Laporan Praktikum Beton Kelompok 6 (Revisi Final)
Laporan Praktikum Beton Kelompok 6 (Revisi Final)
Laporan Praktikum Beton Kelompok 6 (Revisi Final)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunianya-lah sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Uji Kuat Tekan Beton di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Iskandar Muda
dengan baik.
Adapun tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa
dapat mengetahui kuat tekan beton yang sudah direncanakan, sehingga pada nantinya
ilmu yang didapat pada praktikum ini dapat berguna kedepannya. Pada kesempatan ini
pula, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan asisten
Laboratorium Teknik Sipil Universitas Iskandar Muda yang telah membantu,
membimbing dan mengarahkan kami serta bersikap bijaksana dalam pelaksanaan
praktikum sampai penyelesaian laporan ini.
Akhir kata kami harapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
dan pengetahuan kepada pembaca. Adapun laporan ini masih memiliki
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kesempumaan laporan.
1
Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................................................1
Daftar Isi .......................................................................................................................... 2
Bab 1 Pendahuluan .....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................................................ 4
1.3 Manfaat Praktikum .......................................................................................................... 5
1.4 Lingkup Praktikum ........................................................................................................... 5
Bab 2 Landasan Teori .................................................................................................6
2.1 Tinjauan Umum ................................................................................................................ 6
2.2 Beton ...................................................................................................................................... 6
2.3 Material Penyusun Beton ............................................................................................... 7
2.3.1 Agregat .............................................................................................................................. 7
2.3.2 Semen ................................................................................................................................. 8
2.3.3 Air ........................................................................................................................................ 8
2.4 Uji Slump .............................................................................................................................. 8
2.5 Kuat Tekan ........................................................................................................................10
Bab 3 Metodologi ...................................................................................................... 11
3.1. Waktu Dan Tempat Pengujian .................................................................................11
3.2 Alat Dan Material Praktikum .....................................................................................11
3.2.1 Alat ................................................................................................................................11
3.2.2 Material .......................................................................................................................17
3.3 Pelaksanaan Praktikum ........................................................................................19
3.3.1 Pengujian Material ..................................................................................................19
3.3.2 Pembuatan Campuran Beton ..............................................................................23
3.3.3 Pengujian Slump (Sni 03-1972-1990) ............................................................25
3.3.4 Pembuatan Benda Uji (Sni 2493:2011) ..........................................................25
3.3.6 Pengujian Kuat Tekan Beton(Sni 1974-2011) .............................................27
Bab 4 Hasil dan pembahasan ............................................................................... 28
4.1 Pemeriksaan Agregat (Sni 03-1972-1990) ...........................................................28
4.1.1 Berat volume agregat (bulk density) ................................................................27
4.1.2 Susunan butir agregat (sieve analysis) ............................................................29
2
4.1.3 Berat jenis agregat ...................................................................................................29
4.2 Rancangan Campuran Beton ......................................................................................30
4.3 Pembuatan Benda Uji dan Nilai Slump ...................................................................30
4.4 Hasil Uji Kuat Beton Umur 28 Hari .........................................................................31
Bab 5 Kesimpulan dan saran .............................................................................. 32
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 33
Lampiran
3
BAB I
PENDAHULUAN
Karena beton sering digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil, maka
mutu beton yang akan digunakan perlu diperhatikan. Mutu beton ini sangat
mempengaruhi nilai kuat beton itu sendiri. Mutu beton dipengaruhi oleh parameter-
parameter seperti kualitas semen, kebersihan agregat, takaran dari bahan-bahan
pembentuk beton, dll.
Masalah yang sering dihadapi dalam pembuatan beton adalah bagaimana cara
merencanakan takaran dari bahan-bahan pembentuk beton (job mix design) agar
mendapatkan nilai kuat tekan beton yang diinginkan. Maka dari itu perlu dilakuan
percobaan-percabaan agar mendapatkan takaran yang tepat agar beton yang dibuat
mencapai nilai kuat tekan sesuai dengan yang diinginkan.
4
1.3 Manfaat Praktikum
Dari melakukan praktikum ini, manfaat yang di dapat adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pengujian
kuat tekan beton.
2. Mahasiswa dapat membuat job mix design beton agar mendapatkan nilai kuat
tekan yang sudah direncanakan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui nilai kuat tekan beton yang telah dibuat.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.2 BETON
Beton adalah bahan bangunan yang terdiri dari campuran agregat kasar,
agregat halus, semen, air dan bahan tambahan lainnya. Beton banyak
digunakan dalam dunia konstruksi. Bahan untuk membuat beton mudah
diperoleh, mudah diaplikasikan, tahan temperature tinggi dan biaya
pemeliharaannya kecil. Pemakaian beton sebagai bahan bangunan juga
6
memiliki keuntungan antara lain : bahan ini dapat dibentuk sesuai dengan
keinginan perencana, bahan-bahan pembentuk relatif tersedia dan
pembuatan beton dapat dilakukan oleh para pekerja. Beton juga memiliki
kekurangannya yaitu bentuk yang sudah dibuat sulit diubah, pelaksanaan
pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi, berat serta daya pantul suara
besar.
2.3.1 AGREGAT
Komponen penting dalam beton adalah agregat yang berperan sebagai
penentu kualitas beton dengan persentase volume dalam beton sekitar 60%-
80%, agregat harus lolos sebagai pengisi rapat pengisi dan penutup celah
antara agregat halus dan kasar. Menurut SNI 03-1737-1989 yang dimaksud
dengan agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau
mineral lainnya, baik berupa hasil alam maupun hasil buatan.
Agregat alam adalah agregat yang didapat langsung dari alam seperti sungai
dan gunung, sedangkan agregat buatan adalah agregat yang didapat melalui
proses mesin pemecah batu atau manusia. Agregat yang digunakan terdiri dari
agregat kasar dan agregat halus. Sesuai dengan SNI 03-2847-2002 bahwa
agregat halus merupakan agregat yang mempunyai ukuran butir maksimum
sebesar 5,00 mm.
Agregat halus dapat berupa pasir alam, pasir hasil olahan atau gabungan dari
kedua pasir tersebut. Sedangkan agregat kasar adalah agregat yang
mempunyai ukuran butir antara 5,00 mm sampai 40 mm. Agregat kasar dapat
7
berupa kerikil, pecahan kerikil, batu pecah, teraktanurtiup atau beton semen
hidrolis yang dipecah.
2.3.2 SEMEN
Semen adalah perekat hidrolik yang dihasilkan dengan cara menghasluskan
klinker yang terdiri dari bahan utama silikat-silikat kalsium dan bahan
tambahan batu gipsum dimana senyawa-senyawa tersebut dapat bereaksi
dengan air dan membentuk zat baru bersifat perekat pada bebatuan. Semen
sendiri merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah
berhubungan dengan air. Agregat tidak memainkan peranan yang penting
dalam reaksi kimia tersebut, tetapi berfungsi sebagai bahan pengisi mineral
yang dapat mencegah perubahan-perubahan volume beton setelah
pengadukan selesai dan memperbaiki keawetan beton yang dihasilkan.
2.3.3 AIR
Air adalah substansi kimia yang memiliki rumus H2O yang merupakan suatu
molekul air yang tersusun atas dua atom Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Air
merupakan salah satu bahan penting yang digunakan untuk pengikat semen
menjadi pasta agar betonnya menjadi lecak. Proses hidrasi dalam beton segar
membutuhkan air kurang lebih 25% dari berat semen yang digunakan.
Kelebihan air dari proses hidrasi diperlukan untuk syarat kekentalan
(consistency) adukan agar dapat dicapai suatu kelecakan.
8
dalam bejana pengaduk ke cetakan beton, dan dipadatkan setelah beton segar
berada dalam cetakan.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa semakin encer beton segar maka
semakin mudah beton tersebut dikerjakan. Adukan beton segar terdiri dari
campuran beberapa bahan,yaitu : air, semen Portland, agregat halus, dan
agregat kasar dengan perbandingan masing-masing bahan tersebut sesuai
standar yang sudah ada. Berikut adalah daftar nilai slump yang telah
disesuaikan dengan fungsi beton itu sendiri.
Slump Slump
No Elemen Struktur
maks(cm) min(cm)
1 Plat pondasi, pondasi telapak bertulang 12,5 5,0
2 Pondasi telapak tidak bertulang, kaison 9,0 2,5
dan konstruksi di bawah tanah
3 Plat [lantai], balok, kolom dan dinding 15,0 7,5
4 Jalan beton bertulang 7,5 5,0
5 Pembetonan massal 7,5 2,5
9
2.5 KUAT TEKAN
Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas,kuat tekan beton
dapat di ketahui menggunakan alat uji tekan beton (Compressive Strength
Test) , gaya tekan yang dihasilkan alat uji tekan beton apabila dibebankan pada
benda uji beton maka benda uji akan hancur (SNI 03-1974-1990).
Sebelum proses uji kuat tekan dilakukan, benda uji dikeluarkan dari
lingkungan perawatan berupa silinder dan didiamkan selama 24 jam. Sebelum
uji kuat tekan, benda uji diukur dimensinya dan dilakukan penimbangan
terhadap benda uji. Uji kuat tekan terhadap benda uji dapat dilakukan saat
benda uji berumur 7, 14, dan 28 hari.
Pengujian kuat tekan silinder dilakukan dengan meletakkan benda uji pada
pelat landasan mesin uji pembebanan, selanjutnya diberi beban arah vertical
secara perlahan. Pembacaan dihentikan setelah jarum pembebanan turun
yang menyatakan bahwa pembebanan telah mencapai maksimum. Kuat tekan
beton dapat dihitung :
ket:
fc’ : kuat tekan beton (MPa)
p : berat beban maksimum yang menyebabkan benda uji beton hancur (N)
A : luas penampang benda uji (mm2)
m : massa beban maksimum yang menyebabkan benda uji beton hancur (kg)
g : percepatan gravitasi bumi (10m/s2)
10
BAB III
METODOLOGI
1. Wadah
Wadah adalah tempat untuk meletakkan material campuran beton.
2. Ayakan
Ayakan atau saringan adalah alat yang digunakan untuk memisahkan bagian
yang tidak diinginkan berdasarkan ukurannya dari dalam bahan curah dan
bubuk yang memiliki ukuran partikel kecil dan bahan adonan atau campuran
dari cairannya. Digunakan untuk menyaring pasir, dan memisahkan ukuran
agregat sesuai dengan yang diperlukan.
11
Gambar 3.2 Ayakan
3. Timbangan
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa dari suatu
material atau benda.
4. Gelas Ukur
Gelas ukur adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur
volumedari suatu cairan. Alat ini memiliki bentuk silinder dan memiliki garis
penanda.
12
5. Penggaris atau Mistar
Penggaris atau mistar adalah salah satu alat pengukur panjang suatu benda
danalat bantu untuk menggambar garis lurus pada saat melakukan praktikum.
7. Mixer Beton
Mixer beton adalah alat untuk mengaduk adonan material campuran beton.
13
8. Oven
Oven adalah alat yang digunakan untuk mengurangi kadar air pada material
yang akan di uji.
9. Kerucut abrams
Kerucut abrams merupakan alat yang digunakan untuk menguji slump pada
beton yang baru selesai diaduk atau masih segar.
14
10. Besi Penumbuk
Besi Penumbuk adalah alat untuk menumbuk beton segar yang ada di dalam
cetakan silinder agar tidak terdapat rongga-rongga pada beton saat telah
kering.
15
12. Universal testing machine
Merupakan alat untuk menguji kuat tekan dan kuat tarik sebuah beton yang
sudah kering dengan type TC-325 kapaitas tekan 150 ton dan daya 220 VAC.
16
3.2.2 MATERIAL
Material yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1. Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat material untuk adonan
campuran beton seperti agregat, pasir, dan material lainnya. Semen yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu semen tipe 1.
2. Pasir
Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Dalam
pengujian ini menggunakan pasir dan lolos ayakan no. 16
17
3. Koral
Batu koral adalah material agregat yang diambil secara langsung dari alam dan
bisa digunakan tampa melalui proses pabrikasi lebih dahulu. Koral yang di
gunakan ukuran lolos ayakan no. ¾ dan bertahan pada ayakan no 8.
4. Air
18
3.3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.3.1 PENGUJIAN MATERIAL
Pada praktikum ini pengujian mencakup pengujian pada material alam yaitu
pengujian agregat kasar dan agregat halus dengan uraian sebagai berikut :
✓ Alat
1. Timbangan
2. Wadah
3. Oven
✓ Bahan
Pasir kering lapangan sebanyak 500 gram
✓ Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur dalam menentukan kadar air agregat halus sebagai
berikut:
1. Berat wadah ditimbang dan dicatat (W1).
2. Benda uji dimasukkan ke dalam wadah, berat wadah ditambah
benda ujiditimbang ( W2 ).
3. Berat benda uji dihitung W3 = W2 – W1.
19
4. Benda uji dikeringkan bersama wadah dalam oven pada suhu
(110 ±5)°C.
5. Setelah kering contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji
besertawadah (W4).
6. Berat benda uji kering dihitung W5 = W4 – W1.
b. Pengujian Kadar Lumpur (SNI 03-4142-1996)
✓ Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya prosentase kadar
lumpuragregat halus yang akan digunakan sebagai campuran beton.
Kandungan lumpur <5% merupakan ketentuan bagi penggunaan
agregat halus.
✓ Alat
1. Gelas ukur
2. Alat pengaduk
3. Penggaris
✓ Bahan
Pasir lolos ayakan nomor 16.
✓ Prosedur Pelaksanaan
1. Masukkan pasir secukupnya ke dalam gelas ukur 1000 ml.
2. Tambahkan air ke dalam gelas ukur.
3. Gelas ukur dikocok untuk mencuci pasir dari lumpur.
4. Kemudian simpan gelas ukur di tempat yang aman dan datar lalu
biarkanmengendap selama ±24 jam.
5. Ukur tinggi pasir (H1) dan tinggi lumpur (H2).
20
a. Pengujian Kadar Air (SNI 1971)
✓ Tujuan
Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air yang
dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering, dinyatakan
dalam persen. Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh angka
persentase dari adar air yang dikandung oleh agregat.
✓ Alat
1. Timbangan
2. Wadah
3. Oven
✓ Bahan
Batu pecah tertahan ayakan ½ sebanyak 2000 gram
✓ Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur dalam menentukan kadar air agregat kasar sebagai
berikut:
1. Timbang dan catat berat wadah (W1).
2. Masukkan benda uji ke dalam wadah kemudian timbnag dan catat
beratnya (W2).
3. Hitung beran benda uji (W3 = W2-W1).
4. Keringkan benda uji dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C sampai
beratnya tetap.
5. Setelah kering timbang dan catat berat benda uji beserta wadah
(W4).
6. Hitung ;berat benda uji kering (W5 = W4-W1).
21
yang terkandung dalam agregat kasar.
✓ Alat
1. Timbangan
2. Ayakan no. 16 dan no. 200
3. Wadah
4. Cawan
5. Oven
✓ Bahan
Batu pecah tertahan ayakan 3/8 sebanyak 1000 gram
✓ Prosedur Pelaksanaan
1. Timbang benda uji dalam keadaan kering oven (W1)
2. Masukkan ke dalam wadah
3. Isikan air ke dalam wadah, sehingga benda uji terendam,
kemudian aduk benda uji dalam ember, sehingga menghasilkan
pemisahan yang sempurna antara butir kasar dengan butir lolos
no. 200.
4. Tuangkan air pencuci dengan segera ke atas susunan saringan no.
16 dan no. 200
5. Lakukan hingga jernih
6. Tuangkan semua benda uji yang tertahan di ayakan no. 16 dan
no. 200serta yang ada dalam wadah ke dalam cawan.
7. Keringkan cawan yang berisi benda uji di oven pada suhu (110 ±
5) °Csampai beratnya tetap.
8. Kemudian dinginkan pada suhu ruang dan timbang beratnya (W2)
22
terhadap berat semula dalam persen.
✓ Alat
1. Mesin Abrasi Los Angeles
2. Saringan No. 12, ¾ , ½ dan 3/8
3. Timbangan
4. Bola – bola baja
5. Oven
✓ Bahan
Batu pecah lolos ayakan ¾ tertahan pada ayakan ½ dan 3/8 (Gradasi
B)dengan berat masing – masing 2500±10 gram.
✓ Prosedur Pelaksanaan
1. Benda uji dan bola baja ( sejumlah 11 buah ) dimasukkan ke dalam
mesinAbrasi Los Angeles,
2. Putar mesin dengan jumlah putaran 500 putaran.
3. Setelah selesei pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin
kemudiansaring dengan saringan No. 12 (1,7 mm).
4. Butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih, selanjutnya
dikeringkandalam oven pada suhu (110 ± 5)°C sampai berat tetap.
✓ Alat
1. Sendok Beton
2. Ember
3. Bak adonan
4. Mixer Beton
23
✓ Bahan
1. Semen tipe I
2. Pasir
3. Koral
4. Air
✓ Prosedur Pelaksanaan
1. Siapkan semua bahan yang telah ditimbang sesuai dengan mix
desain rencana
2. Basahi concrete mixer dengan air
3. Masukkan ¾ bagian air
4. Masukkan bahan aditif ( sika bonding ) tunggu sampai homogen
5. Masukkan semen sedikit demi sedikit
6. Setelah semen tercampur rata, masukkan pasir dan tambahkan
air
7. Setelah rata masukkan koral
8. Biarkan teraduk sampai merata
9. Setelah campuran beton tercampur rata tuangkan kedalam bak
adonan.
10. Kemudian Uji Slump.
24
3.3.3 PENGUJIAN SLUMP (SNI 03-1972-1990)
Slump beton ialah besaran kekentalan (viscocity) / plastisitas dan kohesif dari
beton segar.
✓ Tujuan
Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh angka slump beton. Hasil
uji ini digunakan dalam pekerjaan, perencanaan campuran beton dan
pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan.
✓ Alat
1. Kerucut abrams
2. Penumbuk
3. Mistar
✓ Bahan
Beton segar dari mixer beton.
✓ Prosedur Pelaksanaan
1. Basahi alas dan bagian dalam slump tes
2. Letakkan alas di tempat yang rata dan letakkan kerucut di
tengah-tengah alas.
3. Adonan beton segar ke dalam kerucut dalam 3 bagian
4. Setiap bagian dirojok masing-masing 25 kali dengan alat perojok
5. Setelah penuh lalu diratakan dengan menggulung batang perojok
di permukaannya
6. Secara perlahan angkat kerucut abrams .
7. Ukur penurunan yang terjadi dengan meletakkan kerucut abrams
secara terbalik sebelah adonan beton dengan mengambil acuan
alat pengukur slump.
25
3.3.4 PEMBUATAN BENDA UJI (SNI 2493:2011)
✓ Tujuan
Mencetak beton adonan segar pada cetakan berbentuk silinder
denganukuran 15 x 30 cm.
✓ Alat
1. Silinder dengan ukuran 15 x 30 cm
2. Perojok
3. Sendok Beton
✓ Bahan
Beton segar dari mixer beton.
✓ Prosedur pelaksanaan.
1. Adonan beton segar dimasukkan kedalam alat cetak berbentuk
silinder yang telah dilapisi pelumas.
2. Adonan beton segar dimasukkan kedalam pencetak dalam 3
bagian.
3. Masing – masing bagian dirojok sebanyak 25 kali dengan alat
perojok.
4. Setelah penuh lalu ratakan menggukanan sendok beton sehingga
didapat permukaan cukup rata.
✓ Alat
Bak Curing bersuhu 23 ± 1.7 °C
26
✓ Bahan
Benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 15 x 30 cm
✓ Prosedur pelaksanaan
1. Benda uji harus segera dicuring setelah 2x24 jam dari pencetak
silinder
2. Benda uji dimasukkan kedalam bak curing sampai hari pengujian.
✓ Alat
Universal testing machine type TC-325 dengan kapasitas tekan 150
Tondengan daya 220 VAC
✓ Bahan
Benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 15 x 30 cm
✓ Prosedur pengujian
1. Lakukan pembersihan benda uji dan letakkan pada alat test
2. Benda uji harus diletakkan tepat ditengah konsentrasi dari alat
test
3. Kecepatan pembebanan harus kontinu dengan kecepatan yang
disyaratkan 0.14 s/d 0.34 Mpa/detik
4. Diihat dan dicatat nilai dari kemampuan hancur dari benda uji.
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
28
4.1.2 Susunan butir agregat (sieve analysis)
Hasil perhitungan berat jenis agregat diperlihatkan pada Tabel 4.3 berikut.
Hasil perhitungan pada Tabel 4.3 berat jenis agregat yang digunakan dalam
penelitian ini kerikil dan pasir cukup baik untuk material pembentuk beton
29
dan memenuhi syarat yang telah disarankan oleh Troxell (1968).
1 Air 193
2 Semen 391,73
3 Kerikil 1.079,27
4 Pasir Kasar 515,56
5 Pasir Halus 200,43
Jumlah 2380
30
4.4 Hasil Uji Kuat Beton Umur 28 Hari
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Setelah melakukan praktikum uji kuat tekan beton di laboratorium
Teknik Sipil Universitas Iskandarmuda dan semua data telah dianalisis,
maka dapat disimpulkan bahwa Kuat tekan beton silinder rata — rata
sebesar 28,85 MPa.
2. Tinggi Slump yang diperoleh adalah 75 mm, yang mana telah memenuhi
syarat tinggi slump yang direncanakan yaitu 75 - 100 mm
3. Bahan material dalam keadaan basah menurunkan kualitas mutu beton
saat di uji kuat tekan pada laboratorium.
SARAN
1. Bahan Material yang direncanakan harus dalam keadaan baik dan pada
praktikum ini bahan material dalam keadaan basah, yang mana
membuat kualitas beton tidak baik.
2. Kepada para mahasiswa diharapkan dapat secara teratur mengikuti
segala kegiatan yang berlangsung dan memfokuskan diri terhadap apa
yang sedang dikerjakan.
32
DAFTAR PUSTAKA
33