Tugas 1 Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Di SD 217
Tugas 1 Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Di SD 217
Tugas 1 Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Di SD 217
Oleh:
SULISTYARINI
857552884
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PURWOKERTO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN S1 PGSD
2023.2
PENDAHULUAN
Kurikulum memegang kedudukan utama dalam pendidikan. Hal ini karena kurikulum
berkaitan erat dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya
menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Kurikulum
menyangkut suatu rencana dan pelaksanaan pendidikan baik di lingkup kelas, sekolah,
daerah, wilayah maupun nasional. Menurut Sukmadinata (2001: 5) kurikulum (curriculum)
merupakan suatu rencana yang memberikan pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan
belajar-mengajar.
Perubahan terhadap kurikulum pendidikan di Indonesia merupakan upaya lain untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Berbagai perubahan tersebut bertujuan untuk
menyempurnakan kurikulum sebelumnya, dimana kurikulum disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan tuntutan perkembangan jaman.
Tujuan lain adanya perubahan kurikulum bahwa perubahan kurikulum pada dasarnya bahwa
kurikulum harus bisa menjawab tantangan di masa depan dalam hal penguasaan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah.
Beberapa kurikulum yang telah diterapkan di Indonesia mulai tahun 2004 hingga
sekarang adalah sebagai berikut:
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Kurikulum 2004 dikenal juga dengan sebutan KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi) (paksa) merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
yang dinyatakan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
KBK ditandai dengan penekanan pada perolehan keterampilan peserta didik secara
individual dan klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keragaman.. Kemudian, dalam
kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan yang beragam.. Sumber belajar tidak hanya
berasal dari guru tetapi juga dari sumber belajar lain yang tanggap terhadap unsur
pembelajaran..
2. Program Pengajaran Tingkat Satuan (KTSP) 2006
Kurikulum 2006 dikenal juga dengan Program Pengajaran Tingkat Satuan (KTSP)
2006..” Tidak banyak perbedaan dibandingkan program tahun 2004, mulai dari review
konten, proses peserta didik mencapai tujuan kompetensi mata pelajaran hingga penilaian
teknis.
Perbedaan dengan Kurikulum 2004 terlihat pada kewenangan persiapan yang
mengacu pada semangat hierarki sistem pendidikan Indonesia.. Pemerintah pusat, dalam hal
ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek),
menetapkan standar keterampilan dan kompetensi dasar.. Guru harus mampu
mengembangkan kurikulum dan penilaiannya sendiri berdasarkan kondisi sekolah dan
wilayahnya.
3. Kurikulum 2013 (K-13)
Kurikulum 2013 menggantikan Kurikulum 2006 (KTSP). Program pelatihan tahun
2013 mempunyai 3 aspek penilaian yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan dan aspek
sikap perilaku. Pada Kurikulum 2013 khususnya mengenai materi pembelajaran telah
dilakukan penyederhanaan dan penambahan materi.. Materi yang disederhanakan bisa dilihat
pada Bahasa Indonesia, IPS, PPKn dan lain-lain, sedangkan materi tambahannya adalah
Matematika. Dalam program ini, guru mendorong peserta didik untuk mengamati, bertanya,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan apa yang mereka pahami setelah menerima materi
pembelajaran.
4. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Teknologi pada
Februari 2022 sebagai salah satu program Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Kurikulum Merdeka fokus pada pengembangan konten dan karakter esensial
dalam profil pelajar Pancasila. Proyek untuk menguatkan pencapaian Profil Pelajar Pancasila
dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek. Proyek
tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak
terikat pada konten mata pelajaran. Sekolah yang melaksanakan Kurikulum Merdeka akan
melalui beberapa tahapan implementasi, yaitu tahap Mandiri Belajar, kemudian Mandiri
Berubah, lalu terakhir Mandiri Berbagi.
PEMBAHASAN
Kurikulum Merdeka merupakan kebijakan Kemendikbudristek dalam menjawab krisis
pembelajaran (learning crisis) yang selama ini terjadi di Indonesia yang ditambah persoalan
hilangnya pembelajaran (learning loss) akibat pandemi Covid-19. Kurikulum tersebut
menekankan pembelajaran yang lebih berfokus pada materi esensial dengan struktur kurikulum
yang lebih fleksibel sehingga memberi keleluasan bagi guru untuk menggunakan berbagai
perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih
berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan
minat peserta didik.
Kurikulum Merdeka menawarkan pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum
pendidikan di Indonesia, yang sebelumnya terkesan terlalu kaku dan kurang fleksibel.
Kurikulum ini juga merupakan opsi bagi semua satuan pendidikan yang dalam proses pendataan
merupakan satuan pendidikan yang memiliki kesiapan melaksanakan kurikulum Merdeka
Belajar. Project untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Project tersebut tidak diarahkan
untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata
pelajaran.
Pada panduan pembelajaran dan asesmen menjelaskan bahwa pembelajaran kurikulum
merdeka memiliki 5 prinsip. Adapun kelima prinsip dan hal yang perlu diperhatikan dalam
implementasinya sebagai berikut:
1. Kondisi Peserta didik
Prinsip pembelajaran kurikulum merdeka yang pertama adalah pembelajaran sesuai
kondisi peserta didik. Redaksi nya adalah “Pembelajaran dirancang dengan
mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini,
sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang
beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.”
2. Pembelajar Sepanjang Hayat
Redaksi prinsip pembelajaran kurikulum merdeka yang kedua adalah sebagai berikut:
“Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat.”
3. Holistik
Prinsip pembelajaran kurikulum merdeka yang ketiga adalah Holistik. Adapun
redaksinya sebagai berikut: “Proses pembelajaran mendukung perkembangan
kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.”
4. Relevan
5. Berkelanjutan
Dalam kurikulum merdeka, ada beberapa poin yang dijadikan acuan dalam penyusunan
kurikulum tersebut. Berikut ini adalah beberapa poin penting yang menjadi dasar dari
Kurikulum Merdeka.
Partisipatif
Kurikulum Merdeka menekankan pada partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan
memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan potensi kreativitas dan
kemampuan mereka. Di sisi lain, pendekatan partisipatif juga memungkinkan peserta didik
untuk berkontribusi dalam pengembangan kurikulum, sehingga kurikulum yang dikembangkan
lebih akomodatif terhadap kebutuhan mereka.
1. Tujuan: Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah untuk memperkuat karakter dan moral
peserta didik , sementara tujuan dari K13 adalah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan kemampuan peserta didik dalam berbagai bidang.
2. Pendekatan: Kurikulum Merdeka menggunakan pendekatan karakter dan keterampilan,
sedangkan K13 menggunakan pendekatan kompetensi.
3. Kelas: Kurikulum Merdeka ditujukan untuk kelas 1-6 SD, sedangkan K13 bisa
digunakan dari SD sampai SMA.
4. Mata pelajaran: Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran karakter dan
moral, sedangkan K13 memiliki mata pelajaran yang lebih lengkap dan terstruktur.
5. Penilaian: Kurikulum Merdeka menggunakan penilaian non-akademik, sedangkan K13
menggunakan penilaian akademik yang lebih terstruktur.
6. Fokus: Kurikulum Merdeka fokus pada pengembangan karakter dan moral peserta didik
, sedangkan K13 fokus pada kemampuan akademik peserta didik secara umum.
7. Pelaksanaan: Kurikulum Merdeka lebih fleksibel dan memberikan kebebasan kepada
guru untuk mengembangkan pembelajaran, sedangkan K13 lebih terstruktur dan
memiliki pedoman yang jelas.
KESIMLULAN
Kurikulum Merdeka adalah sebuah program pengembangan kurikulum pendidikan yang
dirancang untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia melalui pendekatan yang lebih
kontekstual, inklusif, dan berpusat pada peserta didik. Program ini menawarkan pendekatan
baru dalam pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia dengan menekankan pada
pengembangan potensi peserta didik dengan pendekatan yang lebih inklusif dan kreatif. Selain
itu, program ini juga menempatkan kebutuhan peserta didik sebagai pusat dalam
pengembangan kurikulum, menjawab tantangan zaman, menekankan pada partisipasi peserta
didik dalam proses belajar mengajar, dan pembelajaran berbasis kompetensi. Dlam
pelaksanaanya kurikulum merdeka memiliki konsep dengan memperhatikan kondisi peserta
didik, belajar sepanjang hayat, holistik, relevan, dan berkelanjutan. Dengan demikian,
Kurikulum Merdeka diharapkan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih
menarik, bermanfaat, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Sukmadinata. (2001). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Rosda Karya Offset.
Kurikulum Merdeka, Pengertian dan Perbedaannya dengan K13. (2023). Diakses tanggal 25 Oktober
2023 dari https://e-ujian.id/kurikulum-merdeka-pengertian-dan-perbedaannya-dengan-k13/
Berbagai Kurikulum Yang Pernah Diterapkan di Indonesia. (2022). Diakses tanggal 25 Oktober 2023
dari https://itjen.kemdikbud.go.id/web/berbagai-kurikulum-yang-pernah-diterapkan-di-
indonesia/
Kurka. (2022). Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Diakses tanggal 27 Oktober 2023 dari
https://kurikulummerdeka.com/prinsip-pembelajaran-kurikulum-merdeka