UAS FILPEN FajarNur PJKR 2C
UAS FILPEN FajarNur PJKR 2C
UAS FILPEN FajarNur PJKR 2C
JAWABAN!
1) Problematika
a. Pengertian problematika
Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu
problematic yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang
menimbulkan masalah; permasalahan; situasi yang dapat didefinisikan sebagai
suatu kesulitan yang perlu dipecahkan, diatasi atau disesuaikan (Sutan Rajasa,
2002: 499)
Syukir (1983:65), menyatakan bahwa problematika adalah suatu
kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat diselesaikan
atau dapat diperlukan atau dengan kata lain dapat mengurangi kesenjangan itu.
Uraian pendapat tentang problematika adalah berbagai persoalan-persoalan sulit
yang dihadapi dalam proses pemberdayaan, baik yang datang dari individu
(faktor internal) maupun dalam upaya pemberdayaan SDM atau guru dalam dunia
pendidikan.
b. Problematika guru
Secara umum problem yang dialami oleh para guru dapat dibagi menjadi 2
kelompok besar, yaitu problem yang berasal dari diri guru yang bersangkutan
dan problem yang berasal dari dalam diri guru lazim disebut problem internal,
sedangkan yang berasal dari luar disebut problem eksternal.
1) Problem internal
Menurut Nana Sudjana (1998: 41), bahwa problem internal yang dialami
oleh guru pada umumnya berkisar pada kompetensi profesional yang dimilikinya,
baik bidang kognitif seperti penguasaan bahan/materi, bidang sikap seperti
mencintai profesinya (kompetensi kepribadian) dan bidang perilaku seperti
keterampilan mengajar, menilai hasil belajar siswa (kompetensi pedagogis) dan
lain-lain.
a). Menguasai bahan/materi
Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, rancangan dan
penyiapan bahan ajar harus cermat, baik dan sistematis. Rancangan atau
persiapan bahan ajar/materi pelajaran berfungsi sebagai pemberi arah
pelaksanaan pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar dapat terarah dan
efektif.
b). Mencintai profesi keguruan
Bertolak dari kompetensi guru yang harus dimiliki oleh guru dan adanya
keinginan kuat untuk menjadi seorang guru yang baik, persoalan profesi guru di
sekolah terus menarik untuk dibicarakan, didiskusikan, dan menuntut untuk
dipecahkan, karena masih banyak guru yang punya anggapan bahwa mengajar
hanyalah pekerjaan sambilan, padahal guru merupakan faktor dominan dalam
pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa, guru sering dijadikan
teladan dan tokoh panutan. Peran guru adalah perilaku yang diharapkan
(expected behavior) oleh masyarakat dari seseorang karena status yang
disandangnya.
Profesi Guru
a. Pengertian profesi
Kata profesi identik dengan kata keahlian. Menurut Syafruddin Nurdin
(2002: 16), diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut
di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk di
implementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Profesi adalah suatu
pekerjaan yang memerlukan keterampilan khusus untuk melakukannya. Hal ini
mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak
dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan
melalui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Karena
dua kata kunci dalam istilah profesi adalah pekerjaan dan keterampilan khusus,
maka guru merupakan suatu profesi, artinya guru merupakan suatu jabatan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang di luar bidang kependidikan.
( Link Daftar Pustaka : https://core.ac.uk/download/pdf/296469293.pdf )
2). – Esensialisme
Essensialisme menghendaki agar landasan-landasan pendidikan adalah
nilai-nilai yang esensial, yaitu yang telah teruji oleh waktu, bersifat menuntun dan
telah turun menuran dari zaman ke zaman, dengan mengambil zaman renaisanse
sebagai permulaan. Essensialisme merupakan gerakan pendidikan yang
bertumpu pada mazhab fllsafat idealisme dan realisme. Pada aliran idealisme
pendidikan diarahkan pada upaya pengembangan kepribadian anak didik sesuai
dengan kebenaran yang berasal dari atas yaitu dari dunia supranatural, yaitu
Tuhan. Sedangkan Uraian berikut akan memberikan penjelasan tentang pola
dasar pendidikan aliran Esensialisme yang didasari oleh pandangan humanisme,
sebagai reaksi terhadap hidup yang mengarah kepada keduniaan, serba ilmiah,
dan materialistik. Untuk mendapatkan pemahaman pola dasar yang lebih rinci,
kita harus mengenal dari referensi pendidikan esensialisme.
Isi pendidikanya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal
yang mampu mengerakkan kehendak manusia. Kurikulum sekolah bagi
essensialisme merupakan miniatur dunia yang bisa dijadikan sebagai ukuran
kenyataan, kebenaran dan kegunaan. Maka dalam sejarah perkembanganya,
kurikulum esensialisme menerapkan berbagai pola kurikulum, seperti pola
idealisme, realisme dan sebagainya. Sehingga peranan sekolah dalam
menyelenggarakan pendidikan bisa berfungsi sesuai dengan prinsip-prinsip dan
kenyataan sosial yang ada di masyarakat.
( Link Daftar Pustaka : file:///C:/Users/Asus/Downloads/1651-4750-1-SM%20(3).pdf
)
- Filsafat Perenialisme
Aliran filsafat perenialisme menegaskan bahwa pendidikan diarahkan
pada upaya pengembangan kemampuan intelektual anak didik melalui pemberian
pengetahuan yang bersifat abadi, universal, dan absolut. Perenialisme melihat
bahwa akibat dari kehidupan zaman modern telah menimbulkan banyak krisis di
berbagai bidang kehidupan umat manusia. Untuk mengatasi krisis ini,
Perenialisme memberikan jalan keluar berupa kembali kepada kebudayaan yang
lampau "ressive Road to Culcure". Oleh sebab itu, perenialisme memandang
penting peranan pendidikan dalam proses mengembalikan keadaan manusia
zaman modern ini kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal
dan yang telah teruji ketagguhanya. Sikap kembali kepada masa lampau bukanlah
berarti nostalgia, sikap yang membanggakan kesuksesan dan memulihkan
kepercayaan pada nilainilai asasi abad silam, tetapi berupaya menghidupkan
nilai-nilai tersebut sebab juga masih diperlukan dalam abad modern.
Perenialisme berpendapat bahwa untuk mengatasi gangguan kebudayaan,
diperlukan usaha untuk menemukan dan mengamankan lingkungan
sosiokultural, intelektual dan moral, dan inilah yang menjadi tugas filsafat dan
filsafat pendidikan.
( Link Daftar Pustaka : file:///C:/Users/Asus/Downloads/1651-4750-1-SM%20(3).pdf
)
- Filsafat Progresivisme
Filsafat Progresivisme merupakan Aliran filsafat pendidikan yang
menekankan kepada peningkatan kemampuan peserta didik melalui pengalaman
kemampuan diri peserta didik atau kemandirian dan selalu menunjukkan
perubahan dari masing-masing peserta didik. Filsafat Progresivisme sangat
berpengaruh dalam potensi pengembangan peserta didik. Pengembangan disini
yaitu peserta didik mendapatkan pengetahuan tambahan dari potensi yang
dimiliki, dapat mengembangkan potensi secara mandiri, dan dapat menjadi
progres atau kemajuan untuk diri peserta didik, untuk mencapai tujuan
pendidikan. Filsafat Progresivisme juga berpandangan bahwa belajar adalah
suatu proses yang bertumpu pada akal manusia dalam memecahkan berbagai
masalah dalam kehidupannya. Karena kehidupan anak (peserta didik) selalu
bergerak atau berasal dari pengalaman-pengalaman dilingkungan sekitarnya,
maka pendidikan menurut aliran ini adalah proses sosialisasi yaitu suatu proses
pertumbuhan dan perkembangan potensi melalui pengalaman untuk mencapai
kemajuan dan tujuan pendidikan.
( Link Daftar Pustaka :
https://www.kompasiana.com/kormilatria/5eb67a4fd541df5ea63f5b42/pengertian-
filsafat-pendidikan-progresivisme )
- Filsafat Eksistensialisme
Pandangannya tentang pendidikan, disimpulkan oleh Van Cleve Morris
dalam Existentialism and Education, bahwa eksistensialisme tidak menghendaki
adanya aturan-aturan pendidikan dalam segala bentuk.11 Oleh sebab itu
eksistensialisme dalam hal ini menolak bentuk-bentuk pendidikan sebagaimana
yang ada sekarang. Pandangan eksistensialisme terhadap pendidikan Islam
dapat dikatakan tidak sesuai karena dalam pandangannya tidak menghendaki
adanya perkembangan sesuai dengan zamanya. Sementara itu, konsepnya
tentang pendidikan juga kurang jelas, sehingga untuk pendidikan Islam hal
semacam itu kurang tepat, karena pendidikan Islam menghendaki kemajuan, baik
untuk pribadi maupun kepentingan masyarakat di dunia dan akhirat.
( Link Daftar Pustaka : file:///C:/Users/Asus/Downloads/1651-4750-1-SM%20(3).pdf
)
- Filsafat Rekonstruktivisme
Pengertian Aliran Filsafat Rekonstruktivisme Kata rekontruktivisme dalam
bahasa Inggris ”recconstruct” yang berarti menyusun kembali. Aliran filsafat
rekonstruktivisme terdiri dari dua pemikiran, yaitu Masyarakat memerlukan
perubahan sosial melibatkan baik perubahan pendidikan dan penggunaan
pendidikan dalam merubah masyarakat. Aliran rekonstruktivisme mempunyai
sikap terhadap perubahan tersebut bahawa mereka mendukung individu untuk
mencari kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya dan semasa ini. Aliran
filsafat rekonstruktivisme dapat menjadi alat yang reponsif karena dihadapkan
pada permasalahan masyarakat yang berhubungan dengan ras, kemiskinan,
peperangan, kerusakan lingkungan dan teknologi yang tidak manusiawi yang
membutuhkan rekonstruksi/perubahan dengan segera. Para individu di abad 20
kebingungan tidak hanya oleh perubahan yang telah terjadi, tetapi juga dengan
kemungkinan perubahan pada masa yang akan datang yang harus dibuat jika kita
hendak mengatasi masalah-masalah yang ada. Sedangkan ada banyak orang
mempunyai pandangan yang berpikir dan mengembangkan perubahan sosial
yang disebut dengan filsafat rekonstruktivisme.
( LINK DAFTAR PUSAKA : https://www.slideshare.net/MuhammadFajri41/aliran-
filsafat-rekonstruktivisme-67754097 )