Laporan Bengkel Beton
Laporan Bengkel Beton
Laporan Bengkel Beton
PENDAHULUAN
1
Pelaksanaan praktek kerja beton ini mempunyai peranan yang cukup besar bagi
mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang yaitu agar mahasiswa dapat
memahami dan menerapkan :
• Dasar teori tentang konsruksi beton dan aplikasinya di lapangan yang meliputi
penulangan dan pengecoran.
• Perencanaan dan analisa perhitungan dalam praktek kerja.
• Keselamatan kerja, efisiensi waktu, kebutuhan bahan, dan peralatan serta kedisiplinan
dalam bekerja.
• Cara-cara pengamanan dan pengawetan beton precast.
• Cara-cara pengecoran yang tepat.
• Pemecahan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan praktek.
BAB II
DASAR TEORI
2
2.1 Pengertian
Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi
tarik, kuat tariknya bervariasi dari 8 sampai 14 persen dari kuat tekannnya. Karena rendahnya
kapasitas tarik tersebut, maka retak lentur terjadi pada taraf pembebanan yang masih rendah.
Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak tersebut, maka dipasang tulangan.
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen
hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture
atau additive).
1
2. Pasir (agregat halus), ukuran butir maksimum 4,75 mm. Kualitas pasir
mempengaruhi kuat tekan beton. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari
5% dan tidak boleh mengandung bahan organis. Dalam pengerjaan ini tidak
diperkenankan menggunakan pasir laut.
3. Koral (agregat kasar), tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dan tidak
boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Agregat kasar tidak boleh
berpori dan terdiri atas batuan yang kasar.
4. Air, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organis
atau bahan yang lainnya.
5. Bahan-bahan kimia lainnya (admixture), bahan-bahan kimia ini hanya di tambahkan
pada beton dalam keperluan-keperluan tertentu.
2
Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah
kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton
mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur
yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan. Walaupun dalam beton
terdapat tegangan tarik yang kecil, diasumsikan bahwa semua tegangan tekan didukung oleh
beton tersebut. Penentuan kekuatan tekan dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji tekan
dan benda uki berbentuk silinder dengan prosedur uji ASTM C-30 atau kubus dengan
prosedur BS-1881 pada umur 28 hari.
3
6. Tetapkan volume agregat kasar berdasarkan agregat maksimum dan Modulus Halus Butir
7. Estimasi berat beton segar
8. Hitung proporsi bahan, semen, air agregat kasar dan agregat halus, kemudian koreksi
berdasarkan nilai daya serap air pada agregat
9. Koreksi proporsi campurannya
1
biasanya akan bersifat lebih homogen dan plastis. Pengadukan dengan mesin ini
dilakukan sesuai dengan manual alat aduknya. Selama proses pengadukan, kekentalan
campuran beton harus diawasi terus dengan cara memeriksa nilai slump yang
disesuaikan dengan jarak pengangkutan.
2.8.4 Perawatan
Kondisi perawatan yang baik dapat dicapai dgn menggunakan salah satu metode
antara lain beton dibasahi terus menerus dgn air, Beton direndamdi dalam air, Beton
dilindungi dengan karung basah , film plastic, atau kertas perawatan tahan air.
2
c. Berat
d. Daya Pantul suara yang besar
BAB III
PEMBAHASAN
1
5. Gunakan pelindung tangan (sarung tangan) dan peralatan keselamatan lainnya
sebelum memulai pekerjaan
6. Bersihkan peralatan dan lokasi pekerjaan setelah pekerjaan tersebut selesai.
1
3.1.1 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Pelatihan Dasar
0,22
1 A 6 0,130 1 0,130 0,011 0,029
kait miring 6 2
0,39
2 B 8 0,140 1 0,140 0,012 0,055
kait miring 8 5
0,61
3 C 6 0,150 1 0,150 0,013 0,093
kait sejajar 6 7
1
lonjor
=
0,22
4 D 8 0,124 1 0,124 0,011 0,028 11.4 m
kait sejajar 8 2
0,39
5 E 6 0,132 1 0,132 0,012 0,052
kait lurus 6 5
0,61
6 F 8 0,140 1 0,140 0,012 0,086
kait lurus 8 7
begel 9 x 9 0,22
7 G 6 0,400 4 1,600 0,140 0,355
(tegak) 2
begel 16 x 11 0,22
8 H 8 0,580 4 2,320 0,204 0,515
(miring) 2
0,415 1,213
\
3.1 Pembuatan Tulangan Pondasi Telapak
1
3.1.1 Gambar Kerja
1
2
3.1.2 Alat dan Bahan
1. Peralatan
a) Pemotong besi.
b) Bending Ø 6 dan Ø 10.
c) Gunting bendrat.
d) Tang/kakaktua.
e) Usuk
2. Bahan
a) Besi Ø 6.
b) Besi Ø 10.
c) Kawat bendrat.
3.1.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Penulangan Pondasi
SENGKANG 11 X 0,22
1 A 6 0,480 10 4,800 0,421 1,066
11 2
1
0,61
2 B TUL. UTAMA 10 1,500 4 6,000 0,526 3,702 lonjor
7
BENTUK L =
11.4 m
0,61
3 C 10 0,900 14 12,600 1,105 7,774
TUL. BAGI 7
1
TUL. BENTUK 0,61
4 D 10 1,000 4 4,000 0,351 2,468
KUPU 7
15,01
2,404
0
1
2
1
3.2.2 Alat dan Bahan
1. Peralatan
a) Pemotong besi.
b) Bending Ø 6 dan Ø 10.
c) Gunting bendrat.
d) Tang/kakaktua.
e) Penyangga tulangan
2. Bahan
a) Besi Ø 6.
2
b) Besi Ø 10.
c) Kawat bendrat.
0,61
1 A 10 3,600 4 14,400 1,263 8,885
TUL UTAMA 7
1
lonjor
=
SENGKANG 11 X 0,22
2 B 6 0,480 24 11,520 1,011 2,557 11.4 m
11 2
0,22
3 C 6 0,400 4 1,600 0,140 0,355
SENGKANG 9 X 9 2
11,79
2,414
7
2
3.3 Pembuatan Tulangan Balok
3.3.1 Gambar Kerja
1
1
3.3.2 Alat dan Bahan
1. Peralatan
a) Pemotong besi
b) Bending Ø 6 dan Ø 10
c) Gunting bendrat
d) Tang/kakaktua
e) Penyangga tulangan
2. Bahan
a) Besi Ø 6.
b) Besi Ø 10.
c) Kawat bendrat.
0,61
1 A 10 3,100 4 12,400 1,088 7,651
TUL UTAMA 7
1
1
0,000 lonjor
=
0,61
2 B 10 3,200 1 3,200 0,281 1,974 11.4 m
TUL GESER 7
0,000
SENGKANG 11 X 0,22
3 C 6 0,580 28 16,240 1,425 3,605
16 2
13,23
2,793
0
1
2
1
3.1.2 Alat dan Bahan
1. Peralatan
a) Pemotong besi.
b) Bending Ø 8 dan Ø 8
c) Gunting bendrat.
d) Tang/kakaktua.
e) Usuk.
2. Bahan
a) Besi Ø 8.
b) Besi Ø 10.
c) Kawat bendrat.
0,91
1 A 8 3,000 24 72,000 6,316 66,024
TUL UTAMA 3M 7
1
lonjor
=
0,39
3 C 8 3,000 24 72,000 6,316 28,440 11.4 m
TUL BAGI 3 M 5
0,39
4 D 8 3,150 9 28,350 2,487 11,198
TUL BAGI 3,15 M 5
19,20 148,39
6 4
Tampak atas
2
Tampak samping
2
f. Setelah semua pekerjaan rampung, bersihkan semua peralatan dan
kembalikan ketempatnya masing-masing.
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pekerjaan beton bertulang merupakan pekerjaan konstruksi untuk menahan beban
yang sangat besar. Oleh karena itu beton yang dihasilkan mempengaruhi kekuatan
menahan beban yang sudah disyaratkan. Adapun kesimpulan yang dapat kami uraikan
sebagai berikut:
1. Perhitungan dalam perencanaan pembuatan beton memerlukan ketelitian,
kesabaran, dan kedisiplinan yang tinggi. Sehingga akan dicapai efektifitas dan
efisiensi bahan, waktu, dan tenaga.
2. Perawatan beton yang baik akan sangat mempengaruhi sifat beton.
3. Keselamatan kerja, kebutuhan bahan, dan alat harus diperhatikan dalam
pelaksanaan praktek beton.
4. Pada waktu pengecoran beton harus dilakukan dengan hati-hati agar hasilnya
sesuai dengan apa yang kita harapkan.
5. Pada waktu pembuatan beugel harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai
dengan ukuran yang ditentukan pada gambar kerja.
.
4.2 Saran
1
➢ Dalam pembuatan beton dibutuhkan ketelitian, kecermatan, dan kesabaran.
Selain itu rangkaian beton yang dibuat harus sesuai dengan standart dan
komposisi karena apabila terjadi banyak kesalahan akan mengakibatkan tidak
efektif dan tidak efisiennya bahan, waktu, tenaga dan biaya.
➢ Dalam pelaksanaan praktek sebaiknya selalu diperhatikan kekompakan baik
dalam satu kelompok maupun dengan kelompok lainnya, jika ada
permasalahan hendaknya dibahas secara bersama-sama. Karena bagaimanapun
kerjasama antar tim akan mempermudah dan meringankan pekerjaan yang
akan dikerjakan.
➢ Keselamatan kerja hendaknya selalu diperhatikan, terutama pada saat
penulangan. Serta keamanan peralatan praktek juga sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA
1
DAFTAR GAMBAR
Alat-alat
2
PEMOTONG BESI
2
Gambar Penulangan
2
1
2
2
Gambar Pelaksanaan Praktek