BAB V Hasil Dan Pembahasan
BAB V Hasil Dan Pembahasan
BAB V Hasil Dan Pembahasan
A. Hasil
cabang dan induk batang yang berwarna hijau segar, tidak berlubang, berukuran 30
cm. Cabang dan induk batang sawi langit yang telah disortasi dipisahkan dari
bunga, daun, dan akar, kemudian dicuci, dicacah, dan ditimbang (ditunjukan pada
pengeringan menggunakan oven pada suhu < 50℃ selama dua 2 hari (ditunjukan
(a) (b)
Gambar 6. (a) Cabang dan Induk Batang Sawi Langit, (b) Batang Sawi
Kemudian, batang sawi langit yang sudah melalui proses pengeringan, lalu
35
7 (a) dan (b)). Selanjutnya maserasi dan remaserasi dengan etanol 70% selama 7
hari (ditunjukan pada gambar 8 (a)). Setelah didapatkan ekstrak, lalu ekstrak batang
sawi langit tersebut di saring (ditunjukan pada gambar 8 (b)) dan evaporasi dengan
alat rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak kental dan randemen ekstrak
(a) (b)
Gambar 7. (a) dan (b) Penghalusan Simplisia Batang Sawi
Langit
(a) (b)
Gambar 8. (a) Maserasi dan Remaserasi Selama 7 Hari, (b)
Penyaringan Ekstrak
36
(a) (b)
Gambar 9. (a) Hasil Penyaringan Ekstrak, (b) Evaporasi
Ekstrak
Tabel 4
Hasil Rendemen Ekstrak
Pada penelitian ini menggunakan bahan baku segar dengan berat 2200 gr,
dan menghasilkan berat kering atau simplisia 435 gr, setelah itu dengan melalui
37
proses penguapan yaitu evaporasi didapatkan hasil ekstrak kental dengan berat 86,2
sebesar 19,8%
2. Skrining fitokimia
Hasil pengujian secara kualitatif yaitu skrining fitokimia menggunakan
Tabel 5
Hasil Uji Skrining Fitokimia (Metode Harborne)
etanol 70% batang sawi langit terdapat positive mengandung senyawa Flavonoid,
sebagai berikut:
38
a. Konsentrasi 50 ppm
% Aktivitas Antioksidan = Absorbansi kontrol-Absorbansi sampel x 100%
Absorbansi kontrol
= 0,5857-0,23195 x 100%
0,5857
= 60,3978%
b. Konsentrasi 75 ppm
% Aktivitas Antioksidan = Absorbansi kontrol-Absorbansi sampel x 100%
Absorbansi kontrol
= 0,5857-0,2047 x 100%
0,5857
= 65,0503%
c. Konsentrasi 100 ppm
% Aktivitas Antioksidan = Absorbansi kontrol-Absorbansi sampel x 100%
Absorbansi kontrol
= 0,5857-0,15065 x 100%
0,5857
= 74,2786%
d. Konsentrasi 125 ppm
% Aktivitas Antioksidan = Absorbansi kontrol-Absorbansi sampel x 100%
Absorbansi kontrol
= 0,5857-0,1107 x 100%
0,5857
= 81,0995%
Tabel 6
Hasil Uji Aktivitas Antioksidan (Metode DPPH)
39
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
BATANG SAWI LANGIT
85
80
75
% Inhibisi
70
y = 0,2853x + 45,240
65 R² = 0,9860
60
55
50
50 60 70 80 90 100 110 120 130
Konsentrasi Sampel (ppm)
Berdasarkan hasil analisis data tabel dan kurva diatas sehingga didapatkan
50 = 0,2853x + 45,240
x = 50-45,240
0,2853
x = 16,68419
40
B. Pembahasan
dan belum diolah dengan cara apapun (Lutfiah & Taurusta, 2022). Pengolahan
simplisia memerlukan proses pengeringan yang dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu, pengeringan secara alami (bantuan sinar matahari dan diangin-anginkan) dan
pengeringan buatan (oven, uap panas, atau alat lainnya). Faktor-faktor seperti suhu
harus diperhatikan dalam proses pengeringan. Bila proses pengeringan telah sesuai
yang memadai, diharapkan dapat terhindar dari face hardening, yaitu kondisi
dimana bagian luar bahan telah kering, namun bagian dalam bahan masih basah
(Riyani, dkk., 2022). Pada saat proses penelitian ini menggunakan pengeringan
oven dengan suhu 50℃ selama 2 hari agar menghasilkan simplisia dengan mutu
yang lebih baik karena pengeringannya lebih merata dalam waktu relatif cepat, dan
etanol 70% batang sawi langit adalah maserasi dan remaserasi. Metode ini memiliki
keuntungan dan keberhasilan yang lebih baik daripada metode yang lainnya,
prosedur dan peralatan yang digunakan adalah sederhana dan serta bahan alami
tidak terurai karena tidak dipanaskan (Susanty & Bachmid, 2016 ). Proses
dilanjutkan dengan mengevaporasi filtrat batang sawi langit dengan suhu 60℃
memisahkan ekstrak batang sawi langit yang masih bercampur dengan pelarut
etanol 70% untuk mendapatkan ekstrak kentalnya (Damayanti & Fitriana, 2012).
41
Alasan memilih pelarut etanol 70% yang digunakan dalam penelitian karena
etanol 70% adalah pelarut polar, dapat mengekstraksi atau memisahkan berbagai
macam senyawa polar dari yang polar hingga yang non polar. Semakin tinggi
konsentrasi etanol, semakin kurang tingkat polar pelarutnya. Jika pelarut yang
digunakan memiliki kepolaran yang sama, maka larutan tersebut dapat menarik dan
Pelarut etanol 70% yaitu pelarut dengan tingkat kepolaran yang paling
dengan zat yang terkandung dalam ekstrak, maka semakin banyak komponen zat
yang dapat diekstrak dan meningkatnya randemen ekstrak yang diperoleh (Guna,
dkk., 2020). Selain itu, etanol 70% merupakan satu-satunya jenis pelarut yang aman
atau tidak bersifat beracun apabila digunakan karena rendahnya tingkat kandungan
toksisitas dibanding pelarut yang lain dan etanol 70% memiliki titik didih yang
rendah yaitu 79℃ sehingga dalam proses penguapan hanya memerlukan panas
yang lebih sedikit untuk proses pemekatan (Hasanah & Novian, 2020).
Hasil rendemen ekstrak pada etanol 70% batang sawi langit, yaitu 19,8%.
Oleh karena itu rendemen ekstrak yang didapatkan dapat dinyatakan baik karena
hasil rendemen tidak kurang dari 12,2%. Hasil ini memenuhi persyaratan
standarisasi Farmakope Herbal Indonesia (FHI) (Depkes RI, 2017). Semakin tinggi
42
nilai rendemen menunjukkan bahwa ekstrak yang dihasilkan semakin baik
2. Skrining fitokimia
tanin pada uji akrining fitokimia esktrak batang sawi langit yang menunjukan
bervariasi dalam struktur, fungsi, dan kuantitas. Perbedaan suhu pertumbuhan juga
mempengaruhi zat sekunder pada tanaman. Karena sinar matahari digunakan untuk
ini dapat ditemukan pada batang, daun, bunga, dan akar (Samiun, et al., 2020).
radikal bebas sebab terkandung gugus hidroksil yang sifatnya untuk reduktor dan
bisa berguna untuk donor hidrogen terhadap radikal bebas. Kemudian dalam
pasangan elektron (Hasan, dkk., 2022). Terpenoid merupakan senyawa aktif yang
43
bebas. Menurut penelitian Malangngi, dkk., (2020) tanin merupakan senyawa aktif
pikrilhidrazil) dengan panjang gelombang 517 nm. Radikal bebas DPPH yang
memiliki elektron tidak berpasangan akan memberikan warna ungu. Warna akan
ungu ini terjadi karena adanya peredaman radikal bebas yang dihasilkan oleh
bereaksinya molekul DPPH dengan atom hidrogen yang dilepaskan oleh molekul
Nilai AAI yaitu konsentrasi DPPH sebesar 40 ppm, yang diperoleh dari 0,004 gr
serbuk DPPH dan 100 ml metanol, maka terdapat nilai 2,5 ppm. Pada hasil ini
berarti bahwa pada penetapan aktivitas antioksidan ekstrak batang sawi langit
menangkap radikal DPPH sebanyak 50% dimana semakin kecil nilai IC50 maka
44
Berdasarkan AAI (Antioxidant Activity Index) menunjukkan bahwa ekstrak
batang sawi langit dengan nilai aktivitas antioksidan sebesar 2,5 ppm merupakan
aktivitas antioksidan yang tergolong sangat kuat ( > 2,0 ). Aktivitas antioksidan
yang terdapat pada ekstrak etanol 70% batang sawi langit terjadi karena memiliki
ekstrak batang sawi langit tersebut. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
ekstrak akar sawi langit, dimana aktivitas antioksidan yang kuat dapat dipengaruhi
karena adanya senyawa aktif flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin, dan tanin
45