0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan12 halaman

Integrasi Islam Dan Ilmu Pengetahuan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 12

MAKALAH

INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dosen Pengampu: Dina Munawaroh, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Taufik Firmansyah (222223015)


2. Rika Nur Azizh (222223025)
3. Muhamad Daud Akbar (222223038)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas taufik dan hidayah-Nya bahwa
makalah “Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan” telah dapat kami selesaikan dengan baik.
Makalah ini kami susun berdasarkan bahan yang kami gunakan. Dalam rangka meningkatkan
proses belajar mandiri, kami sebagai mahasiswa dituntut untuk selalu kreatif dalam belajar
dan mengembangkan potensi diri.
Makalah ini merupakan bagian dari perangkat pembelajaran mata kuliah Islam, Ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dan sekaligus sebagai tugas kuliah. Makalah ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan.
Kami menyadari bahwa walaupun telah bekerja keras untuk menyusun makalah ini
namun tidak akan mungkin menjadi lebih baik tanpa masukan pihak lain. Untuk itu kami
mengharapkan kepada semua pihak agar memberikan masukan demi perbaikan makalah ini.

Kuningan, 18 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................1
D. Manfat Penulisan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3
A. Hakikat Ayat-ayat Allah...........................................................................................3
B. Pengertian Ayat Qauliyah dan Qauniyah.................................................................4
C. Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah dan Qauniyah...........................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemikiran tentang integrasi atau islamisasi ilmu pengetahuan dewasa ini yang
dilakukan oleh kalanggan intelektual muslim, tidak lepas dari kesadaran beragama
secara totalitas ditengah ramainya dunia global yang sarat dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan sebuah konsep bahwa umat islam akan maju
dapat menyusul orang–orang barat apabila mampu mentransformasikan dan menyerap
secara aktual terhadap ilmu pengetahuan dalam rangka memahami wahyu, atau
mampu memahami wahyu dalam mengembangakan ilmu pengetahuan.
Proses islami ilmu pengetahuan tidak lain adalah proses pengembalian atau
pemurnian ilmu pengetahuan yang ada kepada konsep yang hakiki yaitu tauhid,
kesatuan makna kebenaran dan kesatuan sumber.
Di pandang dari sisi aksiologis (tujuan) ilmu dan teknologi harus memberi
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia. Artinya ilmu dan teknologi
menjadi instrumen penting dalam setiap proses pembangunan sebagai usaha untuk
mewujudkan kemaslahatan umat. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dan teknologi
haruslah memberikan manfaat sebesar besarnya bagi kehidupan manusia.
Untuk mencapai sasaran tersebut, maka diperlukan suatu upaya
mengintegrasikan ilmu – ilmu umum, sehingga akan tercapailah kemajuan yang
seimbang antara kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknoloogi dengan
kemajuan dalam bidang ilmu agama, moral, dan etika.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana integrasi dalam Islam?
2. Bagaimana pengetahuan dalam Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui integrasi Islam dan ilmu pengetahuan.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui integrasi dalam Islam.
1
b) Untuk mengetahui pengetahuan dalam Islam.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Masyarakat
Untuk memberikan wawasan dan mempermudah menjelaskan kepada masyarakat
dalam memahami interasi dalam islam dan ilmu pengetahuan
2. Bagi Rumah Sakit
Untuk menambah pengetahuan yang luas tentang integrasi didalam islam dan ilmu
pengetahuan didalam islam
3. Bagi Insitusi
Untuk memberikan informasi atau wawasan tentang integrasi didalam islam dan
ilmu pengetahuan serta metoda pembelajaran institusi islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Ayat – ayat Allah SWT


Bagi orang Islam, pengetahuan bukan merupakan tindakan atau pikiran yang
terpencil dan abstrak, melainkan merupakan bagian yang paling dasar dari
kemaujudan dan pandangan dunianya (world-view). Oleh sebab itu tidaklah
mengherankan jika ilmu memiliki arti yang demikian penting bagi kaum muslimin
pada masa awalnya, sehingga tidak terhitung banyaknya pemikir Islam yang larut
dalam upaya mengungkap konsep ini. Konseptualisasi ilmu yang mereka lakukan
nampak dalam upaya mendefinisikan ilmu yang tiada habis-habisnya, dengan
kepercayaan bahwa ilmu tak lebih dari perwujudan memahami tanda-tanda kekuasaan
Tuhan, seperti juga membangun sebuah peradaban yang membutuhkan suatu
pencarian pengetahuan yang komperehensif. Sebagaimana kata Rosentall, sebuah
peradaban Muslim tanpa hal itu tak akan terbayangkan oleh orang-orang Islam abad
pertengahan sendiri, lebih-lebih pada masa sebelumnya (Anees, 1991:73).
Masyarakat dizaman sekarang memahami Al-Qur’an sama sekali berbeda
dengan tujuan yang sebenarnya dari diturunkannya Al-Qur’an. Secara umum, orang
yang beragama Islam kadang kurang mengetahui isi didalam Al-Qur’an. Sebagian
diantara mereka seringkali menggantungkan Al-Qur’an yang dibungkus dengan
sampul yang bagus pada dinding kemudian dipajang dan orang-orang sesekali
membacanya.
Didalam ayat-ayat Al-Qur’an menyatakan bahwa tujuan diwahyukan Al-
Qur’an pada Nabi Muhammad SAW adalah untuk mengajarkan hal yang baik serta
menyempurnakan ajaran Allah SWT. Selain hal tersebut Al-Qur’an mengajak
manusia agar berfikir dan merenung. Hal ini terdapat pada Q.S Surah Ibrahim : 52
‫َٰه َذ ا َباَل ٌغ ِللَّناِس َو ِلُيْنَذ ُروا ِبِه َو ِلَيْع َلُم وا َأَّنَم ا ُهَو ِإَٰل ٌه َو اِح ٌد َو ِلَيَّذ َّك َر ُأوُلو اَأْلْلَباِب‬

Artinya : “Al Qur’an ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya
mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya
Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil
pelajar”.

3
Dalam Al-Qur’an, Allah mengajak manusia untuk tidak mengikuti secara buta
kepercayaan dan norma-norma di masyarakat yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an.
Akan tetapi, memikirkan terlebih dahulu menghilangkan segala bentuk prasangka
tidak baik,hal-hal yang tabu sehingga mampu mengikat mereka.
Manusia harus memikirkan bagaimana manusia ada tercipta,tujuan hidup
dibumi,meninggal dan hari setelah kematian. Hendaknya senantiasa mengingat Tuhan
mempertanyakan bagaimana dirinya dan alam semesta menjadi ada. Dengan berfikir
menggunakan akal dan nurani yang murni terbebas dari ikatan sosial,ideologis, dan
psikologis manusia akan merasakan bahwa seluruh alam semesta termasuk dirinya
telah diciptakan oleh Allah sehingga akan berfikir bahwa hanya Allah yang maha
sempurna.
Al-Qur’an didalamnya terdapat petunjuk kepada manusia agar merenungkan
dan mengamati. Melalui renungan yang diajarkan didalam Al-Qur’an manusia
memiliki keimanan kepada Allah akan merasakan secara lebih baik kesempurnaan-
Nya,hakmah abadi,ilmu dan kekuasaan Allah dalam ciptaan-Nya.
Didalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat Allah didalamnya terdiri atas segala
sesuatu dialam semesta yang memperlihatkan dan mengkomunikasikan keberadaan
dan sifat-sifat Allah. Manusia dapat mengamati senantiasa ingat akan hal ini
memahami bahwa seluruh jagad raya hanya tersusun atas ayat-ayat Allah. Hendaklah
manusia mengingat tanda-tanda kebesaran Allah.

B. Pengertian Ayat Qauliyah dan Qauniyah


Ayat–ayat qauliyah adalah ayat–ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di
dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek, termasuk tentang cara
mengenal Allah swt..
Allah swt menurunkan ayat–ayat (tanda kekuasaan)-Nya melalui 2 jalur
formal yaitu ayat qauliyah dan jalur non formal yaitu ayat qauniyah. Ayat qauliyah
adalah kalam Allah swt. (Al-Qur’an) yang diturunkan secara formal kepada Nabi
Muhammad SAW. Sedangkan ayat qauniyah adalah fenomena alam, jalurnya tidak
formal dan manusia mengeksplorasi sendiri, Al-Qur’an Al-Karim yang terdiri dari
6.236 ayat itu, menguraikan berbagai persoalan hidup dan kehidupan, antara lain
menyangkut alam raya dan fenomenanya. Uraian-uraian sekitar persoalan sering
disebut ayat-ayat qauniyah. Tidak kurang dari 750 ayat yang secara tegas

4
menguraikan hal-hal diatas, jumlah ini tidak termaksud ayat-ayat yang
menyinggungnya secara tersirat.
Ayat qauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud disekeliling yang diciptakan
oleh Allah swt.. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa, dan
sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini hanya mampu
dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan peraturan-Nya yang unik, maka ia
menjadi tanda kehebatan dan keagungan Penciptanya.

C. Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah dan Qauniyah


Secara garis besar, Allah menciptakan ayat dalam dan jalan keduanya saling
menegakkan dan saling terkait satu sama lainnya. Hal ini membuktikan bahwa
kemampuan manusia untuk memaham keduannya adalah keniscayaan. Allah tidak
hanya memberikan perintah untuk sekedar memahami ayat-ayat Allah berupa
Qauliyah, tetapi juga untuk melihat fenomena alam ini.
Alam adalah ayat Allah swt. yang tidak tertuang dalam bentuk perkataan Allah
untuk dibaca dan dihafal. Tetapi alam adalah ayat Allah swt. yang semestinya
dieksplore dan digali sedalam-dalamnya untuk semakin manusia mendekatkan diri
pada kemahakuasaan Allah swt..
Berangkat dari kesadaran tentang realitas atas tangkapan indra dan hati, yang
kemudian diproses oleh akal untuk menentukan sikap mana yang benar dan mana
yang salah terhadap suatu objek atau realitas. Cara seperti itu bisa disebut sebagai
proses rasionalitas dalam ilmu. Sedangkan proses rasionlitas itu mampu
mengantarkan seseorang untuk memahami metarsional sehingga muncul suatu
kesadaran baru tentang realitas metafisika, yakni apa yang terjadi di balik objek
rasional yang bersifat fisik itu. Kesadaran ini yang disebut sebagai transendensi.
Firman Allah (QS. Al – Imran : 191)
Artinya : (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah swt. sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata) : “Ya Tuhan kami, tiadala Engkau menciptakan ini dengan sia-
sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka.”
Dalam pandangan seorang muslim ayat qauliyah akan memberikan petunjuk /
isyarat bagi kebenaran ayat qauniyah, misalnya ayat An-Nur (24):43 mengisyaratkan
terjadinya hujan, surat Al-Mukminun (22):12-14 mengisyaratkan tentang
keseimbangan dan kestabilan pada sistem tata surya, surat Al-Ankabut (29):20
5
mengisyaratkan adanya evolusi pada penciptaan makhluk dibumi, surat Az-Zumar
(39):5 dan surat An-Naml (27):28 mengisyaratkan adanya rotasi bumi dan bulatnya
bumi, sebaliknya ayat qauniyah akan menjadi bukti (Al-Burhan) bagi kebenaran ayat
qauliyah (lihat surat Al-Fushshilat 41: ayat 53).
1. Ayat / Fenomena Qauniyah
Dari hasil observasi dan penelitian yang berulang-ulang bahwa “siklus hidrologi”
atau siklusi air (hydrologi cycle) dapat dijelaskan sebagai berikut :
Siklus hidrologi adalah siklusi air yang terjadi akibat radiasi atau panas
matahari, sehingga air yang dilaut, sungai, dan juga air pada tumbuh-tumbuhan
mengalami penguapan ke udara (transpiration), sehingga dikenal sebagai
evapotranspiration, lalu uap air tersebut pada ketinggian tertentu menjadi dingin
dan terkondensasi menjadi awan. Akibat angin, berkumpulan awan dengan
ukuran tertentu dan terbuat awan hujan, karena pengaruh berat dan gravitasi
kemudianterjadilah hujan (presipitation).
Beberapa air hujan bisa mengalir diatas permukaan . Tanah sebagai aliran
limpasan (overland flow) dan ada yang terserap ke dalam tanah (infiltration).
Aliran limpasan selanjutnya dapat mengisi tampungan-cekungan (depresion-
storage). Apabila tampungan ini telah terpenuhi, ai akan menjadi limpasan
permukaan (surface runoff) yang selanjutna mengalir ke laut. Sedangkan air yang
terinfiltrasi, bisa keadaan formasi geologi memungkinkan, sebagian dapat
mengalir literasi dilapisan tidak kenyang air sebgai aliran antara (subsurface
flow / interflow).
Sebagian yang lain mengair vertikal yang disebut dengan perkolasi
(percolation) yang akan mencapai lapisan kenyang air (saturated zone / aquifer).
Air dalam aquifer akan mengalir sebagai air tanah (grownwater flow / base flow)
kesungai atau ketampungan dalam (deep storage). Siklus hidrologi ini terjadi
terus menerus atau berulang – ulang dan tidak terputus.
2. Ayat / fenomena Qauliyah
Pada penjelasan fenomena quniyah, dapat kita tarik kesimpulan bahwa “siklus
hidrologi” memiliki 4 macam proses yang saling menguatkan, yaitu :
a. Hujan / presipitasi
b. Penguapan / evaporasi
c. Infiltrasi dan perkolasi (peresapan)

6
d. Lipahan permukaan (surface runoff) dan limpahan air tanah (subsurface
runoff)

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa manusia dari tahun ke tahun ilmu pengetahuan terus
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dari tahapan yang paling mitis,
pemikiran manusia terus berkembang hingga sampai pada pemikiran yang supra
rasional.
Dari hal tersebut hendaklah manusia yang diberikan akal pikiran paling
sempurna dibanding makhluk ciptaan Allah yang paling baik mempergunakan akal
pikiran sebaik mungkin berfikir sehingga mampu menjadikan manusia yang lebih
baik sesuai dengan pedoman hidup yaitu Al-Qur’an.

B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat lebih paham bagaimana integrasi didalam islam dan pengetahuan
didalam islam

8
DAFTAR PUSTAKA

Mustopo, A. (2017). INTEGRASI AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN. Universitas


Siliwangi. Diunduh http://ejournal.fiaiunisi.ac.id pada Selasa, 24 September 2019
Pukul 12.42 WIB

www.academia.edu Diunduh pada Selasa, 24 September 2019 Pukul 18.24

https://file.upi.edu Diumduh pada Rabu,25 September 2019 Pukul 18.24

Anda mungkin juga menyukai