0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan19 halaman

RPP 107914

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 19

FORMAT DAN TATA CARA PENULISAN

TUGAS AKHIR SKRIPSI DAN KARYA

Tata cara penulisan meliputi: bahan dan ukuran, pengetikan, penomoran,

tabel dan gambar, bahasa, dan penulisan nama.

A. Bahan dan Ukuran

Bahan dan ukuran naskah diuraikan berikut ini:

1. Bahan

Bahan naskah dibuat di atas kertas HVS putih 80 gram dan tidak bolak-

balik. Antar bab diberi halaman penyekat dengan kertas HVS warna Biru

Muda 60 gram, dengan logo ISI Surakarta pada pusat (center) kertas.

2. Ukuran

Ukuran kertas naskah dan penyekat adalah A4.

B. Pengetikan

Cara pengetikan mencakup: jenis dan ukuran huruf, bilangan dan satuan,

jarak baris, batas tepi, pengisian ruangan, alinea baru, permulaan kalimat, judul

dan subjudul, perincian ke bawah, letak simetris.

1. Jenis dan ukuran huruf

a. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman, pada pengetikan

naskah ukuran yang digunakan 12 pt, sedangkan pengetikan footnote,

keterangan gambar/foto, dan teks isi tabel dengan ukuran 11 pt.

b. Huruf miring (italic) digunakan untuk pengetikan istilah asing dan atau

lokal/daerah yang belum diserap ke dalam Bahasa Indonesia.


c. Huruf, simbol, tanda, atau notasi yang tidak dapat diketik (jika ada) ditulis

tangan dengan rapi memakai tinta hitam.

2. Bilangan dan satuan

a. Penulisan bilangan di atas sembilan dalam kalimat diketik dengan angka,

kecuali pada rincian ke bawah. Jika bilangan terdapat pada permulaan

kalimat, harus ditulis dengan huruf.

b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (,) misalnya: berat badan 50,5 kg.

c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya tanpa titik di belakang,

misalnya: m (meter), g (gram), kg (kilogram), kal (kalori), dan seterusnya.

3. Jarak baris

a. Jarak baris diketik dua spasi, kecuali abstrak, kutipan langsung, judul

tabel, keterangan gambar, catatan kaki (footnote), dan daftar acuan

(pustaka) diketik dengan jarak satu spasi.

b. Jarak baris diketik tiga spasi hanya digunakan untuk jarak antara judul bab

dan judul subbab, antara judul subbab dan judul anak subbab, judul subbab

atau judul anak subbab dengan uraian, antara uraian dan judul subbab atau

judul anak subbab, bingkai gambar dan keterangan gambar atau

keterangan gambar dengan uraian.

4. Batas tepi

Batas-batas pengetikan (margin) setelah naskah dijilid diatur sebagai berikut.


a. Tepi atas : 4 cm
b. Tepi bawah : 3 cm
c. Tepi kiri : 4 cm
d. Tepi kanan : 3 cm
5. Pengisian ruangan
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh; pengetikan

harus mulai dari batas tepi kiri sampai ke batas tepi kanan (justify).

6. Alinea baru

Awal kalimat pada alinea baru dimulai dengan tujuh ketukan (tab) dari batas

tepi kiri.

7. Kalimat judul bab, subbab, anak subbab, dan seterusnya

a. Kalimat judul bab harus ditulis dengan huruf kapital semua (uppercase),

dicetak tebal (bold) dengan ukuran huruf 12, diatur rata tengah, dengan

jarak 4 cm tepi atas tanpa titik. Nomor bab menggunakan angka

Romawi.Contoh:

BAB I

PENDAHULUAN

b. Kalimat subbab ditulis rata tengah, dan penomorannya dengan huruf

kapital. Setiap kata diawali dengan huruf kapital, kecuali kata penghubung

dan kata depan, dan dicetak tebal. Akhir kalimat tidak diakhiri dengan

titik. Kalimat pertama sesudah judul subbab dimulai dengan alinea baru.

Contoh:

A. Latar Belakang

c. Kalimat anak subbab diketik mulai dari tepi kiri dan dicetak tebal, dan

penomorannya dengan angka Arab. Setiap kata diawali dengan huruf


kapital; tanpa diakhiri titik dan diberi. Kalimat pertama, sesudah judul

anak subbab dimulai dengan alinea baru.

Contoh:

1. Medium Karya Seni

d. Kalimat subanak subbab diketik mulai dari tepi kiri dan dicetak tebal.

Setiap kata diawali dengan huruf kapital, kecuali kata penghubung dan kata

depan; tanpa diakhiri titik dan diberi nomor urut huruf. Kalimat pertama,

sesudah judul anak subbab dimulai dengan alinea baru.Contoh:

a. Medium Visual

e. Kalimat sub-anak subbab selanjutnya, ditulis mulai dari ketukan ketujuh,

diakhiri dengan titik, dicetak tebal dan miring. Kalimat pertama diketik

terus ke belakang, dalam satu baris dengan judul sub-anak subbab. Contoh:

1). Gambar Visual

8. Perincian ke bawah

Jika pada penulisan naskah ada perincian yang harus disusun ke bawah,

menggunakan nomor urut dengan angka atau huruf sesuai dengan derajat

perincian.

Misalnya:

I, A, 1, a, 1), a), (1), (a).Penggunaan bulleted list yang ditempatkan di depan

perincian tidak dibenarkan.


9. Letak simetris

Gambar, tabel, judul bab, dan judul subbab diketik rata tengah. Data

pendukung tersebut dapat disajikan dalam format vertikal (portrait) atau

horizontal (landscape).

C. Penomoran

Bagian ini terdiri dari penomoran halaman, tabel, dan gambar.

1. Halaman

a. Bagian awal naskah Tugas Akhir, diberi nomor halaman dengan angka

Romawi kecil (..., ii, iii, iv, dst), dan ditulis di bagian tengah bawah,

kecuali pada halaman judul nomor halaman tidak dimunculkan (tetapi

tetap dihitung keberadaannya).

b. Bagian utama dan bagian akhir, mulai dari Bab I Pendahuluan sampai

dengan halaman terakhir, diberi nomor dengan angka Arab (..., 3, 4, 5, dan

seterusnya). Nomor halaman ditempatkan di sebelah tengahbawah, kecuali

pada judul bab nomor halaman tidak dimunculkan (tetapi tetap dihitung

keberadaannya).

2. Tabel

a. Nomor tabel yang diikuti dengan judul ditempatkan rata tengah di atas

tabel, tanpa diakhiri dengan titik.

b. Setiap kata pada judul tabel diawali dengan huruf kapital (capitalize each

word)
c. Pengetikan tabel sebaiknya tidak dipenggal, kecuali jika tabel terlalu

panjang. Pemenggalan dilakukan tidak melebihi kolom tabel, dan diketik

rata tengah.

d. Nomor dan keterangan tabel ditulis satu spasi dengan ukuran huruf 11 pt.

(Contoh tabel lihat lampiran ).

3. Gambar

a. Bagan, grafik, peta, gambar, dan foto, semuanya disebut gambar (tidak

dibedakan).

b. Nomor gambar yang diikuti dengan keterangannya diketik rata tengah di

bawah gambar tanpa diakhiri titik.

c. Panjang teks keterangan tidak boleh melebihi ukuran gambar, dan diketik

dalam satu spasi.

d. Gambar dan keterangan gambar diupayakan diketik dalam halaman yang

sama dengan deskripsi yang didukungnya.

e. Letak gambar diatur supaya simetris.

f. Keterangan gambar berisi penjelasan gambar secara singkat dan padat,

sumber/pemilik gambar, dan tahun pengambilan gambar.

g. Nomor dan keterangan gambar ditulis satu spasi dengan ukuran huruf 11

pt.

(Contoh lihat Lampiran).

D. Bahasa

1. Bahasa yang digunakan


Bahasa yang digunakan ialah Bahasa Indonesia yang baku sesuai dengan

EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

2. Bentuk kalimat

a. Kalimat yang lengkap: ada subjek dan predikat, ditambah dengan objek

dan keterangan.

b. Kata ganti orang pertama dan orang kedua, baik tunggal maupun jamak

(saya, aku, kamu, engkau, beliau, kami, mereka, kita) tidak diperbolehkan,

maka kalimat perlu ditulis dalam bentuk pasif.

c. Ucapan terimakasih pada Kata Pengantar, kata saya diganti dengan

penulis, dan diperbolehkan mencantumkan nama dan gelar lengkap, serta

kata sebutan.

d. Kata penghubung, seperti sehingga, dan, sedangkan, dalam, tidak

diperbolehkan diletakkan pada awal kalimat.

e. Kata di mana dan dari, pemakaiannya tidak boleh diperlakukan seperti

kata where dan of dalam bahasa Inggris. Dalam penulisan karya tulis

ilmiah, bentuk yang demikian itu tidak baku dan jangan digunakan.

f. Awalan ke dan di harus dibedakan dengan kata depan ke dan di.

3. Istilah

a. Istilah yang dipakai ialah istilah Indonesia atau istilah asing yang sudah di-

Indonesia-kan. Utamakan penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan

proposal dan laporan Tugas Akhir.

b. Jika memakai istilah asing atau lokal (yang belum di-Indonesia-kan),

ditulis dengan huruf italic (cetak miring).


4. Kutipan

Soal etika menggunakan sumber berkenaan dengan pekerjaan kutip-

mengutip. Alangkah tidak etis apabila seorang peneliti mengutip suatu

sumber atau hasil penelitian orang lain tanpa memberitahukan identitas

sumber yang dikutip. Juga tidak etis apabila peneliti mengutip sebuah

sumber yang sebenarnya telah dilakukan oleh seorang peneliti (terdahulu),

tetapi diakui sebagai kutipan sendiri. Kutipan yang etis adalah, peneliti

harus berusaha untuk mendapatkan sumber yang dikutip oleh seorang

peneliti (terdahulu) tersebut.Hal tersebut penting agar apabila terjadi

kesalahan mengutip pada peneliti (terdahulu) tidak terulang kembali.

Pentingnya penulisan kutipan harus ditaati oleh civitas akademika

karena sudah diatur oleh peraturan perundangan-perundangan yaitu

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor17 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi tertanggal 16

Agustus 2010.

a. Kutipan kurang dari 3 (tiga) baris, diketik 2 (dua) spasi yang diawali

dan diakhiri dengan tanda petik (”...”). Kutipan langsung (kuotasi)

ditulis dalam bahasa aslinya, kalau lebih dari 3 baris diketik satu spasi

menjorok ke dalam 5 (lima) hentakan (indent), dan diakhiri dengan

tanda petik (”...”).

b. Kutipan tidak langsung (paraphrase) adalah kutipan yang telah diolah

sesuai dengan gaya bahasa pengutip, diketik 2 (dua) spasi dengan


menyebutkan literatur dengan memberi nomor urut sesuai dengan

aturan atau tata cara footnote.

c. Kutipan penggalan diketik menggunakan tiga buah titik (...) di awal, di

tengah, atau di akhir kutipan.

E. Penulisan Nama

Penulisan nama mencakup nama penulis yang diacu dalam uraian, daftar

acuan (pustaka), nama yang lebih dari satu kata, nama dengan garis penghubung,

nama yang diikuti dengan singkatan, dan derajat kesarjanaan.

1. Nama penulis yang diacu dalam uraian

Penulis yang tulisannya diacu dalam uraian hanya disebutkan nama

akhirnya saja, dan kalau lebih dari dua orang hanya nama akhir penulis

pertama yang dicantumkan diikuti dengan dkk atau et.al.Contoh:

a. Menurut Soegeng Toekio M. (2007)....

b. Topeng Malang kurang berkembang (Sal Murgiyanto dan AM.

Munardi, 2000) karena ....

c.Pertumbuhan dan perkembangan wayang Indonesia dipengaruhi oleh

kondisi politik dan ekonomi (Murtiyoso dkk, 2004)....

Penulis buku ini sesungguhnya terdiri dari lima orang, yaitu Bambang

Murtiyoso, Waridi, Suyanto, Kuwato, dan Harijadi Tri Putranto.

2. Nama penulis dalam daftar acuan

Dalam daftar acuan (pustaka), semua penulis harus dicantumkan namanya,

dan tidak boleh hanya penulis pertama ditambah dkk atau et.al. saja seperti

dalam uraian.Contoh:
Ranang Agung Sugihartono, Basnendar Herry Prilosadono, dan Asmoro Nurhadi
Panindias. 2010. Animasi Kartun: Dari Analog Sampai Digital….

Tidak boleh hanya: Ranang AS., dkk atau Sugihartono, et.al.

3. Nama penulis lebih dari satu kata

Jika nama penulis terdiri atas dua kata atau lebih, cara penulisannya ialah

nama akhir diikuti dengan koma, nama depan, tengah, dan seterusnya, yang

semuanya diberi titik, atau nama akhir diikuti nama depan, tengah, dan

seterusnya. Khusus untuk nama-nama Indonesia, penulisannya tidak dibalik

seperti nama orang Barat.Contoh:

a. Clifford Geertz, ditulis: Geertz, Clifford.

b. Soegeng Toekio ditulis: Soegeng Toekio

c. G. Sidharta Soegijo ditulis: G. Sidharta Soegijo

d. A.D. Pirous ditulis: A.D. Pirous

4. Nama dengan garis penghubung

Kalau nama penulis dalam sumber aslinya ditulis garis penghubung diantara

dua kata, keduanya dianggap sebagai satu kesatuan, maka penulisannya

tidak perlu diubah.

Contoh:

Sulastin-Sutrisno, ditulis: Sulastin-Sutrisno

5. Nama yang diikuti dengan singkatan

Nama yang diikuti dengan singkatan dianggap bahwa singkatannya itu

menjadi satu dengan kata yang ada di depannya.Contoh:

Fariz R.M., ditulis: Fariz R.M.

6. Gelar
Gelar akademik (kesarjanaan) dan non akademik (kebangsawanan,

keagamaan) tidak boleh dicantumkan dalam teks/uraian dan Daftar Acuan.

Pencantuman gelar dan sebutan hanya diperbolehkan dalam Kata Pengantar

saja.

Contoh:

Prof. Dr. Dharsono, M.Sn., ditulis: Dharsono

Ki Prof. Dr. H. Amri Yahya, ditulis: Amri Yahya

F. Penulisan Daftar Acuan

Daftar acuan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel atau

yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam teks atau uraian di

Tugas Akhir. Informasi atau data yang dikutip tersebut harus dicantumkan

sumbernya dalam Daftar Acuan, sedangkan yang hanya dibaca tetapi tidak

dikutip, tidak perlu dimasukkan dalam Daftar Acuan.

Nama penulis asing (Barat) ditulis dengan urutan nama akhir diikuti koma

dan nama awalnya, kecuali nama penulis Indonesia tidak perlu dibalik karena

tidak berlaku umum penggunaan nama keluarga pada nama akhir seseorang

sebagaimana di Barat. Jika sumber acuan/rujukan ditulis oleh tim penulis, maka

semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar acuan. Selain itu gelar

akademik, kebangsawanan, adat, dan keagamaan yang dimiliki penulis tidak boleh

dituliskan dalam Daftar Acuan.

Penulisan Daftar Acuan mengikuti standar internasional yaitu format

HARWARD, yang berturut-turut meliputi (1) nama penulis, (2) tahun penerbitan,
(3) judul, termasuk anak judul (subjudul), (4) kota tempat penerbitan, dan (5)

nama penerbit.

1. Buku yang diterbitkan

Cara menulis pustaka dari buku teks meliputi nama penulis, tahun terbit,judul

buku ditulis teks miring, (jilid, edisi, dan penerjemah: kalau ada), nama kota

dan nama penerbit yang dipisahkan dengan titik dua (:).Contoh:

Achmad Sjafi’i. 2001. Nirmana Datar. Surakarta: STSI Press.


Zoetmulder, P.J. 1985. Kalangwan: Sastra Jawa Kuna Selayang
Pandang. Terjemahan oleh Dick Hartoko. Jakarta:
Djambatan.
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah, Edisi kedua.Yogyakarta:
Penerbit Tiara Wacana.

Jika beberapa buku acuan ditulis oleh penulis yang sama dan diterbitkan

dalam tahun yang sama, maka data tahun penerbitan diikuti di belakangnya

oleh lambang a,b,c dan seterusnya yang urutannya sesuai abjad.

2. Laporan Penelitian, Skripsi, Tugas Akhir, Tesis, dan Disertasi

Cara menulisnya meliputi nama penulis, tahun, judul penelitian/skripsi/tugas

akhir/tesis/disertasi yang ditulis dengan cetak miring, diikuti dengan

pernyataan laporan penelitian/tugas akhir/skripsi/tesis/disertasi tidak

dipublikasikan, nama kota, dan nama perguruan tinggi atau lembaga

penyandang dana. Contoh:

Kusmadi. 2014.Mebel Kayu Berukir sebagai Salah Satu Perwujudan


Pelestarian Karya Bernuansa Lokal. Laporan penelitian tidak
diterbitkan. Surakarta: ISI Surakarta.
Renda Widhi Andaru. 2015. Kajian Visual Figur Bima Wanda Lindu
Panon pada Wayang Kulit Purwa Garapan Bambang Suwarno.
Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: ISI Surakarta.
3. Dokumen yang ditulis atas nama lembaga, bukan penulis

Cara menulisnya adalah nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis

paling depan, dikuti dengan tahun, judul dokumen yang dicetak miring, nama

kota dan nama lembaga yang bertanggung jawab atas penerbitan dokumen

tersebut.

Contoh:

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2015.


Pedoman Pemilihan Mahasiswa BerprestasiProgram Sarjana.
Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi.

4. Dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu

penerbit/lembaga atau tanpa penulis, lembaga, dan penerbit

Cara menulisnya adalah judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal

dengan cetak miring. Jika dokumen tersebut diterbitkan, maka penulisannya

dilanjutkan dengan tahun penerbitan, nama kota dan nama penerbit. Contoh:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008


tentangInformasi dan Transaksi Elektronik.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 87
Tahun 2014 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan
Tinggi. 2014. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

5. Artikel

a.Artikel jurnal ilmiah

Cara menulisnya yaitu nama penulis, tahun terbit, judul artikel ditulis cetak

biasa dengan huruf besar di setiap awal kata kecuali kata depan dan kata
hubung, nama jurnal dicetak miring (italic), diikuti jurnal volume berapa

dan nomor berapa, serta nomor halaman artikel tersebut. Contoh:

Sapto Hudoyo dan Prajanata B.M. 2015. Representasi Keluarga Jawa


dalam Film Jokowi. JurnalCapture, Vol. 6 No.1, hal.90-105.

b.Artikel/makalah disajikan dalam Workhsop, Penataran, Lokakarya, atau

Seminar

Cara menulisnya adalah nama penulis, tahun, judul artikel ditulis cetak

miring dengan huruf besar di setiap awal kata kecuali kata depan dan kata

hubung, diikuti keterangan ”Makalah disajikan dalam ...”., lembaga

penyelenggara, tempat kegiatan, dan tanggal serta bulan.Contoh:

Widihardjo. 2007. Metodologi Perancangan Desain Interior.


Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Metodologi
Penciptaan Seni dan Desain. ISI Surakarta, Surakarta, 29
Nopember.

c. Artikel majalah atau koran

Cara menulisnya adalah nama penulis,tanggal bulan dan tahun, judul artikel

ditulis cetak biasa dengan huruf besar di setiap awal kata kecuali kata depan

dan kata hubung, nama koran atau majalahhuruf besar di setiap awal kata

dicetak miring (italic), diikuti nomor halaman artikel tersebut. Jika artikel

tersebut tanpa nama penulis, maka nama koran atau majalah ditempatkan di

awal. Contoh:

Iwan J. Kurniawan. 7 Juni 2015. Seni Tanpa Sekat. Media Indonesia,


hlm.10.
Ekky Imanjaya. Januari-Pebruari 2012. Jejak Estetika Neorealisme
pada Sinema Kita. Visual Arts. Hal. 62-66

d. Artikel internet berupa karya individual


Cara menulisnya adalah nama penulis, tahun, judul artikel ditulis cetak

miring dengan huruf besar di setiap awal kata kecuali kata depan dan kata

hubung, diikuti keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan

alamat website sumber rujukan dilengkapi keterangan kapan diaksesnya di

antara tanda kurung. Contoh:

Oscar Motuloh. 2012.Julian Sihombing, "Ars Longa Vita Blues",


(Online), (http://www.antaranews.com/berita/338582/julian-
sihombing-ars-longa-vita-blues diakses 6 Juni 2015).

e. Artikel internet berupa artikel jurnal

Cara menulisnya adalah nama penulis, tahun, judul artikeldengan huruf

besar di setiap awal kata kecuali kata depan dan kata hubung, nama jurnal

ditulis cetak miring, diikuti keterangan dalam kurung (Online), volume dan

nomor, dan diakhiri dengan alamat website sumber rujukan dilengkapi

keterangan kapan diaksesnya di antara tanda kurung. Contoh:

Aries Budi Marwanto.2009.Eksperimentasi Penciptaan Karya


Keramik Monumental dengan Tungku Rekayasa, Jurnal
Brikolase, (Online),Vol.1 No.1, (http://jurnal.isi-
ska.ac.id/index.php/brikolase/article/view/89 diakses 6 Juni
2015).

6. Manuskrip

Khusus untuk manuskrip yang tidak tercetak tetapi tersimpan di sebuah

perpustakaan atau museum, penulisan judulnya dengan huruf miring (italic).

Oleh karena tidak disebutkan nama pengarangnya, maka judul manuskrip

ditulis paling depan.

Contoh:
Beksa Tayub, Bondan Tuwin Wireng. Manuskrip koleksi Museum
Sanabudaya, No. PBE 69.

7. Diskografi

Referensi yang berbentuk dokumentasi berupa: PH (Piringan Hitam), kaset

audio (analog-digital), audio visual (analog-digital), foto, mikrofilm, karya

rupa (lukisan, diorama, relief, patung, dan sebagainya). Cara penulisannya

adalah nama kreator, judul karya, nama produser, nomor seri (jika ada), kota

dan tahun publikasi (jika ada).

Contoh: PH (Piringan Hitam)

Wayang Wong Sriwedari. 1942. Pergiwo-Pergiwati. Surakarta:

Lokananta.

Contoh: kaset audio

Narto Sabdo. 1983.Dewaruci. Rekaman seri CDK. 235.


Klaten:Kusuma Record.

Contoh: rekaman tidak dipublikasikan

Tim Produksi Etnomusikologi. 2003.Sora Buhun. Rekaman seri


musik etnik Program Studi Etnomusikologitidak
diterbitkan.Surakarta: STSI Surakarta.

Contoh: tidak diketahui nama pengkaryanya

Relief Borobudur Karmawibhangga. Foto koleksi Achmad Sjafi’i,

1999.

Contoh: karya rupa

Raden Saleh. Perjuangan Hidup. Lukisan koleksi Museum Nasional


RI. No. 231(Foto: Soegeng Toekio M., 1995).

Hal-hal yang belum diatur dalam contoh di atas dapat dianalogikan.


G. Daftar Narasumber

Penulisan narasumber diperlakukan secara sederhana dengan urutan: nama

narasumber, umur, tempat tinggal, dan catatan kredibilitas profesinya.Contoh:

Dharsono Sony Kartika, 63 tahun, Surakarta, kritikus dan penulis buku

astetika.

Soegeng Toekio M., 67 tahun, Surakarta, seniman kriya.

I Gusti Nengah Nurata, 58 tahun, Surakarta, kritikus dan pelukis.

Basuki Teguh Yuwono, 37 tahun, Surakarta, empu keris dan penulis buku

keris.

H. Catatan Bawah dan Istilah Baru/Asing

1. Footnote

Penulisan proposal dan laporan TA diperkenankan menggunakan model

footnote. Footnote adalah penjelasan mengenai sumber referensi atau

keterangan yang diperlukan, dan ditulis di bawah teks pada halaman yang

sama. Terdapat tiga jenis penggunaan Footnote, yaitu:

a. Footnote yang berupa penjelasan kutipan. Cara penulisannya: nomor

footnote, nama penulis (sebagaimana tercantum dalam sumber), dan

beberapa item seperti yang tercantum dalam contoh-contoh daftar acuan,

ditambah dengan nomor halaman.

b. Footnote juga dapat berisi keterangan berbagai masalah yang relevan

dengan pernyataan dalam teks.


c. Footnote yang berisi keterangan yang dikutip dari sumber referensi.

2. Istilah asing/baru/lokal/teknis

Istilah-istilah asing, baru, lokal, teknis yang belum dibakukan dalam bahasa

Indonesia dapat digunakan asalkan konsisten (jangan diganti dengan istilah

yang lain lagi). Pada penggunaan yang pertamakali harus dicetak miring, serta

diberikan padanannya dalam Bahasa Indonesia (ditulis dalam kurung). Jika

istilah tersebut padanannya sudah cukup dikenal (familier), penggunaannya

terlebih dulu dalam bahasa Indonesia kemudian diikuti istilah asingnya yang

ditulis dalam kurung.

a. Contoh istilah baru

Diskografi (Discography)

Akar rumput (Grassroot)

b. Contoh istilah asing

Ora et labora (berdoa sambil bekerja)

Ars longa vita brevis (seni itu panjang, hidup itu pendek)

d. Contoh istilah lokal

Jamasan(pewarangan bilah keris)

Nangguh (menduga)

c. Contoh istilah teknis

Jejeran (nama hulu keris)

Pakem (Patokan yang berlaku)

Pamor(Lapisan-lapisan berpola acak atau figuratif yang tampak

pada bilah keris)


Jika jumlah istilah tersebut banyak sekali, sebaiknya dibuatkan daftar istilah

berupa Glosarium, ditempatkan tersendiri di bagian belakang setelah Daftar

Acuan. Contoh:

GLOSARIUM

Gawangan Alat bantu membatik yang berbentuk gawang dengan


dua kaki di kanan dan kiri yang berfungsi sebagai
peyangga untuk bentangan kain.
Nglorot Proses melepaskan malam yang menempel di kain pada
proses membatik sebelumnya, dilakukan dengan cara
memasukan kain yang masih ada malamnya ke dalam bak
pencucian yang berisi air panas

Anda mungkin juga menyukai