Makalah KLMPK 4 BK Pesisir Dan Pedesaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING KOMUNITAS PESISIR DAN PEDESAAN


“KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING DI WILAYAH PEDESAAN”
“Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Dan Konseling Komunitas Pesisir Dan Pedesaan”

Dosen Pengampu : Sumarlin , S.Pd.,M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


LISA ADELIA/A1Q119039
APRILLIANTI S/A1Q119068
FIRQAH NAJIA/A1Q120072
DARTA LISTIANA/A1Q121005
HAYATUN NUFUZI/A1Q121009
NUR AIDA/A1Q121014
JUMADIL/A1Q121034
NUR AISYAH/A1Q121041
NUR AZIZAH PUJIANTI/A1Q121043
ULFA RIZIQIKA RAMADHANI/A1Q121050
VELNICHA/A1Q121051
MUHAMMAD ABDU ABDILLAH BAHRI/A1Q121068
RESKY RAHMAWATI/A1Q12107

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena limpahan Rahmat
dan karunia-Nya sehingga kita masih diberikan kekuatan, Kesehatan dan kemudahan
dalam menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Konsep Dasar BK Di Wilayah Pesisir
Dan Pedesaan”Penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah
kami yaitu Bimbingan Dan Konseling Komunitas Pesisir Dan Pedesaan.
Makalah Konseling Komunitas kami sadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya
makalah ini tidak lepas dari dukungan, dorongan dan bimbangan, serta doa dari berbagai
pihak. Dan terima kasih pula kam ucapkan kepada Dosen Pengampu Bapak
Sumarlin,S.Pd., M.Pd. yang memberikan kami tugas sehingga menembah pegetahuan
kami tentang Komunitas Pesisir Dan Pedesaan Sebagai salah satu Bidang Khusu dalam
Bimbingan Konseling Pesisir Dan Pedesaan.
Kami selaku penulis yang masih memliki banyak kekurangan dalam menuyusan
makalah ini, oleh karena itu membutuhkan kritik dan saran kepada para pembaca demi
kebaikan dalam Menyusun makalah ini.

Kendari, 2 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I..................................................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumuan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................
BAB II ................................................................................................................................
PEMBAHASAN...................................................................................................................
A. Pengertian Komunitas...........................................................................................
B. Konsep Dasar BK Di Wilayah Pedesaan...............................................................
C. Definisi Masyarakat Pedesaan...............................................................................
D. Pengertian Komunitas Pedesaan............................................................................
E. Fungsi Masyarkat Pedesaan..................................................................................
F. Ciri-Ciri Masyarakat Pedesaan..............................................................................
BAB III ..............................................................................................................................
PENUTUP.............................................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSAKA..............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan usaha tani masyarakat pedesaan di pedesaan, masih juga
terdapat desa-desa yang masih menggunakan tehnologi sederhana dalam kegiatan
pertaniannya, bahkan juga ada yang masih menggunakan alat-alat tradisional dalam
kegiatan usaha taninya, hal ini merupan impak dari ketidak keseimbangan
pembangunan pada masa lampoe, sehingga keadaan ini telah menyumbang pada
masalah kemiskinan, lapangan pekerjaan, sumberdaya manusia, penguasaan
tehnologi, pengguran hingga kepermasalahan tenaga kerja produktif, penghijrahan
penduduk, masalah SDM, keterbatasan pengetahuan dalam hal bertani, pola fikir
masyarakat pedesaan dan hingga kepermasalahan usaha tani yang dilakukan hanyan
untuk memenuhi kebutuhanmbiologisnya sahaja, keadaan ini merupakan sebuah
hambatan dan kendala dalam membangun sektor desa tanpa adanya kesadaran yang
mendasar dan menyeluruh terutama dari masyarakat pedesaan itu sendiri terutama
dalam hal pola fikir ,penguasaan tehnologi dan keterbukaan dalam menerima
sesebuah inovasi, juga keadilan dan keseriusan pemerintah dalam membangun sektor
pedesaan merupakan kunci utama terberdayanya sektor ini. Industri masuk desa, arah
dan kebijakan pembangunan, factor pendukung sarana dan prasarana lainnya dan
komitmen.

Pemerintah merupakan salah satu syarat mutlak untuk tercapainya


kesejahteraan dan kemamakmuran bagi masyarakat pedesaan disektor
ini.Ketidakberdayaan sektor desa baik dari segi ekonomi, sumbardaya manusia hingga
pada masalah lapangan pekerjaan, semua masalah tersebut tidak bisa dinafikan
sebagai punca utama akibat dari arah dan kebijakan pembangunnan yang selalu
terfokus pada sektor perkotaan, sehingga pedesaan sering terbaikan. Perhatian yang
selalu diutamakan dalam berbagai kebijakan dasar dalam pembangunan yang
tertumpu pada sektor perkotaan, hal ini mengakibatkan sektor pedesaan tidak
memiliki kemampuan untuk bangkit dan membenah dirinya Sendiri, sehingga
bermuara pada ketidak berdayaan untuk keluar darigaris kemiskinan yang telah
diwarisi regenerasi.

Dalam bahasa inggris masyarakat disebut “society”, sedangkan dalam bahasa


latin yaitu “socius” yang berarti teman atau kawan. Sedangkan kata masyarakat dalam
bahasa arab yaitu “syirk” yang berarti bergaul, selain itu ada pula yang berpendapat
bahwa “masyarakat berasal dari kata bahasa arab yang lain yaitu “syakara” yang
berarti turut serta.Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma-norma adat yang sama-sama diataati dalam lingkungannya.
B. Rumusan Masalah

a. Pengertian Komunitas
b. Konsep Dasar BK Di Wilayah Pedesaan
c. Definisi Masyarakat Pedesaan
d. Pengertian Komunitas Pedesaan
e. Fungsi Masyarakat Pedesaan
f. Ciri-ciri Masyarakat Desa

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu Komunitas
b. Untuk mengetahui Konsep Dasar BK Diwilayah Pedesaan
c. Untuk Mengetahui Definisi Masyarakat Pedesaan
d. Untuk mengetahui apa itu Komunitas Pedesaan
e. Untuk mengetahui Fungsi dari Masyarakat Pedesaan
f. Untuk Mengetahui Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Komunitas
Di kehidupan sehari-hari kamu bisa menjumpai berbagai komunitas di
sekitarmu. Entah itu di sekolah, dilingkungan rumah, ataupun komunitas di desa.
Secara sederhana komunitas merupakan suatu kelompok orang yang berkumpul
karena alasan tertentu. Misalnya saja karena minat, kebangsaan, stratifikasi sosial,
hingga letak geografis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia komunitas dalam suatu kelompok


yang terdiri dari beberapa orang atau organisme.Sehingga dari pengertian KBBI,
komunitas tidaklah selalu merujuk pada sekumpulan orang. Komunitas memiliki
arti kata kelompok namun kembali lagi pada konteksnya.

Sedangkan menurut para ahli, komunitas memiliki arti :

a. Koentjaraningrat
Komunitas merupakan suatu kesatuan hidup manusia yang menghuni suatu
wilayah nyata dan saling berinteraksi menurut sistem adat-istiadat dan terikat oleh
identitas dalam komunitas.

b. Kertajaya Hermawan
Komunitas adalah sekelompok orang yang peduli satu sama lain lebih dari
yang seharusnya. Dalam suatu komunitas, terdapat hubungan personal yang erat
antar anggota komunitas karena adanya kesamaan kepentingan atau nilai.

2. Konsep Dasar Bimbingan Konseling Di Wilayah Pedesaan


Bimbingan adalah suatu proses pemberian atau layanan bantuan yang terus
menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Bimbingan
ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat
mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam
kehidupannya.

Sedangkan konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap


muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar.
Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang,
dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun
masyarakat pedesaan. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan
masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.

Beralih ke pedesaan, kata “pedesaan” sepadan dengan kata rural dalam bahasa
Inggris. Dalam pemakaiannya sehari-hari definisi dari perkataan tersebut sulit
dikemukakan secara utuh, karena konsep pedesaan berbeda dari satu kawasan ke
kawasan lain, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Dari segi geografis,
Bintarto (1989) mengemukakan bahwa desa adalah suatu hasil perpaduan antara
keiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu dapat
dilihat pada unsur-unsur fisiografi, sosial dan ekonomi, politik dan kultural yang
saling berinteraksi antara unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan
daerah-daerah lain. Sementara itu Sutardjo Kartohadikusumo menyatakan bahwa
desa adalah satu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pedesaan yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.

Dari pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa Bimbingan Konseling


Pedesaan adalah suatu proses pemberian atau layanan bantuan dari konselor ke
konseli yang mana konseli adalah sebuah anggota masyarakat pedesaan yang
memiliki derajat intimitas tinggi, dengan mengintegrasikan nilai, norma, serta adat
istiadat setempat agar tercapai tujuan bersama, yaitu keberhasilan dalam
pemecahan masalah dan terbentuknya kesejahteraan pribadi maupun masyarakat
pedesaan tersebut.

3. Definisi Masyarakat Pedesaan


Masyarakat pedesaan dan pedesaan atau desa, dua kata yang mempunya arti
tersendiri. Untuk mendapatkan pengertian dari dua kata ini harus diartikan terlebih
dahulu kata perkata. Misalnya, Masyarakat pedesaan diartikan golongan besar atau
kecil yang terdiri dari beberapa manusia dengan atau karena sendirinya bertalian
secara golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain.Masyarakat pedesaan
dapat juga diartikan sebagai sekumpulan manusia yang saling berinteraksi. Dari
pemaparan diatas sudah di jelaskan bahwasanya masyarakat pedesaan pedesaan
adalah dua kata yang terpisah atau mempunyai arti tersendiri, untuk bisa mendapatkan
pengertian dari dua kata tersebut maka harus diartikan terlebih dahulu dari kata
perkatasehingga dari dua kata tersebut bisa di jadikan satu arti yang seperti di
harapkan.

Paul H. Landis seorang sarjana sosiologi perdesaan dari Amerika Serikat,


mengemukakan definisi tentang desa dengan cara membuat tiga pemilahan
berdasarkan pada tujuan analisis. Untuk tujuan analisis statistik, desa didefinisikan
sebagai suatu lingkungan yang penduduknya kurang dari 2500 orang. Untuk tujuan
analisa sosial psikologi, desa didefinisikan sebagai suatu lingkungan yang
penduduknya memiliki hubungan yang akrab dan serba informal di antara sesama
warganya. Sedangkan untuk tujuan analisa ekonomi, desa di definisikan sebagai suatu
lingkungan yang penduduknya tergantung kepada pertanian. Pandangan tentang kedua
kata diatas yaitu masyarakat pedesaan pedesaan atau desa dapat diartikan sebagai
masyarakat pedesaan yang memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat dan
sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan. Sebagian besar
warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Masyarakat pedesaan tersebut
homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
Dengan kata lain masyarakat pedesaan pedesaan identik dengan istilah gotong royong
yang merupakan kerja sama untuk mencapai kepentingan kepentingan mereka.

Menurut The Random House Dictionary (1968), village adalah: “a small


community or group of house in a rural area usually smaller than a town and
sometimes incorporated as a municipality” Definisi tersebut mengandung makna
bahwa yang dimaksud dengan masyarakat pedesaan kecil adalah masyarakat pedesaan
di daerah masyarakat pedesaanpedesaan. Masyarakat pedesaan kecil disebut juga rural
community yang diartikan sebagai masyarakat pedesaan yang anggota-anggotanya
hidup bersama di suatu lokalitas tertentu, yang seorang merasa dirinya bagian dari
kelompok, kehidupan mereka meliputi urusan-urusan yang merupakan tanggung
jawab bersama dan masing-masing merasa terikat pada norma-norma tertentu yang
mereka taati bersama.

4. Pengertian Komunitas Pedesaan


Komunitas pedesaan merupakan sekumpulan orang-orang dalam jumlah yang
banyak membentuk kelompok sosial yang saling bekerjasama untuk mencapai
kepentingan dan tujuan bersama. Komunitas masyarakat pedesaan di antaranya :

1. Komunitas Petani
Salah satu ciri komunitas yaitu kumpulan orang-orang yang memiliki latar
belakang pekerjaan yang sama. Adapun komunitas petani merupakan komunitas yang
beranggotakan sekumpulan petani yang terikat atas dasar kesamaan kepentingan dan
keserasian dalam usaha di bidang pertanian untuk mengatasi masalah dalam pertanian
yang muncul pada kegiatan pertanian.Komunitas petani banyak kita temukan di
pedesaan, sebab pedesaan memiliki kebun dan sawah yang luas sehingga mayoritas
pekerjaan masyarakat adalah petani, hal inilah yang melatar belakangi munculnya
komunitas petani.

2. Komunitas Peternak
Selain komunitas petani, umumnya masyarakat pedesaan terdapat komunitas
peternak juga. Apalagi peternak dan petani merupakan pekerjaan yang mayoritas
berada di desa.Sama halnya dengan komunitas pertanian, komunitas peternak juga
beranggotakan orang-orang yang berprofesi sebagai peternak, dengan bergabung ke
komunitas ini para peternak akan terbantu mengatasi permasalahan peternakan.

Pengertian desa menurut kamus Poerwadarminta (1976) adalah: “sekelompok


rumah di luar kota yang merupakan kesatuan, kampung (di luar kota); dusun;… 2
dusun atau udik (dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan dari kota);….”.Desa
menurut kamus tersebut terutama dalam arti fisik. Lain lagi dengan istilah desa dalam
rembug desa, yang berarti fisik, masyarakat pedesaan dan pemerintahannya. Istilah
lain yang memiliki pengertian hampir sama adalah village.

Pengertian masyarakat pedesaan menurut para ahli sbb:

a. Sutardjo kartodikusuma
“Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat pemerintahan tersendiri.”

b. Bintaro
“Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, politik dan
kultur yang terdapt di tempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.”

c. Paul H. Landis
Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri-ciri sbb:
1). Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan
jiwa.
2). Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
3). Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan alam, sedangkan pekerjaan yang
bukan agraris adalah bersifat sambilan.

5. Fungsi Masyarakat Pedesaan


Desa itu sendiri juga memiliki fungsi. Berikut ini beberapa fungsi dari desa.

 Desa memiliki fungsi sebagai pemasok sumber daya untuk memenuhi


kebutuhan pokok.
 Desa berfungsi sebagai mitra pembangunan kota.
 Masyarakat desa berfungsi sebagai sumber tenaga kerja di daerah
perkotaan

Selain Fungsi di atas ada fungsi lain diantaranya:
 Sebagai Hinter land atau daerah dukung berfungsi sebagai daerah
pemberi bahan
makanan pokok
 Ditinjau dari segi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah
(raw
Material)
 Ditinjau dari mata pencahariannya, desa dapat merupakan desa agraris,
desa
industri, desa nelayan dan lain sebagainya
6. Ciri-Ciri Masyrakat Pedesaan
Ciri-ciri masyarakat desa menurut beberapa ahli:

 Menurut Talcott Person

a) Afektivitas
ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan
kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan
simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.

b) Orientasi kolektif
sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan
kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda
pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.

c) Partikularisme
pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan
khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan
kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.
(lawannya Universalisme).

d) Askripsi
yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang
sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawannya prestasi).

e) Kekaburan (diffuseness)
Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa
ketegasan yang dinyatakan eksplisit (tidak to the point).Masyarakat desa
menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu.Dari uraian tersebut
(pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni
masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

 Menurut Paul H Landis


 Umumnya mereka curiga terhadap orang luar yang masuk
 Para orang tua umumnya otoriter terhadap anaknya
 Cara berfikir dan sikapnya konservatif dan statis
 Mereka amat toleran terhadap nilai budaya sendiri sehingga kurang
toleran budaya lain
 Adanya sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif
 Memiliki sikap udik dan isolatifi serta kurang komunikatif dengan
kelompok social diatasnya

 Menurut Soerjono Soekanto


 Kehidupan masyarakat sangat erat dengan alam
 Kehidupan petani sangat bergantung pada musim
 Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja
 Stuktur perekonomian bersifat agraris
 Hubungan antar anggota masyarakat desa berdasarkan ikatan keluarga
 Perkembangan sosial relatif lambat
 Kontrol sosial ditentukan oleh moral dan hukum informal
Norma agama dan adat istiadat masih kuat

 Kesimpulan dari ciri-ciri masyarakat desa:


1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara
ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap
kebiasaan.
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang
sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam,
kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah
bersifat sambilan.
4. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai
hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan
masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
5. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar
kekeluargaan.
6. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
7. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian,
agama, adat istiadat, dan sebagainya.

Masyarakat pedesaan desa selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup


bermasyarakat pedesaan, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka.
Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada
kehidupan masyarakat pedesaan desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya
perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang
sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Berikut ini disampaikan
sejumlah karakteristik masyarakat pedesaan desa, yang terkait dengan etika dan
budaya mereka, yang bersifat umum yang selama ini masih sering ditemui.
Setidaknya, ini menjadi salah satu wacana bagi kita yang akan bersama-sama hidup di
lingkungan pedesaan.
1. Sederhana
Sebagian besar masyarakat pedesaan desa hidup dalam kesederhanaan.
Kesederhanaan ini terjadi karena dua hal: 1) Secara ekonomi memang tidak
mampu. 2) Secara budaya memang tidak senang menyombongkan diri.

2. Mudah curiga
Secara umum, masyarakat pedesaan desa akan menaruh curiga pada: 1) Hal-hal
baru di luar dirinya yang belum dipahaminya. 2) Seseorang/sekelompok yang
bagi komunitas mereka dianggap “asing”

3. Menjunjung tinggi “unggah-ungguh”


Sebagai “orang Timur”, orang desa sangat menjunjung tinggi kesopanan atau
“unggah-ungguh” apabila: 1) Bertemu dengan tetangga. 2)Berhadapan dengan
pejabat. 3) Berhadapan dengan orang yang lebih tua/dituakan. 3) Berhadapan
dengan orang yang lebih mampu secara ekonomi. 4) Berhadapan dengan orang
yang tinggi tingkat pendidikannya

4. Guyub, kekeluargaan
Sudah menjadi karakteristik khas bagi masyarakat pedesaan desa bahwa suasana
kekeluargaan dan persaudaraan telah “mendarah-daging” dalam hati sanubari
mereka.

5. Lugas
“Berbicara apa adanya”, itulah ciri khas lain yang dimiliki masyarakat pedesaan
desa. Mereka tidak peduli apakah ucapannya menyakitkan atau tidak bagi orang
lain karena memang mereka tidak berencana untuk menyakiti orang lain.
Kejujuran, itulah yang mereka miliki.

6. Tertutup dalam hal keuangan


Biasanya masyarakat pedesaan desa akan menutup diri manakala ada orang
yang bertanya tentang sisi kemampuan ekonomi keluarga. Apalagi jika orang
tersebut belum begitu dikenalnya. Katakanlah, mahamasyarakat pedesaan yang
sedang melakukan tugas penelitian survei pasti akan sulit mendapatkan
informasi tentang jumlah pendapatan dan pengeluaran mereka.

7. Perasaan “minder” terhadap orang kota


Satu fenomena yang ditampakkan oleh masayarakat desa, baik secara langsung
ataupun tidak langsung ketika bertemu/bergaul dengan orang kota adalah
perasaan mindernya yang cukup besar. Biasanya mereka cenderung untuk
diam/tidak banyak omong.

8. Menghargai (“ngajeni”) orang lain


Masyarakat pedesaan desa benar-benar memperhitungkan kebaikan orang lain
yang pernah diterimanya sebagai “patokan” untuk membalas budi sebesar-
besarnya. Balas budi ini tidak selalu dalam wujud material tetapi juga dalam
bentuk penghargaan sosial atau dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan
“ngajeni”.

9. Jika diberi janji, akan selalu diingat


Bagi masyarakat pedesaan desa, janji yang pernah diucapkan
seseorang/komunitas tertentu akan sangat diingat oleh mereka terlebih berkaitan
dengan kebutuhan mereka. Hal ini didasari oleh pengalaman/trauma yang
selama ini sering mereka alami, khususnya terhadap janji-janji terkait dengan
program pembangunan di daerahnya. Sebaliknya bila janji itu tidak ditepati,
bagi mereka akan menjadi “luka dalam” yang begitu membekas di hati dan sulit
menghapuskannya. Contoh kecil: mahamasyarakat pedesaan menjanjikan
pertemuan di Balai Desa jam 19.00. Dengan tepat waktu, mereka telah standby
namun mahamasyarakat pedesaan baru datang jam 20.00. Mereka akan sangat
kecewa dan selalu mengingat pengalaman itu.

10. Suka gotong-royong


Salah satu ciri khas masyarakat pedesaan desa yang dimiliki dihampir seluruh
kawasan Indonesia adalah gotong-royong atau kalau dalam masyarakat
pedesaanJawa lebih dikenal dengan istilah “sambatan”. Uniknya, tanpa harus
dimintai pertolongan, serta merta mereka akan “nyengkuyung” atau bahu-
membahu meringankan beban tetangganya yang sedang punya “gawe” atau
hajatan. Mereka tidak memperhitungkan kerugian materiil yang dikeluarkan
untuk membantu orang lain. Prinsip mereka: “rugi sathak, bathi sanak”. Yang
kurang lebih artinya: lebih baik kehilangan materi tetapi mendapat keuntungan
bertambah saudara.

11. Demokratis
Sejalan dengan adanya perubahan struktur organisasi di desa, pengambilan
keputusan terhadap suatu kegiatan pembangunan selalu dilakukan melalui
mekanisme musyawarah untuk mufakat. Dalam hal ini peran BPD (Badan
Perwakilan Desa) sangat penting dalam mengakomodasi pendapat/input dari
warga.

12. Religius
Masyarakat pedesaan pedesaan dikenal sangat religius. Artinya, dalam
keseharian mereka taat menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif, mereka
juga mengaktualisasi diri ke dalam kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan.
Misalnya: tahlilan, rajaban, Jumat Kliwonan, dll

Sedangkan cara beradaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung


tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling
menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih
mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau
individu.Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Desa-desa di Indonesia masih tergolong desa swadaya, swakarya,
swasembada dan desa pancasila namun demikian merupakan sumber
ekonomi penyedia
bahan pokok.
2. Untuk mengatur kehidupan masyarakat didesa, ada beberapa lembaga
seperti lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga politik, lembaga
ekonomi dan lembaga agama yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
pokok sandang, pangan, papan, kesehatan dan rohani.
3. Strategi pembangunan masyarakat desa dapat dilakukan dengan berbagai
metoda diantaranya strategi pembangunan gotong royong, strategi teknik
professional, strategi pembelotan kultural, strategi pembangunan pertanian,
strategi industrialisasi pedesaan, strategi pusat pertumbuhan, impress desa
tertinggal, menigkatkan sumber daya manusia dan selalu melaksanakan
penanggulangan kemiskinan
B. Saran
Sebagai manusia biasa kami tidak luput dari yang namanya kesalahan maka dari
itu kami mengharapkan dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling
Komunitas Pesisir Dan Pedesaan Yaitu Bapak Sumarlin, S.Pd, M.Pd serta teman-
teman khusunya Mahasiswa Bimbingan Konseling untuk membei saran atau
kritikan terkait makalah kami sehingga kami dapat memperbaiki apa yang menjadi
kesalahan kami dalam membuat makalah ini.
DAFTAR PUSAKA

https://mamikos.com/info/contoh-komunitas-masyarakat-pljr/
https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/IGI-MATERI-VII.-IBD-
MASYR.-KOTA-DAN-DESA-PERT.7.2020.docx
https://www.gramedia.com/literasi/desa/
Kurniawan, D. (2013, April). Karakteristik Masyarakat Pedesaan. Retrieved April 2022,
from denykurniawan87.
Salahudin, A. (2012). Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Susilawati, N. (2012). Sosiologi Pedesaan. Padang.

Anda mungkin juga menyukai