0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan17 halaman

Makalah PPKN Rafli Albar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 17

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN WARGA KENAGERAAN

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK DI INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu :
Dr.Saiful, S.Pd.,M.Si
197606142001121002

Disusun Oleh :
Rafli Albar Al Haj
2305104010032

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah Swt karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya makalah mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarnegraan ini dapat ditulis dan
diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dengan judul
“ WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK DI INDONESIA ”.

Dengan makalah ini saya mengharapkan mahasiswa untuk memahami makna dari wawasan
nusantara, geopolitik, dan hubungan antara keduanya yang menjadi suatu kesatuan yang
diterapkan di Indonesia. Dengan demikian, makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saya mengharapkan adanya krtitik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagi pihak agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi pembacanya,
terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang berwawasan nusantara, karena kita
adalah penerus Bangsa Indonesia.

i
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C.Tujuan..............................................................................................................................2
Bab II..........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. PENGERTIAN, HAKIKAT, DAN KEDUDUKAN WAWASAN NUSANTARA.....3
1. Pengertian Wawasan Nusantara...................................................................................3
2. Hakikat Wawasan Nusantara.......................................................................................4
3. Kedudukan Wawasan Nusantara.................................................................................4
B. LATAR BELAKANG KONSEPSI NUSANTARA........................................................4
1. Segi Histotic atau Sejarah............................................................................................4
2. Segi Geografis dan Sosial Budaya..............................................................................5
3. Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional.................................................................6
C. WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA..........................7
1. Geopolitik sebagai Ilmu Bumi Politik.........................................................................7
2. Paham Geopolitik Bangsa Indonesia...........................................................................8
D. PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA..............................................................9
Bab III......................................................................................................................................13
PENUTUP............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Negara bagaikan suatu organisme. Ia tidak bisa hidup sendiri. Keberlangsunganhidupnya ikut
dipengaruhi juga oleh negara-negara lain, terutama negara-negaratetangganya atau negara
yang berada dalam satu kawasan dengannya. Untuk itulah diperlukan satu sistem perpolitikan
yang mengatur hubungan antar negara-negara yang letaknya berdekatan di atas permukaan
planet bumi ini.

Sistem politik tersebut dinamakan Geopolitik, yang mutlak dimiliki dan diterapkan oleh
setiap negara dalam melakukan interaksi dengan sesama negara di sekitarnya. Tak terkecuali
Indonesia. Indonesia pun harus memiliki sistem geopolitik yang cocok diterapkan dengan
kondisi kepulauannya yang unik dan letak geografis negara Indonesia di atas permukaan
planet bumi ini. Geopolitik Indonesia tiada lain adalah wawasan Nusantara, Wawasan
Nusantara tidak mengandung unsur-unsur ekspansionisme maupun kekerasan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang
dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang
merdeka, berdaulat dan bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya
dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan nusantara juga sering dimaknai sebagai cara
pandang, cara memahami, cara menghayati, cara
bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses
psikologis, sosiokultural dengan aspek-aspek Astagatra Secara konsepsional, wawasan
nusantara (Wawasan) merupakan wawasan nasionalnya bangsa Indonesia. Perumusan
wawasan nasional bangsa Indonesia yang selanjutnya disebut Wawasan Nusantara, itu
merupakan salah satu konsepsi politik dalam ketatanegaraan Republik Indonesia. Wawasan
Nusantara sebagai wawasannasionalnya bangsa Indonesia dibangun atas pandangan
geopolitik bangsa.

Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada konstelasi lingkungan tempat tinggalnya yang
menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara.jadi Wawasan Nusantara merupakan penerapan
dari teori geopolitik bangsa Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian, hakikat, dan kedudukan Wawasan Nusantara?

2. Apa pengertian Geopolitik?

3. Apa pengertian Wawasan Nusantara

4. Apa pentingnya wilayah sebagai ruang hidup bangsa?

5. Bagaimana perwujudan wawasan nusantara?

C.Tujuan

1. Memahami pengertian, hakikat, dan kedudukan wawasan nusantara

2. Memahami latar belakang konsepsi wawasan nusantara

3. Memahami wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia

4. Memahami perwujudan wawasan nusantara

5. Memahami otonomi daerah di indonesia

2
Bab II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN, HAKIKAT, DAN KEDUDUKAN WAWASAN NUSANTARA

1. Pengertian Wawasan Nusantara

Secara etimologis, Wawawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara.
Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan bererti
pula cara pandang, cara melihat. Nusantara artinya kesatuan kepulauan yang terletak
antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia dan dua samudra, yaitu Samudra
Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata „nusantara” digunakan
sebagai pengganti nama Indonesia.

Secara terminoligis, Wawasan Nusantara menurut beberpa pendapat sebagai berikut ;


a. Pengertian Wawasan Nusantara menurut Prof. Wan Usnian "Wawasan Nusantara
adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai
negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam."
b. Pengertian Wawasan Nusantara dalam GBHN 1998 Wawasan Nusantara adalah
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Pengertian Wawasan Nusantara menurur kelompok kerja Wawasan Nusantara
untuk diusulkan menjadi Tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, sebagai
berikut. "Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri clan
lingkungannya yang serba beragam clan bernilai stratcgis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, clan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional."

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa wawasan nusantara


berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Diri yang
dimaksud adalah diri bangsa Indonesia sendiri serta nusantara sebagai lingkungan
tempat tinggalnya.

3
2. Hakikat Wawasan Nusantara

Keutuhan bangsa dan kesatuan wilayah nasional merupakan hakikat Wawasan


Nusantara. Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan
dengan menyatakan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, kepulauan
Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, kepulauan. Nusantara sebagai satu kesatuan
sosial budaya, dan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan keamanan.

3. Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara berkedududukan sebagai visi bangsa. Visi bangsa


Indonesia sesuai dengan konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang
satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula. Kedudukan Wawasan Nusantara
sebagai salah satu konsepsi ketatanegaraan Republik Indonesia dapat dilihat pads
bagan sebagai berikut.

B. LATAR BELAKANG KONSEPSI NUSANTARA

1. Segi Histotic atau Sejarah


Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang bersatu
dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal, yaitu :

a. kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah;
b. kita pemah mengalami memiliki wilayah yang terpisah-pisah

4
Sebagai bangsa yang berjajah clan terpecah-pecah serta memiliki wilayah
yang terpisah-pisah, jelas merupakan kerugian besar bagi bangsa Indonesia.
Keadaan tersebut tidak mendukung upaya kita mewujudkan bangsa yang merdeka,
bersatu, berdaulat, dan untuk menuju bangsa yang adil dan makmur sebagaimana
tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

Berdasarkan keadaan historis demikian, bangsa Indonesia berupaya


mengembangkan konsepsi tentang visi bangsa, yaitu sebagai bangsa yang bersatu
serta dalam wilayah yang utuh. Konsepsi tersebut dalam kurun waktu berikutnya
terumuskan dalam Wawasan Nusantara.

Untuk bisa keluar dari keadaan bangsa terjajah clan terpecah, kita membutuhkan
semangat kebangsaan. semangat kebangsaan melahirkan visi sebagai bangsa yang
bersatu. Tumbuhnya semangat kebangsaan (nasionalisme) menjadi ideologi bagi
per uangan bangsa Indonesia yang akhirnya bertitik puncak pada proklamasi
kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945. Munculnya semangat kebangsaan
Indonesia ditandai dengan era kebangkitan nasional yaitu kemunculan berbagai
organisasi perjuangan. uangan. Penegasan akan semangat kebangsaan itu ditandai
dengan adanya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Akhirnya, semangat kebangsaan
menemukan hasilnya, yaitu Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

2. Segi Geografis dan Sosial Budaya


Dari Segi geografis dan social budaya, Indonesia merupakan negara bangsa
dengan wilayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah
dan heterogenitas bangsa menjadikan bangsa Indonesia perlu memiliki visi untuk
menjadi bangsa yang bersatu dan utuh. Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa
membuka dua peluang. Secara positif dapat dijadikan modal memperkuat bangsa
menuju cita-cita. Secara negatif dapat mudah menimbulkan perpecahan serta infiltrasi
pihak luar. Peluang ke arah gerak centrifugal (memecah) perlu ditanggulangi,
sedangkan peluang gerak centripetal (menyatu) perlu diupayakan Secara terus-
menerus. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan konsepsi
Wawasan Nusantara.

5
3. Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional

Sebagai i1mu, geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.


Bahwa politik suatu negara dipengaruhi oleh konstelasi geografi negara yang
bersangkutan. Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dari aspek geografi dalam
menentukan kebijakan nasional untuk mewujudkan suatu tujuan. Prinsip-prinsip
geopolitik suatu negara dapat menjadi dasar bagi perkembangan wawasan nasional
bangsa itu. Ir. Soekarno adalah orang pertama yang mengaitkan geopolotik dengan
bangsa Indonesia.

Berdasarkan geopolitik, wilayah Indonesia adalah satu kesatuan wilayah dari


Sabang sampai Merauke yang terletak antara dua samudra dan dua benua. Kesatuan
antara bangsa Indonesia dengan wilayah tanah air itulah yang membentuk semangat
dan wawasan kebangsaan, yaitu sebagai bangsa yang bersatu. Rasa kebangsaan
Indonesia dibentuk oleh adanya kesatuan nasib, jiwa untuk bersatu dan kehendak
untuk bersatu serta adanya kesatuan wilayah yang sebelumnya bernama Nusantara.
Upaya membangun kesadaran untuk bersatunya bangsa dalam satu wilayah adalah
dengan konsepsi Wawasan Nusantara. Ciri nasionalisme Indonesia adalah
nasionalisme yang tidak chauvisnisme dan juga bukan kosmopolitanisme.
Nasionalisme Indonesia tumbuh dalam internasionalisine, mengembangkan hubungan
baik dengan bangsa lain secara sederajat.

Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana menjadikan bangsa


dan wilayah ini senantiasa satu dan utuh. Kepentingan nasional itu merupakan turunan
lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional maupun visi nasional. Cita-cita nasional
bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 Alinea II adalah
untuk mewujudkan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur. Adapun tujuan nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan
UUD 1945 Alinea IV, salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia.

Visi nasional Indonesia menurut ketetapan MPR No. VIUMP11"i'2001 tentang Visi
Indonesia Masa Depan adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius,
manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih
dalam penyelenggaraan negara. 96 Sejalan dengan hal tersebut, bangsa Indonesia
berkepentingan untuk mewujudkan hal-hal di atas. Upaya untuk terus membina kesatuan.

6
C. WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA

1. Geopolitik sebagai Ilmu Bumi Politik


Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumf dan
tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah hidup.
Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor-faktor geografi, strategi,
dan politik suatu negara, sedang untuk impelementasinya diperlukan suatu strategi yang
bersifat nasional (Ermaya Suradinata, 2001). Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh
Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi politik (political geography), yang kemudian diperluas
oleh Rudolf Kjellen menjadi geographical politic, disingkat Geopolitik.

Teori-teori Geopolitik :

a. Teori Geopolitik Frederich Ratzel


Frederich Ratzel (1844-1904) berpendapat bahwa negara itu seperti organisme yang
hidup.
b. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen
Rudolf Kjellen (1864-1922) melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme.
Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan negara seperti organisms maka ia menyatakan
dengan tegas bahwa negara adalah suatu organisme, bukan hanya mirip
c. Teori Geopolitik Karl Haushofer
Karl Haushofer (1896-1946) melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen terutama
pandangan tentang lebensraum dan paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu
wilayah negara semakin banyak sehingga tidak sebanding lagi dengan luas wilayah, maka
negara tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup
(lebensraum) bagi warga negara. Untuk mencapai maksud tersebut, negara harus
mengusahakan autarki dan wilayah-wilayah yang dikuasai (pan-regional).
d. Teori Geopolitik Halford Mackinder
Halford Mackinder (1861-1947) mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih strategik,
yaitu dengan penguasaan daerah-daerah 'jantung' dunia, sehingga pendapatnya dikenal
dengan teori Daerah Jantung.
e. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan
Alfred Thayer Mahan (1840-1914) mengembangkan lebih lanjut konsepsi geopolitik
dengan memperhatikan perlunya memanfaatkan serta mempertahankan sumber daya laut,
termasuk akses ke laut

7
2. Paham Geopolitik Bangsa Indonesia

Paham geopolitik bangsa Indonesia terumuskan dalam konsepsi Wawasan Nusantara.


Bagi bangsa Indonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan
faktor-faktor geografis wilayah negara untuk mencapai tujuan nasionalnya. Untuk
Indonesia, geopolitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan
memanfaatkan keuntungan letak geografis negara berdasarkan pengetahuan ilmiah
tentang kondisi geografis tersebut.

Secara geografis Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua samudra (Hindia dan
Pasifik) dan dua benua (Asia dan Australia), serta terletak di bawah orbit Geostationary
Satellite Orbit (GSO). Pasal 25A UUD 1945 Amandemen IV yang berbunyi "Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hakhaknya ditetapkan dengan undang-undang".
Atas dasar itulah Indonesia mengembangkan paham geopolitik nasionalnya, yakni
Wawasan Nusantara.

Secara historis, wilayah Indonesia sebelumnya adalah wilayah bekas jajahan Belanda
yang dulunya disebut Hindia Belanda. Rakyat di wilayah Hindia Belanda memiliki le
desir d'etre ensemble serta Charakter-gemeinschaft yang sama akibat penjajahan
Belanda. Oleh karena itu, mereka disebut satu bangsa. Wilayah Hindia Belanda –yang
sekarang dinamakan Indonesia– dari Sabang sampai Merauke yang merupakan ruang
hidup (lebensraum) bangsa Indonesia yang harus disatukan dan dipertahankan.

Berdasarkan fakta geografis dan sej arch inilah, wilayah Indonesia beserta apa yang
ada di dalamnya dipandang sebagai satu kesatuan. Pandangan atau wawasan nasional
Indonesia ini dinamakan Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara sebagai konsepsi
geopolitik bangsa Indonesia.

8
D. PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA

1. Perumusa Wawasan Nusantara


Konsepsi Wawasan Nusantara dituangkan dalam peraturan perundangundangan,
yaitu dalam ketetapan MPR mengenai GBHN. Secara berturut-turut ketentuan
tersebut adalah :
1) Tap MPR No. IV/MPR/1973
2) Tap MPR No. IV/MPR/1978
3) Tap MPR No. IF MPR/1983
4) Tap MPR No. II/MPR/1988
5) Tap MPR No. II/ MPR/1993
6) Tap MPR No. II/MPR/1998
Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Wawasan dalam penyelenggaraan
pembangunan nasional dalam mencapai Tujuan Pembangunan Nasional adalah
Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara adalah wawasan nasional yang bersumber
dari Pancasila dan UUD 1945. Hakikat dari Wawasan Nusantara adalah kesatuan
bangsa dan keutuhan wilayah Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia tersebut
mencakup:

1) Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik


2) Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
3) Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
4) Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan

Wawasan Nusantara mengajarkan perlunya kesatuan sistem politik, sistem ekonomi,


sistem sosial, sistem budaya, dan sistem pertahanan-keamanan dalam lingkup negara
nasional Indonesia. GBHN terakhir yang memuat rumusan mengenai Wawasan
Nusantara adalah GBHN 1998 yaitu dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1998. Pada
GBHN 1999 sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tidak lagi
ditemukan rumusan mengenai Wawasan Nusantara.

2. Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia


a. Wilayah Daratan

Untuk menentukan batas wilayah daratan biasanya dilakukan dengan negara-negara


yang berbatasan darat. Batas-batas dapat dibuat dengan sengaja atau dapat pula ditandai

9
dengan benda-benda alam, seperti gunung, hutan, dan sungai. Indonesia memiliki wilayah
daratan yang berbatasan dengan Malaysia (Serawak clan Sabah) , Papua Nugini, dan Timor
Leste.
b. Wilayah Perairan
Wilayah Perairan Indonesia meliputi laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan, dan
perairan pedalaman. Laut Teritorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 (dua betas) mil laut
yang diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia. Perairan kepulauan Indonesia adalah
semua perairan yang terletak pada sisi dalam garis pangkal lurus kepulauan tanpa
memperhatikan kedalaman atau jaraknya dari pantai. Perairan pedalaman Indonesia adalah
semua perairan yang terletak pada sisi clarat dari garis air rendah dari pantai-pantai
Indonesia, termasuk ke dalamnya semua bagian dari perairan yang terletak pada sisi clarat
dari suatu garis penutup. Penentuan batas perairan khususnya yang berbatasan dengan negara
tetangga dilakukan dengan perjanjian bilateral. Contoh: Indonesia dengan Malaysia,
Indonesia dengan Filipina.
c. Wilayah Udara
Negara mempunyai kedaulatan di udara dibatasi untuk menj aga keamanan. Pada tahun 1901
ditentukan dengan batas ketinggian 1500 m dan pada tahun 1910 diubah menjadi 500 m.
Pada tahun 1950, Cooper menyatakan kedaulatan udara ditentukan oleh kemampuan negara
yang bersangkutan menguasai ruang udara secara fisik dan ilmiah. Misal dengan kemampuan
teknologi pesawat. Schachter menyatakan wilayah udara hendaknya sampai pada ketinggian
di mana udara masih cukup mampu mengangkat pesawat. Ketinggian tersebut lebih kurang
30 mil dari muka bumi.

3. Unsur Dasar Wawasan Nusantara

a) Wadah
Wadah kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah
Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta
aneka ragam budaya.

b) Isi
"Isi" adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan citaita serta tujuan
nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.

c) Tata Laku
"Tata laku" merupakan hasil interaksi antara "wadah" dan "isi" yang terdiri dari tata laku
batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas
yang baik dari bangsa Indonesia.

4. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara

10
a. Tujuan Wawasan Nusantara
Tujuan Wawasan nusantara terdiri atas dua:

1) Tujuan ke dalam, yaitu menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek


kehidupan nasional, yaitu politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.
2) Tujuan ke luar, yaitu terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba
berubah, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial serta mengembangkan suatu kerja sama dan
saling menghormati.
b. Manfaat Wawasan Nusantara
1) Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional. Hal ini
dibuktikan dengan penerimaan asas negara kepulauan berdasarkan Konvensi
Hukum Laut 1982. Indonesia sebagai negara kepulauan diakui oleh dunia
internasional.
2) Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia. Berdasarkan Ordonansi 1939
wilayah teritorial Indonesia hanya seluas 2 juta kM2 . Dengan adanya konsepsi
Wawasan Nusantara maka luas wilayah Indonesia menjadi 5 juta kM2 sebagai
satu kesatuan wilayah.
3) Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi sumber daya
yang besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Sumber daya tersebut terutama
sumber minyak yang ditemukan di wilayah teritorial dan landas kontinen
Indonesia.
4) Penerapan Wawasan Nusantara menghasilkan cara pandang tentang keutuhan
wilayah nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia.

E . OTONOMI DAERAH INDONESIA

A. Kaitan Wawasan Nusantara dengan Otonomi Daerah


Wawasan Nusantara menghendaki adanya persatuan bangsa dan keutuhan wilayah
nasional. Pandangan untuk tetap perlunya persatuan bangsa dan keutuhan wilayah ini
merupakan modal berharga dalam melaksanakan pembangunan. Wawasan Nusantara juga
mengajarkan perlunya kesatuan sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem budaya,
clan sistem pertahanan-keamanan dalam lingkup negara nasional Indonesia. Cerminan dari
semangat persatuan itu diwujudkan dalam bentuk negara kesatuan.

11
Dalam menyelenggarakan pemerintahannya, Negara Kesatuan Republik Indonesia
menganut asas desentralisasi, bukan sentralisasi. Desentralisasi artinya, penyerahan urusan
pemerintah dari atas kepada pemerintah di bawahnya untuk menjadi urusan rumah tangganya.
Negara Kesatuan dengan sistem desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan kekuasaan.
Kekuasaan terbagi antara pemerintah pusat dan daerah. Daerah memiliki hak otonomi untuk
menyelenggarakan kekuasaan. Desentralisasi inilah yang menghasilkan otonomi daerah di
Indonesia. Negara kita melaksanakan otonomi daerah karena melaksanakan amanat UUD
1945 Pasal 18.

1. Otonomi Daerah di Indonesia


Otonomi daerah diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan otonomi daerah
dapat juga diartikan sebagai hak dan kewenangan daerah untuk mengatur clan
mengurus rumah tangga daerah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas


daerah tertentu, yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah otonom selanjutnya disebut dengan
daerah.

Menurut Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang perubahan Pemerintahan


Daerah, daerah yang bersifat otonom, meliputi 3 daerah, yaitu :
1) daerah provinsi
2) daerah kabupaten
3) daerah kota
Otonomi dan desentralisasi adalah cara atau strategi yang dipilill agar
penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini bisa menciptakan
pembangunan yang berkeadilan clan merata di seluruh wilayah tanah air.

12
Bab III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi daratan, laut, serta udara dan
ruang diatasnya. Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasionalnya bangsa Indonesia
dibangun atas pandangan geopolitik bangsa Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada
konstelasi lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara
Jadi, Wawasan Nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia
Tujuan utamanya adalah membangun kesadaran nasional yang kuat dan rasa persatuan yang
tinggi.
B. Saran
Untuk tercapainya keberhasilan dari implementasi Wawasan Nusantara kita perlu mengerti,
memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warga negara serta hubungan warga
negara dengan negara, sehingga kita memiliki kesadaran sebagai warga Negara
Indonesia.Selain itu untuk terwujudnya keberhasilan dari implementasi ini diperlukan
sosialisasi dengan program yang teratur, terjadwal dan terarah. Untuk mengetuk hati nurani
setiap warga negara Indonesia agar sadar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diperlukan
pendekatan /sosialisasi/ pemasyarakatan dengan program yang teratur guna mewujudkan
Ketahanan Nasional.

13
DAFTAR PUSTAKA

Winarno. 2011. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai