UAS Akhlak (Wafa Lubna Zakiah)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

NAMA : WAFA LUBNA ZAKIAH

NIM : 2312-2577

NOMOR UJIAN : 02.2223.1.1.021

PRODI/SEMESTER : PAI/1.1

HARI/TANGGAL : Selasa /19 Desember 2023

JAWABAN!
1. Akhlak dan Tasawuf adalah dua konsep yang penting dalam agama Islam. Meskipun
memiliki keterkaitan, ada beberapa persamaan dan perbedaan antara keduanya.
 Persamaan antara Akhlak dan Tasawuf:
1. Tujuan yang sama: Baik Akhlak maupun Tasawuf memiliki tujuan yang
sama, yaitu untuk mencapai kebaikan moral dan spiritual. Keduanya bertujuan
untuk membantu individu menjadi lebih baik dalam hubungannya dengan
Tuhan, diri sendiri, dan sesama.
2. Fokus pada perbaikan diri: Baik Akhlak maupun Tasawuf menekankan
pentingnya perbaikan diri. Mereka mengajarkan nilai-nilai moral, seperti
kejujuran, kesabaran, keadilan, dan kasih sayang, serta mengajak individu
untuk mengatasi kelemahan dan kecenderungan negatif dalam diri mereka.
 Perbedaan antara Akhlak dan Tasawuf:
1. Pendekatan yang berbeda: Akhlak lebih menekankan pada tindakan dan
perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Ini melibatkan mengikuti
ajaran agama, menjaga etika dalam interaksi sosial, dan mematuhi hukum-
hukum agama. Sementara itu, Tasawuf lebih berfokus pada aspek spiritual dan
mencari pengalaman langsung dengan Tuhan melalui meditasi, dzikir, dan
praktik spiritual lainnya.
2. Lingkup yang berbeda: Akhlak berkaitan dengan tindakan dan perilaku
individu dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mencakup etika dalam bisnis,
hubungan sosial, dan tanggung jawab individu terhadap masyarakat.
Sementara itu, Tasawuf lebih berfokus pada hubungan individu dengan Tuhan
dan perjalanan spiritual pribadi.
3. Metode yang berbeda: Akhlak lebih terfokus pada pemahaman dan
penerapan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Ini melibatkan
mempelajari dan mengikuti aturan-aturan agama serta mengembangkan sikap
yang baik. Sementara itu, Tasawuf menggunakan praktik-praktik spiritual
seperti meditasi, dzikir, dan introspeksi diri untuk mencapai kesadaran
spiritual yang lebih dalam.
2. Tasawuf adalah cabang dalam agama Islam yang berfokus pada pengembangan
spiritual dan hubungan dengan Tuhan. Ada beberapa pembagian dalam tasawuf dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
 Pembagian Tasawuf:
A. Tasawuf Ilmiah (Tasawuf Al-‘Ilmi): Ini adalah bentuk tasawuf yang
berfokus pada studi dan pemahaman teori-teori spiritual dalam Islam. Ini
melibatkan pembacaan dan pemahaman teks-teks klasik tentang tasawuf, serta
mempelajari karya-karya para sufi terkenal.
B. Tasawuf Amali (Tasawuf Al-‘Amali): Ini adalah bentuk tasawuf yang
berfokus pada praktik-praktik spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Ini
melibatkan melakukan dzikir, meditasi, puasa, dan praktik-praktik spiritual
lainnya untuk mencapai kesadaran spiritual yang lebih dalam.
C. Tasawuf Haqiqi (Tasawuf Al-Haqiqi): Ini adalah bentuk tasawuf yang
berfokus pada pengalaman langsung dengan Tuhan. Para pengikut tasawuf
Haqiqi berusaha mencapai kesatuan dengan Tuhan melalui meditasi dan
praktik-praktik spiritual yang intens.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi Tasawuf:
A. Ajaran Agama: Ajaran agama Islam menjadi faktor utama yang
mempengaruhi tasawuf. Prinsip-prinsip agama, seperti keimanan, ibadah, dan
akhlak, membentuk dasar bagi praktik-praktik spiritual dalam tasawuf.
B. Guru Sufi: Guru sufi atau syekh memiliki peran penting dalam
pengembangan tasawuf seseorang. Mereka memberikan bimbingan, nasihat,
dan pengajaran spiritual kepada para muridnya. Hubungan guru-murid ini
sangat mempengaruhi perkembangan tasawuf seseorang.
C. Lingkungan Sufi: Lingkungan sufi, seperti tarekat atau kelompok-
kelompok sufi, juga mempengaruhi tasawuf seseorang. Lingkungan ini
menyediakan tempat untuk belajar, berlatih, dan berinteraksi dengan sesama
pengikut tasawuf. Pengaruh positif dari lingkungan sufi dapat memperkuat
praktik spiritual seseorang.
D. Pengalaman Pribadi: Pengalaman pribadi, seperti pengalaman mistik atau
pengalaman spiritual yang mendalam, juga dapat mempengaruhi tasawuf
seseorang. Pengalaman ini dapat memicu keinginan untuk mencari
pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan dengan Tuhan.
E. Warisan Budaya: Warisan budaya dan tradisi lokal juga dapat
mempengaruhi tasawuf seseorang. Beberapa praktik sufi dapat dipengaruhi
oleh budaya lokal di mana tasawuf berkembang.
3. Berikut adalah penjelasan beserta contohnya :
 Syari’at
Syari’at adalah hukum Islam yang terdiri dari aturan-aturan dan prinsip-
prinsip yang diungkapkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Syari’at memberikan
pedoman bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk
dalam hal ibadah, etika, moralitas, dan hubungan sosial. Contoh dari
penerapan syari’at adalah menjalankan ibadah wajib seperti shalat, puasa, dan
zakat, serta mengikuti aturan-aturan terkait pernikahan, perdagangan, dan
keadilan sosial.
 Tarikat:
Tarikat adalah jalur atau jalan spiritual yang diikuti oleh para sufi dalam
mencapai tujuan spiritual mereka. Tarikat memiliki aturan dan praktik-praktik
khusus yang diajarkan oleh seorang guru sufi atau syekh. Contoh tarikat yang
terkenal adalah Tarekat Naqsyabandiyah, Tarekat Qadiriyyah, dan Tarekat
Rifaiyyah. Setiap tarikat memiliki praktik-praktik khusus seperti dzikir,
meditasi, dan puasa yang dijalankan oleh para pengikutnya.
 Hakikat:
Hakikat adalah tingkatan tertinggi dalam perjalanan spiritual dalam tasawuf.
Pada tingkatan ini, individu mencapai pemahaman yang mendalam
tentanghakikat keberadaan Tuhan, kebenaran sejati, dan hakikat diri mereka
sendiri. Hakikat melibatkan pengalaman langsung dengan Tuhan dan kesatuan
dengan-Nya. Contoh dari hakikat adalah pengalaman mistik atau pengalaman
spiritual yang mendalam di mana individu merasakan kehadiran Tuhan secara
langsung.
 Ma’rifat:
Ma’rifat adalah pengetahuan yang mendalam dan pemahaman spiritual tentang
Tuhan dan realitas keberadaan. Ini melibatkan pemahaman yang lebih dalam
tentang sifat-sifat Tuhan, hubungan antara manusia dan Tuhan, serta
pemahaman tentang hakikat diri sendiri. Contoh dari ma’rifat adalah ketika
seseorang memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebesaran Tuhan dan
merasakan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan.
4. Pendapat saya adalah bahwa ilmu tasawuf merupakan kombinasi antara pengalaman
spiritual yang diperoleh oleh seorang sufi dan pengetahuan teoritis yang
dikembangkan oleh para tokoh tasawuf seperti al-Hallaj, al-Ghazali, al-Misri, dan
lainnya. Ilmu tasawuf tidak hanya berfokus pada pengalaman pribadi, tetapi juga
melibatkan pemahaman teoritis yang mendalam tentang konsep-konsep spiritual
dalam Islam.
Fakta empiris yang dapat mendukung pendapat ini adalah adanya karya-karya tulis
yang ditulis oleh para sufi terkenal, seperti kitab-kitab tasawuf yang berisi penjelasan
tentang konsep-konsep dan pengalaman spiritual mereka. Misalnya, kitab “Al-
Mawaqif” karya al-Misri, “Ihya Ulumuddin” karya al-Ghazali, dan “Fusus al-Hikam”
karya Ibn Arabi. Karya-karya ini memberikan wawasan teoritis yang mendalam
tentang tasawuf dan memberikan panduan bagi para pencari kebenaran.
Selain itu, praktik tarikat yang melibatkan bimbingan langsung dari seorang mursyid
juga merupakan fakta empiris yang menunjukkan bahwa ilmu tasawuf melibatkan
pengalaman yang diajarkan. Banyak sufi terkenal memiliki hubungan guru-murid
dengan seorang mursyid yang membimbing mereka dalam perjalanan spiritual
mereka. Ini menunjukkan bahwa ada metode dan pendekatan khusus yang digunakan
dalam mencapai puncak kebahagiaan jiwa.
Namun, penting untuk dicatat bahwa ilmu tasawuf tidak hanya tentang mencapai
kebahagiaan jiwa semata, tetapi juga tentang meningkatkan takwa dan koneksi
spiritual dengan Tuhan. Pengalaman spiritual yang diperoleh dalam ilmu tasawuf
bertujuan untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan mencapai kesadaran yang lebih
tinggi tentang realitas spiritual.
Dalam kesimpulannya, ilmu tasawuf merupakan kombinasi antara pengalaman
spiritual dan pengetahuan teoritis. Fakta empiris dalam bentuk karya tulis sufi dan
praktik tarikat mendukung pandangan ini. Ilmu tasawuf tidak hanya tentang mencapai
kebahagiaan jiwa, tetapi juga tentang meningkatkan takwa dan koneksi spiritual
dengan Tuhan.
5. Salah satu contoh tokoh tasawuf yang sangat dihormati dan memiliki konsep yang
menarik adalah Jalaluddin Rumi. Rumi adalah seorang penyair, filsuf, dan sufi
terkenal dari abad ke-13. Konsep utama yang ditekankan oleh Rumi adalah cinta dan
kesatuan dengan Tuhan.Rumi mengajarkan konsep cinta sebagai jalan menuju Tuhan.
Dia menekankan pentingnya mencintai Tuhan dengan sepenuh hati dan mencintai
sesama manusia sebagai bagian dari cinta kepada Tuhan. Rumi mengajarkan bahwa
cinta adalah kekuatan yang dapat menyatukan manusia dengan Tuhan dan mencapai
pencerahan spiritual.
Alasan saya memilih Rumi adalah karena konsep cintanya yang universal dan relevan
dalam konteks kehidupan modern. Konsep cinta Rumi mengajarkan pentingnya kasih
sayang, toleransi, dan penghormatan terhadap sesama manusia. Pesan-pesan Rumi
tentang cinta dan kesatuan dapat menginspirasi dan membantu individu dalam
menjalani kehidupan yang lebih bermakna.Selain itu, puisi-puisi Rumi yang indah dan
mendalam juga menjadi daya tarik bagi banyak orang. Puisi-puisi Rumi
menggambarkan perjalanan spiritual, kerinduan akan Tuhan, dan keindahan cinta
dengan bahasa yang indah dan puitis. Puisi-puisi Rumi dapat menyentuh hati dan
menginspirasi orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan agama.Dalam
kesimpulannya, Rumi dipilih karena konsep cinta dan kesatuan yang diajarkannya
yang relevan dalam konteks kehidupan modern. Pesan-pesan Rumi tentang cinta dan
puisi-puisinya yang indah dapat menginspirasi dan membantu individu dalam
perjalanan spiritual mereka.
6. Benar, tarekat merupakan jalur atau jalan spiritual yang diikuti oleh para sufi dalam
mencapai tujuan spiritual mereka, yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan. Namun,
seiring perkembangannya, muncul berbagai aliran atau cabang dalam tarekat yang
memiliki perbedaan dalam praktik-praktik spiritual dan pendekatan dalam mencapai
tujuan tersebut. Berikut adalah penjelasannya:
 Perbedaan dalam praktik-praktik spiritual:
Setiap aliran tarekat memiliki praktik-praktik spiritual yang khas. Misalnya,
beberapa tarekat mungkin menekankan pentingnya dzikir (mengingat Allah)
sebagai praktik utama, sementara tarekat lainnya mungkin lebih fokus pada
meditasi atau puasa. Praktik-praktik ini dapat bervariasi tergantung pada
tradisi dan ajaran yang dianut oleh masing-masing aliran tarekat.
 Perbedaan dalam pendekatan:
Aliran-aliran tarekat juga dapat memiliki pendekatan yang berbeda dalam
mencapai tujuan spiritual. Beberapa tarekat mungkin lebih menekankan pada
praktik-praktik eksternal, seperti mengikuti aturan dan ritual tertentu,
sementara tarekat lainnya mungkin lebih fokus pada pengembangan internal,
seperti introspeksi diri dan pemurnian batin. Pendekatan ini dapat dipengaruhi
oleh ajaran dan kepemimpinan mursyid atau guru sufi yang menginspirasi
aliran tarekat tersebut.
 Perbedaan dalam tradisi dan budaya:
Faktor budaya dan tradisi juga dapat mempengaruhi perkembangan aliran-
aliran tarekat. Misalnya, ada tarekat yang berkembang di wilayah Timur
Tengah, seperti Tarekat Naqsyabandiyah, sementara ada juga tarekat yang
berkembang di wilayah Asia Selatan, seperti Tarekat Chishtiyyah. Perbedaan
budaya dan tradisi ini dapat mempengaruhi praktik-praktik dan pendekatan
dalam tarekat.

REFERENSI/RUJUKAN :

Tahzib al-Akhlak, ed. Syekh. Hasan Tamir

Jalaludin Rumi

Mas`ud, Akhlak Tasawuf: Membangun Keseimbangan Antara Lahir dan Batin

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai