagai basyar disebutkan sebanyak 36 kali
dan tersebar pada 26 surah kata basyar tidak hanya disebutkan untuk manusia
biasa. Tetapi juga disebutkan untuk Nabi dan Rasul, karena itu menandakan bahwa
Nabi dan Rasul itu juga memiliki sifat manusia biasa seperti, makan, minum, tidur,
terjadi penuaan dan mati. Manusia sebagai basyar ini lebih diartikan kepada
biologis,fisik,jasmaniah atau jasadiahnya. Basyar juga mengandung pengertian
bahwa manusia akan berketurunan yaitu mengalami proses reproduksi seksual, dan
kata basyar juga mengindikasikan bahwa manusia itu hidup itu berproses untuk
mencapai pada tahap dewasa.
2. Insan
Insan disebut dalam Al-Qur‘an sebanyak 65 kali dan tersebar dalam 43 surat,
insan memiliki arti lupa. Ibnu Mandzur dalam bukunya; yang bernama Lisan Al-‘Arab
yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a berkata “Sesungguhnya manusia dinamakan
al-insan, karena ia diamanatkan kemudian ia melupakannya”. kesimpulan yang
dapat diambil, bahwa Allah SWT telah memberikan amanat kepada manusia. Namun
manusia itu sendiri yang ingkar atau lupa terhadap apa yang diamanatkan oleh
Allah. Allah mengangkat manusia sebagai Khalifah di bumi itu karena insan –nya ini,
bukan karena basyarnya saja. Allah mengangkat manusia sebagai khalifah di bumi ini
karena manusia memiliki akal yang digunakan untuk berfikir. Kata insan bisa
dijumpai salah satunya didalam surat at-Tin ayat 4.
3. Bani adam
Manusia disebut sebagai Bani Adam untuk merujuk asal-usulnya sebagai
keturunan Nabi Adam AS. Penggunaan istilah Bani Adam menunjukkan bahwa
manusia bukan hasil dari evolusi makhluk anthropus (sejenis kera). Manusia dalam
pandangan Al-Quran bukan makhluk anthropomorfisme, yaitu makhluk penjasadan
sifat-sifat Tuhan. Alquran menggambarkan manusia sebagai makhluk theomorfis
yang memiliki sesuatu yang agung di dalam dirinya. Al-Quran memandang manusia
sebagai makhluk yang suci dan mulia, bukan sebagai makhluk yang kotor dan penuh
dengan dosa, sebagaimana pandangan mereka bahwa nabi Adam dan Hawa yang
diturunkan dari surga karena melanggar larangan Allah merupakan asal mula hakikat
manusia sebagai pembawa dosa bawaan (turunan). Alquran memuliakan manusia
sebagai makhluk surgawi, yang sedang dalaam perjalanan menuju kehidupan
spiritual yang suci dan abadi di akhirat kelak.
SOAL 4 : Manusia juga disebut sebagai khalifah. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan manusia
untuk merealisasikan peran sebagai khalifah!
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan manusia untuk merealisasikan peran sebagai
khalifah:
1. Menghormati dan menjaga keanekaragaman hayati
Manusia harus menghargai dan melindungi keanekaragaman hayati yang
ada di bumi. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak melakukan eksploitasi berlebihan
terhadap spesies-spesies yang ada, serta mendukung upaya konservasi dan
perlindungan terhadap flora dan fauna.
Tugas manusia sebagai khalifah dimuka bumi sebagaimana firman Allah dalam surat Al - Baqarah
ayat 30 :
ٰۤل
َوِاْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم ِٕىَك ِة ِاِّنْي َج اِع ٌل ِفى اَاْلْر ِض َخ ِلْيَفًةۗ َقاُلْٓو ا َاَتْج َع ُل ِفْيَها َم ْن ُّيْفِس ُد ِفْيَها َو َيْس ِفُك الِّد َم ۤا َۚء َو َنْح ُن ُنَس ِّبُح ِبَحْمِد َك َو ُنَقِّدُس َلَك ۗ َقاَل ِاِّنْٓي
َاْعَلُم َم ا اَل َتْع َلُم ْو َن
Artinya : “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?”
Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
SOAL 5 : Islam berjuang untuk tegaknya masyarakat yang beradab dan sejahtera. Jelaskan prinsip-
prinsip untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera!
Islam memiliki prinsip-prinsip yang penting untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan
sejahtera. Berikut adalah beberapa prinsip utama yang dapat dijelaskan:
1. Keadilan
Menegakan keadilan merupakan kemestian yang bersifat fitrah yang harus
ditegakkan oleh setiap individu sebagai perjanjian primordial dimana manusia
mengakui Allah sebagai tuhannya. Keadilan merupakan sunnatullah dimana Allah
menciptakan alam semesta ini dengan prinsip keadilan dan keseimbangan. Dalam
Al – Qur’an keadilan itu disebut sebagai hukum keseimbangan yang menjadi hukum
jagat raya. Keadilan juga merupakan sikap yang paling dekat dengan taqwa.
2. Supremasi hukum
Keadilan seperti disebutkan diatas harus di praktikkan dalam semua aspek
kehidupan. Dimulai dari menegakkan hukum. Menegakkan hukum yang adil
merupakan Amanah yang diperintahkan untuk dilaksanakan kepada yang berhak.
Dalam surah An – Nisaa, ayat 58 ditegaskan :
ٰٓل
ِاَّن َهّٰللا َيْأُم ُر ُك ْم َاْن ُتَؤ ُّد وا اَاْلٰم ٰن ِت ِا ى َاْهِلَهۙا َوِاَذ ا َح َك ْم ُتْم َبْيَن الَّناِس َاْن َتْح ُك ُم ْو ا ِباْلَع ْد ِل ۗ ِاَّن َهّٰللا ِنِع َّم ا َيِع ُظُك ْم ِبٖه ۗ ِاَّن َهّٰللا
َك اَن َسِم ْيًع ۢا َبِص ْيًرا
3. Egalitarianisme
Artinya adalah persamaan, tidak mengenal system dinasti geneologis.
Artinya adalah bahwa masyarakat madani atas prestasi. Karena semua manusia itu
dihargai bukan atas dasar geneologis. Oleh karena itu prinsip egalitarianism inilah
akan terwujud keterbukaan dimana seluruh anggota masyarakat berpartisipasi
untuk menentukan pemimpinnya dan dalam menentukan kebijakan-kebijakan public
yang dalam bahasa Al – Qur’an adalah takwa yang dijelaskan didalam surah Al –
Hujuraat ayat 13 :
ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ِاَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّو ُاْنٰث ى َو َجَع ْلٰن ُك ْم ُش ُعْو ًبا َّو َقَبۤا ِٕىَل ِلَتَع اَر ُفْو اۚ ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهّٰللا َاْتٰق ىُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َع ِلْيٌم َخ ِبْيٌر
Artinya : “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Mahateliti.”
4. Pluralisme
Sikap dimana kemajemukan merupakan sesuatu yang harus diterima
Sebagian dari realitas obyektif. Pluarisme tidak Sebatas mengakui bahwa masyarakat
itu plural melainkan juga harus disertai dengan sikap yang tulus bahwa keberagaman
merupakan bagian dari karunia Allah dan rahmat-Nya. Sikap toleran dan saling
menghormati itu dinyatakan dalam Al – Qur’an, antara lain :
- Surah Yunus ayat 99 :
َو َلْو َش ۤا َء َر ُّبَك ٰاَل َم َن َم ْن ِفى اَاْلْر ِض ُك ُّلُهْم َج ِم ْيًع ۗا َاَفَاْنَت ُتْك ِرُه الَّناَس َح ّٰت ى َيُك ْو ُنْو ا ُم ْؤ ِمِنْيَن
Artinya : “Janganlah kamu memaki (sesembahan) yang mereka sembah selain Allah
karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa (dasar)
pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan
mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Dia akan
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.
5. Pengawasan sosial
Pengawasan sosial sangat penting diterapkan pada masyarakat agar tidak
terjadi penyelewengan yang mungkin saja dapat terjadi. Pengawasan sosial
merupakan sebuah keharusan yang bisa dilakukan oleh individu maupun lembaga
untuk membentuk suatu lingkungan masyarakat yang beradab dan sejahtera.
Tentunya pengawasan sosial yang tepat haruslah berlandaskan husnu-aldzan. Bahwa
manusia pada dasarnya adalah baik :
- Surah Ar – Ruum ayat 30 :
َفَاِقْم َو ْج َهَك ِللِّدْيِن َح ِنْيًفۗا ِفْط َر َت ِهّٰللا اَّلِتْي َفَطَر الَّناَس َع َلْيَهۗا اَل َتْبِد ْيَل ِلَخ ْلِق ِهّٰللاۗ ٰذ ِلَك الِّدْيُن اْلَقِّيُۙم َو ٰل ِكَّن َاْكَثَر الَّناِس اَل
َيْع َلُم ْو َۙن
Artinya : “Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai)
fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada
perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Oleh karena manusia secara fitrah baik dan suci, maka kejahatan yang
dilakukan bukan kerena inheren didalam dirinya akan tetapi lebih disebabkan oleh
faktor – faktor luar yang mempengaruhinya. Karena itu, agar manusia tetap berada
dalam kebaikan sebagaimana fitrahnya diperlukan adanya pengawasan sosial. Dalam
Al -Qur’an surah Al – Ashr ayat 1 – 3 ditegaskan :
- Al – Ashr Ayat 1 :
َو اْلَع ْص ِۙر
- Al – Ashr Ayat 2 :
ِاَّن اِاْل ْنَساَن َلِفْي ُخ ْس ٍۙر
- Al – Ashr Ayat 3 :
ࣖ ۗ ِااَّل اَّلِذ ْيَن َم ُنْو ا َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰح ِت َو َتَو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق ۙە َو َتَو اَص ْو ا ِبالَّصْبِر
ٰا
Artinya : “kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling
menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.”