TUGAS 3 KURIKULUM Merlin Andini
TUGAS 3 KURIKULUM Merlin Andini
TUGAS 3 KURIKULUM Merlin Andini
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah Nya, Penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul“DESAIN/RANCANGAN
PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA” dengan tepat waktu. Makalah disusun
untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam rangka penyempurnaan untuk
pembuatan makalah selanjutnya.
lOMoARcPSD|19616920
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN ......................................................................................................................
BAB III
KESIMPULAN ......................................................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang
ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan
pembelajaran sehari-hari. CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang
lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta didik hingga
mereka mencapai akhir fase.Guru lebih dominan melakukan pembelajaran pada mata
pelajaran terpisah (Ananda & Fadhilaturrahmi, 2018). Media yang digunakan guru
dalam pembelajaran lebih monoton menggunakan papan tulis dan buku secara terus
menerus tanpa adanya media pembelajaran yang menarik dan bervariasi. Pada saat
proses pembelajaran guru lebih banyak menjelaskan, akibatnya siswa akan kesulitan
dalam memahami materi pembelajaran yang telah dijelaskan. Siswa pun akan
melakukan hal lain di luar proses pembelajaran misalnya mengganggu temannya,
mengobrol, bermain di dalam kelas (Abdulah, 2017).
Proses pembelajaran yang efektif, menyenangkan, menarik, dan bermakna
bagi siswa dipengaruhi oleh berbagai unsur antara lain guru yang memahami secara
utuh hakikat, sifat, dan karakteristik siswa, metode pembelajaran yang berpusat pada
kegiatan siswa, sarana belajar siswa yang memadai, tersedianya berbagai sumber
belajar dan media yang menarik dan mendorong siswa untuk belajar, dan lain-lain.
Secara khusus, dengan adanya sumber belajar akan mendukung terciptanya kondisi
belajar siswa yang menarik dan menyenangkan. Jika dulu guru menyampaikan materi
dengan menggunakan papan tulis secara tatap muka langsung dengan siswa, kini
sudah ada yang dinamakan media pembelajaran. Proses penyampaian materi ajar
dilakukan menggunakan media yang disesuaikan dengan materi ajar. Adanya media
pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar tersebut membawa perubahan dalam
proses belajar.
Pendidik dapat (1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran
dan/atau perencanaan pembelajaran, (2) mengembangkan alur tujuan pembelajaran
dan/atau rencana pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan
pemerintah, atau (3) menggunakan contoh yang disediakan. Pendidik menentukan
pilihan tersebut berdasarkan kemampuan masing-masing. Dalam Platform Merdeka
Mengajar, pemerintah menyediakan contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, rencana
lOMoARcPSD|19616920
pelaksanaan pembelajaran atau yang sering dikenal sebagai RPP, dan modul ajar.
Dengan kata lain, setiap pendidik perlu menggunakan alur tujuan pembelajaran dan
rencana pembelajaran untuk memandu mereka mengajar; akan tetapi mereka tidak
harus mengembangkannya sendiri.Proses perancangan kegiatan pembelajaran dalam
panduan ini dibuat dengan asumsi bahwa pendidik akan mengembangkan alur tujuan
pembelajaran dan rencana pembelajaran secara mandiri, tidak menggunakan contoh
yang disediakan pemerintah. Oleh karena itu, apabila pendidik menggunakan contoh,
proses ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Desain Pembelajaran
2. Bagaimana Desain Pembelajaran Kurikulum merdeka
3. Apa saja macam-macam model desain pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian desain pembelajaran
2. Untuk mengetahui bagaimana desain Pembelajaran Kurikulum Merdeka
3. Untuk mengetahui macam-macam model desain pembelajaran Kurikulum
Merdeka
lOMoARcPSD|19616920
BAB II
PEMBAHASAN
terkait serta bagaimana hubungan antar faktorfaktor tersebut dalam proses pengembangan
kurikulum nantinya, dan juga merupakan suatu metode yang akan menyeleksi organisasi
pengalaman belajar yang dilaksanakan di satuan pendidikan, dan menentukan kedudukan
Dan fungsi guru, peserta didik dan elemen-elemen lain yang terlibat dalam Perencanaan
kurikulum. Selanjutnya Saylor dalam bukunya Oemar Hamalik
(2013:1994) menyebutkan ada delapan prinsip yang dapat dijadikan acuan dalam
mendesainkurikulum, prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:
a. Kurikulum harus dirancang untuk memudahkan, mendorong dan engembangkan
pengalaman belajar yang vital dari segala jenis engalaman untuk mencapai hasil yang
diharapkan serta pencapaian prestasi belajar.
b. Kurikulum dirancang untuk memuat segala bentuk pengalaman belajar yang
bermakna untuk mewujudkan tujuan pendidikan, terkhusus bagi kelompok-kelompok
siswa yang belajar dalam bimbingan guru.
c. Kurikulum harus didesain sedemikian rupa untuk memberikan peluang b pendidik
untuk menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam menentukan, membimbing dan
mengembangkan berbagai kegiatan di sekolah
d. Desain harus bisa memberikan guru ruang untuk menyesuaikan pengalaman
sebelumnya dengan kebutuhan siswa, kapasitas dan tingkat kematangan siswa
Dengan komponen inti tersebut, guru sejatinya dalam membuat RPP hanya
lOMoARcPSD|19616920
membutuhkan satu halaman saja. Tujuan RPP untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang telah ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus pendidikan. Rencana
pembelajaran ini dapat berupa: Rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal
sebagai RPP atau dalam bentuk modul ajar. Modul Ajar merupakan satu perangkat ajar
yang digunakan untuk merencanakan pembelajaran. Modul ajar sama seperti RPP, namun
modul ajar memiliki komponen lebih lengkap. Apabila pendidik menggunakan modul
ajar, maka tidak perlu membuat RPP. Sebab, komponen-komponen dalam modul ajar
meliputi komponen-komponen dalam RPP atau lebih lengkap ketimbang RPP.
Rancangan RPP Merdeka Belajar memiliki beberapa perbedaan dengan RPP Kurikulum
2013 (K13). Apabila RPP K13 tidak menampilkan profil belajar, RPP Merdeka belajar
menampilkan profil siswa sebagai latar belakang dalam menentukan pembelajaran yang
sesuai dengan bakat, minat, gaya belajar bahkan keadaan sehari-hari siswa.
Setelah merancang RPP dengan menyusun profil peserta didik, selanjutnya membuat
RPP terdiri dari rangkaian tujuan belajar. Menentukan tujuan belajar di awal akan
membantu mengidentifikasi bukti apa saja yang menunjukan peserta didik telah mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Tujuan belajar membuat guru lebih mudah menentukan teknik asesmen yang
sesuai dengan materi pembelajaran. Pada dasarnya, merancang strategi penyusunan RPP
dilakukan dengan prinsip backward thinking atau backward design atau cara berpikir
mundur yang digunakan dalam merancang suatu desain. Dalam hal ini, berpikir mundur
dilakukan dengan merumuskan rangkaian kegiatan belajar mulai kegiatan sebelum hasil
akhir (tujuan, bukti dan asesmen) hingga kegiatan awal pembelajaran.
Tugas guru bukan hanya sekadar mampu merancang RPP, namun harus memahami
bagaimana anak bisa mandiri belajar. Konsep mandiri terhadap proses belajarnya sendiri
dijelaskan dalam konsep self regulated learning.
akan diajarkan oleh pendidik di kelas atau apa yang akan dipelajari oleh peserta didik
di kelas. Selanjutnya pendidik menyesuaikan proses pembelajaran, menyesuaikan
produk hasil belajar, dan mengkondisikan lingkungan belajar.
4. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan asesmen formatif dan sumatif
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler
yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki
keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Perubahan kurikulum merupakan salah satu perubahan sistemik yang dapat
memperbaiki dan memulihkan pembelajaran. Kurikulum menentukan materi yang
diajarkan di kelas. Selain itu, kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode
mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.Kurikulum
Merdeka baru akan dijadikan kurikulum nasional pada tahun 2024 mendatang. Namun,
untuk saat ini Kurikulum Merdeka baru menjadi opsi bagi satuan pendidikan. Jadi
kesimpulannya Kurikulum Merdeka bukanlah kurikulum yang wajib diterapkan
satuan pendidikan untuk saat ini.Ada beberapa hal yang mendasari mengapa saat ini
Kurikulum Merdeka masih dijadikan opsi. Pertama, Kemendikbudristek ingin
menegaskan bahwa satuan pendidikan memiliki kewenangan serta tanggung jawab
untuk melakukan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan
konteks masing-masing sekolah.Kerangka dari sebuah kurikulum memang disusun
oleh pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Akan tetapi, satuan pendidikan dan
juga gurulah yang bertugas dalam mengoperasionalisasikan dan mengimplementasi
lOMoARcPSD|19616920
Alasan lainnya mengapa Kurikulum Merdeka baru menjadi opsi adalah perlu
dilakukan sosialisasi dan penyesuaian terlebih dahulu sebelum Kurikulum Merdeka
menjadi kurikulum nasional. Pendekatan bertahap ini memberi waktu bagi guru,
kepala sekolah, dan dinas pendidikan untuk belajar.Tidak ada kriteria khusus bagi
satuan pendidikan yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka. Kepala sekolah yang
ingin menerapkan Kurikulum Merdeka akan diminta untuk mempelajari materi yang
disiapkan oleh Kemendikbudristek tentang konsep Kurikulum Merdeka. Selanjutnya,
jika setelah mempelajari materi tersebut sekolah memutuskan untuk mencoba
menerapkannya, mereka akan diminta untuk mengisi formulir pendaftaran dan sebuah
survei singkat. Jadi, prosesnya adalah pendaftaran dan pendataan, bukan seleksi.
Informasi mengenai pendaftaran Kurikulum Merdeka dapat diakses di kurikulum.
Itulah tadi informasi seputar Kurikulum Merdeka. Perubahan kerangka kurikulum
tentu menuntut adaptasi oleh semua elemen sistem pendidikan. Proses tersebut
membutuhkan pengelolaan yang cermat sehingga menghasilkan dampak yang kita
inginkan, yaitu perbaikan kualitas pembelajaran dan pendidikan di Indonesia. Oleh
karena itu, opsi kurikulum ini adalah salah satu upaya manajemen perubahan.
B. Saran
Di Kurikulum Merdeka, Guru dituntut menjadi mentor dan fasilitator bagi keragaman
siswa, mendiagnosa potensi siswa, serta memberi pembelajaran yang sesuai tingkat
pemahaman dan capaian masing-masing. Keleluasaan guru dan sekolah dalam
Kurikulum Merdeka bukan berarti lepas dari tanggung jawab meningkatkan mutu
pendidikan. Kedua, kesiapan anak didik. Tak hanya pendidik, ketidaksiapan anak
dalam Kurikulum Merdeka juga bisa menjadi tantangan. Keleluasaan dalam memilih
apa yang akan dipelajari, harus tetap mendapatkan bimbingan dan support yang
positif, baik dari pendidik maupun orang tua. Bimbingan di sini bukan berarti
“menyetir” atau bahkan menekan, namun bagaimana memandu dan mendorong agar
potensi dan kreativitas anak didik bisa tergali, terasah, dan berkembang optimal.
Kesuksesan Implementasi Kurikulum Merdeka bergantung pada kesiapan guru, anak
didik, kepala sekolah, dan seluruh stake holder terkait. Semua mesti paham peranan
masing-masing dan bersinergi untuk menciptakan suatu perubahan positif demi
meningkatkan kualitas pendidikan.
lOMoARcPSD|19616920
DAFTAR PUSTAKA
Arviansyah, M. R., & Shagena, A. (2022). Efektivitas dan Peran Guru dalam Kurikulum
Merdeka Belajar . Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 17(1), 40 – 50.
Marisa, M. (2021). Inovasi Kurikulum “Merdeka Belajar” di Era Society 5.0. Santhet: (Jurnal
sejarah, Pendidiikan dan Humaniora), 5(1), 72. https://doi.org/10.36526/js.v3i2.e-ISSN