Modul Ajar Fisika Terapan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 82

MODUL BAHAN AJAR

DOSEN PENYUSUN Dr. Hj. Arniati, SE., M. Pd

MATA KULIAH Fisika Terapan

KODE MK

SEMESTER Satu

PROGRAM STUDI Nautika

FAKULTAS

PT PIP Makassar

2024
BAGIAN I: INFORMASI UMUM
(PERENCANAAN PEMBELAJARAN)
Mata kuliah fisika terapan dalam nautika mengeksplorasi penerapan prinsip-prinsip fisika,
seperti hukum Newton dan Archimedes, dalam konteks operasi kapal dan navigasi laut.
Taruna(i) akan mempelajari dinamika kapal, keseimbangan muatan, serta konsep fluida
untuk memahami perilaku air laut. Selain itu, materi dapat mencakup navigasi astronomis
dan penggunaan teknologi modern seperti radar. Melalui kombinasi teori dan aplikasi
praktis, mata kuliah ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam kepada Taruna(i)
tentang aspek fisika yang krusial dalam profesi nautika.
URL
SPAD -
A
Page  Lesson Slide 
MEDIA URL  Forum  Quiz  Pembelajaran dikelas:
PEMBELAJ Fitur Laptop, LCD Projector,
ARAN LMS Dok  Tugas  Meeting dan Alat Tulis
Vide
Survei Lainnya
o
Media Video, Zoom, Google Meet, dan
Lain Youtube
MODEL Skenario & Fitur LMS Skenario
PEMBELAJ
ARAN
BEBAN
WAKTU  Belajar Mandiri: 3 x 50 menit  Tatap Muka: 3 x 50
PEMBELAJ  Tugas Terstruktur: 3 x 50 menit menit
ARAN
PENGALA - Kegiatan Mandiri
MAN
BELAJAR - Dikusi

ASESSMEN Fitur LMS Instrument Jenis Instrument


T
Assigment Literature Review Present Rubrik Penilaian
PEMBELAJ
asi Holistik
ARAN Forum = Feedback
(Group
Work)
Diskusi
Kelomp
ok
Bobot:
1. Salam Pembuka
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga kita semua dalam keadaan
sehat dan diberkahi dalam perkuliahan ini dan Saya harap semuanya dalam keadaan
baik hari ini."

"Selamat bergabung di kelas Fisika Terapan. Saya sangat senang berada di sini
bersama Anda semua, Hari ini kita akan memulai perkuliahan dimana menjadi awal
pertemuan yang akan kita tempuh dalam 16 kali pertemuan termasuk UTS dan UAS.
Saya berharap Anda semua siap untuk belajar bersama."

"Terima kasih sudah hadir di kelas hari ini. Mari kita mulai dengan mengucapkan
Basmalah”
2. Identitas Mata Kuliah
1. Nama mata kuliah : Fisika Terapan
2. Kode mata kuliah :
3. Beban SKS : 3 SKS
4. Semester : Satu
5. Nama program studi : Nautika
6. Perguruan tinggi : PIP Makassar

3. Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah fisika terapan, membahas penerapan konsep fisika dalam kegiatan
maritim. Taruna(i) mempelajari prinsip-prinsip yang memengaruhi pergerakan kapal,
dinamika fluida laut, dan teknologi navigasi modern. Dengan fokus pada penerapan
langsung dalam navigasi, mata kuliah ini bertujuan memberikan pemahaman dan
keterampilan praktis yang esensial dalam profesi nautika.

4. Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)


CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN YANG DIBEBANKAN PADA MK (CPL)
CPL1 Memiliki integritas dalam tatanan nilai, norma dan etika akademik
Menguasai konsep dasar, definisi, dan teori fisika terapan secara terpadu
CPL2
baik secara lisan maupun tertulis
Menguasai prinsip-prinsip yang memengaruhi pergerakan kapal, dinamika
CPL3
fluida laut, dan teknologi navigasi modern.

CPL4 Mampu menerapkan konsep fisika terapan dalam kegiatan maritim

5. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


CAPAIN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK)
Menjelaskan dan menganalisis massa, berat dan gaya
Menjelaskan dan menganalisis jarak, kecepatan dan percepatan dan gerak melingkar
Menjelaskan dan menganalisis statika
Menjelaskan dan menganalisis usaha, energi dan daya
Menjelaskan dan menganalisis pesawat sederhana
Menjelaskan dan menganalisis fluida
Menjelaskan dan menganalisis suhu dan kalor
Menjelaskan dan menganalisis uap dan mesin pendingin
Menjelaskan dan menganalisis gelombang bunyi
Menjelaskan dan menganalisis gelombang cahaya
Menjelaskan dan menganalisis kemagnetan
Menjelaskan dan menganalisis kelistrikan
Menjelaskan dan menganalisis elektronika

6. Bahan Kajian (Materi Ajar Mata Kuliah)


1. Massa, berat dan gaya
2. Jarak, kecepatan dan percepatan dan gerak melingkar
3. Statika
4. Usaha, energi dan daya
5. Pesawat sederhana
BAHAN 6. Fluida
KAJIAN 7. Suhu dan kalor
(TOPIK) 8. Uap dan mesin pendingin
9. Gelombang bunyi
10. Gelombang cahaya
11. Kemagnetan
12. Kelistrikan
13. Elektronika

7. Skema (Rencana) Perkuliahan


Skema atau rencana perkuliahan akan ditempuh dalam 16x pertemuan termasuk pertemuan
UTS dan UAS
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Badan Pengembangan SDM PERHUBUNGAN Politeknik Ilmu
Pelayaran (PIP) Makassar
Kampus Utama Jl. Tentara Pelajar Nomor 173 – Kampus Terpadu
Jl. Salodong Untia Nomor 1 Kota Makassar
RENCANA TUGAS TARUNA TARUNI
IDENTITAS Nama MK Kode Semester SKS
MATA
KULIAH Fisika Terapan I 3

Bentuk Tugas Waktu Pengerjaan Tugas


Disesuaikan dengan waktu yang
DESAIN digunakan untuk membahas atau
TUGAS mengerjakan tugas, atau besarnya
Soal Latihan
sumbangan suatu kemampuan
terhadap pencapaian kompetensi
mata kuliah ini.
Menjelaskan konsep, menganalisis berdasarkan topik kajian pada
JUDUL pertemuan 1-7 dan 9-15
TUGAS
URL Tugas di LMS:
Sub-CPMK Mampu menjelaskan dan menganalisis massa, berat dan gaya
Mampu menjelaskan dan menganalisis jarak, kecepatan dan percepatan
dan gerak melingkar
Mampu menjelaskan dan menganalisis statika
Mampu menjelaskan dan menganalisis usaha, energi dan daya
Mampu menjelaskan dan menganalisis pesawat sederhana
Mampu menjelaskan dan menganalisis fluida
Mampu menjelaskan dan menganalisis suhu dan kalor
Mampu menjelaskan dan menganalisis uap dan mesin pendingin
Mampu menjelaskan dan menganalisis gelombang bunyi
Mampu menjelaskan dan menganalisis gelombang cahaya
Mampu menjelaskan dan menganalisis kemagnetan
Mampu menjelaskan dan menganalisis kelistrikan
Mampu menjelaskan dan menganalisis elektronika
DESKRIPSI Mata kuliah fisika terapan, membahas penerapan konsep fisika dalam
kegiatan maritim. Taruna(i) mempelajari prinsip-prinsip yang
memengaruhi pergerakan kapal, dinamika fluida laut, dan teknologi
navigasi modern. Dengan fokus pada penerapan langsung dalam
navigasi, mata kuliah ini bertujuan memberikan pemahaman dan
keterampilan praktis yang esensial dalam profesi nautika.
METODE
PENGERJAAN Tugas Dikerjakan Sesuai Dengan Arahan Dosen Pengampu
TUGAS
OBJEK
Soal latihan
TUGAS
OUTPUT
TUGAS
Teknik
Kriteria & Indikator Bobot (%)
Penilaian
- Pemahaman Materi Rubrik Holistik - 40%
PENILAIAN
- Kuis/ Latihan Soal - 30%
- Tugas Mandiri - 30%

Tahapan Waktu
- Topik 1 – 7
JADWAL - Ujian Tengah Semester
- Topik 9 – 14
- Ujian Akhir Semester
- Penginputan Nilai Hasil
Ujian
LAIN-LAIN
DAFTAR
RUJUKAN
KATA PENGANTAR

Selamat datang, dalam modul ajar Fisika Terapan yang kami hadirkan khusus untuk Taruna(i)
Program Diploma IV Kejuruan (PIP) di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Negeri Makassar.
Modul ini disusun dengan tujuan utama memberikan pemahaman yang komprehensif dan
aplikatif mengenai konsep-konsep fisika yang relevan dengan dunia nautika.
Fisika Terapan merupakan landasan ilmiah yang sangat penting dalam memahami berbagai
aspek pergerakan kapal, sistem kendali, dan peralatan elektronika yang digunakan di kapal. Oleh
karena itu, modul ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang kokoh dan membangun
keterampilan praktis yang dapat diterapkan langsung dalam lingkungan maritim.
Dalam modul ini, Anda akan diajak untuk menjelajahi konsep-konsep fisika dasar, kami juga
akan membahas aplikasi konsep-konsep tersebut dalam situasi dan permasalahan konkret yang
seringkali dihadapi di kapal. Hal ini bertujuan agar Anda dapat melihat langsung keterkaitan
antara teori Fisika Terapan dan kebutuhan sehari-hari di laut.
Kami menyadari bahwa Taruna(i) PIP Negeri Makassar memiliki kebutuhan dan tantangan
tersendiri dalam mengejar karir di bidang nautika. Oleh karena itu, modul ini kami susun dengan
penuh dedikasi untuk memberikan kontribusi positif pada perjalanan pendidikan dan
pengembangan keterampilan Anda.
Semoga modul ini dapat menjadi teman belajar yang bermanfaat dan membantu Anda
memahami dan menguasai konsep-konsep fisika terapan dengan lebih baik. Kami mengucapkan
terima kasih atas kesempatan ini dan berharap modul ini dapat memberikan nilai tambah dalam
pengembangan pengetahuan dan keterampilan di bidang nautika. Selamat belajar!

i
DAFTAR IS

I
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
TOPIK 1.........................................................................................................................................4
MASSA, BERAT DAN GAYA.....................................................................................................4
MATERI AJAR TOPIK 1............................................................................................................5
LATIHAN....................................................................................................................................8
TOPIK 2.........................................................................................................................................8
JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN..........................................................................8
MATERI AJAR TOPIK 2............................................................................................................9
LATIHAN..................................................................................................................................13
TOPIK 3.......................................................................................................................................13
STATIKA.....................................................................................................................................13
MATERI AJAR TOPIK 3..........................................................................................................14
LATIHAN..................................................................................................................................16
TOPIK 4.......................................................................................................................................16
USAHA, ENERGI DAN DAYA.................................................................................................16
MATERI AJAR TOPIK 4..........................................................................................................17
LATIHAN..................................................................................................................................22
TOPIK 5.......................................................................................................................................22
PESAWAT SEDERHANA.........................................................................................................22
MATERI AJAR TOPIK 5..........................................................................................................23
LATIHAN.................................................................................................................................26
TOPIK 6.......................................................................................................................................27
FLUIDA........................................................................................................................................27
MATERI AJAR TOPIK 6..........................................................................................................28
LATIHAN..................................................................................................................................31
TOPIK 7.......................................................................................................................................32
SUHU DAN KALOR...................................................................................................................32
MATERI AJAR TOPIK 7..........................................................................................................32
LATIHAN..................................................................................................................................34

ii
TOPIK 9, 10.................................................................................................................................38
UAP DAN MESIN PENDINGIN...............................................................................................38
MATERI AJAR TOPIK 9..........................................................................................................38
LATIHAN..................................................................................................................................44
TOPIK 11.....................................................................................................................................45
GELOMBANG BUNYI...............................................................................................................45
MATERI AJAR TOPIK 11........................................................................................................45
LATIHAN..................................................................................................................................48
TOPIK 12.....................................................................................................................................50
GELOMBANG CAHAYA..........................................................................................................50
MATERI AJAR TOPIK 12........................................................................................................50
LATIHAN..................................................................................................................................55
TOPIK 13.....................................................................................................................................56
KEMAGNETAN..........................................................................................................................56
MATERI AJAR TOPIK 13........................................................................................................56
LATIHAN..................................................................................................................................61
TOPIK 14.....................................................................................................................................62
KELISTRIKAN...........................................................................................................................62
MATERI AJAR TOPIK 14........................................................................................................63
LATIHAN..................................................................................................................................66
TOPIK 15.....................................................................................................................................67
ELEKTRONIKA.........................................................................................................................67
MATERI AJAR TOPIK 15........................................................................................................68
LATIHAN..................................................................................................................................70
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................................73

iii
TOPIK 1

MASSA, BERAT DAN GAYA


PENGANTAR
Sapaan
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Apa kabar adik-asik taruna(i), semoga kita semua tetap sehat walafiat, sehingga rencana
pembelajaran kalian dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah kalian susun. Sebelum Anda
melanjutkan aktivitas pembelajaran ini, mari sejenak memanjatkan doa belajar semoga ilmu yang
Anda pelajari menjadi berkah dan memberi manfaat...Aamiin YRA.
Deskripsi topik
Pemahaman tentang massa, berat, dan gaya menjadi fundamental untuk keberhasilan operasi
kelautan. Massa mengacu pada jumlah materi dalam suatu benda, dan dalam konteks kapal,
pemahaman terhadap massa sangat penting untuk menghitung stabilitas kapal dan distribusi
beban yang optimal. Berat, di sisi lain, adalah gaya tarik gravitasi yang bekerja pada suatu benda.
Pemahaman terhadap berat kapal sangat vital, terutama dalam perhitungan muatan maksimal dan
ketahanan struktural kapal. Selain itu, gaya yang merupakan interaksi antara dua objek,
memegang peranan kunci dalam navigasi dan manuver kapal. Pemahaman tentang gaya angin,
arus laut, dan gaya hidrodinamika sangat penting bagi para pelaut untuk mengelola pergerakan
kapal dengan efektif. Keseluruhan, pemahaman yang mendalam tentang massa, berat, dan gaya
menjadi landasan bagi keberhasilan operasi maritim, memastikan bahwa kapal dapat berlayar
dengan aman dan efisien di lautan yang luas.
Sub-CPMK
Taruna(i) mampu menganalisis konsep massa, berat dan gaya. (C4)
Indikator Capaian Pembelajaran
1. Ketepatan menjelaskan massa, berat dan gaya.
2. Menganalisis massa, berat dan gaya.

Materi Pembelajaran
Massa, berat dan gaya.
Skenario Pembelajaran
1. Topik 1 memiliki durasi 1 kali pertemuan tatap muka/maya

iv
2. Belajar mandiri: Taruna(i) mengakses materi ajar dalam berbagai jenis type file serta
menyelesaikan tagihan sebagai bentuk pengalaman belajar seperti forum diskusi, kuis, tugas
dan evaluasi lainnya
3. Tatap muka/maya dilakukan setelah taruna(i) melakukan pendalaman materi

MATERI AJAR TOPIK 1


PENDAHULUAN
Pemahaman tentang massa, berat, dan gaya menjadi krusial dalam mengelola berbagai aspek
navigasi dan stabilitas kapal di lautan. Massa kapal, yang merujuk pada jumlah total materi yang
membentuk struktur dan muatan kapal, menjadi faktor penting dalam perencanaan muatan dan
distribusi beban agar kapal tetap seimbang di perairan. Berat kapal, yang merupakan gaya yang
dihasilkan oleh gravitasi pada massa kapal, mempengaruhi daya apung dan kestabilan kapal di
laut. Dalam dunia nautika, pemahaman terhadap perubahan berat kapal akibat perubahan muatan
atau kondisi air laut menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan dan keamanan selama
pelayaran. Selain itu, gaya yang terjadi saat kapal bergerak melalui air, seperti hambatan
hidrodinamika dan gaya angin, juga memainkan peran penting dalam merancang kapal yang
efisien dan stabil di berbagai kondisi laut. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang massa,
berat, dan gaya menjadi landasan penting dalam pengembangan teknologi maritim dan
keselamatan pelayaran di bidang nautika.
MASSA
Massa merupakan jumlah keseluruhan materi yang membentuk sebuah kapal. Pengertian ini
melibatkan pemahaman terhadap distribusi beban di dalam kapal, termasuk muatan kargo dan
bahan bakar. Perhitungan dan pemantauan massa kapal menjadi krusial untuk menjaga
keseimbangan dan stabilitas selama pelayaran. Massa kapal mempengaruhi daya apungnya, dan
pemahaman yang baik tentang bagaimana massa diposisikan di dalam kapal sangat penting agar
kapal tetap stabil di berbagai kondisi laut. Selain itu, konsep massa juga terkait erat dengan
perubahan muatan kapal selama perjalanan, yang dapat memengaruhi berat dan stabilitas
keseluruhan. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang massa bukan hanya terbatas
pada jumlah materi yang membentuk kapal, tetapi juga melibatkan manajemen muatan dan
distribusi beban untuk menjaga performa dan kestabilan kapal di laut.
Pemahaman mengenai distribusi massa menjadi penting dalam menentukan tingkat daya apung
kapal dan stabilitasnya selama pelayaran. Dengan memanfaatkan prinsip Archimedes, yang
menyatakan bahwa daya apung yang diberikan oleh fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh suatu benda, pelayar dapat menghitung bagaimana muatan kapal akan
mempengaruhi daya apung dan stabilitas. Jika distribusi massa tidak dikelola dengan baik, dapat
terjadi pergeseran pusat massa yang dapat menyebabkan kapal menjadi kurang stabil, terutama
dalam kondisi cuaca buruk atau ombak tinggi.
Dalam penyelesaiannya, pelayar dapat menggunakan perhitungan matematis dan model simulasi
untuk memastikan bahwa massa kapal terdistribusi dengan optimal. Hal ini dapat melibatkan
penempatan kargo yang sesuai, penggunaan trim dan ballast, serta pertimbangan terhadap
perubahan massa akibat konsumsi bahan bakar dan muatan selama perjalanan. Dengan demikian,

v
manajemen massa dalam bidang nautika tidak hanya berkaitan dengan jumlah materi di kapal,
tetapi juga dengan pengelolaan distribusi muatan agar kapal tetap stabil dan dapat menghadapi
tantangan laut dengan optimal.
Rumus untuk mencari massa dapat bervariasi tergantung pada konteksnya. Di bidang ilmu fisika,
rumus untuk massa (m) sering kali terkait dengan hukum Newton dan gerak:
w
m=
g
Dimana:
m = massa,
W = berat,
g = percepatan gravitasi.
Contoh:
Misalkan suatu objek memiliki berat W sebesar 500 Newton dan percepatan gravitasi g adalah
9.8 m/s² (nilai standar pada permukaan Bumi). Berapakah massa objek tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
W = 500 N
g = 9.8 m/s²
Ditanyakan m = …?
w
Rumus m =
g
m = 500 N x = 9.8 m/s²
m = 51,02 kg
Jadi, massa objek tersebut sekitar 51.02 kilogram. Ini adalah cara sederhana untuk menghitung
massa suatu objek jika Anda tahu beratnya dan percepatan gravitasi di lokasi tersebut.
BERAT
Pemahaman tentang berat menjadi esensial dalam merancang dan mengelola kapal serta
muatannya. Berat kapal, yang merupakan hasil dari interaksi massa kapal dengan percepatan
gravitasi, memainkan peran penting dalam menentukan daya apung dan stabilitas kapal di dalam
air. Pada dasarnya, berat kapal adalah gaya yang harus diatasi oleh daya apung agar kapal dapat
tetap mengapung di permukaan laut.
Penting untuk memahami bahwa berat kapal dapat berubah seiring dengan perubahan muatan
atau bahan bakar selama pelayaran. Manajemen berat di bidang nautika melibatkan perencanaan
yang cermat terkait distribusi muatan, penggunaan trim dan ballast, serta pemahaman terhadap
konsep metacentric height yang memengaruhi stabilitas kapal. Dengan mempertimbangkan
perubahan berat kapal dan dampaknya terhadap keseimbangan, praktisi nautika dapat
mengoptimalkan desain dan operasi kapal untuk menjaga stabilitas dan keamanan selama
perjalanan laut. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang berat merupakan aspek
kunci dalam manajemen massa dan stabilitas kapal di bidang nautika.

vi
Sebagai contoh dalam konteks nautika, pertimbangan terhadap berat kapal dan distribusi muatan
menjadi kunci dalam menjaga stabilitas dan performa kapal selama pelayaran. Pada tahap
perencanaan, kapten kapal perlu mempertimbangkan bagaimana menyeimbangkan berat muatan
tersebut agar kapal tetap stabil di air. Distribusi muatan yang tidak tepat dapat menyebabkan
perubahan signifikan pada berat kapal dan pusat massa, yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi daya apung dan keseimbangan kapal. Contoh penyelesaian melibatkan
perhitungan dan pemantauan berat kapal selama perjalanan. Jika, misalnya, kapal harus
membongkar sebagian muatan di pelabuhan tertentu, hal ini akan mengurangi berat kapal secara
keseluruhan. Dalam hal ini, kapten kapal perlu mempertimbangkan dampak perubahan berat
terhadap daya apung dan stabilitas, serta melakukan penyesuaian terhadap distribusi muatan
yang tersisa.
Perhitungan berat juga melibatkan variabel dinamis seperti konsumsi bahan bakar selama
pelayaran. Dengan memantau berat bahan bakar dan muatan secara terus-menerus, kapten kapal
dapat membuat keputusan informasional untuk mempertahankan stabilitas dan efisiensi kapal.
Oleh karena itu, dalam nautika, pemahaman tentang berat bukan hanya sekadar angka, tetapi
juga melibatkan pengelolaan yang cermat terhadap faktor-faktor dinamis yang dapat
memengaruhi keseimbangan kapal di laut.
Rumus yang terkait dengan berat dalam bidang nautika dapat dijelaskan melalui rumus gaya
gravitasi yang dikenal sebagai hukum gravitasi Newton:
W=mxg
Di mana:
- W adalah berat (dalam Newton),
- m adalah massa benda (dalam kilogram),
- g adalah percepatan gravitasi (sekitar 9.8 m/s² di permukaan Bumi).
Contoh penerapan rumus ini dapat diilustrasikan dengan kapal nelayan yang akan membawa
kargo ikan. Misalkan kargo tersebut memiliki massa total 50 ton atau 50,000 kg. Berikut adalah
contoh perhitungan:
W = 50,000 kg x 9.8 m/s2
W = 490,000 N
Hasil perhitungan ini, yaitu berat kargo sebesar 490,000 Newton, memberikan informasi kepada
pelayar mengenai beban gravitasi yang harus diatasi oleh kapal. Dengan memahami berat kargo
dan distribusi berat di dalam kapal, praktisi nautika dapat memastikan bahwa kapal tetap stabil
dan aman selama pelayaran. Keseluruhan, pemahaman tentang berat dan penerapan rumus ini
menjadi penting dalam manajemen muatan dan stabilitas kapal di bidang nautika.
GAYA
Gaya merupakan kekuatan yang bekerja pada sebuah objek di dalam air, termasuk kapal, perahu,
atau struktur maritim lainnya. Gaya-gaya ini memainkan peran kritis dalam navigasi dan
stabilitas kapal di laut. Dua gaya utama yang mempengaruhi pergerakan kapal di air adalah gaya
angkat (buoyancy) dan gaya hambat (drag). Gaya angkat, yang disebabkan oleh perbedaan

vii
densitas antara kapal dan air di sekitarnya, mendukung kapal agar dapat mengapung. Ini adalah
prinsip dasar yang memungkinkan kapal berlayar di atas permukaan air. Sementara itu, gaya
hambat, yang disebabkan oleh gesekan antara permukaan kapal dan air, memiliki dampak
signifikan pada kecepatan dan efisiensi pergerakan kapal. Gaya-gaya ini memerlukan
perhitungan dan penanganan yang cermat dalam desain dan operasi kapal untuk memastikan
keseimbangan, kestabilan, dan kinerja yang optimal di laut. Dengan memahami dan mengelola
gaya-gaya ini, para nautikawan dapat mengoptimalkan perjalanan kapal, menjaga keamanan, dan
meningkatkan efisiensi pelayaran di perairan yang beragam.
LATIHAN
1. Suatu objek dengan berat 600 Newton dan berada di permukaan Bumi dengan percepatan
gravitasi g = 9.8 m/s2. Hitunglah massanya!
2. Suatu objek memiliki massa sebesar 50 kilogram. Hitunglah berat objek tersebut di
permukaan Bumi dengan percepatan gravitasi g = 9.8 m/s2
3. Definisikan secara singkat konsep massa, berat, dan gaya dalam konteks nautika. Bagaimana
ketiganya saling terkait dan berpengaruh terhadap pergerakan kapal di laut
4. Bagaimana gaya yang bekerja pada kapal dapat mempengaruhi percepatan atau perlambatan
kapal?
5. Jelaskan perbedaan antara massa dan berat sebuah benda di darat dan di laut. Apa faktor-
faktor yang mempengaruhi berat benda di laut?

viii
TOPIK 2

JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN


PENGANTAR
Sapaan
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Apa kabar adik-asik taruna(i), semoga kita semua tetap sehat walafiat, sehingga rencana
pembelajaran kalian dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah kalian susun. Sebelum Anda
melanjutkan aktivitas pembelajaran ini, mari sejenak memanjatkan doa belajar semoga ilmu yang
Anda pelajari menjadi berkah dan memberi manfaat...Aamiin YRA.
Deskripsi topik
Anda tentu sudah mengetahui konsep jarak, kecepatan dan percepatan dalam pembelajaran.
Dalam Prodi Nautika di PIP Makassar, pemahaman tentang jarak, kecepatan, percepatan dan
gerak melingkar adalah konsep penting yang berkaitan dengan navigasi, manuver kapal, dan
perencanaan pelayaran.
Sub-CPMK
Taruna(i) mampu menganalisis konsep jarak, kecepatan, percepatan dan gerak melingkar (C4)
Indikator Capaian Pembelajaran
1. Ketepatan menjelaskan jarak, kecepatan, percepatan dan gerak melingkar
2. Menganalisis jarak, kecepatan, percepatan dan gerak melingkar
Materi Pembelajaran
Jarak, kecepatan, percepatan dan gerak melingkar
Skenario Pembelajaran
1. Topik 2 memiliki durasi 1 kali pertemuan tatap muka/maya
2. Belajar mandiri: Taruna(i) mengakses materi ajar dalam berbagai jenis type file serta
menyelesaikan tagihan sebagai bentuk pengalaman belajar seperti forum diskusi, kuis, tugas
dan evaluasi lainnya
3. Tatap muka/maya dilakukan setelah taruna(i) melakukan pendalaman materi

MATERI AJAR TOPIK 2

ix
PENDAHULUAN

Salam sehat taruna(i) yang berbahagia, Anda tentu sudah memahami konsep jarak, kecepatan,
percepatan dan gerak melingkar. Dalam Prodi Nautika, pemahaman yang mendalam tentang
jarak, kecepatan, dan percepatan adalah sangat penting, karena ini adalah dasar bagi navigasi dan
pengelolaan kapal. Tujuan pembelajaran jarak, kecepatan, percepatan dan gerak melingkar dalam
Prodi Nautika adalah menjaga keamanan kapal, kargo, dan awak kapal. Dalam konteks ini,
pemahaman yang kuat tentang jarak, kecepatan, percepatan dan gerak melingkar sangat penting
untuk menghindari tabrakan dengan benda lain di laut, seperti kapal lain, pulau, atau rintangan
bawah air. Memahami cara menghitung waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu
dan jarak yang harus ditempuh dalam perjalanan laut. Ini termasuk pemahaman tentang
kecepatan kapal dan berapa lama perjalanan diperkirakan akan memakan waktu.
Berikut adalah materi ajar yang dapat digunakan untuk mengajarkan topik "Jarak, Kecepatan,
Percepatan dan Gerak Melingkar" dalam jurusan nautika maritim di PIP Makassar:
1. Jarak
Jarak adalah pengukuran antara dua titik di laut atau perairan. Jarak ini sering diukur dalam
mil laut (nautical miles), yang merupakan satuan pengukuran khusus yang digunakan dalam
navigasi maritim. Satu mil laut setara dengan satu menit busur (1/60 derajat) pada garis
lintang bumi. Mil laut adalah satuan yang digunakan dalam nautika karena perubahan dalam
derajat lintang dapat memengaruhi jarak yang sebenarnya yang ditempuh di permukaan laut,
terutama saat berlayar ke kutub. Oleh karena itu, menggunakan mil laut memudahkan para
pelaut untuk mengukur jarak secara lebih akurat ketika berada diberbagai lintang. Jarak di
nautika juga dapat diukur dalam mil laut pada peta laut atau peta navigasi. Dengan demikian,
pelaut dapat mengestimasi berapa lama perjalanan akan memakan waktu dan seberapa jauh
perjalanan tersebut melalui perairan tertentu.
Dalam nautika, untuk menghitung jarak antara dua titik pada peta laut atau peta navigasi,
berikut adalah rumusnya:
Δx=v.Δt
Di mana:
Δ x adalah jarak atau perubahan posisi objek dalam satuan jarak (misalnya, kilometer atau mil
laut).
v adalah kecepatan objek dalam satuan kecepatan (misalnya, kilometer per jam atau mil laut
per jam).
Δt adalah perubahan waktu dalam satuan waktu (misalnya, jam).
Berikut ini adalah contoh soal dan penyelesaiannya:
Sebuah kapal berlayar dengan kecepatan 25 mil laut per jam selama 4 jam. Berapa jarak yang
ditempuh kapal tersebut?
Penyelesaian:
Menggunakan rumus jarak, kita dapat menghitung jarak yang ditempuh kapal:
Δx=v.Δt
Diketahui:
v = 25 mil laut per jam
Δ t = 4 jam
Ditanyakan Δ x = …?
Δ x = 25 mil laut per jam x 4 jam

x
Δ x = 100 mil laut
Jadi, jarak yang ditempuh oleh kapal tersebut adalah 100 mil laut.
2. Kecepatan
Kecepatan sangat penting karena memengaruhi waktu perjalanan, konsumsi bahan bakar, dan
keselamatan kapal. Kapten kapal dan awak kapal perlu memonitor dan mengatur kecepatan
kapal dengan cermat, terutama saat melintasi jalur pelayaran, mendekati pelabuhan, atau
menghindari bahaya seperti gosong karang atau kapal lain disekitarnya. Kecepatan kapal juga
bisa dipengaruhi oleh faktor cuaca, seperti angin dan gelombang laut, yang perlu
diperhitungkan dalam navigasi nautika. Kecepatan adalah ukuran seberapa cepat suatu objek
bergerak dari satu titik ke titik lain dalam suatu interval waktu tertentu. Kecepatan sering
diukur dalam satuan jarak per satuan waktu, seperti meter per detik (m/s) atau kilometer per
jam (km/jam). Secara matematis, kecepatan (v) dapat dihitung dengan rumus:
Δx
v=
Δt
Di mana:
v adalah kecepatan.
Δ x adalah perubahan posisi (jarak) objek dalam satuan jarak.
Δ t adalah perubahan waktu dalam satuan waktu.
Contoh:
Sebuah kapal berlayar dari Pelabuhan A ke Pelabuhan B yang berjarak 150 mil laut. Kapal
tersebut menempuh jarak tersebut dalam waktu 5 jam. Hitunglah kecepatan kapal dalam
knot.
Penyelesaian:
Untuk menghitung kecepatan kapal dalam knot, kita perlu menggunakan rumus:
Δx
v=
Δt
150 millaut
v=
5 jam
Jadi, kecepatan kapal tersebut adalah 30 knot atau 30 mil laut/jam
Dalam nautika, pengetahuan mengenai kecepatan kapal sangat penting karena membantu
dalam perencanaan perjalanan laut, estimasi waktu tiba, dan navigasi keselamatan.

3. Percepatan

Percepatan merupakan perubahan kecepatan kapal atau perubahan kecepatan objek di


perairan. Ini adalah konsep penting karena dalam navigasi dan operasi kapal, para pelaut perlu
memahami bagaimana perubahan kecepatan dapat memengaruhi perjalanan laut, manuver
kapal, dan faktor keselamatan. Pemahaman yang baik tentang percepatan kapal dan cara
mengelolanya sangat penting untuk navigasi yang aman dan efisien di perairan. Para pelaut
memerlukan pengetahuan tentang bagaimana kapal berperilaku dalam berbagai situasi
percepatan untuk menghindari tabrakan, menjalankan manuver, dan memastikan perjalanan
yang lancar.
Rumus percepatan adalah:

xi
Δv
a=
Δt
Di mana:
a = percepatan.
Δ v = perubahan kecepatan objek.
Δ t = perubahan waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya perubahan kecepatan tersebut.
Berikut ini adalah contoh soal dan penyelesaiannya menggunakan rumus percepatan:
Contoh:
Sebuah kapal awalnya bergerak dengan kecepatan 10 knot. Dalam waktu 2 jam, kecepatan
kapal meningkat menjadi 18 knot. Hitung percepatan kapal tersebut.
Penyelesaian:
Menggunakan rumus percepatan, kita dapat menghitung percepatan kapal:
Δv
a=
Δt
Diketahui:
Δ v = 18 knot – 10 knot
Δ t = 2 jam
Ditanyakan: a = …?
18 knot−1 o knot
a=
2 jam
a = 4 knot/jam
Jadi, percepatan kapal ini adalah 4 knot/jam.
Dalam contoh ini, kapal mengalami perubahan kecepatan dari 10 knot menjadi 18 knot dalam
waktu 2 jam, sehingga percepatannya adalah 4 knot per jam. Percepatan ini menunjukkan
laju perubahan kecepatan kapal selama periode waktu tersebut.
4. Gerak Melingkar

Gerak melingkar biasanya terjadi ketika kapal berbelok atau berputar di sekitar titik tertentu.
Gerak melingkar biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk arah angin, arus laut,
kecepatan kapal, dan instruksi dari navigator atau komandan kapal. Ini merupakan aspek
penting dalam navigasi laut, karena kapal harus mengikuti jalur yang benar, menghindari
rintangan, dan mencapai tujuan dengan aman. Perhitungan dan pemahaman gerak melingkar
ini sangat penting dalam menentukan rute kapal dan menjaga kapal tetap pada jalur yang
diinginkan. Gerak melingkar adalah jenis gerakan di mana sebuah objek bergerak mengikuti
lintasan melingkar atau busur. Gerak melingkar seringkali diperlakukan dalam dua dimensi:
gerakan radial dan gerakan tangensial.
Dalam konteks nautika, "gerakan radial" dan "gerakan tangensial" juga mengacu pada konsep
gerakan benda di laut, terutama pada kapal. Berikut penjelasan lebih lanjut:

1. Gerakan Radial dalam Nautika:


- Gerakan radial dalam nautika merujuk pada gerakan kapal yang menjauh atau mendekati
suatu titik tertentu, biasanya titik referensi di laut. Titik referensi ini sering kali

xii
berhubungan dengan perairan yang dalam atau dangkal atau objek tertentu seperti
dermaga atau mercusuar.
- Contoh gerakan radial adalah kapal yang berlayar menuju pelabuhan untuk merapat atau
menjauhi dermaga setelah sandar.

2. Gerakan Tangensial dalam Nautika:


- Gerakan tangensial dalam nautika mengacu pada gerakan kapal yang sepanjang garis
lengkung, seperti ketika kapal mengikuti jalur melingkar saat berbelok atau mengelilingi
suatu titik atau menavigasi kanal atau sungai yang berkelok-kelok.
- Gerakan tangensial juga dapat mengacu pada perubahan arah kapal dalam navigasi, seperti
saat kapal berbelok atau mengubah haluan untuk mengikuti rute yang telah ditentukan.

Pemahaman gerakan radial dan gerakan tangensial sangat penting untuk navigasi kapal
dengan aman dan efisien. Nautika melibatkan penggunaan berbagai instrumen, seperti
kompas, radar, GPS, dan pengetahuan tentang geografi laut, untuk mengelola gerakan kapal
dan menghindari bahaya serta memastikan kapal bergerak sesuai rute yang diinginkan.

LATIHAN

1. Sebuah kapal bergerak dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam selama 2 jam. Hitunglah
jarak tempuh kapal!
2. Seorang taruna diminta berlari dilapangan sepak bola. Dari titik pojok lapangan dia berlari
ke timur hingga sejauh 80 m dalam waktu 25 sekon. kemudian melanjutkan ke arah utara
sejauh 60 m dalam waktu 10 sekon. Tentukan kecepatan rata-rata
3. Jelaskan bagaimana konsep jarak, kecepatan, dan percepatan dapat diterapkan dalam
navigasi kapal di laut!
4. Bagaimana pemahaman konsep percepatan dapat memberikan wawasan tambahan dalam
merencanakan dan mengelola manuver kapal, seperti berbelok atau merapat ke dermaga?
Apa dampaknya terhadap keamanan dan stabilitas kapal?

xiii
TOPIK 3

STATIKA
PENGANTAR
Sapaan
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Apa kabar adik-adik taruna(i), semoga kita semua tetap sehat walafiat, sehingga rencana
pembelajaran kalian dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah kalian susun. Sebelum Anda
melanjutkan aktivitas pembelajaran ini, mari sejenak memanjatkan doa belajar semoga ilmu yang
Anda pelajari menjadi berkah dan memberi manfaat...Aamiin YRA.
Deskripsi topik
Anda tentu sudah mengetahui statika dalam konteks jurusan nautika, adalah salah satu mata
pelajaran yang mempelajari keseimbangan benda-benda di dalam kapal, serta pengaruh gaya dan
momen yang bekerja pada kapal ketika berlabuh, berlayar, atau merapat di pelabuhan. Berikut
adalah beberapa deskripsi tentang bagian dari materi yang diajarkan dalam mata pelajaran statika
di jurusan nautika.
Sub-CPMK
Taruna(i) mampu menganalisis statika (C4)
Indicator capaian pembelajaran
1. Ketepatan menjelaskan statika
2. Menganalisis statika
Materi Pembelajaran
Statika
Skenario Pembelajaran
1. Topik 3 memiliki durasi 1 kali pertemuan tatap muka/maya
2. Belajar mandiri: Taruna(i) mengakses materi ajar dalam berbagai jenis type file serta
xiv
menyelesaikan tagihan sebagai bentuk pengalaman belajar seperti forum diskusi, kuis, tugas
dan evaluasi lainnya
3. Tatap muka/maya dilakukan setelah taruna(i) melakukan pendalaman materi

MATERI AJAR TOPIK 3


PENDAHULUAN
Pemahaman tentang statika menjadi fundamental dalam memastikan kestabilan dan keamanan
suatu struktur atau objek dilingkungan maritim. Statika sebagai cabang ilmu fisika yang
mempelajari keseimbangan benda dalam keadaan diam atau bergerak secara konstan,
memberikan dasar penting bagi perancangan dan operasional kapal, dermaga, dan struktur
maritim lainnya. Keseimbangan kapal, baik dalam keadaan diam maupun saat berlayar, menjadi
aspek krusial dalam memastikan pergerakan yang aman dan efisien di laut. Dalam menghadapi
gaya-gaya yang bekerja pada kapal, seperti angin, gelombang, dan arus laut, prinsip statika
digunakan untuk menghitung distribusi beban, menentukan titik berat, dan merancang struktur
agar mampu menahan tekanan dan torsi yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, pemahaman
statika dalam bidang nautika menjadi landasan utama bagi profesional maritim untuk menjaga
keseimbangan dan stabilitas kapal, yang pada gilirannya memberikan kontribusi besar terhadap
keselamatan dan kinerja optimal di perairan yang beragam.
STATIKA
Statika merujuk pada cabang ilmu fisika yang mempelajari keseimbangan dan kestabilan struktur
dilingkungan maritim. Ilmu ini sangat relevan dalam merancang, membangun, dan
mengoperasikan berbagai jenis kapal dan struktur laut. Statika nautika berfokus pada analisis
keseimbangan kapal, baik dalam keadaan diam maupun saat berlayar, di mana pengaruh gaya-
gaya eksternal seperti gelombang, arus laut, dan angin menjadi pertimbangan utama. Dalam
merancang kapal, pengetahuan statika digunakan untuk menentukan titik berat kapal,
mendistribusikan beban dengan tepat, dan memastikan bahwa kapal dapat menjaga
keseimbangan tanpa mengalami torsi atau deformasi berlebihan. Oleh karena itu, pemahaman
statika dalam bidang nautika tidak hanya diperlukan untuk keamanan struktur, tetapi juga untuk
memastikan bahwa kapal dapat beroperasi secara efisien dan stabil diberbagai kondisi laut. Ini
dapat dihitung menggunakan rumus:
F_apung = ρ . g . V
di mana:
- F_apung adalah gaya apung.
- ρ adalah massa jenis air (kg/m³).
- g adalah percepatan gravitasi (9.8 m/s²).
- V adalah volume air yang dipindahkan oleh kapal.
Contoh penerapan rumus ini dapat diilustrasikan dengan sebuah kapal yang akan membawa
kargo. Pelayar perlu memastikan bahwa distribusi massa kargo di dalam kapal diatur sedemikian
rupa sehingga daya apung kapal tidak terpengaruh secara signifikan. Jika volume yang

xv
dipindahkan oleh kapal adalah 100 m³ dan massa jenis air laut sekitar 1025 kg/m³, kita dapat
menggunakan rumus daya apung (F = ρ x V x g) untuk menghitung daya apung kapal.
Diketahui:
ρ = 1025 kg/m3
V
= 100 m3
g
= 9.8 m/s2
Ditanyakan : F = …..?
F = 1025 kg/m3 x 100 m3 x 9.8 m/s2
F = 1,002,500 N
Dengan memahami rumus daya apung dan menerapkan perhitungan tersebut, pelayar dapat
menilai dampak muatan terhadap stabilitas kapal dan memastikan bahwa kapal memiliki daya
apung yang cukup untuk mengatasi berat total muatan. Ini merupakan langkah penting dalam
manajemen massa di bidang nautika untuk memastikan keselamatan dan keseimbangan kapal
selama pelayaran.
LATIHAN
1. Jelaskan konsep dasar keseimbangan dalam konteks nautika. Bagaimana prinsip
Archimedes berkontribusi pada keseimbangan kapal di dalam air?
2. Jelaskan bagaimana distribusi beban di dalam kapal dapat memengaruhi keseimbangan
dan stabilitas kapal.
3. Bagaimana pengaruh angin terhadap keseimbangan kapal? Jelaskan upaya-upaya yang
diambil untuk mengatasi efek angin dalam operasi kapal.
4. Sebuah kapal kargo memiliki berat 1500 ton dan berada di dalam air dengan massa jenis
1025 kg/m³.
5. Sebuah kapal selam memiliki panjang 50 meter dan berat total 500 ton (500.000 kg).
Berapa reaksi tumpuan di kedua ujung kapal selam, jika kapal selam itu melayang
sepenuhnya di dalam air laut? Anggapkan berat jenis air laut adalah 1025 kg/m³.

xvi
TOPIK 4

USAHA, ENERGI DAN DAYA


PENGANTAR
Sapaan
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Apa kabar adik-adik taruna(i), semoga kita semua tetap sehat walafiat, sehingga rencana
pembelajaran kalian dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah kalian susun. Sebelum Anda
melanjutkan aktivitas pembelajaran ini, mari sejenak memanjatkan doa belajar semoga ilmu yang
Anda pelajari menjadi berkah dan memberi manfaat...Aamiin YRA
Deskripsi topik
Konsep usaha, energi, dan daya menjadi esensial dalam memahami berbagai aspek pergerakan
kapal dan sistem energi di laut. Usaha dalam nautika tercermin dalam daya yang diterapkan untuk
mengatasi resistensi air dan menggerakkan kapal melintasi perairan. Energi menjadi penentu
utama dalam pemilihan sumber daya kapal, mulai dari energi kinetik yang dihasilkan oleh angin
hingga energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar kapal. Pemahaman yang baik tentang
usaha dan energi menjadi kunci dalam merancang kapal yang efisien dan ramah lingkungan.
Daya, dalam konteks nautika, mencakup bagaimana mesin kapal mengubah energi menjadi
gerakan yang dapat memindahkan kapal melalui air. Pengoptimalan daya menjadi fokus utama
dalam industri pelayaran untuk mencapai efisiensi operasional dan keberlanjutan. Sehingga,
konsep-konsep ini memainkan peran krusial dalam mengelola dan meningkatkan kinerja kapal di
lingkungan maritim.
Sub-CPMK
Taruna(i) mampu menganalisis usaha, energi dan daya (C4)

Indicator capaian pembelajaran


1. Ketepatan menjelaskan usaha, energi dan daya
2. Menganalisis usaha, energi dan daya
Materi Pembelajaran
Usaha, energi dan daya

xvii
Skenario Pembelajaran
1. Topik 4 memiliki durasi 1 kali pertemuan tatap muka/maya
2. Belajar mandiri: Taruna(i) mengakses materi ajar dalam berbagai jenis type file serta
menyelesaikan tagihan sebagai bentuk pengalaman belajar seperti forum diskusi, kuis, tugas
dan evaluasi lainnya
3. Tatap muka/maya dilakukan setelah taruna(i) melakukan pendalaman materi

MATERI AJAR TOPIK 4


PENDAHULUAN
Pemahaman konsep usaha, energi, dan daya memiliki relevansi yang sangat tinggi dalam
pengembangan teknologi kelautan. Usaha, yang mencerminkan gaya yang diterapkan untuk
mengatasi resistensi air, menjadi kunci dalam merancang kapal yang efisien dan dapat
menavigasi perairan dengan optimal. Energi, baik yang berasal dari sumber daya alam seperti
angin maupun dari bahan bakar kapal, memainkan peran sentral dalam memberikan tenaga untuk
mendorong kapal melintasi lautan. Seiring kemajuan teknologi, pengelolaan energi dan
pemilihan sumber daya menjadi pertimbangan strategis dalam upaya mencapai operasional yang
efisien dan berkelanjutan di bidang nautika. Daya, sebagai hasil transformasi energi menjadi
gerakan, menjadi fokus dalam pengembangan mesin dan sistem propulsi kapal. Dengan
memahami dengan baik konsep-konsep ini, dunia nautika dapat terus menghadirkan inovasi
untuk meningkatkan kehandalan, keefisienan, dan keberlanjutan dalam pelayaran laut.
USAHA/KERJA
Istilah "usaha" biasanya merujuk pada tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh awak kapal
untuk mengelola, menjalankan, dan menjaga kapal serta melaksanakan tugas-tugas navigasi,
keselamatan, dan manajemen kapal. Usaha adalah semua tindakan yang dilakukan oleh awak
kapal untuk mengoperasikan, menjaga, dan mengawasi kapal, serta menjalankan berbagai tugas
terkait navigasi dan manajemen kapal dengan tujuan mencapai perjalanan yang aman, efisien,
dan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan maritim.
Usaha mencakup berbagai aspek, termasuk:
1. Navigasi: Ini termasuk perencanaan rute, pemetaan, pengamatan bintang, perhitungan posisi,
dan penggunaan peralatan navigasi seperti peta laut, kompas, GPS, radar, dan sonar.
2. Manajemen Kapal: Ini melibatkan pemeliharaan kapal, manajemen peralatan, pemantauan
mesin, dan pemeliharaan fasilitas kapal, seperti kargo, jangkar, dan peralatan keselamatan.
3. Keselamatan: Usaha dalam hal keselamatan termasuk pengawasan keselamatan kapal,
pelatihan awak kapal dalam prosedur darurat, penggunaan peralatan keselamatan, dan
penanggulangan situasi darurat di laut.
4. Komunikasi: Ini melibatkan komunikasi antara kapal dengan otoritas maritim, kapal lain, dan
stasiun pesisir. Ini juga termasuk penggunaan kode sinyal dan peralatan komunikasi seperti
radio kapa

xviii
5. Manajemen Penumpang dan Kargo: Jika kapal tersebut adalah kapal penumpang atau
mengangkut kargo, usaha melibatkan manajemen penumpang, muatan, dan pemuatan kapal
yang aman dan efisien.
6. Pengelolaan Peraturan Maritim: Awak kapal harus mematuhi semua peraturan maritim yang
berlaku, termasuk regulasi keselamatan, lingkungan, dan ketentuan hukum lainnya.
Usaha sangat penting untuk memastikan bahwa kapal beroperasi dengan efisien, aman, dan
sesuai dengan peraturan, dan memungkinkan perjalanan laut yang sukses. Awak kapal yang
terlatih dan berkualifikasi tinggi memiliki pemahaman mendalam tentang berbagai aspek usaha
dalam nautika untuk menjalankan kapal dengan baik. Usaha bisa bermacam-macam tergantung
pada situasi. Satu hal yang seringkali dihitung adalah usaha yang diperlukan untuk mengangkat
muatan atau kargo menggunakan peralatan kapal seperti katrol, derek, atau derek kapal. Untuk
menghitung usaha ini, Anda bisa menggunakan rumus dasar:
Usaha (W) = Gaya (F) x Jarak (d)
Rumus tersebut menggambarkan bahwa; Usaha (W) adalah hasil perkalian antara gaya (F) yang
diterapkan untuk mengangkat muatan dan jarak (d) yang ditempuh saat mengangkat muatan.
Gaya tersebut diukur dalam newton (N) dan jarak dalam meter (m), sehingga satuan usaha akan
menjadi joule (J).
Contoh:
Misalkan Anda ingin menghitung usaha yang diperlukan untuk mengangkat muatan dengan gaya
5000 N ke ketinggian 10 meter di atas kapal.
Usaha (W) = Gaya (F) x Jarak (d)
W = 5000 N x 10 m
W = 50,000 J (Joule)
Jadi, usaha yang diperlukan untuk mengangkat muatan tersebut adalah 50,000 joule.
Penting untuk diingat bahwa usaha tidak selalu hanya terkait dengan mengangkat muatan. Usaha
juga dapat melibatkan tugas-tugas lain seperti bekerja dengan peralatan navigasi, menjalankan
mesin, mengatur perangkat keselamatan, dan lain sebagainya.
ENERGI
Energi berperan penting dalam menjalankan kapal, menggerakkan mesin, dan menjalankan
berbagai peralatan. Energi dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk bahan bakar, tenaga
manusia, angin, dan matahari. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang pengertian energi
dalam nautika:
1. Energi Bahan Bakar: Kapal yang menggunakan mesin berbahan bakar, seperti kapal
bermotor, mendapatkan energi dari bahan bakar seperti minyak diesel atau bensin. Energi ini
dikonversi menjadi gerakan mekanik yang digunakan untuk menggerakkan propulsi kapal.

xix
2. Energi Angin: Kapal layar menggunakan energi angin untuk menggerakkan layar dan
memindahkan kapal. Angin menghasilkan daya dorong pada layar kapal, yang kemudian
dikonversi menjadi gerakan kapal.
3. Energi Manusia: Pada kapal kecil atau kapal tradisional, tenaga manusia seperti awak kapal
yang berlayar menggunakan daya fisik mereka untuk mengoperasikan peralatan, mengatur
layar, dan menjalankan berbagai tugas di kapal.
4. Energi Matahari: Kapal yang dilengkapi dengan panel surya atau peralatan fotovoltaik
menggunakan energi matahari untuk menghasilkan listrik. Energi ini dapat digunakan untuk
daya listrik kapal atau sistem lain di kapal.
5. Energi Geotermal dan Gelombang: Beberapa kapal modern menggunakan teknologi energi
terbarukan, seperti tenaga panas bumi (geotermal) atau energi gelombang laut, untuk
menghasilkan daya.
Energi penting untuk menggerakkan kapal, memasok listrik untuk peralatan, menjalankan mesin,
dan memungkinkan kapal berfungsi dengan baik. Bagaimanapun, penggunaan energi dalam
harus mempertimbangkan aspek keselamatan dan dampak lingkungan. Konservasi energi dan
penerapan teknologi yang lebih ramah lingkungan menjadi semakin penting dalam industri
maritim untuk menjaga ekosistem laut yang rentan dan mengurangi dampak kapal terhadap
lingkungan laut. Energi dapat dihitung dengan beberapa cara, tergantung pada konteks dan jenis
energi yang ingin diukur. Di bawah ini, beberapa rumus dan contoh yang berkaitan dengan
energi:
1. Energi Kinetik Kapal:
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh kapal karena gerakannya. Energi kinetik (E)
bisa dihitung dengan rumus:
1
Ek = x m x v2
2
di mana:
- E adalah energi kinetik dalam joule (J).
- m adalah massa kapal dalam kilogram (kg).
- v adalah kecepatan kapal dalam meter per detik (m/s).
Contoh:
Misalkan kapal dengan massa 200.000 kg bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Berapa energi
kinetik kapal tersebut?
Ek = 0.5 . 200,000 kg . (10 m/s)2
Ek = 0.5 . 200,000 kg . 100 m2/s2
Ek = 10,000,000 J (joule)
Jadi, energi kinetik kapal tersebut adalah 10,000,000 joule.
2. Energi Potensial Gravitasi:
Energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki oleh kapal karena ketinggiannya di atas
permukaan laut. Energi potensial gravitasi (Ep/U) dapat dihitung dengan rumus:
Ep = m . g . h
di mana:
- Ep adalah energi potensial gravitasi dalam joule (J).
- m adalah massa kapal dalam kilogram (kg).
xx
- g adalah percepatan gravitasi (sekitar 9.81 m/s^2 di permukaan Bumi).
- h adalah ketinggian kapal di atas permukaan laut dalam meter (m).
Contoh:
Jika kapal berada pada ketinggian 20 meter di atas permukaan laut, dan massa kapalnya adalah
300.000 kg, berapa energi potensial gravitasi kapal tersebut?
U = 300,000 kg x 9.81 m/s2 x 20 m
U = 58,860,000 J (joule)
Jadi, energi potensial gravitasi kapal tersebut adalah 58,860,000 joule.
3. Energi Listrik:
Energi listrik di kapal dapat dihitung dengan mengalikan daya listrik (P) dengan waktu (t).
Rumusnya adalah:
E=Pxt
di mana:
- E adalah energi dalam joule (J).
- P adalah daya listrik dalam watt (W).
- t adalah waktu dalam detik (s).
Contoh:
Jika kapal menggunakan daya listrik sebesar 5.000 watt (5 kW) selama 2 jam (7.200 detik),
berapa energi yang digunakan oleh peralatan kapal?
E = 5,000 W x 7,200 s
E = 36,000,000 J (joule)
Jadi, energi listrik yang digunakan oleh peralatan kapal adalah 36,000,000 joule.

DAYA
Daya yang berhubungan dengan penggunaan mesin kapal dan mesin penggerak lainnya untuk
menghasilkan gerakan dan kecepatan kapal di laut. Daya adalah ukuran dari seberapa cepat atau
seberapa kuat kapal mampu bergerak atau melakukan pekerjaan. Ini mencerminkan sejauh mana
kapal mampu menghasilkan gaya penggerak atau menggerakkan peralatan, seperti mesin
penggerak, layar kapal, atau peralatan lainnya. Daya sering dihubungkan dengan mesin kapal
dan propulsi kapal. Mesin-mesin ini menghasilkan daya mekanis yang diperlukan untuk
menggerakkan kapal melalui air. Daya ini kemudian digunakan untuk mengatasi gaya-gaya
seperti gesekan air, angin, atau arus laut yang bertentangan dengan gerakan kapal.
Daya juga penting dalam perhitungan navigasi, terutama ketika merencanakan kecepatan dan
waktu tempuh suatu rute. Para pelaut harus memahami daya yang dihasilkan oleh mesin kapal
dan bagaimana mengatur kecepatan kapal untuk mencapai tujuan secara efisien dan aman.
Perhitungan daya seringkali berkaitan dengan daya yang dihasilkan oleh mesin kapal untuk
menggerakkan kapal melalui air. Untuk menghitung daya, Anda dapat menggunakan rumus daya
mekanik dasar. Berikut adalah rumus, contoh, dan penyelesaiannya:
Rumus Daya Mekanik (P):

xxi
Daya mekanik (P) adalah produk dari gaya (F) yang diterapkan pada benda dan kecepatan (v)
benda tersebut. Rumus daya mekanik adalah:
P=F.v
di mana:
- P adalah daya mekanik dalam watt (W).
- F adalah gaya yang diterapkan dalam newton (N).
- v adalah kecepatan benda dalam meter per detik (m/s).

Contoh:
Misalkan kita ingin menghitung daya yang diperlukan oleh mesin kapal untuk menggerakkan
kapal dengan gaya 5000 newton (N) dengan kecepatan 10 meter per detik (m/s).
P = 5000 N . 10 m/s
P = 5000 W
Jadi, daya yang diperlukan oleh mesin kapal adalah 50.000 watt (W) atau setara dengan 50
kilowatt (kW). Daya ini menggambarkan seberapa besar daya yang dihasilkan oleh mesin kapal
untuk mempertahankan kecepatan kapal tersebut. Penting untuk diingat bahwa daya seringkali
digunakan dalam konteks mesin penggerak kapal, seperti mesin diesel atau motor listrik kapal,
yang menghasilkan daya untuk menggerakkan kapal melalui air. Perhitungan daya ini membantu
para pelaut memahami seberapa besar kekuatan yang dibutuhkan oleh mesin untuk menjalankan
kapal dengan aman dan efisien.
LATIHAN
1. Jelaskan bagaimana prinsip usaha diterapkan dalam pengoperasian kapal laut. Faktor apa yang
mempengaruhi usaha yang diperlukan untuk mengatasi resistensi air dan menggerakkan kapal
melalui laut?
2. Jelaskan konsep daya mesin kapal. Bagaimana perubahan daya dapat memengaruhi kecepatan
dan efisiensi operasional kapal?
3. Terangkan bagaimana energi ombak dan arus laut dapat mempengaruhi navigasi di perairan
laut dalam. Bagaimana kapal dapat menggunakan energi ini untuk mempermudah atau
mempersulit perjalanan mereka?
4. Misalkan kita memiliki kapal yang bergerak dengan kecepatan konstan V = 10 m/s melawan
arus laut dengan gaya gesekan F gesek = 5000 N. Berapa usaha yang dilakukan oleh kapal
tersebut untuk melewati jarak d = 1000 m melawan arus?
5. Sebuah kapal berlayar dengan massa m = 5000 kg sedang bergerak dengan kecepatan v = 10
m/s. Hitunglah energi kinetik kapal tersebut.

xxii
TOPIK 5

PESAWAT SEDERHANA
PENGANTAR
Sapaan
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Apa kabar adik-adik taruna(i), semoga kita semua tetap sehat walafiat, sehingga rencana
pembelajaran kalian dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah kalian susun. Sebelum Anda
melanjutkan aktivitas pembelajaran ini, mari sejenak memanjatkan doa belajar semoga ilmu yang
Anda pelajari menjadi berkah dan memberi manfaat...Aamiin YRA.
Deskripsi topik
Pesawat sederhana seperti tuas, bidang miring, dan katrol, menyediakan fondasi krusial untuk
efisiensi dalam berbagai aspek navigasi laut. Tuas, dengan kemampuannya mengubah gaya
dengan perbandingan keuntungan mekanis, diterapkan dalam kemudi kapal untuk manuver yang
akurat. Bidang miring, atau henti, memainkan peran penting dalam sistem derek kapal dan
penanganan muatan di pelabuhan, mempermudah proses pengangkatan dan penurunan beban.
Sementara itu, penggunaan katrol memberikan keunggulan mekanis, mengurangi beban kerja
dan meningkatkan efisiensi dalam pengangkatan berat atau perubahan arah gaya tarik. Dengan
pemahaman yang tepat terhadap pesawat sederhana ini, para pelaut dapat memaksimalkan
penggunaannya, mengoptimalkan kinerja dalam lingkungan laut yang dinamis.
Sub-CPMK
Taruna(i) mampu menganalisis pesawat sederhana (C4)

Indicator capaian pembelajaran


1. Ketepatan menjelaskan pesawat sederhana
2. Menganalisis pesawat sederhana

xxiii
Materi Pembelajaran
Pesawat sederhana
Skenario Pembelajaran
1. Topik 5 memiliki durasi 1 kali pertemuan tatap muka/maya
2. Belajar mandiri: Taruna(i) mengakses materi ajar dalam berbagai jenis type file serta
menyelesaikan tagihan sebagai bentuk pengalaman belajar seperti forum diskusi, kuis, tugas
dan evaluasi lainnya
3. Tatap muka/maya dilakukan setelah taruna(i) melakukan pendalaman materi

MATERI AJAR TOPIK 5


PENDAHULUAN
Pesawat sederhana memiliki peran yang signifikan dalam konteks nautika, memudahkan
manusia dalam berbagai kegiatan maritim. Salah satu contoh pesawat sederhana yang umum
digunakan di bidang nautika adalah tuas. Dalam penggunaannya, tuas memberikan keuntungan
mekanikal dengan memanfaatkan prinsip tuas untuk memudahkan pengangkatan beban atau
mengubah arah daya. Selain itu, katrol juga merupakan pesawat sederhana yang efektif dan
sering digunakan dalam kegiatan pelayaran. Dengan memanfaatkan konsep katrol, manusia dapat
mengangkat beban yang lebih besar dengan upaya yang lebih kecil, meningkatkan efisiensi kerja
di atas perairan. Sementara itu, bidang miring atau kemiringan permukaan datar juga menjadi
pesawat sederhana yang relevan dalam nautika. Penggunaannya dapat membantu mengatasi
tantangan topografi perairan, seperti dermaga atau pantai, untuk memudahkan kegiatan bongkar
muat atau perbaikan kapal.

PESAWAT SEDERHANA

Pesawat sederhana adalah suatu peralatan yang didesain untuk membantu meringankan
pekerjaan manusia dengan susunannya yang sederhana. Pesawat sederhana adalah sebuah
perangkat atau mekanisme yang digunakan untuk mengubah gaya atau tenaga menjadi gerakan.
Ini sering digunakan dalam fisika untuk memahami konsep dasar tentang gaya, tuas, dan
mekanisme serupa. Dalam nautika, pesawat sederhana seperti tuas, katrol, dan prinsip-prinsip
mekanik lainnya sering digunakan dalam berbagai situasi, terutama dalam navigasi,
pengangkutan, dan pengoperasian peralatan maritim. Dalam nautika, pesawat sederhana, seperti
tuas dan katrol, memiliki peran penting dalam berbagai aspek operasi kapal dan navigasi. Berikut
adalah contoh penggunaan pesawat sederhana dalam nautika:
1. Tuas
Contoh: Penggunaan tuas pada kapal melibatkan penggunaan tuas kemudi. Saat seorang
navigator ingin mengubah arah kapal, dia menggunakan tuas kemudi untuk memindahkan
roda kemudi yang sebenarnya di bawah kapal. Dengan menerapkan tekanan pada satu sisi
tuas, kapal dapat berbelok sesuai keinginan navigator. Ini adalah contoh penerapan prinsip
tuas dalam nautika.
Rumus Tuas: F1 x D1 = F2 x D2

xxiv
Contoh:
Anda bekerja di kapal dan perlu mengangkat beban berat, seperti tongkang yang beratnya 500
kg, untuk memindahkannya ke kapal. Anda memiliki sebuah tuas dengan dua lengan, lengan
pendek (D1) sepanjang 1 meter dan lengan panjang (D2) sepanjang 3 meter. Berapa gaya (F1)
yang perlu Anda terapkan pada lengan pendek untuk mengangkat tongkang tersebut?
Penyelesaian:
- F1 x 1 m = 500 kg x g x 3 m
(g adalah percepatan gravitasi, sekitar 9.81 m/s²)
- F1 = (500 kg x 9.81 m/s² x 3 m) / 1 m
- F1 ≈ 14715.5 N
Anda perlu menerapkan gaya sekitar 14715.5 Newton (N) pada lengan pendek untuk
mengangkat tongkang.
2. Katrol (Pulley):
Katrol digunakan untuk menggandakan mekanik untuk mengangkat dan mengatur layar.
Dengan menggunakan katrol, awak kapal dapat mengubah arah layar dan mengatur
kemiringan kapal dengan lebih efisien. Jenis yang ketiga adalah katrol. Katrol adalah pesawat
sederhana yang memanfaatkan benda lingkaran seperti roda untuk mengangkat beban. Jadi
prinsip kerja dari katrol adalah mengubah arah gaya sehingga beban dapat terangkat. Sama
seperti tuas, katrol juga memiliki tiga titik, yaitu titik kuasa, beban, dan tumpuan. Namun
yang membedakan adalah lengan yang digunakan untuk membantu pengangkatan beban
berupa benda yang menyerupai tali. Terdapat tiga jenis katrol, yaitu:
 Katrol tetap
Katrol tetap adalah jenis katrol yang paling dasar. Jadi katrol ini posisinya akan tetap
ketika digunakan. Titik tumpu berada di antara titik beban dan titik kuasa. Contoh
sederhana yang sering ditemui dari katrol tetap adalah alat timba di sumur. Keuntungan
mekanis pada katrol tetap dirumuskan dengan:
KM = w / f
Keterangan:
KM = Keuntungan mekanik
F = Gaya Kuasa (N)
w = berat beban (N)
 Katrol bergerak
Katrol bergerak adalah katrol yang tumpuannya ikut bergerak bebas ketika
digunakan.Katrol bergerak ini umumnya digunakan untuk mengangkat bahan bangunan ke
atas ketika membangun gedung.
 Katrol majemuk
Katrol majemuk adalah jenis katrol yang mengkombinasikan antara katrol tetap dan katrol
bergerak. Biasanya katrol jenis ini akan digunakan untuk mengangkat beban yang sangat

xxv
berat. Contoh pemanfaatan katrol majemuk ini adalah crane pengangkat alat berat atau
pengangkat peti kemas.

3. Bidang Miring (Inclined Plane):


Contoh: Rampa-rampa pada dermaga atau pelabuhan digunakan untuk memindahkan muatan
seperti kontainer atau mobil dari kapal ke daratan atau sebaliknya. Rampa-rampa ini adalah
contoh dari bidang miring. Mereka memungkinkan muatan untuk dipindahkan dengan lebih
mudah daripada jika harus diangkat secara vertikal.
Jenis pesawat sederhana selanjutnya adalah bidang miring. Bidang miring ini pada dasarnya
seperti perosotan anak-anak. Jadi, suatu bidang didesain dengan bentuk miring agar dapat
mempermudah pemindahan barang yang berat. Jadi pada prinsipnya semakin landai bidang
miring, akan semakin kecil gaya yang dibutuhkan. Sebaliknya, jika bidang miring semakin
curam, maka gaya yang dibutuhkan akan semakin besar.
Rumus yang digunakan untuk mencari gaya yang dibutuhkan pada bidang miring adalah:
Fxs=wxh
Keterangan:
F = gaya (N)
w = beban (N)
h = tinggi papan (m)
s = panjang papan (m)

4. Roda dan Sumbu (Wheel and Axle)


Pemakaian roda dan sumbu sangat penting dalam berbagai peralatan di kapal, seperti winch
atau windlass untuk mengangkat atau menurunkan jangkar kapal. Roda dan sumbu ini
memungkinkan awak kapal untuk menangani beban berat dengan lebih mudah. Roda berporos
adalah pesawat sederhana yang memanfaatkan roda dan poros. Jadi ketika roda berputar maka
poros juga akan ikut berputar.
Sementara itu, cara kerja dari pesawat sederhana ini sebenarnya memanfaatkan tiga titik
utama. Tiga titik utama itu perlu kalian ketahui lebih dulu sebelum membahas lebih lanjut
mengenai pesawat sederhana. Tiga titik itu antara lain:
 Titik tumpu
Titik tumpu adalah titik yang menjadi tumpuan beban dimana sifatnya adalah tetap.
 Titik Beban
Titik beban adalah bagian yang dijadikan untuk meletakkan beban yang akan diangkat.
 Titik kuasa
Titik kuasa adalah tempat yang digunakan untuk memberikan gaya kuasa alias tempat
untuk memberikan gaya dalam mengangkat beban.

Berikut ini yang merupakan keuntungan menggunakan pesawat sederhana adalah:


1. Memudahkan pekerjaan terutama yang berkaitan dengan pengangkatan beban
2. Membuat kemampuan gaya menjadi beberapa kali lipat.

xxvi
3. Mengubah arah gaya.
4. Mempercepat pekerjaan.

LATIHAN
1. Jelaskan prinsip kerja tuas dan berikan contoh penggunaan tuas dalam konteks nautika.
Bagaimana tuas dapat memberikan keuntungan mekanikal dalam situasi maritim?
2. Gambarkan penggunaan katrol dalam sebuah kapal. Bagaimana konsep katrol dapat
meningkatkan efisiensi dalam kegiatan pelayaran? Berikan contoh penerapan katrol di
bidang nautika.
3. Jelaskan bagaimana bidang miring dapat digunakan dalam kegiatan bongkar muat di
pelabuhan. Apa manfaat utama penggunaan bidang miring dalam konteks nautika,
terutama dalam mengatasi tantangan topografi perairan?
4. Bagaimana roda digunakan sebagai pesawat sederhana di kapal? Jelaskan peran roda dalam
meningkatkan efisiensi dan kemudahan pengendalian kapal di laut. Sebutkan contoh
penggunaan roda dalam navigasi maritim.
5. Pak Roni sedang memikul dua beras dengan menggunakan kayu yang diletakkan di
bahunya. Berat dari beras pertama adalah 50 Newton dan 100 Newton. Jarak lengan kayu
antara pak Roni dengan beras pertama adalah 100 cm, maka berapakah panjang tongkat
yang dibutuhkan agar beras dapat dipikul dengan seimbang?
6. Misalkan Anda memiliki sebuah tuas yang panjangnya 2 meter (d1) dengan titik tumpu di
tengah (fulcrum). Anda ingin mengangkat beban berat 200 Newton (F2) yang berjarak 1
meter dari titik tumpu. Anda harus menerapkan gaya (F1) pada ujung tuas sejauh 3 meter
dari titik tumpu (d2) untuk mengangkat beban tersebut.

xxvii
TOPIK 6

FLUIDA
PENGANTAR
Sapaan
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Apa kabar adik-adik taruna(i), semoga kita semua tetap sehat walafiat, sehingga rencana
pembelajaran kalian dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah kalian susun. Sebelum Anda
melanjutkan aktivitas pembelajaran ini, mari sejenak memanjatkan doa belajar semoga ilmu yang
Anda pelajari menjadi berkah dan memberi manfaat...Aamiin YRA.
Deskripsi topik
Fluida, baik dalam bentuk air laut maupun angin, memegang peranan sentral dalam nautika. Sifat
fluida ini mempengaruhi dinamika kapal, stabilitas, dan performa pelayaran. Dengan memahami
tekanan fluida, ahli nautika dapat merancang lambung kapal yang efisien, mengurangi
perlawanan air, dan meningkatkan efisiensi. Studi hidrodinamika kapal juga mencakup analisis
bentuk lambung untuk optimalisasi performa pelayaran. Dalam navigasi laut, pemahaman arus,
gelombang, dan kondisi cuaca memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang perilaku fluida.
Keseluruhan, pemahaman fluida menjadi landasan kritis bagi para pelaut untuk mengelola kapal
dengan efektif dan aman di tengah lautan yang dinamis.
Sub-CPMK
Taruna(i) mampu menganalisis fluida (C4)

Indicator capaian pembelajaran


1. Ketepatan menjelaskan fluida
2. Menganalisis fluida
Materi Pembelajaran

xxviii
Fluida
Skenario Pembelajaran
1. Topik 6 memiliki durasi 1 kali pertemuan tatap muka/maya
2. Belajar mandiri: Taruna(i) mengakses materi ajar dalam berbagai jenis type file serta
menyelesaikan tagihan sebagai bentuk pengalaman belajar seperti forum diskusi, kuis, tugas
dan evaluasi lainnya
3. Tatap muka/maya dilakukan setelah taruna(i) melakukan pendalaman materi

MATERI AJAR TOPIK 6


PENDAHULUAN
Pemahaman tentang fluida, baik dalam bentuk air laut maupun angin, memiliki peran utama
dalam menentukan performa dan keselamatan kapal. Sifat fluida yang dinamis mempengaruhi
daya hantar kapal, stabilitas, dan efisiensi pelayaran. Sebagai kunci fundamental, pengetahuan
tentang tekanan fluida membantu merancang lambung kapal yang dapat mengatasi perlawanan
air dan mengoptimalkan navigasi laut. Dalam konteks ini, studi hidrodinamika kapal menjadi
esensial untuk menganalisis bentuk lambung sehingga kapal dapat beroperasi dengan efisien di
berbagai kondisi laut. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap sifat fluida menjadi
landasan yang krusial bagi para pelaut dan ahli nautika dalam menghadapi tantangan lautan yang
dinamis.
FLUIDA
Fluida merujuk pada zat yang dapat mengalir, seperti air laut dan angin. Pemahaman tentang
sifat-sifat fluida ini memiliki peran sentral dalam navigasi laut. Fluida, baik dalam bentuk cair
atau gas, mempengaruhi pergerakan kapal di atas air dan membentuk dasar untuk studi
hidrodinamika kapal. Dalam analisis nautika, pemahaman tekanan fluida menjadi kunci dalam
merancang lambung kapal yang efisien, mengurangi perlawanan air, dan meningkatkan kinerja
pelayaran. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang sifat fluida menjadi fondasi esensial
bagi para pelaut untuk mengelola kapal dengan efektif dan aman di laut yang dinamis.
Sifat-sifat Fluida
Sifat-sifat fluida memainkan peran krusial dalam bidang nautika, terutama dalam konteks air laut
yang menjadi medium utama pergerakan kapal. Beberapa sifat fluida yang penting dalam nautika
meliputi:
1. Viskositas, viskositas air laut memengaruhi gesekan antara lambung kapal dan air.
Pemahaman terhadap viskositas menjadi esensial untuk merancang lambung kapal yang
mengurangi gesekan, sehingga meningkatkan efisiensi pelayaran.

xxix
2. Tekanan Hidrostatik, tekanan hidrostatik air laut bertambah seiring dengan kedalaman.
Pengetahuan tentang tekanan ini membantu dalam perencanaan ketebalan dinding lambung
kapal untuk mengatasi tekanan di bawah permukaan laut.
3. Tekanan Hidrodinamik, selain tekanan statis, kapal juga menghadapi tekanan dinamis saat
bergerak melalui air. Hidrodinamika kapal melibatkan pemahaman terhadap distribusi
tekanan ini untuk mengoptimalkan desain dan performa pelayaran.
4. Kecepatan Aliran, kecepatan aliran air di sekitar kapal memengaruhi kemampuan manuver
dan kestabilan. Pemahaman tentang kecepatan aliran ini penting dalam navigasi untuk
mengantisipasi perubahan kondisi air.
5. Arus Laut, arus laut adalah perubahan gerakan massa air yang dapat memengaruhi lintasan
kapal. Navigasi yang efektif memerlukan pemahaman tentang arus laut untuk merencanakan
rute yang optimal.
6. Kohesi dan Adhesi, sifat kohesif dan adhesif air laut berpengaruh pada kelembaban dan
kestabilan kapal. Perawatan yang baik terhadap lambung kapal diperlukan untuk mengatasi
efek korosi dan pengaruh cuaca laut.
Prinsip Archimedes
Prinsip Archimedes menyatakan bahwa suatu benda yang tenggelam dalam fluida akan
mengalami gaya angkat yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut. Prinsip ini sangat penting dalam menghitung daya apung kapal. Daya apung adalah
gaya angkat yang dialami oleh kapal ketika berada di dalam air. Ini bergantung pada volume
kapal dan massa jenis air laut. Rumusnya adalah:
F = ρ⋅V⋅g
Di mana ρ adalah massa jenis air laut, V adalah volume, dan g adalah percepatan gravitasi.
Contoh:
Sebuah kapal dengan volume = 500 m3 mengapung di laut dengan densitas air ρ = 1000 kg/ m3 .
Hitung gaya apung yang bekerja pada kapal!
Penyelesaian.
Diketahui:
V = 500 m3
ρ = 1000 kg/ m3 .
Rumus: F = ρ⋅V⋅g
F = 1000 kg/ m3 x 500 m3 x 9,8 m/s2
F = 4.900.000 N
Jadi gaya apung yang bekerja pada kapal adalah 4.900.000 N

Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli menjelaskan hubungan antara tekanan, kecepatan, dan ketinggian dalam fluida.
Ini penting dalam memahami pergerakan kapal dan desain lambung kapal. Rumus
p
h=
pg

xxx
Contoh:
Sebuah kapal bergerak dengan kecepatan 20 m/s. Tekanan pada permukaan air yang mengalir di
sekitar kapal adalah 200,000 Pa. Berapa ketinggian (h) dari permukaan air ke atas kapal?
Penyelesaian,
Diketaui:
v = 20 m/s.
P = 200,000 Pa
200.000 Pa
P=
20 m/s
P = 1000 kg/m3
h = …..?
p
Rumus: h =
pg
200.000 Pa
h=
1000 kg/m 3 x 9 , 8 m/s 2
h = 20,41 m
LATIHAN
1. Jelaskan hukum Archimedes dan berikan contoh penerapannya dalam konteks nautika.
Bagaimana prinsip Archimedes dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena apung kapal
di air?
2. Jelaskan bagaimana sifat-sifat fluida, seperti viskositas dan tekanan hidrodinamik,
mempengaruhi pergerakan kapal di laut. Berikan contoh penerapannya dalam meningkatkan
efisiensi pelayaran.
3. Apa saja strategi yang dapat diambil oleh para pelaut untuk mengelola arus laut dan
memastikan pelayaran yang aman?
4. Sebuah kapal memiliki lambung yang memiliki volume V = 1500 m3. Densitas air laut di
lokasi tersebut adalah ρ = 1020 kg/m3. Tentukan gaya apung yang bekerja pada kapal
tersebut.

xxxi
TOPIK 7

SUHU DAN KALOR


PENGANTAR
Sapaan
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Apa kabar adik-asik taruna(i), semoga kita semua tetap sehat walafiat, sehingga rencana
pembelajaran kalian dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah kalian susun. Sebelum Anda
melanjutkan aktivitas pembelajaran ini, mari sejenak memanjatkan doa belajar semoga ilmu yang
Anda pelajari menjadi berkah dan memberi manfaat...Aamiin YRA.
Deskripsi topik
Suhu dan kalor adalah faktor kunci yang mempengaruhi kondisi cuaca laut. Taruna Taruni
Nautika di PIP Makassar mempelajari bagaimana perubahan suhu permukaan laut, pemanasan
dan pendinginan massa udara, serta perubahan suhu air laut dapat memengaruhi pembentukan
awan, pola angin, dan kondisi cuaca secara keseluruhan. Pemahaman ini penting dalam
perencanaan rute kapal dan keputusan navigasi untuk memitigasi dampak cuaca buruk.
Sub-CPMK
Taruna(i) mampu menganalisis konsep suhu dan kalor (C4)
Indikator Capaian Pembelajaran

xxxii
1. Ketepatan menjelaskan suhu dan kalor
2. Menganalisis suhu dan kalor
Materi Pembelajaran
Suhu dan kalor
Skenario Pembelajaran
1. Topik 7 memiliki durasi 1 kali pertemuan tatap muka/maya
2. Belajar mandiri: Taruna(i) mengakses materi ajar dalam berbagai jenis type file serta
menyelesaikan tagihan sebagai bentuk pengalaman belajar seperti forum diskusi, kuis, tugas
dan evaluasi lainnya
3. Tatap muka/maya dilakukan setelah taruna(i) melakukan pendalaman materi

MATERI AJAR TOPIK 7


Pendahuluan
Suhu dan kalor dalam jurusan Nautika di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar adalah aspek
kunci dalam kurikulum yang mempersiapkan mahasiswa untuk memahami peran penting suhu
dan kalor dalam operasi kapal, navigasi, cuaca laut, dan keselamatan awak kapal. Dalam
pengenalan ini, kita akan membahas mengapa pemahaman tentang konsep suhu dan kalor
menjadi begitu vital dalam nautika dan bagaimana topik ini memengaruhi tugas sehari-hari para
nautikus.
1. Suhu (Temperature):
Suhu adalah ukuran tingkat panas atau dinginnya suatu benda. Pemahaman tentang suhu penting
karena dapat memengaruhi kinerja mesin, navigasi, dan keamanan awak kapal. Pemahaman
tentang suhu dan kalor membantu dalam pengelolaan sumber daya dan perawatan mesin kapal,
serta menghindari masalah yang terkait dengan perubahan suhu ekstrem di laut" memiliki
beberapa makna penting. Suhu adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi pembentukan
cuaca. Perubahan suhu dapat memicu pembentukan badai, angin kencang, atau fenomena cuaca
ekstrem lainnya. Pengawasan suhu adalah bagian penting dari prakiraan cuaca dan perencanaan
pelayaran yang aman.
Di kapal, pengelolaan sumber daya seperti bahan bakar, listrik, dan air dapat sangat dipengaruhi
oleh suhu. Suhu yang ekstrem, baik panas maupun dingin, dapat memengaruhi efisiensi mesin,
konsumsi bahan bakar, dan perlengkapan pendingin serta pemanas. Dengan memahami suhu dan
kalor, profesional nautika dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya tersebut, menghemat
biaya operasional, dan meminimalkan dampak lingkungan. Mesin kapal bekerja pada suhu
tertentu, dan perubahan suhu yang ekstrem dapat merusak atau memengaruhi kinerja mesin
tersebut. Pemahaman tentang bagaimana suhu memengaruhi mesin, seperti pendinginan dan
pelumasan, membantu dalam perawatan yang tepat. Ini juga berarti profesional nautika perlu
memantau suhu mesin secara berkala.
Suhu laut yang ekstrem juga dapat memengaruhi navigasi dan kinerja kapal. Misalnya,
perbedaan suhu air laut dapat mempengaruhi kepadatan air dan arus laut. Hal ini penting untuk
xxxiii
diperhitungkan dalam perencanaan rute pelayaran. Selain itu, suhu ekstrem di laut, seperti es di
perairan kutub, memerlukan peralatan dan tindakan khusus untuk melindungi kapal dan
awaknya. Dalam nautika, seringkali digunakan skala suhu Celsius (°C) dan dalam beberapa
kasus juga Kelvin (K) untuk mengukur suhu. Skala suhu dalam °C sangat penting dalam navigasi
maritim dan dalam pengelolaan mesin kapal karena memiliki dampak yang signifikan pada
berbagai aspek operasi kapal dan keselamatan awak kapal. Dalam nautika, seringkali
menggunakan skala suhu Celsius (°C) atau Kelvin (K). Rumus konversi antara skala tersebut
adalah:
°C = K - 273.15
K = °C + 273.15
Suhu air laut dapat memengaruhi kecepatan suara di air. Variasi suhu air laut di berbagai
kedalaman dapat memengaruhi bagaimana suara merambat dalam air. Ini sangat penting dalam
navigasi bawah air, seperti penggunaan sonar untuk pemetaan bawah laut dan deteksi hambatan
di bawah permukaan air. Perbedaan suhu antara dua massa air laut yang bertemu dapat
menciptakan perbedaan densitas, yang dapat menghasilkan arus laut. Pemahaman tentang suhu
air laut dapat membantu pelaut memahami arus laut dan mengantisipasi perubahan dalam rute
pelayaran. Mesin kapal, seperti mesin diesel atau mesin turbin, sangat sensitif terhadap suhu.
Perubahan suhu yang signifikan dapat memengaruhi efisiensi dan kinerja mesin. Oleh karena itu,
pemantauan suhu mesin dan pendinginan mesin menjadi kunci untuk menjaga mesin beroperasi
pada tingkat kinerja optimal. Pengaturan suhu juga dapat mencegah overheating yang dapat
merusak mesin.
Suhu udara dapat memengaruhi konsumsi bahan bakar kapal. Pada suhu yang lebih rendah,
mesin mungkin memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk menjaga suhu internal yang
diinginkan. Pemahaman tentang bagaimana suhu memengaruhi konsumsi bahan bakar membantu
dalam pengelolaan sumber daya secara lebih efisien. Suhu juga berperan dalam penggunaan
pemanas dan pendingin di kapal. Pemahaman te ntang suhu membantu dalam mengatur
penggunaan peralatan ini sehingga kondisi interior kapal tetap nyaman. Suhu ekstrem, seperti
cuaca dingin yang ekstrem, dapat membahayakan keselamatan awak kapal. Pemahaman tentang
bagaimana suhu ekstrem dapat memengaruhi tubuh manusia dan apa yang perlu dilakukan dalam
situasi ini sangat penting untuk keselamatan awak kapal.
3. Kalor (Heat):
Kalor adalah energi yang ditransfer antara dua sistem atau benda karena perbedaan suhu di
antara keduanya. Dalam nautika, ini terkait dengan pengelolaan mesin, pendinginan, dan
pemanasan dalam kapal.
Rumus Kalor (Q):
Kalor yang ditransfer dari benda satu ke benda lain dapat dihitung dengan rumus:
Q = m x c x ΔT
- Q = kalor (dalam joule atau kalori)
- m = massa benda (dalam kilogram atau gram)

xxxiv
- c = kapasitas kalor spesifik (dalam J/kg°C atau cal/g°C)
- ΔT = perubahan suhu (dalam °C)
Contoh:
Misalkan Anda ingin menghitung kalor yang diperlukan untuk menghangatkan 2 kg air dari
20°C hingga 50°C. Kapasitas kalor spesifik air adalah sekitar 4,18 J/g°C.
Penyelesaian:
1. Massa air (m) = 2 kg = 2000 g
2. ΔT = (50°C - 20°C) = 30°C
3. Kapasitas kalor spesifik air (c) = 4,18 J/g°C
Menggunakan rumus Q = m x c x ΔT:
Q = 2000 g x 4,18 J/g°C * 30°C
Q = 251,280 J (joule)
Sehingga, kalor yang diperlukan adalah sekitar 251,280 joule.
LATIHAN
1. Jelaskan bagaimana variasi suhu air laut dapat memengaruhi kondisi pelayaran kapal. Apa
hubungannya dengan pembentukan cuaca laut dan bagaimana para navigator dapat merespons
perubahan suhu ini?
2. Terangkan bagaimana kalor dapat memengaruhi pengembangan material kapal. Bagaimana
kondisi suhu yang ekstrem dapat mempengaruhi kekuatan dan keawetan material kapal di
lingkungan laut yang beragam?
3. Kapal Anda membawa 800 kg air laut yang suhunya 10°C. Jika Anda ingin
menghangatkannya hingga 30°C, berapa banyak kalor yang perlu ditambahkan? Kapasitas
kalor spesifik air adalah 4,18 J/g°C.
4. Anda sedang berlayar di laut dan memiliki data suhu air laut sebagai berikut: pada kedalaman
10 meter, suhu adalah 15°C, sedangkan pada kedalaman 30 meter, suhu adalah 12°C. Berapa
perbedaan kecepatan suara di air antara kedua kedalaman tersebut? Kecepatan suara dalam air
pada suhu 15°C adalah 1500 m/s.

xxxv
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BPSDM PERHUBUNGAN
PIP MAKASSAR
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
D-IV NAUTIKA SEMESTER 1 2023/2024

Mata kuliah : Fisika Terapan (Teori)


Prodi : Nautika
Kelas : A, B, C, D, E, F, G, H
Dosen pengampu : Dr. Hj. ARNIATI, SE., M.Pd.

SOAL PILIHAN GANDA

Pilihlah jawaban soal-soal berikut yang paling tepat!

1. Apa yang menjadi satuan dasar untuk massa dalam Sistem Satuan Internasional (SI)?
a. Kilogram c. Meter
b. Newton d. Joule
2. Ketika suatu benda tenggelam dalam air, gaya apung yang dialami benda tersebut adalah
sebanding dengan:
a. Massa benda c. Volume benda yang tercelup dalam air
b. Berat benda d. Massa jenis air
3. Massa jenis air laut lebih besar daripada massa jenis air tawar. Apa yang menyebabkan
perbedaan ini?
a. Air laut memiliki lebih banyak oksigen
b. Air laut mengandung garam
c. Air laut memiliki lebih banyak nitrogen
xxxvi
d. Air laut memiliki lebih banyak karbon dioksida
4. Sebuah kapal berlayar sejauh 200 mil laut dalam waktu 5 jam. Berapakah kecepatan kapal
tersebut?
a. 40 mil/jam c. 200 mil/jam
b. 50 mil/jam d. 5 mil/jam
5. Percepatan adalah perubahan kecepatan suatu objek selama waktu tertentu. Satuan SI
percepatan adalah:
a. Knot c. Meter per detik kuadrat (m/s²)
b. Kilometer per jam d. Mil laut per jam

6. Apa yang dimaksud dengan statika dalam konteks nautika?


a. Ilmu tentang pergerakan kapal c. Ilmu tentang benda-benda bergerak di dalam air
b. Ilmu tentang kedalaman laut d. Ilmu tentang benda-benda diam dalam
keseimbangan
7. Jika sebuah mesin mengangkat muatan sejauh 5 meter dengan gaya 1000 newton, berapakah
usaha yang dilakukan oleh mesin tersebut?
a. 5000 joule c. 2000 joule
b. 1000 joule d. 100 joule
8. Pada pesawat sederhana, katrol adalah contoh dari:
a. Tuas c. Bola
b. Roda gigi d. Tegangan
9. Apa yang dimaksud dengan fluida dalam konteks nautika?
a. Kapal yang bergerak di air
b. Udara yang bergerak di sekitar kapal
c. Zat cair atau gas yang mengalir
d. Arus laut yang bergerak dengan cepat
10. Pada kapal, suhu udara yang diukur di bawah dek biasanya lebih tinggi daripada suhu di atas
dek. Hal ini disebabkan oleh:
a. Ketinggian kapal di atas permukaan laut c. Efek greenhouse
b. Suhu air laut d. Pengaruh angin

SOAL ESSAY

Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!

1. Jelaskan perbedaan antara massa dan berat ! Bagaimana satuan dan pengukuran keduanya
berbeda?
2. Jelaskan konsep jarak dan kecepatan dalam konteks nautika!
3. Apa yang dimaksud dengan keseimbangan kapal dalam statika, dan apa yang diperlukan
agar suatu kapal tetap dalam keseimbangan?
4. Bagaimana konsep usaha berlaku dalam nautika? Berikan contoh kasus dimana usaha
dilakukan pada kapal.
5. Bagaimana prinsip kerja katrol dalam pesawat sederhana, dan apa kegunaannya dalam
nautika?

xxxvii
=================== !!!SELAMAT BEKERJA !!! =====================

TOPIK 9, 10

UAP DAN MESIN PENDINGIN


PENGANTAR
Sapaan
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Apa kabar adik-asik taruna(i), semoga kita semua tetap sehat walafiat, sehingga rencana
pembelajaran kalian dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah kalian susun. Sebelum Anda
melanjutkan aktivitas pembelajaran ini, mari sejenak memanjatkan doa belajar semoga ilmu yang
Anda pelajari menjadi berkah dan memberi manfaat...Aamiin YRA.
Deskripsi topik
Uap dan mesin pendingin adalah topik yang memiliki relevansi besar dalam jurusan Nautika di
Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar. Dalam konteks jurusan ini, pemahaman tentang UAP
dan mesin pendingin menjadi kunci dalam memahami peralatan penting yang digunakan di
kapal, menjaga kenyamanan awak kapal dan penumpang, serta menjaga operasi yang efisien.
Sub-CPMK
Taruna(i) mampu menganalisis konsep uap dan mesin pendingin (C4)
Indikator Capaian Pembelajaran
1. Ketepatan menjelaskan uap dan mesin pendingin
xxxviii
2. Menganalisis uap dan mesin pendingin
Materi Pembelajaran
Suhu dan kalor
Skenario Pembelajaran
1. Topik 9 memiliki durasi 2 kali pertemuan tatap muka/maya
2. Belajar mandiri: Taruna(i) mengakses materi ajar dalam berbagai jenis type file serta
menyelesaikan tagihan sebagai bentuk pengalaman belajar seperti forum diskusi, kuis, tugas
dan evaluasi lainnya
3. Tatap muka/maya dilakukan setelah taruna(i) melakukan pendalaman materi

MATERI AJAR TOPIK 9


PENDAHULUAN
Dalam dunia Nautika, menjaga kenyamanan awak kapal dan penumpang adalah prioritas utama.
Ketika berlayar di lautan yang seringkali keras dan cuaca yang berubah-ubah, perangkat seperti
Uap dan mesin pendingin memiliki peran kunci.

UAP
Uap adalah perangkat yang menghilangkan panas dari udara di dalam kapal. Ini dilakukan
dengan menjalani siklus perpindahan panas, di mana udara panas dihisap ke dalam uap, lalu
melewati komponen pendingin yang mengambil panas dari udara, menjadikan udara lebih
dingin, dan kemudian mengembalikannya ke dalam kapal. Menciptakan kondisi udara yang
nyaman bagi awak kapal dan penumpang, terutama saat berhadapan dengan suhu panas atau
lembap yang ekstrem. Menjaga suhu yang optimal di dalam ruang kontrol dan ruang mesin untuk
mencegah overheat pada peralatan elektronik dan mesin.
Uap jenuh dan uap tidak jenuh merujuk pada keadaan uap air dalam konteks nautika, terkait
dengan kapal dan operasinya di perairan. Uap jenuh menggambarkan keadaan di mana uap air
pada kapal telah mencapai keseimbangan maksimum pada suhu dan tekanan tertentu di
lingkungan maritim. Pada titik ini, kapal berada pada kondisi kejenuhan, dan penambahan panas
lebih lanjut atau kelembaban bisa menyebabkan kondensasi pada permukaan kapal. Sebaliknya,
uap tidak jenuh pada kapal menunjukkan bahwa udara di sekitarnya masih dapat menampung
lebih banyak uap air tanpa mengalami perubahan fasa. Pemahaman tentang keadaan ini penting
dalam nautika, terutama terkait dengan manajemen kelembaban di kapal dan pencegahan
kondensasi pada permukaan yang dapat mempengaruhi kinerja peralatan serta kenyamanan awak
kapal di laut. Dalam navigasi dan pelayaran, pemahaman tentang uap jenuh dan tidak jenuh juga
dapat menjadi faktor penting dalam mengantisipasi dan mengelola kondisi cuaca laut yang dapat
mempengaruhi keamanan dan stabilitas kapal.
Tekanan uap jenuh (Saturated Vapour Pressure atau SVP) adalah tekanan maksimum yang dapat
dicapai oleh uap air di atas permukaan cairan yang sudah jenuh pada suhu tertentu. Dalam

xxxix
konteks nautika, SVP menjadi parameter penting yang memengaruhi kelembaban udara di
sekitar kapal dan potensi terjadinya kondensasi. Pada kapal, terutama saat berlayar di perairan
dengan suhu yang berbeda, SVP menjadi indikator seberapa cepat kelembaban udara dapat jenuh
dan menyebabkan kondensasi pada permukaan yang lebih dingin, seperti lambung kapal atau
peralatan di dalamnya. Pemahaman terhadap SVP sangat relevan dalam merencanakan
keberangkatan kapal, menghindari masalah korosi, dan memastikan kenyamanan awak kapal
selama pelayaran. Dengan mempertimbangkan SVP, nelayan dan perwira kapal dapat
mengantisipasi potensi kondisi cuaca yang dapat mempengaruhi keamanan, performa kapal, serta
kesejahteraan awak di laut. Sehingga, pengetahuan tentang SVP menjadi bagian integral dari
manajemen dan navigasi di dunia nautika.
Tekanan uap jenuh (Saturated Vapour Pressure atau SVP) merupakan besaran yang hanya
bergantung pada suhu dan bersifat independen terhadap volume. Dalam konteks nautika, hal ini
menandakan bahwa pada suhu tertentu, tekanan uap jenuh suatu cairan atau permukaan air laut
akan selalu sama, tidak tergantung pada seberapa besar volume cairan tersebut. Sebagai contoh,
saat suhu air laut mencapai suatu titik tertentu, tekanan uap jenuhnya akan memiliki nilai yang
konsisten, tidak peduli seberapa besar wilayah laut yang sedang diukur.
Ketergantungan SVP hanya pada suhu memiliki implikasi penting dalam pengelolaan kapal. Saat
kapal berpindah ke wilayah dengan suhu yang berbeda, pemahaman tentang SVP menjadi kunci
untuk mengantisipasi potensi kondensasi pada permukaan kapal yang lebih dingin, seperti
lambung atau peralatan di dalamnya. Selain itu, pengetahuan tentang SVP juga dapat digunakan
dalam perencanaan pelayaran dan manajemen kelembaban di kapal, memastikan kenyamanan
dan keamanan awak kapal di laut, serta mencegah dampak negatif seperti korosi yang dapat
dipicu oleh kondisi cuaca dan suhu yang berubah-ubah di lautan. Sehingga, dalam nautika,
pemahaman bahwa SVP hanya terkait dengan suhu dan tidak bergantung pada volume
merupakan konsep krusial untuk mendukung operasi kapal yang efektif dan aman.
Titik didih, atau boiling point, adalah suhu tertentu di mana cairan mencapai kondisi perebusan,
dan molekul cairan mendapatkan energi yang cukup untuk berubah menjadi gas. Pada kapal,
pemahaman mengenai boiling point berkontribusi pada pemilihan dan perawatan bahan bakar,
sistem pendingin, dan proses pemanasan. Misalnya, mengetahui titik didih bahan bakar adalah
krusial untuk memastikan bahan bakar dapat dibakar secara efisien dalam mesin kapal. Begitu
juga, dalam sistem pendingin, mengetahui titik didih cair pendingin adalah penting untuk
mencegah overheat pada mesin dan menjaga suhu operasional yang aman. Dengan memahami
konsep boiling point, pelaut dapat mengoptimalkan kinerja peralatan kapal dan menjaga
stabilitas operasional di lingkungan laut yang sering kali berubah-ubah. Sehingga, pemahaman
mengenai boiling point menjadi elemen kunci dalam menjalankan dan merawat kapal dengan
efektif di laut.
Titik embun atau dewpoint adalah suhu pada saat udara mencapai kejenuhan penuh dengan uap
air, sehingga uap air mulai mengembun dan membentuk embun. Dalam konteks nautika,
pemahaman terhadap titik embun menjadi kritis dalam manajemen kelembaban di kapal. Saat
kapal melalui variasi suhu dan kondisi atmosfer laut, pemantauan titik embun membantu dalam
mengidentifikasi potensi kondensasi pada permukaan kapal, yang dapat menyebabkan masalah

xl
seperti korosi. Pemahaman tentang titik embun juga dapat memberikan petunjuk penting dalam
memprediksi kondisi cuaca di laut dan membantu dalam perencanaan pelayaran. Dengan
memantau titik embun, pelaut dapat mengantisipasi dan mengelola dampak kelembaban pada
kapal, memastikan kondisi yang optimal bagi kenyamanan awak dan integritas struktural kapal.
Kelembaban relatif adalah ukuran sejauh mana udara mengandung uap air dibandingkan dengan
sejumlah maksimum uap air yang dapat diakomodasi pada suhu dan tekanan tertentu. Dalam
konteks nautika, pemahaman terhadap konsep kelembaban relatif menjadi penting karena
mempengaruhi kondisi mikro lingkungan di kapal. Kelembaban relatif dapat diekspresikan
dalam persentase dan seringkali dituliskan sebagai perbandingan antara jumlah uap air yang ada
dengan jumlah maksimal yang mungkin pada suhu tersebut. Pemantauan kelembaban relatif
membantu pelaut dalam mengantisipasi potensi kondensasi pada permukaan kapal, yang dapat
menyebabkan masalah korosi dan ketidaknyamanan bagi awak kapal. Oleh karena itu,
pengukuran dan pemahaman kelembaban relatif sangat penting dalam manajemen mikro iklim di
kapal, memastikan kondisi yang optimal untuk operasi dan kesejahteraan awak kapal di tengah
perairan.
Relative humidity (RH) atau kelembaban relatif adalah ukuran sejauh mana udara di sekitar
kapal mengandung uap air dalam perbandingan dengan jumlah maksimal yang dapat
diakomodasi pada suhu dan tekanan tertentu. Dalam nautika, kelembaban relatif sangat relevan
karena dapat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan awak kapal serta integritas peralatan
dan struktur kapal. Kelembaban relatif yang tinggi di dalam kapal dapat menyebabkan
kondensasi pada permukaan dingin, meningkatkan risiko korosi, dan menciptakan kondisi yang
kurang nyaman bagi awak kapal. Sebaliknya, kelembaban relatif yang rendah dapat
mengakibatkan kulit kering dan ketidaknyamanan pada awak kapal. Pemahaman dan
pemantauan kelembaban relatif menjadi penting dalam manajemen mikroiklim di kapal,
membantu mencegah dampak negatifnya pada kesejahteraan dan keandalan sistem di lingkungan
laut yang dinamis.
Saturated Vapour Pressure (SVP) of water at dewpoint adalah tekanan uap jenuh air pada suhu
titik embun. Dalam konteks nautika, ini merujuk pada tekanan uap maksimum yang dapat
dicapai oleh uap air pada suhu ketika kejenuhan dengan uap tercapai dan embun mulai terbentuk.
Pemahaman tentang SVP pada titik embun penting dalam nautika karena dapat memberikan
petunjuk tentang potensi kondensasi pada kapal, terutama di permukaan yang lebih dingin. Hal
ini dapat mempengaruhi kinerja dan keamanan kapal serta memberikan informasi yang
diperlukan dalam manajemen kelembaban di lingkungan maritim.
Saturated Vapour Pressure (SVP) of water at prevailing temperature adalah tekanan uap jenuh air
pada suhu saat itu pada kondisi tekanan atmosfer yang berlaku. Dalam nautika, ini merujuk pada
tekanan maksimum yang dapat dicapai oleh uap air di atas permukaan air laut atau kapal pada
suhu tertentu. Pemahaman tentang SVP pada suhu saat itu penting dalam manajemen
kelembaban dan pengendalian kondensasi di kapal. Dengan memahami tekanan uap jenuh air
pada suhu yang berlaku, pelaut dapat mengantisipasi dan mengelola potensi kondensasi, yang
dapat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan di kapal serta mencegah masalah seperti korosi
dan kerusakan struktural.

xli
SVP of water at dewpoint
relative humidity = x 100
SVP of water at prevailing temperature
Dalam nautika, perhitungan kelembaban relatif seringkali melibatkan SVP (Saturated Vapour
Pressure) pada titik embun dan SVP pada suhu yang berlaku saat itu. Berikut adalah contoh soal dan
penyelesaiannya:
Sebuah kapal berada di suatu lokasi dengan suhu saat ini 25°C. Titik embun pada saat itu adalah
20°C. Hitunglah kelembaban relatif di sekitar kapal.
Penyelesaian:
Langkah 1: Tentukan SVP pada titik embun (SVP_dewpoint) dan SVP pada suhu saat ini
(SVP_current_temperature).
Suhu (°C) SVP (mb)
10 12.3
15 17.5
20 23.5
25 31.8

Dari tabel SVP air pada berbagai suhu:


- SVP_dewpoint pada 20°C ≈ 23.5 mb (milibar)
- SVP_current_temperature pada 25°C ≈ 31.8 mb
Langkah 2: Gunakan rumus kelembaban relatif.
SVP of water at dewpoint
Kelembaban Relatif = x 100
SVP of water at prevailing temperature
23 ,5
Kelembaban Relatif = x 100
31 ,8
Kelembaban Relatif = 73,96 %
Jadi, kelembaban relatif di sekitar kapal pada saat itu sekitar 73.96%.
Mesin Pendingin
Siklus refrigerasi kompresi uap merupakan proses kritis dalam sistem pendingin kapal yang
memainkan peran penting dalam menjaga suhu dan kelembaban di dalam kapal. Dalam siklus
ini, fluida kerja, biasanya berupa refrigeran, mengalami empat tahap utama: kompresi,
kondensasi, ekspansi, dan evaporasi. Pertama, pada tahap kompresi, refrigeran dikompres
dengan menggunakan kompresor, meningkatkan tekanan dan suhunya secara signifikan. Setelah
itu, refrigeran yang telah dikompres dikirimkan ke kondensor, tempat di mana proses kondensasi
terjadi. Pada tahap kondensasi, refrigeran melepaskan panas ke lingkungan sekitarnya,
mengalami perubahan fase dari uap menjadi cair. Selanjutnya, refrigeran cair yang sudah

xlii
dikondensasi mengalir melalui katup ekspansi untuk memperoleh tekanan dan suhu yang lebih
rendah. Pada tahap ekspansi, refrigeran mengalir ke evaporator di mana terjadi penguapan.
Proses ini menyebabkan penyerapan panas dari lingkungan sekitarnya, dan refrigeran berubah
kembali menjadi uap. Terakhir, uap refrigeran yang terbentuk mengalir ke kompresor, memulai
siklus kembali. Siklus ini menciptakan aliran panas dari dalam kapal ke lingkungan luar,
menjaga suhu di dalam kapal agar tetap nyaman dan menghindari kelebihan panas yang dapat
merugikan peralatan dan kenyamanan awak kapal.
Pemahaman siklus refrigerasi kompresi uap sangat penting untuk menjaga sistem pendingin
kapal beroperasi secara efisien, terutama dalam menghadapi variasi suhu dan kondisi cuaca di
laut. Pemilihan refrigeran dengan kalor penguapan laten spesifik tinggi merupakan faktor kritis
dalam desain sistem pendingin kapal. Kalor penguapan laten spesifik tinggi mengacu pada
jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengubah refrigeran dari bentuk cair menjadi uap pada
suhu tetap. Pada kapal, di mana ruang penyimpanan dan peralatan seringkali terbatas,
keefisienan penuangan panas menjadi kunci dalam menjaga performa optimal sistem pendingin.
Dengan kalor penguapan laten spesifik yang tinggi, refrigeran dapat menyerap lebih banyak
panas saat menguap, yang kemudian membantu dalam pendinginan ruang atau peralatan di
dalam kapal. Proses penguapan ini terjadi pada evaporator, di mana panas dari lingkungan
sekitarnya diambil oleh refrigeran yang menguap. Pemilihan refrigeran dengan kalor penguapan
laten spesifik yang tinggi juga dapat meningkatkan efisiensi energi dan mengoptimalkan kinerja
sistem pendingin di lingkungan laut yang sering kali berubah-ubah. Sehingga, dalam nautika,
keberadaan kalor penguapan laten spesifik tinggi pada refrigeran menjadi krusial untuk
memastikan sistem pendingin dapat beroperasi secara efektif dan efisien dalam menghadapi
tantangan suhu di lautan.
Dalam bidang nautika, susunan untuk menghilangkan panas dengan cepat dari gulungan
kondensor pada sistem pendingin kapal sangat penting untuk memastikan efisiensi dan
keandalan operasional. Kapal yang berlayar di perairan dengan suhu dan kondisi cuaca yang
berubah-ubah memerlukan perangkat kondensor yang efektif dalam membuang panas yang
dihasilkan selama proses kondensasi refrigeran.
Salah satu tata letak yang umum digunakan adalah penempatan kondensor di dekat ventilasi atau
cerobong kapal untuk memastikan aliran udara yang baik. Udara laut yang diambil dari
lingkungan sekitarnya dapat membantu mendinginkan kondensor secara efisien. Selain itu,
penggunaan penukar panas atau heat exchanger yang terkena langsung oleh air laut dapat
membantu mentransfer panas dengan cepat.
Penempatan gulungan kondensor yang optimal dan pemilihan material yang tahan terhadap
korosi laut juga menjadi pertimbangan penting dalam mendisain susunan untuk mengatasi
lingkungan maritim yang keras. Keefisienan dan daya tahan terhadap kondisi laut yang beragam
akan memastikan bahwa panas yang dihasilkan selama proses kondensasi dapat segera dan
efektif dibuang, menjaga suhu sistem pendingin dan mencegah potensi kerusakan atau kegagalan
komponen akibat panas berlebih.

xliii
Dengan tata letak yang cermat dan pemilihan material yang tepat, kapal dapat menjaga performa
optimal sistem pendinginnya di tengah tantangan lingkungan laut yang dinamis. Sehingga,
pengaturan ini menjadi kunci dalam menjaga stabilitas operasional dan kenyamanan awak kapal
di perairan yang bervariasi.
Dalam nautika, penggunaan sirkulasi brine atau udara untuk pendinginan ruang besar merupakan
praktek yang umum dan efektif pada kapal. Brine, larutan garam dalam air, atau sirkulasi udara
digunakan sebagai media pendingin dalam sistem pendingin yang dirancang khusus untuk
mempertahankan suhu yang diinginkan di ruang besar seperti gudang, ruang penyimpanan, atau
ruang mesin kapal.
Dalam sistem sirkulasi brine, larutan garam (biasanya klorida kalsium) dijalankan melalui
penukar panas di ruang yang akan didinginkan. Brine ini kemudian mengambil panas dari
ruangan dan mengalirkannya ke kondensor, di mana panasnya dibuang ke lingkungan luar.
Proses ini membantu menjaga suhu di dalam ruang tetap rendah dan stabil.
Sementara itu, pada sistem sirkulasi udara, udara dingin dihasilkan dan disirkulasikan
menggunakan kipas atau sistem ventilasi ke seluruh ruangan. Udara ini kemudian mengambil
panas dari ruangan dan diarahkan kembali ke unit pendingin untuk didinginkan kembali. Proses
sirkulasi udara ini dapat digunakan untuk menjaga suhu di dalam ruangan besar dan memastikan
distribusi udara dingin yang merata.

Penggunaan brine atau sirkulasi udara dalam nautika membuktikan dirinya sebagai solusi efisien
untuk mengatasi tantangan pendinginan di kapal, terutama pada ruang yang memiliki volume
besar. Dengan menjaga suhu optimal di dalam kapal, sistem ini berkontribusi pada kenyamanan
awak kapal dan menjaga keandalan peralatan yang memerlukan suhu yang stabil di lingkungan
maritim yang dinamis.
Siklus kompresi uap, yang umumnya digunakan dalam sistem pendingin kapal, dapat berfungsi
sebagai pompa panas dalam konteks nautika. Dalam fungsi sebagai pompa panas, siklus ini dapat
memindahkan panas dari satu tempat ke tempat lain, sehingga menciptakan perbedaan suhu yang
diinginkan.
Pada kapal, ketika siklus kompresi uap beroperasi sebagai pompa panas, komponen utama
seperti kompresor, kondensor, ekspansi, dan evaporator bekerja bersama-sama untuk
mengalihkan panas dari satu lokasi ke lokasi lain. Misalnya, panas dapat diambil dari dalam
kapal (suhu rendah) dan dipindahkan ke luar kapal (suhu tinggi), menciptakan kondisi yang lebih
dingin di dalam.
Selama tahap evaporasi, panas diambil dari sumber panas (misalnya, ruangan dalam kapal), dan
refrigeran menguap, menjadikannya uap. Uap ini kemudian dikompres oleh kompresor,
meningkatkan tekanan dan suhu. Selanjutnya, refrigeran mengalir ke kondensor di luar kapal, di
mana panas dilepaskan ke lingkungan luar, dan refrigeran berubah kembali menjadi cair. Setelah
itu, refrigeran mengalir melalui katup ekspansi dan kembali ke evaporator, memulai siklus
kembali.

xliv
Pemanfaatan siklus kompresi uap sebagai pompa panas di kapal membantu dalam menjaga suhu
yang diinginkan di dalam kapal, terutama saat menghadapi perubahan kondisi cuaca di laut.
Dengan memahami dan mengoptimalkan siklus ini, kapal dapat menggunakan sistem ini secara
efisien untuk menciptakan kondisi yang nyaman bagi awak kapal dan menjaga kinerja optimal
peralatan di lingkungan maritim yang berubah-ubah.
LATIHAN

1. Jelaskan peran penting uap dalam sistem mesin kapal. Bagaimana prinsip kerja uap dapat
memengaruhi efisiensi operasional kapal di berbagai kondisi laut? Berikan contoh
penerapannya dalam bidang nautika.
2. Bagaimana dampak perubahan tekanan dan suhu terhadap fase uap air di laut? Jelaskan peran
uap air dalam pembentukan cuaca dan kondisi atmosfer laut, dan sebutkan cara awak kapal
dapat mengantisipasi perubahan tersebut.
3. Jelaskan prinsip kerja mesin pendingin kapal. Bagaimana sistem ini membantu menjaga suhu
optimal di dalam kapal dan mengatasi tantangan lingkungan laut yang dinamis?
4. Jelaskan peran kontrol suhu dalam mesin pendingin terhadap keamanan dan keandalan mesin
kapal. Bagaimana sistem kontrol suhu dapat diatur untuk menghadapi variasi suhu dan
kondisi cuaca di laut yang sering kali berubah-ubah?
5. Sebuah kapal berlayar di perairan dengan suhu saat ini sekitar 28°C. Titik embun (dewpoint)
pada saat itu adalah 25°C. Hitunglah kelembaban relatif di sekitar kapal.

TOPIK 11

GELOMBANG BUNYI
PENGANTAR
Sapaan
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Apa kabar adik-adik taruna(i), semoga kita semua tetap sehat walafiat, sehingga rencana
pembelajaran kalian dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah kalian susun. Sebelum Anda
melanjutkan aktivitas pembelajaran ini, mari sejenak memanjatkan doa belajar semoga ilmu yang
Anda pelajari menjadi berkah dan memberi manfaat...Aamiin YRA.
Deskripsi topik
Pemahaman tentang gelombang bunyi sangat penting dalam nautika, terutama dalam konteks
navigasi, deteksi benda di bawah permukaan air, dan komunikasi kapal-kapal. Materi ini

xlv
membantu memahami cara bunyi berperilaku dalam lingkungan air dan bagaimana kapal dapat
memanfaatkannya dalam berbagai aplikasi.
Sub-CPMK
Taruna(i) mampu menganalisis konsep gelombang bunyi (C4)
Indikator Capaian Pembelajaran
1. Ketepatan menjelaskan gelombang bunyi
2. Menganalisis gelombang bunyi
Materi Pembelajaran
Gelombang bunyi
Skenario Pembelajaran
1. Topik 11 memiliki durasi 1 kali pertemuan tatap muka/maya
2. Belajar mandiri: Taruna(i) mengakses materi ajar dalam berbagai jenis type file serta
menyelesaikan tagihan sebagai bentuk pengalaman belajar seperti forum diskusi, kuis, tugas
dan evaluasi lainnya
3. Tatap muka/maya dilakukan setelah taruna(i) melakukan pendalaman materi

MATERI AJAR TOPIK 11


PENDAHULUAN
Gelombang bunyi, yang juga dikenal sebagai sonar dalam konteks maritim, berperan krusial
dalam berbagai aspek nautika. Dengan memahami bagaimana gelombang bunyi merambat
melalui air dan berinteraksi dengan objek di bawah permukaan laut, para nautikawan dapat
mengukur kedalaman laut, mendeteksi obyek bawah air, dan menjaga komunikasi yang efisien
antara kapal. Dalam hal ini, gelombang bunyi meliputi pengukuran kedalaman laut, sistem sonar,
komunikasi maritim, dan peran krusialnya dalam menjaga keselamatan dan keberhasilan
pelayaran di lautan luas.
GELOMBANG BUNYI
Gelombang bunyi adalah topik yang penting dalam jurusan nautika, terutama karena komunikasi
dan navigasi dalam lingkungan laut sangat bergantung pada pemahaman tentang bagaimana
bunyi berperilaku dalam air dan bagaimana penggunaannya dalam kapal. Gelombang bunyi
adalah gelombang mekanik yang merambat melalui medium, seperti air. Bunyi dapat dihasilkan
oleh getaran, dan gelombang bunyi merambat dalam segala arah dari sumber getaran. Penjelasan
tentang kecepatan gelombang bunyi dalam air laut. Kecepatan bunyi dalam air jauh lebih cepat
daripada dalam udara karena air memiliki kepadatan yang jauh lebih tinggi. Semakin dalam air,
semakin tinggi kecepatan gelombang bunyi.
Pemahaman tentang gelombang bunyi sangat penting karena berhubungan erat dengan navigasi,
komunikasi, dan keamanan di lingkungan perairan. Gelombang bunyi dalam konteks nautika
adalah perambatan gelombang suara melalui air, yang sering disebut sebagai "sonar" atau "echo
sounding." Sonar adalah teknologi yang digunakan dalam nautika untuk mendeteksi objek di
bawah permukaan air, seperti kedalaman laut, dasar laut, atau obyek bawah air seperti kapal

xlvi
selam. Dengan mengirimkan gelombang bunyi ke bawah air dan mendeteksi pantulannya
kembali, kapal atau peralatan nautika dapat mengukur kedalaman laut dan menghindari rintangan
yang tidak terlihat.
Gelombang bunyi memiliki berbagai manfaat dalam bidang nautika, khususnya dalam navigasi
dan keamanan kapal di lautan. Berikut beberapa manfaat utama gelombang bunyi dalam bidang
nautika:
1. Pendeteksian kedalaman (sonar), gelombang bunyi digunakan dalam sistem sonar untuk
mendeteksi kedalaman laut. Dengan memantulkan gelombang bunyi ke dasar laut dan
menganalisis waktu tempuhnya, kapal dapat menentukan kedalaman laut di sekitarnya. Ini
penting untuk navigasi yang aman dan menghindari bahaya bawah laut.
2. Penyelidikan bawah laut, gelombang bunyi dapat digunakan untuk melakukan penyelidikan
bawah laut, seperti mapping dasar laut atau menemukan struktur geologi di dasar laut. Metode
ini berguna untuk pemahaman yang lebih baik tentang topografi laut dan kondisi dasar laut
yang dapat mempengaruhi pelayaran.
3. Komunikasi bawah laut, gelombang bunyi dapat digunakan untuk komunikasi bawah laut
antar kapal selam atau perangkat di bawah permukaan laut. Ini penting dalam konteks militer
dan riset bawah laut.
4. Navigasi kapal, suara foghorn atau perangkat pengumuman suara digunakan untuk navigasi
dan memberi tahu kapal di area dengan kabut tebal atau kondisi cuaca yang buruk. Bunyi ini
membantu kapal lain dan navigasi aman di sekitarnya.
5. Monitoring suara lingkungan laut, gelombang bunyi dapat digunakan untuk memonitor suara
lingkungan laut, termasuk suara dari kegiatan manusia atau aktivitas biologis laut. Ini berguna
untuk studi lingkungan laut dan konservasi hayati.
6. Deteksi hewan laut, suara hewan laut, seperti suara paus atau ikan, dapat digunakan untuk
melacak dan memonitor migrasi hewan laut. Ini membantu ilmuwan memahami perilaku dan
pola pergerakan spesies tertentu.
7. Sistem peringatan tsunami, sistem gelombang bunyi juga digunakan dalam peringatan dini
tsunami. Sensor di dasar laut dapat mendeteksi perubahan gelombang bunyi yang dihasilkan
oleh gempa bumi dan memberikan peringatan dini kepada wilayah yang berpotensi terkena
dampak tsunami.
Dalam bidang nautika, sifat-sifat gelombang bunyi menjadi krusial dalam aplikasinya, terutama
dalam sistem sonar dan navigasi kapal. Berikut adalah beberapa sifat gelombang bunyi yang
sesuai dengan bidang nautika:
1. Frekuensi, frekuensi gelombang bunyi menentukan tinggi rendahnya nada suara. Di bidang
nautika, frekuensi tinggi digunakan untuk mendeteksi objek kecil atau perubahan kedalaman
yang signifikan, sementara frekuensi rendah digunakan untuk mendeteksi objek besar atau
memberikan gambaran umum tentang kondisi laut.
2. Kecepatan, kecepatan gelombang bunyi tergantung pada medium perambatannya, yang dalam
konteks nautika adalah air laut. Pengetahuan tentang kecepatan bunyi dalam air penting untuk
menghitung jarak dan kedalaman dengan akurasi.
3. Intensitas, intensitas gelombang bunyi mengukur seberapa kuat atau lemah sinyal bunyi yang
dipancarkan atau diterima. Pada aplikasi sonar, intensitas yang cukup tinggi dibutuhkan untuk
mendeteksi objek kecil atau jarak yang lebih jauh.

xlvii
4. Pancaran dan Penyerapan, gelombang bunyi dapat dipantulkan, dibiaskan, atau diserap oleh
objek atau medium tertentu. Ini penting dalam sonar untuk menilai struktur dasar laut atau
mendeteksi keberadaan kapal atau objek bawah laut lainnya.
5. Echo, fenomena pantulan bunyi atau echo sangat penting dalam sonar. Waktu tempuh
gelombang bunyi yang dipancarkan dan dipantulkan dapat memberikan informasi tentang
kedalaman, bentuk dasar laut, atau keberadaan objek di sekitar kapal.
6. Polarisasi, gelombang bunyi dapat memiliki polarisasi tertentu, yang dapat mempengaruhi
kemampuan untuk menembus atau berinteraksi dengan objek tertentu di dalam air laut.
7. Penyebaran, gelombang bunyi dapat mengalami penyebaran seiring berjalannya waktu dan
jarak. Pemahaman tentang sifat penyebaran ini membantu dalam memperkirakan bagaimana
sinyal bunyi akan berubah seiring perjalanan melintasi air laut.
8. Difraksi, difraksi gelombang bunyi dapat terjadi ketika gelombang melewati rintangan atau
objek di dalam air. Diffraksi memainkan peran penting dalam mendeteksi objek atau
perubahan topografi laut.
Pemahaman mendalam tentang sifat-sifat ini membantu ahli nautika dalam merancang,
mengoptimalkan, dan mengoperasikan sistem sonar untuk aplikasi navigasi, deteksi objek bawah
laut, dan keamanan kapal.
Gelombang bunyi juga penting dalam komunikasi di laut, terutama melalui teknologi seperti
radio gelombang pendek dan komunikasi sonar untuk berkomunikasi antar kapal, stasiun pantai,
atau kapal selam. Pengetahuan tentang bagaimana gelombang bunyi merambat melalui air dan
bagaimana menghindari gangguan dan interferensi adalah keterampilan penting dalam navigasi
dan operasi dilingkungan maritim.
Rumus:

1. Persamaan pertama:
d=2 xh
- Jarak (d)
- Kedalaman (h)

2. Persamaan kedua:
t
d= X v
2
- Jarak (d)
- Waktu yang Dibutuhkan ( t )
- Kecepatan Suara ( v )
3. Persamaan ketiga:
d
t=
v
- Jarak (d)
- Waktu yang Dibutuhkan ( t )
- Kecepatan Suara ( v )
Contoh:

xlviii
Sebuah sonar kapal selam mengirimkan gelombang suara dan mendeteksi pantulan kembali
setelah t=5s. Kecepatan suara di air adalah v=1500m/s. Berapa jarak antara kapal selam dan
benda yang menghasilkan pantulan tersebut?
Penyelesaian:
t
d= X v
2
5
d= sX 1500 m/s
2
d=¿ 3750
Jadi, jarak antara kapal selam dan benda yang menghasilkan pantulan adalah 3750 m3750m.
Sebuah pesawat selam melakukan manuver di kedalaman ℎ=200 m. Kecepatan pesawat selam
adalah v=25m/s. Berapa waktu yang diperlukan pesawat selam untuk mencapai permukaan air?
d
t=
v
200
t=
25
t=8 s
Jadi, waktu yang diperlukan pesawat selam untuk mencapai permukaan air adalah 8 s.
LATIHAN
Berikut adalah soal latihan tentang gelombang bunyi yang relevan dengan jurusan nautika,
beserta penyelesaiannya:
1. Jelaskan bagaimana pemilihan frekuensi gelombang bunyi dapat mempengaruhi kinerja
sistem sonar di kapal !
2. Terangkan konsep difraksi gelombang bunyi dan bagaimana ini dapat dimanfaatkan dalam
deteksi objek di laut.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan polarisasi gelombang bunyi dan bagaimana ini dapat
mempengaruhi kemampuan untuk mendeteksi atau berinteraksi dengan objek tertentu di
bawah laut.
4. Seorang kapten kapal hendak menggunakan sonar untuk mengukur kedalaman laut di perairan
yang tidak dikenal. Kapal tersebut mengirimkan gelombang bunyi dengan kecepatan suara di
air sekitar 1.500 m/s. Ketika kapal menerima pantulan suara kembali setelah mengirimkan
gelombang, waktu yang diperlukan adalah 4 detik. Berapa kedalaman laut di daerah tersebut?
5. Sebuah kapal selam berada di kedalaman 300 meter di bawah permukaan laut. Kapten kapal
selam ingin berkomunikasi dengan kapal permukaan menggunakan sonar. Jika kecepatan
suara di air laut adalah 1.500 m/s, berapa waktu yang diperlukan gelombang bunyi untuk
mencapai kapal permukaan dan kembali ke kapal selam?

xlix
TOPIK 12

GELOMBANG CAHAYA
PENGANTAR
Sapaan
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua

l
Apa kabar adik-adik taruna(i), semoga kita semua tetap sehat walafiat, sehingga rencana
pembelajaran kalian dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah kalian susun. Sebelum Anda
melanjutkan aktivitas pembelajaran ini, mari sejenak memanjatkan doa belajar semoga ilmu yang
Anda pelajari menjadi berkah dan memberi manfaat...Aamiin YRA.
Deskripsi topik
Dalam konteks jurusan nautika di PIP Makassar, gelombang cahaya menjadi aspek penting
dalam pemahaman navigasi maritim. Gelombang cahaya merupakan sumber informasi visual
yang tak tergantikan bagi para pelaut. Pengetahuan tentang penggunaan mercusuar, balok cahaya
navigasi, dan penandaan cahaya lainnya membantu kapal menentukan posisi dan jalur yang
aman di laut. Gelombang cahaya juga digunakan dalam sistem komunikasi antar kapal dan
dengan pelabuhan, serta dalam pemantauan cuaca dan kondisi laut. Kemampuan untuk
memahami sifat-sifat gelombang cahaya dan berinteraksi dengan mereka adalah penting dalam
membuat keputusan navigasi yang cerdas dan menjaga keselamatan kapal serta penumpangnya
di lingkungan maritim.
Sub-CPMK
Taruna(i) mampu menganalisis konsep gelombang cahaya (C4)
Indikator Capaian Pembelajaran
1. Ketepatan menjelaskan gelombang cahaya
2. Menganalisis gelombang cahaya
Materi Pembelajaran
Gelombang cahaya
Skenario Pembelajaran
1. Topik 12 memiliki durasi 1 kali pertemuan tatap muka/maya
2. Belajar mandiri: Taruna(i) mengakses materi ajar dalam berbagai jenis type file serta
menyelesaikan tagihan sebagai bentuk pengalaman belajar seperti forum diskusi, kuis, tugas
dan evaluasi lainnya
3. Tatap muka/maya dilakukan setelah taruna(i) melakukan pendalaman materi

MATERI AJAR TOPIK 12


PENDAHULUAN
Gelombang cahaya memiliki peran krusial dalam dunia nautika. Sebagai gelombang
elektromagnetik yang terlihat, cahaya memberikan informasi visual yang penting untuk navigasi
maritim. Mercusuar, sinyal navigasi, serta penandaan cahaya memainkan peran vital dalam
membantu kapal menentukan posisi mereka dan menghindari bahaya di laut. Selain itu,
pemantauan kondisi cuaca, pengamatan laut, dan komunikasi kapal juga bergantung pada
gelombang cahaya. Dalam kondisi cahaya berbeda, seperti saat matahari terbenam atau di malam
hari, pemahaman tentang sifat gelombang cahaya menjadi kunci dalam membuat keputusan
navigasi yang aman dan efektif di lautan yang luas.

li
GELOMBANG CAHAYA
Gelombang cahaya adalah bentuk energi elektromagnetik yang dapat merambat melalui ruang
hampa maupun medium material seperti udara atau air. Gelombang cahaya memiliki sifat
dualitas, yaitu dapat berperilaku sebagai gelombang dan partikel (foton). Pembiasan cahaya,
yaitu perubahan arah gelombang cahaya ketika melewati dua media dengan indeks bias yang
berbeda. Ini berpengaruh pada fenomena seperti refraksi di atmosfer dan air laut. Cahaya terlihat
adalah cahaya yang terletak di sepanjang spektrum yang dapat dideteksi oleh mata manusia.
Gelombang cahaya memiliki peran yang signifikan dalam navigasi dan keamanan di laut.
Gelombang cahaya digunakan sebagai dasar untuk sistem navigasi optik di kapal, terutama
menggunakan alat seperti lampu navigasi, lampu sinyal, dan lampu mercusuar. Sistem
penandaan cahaya ini membantu kapal-kapal untuk menentukan posisi relatif satu sama lain di
malam hari atau dalam kondisi cuaca buruk. Selain itu, pengetahuan tentang sifat pembelokan
cahaya saat melewati medium air menjadi penting dalam memahami fenomena optik di laut,
seperti pembiasan yang dapat mempengaruhi pengamatan jarak dan identifikasi objek di sekitar.
Pemahaman terhadap gelombang cahaya juga dapat digunakan dalam alat bantu pengamatan
jarak seperti teleskop dan binokular, yang sering digunakan dalam tugas navigasi seperti
memantau lalu lintas laut, pengamatan pesisir, dan identifikasi objek di kejauhan. Dengan
demikian, pemahaman tentang gelombang cahaya membantu para profesional di bidang nautika
dalam menjalankan tugas mereka dengan lebih efektif dan aman di lautan yang luas. Lampu
navigasi merujuk pada lampu-lampu yang dipasang di kapal atau bangunan maritim untuk
memberikan informasi visual kepada pengguna laut, terutama dalam konteks navigasi. Lampu-
lampu ini memiliki warna dan pola tertentu yang diatur oleh peraturan internasional untuk
memfasilitasi komunikasi dan pengenalan posisi kapal di laut, terutama pada malam hari atau
dalam kondisi cuaca buruk.
Lampu navigasi terbagi menjadi tiga kategori utama: lampu sisi (port dan starboard), lampu
lengkung (stern), dan lampu dek. Lampu sisi biasanya berwarna merah di sisi kiri (port) dan
hijau di sisi kanan (starboard) kapal ketika dilihat dari arah belakang kapal. Lampu lengkung
berwarna putih dan ditempatkan di bagian belakang kapal. Lampu dek, yang bisa memiliki
berbagai warna, dipasang di atas kapal untuk memberikan informasi tambahan. Peraturan ini
membantu kapal-kapal untuk saling mengidentifikasi dan menentukan posisi relatif satu sama
lain, mencegah tabrakan, dan meningkatkan keselamatan pelayaran. Lampu navigasi menjadi
aspek penting dalam pemahaman dan penerapan aturan navigasi laut yang terstandarisasi secara
internasional.
Gelombang cahaya yang sesuai dengan bidang nautika memiliki sejumlah manfaat penting
dalam konteks kegiatan maritim dan navigasi. Beberapa manfaat tersebut antara lain:
1. Visibilitas dan Identifikasi, gelombang cahaya yang sesuai dengan bidang nautika, khususnya
cahaya tampak seperti merah, hijau, dan biru, memberikan visibilitas optimal di lingkungan

lii
laut. Ini memungkinkan pengamat untuk mengidentifikasi marka laut, kapal, dan objek
lainnya dengan jelas, sehingga mendukung keamanan pelayaran.
2. Navigasi Visual, navigasi visual memerlukan cahaya yang sesuai untuk melihat dan
memahami kondisi di sekitar kapal. Gelombang cahaya ini membantu dalam menentukan
posisi, menghindari rintangan, dan memahami situasi navigasi secara keseluruhan.
3. Sinyal dan Penanda Navigasi, gelombang cahaya digunakan untuk menciptakan sinyal dan
penanda navigasi yang diperlukan untuk memberikan petunjuk kepada kapal atau pelayaran
lainnya. Lampu navigasi dan marka laut yang menggunakan gelombang cahaya menjadi kunci
untuk menghindari tabrakan dan mematuhi aturan navigasi.
4. Pemantauan Kondisi Laut, gelombang cahaya membantu dalam pemantauan kondisi laut,
seperti identifikasi gelombang, arah angin, atau keberadaan objek di laut. Ini penting untuk
pengambilan keputusan yang tepat terkait dengan rute pelayaran dan kelayakan navigasi.
5. Keselamatan Malam Hari, gelombang cahaya sangat penting saat malam hari, ketika
visibilitas alami berkurang. Lampu navigasi dan lampu kapal menggunakan gelombang
cahaya untuk memberikan tanda kepada kapal lain tentang arah dan posisi mereka,
mengurangi risiko tabrakan.
6. Pencarian dan Pertolongan, gelombang cahaya digunakan dalam operasi pencarian dan
pertolongan di laut. Sinyal cahaya dapat membantu dalam menemukan kapal atau individu
yang membutuhkan bantuan, terutama dalam kondisi cuaca buruk atau gelap.
Secara keseluruhan, manfaat gelombang cahaya yang sesuai dengan bidang nautika sangat vital
untuk mendukung navigasi yang aman dan efektif di perairan laut.
Gelombang cahaya memiliki sejumlah sifat yang mempengaruhi interaksi dengan lingkungan
laut dan digunakan dalam kegiatan navigasi. Beberapa sifat tersebut melibatkan panjang
gelombang, kecepatan, refraksi, dan absorpsi, di antaranya:
1. Panjang Gelombang, gelombang cahaya tampak yang umumnya digunakan dalam navigasi
nautika memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Panjang gelombang ini
mempengaruhi warna cahaya yang dilihat, dengan merah memiliki panjang gelombang yang
lebih panjang daripada biru atau hijau.
2. Kecepatan Cahaya, kecepatan cahaya dalam medium air berbeda dengan kecepatan cahaya di
udara. Sifat ini dapat memengaruhi waktu yang diperlukan cahaya untuk mencapai suatu
objek atau titik pengamatan di laut.
3. Refraksi, cahaya yang melewati perbatasan antara udara dan air akan mengalami refraksi,
yaitu perubahan arah cahaya karena perbedaan indeks refraksi antara dua medium tersebut.
Sifat ini penting dalam perhitungan jarak dan posisi objek yang diamati di laut.
4. Pembiasan (Scattering), gelombang cahaya dapat mengalami pembiasan atau scattering,
terutama oleh partikel-partikel di udara atau air. Efek ini dapat mempengaruhi visibilitas dan
kejelasan gambar di lingkungan maritim.
5. Absorpsi, sebagian cahaya dapat diserap oleh air, terutama di panjang gelombang tertentu.
Oleh karena itu, dalam navigasi nautika, pemilihan warna lampu dan sinyal navigasi
memperhitungkan sifat absorpsi ini untuk memastikan visibilitas yang optimal.
6. Polarisasi, gelombang cahaya dapat mengalami polarisasi, di mana osilasi arah medan
elektromagnetiknya dibatasi. Meskipun sifat ini mungkin tidak selalu menjadi fokus dalam

liii
navigasi nautika, polarisasi dapat memengaruhi beberapa aspek pengamatan dan analisis
cahaya.
7. Intensitas Cahaya, intensitas cahaya merupakan sifat penting, terutama dalam pembuatan
lampu navigasi. Intensitas ini dapat diatur untuk memenuhi persyaratan standar navigasi dan
memastikan bahwa lampu tersebut dapat terlihat dalam berbagai kondisi lingkungan,
termasuk malam hari.
Sifat-sifat ini bersama-sama menciptakan lingkungan cahaya yang unik di laut, memungkinkan
navigasi yang efektif dan aman. Pemahaman mendalam tentang sifat-sifat ini sangat penting bagi
para pelaut dan ahli navigasi untuk memastikan keberhasilan dan keselamatan dalam perjalanan
di laut.
Gelombang cahaya dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus gelombang, yang melibatkan
panjang gelombang (λ), frekuensi (f), dan kecepatan gelombang (v).

1. Rumus Kecepatan Gelombang:


v=λxf
λ = Panjang gelombang (dalam meter, m)
f = Frekuensi gelombang (dalam hertz, Hz)
v = Kecepatan gelombang (dalam meter per detik, m/s)
Dalam konteks gelombang cahaya, kecepatan gelombang (v) biasanya setara dengan
kecepatan cahaya dalam vakum (c), yang sekitar 3 x 108 meter per detik.
c = 3 x 108 m/s

2. Hubungan antara Panjang Gelombang, Frekuensi, dan Kecepatan Cahaya:


c
λ=
f
λ = Panjang gelombang (dalam meter, m)
v = Kecepatan cahaya (dalam meter per detik, m/s)
f = Frekuensi gelombang (dalam hertz, Hz)

Contoh:
Jika frekuensi gelombang cahaya adalah 5 x 1014 Hz, berapakah panjang gelombangnya?
Diketahui:
c = 3 x 108 m/s
f = 5 x 1014 Hz
Ditanyakan: λ = …..?
c
Rumus λ =
f
c
λ=
f
8
3 x 10
λ= 14
5 x 10
λ = 5 x 10-7 meter

liv
Jadi, panjang gelombangnya adalah sekitar 5 x 10-7 meter atau 600 nanometer.

PEMBIASAN CAHAYA
Ketika cahaya melintasi medium dengan indeks refraksi yang berbeda, seperti ketika cahaya
masuk dari udara ke dalam air, ia akan mengalami pembelokan. Fenomena ini dapat
mempengaruhi cara kita melihat objek di bawah air atau di permukaan air. Pembiasan adalah
perubahan arah cahaya saat melintasi antara dua medium dengan indeks refraksi (seberapa besar
cahaya yg dibelokkan) yang berbeda. Misalnya, ketika cahaya melintasi permukaan air dan
udara, objek yang terendam dalam air dapat terlihat sebagai bergeser atau miring. Pembelokan
cahaya juga mempengaruhi jarak pandang di laut. Kapten kapal perlu memahami bagaimana
kondisi atmosfer dan suhu air dapat mempengaruhi pembelokan cahaya, sehingga mereka dapat
memperkirakan jarak pandang yang akurat. Sifat pembelokan cahaya dapat mempengaruhi cara
objek di laut terlihat dari kapal. Misalnya, objek yang seharusnya tidak terlihat karena terhalang
oleh lengkungan bumi atau garis pantai dapat terlihat karena pembelokan cahaya. Di perairan
dangkal, di mana kedalaman air relatif dangkal, refraksi cahaya dapat membuat objek di bawah
air terlihat lebih dekat dengan permukaan daripada sebenarnya.
LAMPU DEK
Lampu dek pada kapal memiliki berbagai warna yang memiliki makna dan tujuan tertentu sesuai
dengan aturan internasional, khususnya yang diatur oleh Konvensi Aturan Pencahayaan
Internasional (COLREGs). Berikut adalah beberapa warna lampu dek yang umum digunakan:
1. Lampu navigasi utama (masthead light), lampu ini biasanya berwarna putih dan ditempatkan
di bagian atas struktur kapal (masting). Lampu ini terlihat dari segala arah dan digunakan
untuk menunjukkan keberadaan kapal.
2. Lampu kapal berlabuh (anchor light), ketika kapal berlabuh, lampu ini dinyalakan dan
biasanya berwarna putih. Lampu berlabuh menunjukkan bahwa kapal sedang berhenti atau
berlabuh.
3. Lampu tanda khusus (special purpose light), untuk kapal-kapal yang memiliki tugas atau
karakteristik khusus, seperti kapal pengangkut muatan berbahaya, lampu tanda khusus
digunakan. Warna lampu ini dapat bervariasi tergantung pada karakteristik khusus kapal
tersebut.
4. Lampu tambahan (additional lights), kapal-kapal besar atau dengan fungsi khusus dapat
memiliki lampu tambahan dengan warna tertentu untuk menunjukkan status atau kegiatan
tertentu.
Penting untuk dicatat bahwa COLREGs mengatur warna dan tata letak lampu-lampu navigasi
agar kapal-kapal dapat mengidentifikasi satu sama lain di laut dan menghindari tabrakan. Warna-
warna yang dijelaskan di atas adalah umum, namun setiap kapal harus mematuhi spesifikasi dan
peraturan yang terkait dengan jenis kapal dan fungsinya. Kapten kapal bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa lampu-lampu dek diatur dan berfungsi dengan benar sesuai dengan aturan
yang berlaku.
LATIHAN

lv
Berikut ini adalah contoh lain penggunaan rumus gelombang cahaya:
1. Jelaskan bagaimana gelombang elektromagnetik, termasuk gelombang cahaya, digunakan
dalam sistem navigasi pada kapal. Diskusikan manfaat dan tantangan yang terkait dengan
penggunaan gelombang cahaya dalam navigasi maritim.
2. Bagaimana panjang gelombang cahaya mempengaruhi komunikasi maritim? Jelaskan peran
gelombang cahaya dalam sistem komunikasi antar kapal laut dan stasiun darat, serta
dampaknya terhadap kualitas dan jarak komunikasi.
3. Mengapa gelombang cahaya, terutama yang dihasilkan oleh lampu navigasi, sangat penting
untuk keselamatan selama pelayaran malam hari? Jelaskan bagaimana warna dan pola lampu
navigasi memberikan informasi vital kepada kapal lain di sekitar.
4. Sebuah sinar cahaya memiliki panjang gelombang sekitar 4 x 10 -7 meter. Hitunglah
frekuensinya.

lvi
TOPIK 13

KEMAGNETAN
PENGANTAR
Sapaan
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Apa kabar adik-asik taruna(i), semoga kita semua tetap sehat walafiat, sehingga rencana
pembelajaran kalian dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah kalian susun. Sebelum Anda
melanjutkan aktivitas pembelajaran ini, mari sejenak memanjatkan doa belajar semoga ilmu yang
Anda pelajari menjadi berkah dan memberi manfaat...Aamiin YRA.
Deskripsi topik
Dalam konteks jurusan Nautika atau maritim, magnetisme memiliki peran penting terutama
dalam navigasi. Magnetisme bumi adalah fenomena alam yang menjadi dasar penggunaan
kompas sebagai alat navigasi utama di laut.
Sub-CPMK
Taruna(i) mampu menganalisis konsep kemagnetan (C4)
Indikator Capaian Pembelajaran
1. Ketepatan menjelaskan kemagnetan
2. Menganalisis kemagnetan

Materi Pembelajaran
Kemagnetan
Skenario Pembelajaran
1. Topik 13 memiliki durasi 1 kali pertemuan tatap muka/maya
2. Belajar mandiri: Taruna(i) mengakses materi ajar dalam berbagai jenis type file serta
menyelesaikan tagihan sebagai bentuk pengalaman belajar seperti forum diskusi, kuis, tugas
dan evaluasi lainnya
3. Tatap muka/maya dilakukan setelah taruna(i) melakukan pendalaman materi

MATERI AJAR TOPIK 13


PENDAHULUAN
Magnetisme adalah topik penting dalam nautika karena berperan dalam berbagai aspek navigasi,
komunikasi, dan keamanan di kapal. Berikut ini adalah materi tentang kemagnetan yang relevan
untuk jurusan nautika.

lvii
Medan Magnet
Magnetic field didefinisikan sebagai ruang di mana efek magnetik dapat terdeteksi. Dalam
konteks ini, "efek magnetik" merujuk pada pengaruh atau daya tarik yang dihasilkan oleh medan
magnet. Medan magnet sendiri diciptakan oleh objek yang memiliki sifat magnet, seperti magnet
permanen atau arus listrik yang mengalir melalui suatu kawat. Sebagai contoh, ketika kita
menempatkan benda logam di sekitar magnet, benda tersebut dapat mengalami tarikan atau
dorongan akibat adanya medan magnet. Pemahaman tentang medan magnet sangat penting
dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam pengembangan teknologi dan peralatan elektronik
seperti generator listrik, motor, dan alat navigasi seperti kompas. Dengan mendefinisikan medan
magnet sebagai ruang di mana efek magnetik dapat terdeteksi, kita dapat menggambarkan area di
sekitar objek magnetik atau penghasil medan magnet yang mempengaruhi benda-benda di
sekitarnya.
Cara untuk menyelidiki medan magnet dapat dilakukan dengan menggunakan kompas pemetaan
atau serbuk besi. Pada eksperimen ini, kompas pemetaan digunakan untuk mengamati arah mata
angin yang dipengaruhi oleh medan magnet. Ketika kompas ditempatkan di sekitar objek magnet
atau sumber medan magnet, jarum kompas akan menunjukkan arah tertentu sesuai dengan
pengaruh medan magnet pada kompas tersebut. Selain itu, serbuk besi dapat digunakan dengan
cara menaburkannya di sekitar objek yang memiliki sifat magnet. Serbuk besi ini akan mengikuti
garis-garis medan magnet, membentuk pola yang menggambarkan bentuk dan kekuatan medan
magnet tersebut. Dengan menggunakan alat-alat ini, kita dapat mengamati secara visual
pengaruh medan magnet dan memvisualisasikan distribusi medan magnet di sekitar objek atau
sumber magnetik. Metode ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sifat dan
karakteristik medan magnet serta dapat diterapkan dalam eksperimen sederhana untuk
menjelaskan konsep dasar dalam kajian magnetisme.
Medan magnet di sekitar sebuah magnet batang dapat diilustrasikan sebagai garis-garis yang
menghubungkan kutub utara dan selatan magnet. Jika kita membayangkan magnet batang
sebagai garis imajiner yang menghubungkan kedua kutubnya, kita dapat menggambarkan bahwa
medan magnet keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan secara kontinu. Garis-garis
medan magnet ini bersifat melengkung dan membentuk pola yang mengitarinya. Di sekitar kutub
utara, garis medan magnet tampak melengkung ke arah luar, sedangkan di sekitar kutub selatan,
garis-garis medan masuk ke dalam. Jarak antara garis-garis medan magnet ini mencerminkan
kekuatan medan magnet, dengan jarak yang lebih rapat menunjukkan medan magnet yang lebih
kuat. Fenomena ini dapat diamati dengan cara menempatkan kompas atau serbuk besi di sekitar
magnet batang, di mana jarum kompas akan menunjukkan arah garis medan magnet, dan serbuk
besi akan mengikuti pola medan magnetik tersebut. Dengan demikian, melalui penggambaran
dan deskripsi ini, kita dapat memvisualisasikan dan memahami pola medan magnet di sekitar
magnet batang.
Kemagnetan Bumi

lviii
Bumi sendiri bertindak sebagai magnet raksasa dengan kutub utara magnetik dan kutub selatan
magnetik. Ini merupakan salah satu elemen penting dalam navigasi di lautan. Kapal-kapal
menggunakan kompas magnetik untuk menentukan arah utara dan menavigasi di laut. Kompas
ini berdasarkan pada prinsip bahwa jarum kompas akan selalu menunjuk ke arah kutub utara
magnetik Bumi.
Deviasi Magnetik dan Deklinasi Magnetik
Penting untuk memahami deviasi magnetik dan deklinasi magnetik ketika menggunakan kompas
di kapal. Deviasi magnetik adalah penyimpangan yang disebabkan oleh magnetisme benda-
benda logam di sekitar kompas, seperti peralatan elektronik atau logam di kapal. Untuk
mengkompensasi deviasi ini, kapal-kapal menggunakan tabel deviasi magnetik. Deklinasi
magnetik adalah sudut antara arah utara geografis dan arah utara magnetik di lokasi tertentu.
Deklinasi dapat berubah tergantung pada lokasi geografis di mana Anda berada. Ini penting
untuk mengkoreksi kompas agar sesuai dengan deklinasi di daerah tersebut.
Pemahaman Pola Magnetik Lautan
Pola magnetik di dasar laut dapat memberikan petunjuk penting untuk navigasi kapal di lautan.
Ketika magma dalam mantel bumi mendingin dan membeku, ia menyimpan jejak magnetik bumi
saat itu. Ini menciptakan pola magnetik yang khas di dasar laut. Kapal-kapal nautika dapat
menggunakan pemetaan pola magnetik ini untuk menentukan posisi mereka secara akurat. Pola
magnetik lautan merujuk pada distribusi medan magnetik di dasar laut, dan pemahaman terhadap
pola ini memiliki implikasi penting dalam ilmu geofisika dan dalam menjelaskan sejarah geologi
Bumi. Beberapa poin utama dalam pemahaman pola magnetik lautan meliputi:
1. Pembentukan Magnetik:
Medan magnetik Bumi berasal dari inti Bumi yang panas, yang mengandung material cair
yang kaya akan besi dan nikel. Pergerakan konveksi dalam inti ini menciptakan medan
magnetik Bumi. Karena pergerakan ini tidak stabil, medan magnetik Bumi tidak selalu
konstan dan dapat berubah seiring waktu.
2. Rekaman Magnetik:
Ketika lava keluar dari dasar laut dan membeku menjadi batuan beku, mineral besi dalam
batuan tersebut akan merekam arah medan magnetik Bumi pada saat itu. Ini dikenal sebagai
rekaman magnetik. Sebagai hasilnya, batuan di dasar laut memiliki sifat magnetik yang
mencerminkan medan magnetik Bumi pada waktu pembekuan.
3. Jalur Garis Magnetik:
Ketika peta pola magnetik dasar laut dibuat, sering kali terlihat pola garis-garis magnetik
panjang yang dikenal sebagai "jalur garis magnetik." Jalur ini membentuk pola simetris
dengan sumbu tengah yang merupakan garis pertengahan lautan. Ketika dua lempeng tektonik
terpisah (divergen), lava baru terus muncul dan membentuk rekaman magnetik yang berbeda,
yang menciptakan jalur garis magnetik alternatif. Pola ini berperan dalam penjelasan tentang
pergerakan lempeng tektonik.

lix
4. Reversi Polaritas Magnetik:
Sejarah geologi Bumi mencatat bahwa medan magnetik Bumi telah mengalami periode
kebalikan polaritas. Artinya, kutub magnetik utara dan selatan bertukar tempat. Ketika
peristiwa ini terjadi, rekaman magnetik dalam batuan di dasar laut juga mengalami perubahan,
menciptakan pola magnetik yang dapat digunakan untuk menentukan waktu munculnya
batuan tersebut.
5. Paleomagnetisme
Studi pola magnetik lautan dan rekaman magnetik batuan di dasar laut membantu para
ilmuwan dalam memahami sejarah perubahan medan magnetik Bumi, pergerakan lempeng
tektonik, dan sejarah geologi Bumi. Hal ini juga dapat digunakan dalam penelitian geofisika
dan dalam menentukan usia batuan dan peristiwa geologi.
Navigasi Elektronik dan Kemagnetan
Selain kompas magnetik, kapal-kapal nautika juga mengandalkan peralatan navigasi elektronik
seperti GPS (Global Positioning System) dan radar. Namun, peralatan ini juga dapat dipengaruhi
oleh interferensi magnetik dari peralatan listrik di kapal. Oleh karena itu, penting untuk
memahami pengaruh kemagnetan pada peralatan elektronik dan mengambil langkah-langkah
untuk menghindari gangguan. Kemagnetan dapat memiliki pengaruh negatif pada peralatan
elektronik, terutama peralatan yang sensitif terhadap medan magnet. Medan magnet yang kuat
atau perubahan medan magnet dapat menyebabkan gangguan dan kerusakan pada komponen
elektronik. Berikut adalah beberapa pengaruh kemagnetan pada peralatan elektronik dan
langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghindari gangguan:
- Pemagnetan Komponen Elektronik:
Medan magnet yang kuat dapat menyebabkan pemagnetan pada komponen elektronik, terutama
pada komponen yang terbuat dari bahan ferromagnetik seperti besi atau nikel. Ini dapat
mengubah sifat-sifat magnetik komponen tersebut, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi
kinerja peralatan elektronik.
- Deviasi Kompas:
Peralatan navigasi, seperti kompas elektronik atau GPS yang menggunakan sensor magnetik,
dapat terpengaruh oleh medan magnet yang kuat. Ini dapat menyebabkan deviasi atau
ketidakakuratan dalam penentuan arah atau posisi.
- Kerusakan Perangkat Penyimpanan:
Perangkat penyimpanan data seperti hard drive dan kartu memori dapat terpengaruh oleh
medan magnet yang kuat. Ini dapat menyebabkan kerusakan atau kehilangan data yang
disimpan di dalamnya.
- Monitor dan Layar:

lx
Medan magnet yang kuat dapat menyebabkan distorsi pada tampilan monitor CRT (Cathode
Ray Tube) atau layar televisi. Meskipun teknologi layar datar modern kurang rentan terhadap
gangguan magnetik, layar OLED dan plasma tetap bisa terpengaruh.
- Mikrofon dan Speaker:
Medan magnet yang kuat dapat mempengaruhi mikrofon dan speaker dalam peralatan audio.
Ini dapat menghasilkan suara berdengung atau distorsi. Langkah-langkah untuk Menghindari
Gangguan Magnetik:
- Jauhkan peralatan elektronik dari sumber medan magnet yang kuat, seperti speaker besar,
motor listrik yang kuat, dan peralatan magnet lainnya.
- Hindari menempatkan peralatan elektronik dekat dengan peralatan yang menghasilkan medan
magnet kuat, terutama jika peralatan tersebut dalam keadaan operasi.
- Hindari menyimpan perangkat penyimpanan data yang sensitif terhadap medan magnet di dekat
peralatan magnetik yang kuat.
- Pastikan bahwa komponen navigasi yang bergantung pada sensor magnetik dikalibrasi secara
tepat dan diperbarui sesuai kebutuhan.
- Gunakan perisai magnetik (seperti pelindung layar magnetik) jika perlu untuk melindungi
peralatan dari medan magnet yang kuat.
Saat merancang atau menggunakan peralatan elektronik, penting untuk mempertimbangkan
potensi gangguan magnetik dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai untuk
melindungi peralatan tersebut. Hal ini khususnya penting dalam situasi di mana medan magnet
yang kuat seringkali hadir, seperti di sekitar peralatan industri atau peralatan medis yang
menggunakan magnet.
Peran Magnetisme dalam Keamanan
Magnetisme juga digunakan dalam sistem keamanan kapal, seperti detektor logam yang
mendeteksi benda-benda berbahaya seperti senjata atau bahan peledak. Ini membantu dalam
menjaga keamanan kapal dan kru.
Rumus dalam Kemagnetan:
Deviasi magnetik adalah perbedaan antara arah sejati (arah ke Utara geografis) dan arah yang
ditunjukkan oleh sebuah kompas magnetik. Pada kapal atau pesawat, deviasi ini dapat
disebabkan oleh pengaruh medan magnetik dari benda-benda logam di sekitarnya, peralatan
elektronik, atau struktur kapal itu sendiri. Sebagai navigasi yang akurat sangat penting dalam
nautika dan penerbangan, deviasi magnetik perlu dikompensasi agar arah yang diindikasikan
oleh kompas sesuai dengan arah sejati.
1. Rumus deviasi magnetik (D) dapat dinyatakan sebagai:
D=H-M
Di mana:

lxi
D = Deviasi magnetik,
H = Arah sejati (arah yang benar ke Utara),
M = Arah yang ditunjukkan oleh kompas magnetik.
Sebagai contoh, jika arah sejati (Utara sejati) adalah 360 derajat dan kompas magnetik
menunjukkan arah 355 derajat, maka deviasi magnetik (D) adalah:
D = 3600 – 3550= 50
Artinya, deviasi magnetik pada contoh ini adalah 5 derajat, menunjukkan bahwa kompas
magnetik menunjukkan arah yang lebih rendah dari Utara sejati.
2. Navigasi Kapal:
Navigasi kapal adalah kegiatan merencanakan, mengawasi, dan mengendalikan pergerakan
kapal dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal ini melibatkan penggunaan berbagai instrumen
dan teknik untuk memastikan kapal bergerak dengan aman dan efisien dari satu pelabuhan atau
lokasi ke pelabuhan atau lokasi lainnya. Navigasi kapal melibatkan pemahaman yang
mendalam tentang penggunaan alat navigasi, pengetahuan geografi, dan keterampilan dalam
membaca dan menginterpretasi berbagai informasi navigasi. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa perjalanan kapal dilakukan dengan aman dan efisien serta meminimalkan
risiko kesalahan navigasi.
Contoh:
Sebuah kapal sedang berlayar di lautan dengan kecepatan v sebesar 10 m/s dan sudut
kemiringan terhadap medan magnet bumi θ sebesar 300. Jika medan magnet bumi B di lokasi
tersebut adalah 2 x 10-5 T, hitung gaya magnet yang bekerja pada kapal.
Rumus:
F = B . v . sin (θ)
Penyelesaian:
F = (2 x 10-5 T) . ( 10 m/s ) . sin 300
F =1×10 -4N
LATIHAN
Kerjakan soal berikut dengan benar !
1. Jelaskan peran dan pentingnya kemagnetan dalam navigasi kapal. Bagaimana kompas dan
peralatan magnetik lainnya digunakan untuk menentukan arah di lautan?
2. Sebutkan dan jelaskan cara-cara mengkalibrasi dan mengkompensasi kompas kapal untuk
meminimalkan deviasi magnetik!
3. Kapal sedang berlayar di wilayah yang memiliki variasi magnetis sebesar 0.50 per tahun. Jika
sebuah kompas pada kapal menunjukkan arah sebenarnya 900, berapa besar Arah yang
ditunjukkan oleh kompas magnetik?
4. Seorang navigator di kapal melihat bahwa kompas menunjukkan 1200. Sedangkan arah
sebenarnya adalah 900. Hitung deviasi kompas pada saat itu.
5. Sebuah kapal bergerak dengan kecepatan v = 10 m/s dalam suatu wilayah dengan fluks
magnetik B = 0.02 T. Jika sudut antara kecepatan kapal dan medan magnetik adalah θ = 450,

lxii
berapa besar gaya magnetik yang bekerja pada kapal?

TOPIK 14

KELISTRIKAN
PENGANTAR
Sapaan
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Apa kabar adik-asik taruna(i), semoga kita semua tetap sehat walafiat, sehingga rencana
pembelajaran kalian dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah kalian susun. Sebelum Anda
melanjutkan aktivitas pembelajaran ini, mari sejenak memanjatkan doa belajar semoga ilmu yang
Anda pelajari menjadi berkah dan memberi manfaat...Aamiin YRA.
Deskripsi topik
Kelistrikan merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang fenomena, aplikasi, dan sifat-sifat
listrik. Dalam ruang lingkupnya, kelistrikan mencakup studi mengenai arus listrik, tegangan,
resistansi, dan elemen-elemen dasar sirkuit listrik. Fenomena listrik ini melibatkan pergerakan
muatan listrik, yang dapat dihasilkan melalui berbagai sumber seperti baterai, generator, dan sel
surya. Penerapan kelistrikan sangat luas, mencakup berbagai bidang seperti teknologi informasi,
otomotif, industri, dan rumah tangga. Sistem kelistrikan pada umumnya melibatkan
pembangkitan listrik, distribusi, dan penggunaan energi listrik untuk mendukung berbagai
aktivitas manusia. Oleh karena itu, pemahaman yang baik terhadap konsep-konsep dasar
kelistrikan menjadi krusial dalam memahami dan mengembangkan teknologi modern serta
menjaga keberlanjutan sistem energi listrik.
Sub-CPMK
Taruna(i) mampu menganalisis konsep kelistrikan (C4)
Indikator Capaian Pembelajaran
1. Ketepatan menjelaskan kelistrikan
2. Menganalisis kelistrikan

Materi Pembelajaran
Kelistrikan
Skenario Pembelajaran
1. Topik 4 memiliki durasi 1 kali pertemuan tatap muka/maya
2. Belajar mandiri: Taruna(i) mengakses materi ajar dalam berbagai jenis type file serta
menyelesaikan tagihan sebagai bentuk pengalaman belajar seperti forum diskusi, kuis, tugas
dan evaluasi lainnya

lxiii
3. Tatap muka/maya dilakukan setelah taruna(i) melakukan pendalaman materi

MATERI AJAR TOPIK 14


Pendahuluan
Kelistrikan adalah bagian penting dalam jurusan nautika karena hampir semua aspek kapal
modern menggunakan peralatan elektrik dan elektronik. Di bawah ini, Anda akan menemukan
materi yang lengkap tentang kelistrikan dalam konteks jurusan nautika:
Pengenalan Kelistrikan dalam Nautika
Kelistrikan dalam nautika mencakup penggunaan, perawatan, dan pemahaman sistem listrik di
kapal. Ini termasuk sumber daya seperti generator, peralatan listrik, sistem pemeliharaan, dan
pemecahan masalah. Kelistrikan adalah komponen vital dalam operasi kapal modern. Kapal-
kapal nautika mengandalkan sistem kelistrikan untuk berbagai keperluan, termasuk navigasi,
komunikasi, keamanan, dan operasi mesin. Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa pemahaman
yang baik tentang kelistrikan dalam nautika sangat krusial dan memberikan dampak yang
signifikan pada operasi kapal. Berikut adalah beberapa makna yang dapat ditarik dari pernyataan
tersebut:
1. Efisiensi operasional.pemahaman yang baik tentang kelistrikan memungkinkan nautikus
untuk mengelola sistem listrik kapal secara efisien. Ini mencakup penggunaan energi secara
optimal untuk berbagai peralatan dan sistem kapal.
2. Keselamatan awak kapal, sistem listrik yang dikelola dengan baik sangat penting untuk
keselamatan awak kapal. Pemahaman tentang perawatan, pemecahan masalah, dan keamanan
listrik membantu mencegah kejadian yang dapat membahayakan awak kapal.
3. Pemecahan masalah dalam situasi darurat, dalam situasi darurat, pemahaman tentang sistem
listrik menjadi kritis. Nautikus yang kompeten dalam bidang kelistrikan dapat dengan cepat
dan efektif mengidentifikasi serta memecahkan masalah listrik yang mungkin timbul selama
pelayaran.
4. Ketergantungan kapal modern pada sistem listrik, kapal modern sangat bergantung pada
sistem listrik untuk berbagai keperluan, termasuk navigasi, komunikasi, pemantauan
keamanan, dan kenyamanan awak kapal. Pemahaman yang baik tentang kelistrikan
memastikan bahwa kapal dapat beroperasi secara optimal.
5. Manajemen sistem listrik, nautikus perlu mampu mengelola sistem listrik secara efektif,
termasuk pemeliharaan rutin, pemecahan masalah, dan keputusan terkait penggunaan daya.
Hal ini mencakup pemilihan sumber daya, distribusi listrik di kapal, dan penggunaan
peralatan listrik.
Pemahaman yang baik tentang kelistrikan memberikan nautikus kemampuan untuk
mengoptimalkan operasi kapal, mengatasi tantangan, dan memastikan keselamatan serta
kenyamanan awak kapal selama pelayaran.
Sumber Daya Listrik di Kapal.
- Generator diesel, kapal umumnya dilengkapi dengan generator diesel sebagai sumber utama
listrik. Generator ini memproduksi listrik dari bahan bakar diesel.

lxiv
- Baterai, baterai digunakan untuk penyimpanan sementara energi listrik. Mereka penting saat
mesin utama mati atau saat membutuhkan daya tambahan.
- Sumber energi terbarukan, beberapa kapal dapat menggunakan sumber energi terbarukan
seperti panel surya atau turbin angin untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi.
Komponen Utama Sistem Listrik.
- Papan distribusi, ini adalah pusat pengontrol listrik di kapal, di mana sirkuit listrik dipasang dan
diatur.
- Kabel dan koneksi, kabel listrik menghubungkan semua peralatan dan komponen listrik di
kapal.
- Peralatan elektronik, ini termasuk radar, sonar, GPS, peralatan komunikasi, peralatan
keamanan, dan lainnya yang diperlukan untuk navigasi dan operasi kapal.
- Motor listrik, motor listrik digunakan dalam sistem hidrolik, pompa, dan peralatan lain di kapal.
Kesehatan dan Keselamatan
- Penting untuk menjaga keselamatan awak kapal saat bekerja dengan kelistrikan. Hal ini
mencakup pemadaman darurat, tanda peringatan, pelatihan keselamatan, dan prosedur evakuasi
darurat.
Pemeliharaan dan Perawatan
Kapal memerlukan perawatan rutin pada sistem listriknya. Ini mencakup pemantauan sistem,
perawatan rutin, penggantian komponen yang aus, dan pembersihan. Pemeliharaan dan
perawatan merujuk pada serangkaian kegiatan yang dirancang untuk menjaga dan memastikan
kinerja optimal suatu sistem, peralatan, atau aset. Baik dalam konteks industri, peralatan rumah
tangga, atau lingkungan maritim seperti kapal, pemeliharaan dan perawatan memiliki peran
penting dalam memperpanjang umur pakai, mengurangi risiko kegagalan, dan memastikan
kehandalan berbagai komponen.
Dalam dunia nautika, pemeliharaan dan perawatan kapal sangat vital untuk menjaga keselamatan
pelayaran, efisiensi operasional, dan keberlanjutan kapal itu sendiri. Pemeliharaan mencakup
berbagai kegiatan seperti pemeriksaan rutin, penggantian komponen yang aus, dan perbaikan
proaktif untuk mencegah kegagalan yang tidak terduga. Ini dapat melibatkan perawatan mesin,
sistem listrik, peralatan navigasi, dan struktur fisik kapal. Pentingnya pemeliharaan dan
perawatan dapat dilihat dari dampaknya terhadap biaya operasional jangka panjang. Meskipun
kegiatan pemeliharaan dapat memerlukan investasi waktu dan sumber daya, mereka dapat
mengurangi biaya pemeliharaan darurat atau bahkan biaya penggantian peralatan yang rusak
akibat kegagalan yang dapat dicegah.
Selain itu, pemeliharaan yang baik juga dapat membantu kapal mematuhi standar keamanan dan
regulasi yang berlaku di perairan internasional. Pemeliharaan yang teratur dapat memastikan
bahwa kapal selalu dalam kondisi operasional yang aman dan memenuhi persyaratan keamanan.
Dalam segala konteks, pemeliharaan dan perawatan juga dapat berkontribusi pada efisiensi
energi dan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan. Dengan merawat dan memelihara
peralatan dengan baik, dapat mengurangi konsumsi energi yang tidak efisien dan mendukung
prinsip-prinsip keberlanjutan. Secara keseluruhan, pemeliharaan dan perawatan memegang peran

lxv
penting dalam menjaga kinerja optimal, keamanan, dan keberlanjutan berbagai sistem atau aset,
termasuk di dalamnya kapal di lingkungan nautika.
Listrik dinamis merujuk pada pembangkitan energi listrik melalui pergerakan kapal yang diubah
menjadi energi listrik oleh generator. Ini mendukung operasi kapal dengan menyediakan daya
untuk peralatan dan sistem elektronik. Listrik dinamis juga dapat berfungsi sebagai sumber daya
cadangan dalam situasi darurat.
Listrik statis terjadi ketika muatan listrik terakumulasi pada suatu objek tanpa mengalir. Di
kapal, ini bisa menyebabkan potensi risiko kebakaran atau kejutan listrik. Sistem pengikat
muatan statis digunakan untuk mengalirkan muatan ke bumi, mengurangi risiko bahaya.
Keamanan dan pemeliharaan kapal memerlukan manajemen efektif terhadap listrik statis.
Hukum Ohm adalah prinsip dasar dalam bidang nautika yang menyatakan bahwa arus listrik
yang mengalir melalui suatu rangkaian listrik akan berbanding lurus dengan tegangan yang
diberikan pada rangkaian tersebut, dengan resistansi sebagai faktor penentu. Dalam konteks
nautika, penerapan Hukum Ohm sangat penting untuk memahami dan mengelola sistem listrik di
kapal atau peralatan maritim. Misalnya, ketika merancang instalasi listrik di kapal, para insinyur
harus memperhitungkan resistansi kabel dan perangkat listrik lainnya agar dapat memastikan
distribusi listrik yang efisien dan handal di seluruh kapal. Pemahaman yang baik tentang Hukum
Ohm juga membantu dalam pemeliharaan dan perbaikan sistem listrik di laut, sehingga
memastikan keselamatan dan kinerja yang optimal bagi semua peralatan elektronik yang
digunakan dalam operasi pelayaran. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar Hukum Ohm, para
profesional di bidang nautika dapat lebih efektif mengelola dan merawat sistem listrik,
mendukung kelancaran berbagai aktivitas di lautan.
Hukum Joule, yang ditemukan oleh ilmuwan James Prescott Joule, memiliki relevansi signifikan
dalam konteks nautika ketika diterapkan pada sistem pemanasan dan pendinginan di kapal.
Hukum ini menyatakan bahwa panas yang dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir melalui
suatu konduktor akan berbanding lurus dengan kuadrat besar arus tersebut, waktu, dan resistansi
konduktor. Dalam dunia maritim, Hukum Joule menjadi kunci penting dalam perancangan dan
pemeliharaan sistem pemanasan di kapal, seperti pemanas air dan peralatan pemanas ruangan.
Para insinyur dan teknisi nautika harus mempertimbangkan dengan cermat resistansi material
konduktor yang digunakan untuk memastikan efisiensi dalam penggunaan energi dan
pengelolaan panas. Penerapan Hukum Joule juga sangat relevan dalam pemahaman sistem
pendinginan, di mana keseimbangan antara panas yang dihasilkan oleh peralatan elektronik dan
efektivitas pendinginan menjadi kritis untuk menjaga kinerja optimal dan mencegah kerusakan
peralatan di lingkungan laut yang sering kali keras dan korosif. Dengan memahami dan
menerapkan prinsip Hukum Joule, profesional nautika dapat merancang sistem pemanasan dan
pendinginan yang handal, mendukung operasi kapal yang aman dan efisien di berbagai kondisi
laut.
Rumus Kelistrikan:
1. Hukum Ohm
V=IxR

lxvi
V = Tegangan
I = Arus
R = Resistansi

2. Hukum Joule,
P=VxI
P = Daya Listrik
V = Tegangan
I = Arus
- Unit dasar daya listrik adalah Watt (W). 1 Watt sama dengan 1 Joule per detik.
- Kilowatt (kW) adalah satuan yang sering digunakan di kapal. 1 kW sama dengan 1000
W.
Contoh dan Penyelesaiannya:
1. Hukum Ohm
Misalkan Anda memiliki sirkuit listrik pada kapal dengan tegangan 24 Volt dan resistansi 6
Ohm. Berapa besar arus yang mengalir dalam sirkuit ini?
Menggunakan rumus Ohm: V = I . R
I=V/R
I = 24 Volt / 6 Ohm
I = 4 Ampere
Jadi, arus yang mengalir dalam sirkuit tersebut adalah 4 Ampere.
2. Daya Listrik
Sebuah kapal memiliki peralatan listrik dengan tegangan 220 Volt dan mengalirkan arus
sebesar 10 Ampere. Berapa daya listrik yang digunakan oleh peralatan tersebut?
Menggunakan rumus daya listrik: P = V x I
P = 220 Volt x 10 Ampere
P = 2200 Watt
Jadi, peralatan tersebut menggunakan daya listrik sebesar 2200 Watt atau 2,2 kW.

LATIHAN
Kerjakan soal berikut dengan benar !
1. Jelaskan peran kelistrikan dalam sistem navigasi kapal. Bagaimana komponen kelistrikan
seperti radar, GPS, dan peralatan navigasi lainnya berkontribusi pada keselamatan dan
efisiensi operasional kapal di laut? Diskusikan juga pentingnya pemeliharaan rutin untuk
memastikan kinerja optimal sistem kelistrikan navigasi.
2. Jelaskan penerapan hukum Ohm dalam konteks kapal. Bagaimana prinsip-prinsip ini
digunakan untuk menghitung arus, tegangan, dan resistansi dalam sirkuit listrik kapal?
Berikan contoh konkret dari situasi di mana pemahaman tentang hukum Ohm sangat
penting untuk keselamatan dan operasional kapal.
3. Diskusikan tentang sistem kelistrikan darurat yang ada di kapal. Bagaimana sistem ini
dirancang untuk berfungsi dalam situasi darurat seperti pemadaman listrik atau kegagalan

lxvii
sistem utama? Jelaskan peralatan dan prosedur yang terlibat dalam memastikan kapal tetap
dapat beroperasi secara aman selama kondisi darurat.
4. Dalam sebuah kapal, terdapat sirkuit listrik yang memiliki sumber daya tegangan sebesar
36 Volt dan terhubung dengan resistor sebesar 9 Ohm. Hitunglah besar arus yang mengalir
dalam sirkuit tersebut menggunakan rumus Ohm.
5. Dalam suatu kapal, sebuah lampu penerangan menggunakan tegangan 12 Volt dan
mengalirkan arus sebesar 2 Ampere. Berapa daya listrik yang digunakan oleh lampu
tersebut?

lxviii
TOPIK 15

ELEKTRONIKA
PENGANTAR
lxix
Sapaan
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Apa kabar adik-asik taruna(i), semoga kita semua tetap sehat walafiat, sehingga rencana
pembelajaran kalian dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah kalian susun. Sebelum Anda
melanjutkan aktivitas pembelajaran ini, mari sejenak memanjatkan doa belajar semoga ilmu yang
Anda pelajari menjadi berkah dan memberi manfaat...Aamiin YRA.
Deskripsi topik
Dalam konteks jurusan nautika, pemahaman tentang elektronika menjadi esensial untuk
mendukung operasi dan navigasi kapal secara efektif dan aman. Elektronika di dalam nautika
mencakup penerapan prinsip-prinsip listrik dan elektronika dalam berbagai peralatan dan sistem
di kapal. Para nautikus perlu memahami bagaimana perangkat-perangkat elektronik, seperti
radar, sonar, sistem navigasi, dan komunikasi, berinteraksi dan berkontribusi terhadap
keselamatan dan keefisienan pelayaran. Selain itu, pengetahuan tentang pemeliharaan dan
perbaikan elektronika menjadi kunci, mengingat kapal modern sangat bergantung pada teknologi
ini. Nautikus juga perlu memahami konsep-konsep seperti penggunaan sistem terpadu (IC),
pemrograman mikrokontroler, dan pemeliharaan sirkuit listrik di kapal. Dengan memiliki
keterampilan dalam elektronika, nautikus dapat mengatasi tantangan yang terkait dengan
perangkat elektronik kapal, memastikan navigasi yang akurat, dan menjaga kesiapan sistem di
laut, yang pada gilirannya mendukung keselamatan dan efisiensi operasional kapal.
Sub-CPMK
Taruna(i) mampu menjelaskan, memahami, elektronika (C4)
Indikator Capaian Pembelajaran
1. Memahami komponen pasif,
2. Memahami perangkat semikonduktor
3. Memahami amplifier
4. Memahami power supplies and thyristors
5. Memahami radio transmission and reception
Materi Pembelajaran
1. Komponen pasif,
2. Perangkat semikonduktor
3. Amplifier
4. Power supplies and thyristors
5. Radio transmission and reception

Skenario Pembelajaran
1. Topik 15 memiliki durasi 1 kali pertemuan tatap muka/maya
2. Belajar mandiri: Taruna(i) mengakses materi ajar dalam berbagai jenis type file serta
menyelesaikan tagihan sebagai bentuk pengalaman belajar seperti forum diskusi, kuis, tugas

lxx
dan evaluasi lainnya
3. Tatap muka/maya dilakukan setelah taruna(i) melakukan pendalaman materi

MATERI AJAR TOPIK 15


Pendahuluan
Pemahaman elektronika memiliki peran yang krusial dalam mengelola sistem dan peralatan yang
mendukung operasi kapal di lautan yang luas dan dinamis. Elektronika nautika mencakup
penggunaan teknologi listrik dan perangkat semikonduktor untuk mendukung navigasi,
komunikasi, dan operasi keselamatan kapal. Oleh karena itu, pembelajaran elektronika yang
sesuai dengan konteks nautika membuka pintu bagi pengembangan keahlian teknis yang esensial
untuk kelancaran dan keamanan pelayaran di samudera yang luas.
Komponen Pasif,
Komponen pasif, dalam konteks jurusan nautika, merujuk pada elemen-elemen elektronika yang
tidak memiliki kemampuan penguatan sinyal atau kontrol arus seperti komponen aktif. Beberapa
komponen pasif utama melibatkan resistor, kapasitor, dan induktor. Resistor berperan dalam
mengatur arus listrik dan tegangan di berbagai sirkuit, dan pemahaman tentang nilai resistansi
sangat penting dalam perancangan dan pemeliharaan peralatan listrik di kapal. Kapasitor, yang
dapat menyimpan muatan listrik, memiliki peran krusial dalam menyediakan sumber daya untuk
perangkat elektronik dan juga dalam menyaring sinyal.
Sementara itu, induktor, yang menyimpan energi dalam bentuk medan magnetik, dapat
digunakan untuk mengatur arus listrik dan meningkatkan efisiensi sirkuit daya. Pemahaman
mendalam tentang komponen-komponen pasif ini menjadi esensial dalam nautika karena
berkontribusi pada perancangan dan pemeliharaan sistem listrik dan elektronika di kapal. Dengan
menggunakan komponen pasif dengan bijak, nautikus dapat memastikan kinerja peralatan
elektronik dan sistem navigasi yang handal dan aman dilingkungan laut yang dinamis.
Komponen Aktif
Perangkat Semikonduktor
Perangkat semikonduktor, dalam konteks jurusan nautika, memainkan peran vital dalam
menjalankan fungsi-fungsi elektronika yang mendukung operasi kapal di laut. Komponen
semikonduktor seperti transistor, dioda, dan mikrokontroler memiliki aplikasi yang luas dalam
teknologi navigasi dan sistem elektronika kapal. Transistor, sebagai contoh, digunakan dalam
penguat sinyal, pengendali daya, dan berbagai fungsi elektronika lainnya yang mendukung
keamanan dan efisiensi navigasi.
Dioda digunakan dalam sirkuit penyearah dan proteksi, membantu mengarahkan arus listrik
dengan benar dan melindungi peralatan elektronika dari kerusakan. Mikrokontroler, yang
merupakan perangkat semikonduktor kompleks, digunakan untuk mengendalikan dan mengelola
berbagai sistem di kapal, termasuk sistem navigasi, komunikasi, dan pemantauan cuaca.
Pemahaman yang mendalam tentang perangkat semikonduktor menjadi kunci dalam menjaga
kinerja peralatan elektronika dan sistem navigasi di kapal, memastikan keandalan dan
keselamatan dalam berlayar di laut yang dinamis.
lxxi
Amplifier
Transduser digunakan untuk mengubah berbagai parameter fisik seperti suhu, tekanan, atau
kedalaman laut menjadi sinyal listrik. Namun, output yang dihasilkan oleh transduser seringkali
terlalu kecil untuk mengoperasikan perangkat indikator secara langsung. Oleh karena itu,
amplifier digunakan untuk meningkatkan kekuatan sinyal tersebut hingga tingkat yang sesuai.
Terdapat dua jenis amplifier utama, yaitu voltage amplifier dan power amplifier. Voltage
amplifier dirancang untuk memperbesar tegangan masukan dengan distorsi minimum pada
bentuk gelombang masukan.
Sementara itu, power amplifier bertujuan untuk memberikan daya yang cukup agar dapat
mengoperasikan perangkat keluaran seperti speaker, servo-motor, dan perangkat indikator. Lebih
lanjut, serangkaian tahap amplifier dapat dihubungkan secara seri, yang disebut sebagai cascade,
sehingga keluaran dari satu tahap memberikan masukan untuk tahap berikutnya. Transfer
characteristic, yang merupakan hubungan antara tegangan masukan dan keluaran, dan distorsi,
yaitu perubahan bentuk gelombang antara terminal masukan dan keluaran, menjadi aspek
penting dalam pemahaman amplifier.
Pemahaman mengenai distorsi yang disebabkan oleh kelengkungan karakteristik transfer dan
variasi gain amplifier terhadap frekuensi sangat relevan dalam konteks nautika. Selain itu,
penjelasan mengenai fase shift sebesar 180° yang dihasilkan oleh amplifier tunggal memberikan
wawasan mengenai pengaruhnya terhadap sinyal pada terminal masukan dan keluaran. Semua
konsep ini memiliki peran krusial dalam memastikan keandalan sistem elektronika dan navigasi
kapal di perairan yang dinamis.
Power Supplies And Thyristors
Pemahaman tentang (power supplies) dan thyristors menjadi sangat penting dalam menjaga
operasional peralatan listrik di kapal. Penjelasan mengenai rectifier setengah gelombang,
gelombang penuh, dan jembatan menggunakan dioda semikonduktor memberikan wawasan
mengenai konversi arus AC menjadi DC. Ditekankan bahwa untuk banyak aplikasi, output yang
telah di-rectify perlu di-smooth agar tegangan keluaran menjadi stabil. Penggunaan filter
masukan kapasitor untuk menghilangkan gelombang ripple dari sumber daya utama dijelaskan
sebagai cara untuk mencapai hasil yang lebih stabil.
Selain itu, penjelasan mengenai konstruksi dasar thyristor memberikan pemahaman tentang
karakteristik utama dari sakelar padat ini. Dijelaskan bahwa thyristor adalah sakelar padat yang
dikontrol oleh tegangan sinyal rendah yang diterapkan pada elektroda gerbang (gate). Saat diberi
tegangan mundur, baik anoda maupun katoda terhambat dan aliran arus terhenti. Saat diberi
tegangan maju, elektroda gerbang terbalik, mencegah konduksi hingga dipicu oleh pulsa
tegangan di gerbang. Setelah konduksi dimulai, elektroda gerbang tidak memiliki pengaruh.
Thyristor hanya akan kembali ke keadaan non-konduktif ketika tegangan suplai terputus atau
arus jatuh di bawah arus pemeliharaan.
Penjelasan lebih lanjut mencakup penggunaan thyristor sebagai sakelar dalam sirkuit alarm DC
dan penggunaannya untuk mengontrol arus bolak-balik. Triac, sebagai jenis thyristor, dapat

lxxii
dipicu dalam konduksi dengan polaritas utama apapun dan dapat mengontrol arus bolak-balik.
Penggunaan simbol rangkaian untuk thyristor dan triac, serta kebutuhan dan deskripsi heat sinks
pada perangkat daya, juga diuraikan untuk memberikan pemahaman menyeluruh dalam konteks
nautika.
Radio Transmission And Reception
Pemahaman mengenai transmisi dan penerimaan radio menjadi kritis dalam mendukung
komunikasi kapal. Berbagai pita frekuensi, seperti Very Low Frequency (VLF), Medium
Frequency (MF), High Frequency (HF), Very High Frequency (VHF), dan Ultra High
Frequency (UHF), memiliki karakteristik unik dan digunakan untuk berbagai tujuan di atas
kapal. Pada kapal, VLF umumnya digunakan untuk komunikasi dengan kapal selam, sementara
MF dan HF digunakan untuk komunikasi jarak menengah dan panjang. VHF dan UHF
digunakan untuk komunikasi jarak pendek, seperti antara kapal dan pelabuhan atau antar kapal di
perairan yang padat lalu lintas. Pemilihan pita frekuensi yang tepat sangat penting untuk
memastikan kualitas dan jangkauan komunikasi yang optimal di laut yang dinamis.
Selain itu, pemahaman mengenai berbagai jenis antena menjadi esensial dalam nautika. Antena
dipilih berdasarkan frekuensi operasionalnya dan tujuan penggunaannya. Misalnya, antena
dipilih berdasarkan panjang gelombang yang sesuai dengan pita frekuensi yang digunakan.
Antena dipasang pada kapal dengan konfigurasi yang memungkinkan untuk transmisi dan
penerimaan sinyal radio dengan efektif. Pemilihan dan pemasangan antena yang tepat berperan
penting dalam memastikan ketersediaan dan keandalan sistem komunikasi di kapal, yang sangat
krusial untuk navigasi, keamanan, dan operasi kapal secara keseluruhan.
LATIHAN
Kerjakan soal berikut ini !
1. Bagaimana pemahaman yang baik terhadap sistem elektronika pada kapal dapat
meningkatkan efisiensi operasional dan keselamatan awak kapal? Jelaskan beberapa aspek
khusus dalam sistem elektronika kapal yang memiliki dampak besar pada keberhasilan
pelayaran.
2. Apa peran operational amplifiers (op-amps) dalam sistem navigasi kapal? Jelaskan bagaimana
op-amps dapat diterapkan untuk meningkatkan akurasi dan stabilitas dalam pengukuran dan
pemrosesan data navigasi di laut.
3. Terangkan karakteristik berbagai pita frekuensi seperti VLF, MF, HF, VHF, dan UHF serta
aplikasinya di atas kapal. Jelaskan bagaimana pemilihan frekuensi ini dapat mempengaruhi
kualitas komunikasi dan navigasi di laut.
4. Jelaskan peran utama sistem elektronika dalam navigasi kapal. Bagaimana teknologi GPS
(Global Positioning System) berperan dalam menentukan posisi kapal di laut dan
meningkatkan keselamatan pelayaran?
5. Bagaimana sistem radar berkontribusi dalam navigasi dan deteksi objek di lautan? Jelaskan
prinsip kerja radar dan berikan contoh aplikasi praktisnya dalam situasi navigasi di laut.

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

lxxiii
BPSDM PERHUBUNGAN
PIP MAKASSAR
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
D-IV NAUTIKA SEMESTER 1 2023/2024

Mata kuliah : Fisika Terapan (Teori)


Prodi : Nautika
Kelas : A, B, C, D, E, F, G, H
Dosen pengampu : Dr. Hj. ARNIATI, SE., M.Pd.

SOAL PILIHAN GANDA

Pilihlah jawaban yang paling tepat dari soal-soal berikut!

1. Apa fungsi utama dari mesin pendingin di kapal?


a. Menghasilkan daya untuk propulsi kapal
b. Menjaga suhu mesin agar tetap dalam batas aman
c. Memurnikan air laut menjadi air minum
d. Menghasilkan uap untuk pemanas kapal

2. Bagaimana gelombang bunyi merambat dalam air laut?


a. Gelombang bunyi merambat lebih cepat di dalam air daripada di udara
b. Gelombang bunyi merambat lebih cepat di udara daripada di dalam air
c. Gelombang bunyi merambat dengan kecepatan yang sama di dalam air dan udara
d. Gelombang bunyi tidak dapat merambat dalam air

3. Mengapa pengetahuan tentang kecepatan bunyi dalam air penting bagi pelaut?**
a. Memengaruhi kualitas suara radio
b. Memengaruhi navigasi kapal
c. Memengaruhi penggunaan sonar
d. Semua jawaban benar

4. Bagaimana lampu navigasi kapal menggunakan gelombang cahaya untuk memberikan


informasi kepada kapal lain di laut?
a. Dengan menghasilkan pelangi
b. Dengan memanfaatkan polarisasi cahaya
c. Dengan mengatur pola kedipan dan warna lampu
d. Dengan memancarkan gelombang ultraviolet

5. Apa fungsi utama lampu navigasi pada kapal?


a. Menyediakan penerangan untuk awak kapal di kabin
b. Memberikan sinyal visual kepada kapal lain di laut
c. Mengukur kecepatan kapal
d. Mendeteksi keberadaan ikan di sekitar kapal

lxxiv
6. Warna apa yang biasanya digunakan untuk menandai lampu navigasi bagian kanan (starboard)
kapal?
a. Merah c. Putih
b. Hijau d. Biru

7. Bagaimana magnet bumi berperan dalam navigasi kapal menggunakan kompas?


a. Menghasilkan medan magnet yang mempengaruhi jarum kompas
b. Memberikan daya pada elektromagnet kompas
c. Menarik jarum kompas ke arah utara
d. Menetapkan posisi geografis kapal

8. Apa fungsi utama generator di kapal?


a. Menghasilkan tenaga listrik
b. Mengontrol arah kapal
c. Menyediakan air tawar untuk awak kapal
d. Menyimpan bahan bakar

9. Komponen apa yang biasanya digunakan untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan
oleh generator di kapal?
a. Baterai c. Panel surya
b. Turbin angina d. Kondensor

10. Komponen elektronika yang digunakan untuk mengukur kedalaman laut di kapal?
a. Radar c. GPS
b. Sonar d. AIS

Soal essay

Jawablah pertanyaan berikut!

1. Apa peran utama dari mesin pendingin di kapal? Jelaskan proses dasar pendinginan dan
berikan contoh aplikasi di kapal.
2. Apa peran utama mesin pendingin dalam kapal? Jelaskan bagaimana mesin pendingin dapat
mempertahankan suhu yang optimal untuk operasi kapal di laut.
3. Jelaskan pentingnya pengetahuan tentang gelombang bunyi dalam navigasi kapal. Berikan
contoh konkretnya.
4. Jelaskan peran penting gelombang cahaya dalam navigasi kapal. Bagaimana lampu navigasi
memanfaatkan sifat-sifat gelombang cahaya untuk memberikan informasi kepada kapal lain di
laut?
5. Jelaskan peran radar dalam navigasi kapal. Bagaimana prinsip kerja radar dan mengapa ini
menjadi peralatan yang sangat penting di laut?

========================== Selamat bekerja !!! ==========================

lxxv
DAFTAR RUJUKAN

Hibbeler, R. C. (2010). "Engineering Mechanics: Dynamics." Pearson Education.


Bowditch, N. (2017). "The American Practical Navigator: An Epitome of Navigation." National
Geospatial-Intelligence Agency.
Anderson, D. (2010). "Fundamentals of Aerodynamics." McGraw-Hill.
Munson, B. R., Young, D. F., & Okiishi, T. H. (2016). "Fundamentals of Fluid Mechanics."
Wiley.
Nobles, M. (2015). "Applied Fluid Dynamics Handbook." CRC Press.
Hibbeler, R. C. (2019). "Engineering Mechanics: Statics." Pearson.
Beer, F. P., Johnston, E. R., & Cornwell, P. (2012). "Vector Mechanics for Engineers: Statics
and Dynamics." McGraw-Hill Education.
Kiousis, P. D. (2010). "Statics of Historic Masonry Constructions." Springer.
Serway, R. A., Jewett, J. W., & Wilson, J. H. (2018). "Physics for Scientists and Engineers with
Modern Physics." Cengage Learning.
Çengel, Y. A., & Boles, M. A. (2017). "Thermodynamics: An Engineering Approach." McGraw-
Hill Education.
Munson, B. R., Young, D. F., & Okiishi, T. H. (2016). "Fundamentals of Fluid Mechanics."
Wiley.
Serway, R. A., Jewett, J. W., & Wilson, J. H. (2018). "Physics for Scientists and Engineers with
Modern Physics." Cengage Learning.
Munson, B. R., Young, D. F., & Okiishi, T. H. (2016). "Fundamentals of Fluid Mechanics."
Wiley.
Potter, M. C., Wiggert, D. C., & Ramadan, H. A. (2015). "Mechanics of Fluids." Cengage
Learning.
Çengel, Y. A., & Boles, M. A. (2017). "Thermodynamics: An Engineering Approach." McGraw-
Hill Education.
Yunus, A. Ç., Cengel, Y. A., & Turner, R. H. (2014). "Fundamentals of Thermal-Fluid
Sciences." McGraw-Hill Education.
Incropera, F. P., DeWitt, D. P., Bergman, T. L., & Lavine, A. S. (2017). "Fundamentals of Heat
and Mass Transfer." John Wiley & Sons.
Born, M., & Wolf, E. (2013). "Principles of Optics: Electromagnetic Theory of Propagation,
Interference and Diffraction of Light." Cambridge University Press.
Griffiths, D. J. (2017). "Introduction to Electrodynamics." Cambridge University Press.
Chapman, S. J. (2017). "Electric Machinery Fundamentals." McGraw-Hill Education.
Bishop, O. (2018). "Marine Electrical and Electronics Bible." Adlard Coles Nautical.
Sherman, M. P. (2018). "Boatowner's Mechanical and Electrical Manual: How to Maintain,
Repair, and Improve Your Boat's Essential Systems." International Marine.

lxxvi

Anda mungkin juga menyukai