TUGAS 3 KURIKULUM Merlin Andini

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

lOMoARcPSD|19616920

Pengembangan Kurikulum & Pembelajaran di SD


TUGAS 3

DESAIN / RANCANGAN PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA

NAMA : MERLIN ANDINI


NIM : 855794941
lOMoARcPSD|19616920

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah Nya, Penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul“DESAIN/RANCANGAN
PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA” dengan tepat waktu. Makalah disusun
untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam rangka penyempurnaan untuk
pembuatan makalah selanjutnya.
lOMoARcPSD|19616920

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................................................................

A. Latar Belakang .........................................................................................................

B. Rumusan Masalah .....................................................................................................

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... ………

BAB II

PEMBAHASAN ......................................................................................................................

A. Desain Kurikulum……………………………………………..... …………………


B. Tahapan Perencanaan Pembelajaran dalam kurikulum merdeka…………….......
C. Definisi istilah dalam Proses Perencanaan Kegiatan Pembelajaran pada Kurikulum
Merdeka………………….………………….…………………………………….
D. Standar Proses sebagai dasar Proses Perencanaan Kegiatan Pembelajaran pada
Kurikulum Merdeka……………………………………………………………….
E. Capaian Pembelajaran yang Menjadi Tujuan Belajar dari Suatu Unit
Pembelajaran……………………………………………………………...... ……...
F. Langkah-langkah dalam Proses Perencanaan Kegiatan Pembelajaran pada
Kurikulum Merdeka………………………………………………………………..
G. Menyiapkan Alur Tujuan Pembelajaran…………………………………………….
H. Menyusun Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran………………………… ...
I. Menyusun Modul Ajar…………………………………………………………. ….
J. Menyiapkan Projek Profil Pancasila………………………………………………..

BAB III

KESIMPULAN ......................................................................................................................

A. Kesimpulan ..............................................................................................................

B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


lOMoARcPSD|19616920

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang
ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan
pembelajaran sehari-hari. CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang
lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta didik hingga
mereka mencapai akhir fase.Guru lebih dominan melakukan pembelajaran pada mata
pelajaran terpisah (Ananda & Fadhilaturrahmi, 2018). Media yang digunakan guru
dalam pembelajaran lebih monoton menggunakan papan tulis dan buku secara terus
menerus tanpa adanya media pembelajaran yang menarik dan bervariasi. Pada saat
proses pembelajaran guru lebih banyak menjelaskan, akibatnya siswa akan kesulitan
dalam memahami materi pembelajaran yang telah dijelaskan. Siswa pun akan
melakukan hal lain di luar proses pembelajaran misalnya mengganggu temannya,
mengobrol, bermain di dalam kelas (Abdulah, 2017).
Proses pembelajaran yang efektif, menyenangkan, menarik, dan bermakna
bagi siswa dipengaruhi oleh berbagai unsur antara lain guru yang memahami secara
utuh hakikat, sifat, dan karakteristik siswa, metode pembelajaran yang berpusat pada
kegiatan siswa, sarana belajar siswa yang memadai, tersedianya berbagai sumber
belajar dan media yang menarik dan mendorong siswa untuk belajar, dan lain-lain.
Secara khusus, dengan adanya sumber belajar akan mendukung terciptanya kondisi
belajar siswa yang menarik dan menyenangkan. Jika dulu guru menyampaikan materi
dengan menggunakan papan tulis secara tatap muka langsung dengan siswa, kini
sudah ada yang dinamakan media pembelajaran. Proses penyampaian materi ajar
dilakukan menggunakan media yang disesuaikan dengan materi ajar. Adanya media
pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar tersebut membawa perubahan dalam
proses belajar.
Pendidik dapat (1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran
dan/atau perencanaan pembelajaran, (2) mengembangkan alur tujuan pembelajaran
dan/atau rencana pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan
pemerintah, atau (3) menggunakan contoh yang disediakan. Pendidik menentukan
pilihan tersebut berdasarkan kemampuan masing-masing. Dalam Platform Merdeka
Mengajar, pemerintah menyediakan contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, rencana
lOMoARcPSD|19616920

pelaksanaan pembelajaran atau yang sering dikenal sebagai RPP, dan modul ajar.
Dengan kata lain, setiap pendidik perlu menggunakan alur tujuan pembelajaran dan
rencana pembelajaran untuk memandu mereka mengajar; akan tetapi mereka tidak
harus mengembangkannya sendiri.Proses perancangan kegiatan pembelajaran dalam
panduan ini dibuat dengan asumsi bahwa pendidik akan mengembangkan alur tujuan
pembelajaran dan rencana pembelajaran secara mandiri, tidak menggunakan contoh
yang disediakan pemerintah. Oleh karena itu, apabila pendidik menggunakan contoh,
proses ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Desain Pembelajaran
2. Bagaimana Desain Pembelajaran Kurikulum merdeka
3. Apa saja macam-macam model desain pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian desain pembelajaran
2. Untuk mengetahui bagaimana desain Pembelajaran Kurikulum Merdeka
3. Untuk mengetahui macam-macam model desain pembelajaran Kurikulum
Merdeka
lOMoARcPSD|19616920

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain Kurikulum


Desain kurikulum berarti pola (pattern) atau kerangka (framework) atau
organisasi struktural yang dipakai dalam menyeleksi, merencanakan, dan memajukan
pengalaman-pengalaman pendidikan di sekolah. Desain berarti suatu proses perencanaan
dan seleksi faktor, aturan atau format dan teknik dalam menjalankan tujuan yang
mencakup pelaksanaan konsep dan objek serta cara untuk meraih tujuan yang ingin capai
tersebut. Tujuan suatu desain, menurut charles reigeluth ialah perencanaan tentang cara
yang optimal dan tepat untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Dalam arti global,
desain kurikulum dapat dikatakan sebagai beberapa dari hasil pemikiran para ahli yang
mendalam tentang hakikat pendidikan dan pembelajaran (Ansyar, 2015). Menurut Fred
Percival dan Henry Ellington desain kurikulum adalah pola pengembangan dari proses
perencanaan kemudian divalidasi lalu di implementasikan dan diakhiri dengan evaluasi
kurikulum, namun tidak akan berhenti sampai evaluasi saja, karena jika evaluasi terbukti
harus melaksanakan tindakan lain maka pola seperti yang dijelaskan di awal dapat
dilakukan kembali (Hamalik, 2013).
Sedangkan menurut Smith dan Ragan (2003) pengertian desain lebih rinci yaitu
suatu proses yang sistematik serta reflektif dalam mengartikan prinsip belajar mengajar
ke dalam sebuah rancangan pembelajaran yang dapat mencakup materi instruksional
dalam kegiatan belajar dengan sumber-sumber belajar yang relevan dan diakhiri dengan
evaluasi. Berdasarkan beberapa definisi desain tersebut, tepat jika desain kurikulum
sebagai suatu bagian penting pendidikan, sebab desain merupakan suatu proses
perencanaan dan pengembangan kurikulum yang memuat konsep, yang bukan saja
berdasarkan teori, tetapi juga prinsip operasional desain, sebagai pedoman pelaksanaan
pendidikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Artinya kita tidak mungkin bisa
mengembangkan kurikulum tanpa suatu Format desain yang memuat konsep dan bentuk
kurikulum yang akan dikonstruksi. Konstruksi itu melibatkan analisis tujuan, konteks dan
konsep desain, susunan (organiasi) urutan pengembangan komponen serta susunan Proses
implementasi dan evalusasi kurikulum. Desain kurikulum menjadi sangat penting karena
sebelum suatu kurikulum diterapkan harus melalui tahap desain kurikulum yang mana
merupakan aspek yang amat penting juga dari kurikulum planning karena secara umum
dalam mendesain kurikulum harus mempertimbangkan faktorfaktor penting yang saling
lOMoARcPSD|19616920

terkait serta bagaimana hubungan antar faktorfaktor tersebut dalam proses pengembangan
kurikulum nantinya, dan juga merupakan suatu metode yang akan menyeleksi organisasi
pengalaman belajar yang dilaksanakan di satuan pendidikan, dan menentukan kedudukan
Dan fungsi guru, peserta didik dan elemen-elemen lain yang terlibat dalam Perencanaan
kurikulum. Selanjutnya Saylor dalam bukunya Oemar Hamalik
(2013:1994) menyebutkan ada delapan prinsip yang dapat dijadikan acuan dalam
mendesainkurikulum, prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:
a. Kurikulum harus dirancang untuk memudahkan, mendorong dan engembangkan
pengalaman belajar yang vital dari segala jenis engalaman untuk mencapai hasil yang
diharapkan serta pencapaian prestasi belajar.
b. Kurikulum dirancang untuk memuat segala bentuk pengalaman belajar yang
bermakna untuk mewujudkan tujuan pendidikan, terkhusus bagi kelompok-kelompok
siswa yang belajar dalam bimbingan guru.
c. Kurikulum harus didesain sedemikian rupa untuk memberikan peluang b pendidik
untuk menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam menentukan, membimbing dan
mengembangkan berbagai kegiatan di sekolah
d. Desain harus bisa memberikan guru ruang untuk menyesuaikan pengalaman
sebelumnya dengan kebutuhan siswa, kapasitas dan tingkat kematangan siswa

setiap pendidik perlu memiliki rencana pembelajaran untuk membantu


mengarahkan proses pembelajaran mencapai Capaian Pembelajaran (CP) dalam
implementasi Kurikulum Merdeka. Salah satu yang harus disiapkan ialah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan rencana pembelajaran yang disusun
oleh guru dan dapat menggambarkan keseluruhan suatu pembelajaran, mulai dari
prosedur hingga pengorganisasian pembelajaran.Dalam penerapannya, pergantian
kurikulum tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pengalaman yang lalu saat
pergantian kurikulum KTSP menuju Kurikulum 2013 mengalami banyak sekali kendala
dan membutuhkan waktu cukup lama untuk guru dapat beradaptasi.Setidaknya, butuh
upaya yang kuat dari pemerintah mengenalkan Kurikulum Merdeka kepada guru-guru
melalui pelatihan dan Bimtek. Upaya itu terus dilaksanakan salah satunya melatih guru-
guru yang nantinya dijadikan sebagai agen perubahan dalam memajukan pendidikan
Indonesia. Terkait penyusunan RPP, Kemendikbudristek mengeluarkan Surat Edaran
Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Dalam kebijakan terbarunya dijejaskan RPP terdiri dari dari tiga komponen, yakni
Tujuan pembelajaran, Kegiatan pembelajaran, dan Asesmen pembelajaran.

Dengan komponen inti tersebut, guru sejatinya dalam membuat RPP hanya
lOMoARcPSD|19616920

membutuhkan satu halaman saja. Tujuan RPP untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang telah ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus pendidikan. Rencana
pembelajaran ini dapat berupa: Rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal
sebagai RPP atau dalam bentuk modul ajar. Modul Ajar merupakan satu perangkat ajar
yang digunakan untuk merencanakan pembelajaran. Modul ajar sama seperti RPP, namun
modul ajar memiliki komponen lebih lengkap. Apabila pendidik menggunakan modul
ajar, maka tidak perlu membuat RPP. Sebab, komponen-komponen dalam modul ajar
meliputi komponen-komponen dalam RPP atau lebih lengkap ketimbang RPP.
Rancangan RPP Merdeka Belajar memiliki beberapa perbedaan dengan RPP Kurikulum
2013 (K13). Apabila RPP K13 tidak menampilkan profil belajar, RPP Merdeka belajar
menampilkan profil siswa sebagai latar belakang dalam menentukan pembelajaran yang
sesuai dengan bakat, minat, gaya belajar bahkan keadaan sehari-hari siswa.
Setelah merancang RPP dengan menyusun profil peserta didik, selanjutnya membuat
RPP terdiri dari rangkaian tujuan belajar. Menentukan tujuan belajar di awal akan
membantu mengidentifikasi bukti apa saja yang menunjukan peserta didik telah mencapai
kompetensi yang diharapkan.

Tujuan belajar membuat guru lebih mudah menentukan teknik asesmen yang
sesuai dengan materi pembelajaran. Pada dasarnya, merancang strategi penyusunan RPP
dilakukan dengan prinsip backward thinking atau backward design atau cara berpikir
mundur yang digunakan dalam merancang suatu desain. Dalam hal ini, berpikir mundur
dilakukan dengan merumuskan rangkaian kegiatan belajar mulai kegiatan sebelum hasil
akhir (tujuan, bukti dan asesmen) hingga kegiatan awal pembelajaran.

Tugas guru bukan hanya sekadar mampu merancang RPP, namun harus memahami
bagaimana anak bisa mandiri belajar. Konsep mandiri terhadap proses belajarnya sendiri
dijelaskan dalam konsep self regulated learning.

B. Tahapan Perencanaan Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka


Terdapat tujuh tahapan perencanaan pembelajaran dan asesmen intrakurikuler.
Apa sajakah itu?
1. Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk menyusun tujuan pembelajaran dan
alur tujuan pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran
pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang
lOMoARcPSD|19616920

disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap


perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia.
2. Perencanaan dan pelaksanaan asesmen diagnostic
Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan,
kelemahan peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam
merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.
Dalam kondisi tertentu, informasi terkait latar belakang keluarga, kesiapan belajar,
motivasi belajar, minat peserta didik, dan informasi lain dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran.
3. Mengembangkan modul ajar
Pengembangan modul ajar bertujuan untuk mengembangkan perangkat ajar
yang memandu pendidik melaksanakan pembelajaran. Modul ajar yang
dikembangkan harus bersifat esensial; menarik, bermakna, dan menantang; relevan
dan kontekstual; dan berkesinambungan.Penyesuaian pembelajaran dengan tahap
capaian dan karakteristik peserta didik Pembelajaran paradigma baru berpusat pada
peserta didik. Karena itu, pembelajaran ini disesuaikan dengan tahapan pencapaian
dan karakteristik peserta didik. Ruang lingkup materi pembelajaran adalah apa yang

akan diajarkan oleh pendidik di kelas atau apa yang akan dipelajari oleh peserta didik
di kelas. Selanjutnya pendidik menyesuaikan proses pembelajaran, menyesuaikan
produk hasil belajar, dan mengkondisikan lingkungan belajar.
4. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan asesmen formatif dan sumatif

Dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen, terdapat lima prinsip


asesmen yang hendaknya diperhatikan. Prinsip pertama adalah asesmen sebagai
bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan
menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik. Yang kedua adalah
asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen dengan keleluasaan
untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen. Ketiga, asesmen dirancang
secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable). Keempat laporan
kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif.
Terakhir, hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
dan orang tua.

5. Pelaporan kemajuan belajar


Bentuk Pelaporan hasil belajar yang efektif adalah pelaporan yang
melibatkan orang tua peserta didik, peserta didik dan pendidik sebagai partner;
merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah; menyeluruh, jujur, adil dan dapat
lOMoARcPSD|19616920

dipertanggung jawabkan; jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak.

1. Evaluasi pembelajaran dan asesmen


Pembelajaran dan asesmen yang sudah dilaksanakan selanjutnya dievaluasi.
Pendidik melakukan refleksi pembelajaran dan asesmen pada masing-masing modul
ajar. Setelah itu pendidik mengidentifikasi apa saja yang sudah berhasil dan apa saja
yang perlu diperbaiki. Dengan mengidentifikasi hal tersebut maka modul ajar dapat
disempurnakan kembali.

C. Definisi istilah dalam Proses Perencanaan Kegiatan Pembelajaran pada Kurikulum


Merdeka
Sebelum kita membahas bagaimana proses perencanaan kegiatan pembelajaran pada
kurikulum merdeka, kita perlu membahas tentang 4 istilah dalam proses
pembelajaran, yakni standar proses, peserta didik, pendidik dan satuan
pendidikan.

1. Standar Proses adalah kriteria minimal proses pembelajaran berdasarkan jalur,


jenjang, dan jenis pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
2. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
3. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, pamong
belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
4. Satuan Pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang
selanjutnya di sebut Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal dan nonformal pada pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

D. Standar Proses sebagai dasar Proses Perencanaan Kegiatan Pembelajaran pada


Kurikulum Merdeka
Pendidik dalam Proses Perencanaan Kegiatan Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka
harus mengikuti standar proses. Standar Proses di gunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mengembangkan
potensi, prakarsa, kemampuan, dan kemandirian Peserta Didik secara optimal yang
meliputi:
• perencanaan pembelajaran;
lOMoARcPSD|19616920

• pelaksanaan pembelajaran; dan


• penilaian proses pembelajaran
Standar Proses Perencanaan Kegiatan Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka
Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang di lakukan oleh pendidik yang berisi
aktivitas untuk merumuskan:
• capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran;
• cara untuk mencapai tujuan belajar; dan
• cara menilai ketercapaian tujuan belajar
Perencanaan pembelajaran di susun dalam bentuk dokumen perencanaan
pembelajaran yang bersifat, fleksibel, jelas dan sederhana. Dimana, dokumen
perencanaan pembelajaran yang fleksibel merupakan dokumen yang tidak terikat pada
bentuk tertentu dan dapat di sesuaikan dengan konteks pembelajaran.

Semntara, dokumen perencanaan pembelajaran yang jelas merupakan dokumen yang


mudah di pahami. Kemudian dokumen perencanaan pembelajaran yang sederhana
merupakan dokumen yang berisi hal pokok dan penting sebagai acuan pelaksanaan
pembelajaran.
Dalam Proses Perencanaan Kegiatan Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka,
dokumen perencanaan pembelajaran paling sedikit memuat:
1. Tujuan pembelajaran;
2. Langkah atau kegiatan pembelajaran; dan
3. Penilaian atau asesmen pembelajaran
E. Capaian Pembelajaran yang Menjadi Tujuan Belajar dari Suatu Unit Pembelajaran
Capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran
merupakan sekumpulan kompetensi dan lingkup materi pembelajaran yang sesuai
dengan kurikulum Satuan Pendidikan. Dimana, Kurikulum Satuan Pendidikan di
susun berdasarkan
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang di tetapkan secara nasional; dan
2. Visi, misi, dan karakteristik Satuan Pendidikan.
Kurikulum ini di susun dengan melibatkan Peserta Didik dan/atau orang tua/wali
Peserta Didik. Selain melibatkan Peserta Didik dan/atau orang tua/wali Peserta Didik,
penyusunan kurikulum Satuan Pendidikan pada:
• pendidikan menengah kejuruan, juga melibatkan dunia kerja; dan
• pendidikan khusus, juga melibatkan ahli yang relevan.
Capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran di
rumuskan dengan
mempertimbangkan karakteristik Peserta Didik dan sumber daya Satuan Pendidikan.
Selain itu, perumusan capaian pembelajaran pada pendidikan menengah kejuruan juga
lOMoARcPSD|19616920

mempertimbangkan kompetensi yang di butuhkan oleh dunia kerja.


Perumusan capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar pada pendidikan
menengah kejuruan di tuangkan dalam bentuk kompetensi yang mengacu pada
jenjang kualifikasi keahlian tertentu atau sesuai kebutuhan hidup mandiri.
Kemudian, perumusan capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar pada
pendidikan khusus di tujukan untuk:
• optimalisasi potensi, bakat, minat, dan kesiapan kerja;
• pembentukan kemandirian; dan/atau
• penguasaan keterampilan hidup, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Peserta Didik.

Cara untuk Mencapai Tujuan Belajar


Cara untuk mencapai tujuan belajar di lakukan melalui strategi pembelajaran yang di
rancang untuk memberi pengalaman belajar yang berkualitas. Strategi pembelajaran
yang di rancang untuk memberi pengalaman belajar yang berkualitas di laksanakan
dengan cara:
1. Memberi kesempatan untuk menerapkan materi pada problem atau konteks nyata;
2. Mendorong interaksi dan partisipasi aktif Peserta Didik;
3. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia di lingkungan Satuan
Pendidikan dan/atau di lingkungan masyarakat; dan/atau
4. Menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi.
Strategi pembelajaran yang di rancang untuk memberi pengalaman belajar yang
berkualitas di laksanakan dengan memperhatikan karakteristik Peserta Didik, yang
mencakup:
• Usia dan tingkat perkembangan;
• Tingkat kemampuan sebelumnya;
• Kondisi fisik dan psikologis; dan
• Latar belakang keluarga Peserta Didik.
Pelaksanaan strategi pembelajaran dapat bersifat lintas mata pelajaran dan/atau lintas
tingkatan kelas.
Cara Menilai Ketercapaian Tujuan Belajar
Cara menilai ketercapaian tujuan belajar di lakukan oleh Pendidik dengan
menggunakan beragam teknik dan/atau instrumen penilaian atau asesmen yang sesuai
dengan tujuan belajar. Hal ini mengacu pada standar penilaian pendidikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
lOMoARcPSD|19616920

F. Langkah-langkah dalam Proses Perencanaan Kegiatan Pembelajaran pada


Kurikulum Merdeka
Langkah-langkah dalam Proses Perencanaan Kegiatan Pembelajaran pada
Kurikulum Merdeka setidaknya ada 5 tahap. Dimana pada setiap tahap ini, ada
proses pengembangannya secara tersendiri.
1. Menyiapkan dokumen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP)
2. Menyiapkan Alur Tujuan Pembelajaran
3. Menyusun Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
4. Menyusun Modul Ajar
5. Menyiapkan Projek Profil Pancasila
Menyiapkan dokumen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP)
Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses
belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh
penyelenggaraan pembelajaran. Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan
Pendidikan pada sekolah penggerak adalah:
1. Menganalisis konteks Karakteristik Satuan Pendidikan;
2. Merumuskan Visi Misi dan Tujuan;
3. Menentukan Pengorganisasian Pembelajaran;
4. Menyusun Rencana Pembelajaran, dan
5. Merancang Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan.
G. Menyiapkan Alur Tujuan Pembelajaran
Alur Pembelajaran disusun untuk menjadi rangkaian tujuan pembelajaran sejak awal
hingga akhir setiap fase dari suatu Capaian Pembelajaran. Alur ini menjadi panduan
guru dan siswa untuk mencapai CP di akhir fase tersebut.
Tujuan pembelajaran disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari
waktu ke waktu. Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun Alur Tujuan
Pembelajaran sbb: Bedah dokumen CP, Urai CP menjadi Kompetensi, dst-nya.
Berikut contoh produk dari alur tujuan pembelajaran.
lOMoARcPSD|19616920

H. Menyusun Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


Setiap satuan Pendidikan dan pendidik akan menggunakan Alur Tujuan Pembelajaran
dan Modul Ajar yang berbeda.
Oleh karena itu, untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran, antara satu
guru dengan guru yang lainnya dapat berbeda, baik dalam angka kuantitatif atau
kualitatif sesuai dengan karakteristik :
• Tujuan pembelajaran
• Aktivitas pembelajaran
• Asesmen yang dilaksanakan

I. Menyusun Modul Ajar


Modul ajar merupakan salah satu bentuk perangkat ajar yang digunakan guru untuk
melaksanakan pembelajaran dalam upaya mencapai Profil Pelajar Pancasila dan
Capaian Pembelajaran.
Modul ajar merupakan penjabaran dari Alur Tujuan Pembelajaran dan disusun sesuai
dengan fase atau tahap perkembangan murid.
Adapun tujuan penyusunan atau pembuatan modul, antara lain:
1. Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan
pendidik (yang minimal).
2. Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran.
3. Melatih kejujuran peserta didik.
J. Menyiapkan Projek Profil Pancasila
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu
lOMoARcPSD|19616920

untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan


sekitarnya.
Prinsip Projek Profil Pelajar Pancasila:
1. Holistik. Prinsip holistik akan dapat mengajarkan siswa untuk melihat segala
permasalahan secara keseluruhan menjadi bagian yang utuh.
2. Kontekstual.
3. Berpusat pada Pelajar Pancasila.
4. Eksploratif

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler
yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki
keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Perubahan kurikulum merupakan salah satu perubahan sistemik yang dapat
memperbaiki dan memulihkan pembelajaran. Kurikulum menentukan materi yang
diajarkan di kelas. Selain itu, kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode
mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.Kurikulum
Merdeka baru akan dijadikan kurikulum nasional pada tahun 2024 mendatang. Namun,
untuk saat ini Kurikulum Merdeka baru menjadi opsi bagi satuan pendidikan. Jadi
kesimpulannya Kurikulum Merdeka bukanlah kurikulum yang wajib diterapkan
satuan pendidikan untuk saat ini.Ada beberapa hal yang mendasari mengapa saat ini
Kurikulum Merdeka masih dijadikan opsi. Pertama, Kemendikbudristek ingin
menegaskan bahwa satuan pendidikan memiliki kewenangan serta tanggung jawab
untuk melakukan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan
konteks masing-masing sekolah.Kerangka dari sebuah kurikulum memang disusun
oleh pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Akan tetapi, satuan pendidikan dan
juga gurulah yang bertugas dalam mengoperasionalisasikan dan mengimplementasi
lOMoARcPSD|19616920

kerangka kurikulum telah disusun oleh pemerintah pusat.

Alasan lainnya mengapa Kurikulum Merdeka baru menjadi opsi adalah perlu
dilakukan sosialisasi dan penyesuaian terlebih dahulu sebelum Kurikulum Merdeka
menjadi kurikulum nasional. Pendekatan bertahap ini memberi waktu bagi guru,
kepala sekolah, dan dinas pendidikan untuk belajar.Tidak ada kriteria khusus bagi
satuan pendidikan yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka. Kepala sekolah yang
ingin menerapkan Kurikulum Merdeka akan diminta untuk mempelajari materi yang
disiapkan oleh Kemendikbudristek tentang konsep Kurikulum Merdeka. Selanjutnya,
jika setelah mempelajari materi tersebut sekolah memutuskan untuk mencoba
menerapkannya, mereka akan diminta untuk mengisi formulir pendaftaran dan sebuah
survei singkat. Jadi, prosesnya adalah pendaftaran dan pendataan, bukan seleksi.
Informasi mengenai pendaftaran Kurikulum Merdeka dapat diakses di kurikulum.
Itulah tadi informasi seputar Kurikulum Merdeka. Perubahan kerangka kurikulum
tentu menuntut adaptasi oleh semua elemen sistem pendidikan. Proses tersebut
membutuhkan pengelolaan yang cermat sehingga menghasilkan dampak yang kita
inginkan, yaitu perbaikan kualitas pembelajaran dan pendidikan di Indonesia. Oleh
karena itu, opsi kurikulum ini adalah salah satu upaya manajemen perubahan.

B. Saran
Di Kurikulum Merdeka, Guru dituntut menjadi mentor dan fasilitator bagi keragaman
siswa, mendiagnosa potensi siswa, serta memberi pembelajaran yang sesuai tingkat
pemahaman dan capaian masing-masing. Keleluasaan guru dan sekolah dalam
Kurikulum Merdeka bukan berarti lepas dari tanggung jawab meningkatkan mutu
pendidikan. Kedua, kesiapan anak didik. Tak hanya pendidik, ketidaksiapan anak
dalam Kurikulum Merdeka juga bisa menjadi tantangan. Keleluasaan dalam memilih
apa yang akan dipelajari, harus tetap mendapatkan bimbingan dan support yang
positif, baik dari pendidik maupun orang tua. Bimbingan di sini bukan berarti
“menyetir” atau bahkan menekan, namun bagaimana memandu dan mendorong agar
potensi dan kreativitas anak didik bisa tergali, terasah, dan berkembang optimal.
Kesuksesan Implementasi Kurikulum Merdeka bergantung pada kesiapan guru, anak
didik, kepala sekolah, dan seluruh stake holder terkait. Semua mesti paham peranan
masing-masing dan bersinergi untuk menciptakan suatu perubahan positif demi
meningkatkan kualitas pendidikan.
lOMoARcPSD|19616920

DAFTAR PUSTAKA

Arviansyah, M. R., & Shagena, A. (2022). Efektivitas dan Peran Guru dalam Kurikulum
Merdeka Belajar . Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 17(1), 40 – 50.

Ainia, D. K. (2020). “Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan


Relevansinya Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter.” Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95–
101.

Alsubaie, M. A. (2016). Teacher Involvement in Curriculum Development. Journal of


Education and Practice, 7(9), 106–107.

Marisa, M. (2021). Inovasi Kurikulum “Merdeka Belajar” di Era Society 5.0. Santhet: (Jurnal
sejarah, Pendidiikan dan Humaniora), 5(1), 72. https://doi.org/10.36526/js.v3i2.e-ISSN

Mulyasa, H. . (2021). Menjadi Guru penggerak Merdeka Belajar. Bumi Aksara.

Mustagfiroh, S. (2020). Konsep “ Merdeka Belajar ” Perspektif Aliran Progresivisme di


Perguruan Tinggi. Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, 3(1), 141–147.

Anda mungkin juga menyukai